Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam semesta ini kaya akan kandungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini,
unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dapat
dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Beberapa
unsur logam dan nonlogam dalam bentuk unsur maupun senyawa banyak dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam
meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun
sumber energi.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur-unsur
kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas,
senyawa, ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk
unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt),
emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun
unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam dan dalam bentuk senyawanya.
Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia
dan pengotornya. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak
bumi, sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di
lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda
yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur
bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan
manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan
kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia tidak terlepas dari sifat yang
dimiliki unsur-unsur tersebut.
Bagian ilmu kimia yang mempelajari unsur disebut kimia unsur. Untuk
mempermudah mempelajari kimia unsur, unsur-unsur di alam semesta dapat
dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu
golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Salah satunya adalah
golongan IA. Unsur-unsur golongan IA terdiri dari hidrogen (H), natrium (Na), kalium
(K), rubidium (Rb), cesium (Cs) dan fransium (Fr). Kecuali hidrogen semua unsur-unsur
dalam golongan ini lebih dikenal dengan istilah logam alkali. Unsur-unsur alkali banyak
2

terkandung di alam namun tidak dalam bentuk unsur murninya melainkan dalam bentuk
senyawanya karena unsur alkali memiliki sifat kereaktifan yang tinggi. Oleh karena ini
terdapat cara-cara yang harus dilakukan untuk memperoleh unsur murni dari unsur alkali
tersebut. Unsur alkali juga memiliki banyak manfaat, namun tidak terlepas juga unsur
alkali memiliki dampak-dampak negatif bagi kehidupan manusia Oleh karena itu,
melalui makalah ini kami berniat untuk mengetahui kimia unsur golongan alkali lebih
spesifik lagi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat kami ambil
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kelimpahan unsur-unsur golongan alkali di alam?
2. Bagaimana sifat fisika dan sifat kimia dari unsur-unsur golongan alkali?
3. Bagaimana cara ekstraksi unsur-unsur golongan alkali?
4. Bagaimana kegunaan dan dampak dari unsur-unsur golongan alkali?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui kelimpahan unsur-unsur golongan alkali di alam.
2. Unruk mengetahui sifat fisika dan sifat kimia dari unsur-unsur golongan alkali.
3. Untuk mengetahui cara ekstraksi unsur-unsur golongan alkali.
4. Untuk mengetahui kegunaan dan dampak dari unsur-unsur golongan alkali.
3

BAB II
PEMBAHASAN

Unsur alkali adalah unsur-unsur golongan IA dalam tabel unsur, yang terdiri dari
unsur Hidrogen (H), Li (Litium), Na (Natrium), K (Kalium), Rb (Rubidium), Cs (Cesium),
dan Fr (Fransium ). Selain unsur hidrogen, unsur-unsur dalam golongan IA merupakan unsur
logam, sehingga dalam makalah ini akan lebih memaparkan mengenai unsur logam dalam
golongan IA. Logam dari unsur-unsur alkali merupakan unsur logam yang lunak sehingga
mudah diiris dengan pisau. Disebut sebagai logam alkali karena oksida logam alkali
mudah larut dalam air dan menghasilkan larutan yang bersifat basa. Suatu zat yang bersifat
basa atau pH lebih dari 7,0 sering disebut sebagai zat alkalis. Sehingga unsur-unsur golongan
IA disebut dengan unsur alkali. Reaksi antara oksida logam alkali dengan air dapat dituliskan
sebagai berikut.
L2O(s) + H2O(l) → 2LOH(aq)
LOH(aq) → 2L+(aq) + 2OH-(aq)
2.1 Kelimpahan Unsur-unsur Golongan Alkali di Alam
Semua logam alkali sangat reaktif sehingga mudah bereaksi membentuk suatu
senyawa yang menyebabkan di alam tidak pernah diperoleh dalam keadaan bebas.
Senyawa-senyawa alkali yang paling banyak terdapat di alam adalah senyawa natrium
dan kalium sedangkan unsur alkali yang paling sedikit dijumpai adalah fransium, sebab
unsur ini bersifat radioaktif sehingga mudah berubah menjadi unsur lain. Adapun
kelimpahan unsur-unsur alkali di alam adalah sebagai berikut.
1. Litium
Unsur litium (Li) ditemukan oleh Arfvedson pada tahun 1817. Litium
merupakan unsur logam teringan, dengan berat jenis sekitar 50% dari berat jenis air.
Litium tidak ditemukan sebagai unsur tersendiri di alam, unsur ini selalu
terkombinasi dalam unit-unit kecil pada batu-batuan berapi dan pada sumber-sumber
mata air. Mineral-mineral yang mengandung litium yaitu lepidolite
(K2Li3Al4Si7O21(OH.F)3), spodumene (LiAlSi2O6), petalite (LiAlSi4O10), dan
amblygonite (LiNa.AlPO4.FOH). Total litium yang ada di air laut diperkirakan 230
juta ton dan unsur ini terdapat dalam konsentrasi yang relatif konstan yaitu 0,1-0,2
ppm sedangakan pada kulit bumi diperkirakan mengandung sekitar 0,0007 % massa
litium.
4

