Anda di halaman 1dari 22

RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH BIDANG KESEHATAN


(RPJMK) DAN RENCANA TAHUNAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN (RTPK)

MAKALAH

Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Perencanaan dan Evaluasi Program Kerja

Oleh :
Desty Alyumah (151640050)

Elyn Widya Selasmi (151640046)

Iin Melinda Tandy (151640047)

Rossania Dewi A.S (151640055)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES KHARISMA PERSADA
JL. Surya Kencana No.1, Pamulang – Tangerang Selatan

1
2018KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan Rahmat, Karunia, dan
Hidayah-Nya, kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Bidang Kesehatan (RPJMK) Dan Rencana Tahunanan
Pembangunan Kesehatan (RTPK)” untuk memenuhi tugas Perencanaan dan Evaluasi
Program Kerja. Shalawat dan salam selalu kita hanturkan kepada Nabi Besar kita Muhammad
SAW, yang telah memberikan petunjuk hingga akhir zaman untuk kita umatnya. Dalam
penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terimakasih pada dosen mata kuliah yang
bersangkutan.

Demikian penyusunan makalah ini, semoga dengan penulisan laporan ini dapat
berguna dan membantu dalam proses belajar mengajar, dan penilaian. Kami menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu, kami sangat mengharapakan
kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dalam proses belajar mengajar. Akhir
kata kami mengucapakan terima kasih.

Tangerang Selatan, 2 November 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1...................................................................................Latar belakang
........................................................................................1

1.2...................................................................................Rumusan Masalah
........................................................................................ 2

1.3...................................................................................Tujuan 3

1.4...................................................................................Manfaat
........................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN ....................................................................... 4

2.1...................................................................................Dasar
pembangunan kesehatan ............................................... 4

2.2...................................................................................Tujuan
pembangunan kesehatan................................................ 5

2.3...................................................................................Strategis
pembangunan kesehatan................................................ 6

2
2.4...................................................................................Visi pembangunan
kesehatan ....................................................................... 7

2.5...................................................................................Misi pembangunan
kesehatan........................................................................ 9

2.6................................................................................... RPJM-K
........................................................................................10

2.7...................................................................................RPJP-K 12

BAB III. PENUTUP ................................................................................ 16

A...........................................................................................Kesimpulan
..............................................................................................16

B...........................................................................................Saran 17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembangunan pada hakekatnya dalah upaya sistematis dan terencana oleh masing-
masing maupun seluruh komponen bangsa untuk menguabh suatu keadaan menjadi
keadaan yang lebih baik daengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia
secara optimal, efisien, efektif, dan akuntabel, dengan bertujuan akhir untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara berkelanjutan. Upaya
sistematis dan terencana tentu berisi langkah-langkah strategis, taktis, dan praktis. Karena
masing-masing Negara memiliki usia kedaulatan, sumber daya andalan, dan tantangan
yang berbeda.
Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana
diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yaitu: melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan
umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; dan ikut menciptakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pembangunan kesehatan menurut Sistem Kesehatan Nasional adalah masyarakat,
bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat,
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata dalam wilayah kesatuan
Negara RI yang kuat,hal ini lebih tepat tergambar sebagai tujuan pembangunan kesehatan.
Gambaran masyarakat di masa depan tersebut dapat dicapai dengan landasan visi,
“Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat” dalam mencapai INDONESIA SEHAT
2010. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah bersifat proaktif
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mecegah risiko penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit, berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat, serta
mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu (Depkes, 2004).
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan
yang disertai oleh peningkatan pengawasan, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen
kesehatan. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan,
epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan IPTEK, serta
globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama baik lintas
sektor. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta

1
upaya promotif dan preventif. Pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu
setiap kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 –
2019, upaya peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia dilaksanakan melalui 4 sub
agenda prioritas, salah satunya melalui pembangunan kesehatan khususnya pelaksanaan
Program Indonesia Sehat. Adapun sasaran yang ingin dicapai Program Indonesia Sehat
pada RPJMN 2015-2019 adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung
dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok
RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2)
meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4)
meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan
kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat
dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2015–
2019 yang telah ditetapkan melalui Kepmenkes Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015
tanggal 6 Januari 2015, Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar
paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2)
penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan; 3)
sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan
benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana dasar Pembangunan kesehatan?

