Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
b. Di daerah taiga dan frost yang humid dan subhumid, pelapukan kimia
relatif lambat, sedangkan pelapukan fisik cepat.
c. Organisme
Semua makhluk hidup, baik selama masih hidup maupun setelah mati
mempunyai pengaruh dalam pembentukan tanah. Di antara makhluk hidup yang
paling berperan dalam pembentukan tanah adalah vegetasi, karena vegetasi
mempunyai kedudukan yang tetap dalam waktu yang lama, berbeda dengan
manusia dan binatang yang selalu bergerak atau berpindah tempat
Organisme hidup yang berupa hewan besar tidak begitu besar peranannya
dalam membentuk tanah. Organikme hidup berupa hewan yang paling berperan
dalam pembentukan tanah adalah mikro-organikme berupa bakteri pembusuk.
Mikro-organikme ini terutama berperan aktif dalam pembentukan tanah-tanah
organik. Mikro-organikme ini akan bekerja sangat efektif pada suhu berkisar
25ºC. Oleh karena itu di daerah tropis perkembangan tanah organik lebih intensif
dibandingkan dengan di daerah sedang atau daerah dingin.
c. Relief (topografi)
d. Waktu
2. Klasifikasi tanah
Sering kita temukan keadaan tanah di sekitar kita sangatlah beragam, yang kita
biasa lihat berdasarkan warna tanah misalnya ada tanah yang berwarna merah, hitam,
cokelat, kelabu dan dengan tekstur yang berbeda pula, ada beberapa tanah yang basah,
kering, berdebu dan lembab. Secara demikian secara tidak sadar sebenarnya kita
sendri sudah mengklasifikasikan walopun masih terkategori sangat sederhana.
Klasifikasi alami adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang
dimilikinya tanpa menghubungkan dengan tujuan penggunaan tanah tersebut.
Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik, kimia dan
mineralogy tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang selanjutnya dapat
digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah.
(Phase) : Tererosi
Horison penciri
Epipedon
Epipedon adalah horizon permukaan tetapi tidak sinonim dengan horizon A karena
dapat mencangkup sebagian atau seluruh horison B.
d. Sistem FAO/UNESCO
Sistem ini dibuat dalam rangka pembuatan peta tanah dunia 1: 5.000.000
oleh FAO/UNESCO. Pada pengkalsifikasian ini di ketegorikan menjadi 2 bagian.
Kategori pertama hampir sama dengan kategori subgroup sedangkan kategori
kedua mirip dengan subgroup dalam sistem taksonomi tanah. Untuk
pengkalsifikasian pada tanah, kriteria diambil dari horison-horison penciri dan
sebagian diambil dari sistem penamaan UNESCO sendiri. Sedangkan untuk
penamaan diambil dari nama-nama tanah yang digunakan di Eropa barat, Kanada,
Amerika Serikat (Luvisol dan Acrisol). Tujuannya adalah agar dapat diterima oleh
semua pihak.
Sistem klasifikasi tanah yang berasal dari Pusat Penelitian Tanah Bogor dan
telah banyak dikenal di Indonesia adalah sistem Dudal-Soepraptohardjo (1957).
Sistem ini mirip dengan sistem Amerika Serikat terdahulu (Baldwin, Kellog, dan
Throp, 1938; Thorp dan Smith, 1949) dengan beberapa modifikasi dan tambahan.
Dengan dikenalnya sistem FAO/UNESCO (1974) dan sistem Amerika Serikat
yang baru (Soil Taxosonomy, USDA, 1975), sistem tersebut telah ppuka
mengalami penyempurnaan. Perubahan tersebut terutama menyangkut definisi
jenis–jenis tanah (great group) dan macam tanah (subgroup). Dengan perubahan–
perubahan definisi tersebut maka disamping nama–nama tanah lama yang tetap
dipertahankan dikemukakanlah nama–nama baru yang kebanyakan mirip dengan
nama–nama tanah dari FAO/UNESCO, sedang sifat–sifat pembedanya digunakan
horison–horison penciri seperti yang dikemukakan oleh USDA dalam Soil
Taxosonomy (1975) ataupun oleh FAO/UNESCO dalam Soil Map of the World
(1974).