2. Natrium
Natrium (Na) ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada tahun 1807 di Inggris.
Natrium merupakan unsur terbanyak keempat di bumi, terkandung sekitar 2,6% di
kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur terbanyak dalam kelompok logam alkali.
Natrium terutama didapatkan pada air laut dalam bentuk garam NaCl yang terlarut.
Konsentrasi ion Na+ pada air laut adalah 0,47 molar. NaCl kita temui juga
dibeberapa daerah sebagai mineral pada halit (batu karang NaCl). Selain berupa
NaCl, natrium tersebar di kulit bumi sebagai natron (Na2CO3.10H2O), kriolit
(Na3AlF6), sendawa chili (NaNO3), albit (Na2).Al2O3.3SiO2) dan boraks
(Na2B4O7.1OH2).
3. Kalium
Kalium (K) ditemukan oleh Sir Humphrey Davy pada tahun 1807. Logam ini
merupakan logam ketujuh paling banyak di bumi dan terkandung sebanyak 2,4% di
dalam kerak bumi. Kebanyakan mineral kalium tidak terlarut dalam air. Kalium
terdapat dikulit bumi sebagai mineral silvit (KCl), karnalit (KCl.MgCl2.6H2O),
sendawa (KNO3), dan feldspar (K2O.Al2O3.3SiO2). Dalam tumbuh-tumbuhan,
kalium banyak terkandung sebagai garam oksalat dan tatrat.
4. Rubidium
Rubidium (Rb) ditemukan oleh Robert Bunsen dan Kirchoff pada tahun 1861.
Logam ini terdapat dalam mineral fosfat trifilit dan mineral lepidolit. Selain itu,
rubidium juga ditemukan pada mineral pollucite, leucite, dan zinnwaldite yang
terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk oksidanya.
5. Cesium
Cesium (Cs) ditemukan oleh Robert Bunsen dan Kirchoff pada tahun 1860.
Logam cesium ditemukan sebagian besar dari mineral pollucite, namun logam ini
juga dihasilkan melalui produk fisi yang diekstrak dari limbah yang dihasilkan oleh
reaktor nuklir.
6. Fransium
Fransium (Fr) ditemukan oleh Marguerite Perey pada tahun 1993. Unsur
fransium secara alami dapat ditemukan dalam mineral-mineral aktinium dan
uranium, kandungan elemen ini di kerak bumi mungkin hanya kurang dari satu ons.
Fransium juga merupakan elemen yang paling tidak stabil di antara 101 unsur
pertama di tabel periodik karena sifat dari unsur fransium ini bersifat radioaktif
sehingga mudah berubah menjadi unsur lainnya.
5

Secara umum, kelimpahan unsur-unsur alkali di alam dapat digambarkan dalam


tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Kelimpahan Unsur Alkali di Alam
Unsur Jumlah di Kerak Bumi Keberadaan di Alam
Litium 0,0007% Dalam spoduneme (LiAlSi2O6)
Dalam garam batu NaCl, natron
(Na2CO3.10H2O), kriolit (Na3AlF6), sendawa
Natrium 2,6%
chili (NaNO3), albit (Na2).Al2O3.3SiO2) dan
boraks (Na2B4O7.1OH2)
Dalam mineral silvit (KCl), karnalit
Kalium 2,4% (KCl.MgCl2.6H2O), sendawa (KNO3), dan
feldspar (K2O.Al2O3.3SiO2)
Dalam mineral fosfat trifilit dan mineral
Rubidium 0,0078%
lepidolit
Cesium 0,0003% Dalam mineral pollucite (Cs4Al4Si9O26)
Fransium Sangat sedikit Berasal dari peluruhan aktinium atau uranium

2.2 Sifat Fisika dan Kimia Unsur-unsur Golongan Alkali


2.2.1 Sifat Fisika Unsur Alkali
Logam alkali merupakan logam yang sangat reaktif. Hal ini di dukung oleh
beberapa faktor yaitu sebagai berikut.
1. Konfigurasi elektron valensi logam alkali adalah ns1. Apabila melepaskan
sebuah elektron membentuk ion + 1, akan didapat konfigurasi elektron yang
stabil (seperti gas mulia).
2. Energi ionisasi yang relative rendah mengakibatkan logam alkali akan sangat
mudah melepaskan elektron valensinya untuk membentuk ion +1.
3. Potensial elektrodenya yang rendah menunjukkan bahwa logam alkali adalah
reduktor yang sangat kuat.
Sifat-sifat fisika dari unsur golongan alkali ini dapat mempengaruhi
kereaktifan dari unsur tersebut seperti beberapa faktor yang telah dijelaskan di atas.
Berikut merupakan sifat-sifat fisika yang dimiliki oleh unsur-unsur golongan alkali
seperti yang tertera pada tabel 2.
6

Tabel 2. Sifat-sifat fisika logam alkali


Sifat-Sifat Umum Li Na K Rb Cs
Nomor atom 3 11 19 37 55
Konfigurasi electron [He] 2s1 [Ne] 3s1 [Ar] 4s1 [Kr] 5s1 [Xe] 6s1
Titik leleh (oC) 181 98 63 39 29
Titik beku (oC) 1.342 883 760 686 669
Jari-jari atom (Ao) 1,34 1,54 4,3 4,2 4,9
Jari-jari ion (Ao) 0,60 0,95 1,33 1,48 1,69
Energi ionisasi 520 495 418 403 374
pertama (kJ/mol)
Energi ionisasi kedua 7.298 4.563 3.051 2.632 2.420
(kJ/mol)
Keelektronegatifan 0,98 0,93 0,82 0,82 0,79
Potensial elektrode -3,04 -2,71 -2,93 -2,99 -3,02
(volt)
M+(aq) + e  M
Massa jenis (g/ml) 0,63 0,97 0,86 1,53 1,95

Tabel 2 tersebut menunjukkan adanya kecenderungan perubahan sifat unsur –


unsur logam alkali sebagai berikut.
1. Titik leleh dan titik didih relatif rendah
Tititk leleh dan tititk didih logam alkali relatif rendah. Dari Li ke Cs titik leleh
dan titik didihnya semakin rendah. Hal ini terkait dengan struktur logam alkali
yang membentuk Kristal logam yang renggang.
2. Energi ionisasi yang rendah
Logam alkali memiliki jari-jari paling panjang di banding unsur lain yang
seperiode dan hanya mempunyai sebuah elektron pada kulit terluar dengan
muatan inti yang kecil. Hal ini menyebabkan rendahnya energi ionisasi dari
logam alkali. Dari Li ke Cs energy ionisasinya semakin kecil karena jari-jari
atomnya semakin panjang. Perbedaan energy ionisasi pertama dan kedua yang
sangat besar menunjukkan bahwa logam alkali stabil dalam keadaan sebagai
senyawa dengan bilangan oksidasi +1. Sehingga unsur alkali akan mudah
melepaskan satu elektron untuk membentuk ion +1. Oleh karena sifat tersebut,
unsur-unsur alkali menjadi unsur yang sangat reaktif karena unsur yang mudah
7

untuk membentuk ion +1 merupakan unsur yang sangat reaktif dan mudah
membentuk suatu senyawa.
3. Potensial elektrode rendah
Nilai potensial electrode yang rendah menunjukkan bahwa logam alkali
merupakan reduktor kuat. Logam alkali yang daya reduksinya paling kuat
adalah litium, tetapi secara keseluruhan mempunyai kecenderungan semakin
kuat dari Na ke Cs.
4. Massa jenis yang rendah
Dilihat dari massa jenisnya, logam alkali merupakan logam yang ringan.
Logam Li, Na, dan K mempunyai massa jenis kurang dari 1g/mL. Artinya,
logam alkali akan terapung di permukaan air.
2.2.2 Sifat Kimia Unsur Alkali
Kereaktifan logam alkali ditunjukkan oleh reaksi-reaksinya dengan beberapa
unsur nonlogam, dimana sesuai dengan sifat fisika unsur alkali yang mempunyai
jari-jari besar dan energy ionisasi yang rendah menyebabkan unsur alkali menjadi
unsur yang sangat reaktif karena mudah membentuk ion +1. Kereaktifan unusr
alkali meningkat dari atas ke bawah atau dari litium ke fransium. Logam alkali
dapat bereaksi dengan gas hydrogen membentuk hidrida yang berikatan ion,
dimana bilangan oksidasi hydrogen adalah –1 dan bilangan oksidasi logam alkali
adalah +1.
Logam alkali dapat bereaksi dengan oksigen membentuk oksida dan beberapa
diantaranya dapat membentuk peroksida bahkan superoksida. Litium juga dapat
bereaksi dengan gas nitrogen pada suhu kamar membentuk litium nitride (Li 3N).
Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam air.
Beberapa reaksi logam alkali dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Reaksi dengan Air
Logam alkali bereaksi dengan air membentuk basa dan gas hydrogen. Reaksi
bersifat sangat eksoterm.
2L(s) + 2H2O(l)  2LOH(aq) + H2(q)
2. Reaksi dengan Hidrogen
Logam alkali dapat bereaksi dengan gas hydrogen membentuk hibrida (suatu
senyawa ion yang hidrogennya mempunyai bilangan oksidasi -1)
2L(s) + H2(g)  2LH(s)
8

3. Reaksi dengan Oksigen


Logam alkali bereaksi dengan oksigen membentuk oksida, peroksida, atau
superperoksida.
4L(s) + O2(g)  2L2O(s)
Dengan oksigen berlebihan kalium, rubidium, dan cesium dapat membentuk
superperoksida.
L(s) + O2(g)  LO2(s)
4. Reaksi dengan Halogen
Logam alkali bereaksi dengan halogen membentuk garam halida.
2L(s) + X2(g)  2LX(s)
5. Reaksi Nyala Logam Alkali
Unsur-unsur logam dapat dieksitasikan dengan memanaskan/membakar
senyawa pada nyala api. Warna nyala unsur-unsur alkali adalah Li (merah), Na
(kuning), K (ungu), Rb (merah), dan Cs (biru).

Gambar 1. Warna Nyala Unsur-unsur Alkali


2.3 Ekstraksi Unsur Golongan Alkali
Logam alkali dapat diekstraksi (dipisahkan) dari senyawanya dengan cara
elektrolisis lelehan garam kloridanya. Hal ini disebabkan oleh daya reduksi logam alkali
yang sangat kuat sehingga reduktor yang mampu mereduksi ion alkali dari senyawanya
sukar didapatkan.
Elektrolisis larutan garam tidak menghasilkan logam alkali, sebab potensial
reduksinya lebih rendah daripada potensial reduksi air sehingga pada elektrolisis larutan
garam alkali, yang akan terreduksi adalah air yang merupakan pelarutnya. Cara-cara
mengekstraksi unsur-unsur alkali adalah sebagai berikut.
1. Litium
Litium diproduksi dengan cara elektrolisis dari lelehan LiCl dengan electrode
dari baja dan grafit. Lelehan LiCl ditambah CaCl2 untuk menurunkan titik lelehnya
ketika dielektrolisis dalam ruang yang berisi gas argon. Hal ini bertujuan agar di
9

dalam ruang tidak terdapat oksigen atau nitrogen. Sebab, Li bereaksi dengan oksigen
membentuk Li2O dan juga dapat bereaksi dengan nitrogen membentuk Li3N.
Adapun reaksi elektrolisis yang terjadi adalah adalah sebagai berikut.
Peleburan : LiCl(l) → Li+(l) + Cl-(l)
Anode : 2Cl-(l) → Cl2(g) + 2e-
Katode : 2Li+(l) + 2e → 2Li(l)
Reaksi sel : 2Li+(l) + 2Cl-(l) → 2Li(l) + Cl2(g)
2. Natrium
Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan menambahkan
CaCl2 menggunakan proses downs cell. Penambahan CaCl2 bertujuan menurunkan
titih leleh NaCl dari 801ºC menjadi 580 ºC. Proses ini dilakukan dalam sel silinder
meggunakan anoda dari grafit dan katoda dari besi atau tembaga. Selama proses
elektrolisis berlangsung, ion-ion Na+ bergerak menuju katoda kemudian mengendap
dan menempel pada katoda, sedangkan ion Cl‾ memebntuk gas Cl2 pada anoda.
Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis natrium dari lelehan NaCl adalah
sebagai berikut.
Peleburan : NaCl(l) → Na+(l) + Cl‾(l)
Katoda : Na+(l) + e- → Na(l)
Anoda : 2Cl‾(l) → Cl2(g) + 2e-
Reaksi elektrolisis : Na+(l) + 2Cl‾(l) → Na(l) + Cl2(g)

Gambar 2. Proses Downs Cell


10

3. Kalium
Kalium diproduksi dengan mereaksikan uap natrium dengan lelehan garam
kloridanya. Oleh karena Li, K, dan Cs mudah menguap, maka ketiganya tidak dapat
dibuat dengan elektrolisis lelehan garamnya. Uap kalium yang terbentuk kemudian
didinginkan melalui kolom distilasi. Sehingga akan didapatkan bentuk murni dari
unsur kalium. Reaksi yang terjadi adalah sebaga berikut.
Na(g) + KCl(l) → NaCl(s) + K(g)
4. Rubidium
Rubidium tidak dapat di peroleh dengan proses elektrolosis karena logam-
logam yang terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan garam
yang di gunakan. Oleh sebab itu untuk memperoleh rubidium dilakukan melalui
metode reduksi. Proses yang di lakukan untuk memperoleh logam ini yaitu dengan
mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium.
Na(g) + RbCl(l) → Rb(g) + NaCl(s)
Dari reaksi di atas rubidium dalam bentuk gas akan dialirkan keluar. Gas yang
keluar kemudian di padatkan dengan menurunkan tekanan atau suhu sehingga
terbentuk padatan logam rubidium. Karena jumlah produk berkurang maka reaksi
akan bergeser ke arah produk. Demikian seterusnya hingga semua logam rubidium
habis bereaksi.
5. Cesium
Cesium dapat diektraksi dengan menggunakan metode reduksi sama seperti
unsur rubidium. Logam cesium dibuat dengan mereduksi lelehan senyawa CsCl
menurut reaksi sebagai berikut.
Na(g) + CsCl(l) → Cs(g) + NaCl(s)
Dalam laboratorium cesium juga dapat dibuat melalui proses elektrolisis
ekstrak mineral dalam bentuk sianida atau melalui pemanasan hidroksida atau
karbonat magnesium atau aluminium. Unsur ini juga dapat diisolasi dengan cara
elektrolisis fusi sianida dan dengan beberapa metoda lainnya.
6. Fransium
Karena sifat unsur fransium yang radioaktif, maka unsur fransium akan sulit
untuk diekstraksi atau diperoleh dalam bentuk unsur murninya. Walaupun demikian,
untuk dapat mengekstraksi unsur fransium masih dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik radiokimia atau peluruhan unsur radioaktif aktinium dan
uranium.
11

2.4 Kegunaan dan Dampak Golongan Alkali


2.4.1 Kegunaan Golongan Alkali
Unsur-unsur alkali memiliki manfaat secara langsung bagi kehidupan manusia
dan juga biasanya digunakan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Berikut
adalah manfaat dari unsur-unsur alkali.
1. Litium
Litium biasa dipakai dalam kimia organik untuk membuat reagen berbasis
orgonolitium dan juga alloy litium merupakan bahan dalam pembuatan
pesawat terbang.
2. Natrium
Logam natrium dimanfaatkan untuk ekstraksi logam-logam lain yang lebih
sedikit kelimpahannya di alam seperti rubidium, cesium, totium, tantalum, dan
titanium dengan cara mereduksi senyawanya menggunakan natrium. Selain itu,
natrium dimanfaatkan dalam produksi zat aditif bahan bakar minyak seperti
tetraetiltimbel (TEL) yang disintesis dari alloy Na-Pb dengan etil klorida
menurut persamaan reaksi berikut.
3. Kalium
Unsur kalium sangat penting bagi tumbuhan. Tumbuhan membutuhkan garam-
garam kalium sebagai salah satu zat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
4. Rubidium
Rubidium dapat dimanfaatkan dalam teknologi kesehatan. Rubidium dapat
digunakan untuk mendeteksi tumor otak karena radioaktivitas yang kecil.
Selain itu, uap rubidium juga dimanfaatkan dalam pembuatan magnetometer
atom.
5. Cesium
Isotop radioaktif cesium dalam perangkat radiasi dimanfaatkan dalam bidang
medis untuk mengobati jenis kanker tertentu. Cesium juga digunakan dalam
jam atom, sel fotolistrik, dan sebagai katalis dalam hidrogenasi senyawa
organik tertentu.
6. Fransium
Karena fransium merupakan unsur yang tidak stabil dan sangat langka, maka
tidak ada penggunan secara komersil untuk fransium. Namun fransium juga
dapat dimanfaatkan untuk penelitian dibidang biologi dan struktur atom.
12

Unsur-unsur alkali merupakan unsur yang sangat reaktif dan dapat bereaksi
dengan oksigen, hidrogen, halogen, dan air. Sama halnya dengan bentuk unsur
murninya, senyawa-senyawa alkali yang dihasilkan juga memiliki berbagai
kegunaan bagi kehidupan manusia. Adapun kegunaan senyawa alkali adalah
sebagai berikut.
1. Oksida
Oksida logam alkali mempunyai rumus umum M2O dan merupakan zat
padat putih yang sangat reaktif terhadap air dan karbon dioksida sehingga
biasa dimanfaatkan dalam industri kaca untuk pembuatan senyawa karbonat
seperti K2CO3 dan LiCO3.
M2O(s) + H2O(l) → 2MOH(aq)
M2O(s) + CO2(g) → MaCO3(s)
Selain membentuk senyawa oksida, beberapa logam alkali (Na dan K)
dapat membentuk peroksida (Na2O2, K2O2). Bahkan kalium dapat membentuk
superoksida (K2O2). Superoksida digunakan sebagai zat penghasil oksigen
pada tabung penyelam karena dapat terurai menghasilkan oksigen, serta K2O
yang menyerap CO2 dari udara pernafasan.
4KO2(s) → 2K2O(s) + 3O2(g)
K2O(s) + CO2(g) → K2CO3(s)
2. Hidroksida
Logam alkali dapat membentuk hidroksida secara langsung jika
direaksikan dengan air.
2M(s) + 2H2O(l) → 2MOH(aq) + H2(g) ∆H < 0
Reaksi logam alkali dengan air merupakan reaksi eksoterm, dimana
dari Li ke Cs reaksinya semakin hebat. Hidroksida yang dihasilkan akan
bersifat basa kuat dan dapat digunakan sebagai bahan pembuat sabun seperti
NaOH dan KOH.
3. Halida
Halida alkali yang banyak digunakan adalah NaCl dan KCl. Senyawa
NaCl digunakan sebagai bahan campuran dalam makanan (dalam bentuk
garam natrium klorida) dan juga digunakan untuk membuat bahan kimia yang
lain, misalnya gas klorin dan NaOH dari elektrolisis larutan NaCl. Dari NaOH,
dapat dibuat NaHCO3 dan Na2CO3, serta bahan yang lain. KCl digunakan
untuk pupuk kalium, dan diperoleh dari penguapan air laut.
13

4. Karbonat
Natrium karbonat (Na2CO3) dikenal dengan soda abu dan digunakan
sebagai bahan baku pada pembuatan (gelas). Natrium karbonat diproduksi
dengan pemanasan batuan trona yang mengandung Na2CO3.NaHCO3.2H2O,
atau dari proses Solvay. Kalium Karbonat atau potasium (apotas) digunakan
dalam proses penyepuhan emas untuk membentuk senyawa kompleks dengan
emas.
5. Sulfat
Natrium sulfat dan kalium sulfat merupakan senyawa sulfat yang
penting dari golongan alkali. Natrium sulfat sering disebut dengan garam
Glauber dan digunakan sebagai penyimpan panas matahari sehingga dapat
mempertahankan suhu di dalam rumah agar tetap hangat. Proses penyimpanan
panas ini terjadi akibat adanya panas pelarutan Na2SO4. Proses pelarutan
Na2SO4 adalah endoterm dan proses sebaliknya adalah eksoterm. Pada siang
hari Na2SO4.10H2O akan melarut arena adanya panas yang diterima. Pada saat
tidak ada panas matahari, Na2SO4.10H2O akan mengkristal sambil melepas
kalor yang semula digunakan untuk melarut.
2.4.2 Dampak Negatif Unsur Alkali
Selain memiliki banyak kegunaan, unsur-unsur alkali juga memiliki beberapa
dampak negatif bagi kehidupan manusia. Berikut adalah dampak yang ditimbulkan
dari unsur-unsur alkali.
1. Litium
Litum sangat mudah terbakar, banyak faktor yang memicu reaksi
litium sehingga menyebabkan ledakan. Hasil tersebut mengakibatkan
terbentuknya kabut (gas) yang sangat beracun. Mudah terbakar bila terjadi
kontak antara litium dan api. Bila terhirup akan menyebabkan sensasi seperti
terbakar, batuk, sulit bernafas, dan juga luka pada tenggorokan. Kontak
dengan kulit menyebabkan kulit terbakar dan terasa sakit. Kontak pada mata
akan menyebakan mata memerah, rasa sakit dan rasa pedih yang mendalam.
Jika termakan akan menyebabkan kram perut, sakit dibagian perut, sensasi
terbakar, kolaps, dan bahkan sampai kematian. Selain itu, unsur litium mudah
bereaksi dengan nitrogen dan hidrogen membentuk LiOH.Li2CO3.Li3N.LiOH
yang bersifat sangat korosif sehingga dapat mencemari lingkungan terutama
ekosistem air.
14

2. Natrium
Natrium memiliki banyak manfaat bagi manusia dan banyak
terkandung di dalam makanan. Namun mengkonsumsi terlalu banyak natrium
dapat merusak kesehatan ginjal dan meningkatkan resiko terkena tekanan
darah tinggi. Selain itu, reaksi natrium dengan air dapat membentuk uap
natrium hidroksida yang berefek mengiritasi ulit, mata, hidung, dan
tenggorokan. Bahkan dapat menyebabkan kebutaan pada mata.
3. Kalium
Debu kalium apabila terhirup ke dalam tubuh manusia akan
menimbulkan efek iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, paru-paru, dan
batuk. Selain itu, kelebihan kadar kalium pada tubuh manusia dapat
menyebabkan hiperkalemia, yaitu suatu kondisi dimana tubuh manusia
memiliki kelebihan kadar kalium yang menyebabkan mual, muntah-muntah,
lemah, sesak napas, dan denyut jantung tidak teratur.
4. Rubidium
Rubidium mudah bereaksi dengan kelembaban kulit untuk membentuk
rubidium hidroksida, yang menyebabkan luka bakar pada mata dan kulit.
5. Cesium
Senyawa cesium adalah senyawa yang agak beracun. Paparan
sejumlah besar senyawa cesium dapat menyebabkan hyperirritability dan
kejang, tetapi jumlah tersebut biasanya tidak akan ditemui dalam sumber-
sumber alam.
6. Fransium
Unsur fransium merupakan unsur yang sangat radioaktif sehingga
berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Unsur-unsur radioaktif dapat
menyebabkan mual, muntah-muntah, dan pusing dalam paparan yang rendah.
Dalam paparan tinggi dengan unsur radioaktif dapat menyebabkan
kemandulan, kanker, perubahan genetika dalam tubuh, bahkan kematian.
Namun karena sifat radioaktif tersebut, unsur ini mudah menjadi unsur lain
yang lebih aman, sehingga akan sulit menemui efek dari fransium.
15

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat kami simpulkan bahwa unsur alkali
adalah unsur-unsur golongan IA dalam tabel unsur, yang terdiri dari unsur Hidrogen (H),
Li (Litium), Na (Natrium), K (Kalium), Rb (Rubidium), Cs (Cesium), dan Fr (Fransium ).
Selain unsur hidrogen, unsur-unsur dalam golongan IA merupakan unsur logam. Disebut
sebagai logam alkali karena oksida logam alkali mudah larut dalam air dan menghasilkan
larutan yang bersifat basa atau alkalis. Kelimpahan unsur alkali di alam, sifat-sifat unsur
alkali, cara ekstraksi, dan kegunaan maupun dampak unsur alkali adalah sebagai berikut.
1. Unsur-unsur alkali yang paling banyak terdapat di alam adalah unsur natrium dan
kalium sedangkan unsur alkali yang paling sedikit dijumpai adalah fransium, sebab
unsur ini bersifat radioaktif sehingga mudah berubah menjadi unsur lain.
2. Sifat fisika unsur alkali pada umumnya memiliki jari-jari atom tertinggi
dibandingkan dengan unsur lainnya dalam satu periode yang menyebabkan
rendahnya nilai energi ionisasi sehingga unsur-unsur alkali mudah membentuk ion
+1. Karena hal tersebut, unsur alkali memiliki sifat kimia yang sangat reaktif.
Dimana unsur alkali dapat bereaksi dengan air, hidrogen, oksigen, dan halogen.
Selain itu, logam alkali juga memiliki sifat kimia khusus yaitu reaksi nyala logam
alkali.
3. Unsur alkali merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mudah membentuk suatu
senyawa. Untuk mendapatkan unsur alkali dalam bentuk murninya perlu dilakukan
proses ekstraksi melalui proses downs cell untuk ekstraksi natrium, melalui
elektrolisis lelehan LiCl untuk ekstraksi litium, melalui cara reduksi untuk ekstraksi
kalium, rubidium, dan cesium. Sedangkan untuk unsur fransium dapat dilakukan
dengan teknik radiokimia atau peluruhan unsur radioaktif aktinium dan uranium.
4. Unsur-unsur alkali memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Dalam bentuk
unsur pada umumnya dimanfaatkan dalam bidang perkembangan ilmu pengetahuan
dan ilmu medis. Dalam bentuk senyawa dimanfaatkan langsung dalam kehidupan
manusia seperti bahan industri kaca, pembuat sabun, pupuk, dll. Namun tidak dapat
dipungkiri, unsur-unsur alkali juga memiliki beberapa dampak negatif bagi manusia,
yang umumnya dapat menyebabkan luka bakar, iritasi pada anggota tubuh, bahkan
sampai radiasi radioaktif.
16

3.2 Saran
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Unsur-unsur kimia
tersebut memiliki banyak manfaat bagi manusia, tetapi juga terdapat dampak negatifnya
bagi manusia. Oleh karena melalui makalah ini disarankan sebagai berikut.
1. Kepada para pembaca makalah ini diharapkan untuk tidak merasa puas dengan
materi ini, karena masih banyak ilmu-ilmu mengenai kimia unsur yang bisa didapat
dari sumber-sumber lainnya.
2. Kepada siswa diharapkan agar terus mempelajari materi kima unsur agar dapat lebih
mudah mempelajari bahan-bahan kimia disekitar kita.
3. Kepada siswa diharapkan untuk dapat mempelajari unsur-unsur kimia lainnya dalam
tabel periodik.
4. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat menambahkan referensi-referensi buku
mengenai ilmu kimia sehingga siswa akan lebih mudah untuk mendapatkan sumber-
sumber ilmu kimia pada umumnya dan kimia unsur pada khususnya.
17

DAFTAR PUSTAKA

Arifuddin, Muh. 2014. Makalah Unsur Kima Golongan IA. Diakses pada tanggal 25
November 2016. Pada situs http://ondeshare.blogspot.co.id/2014/12/makalah-unsur-
golongan-ia.html

Berta, dkk. 2016. Kimia SMA/MA Kelas XII Semester 1. Jawa Tengah: Viva Pakarindo

Erwanto. 2012. Makalah Golongan IA. Diakses pada tanggal 25 November 2016. Pada situs
https://erwantoindonesia.wordpress.com/2012/05/09/golongan-ia/

Melia, Devita. 2014. Makalah Logam Kimia. Diakses pada tanggal 26 November 2016. Pada
situs http://devitamelia.blogspot.co.id/2014/05/makalah-logam-alkali.html

Randi. 2012. Makalah Kimia Unsur. Diakses pada tanggal 24 November 2016. Pada situs
http://la-randy.blogspot.co.id/2012/12/makalah-kimia-unsur.html

Sudarmo, Unggul. 2015. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Surakarta: Penerbit Erlangga

______. 2016. Natrium (Na): Fakta, Sifat, Kegunaan, dan Efek Kesehatannya. Diakses pada
tanggal 26 November 2016. Pada Situs http://www.amazine.co/26447/natrium-na-
fakta-sifat-kegunaan-efek-kesehatannya/

Anda mungkin juga menyukai