2. Apa saja visi dari Pembangunan kesehatan?

3. Apa saja misi Pembangunan kesehatan?


2
4. bagaimana rencana pembangunan jangka menengah bidang kesehatan
(RPJMK)?

5. Bagaimana rencana pembangunan jangka tahun bidang kesehatan (RPJTK)?

1.3 Tujuan

Dari latar belakang adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain yaitu:

1. Untuk mengetahui dasar Pembangunan kesehatan.

2. Untuk mengetahui visi dari Pembangunan kesehatan.

3. Untuk mengetahui misi Pembangunan kesehatan.

4. Untuk mengetahui rencana pembangunan jangka menengah bidang kesehatan


(RPJMK).

5. Untuk mengetahui rencana pembangunan jangka tahun bidang kesehatan


(RPJTK)?

1.4 Manfaat

1. Bagi jurusan kesehatan masyarakat


Sebagai bahan pustaka dalam rangka mendambah informasi tentang ilmu kesehatan
masyarakat khususnya mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Bidang
Kesehatan (RPJMK) Dan Rencana Tahunanan Pembangunan Kesehatan (RTPK).
2. Bagi penulis
Sebagai sarana pembelajaran dan dapat sekaligus mengaplikasikan ilmu yang sudah
didapat selama perkuliahan dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Dasar Pembangunan Kesehatan


Landasan idiil pembangunan nasional adalah Pancasila, dan landasan
konstitusionalnya adalah Undang-undang Dasar 1945. Pembangunan kesehatan
merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Oleh karenanya pembangunan
kesehatan diselenggarakan pula dengan berlandaskan pada Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945.
Kesehatan sebagai hak asasi manusia secara tegas di amanatkan oleh Undang-
undang Dasar 1945, di mana dinyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Di dunia internasional,
konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 juga menyatakan bahwa
“Health is a fundamental right”, yang mengandung suatu kewajiban untuk
menyehatkan yang sakit dan mempertahankan serta meningkatkan yang sehat. Hal ini
melandasi pemikiran bahwa sehat sebagai hak asasi manusia dan sehat sebagai
investasi.
Dasar Pembangunan Kesehatan adalah norma, nilai kebenaran, dan aturan
pokok yang bersumber dari falsafah dan budaya bangsa Indonesia, yang dipergunakan
sebagai landasan untuk berpikir dan bertindak dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Dasar pembangunan kesehatan meliputi :
1. Perikemanusian
4
Pembangunan kesehatan harus harus berlandaskan pada prinsip perikemanusiaan
yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap
tuhan yang maha esa.

2. Pemberdayaan dan kemandirian

Setiap orang dan masyarakat bersama dengan pemerintah berperan, berkewajiban


dan bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga, keluarga, masyarakat dan lingkungannya.

3. Adil dan merata

Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh derajata kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa memandang suku,
golongan,agama, dan statsus sosial.

4. Pengutamaan dan manfaat

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan


umum dari pada kepentingan perorangan atau golongan.

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan


meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan
kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik
masyarakat, swasta maupun pemerintah

Pembangunan kesehatan harus diimbangi dengan intervensi perilaku yang


memungkinkan masyarakat lebih sadar, mau dan mampu melakukan hidup sehat
sebagai prasyarat pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Untuk
menjadikan masyarakat mampu hidup sehat, masyarakat harus dibekali dengan
pengetahuan tentang cara-cara hidup sehat. Oleh sebab itu promosi kesehatan
hendaknya dapat berjalan secara integral dengan berbagai aktivitas pencapaian MDGs
dan mewujudkan jaminan kesehatan masyarakat semesta.

5
2.2. Tujuan pembangunan kesehatan
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang ditandai penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu
secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh
wilayah Republik Indonesia. Adapun tujuan utama dari pembangunan kesehatan
yaitu:
1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan,
2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
3. Peningkatan status gizi masyarakat.
4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera

2.3. Strategi Pembangunan Kesehatan


Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka strategi
pembangunan kesehatan yang akan ditempuh sampai tahun 2025 adalah:
1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak


dasar rakyat yang sangat fundamental. Pembangunan kesehatan juga sekaligus
sebagai investasi pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan
kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Dalam kaitan ini
pembangunan nasional perlu berwawasan kesehatan. Diharapkan setiap program
pembangunan nasional yang terkait dengan pembangunan kesehatan, dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap tercapainya nilai-nilai dasar
pembangunan kesehatan.

Untuk terselenggaranya pembangunan nasional berwawasan kesehatan, perlu


dilaksanakan kegiatan advokasi, sosialisasi, orientasi, kampanye dan pelatihan,
sehingga semua pelaku pembangunan nasional (stakeholders) memahami dan
mampu melaksanakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Selain itu
perlu pula dilakukan penjabaran lebih lanjut dari pembangunan nasional
berwawasan kesehatan, sehingga benar-benar dapat dilaksanakan dan diukur
tingkat pencapaian dan dampak yang dihasilkan. Dalam penyelenggaraan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan, pengembangan hukum di masa
6
mendatang menjadi sangat penting, untuk menjamin terwujudnya kepastian
hukum, keadilan hukum, dan manfaat hukum.

2. Pemberdayaan Masyarakat dan Daerah

Peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan semakin penting. Masalah


kesehatan perlu diatasi oleh masyarakat sendiri dan pemerintah. Selain itu, banyak
permasalahan kesehatan yang wewenang dan tanggung jawabnya berada di luar
sektor kesehatan. Untuk itu perlu adanya kemitraan antar berbagai pelaku
pembangunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya adalah
melibatkan masyarakat untuk aktif dalam pengabdian masyarakat (to serve), aktif
dalam pelaksanaan advokasi kesehatan (to advocate), dan aktif dalam mengkritisi
pelaksanaan upaya kesehatan (to watch).

Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan berbagai upaya


kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik daerah. Oleh
karenanya dalam pembangunan kesehatan diperlukan adanya pendelegasian
wewenang yang lebih besar kepada daerah. Kesiapan daerah dalam menerima dan
menjalankan kewenangannya dalam pembangunan kesehatan, sangat dipengaruhi
oleh tingkat kapasitas daerah yang meliputi perangkat organisasi dan sumber daya
manusianya, serta kemampuan fiskal. Untuk itu harus dilakukan penetapan yang
jelas tentang peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah di bidang kesehatan,
upaya kesehatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah, dan pengembangan serta
pemberdayaan sumber daya daerah.

3. Pengembangan Upaya dan Pembiayaan Kesehatan

Pengembangan pelayanan atau upaya kesehatan, yang mencakup upaya


kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan diselenggarakan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat (client oriented), dan dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, merata, terjangkau, berjenjang, profesional,
dan bermutu. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin perlu mendapatkan
pengutamaan. Penyelenggaraan upaya kesehatan diutamakan pada upaya
pencegahan dan peningkatan kesehatan, tanpa mengabaikan upaya pengobatan

7
dan pemulihan kesehatan. Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan dengan
prinsip kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan swasta.

2.4. Visi Pembangunan Kesehatan


Kesehatan adalah salah satu unsur dari masyarakat Indonesia yang sejahtera,
yaitu tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem
kesehatan yang dapat menjamin terlindunginya masyarakat dari berbagai risiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu,
terjangkau dan merata. Kesehatan sebagai investasi akan menghasilkan penduduk
yang sehat dan produktif sebagai SDM pembangunan yang berkelanjutan serta
memiliki daya saing global.
Keadaan masa depan masyarakat Indonesia yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, baik
jasmani, rohani maupun sosial, dan memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau
visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan sebagai:
Indonesia Sehat 2025.
Dalam Indonesia Sehat 2025, lingkungan strategis pembangunan kesehatan
yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat
jasmani, rohani maupun sosial, yaitu lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial
budaya dan polusi, tersedianya air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang
memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki
solidaritas sosial dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025 adalah
perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;
mencegah risiko terjadinya penyakit; melindungi diri dari ancaman penyakit dan
masalah kesehatan lainnya; sadar hukum; serta berpartisipasi aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman (safe
community).
Dalam Indonesia Sehat 2025 diharapkan masyarakat memiliki kemampuan
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga memperoleh jaminan
kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatannya. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud adalah pelayanan
8
kesehatan termasuk pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat dan bencana,
pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat serta diselenggarakan
sesuai dengan standar dan etika profesi.
Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat, serta
meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
bermutu, maka akan dapat dicapai derajat kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

2.5. Misi Pembangunan Kesehatan


Untuk dapat mewujudkan visi Indonesia Sehat 2015, ditetapkan empat misi
pembangunan kesehatan sebagai berikut:
1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil


kerja keras sector kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta
kontribusi positif berbagai sector pembangunan lainnya. Untuk optimalisasi hasil
kotribusi positif tersebut, harus dapat diupayakan masuknya wawasan kesehatan
sebagai asas pokok program pembangunan. Dengan perkataan lain untuk dapat
terwujunya Indonesia Sehat 2015, para penanggungjawab program pembangunan
harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan
pembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif
terhadap kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakan. Untuk dapat terlaksananya
pembangunan yang berwawsasankesehatan, adalah seluruh tugas yang berelemen
dari system kesehatan untuk berperan sebagai penggerak utama pembanguanan
nasional berwawasan.

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat,


pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan pemerintah, tanpa
kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga kesehatan
mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai. Perilaku yang sehat dan kemampuan
masyarakat untuk memilih dan mendapat pelayanan kesehatan yang bermutu
sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, salah

9
satu upaya kesehatan pokok atau misi sector kesehatan adalah mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,


dan terjangkau

Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata


dan terjangkau mengandung makna bahwa salah satu tanggungjawab sector
kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu,merata
dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak
semata-mata berada ditangan pemerintah, melainkan mengikutsertakan sebesar-
besarnya peran aktif segenap anggota masyarakat dan berbagai potensi swasta.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat


beserta lingkungannya

Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat


beserta lingkungannya mengandyng makna bahwa tugas utama sector kesehatan
adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan segenap warga negaranya, yakni
setiap individu,keluarga dan masyarakat Indonesia, tanpa meninggakan upaya
menyembuhkan penyakit atau memulihkan kesehatan penderita. Untuk
terselenggaranya tugas ini penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus
diutamakan adalah yang bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya
kuratif dan rehabilitative. Agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat diperlukan pula terciptanya lingkungan yang
sehat, dan oleh karena itu tugas-tugas penyehatan lingkungan harus pula lebih
dprioritaskan. (ilmu kesehatan masyarakat, syafrudin).

2.6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Bidang Kesehatan (RPJM-K)


2.6.1 Definisi RPJM-K
Undang-Undang No. 54 Tahun 2004, tentang system perencanaan
pembangunan nasioanal (SPPN). Mengamanatkan bahwa setiap kementria
perlu menyusun rencana strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Dengan telah
ditetapkannya RPJMN 2015-2019 maka kementerian kesehatan menyusun
renstra tahun 2015-2019. Renstra kementerian kesehatan merupakan dokumen
10
perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program pembangunan
kesehatan yang akan dilaksanakan oleh kementerian kesehatan dan menjadi
acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan. Penyusunan renstra
kementerian kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan: teknokratik, politik,
partisipatif,atas-bawah (top-down), dan bawah atas (bottom-up).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan financial dan pemertaan pelayanan kesehatan.
Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: 1. Meningkatnya status kesehatan
dan gizi ibu dan anak, 2. Meningkatnya pengendalian penyakit,
3.meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan. 4.meningkatnya
cakupan pelayanan kesehatan universal melalui kartu Indonesia sehat dan
kualitas pengelolaan SJSN kesehatan, 5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga
kesehatan , obat dan vaksinasi :serta 6. Meningkatkan responsivitas system
kesehatan.

2.6.2 Tujuan RPJM-K


Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah
meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia
yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia.

2.6.3 Sasaran RPJM-K


Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025
adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, yang ditunjukkan oleh
indikator dampak yaitu: meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 69
tahun pada tahun 2005 menjadi 73,7 tahun pada tahun 2025. Menurunnya
Angka Kematian Bayi dari 32,3 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005
11
menjadi 15,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2025. Menurunnya Angka
Kematian Ibu dari 262 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi
74 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2025. Menurunnya prevalensi gizi
kurang pada balita dari 26% pada tahun 2005 menjadi 9,5% pada tahun 2025.

2.7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K)


2.7.1 Definisi RPJP-K
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) adalah
rencana pembangunan nasional di bidang kesehatan, yang merupakan penjabaran dari
RPJPN Tahun 2005-2025, dalam bentuk dasar, visi, misi, arah dan kebutuhan sumber
daya pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan merupakan investasi dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan kesehatan yang
dilaksanakan secara berkesinambungan dalam tiga dekade terakhir telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna. Derajat kesehatan
masyarakat telah menunjukkan perbaikan seperti dapat dilihat dari angka kematian
bayi, angka kematian ibu melahirkan dan umur harapan hidup.

2.7.2 Maksud dan kegunaan RPJP-K


RPJP-K sebagai rencana pembangunan kesehatan nasional di bidang
kesehatan untuk jangka waktu 20 tahun ke depan sampai dengan tahun 2025,
ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi
pemerintah dan masyarakat termasuk swasta dalam mewujudkan tujuan
pembangunan kesehatan sesuai dengan dasar, visi, misi dan arah pembangunan
kesehatan yang telah disepakati. Dengan demikian diharapkan seluruh upaya yang
dilakukan oleh masing-masing pelaku pembangunan kesehatan dapat bersinergi
dan saling melengkapi antara satu pelaku dengan pelaku pembangunan kesehatan
lainnya. Dalam kaitan ini Sistem Kesehatan Nasional sebagai bentuk dan cara
penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan perlu mengacu pada RPJP-K ini.

2.7.3 Landasan RPJP-K

12
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) adalah
rencana pembangunan nasional di bidang kesehatan, yang merupakan penjabaran dari
RPJPN Tahun 2005-2025, yang berisi arah pembangunan nasional di bidang
kesehatan untuk masa 20 tahun ke depan, yang mencakup kurun waktu sejak tahun
2005 sampai dengan tahun 2025. Dalam kaitan ini secara lebih spesifik landasan
pembangunan kesehatan tersebut terutama meliputi:
1. Landasan idiil yaitu Pancasila
Substansi dari Pancasila mempunyai kebenaran yang universal dari
bangsa Indonesia dahulu, sekarang dan di masa-masa yang akan datang.
Kelima sila Pancasila: Ketuhanan, Kemanusian, Persatuan, Kerakyatan
dan Keadilan merupakan landasan idiil yang kuat bagi pembangunan
kesehatan.
2. Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945, khususnya:
a.Setiap orang berhak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan
kehidupannya (Pasal 28 A).
b. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi (Pasal 28 B).
c.Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
ketentuan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh
manfaat dari alam pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan koalitas hidup dan demi kesejahteraan umat manusia
(Pasal 28 C).
d. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28 H).
e.Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat
dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan (Pasal 34 ayat 2).
f. Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak (Pasal 34 ayat 3).
3. Landasan Operasional
Meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan yang berkaitan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, terutama:
a. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik
Indonesia Nomor VII Tahun 2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.
Dalam ketetapan ini ditetapkan Visi Indonesia Masa Depan terdiri dari
tiga visi yaitu: 1) Visi idial yaitu cita-cita luhur sebagaimana termaktub
13
dalam pembukaan Undang-undang Dasar Tahun 1945, 2) Visi antara
yaitu visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai dengan tahun 2020, dan
3) Visi lima tahunan sebagai mana termaktub dalam Garis-garis Besar
Haluan Negara.
b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Dalam hal Undang-undang ini antara lain ditetapkan bahwa pengelolaan
kesehatan meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengendalian program serta sumber daya yang dapat
menunjang peningkatan upaya kesehatan (Pasal 67 ayat 2).
c. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam Undang-undang ini antara
lain ditetapkan bahwa perencanaan adalah suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan
dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dalam Undang-
undang ini juga ditetapkan bahwa dalam sistem perencanaan tersebut
mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu:
1) politik, 2) demokratik, 3) partisipatif, 4) atas-bawah, dan 5) bawah-
atas.
d. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran. Dalam Undang-undang ini antara lain ditetapkan bahwa
pengaturan praktik kedokteran ini bertujuan untuk: 1) memberikan
perlindungan kepada pasien, 2) mempertahankan dan meningkatkan
mutu pelayanan medis yang diterapkan oleh dokter dan dokter gigi, dan
3) memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter
gigi (Pasal 3). Dalam pasal 71 ditetapkan bahwa pemerintah daerah,
organisasi profesi membina serta mengawasi praktik kedokteran sesuai
dengan fungsi dan tugas masing-masing.
e. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional. Dalam Undang-undang ini antara lain ditetapkan bahwa
sistem ini bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan
dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarga
(Pasal 3). Jenis program jaminan sosial ini meliputi jaminan: 1)
kesehatan, 2) keselamatan kerja, 3) hari tua, 4) pensiunan, dan 5)
kematian (Pasal 18).

14
f. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Dalam Undang-undang ini antara lain ditetapkan bahwa urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri
atas urusan wajib dan urusan pilihan. Penyelenggaraan pemerintahan
yang bersifat wajib berpedoman pada standar pelayanan minimal yang
dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh pemerintah. Dalam
pasal 13 ditetapkan bahwa urusan wajib yang menjadii kewenangan
pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi
yang meliputi, antara lain penanganan bidang kesehatan. Demikian pula
dalam pasal 14 ditetapkan bahwa urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota meliputi antara lain
penanganan bidang kesehatan.
g. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Perencanaan
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025. Dalam
Undang-undang ini antara lain telah ditetapkan Visi, Misi, Arah, Tahapan
dan Prioritas Pembangunan Nasional Jangka Panjang. Dalam rangka
membangun sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya dalam
pembangunan kesehatan, dalam Undang-undang ini telah ditetapkan
arah, dasar, langkah peningkatan, faktor lingkungan penekanan dan
wawasan pembangunan kesehatan serta pembangunan dan perbaikan
gizi.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dasar Pembangunan Kesehatan adalah norma, nilai kebenaran, dan aturan
pokok yang bersumber dari falsafah dan budaya bangsa Indonesia, yang
dipergunakan sebagai landasan untuk berpikir dan bertindak dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
2. Keadaan masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan dirumuskan sebagai: Indonesia Sehat 2025.
Dalam Indonesia Sehat 2025, lingkungan strategis pembangunan kesehatan yang
diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat
jasmani, rohani maupun sosial, yaitu lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial
budaya dan polusi, tersedianya air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang
memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki
solidaritas sosial dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
3. Untuk dapat mewujudkan visi Indonesia Sehat 2015, ditetapkan empat misi
pembangunan kesehatan sebagai berikut:
a Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
b Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
c Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
merata, dan terjangkau
d Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya
4. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: 1. Meningkatnya status kesehatan
dan gizi ibu dan anak, 2. Meningkatnya pengendalian penyakit, 3.meningkatnya
akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah

16
terpencil, tertinggal dan perbatasan. 4.meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan
universal melalui kartu Indonesia sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan,
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan , obat dan vaksinasi :serta 6.
Meningkatkan responsivitas system kesehatan.

5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang dalam Bidang Kesehatan (RPJP-K)


adalah rencana pembangunan nasional di bidang kesehatan, yang merupakan
penjabaran dari RPJPN Tahun 2005-2025, dalam bentuk dasar, visi, misi, arah dan
kebutuhan sumber daya pembangunan nasional.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah informasi tentang


ilmu kesehatan masyarakat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Bidang
Kesehatan (RPJMK) Dan Rencana Tahunanan Pembangunan Kesehatan (RTPK) dan
sekaligus tenaga Kesehatan Masyarakat juga diharapkan mampu mengaplikasikannya
kedalam kehidupam sehari – hari baik itu untuk kehidupan pribadinya maupun dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI,2009, Rencana pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan


2005-2025, