Anda di halaman 1dari 5

BAB III

FILUM PORIFERA

3.1 Pendahuluan

Ahli Botani masa lalu, mengelompokkan porifera ke dalam Kerajaan Plantae


karena bentuknya yang bercabang-cabang dan tidak mampu bergerak secara nyata.
Porifera baru dikelompokkan ke dalam Kingdom Animalia pada tahun 1765, setelah
dilakukan penelitian dan pengamatan arus air melalui oskulumnya yang bergerak. Filum
ini sering juga disebut dengan Spongia.
Porifera merupakan kelompok hewan yang terdiri dari banyak sel yang disebut
juga sebagai Metazoa. Hewan ini berbeda dengan kelompok hewan metasel lainnya,
dimana sel atau jaringan pada binatang ini tidak tersusun secara permanen, mereka
merupakan kelompok hewan metazoa yang sederhana atau masih pada tingkatan sel.
Semua kelompok hewan ini hidup secara menambatkan diri pada tempat
hidupnya atau secara sessile di laut. Mengambil makanan secara suspensi dalam rongga
tubuh dari aliran arus air yang membawa bahan makanan akibat gerakan flagellate,
dimana flagella-nya ini tumbuh pada sel yang disebut sebagai choanosyte yaitu sel serba
guna, spongia ini tidak mempunyai mulut
Binatang ini mempunyai jangka hidup yang sangat panjang, dimulai dari Zaman
Prakambrium sampai sekarang.

3.1.1 Tinjauan Materi

Porifera atau spongia atau hewan berpori adalah sebuah filum untuk hewan
multiseluler yang paling sederhana. Ciri-ciri morfologinya antara lain: tubuhnya
berpori, multiseluler, umumnya bertubuh asimetri, walaupun terkadang ada yang
memiliki simetri radial.
Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton.
Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan, sehingga porifera disebut juga
sebagai “pemakan cairan”. Habitat porifera umumnya di laut dangkal.

3.1.2 Sasaran Pembelajaran

 Praktikan dapat mengetahui ciri-ciri dan anatomi dari Filum Porifera

 Praktikan dapat mengetahui morfologi dan klasifikasi dari Filum Porifera


 Praktikan dapat mengidentifikasi fosil dari Filum Porifera

3.1.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain adalah :
1. Lembar kerja praktikum
2. Alat Tulis
3. Buku penuntun pratikum
4. Fosil filum Porifera
5. Lap kasar/lap halus
6. HCl 0,5 M

3.2 Filum Porifera

Ciri-ciri umum dari filum porifera antara lain adalah:


1. Bersifat multisel, ukurannya sangat bervariasi;
2. Tidak mempunyai mulut, tetapi berpori. Air masuk melalui kanal menuju suatu ruang
yang disebut spongocoel dan keluar melalui lubang besar yang disebut osculum;
3. Tubuh tidak mempunyai jaringan tipis yang permanen, pencernaan interselluler,
pembuangan dan pernafasan difusi;
4. Tidak mempunyai sistem syaraf;
5. Hidup secara sessile, berkembang biak seksual dan aseksual (berkuncup dan
membelah diri);
6. Hidup di air terutama di laut.

3.2.1 Bentuk Tubuh Filum Porifera

Bagian tubuh dari filum ini secara sederhana dapat digambarkan seperti vas atau
pot bunga dengan bagian atasnya yang terbuka dan menambatkan diri pada bagian
dasar.
Gambar 3.1 Bentuk Tubuh Filum Porifera

Keterangan :
a. Oskulum : saluran penyebaran air dari tubuh. Tempat air keluar dari spongocole.
b. Ostium : lubang kecil tempat masuknya air ke dalam tubuh.
c. spongocole: saluran yang terdapat di bagian tengah tubuh. Ruang kosong di dalam
kantong.
d. Holdfast : tempat tertambatnya tubuh porifera pada tempat hidupnya.

3.2.2 Klasifikasi Filum Porifera

Berdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan menjadi tiga


kelas, yaitu Calcarea, Hexactinellida, dan Demospongiae.

1. Kelas Calcarea

Rangka tubuh Calcarea tersusun dari kalsium karbonat. Umumnya, Calcarea


sangat kecil, hanya memiliki tinggi sekitar 3-4 inci. Calcarea umumnya ditemukan di
laut dangkal, tapi beberapa spesies dapat hidup di lingkungan laut pada kedalaman 4000
kaki. Kelas Calcarea terdiri dari 2 ordo, yaitu Ordo Homocoela dan Ordo Heterocoela.
Contohnya Sycon, Leucosolenia.
Gambar 3.2 Contoh fosil dari kelas Calcarea

2. Kelas Hexactinellida
Rangka tubuh kelas ini tersusun dari silika, terkadang disebut dengan spons
gelas. Umumnya mereka ditemukan hidup secara individu dengan bentuk silinder atau
seperti vas bunga, dan terkadang bercabang. Semua spons gelas hidup di laut dalam.
Kelas Hexactinellida terdiri dari 2 ordo, yaitu Ordo Lyssacina dan Ordo Dictyonina.
Contoh dari kelas ini adalah Pheronema sp., Euplectella sp.

Gambar 3.3 Contoh Fosil dari kelas Hexactinellida

3. Kelas Demospongia

Kelas ini merupakan yang paling umum dijumpai dikarenakan penyebaran


spesiesnya yang luas, hampir 90% dari filum Porifera berasal dari kelas ini.
Demospongia bertulang lunak karena tidak memiliki rangka. Ada beberapa yang
memiliki rangka yang tersusun dari silika. Kelas Demospongia terdiri dari 3 ordo, yaitu
Ordo Tertractinellida, Ordo Monaxonida, dan Ordo Keratosa. Contoh dari kelas ini
adalah Euspongia sp., Spongila sp., Callyspongia sp., Phyllospongia sp.
Gambar 3.4 Contoh Fosil dari Kelas Demospongia

4. Kelas Sclerospongea

Spons ini tersusun dari kalsium karbonat dan silika, termasuk dalam tipe spons
koral. Ada beberapa spsies modern seperti Sclerospongia sp., yang hanya djumpai di
India Barat.

Gambar 3.5 Contoh fosil dari kelas Sclerospongea

3.2.3 Manfaat Filum Porifera

Fosil ini penting untuk penentuan lingkungan sedimentasi batuan yang


mengandungnya. Contoh : Keratosa dan Calcarea dijumpai pada laut dangkal (kurang
dari 450 m).

Anda mungkin juga menyukai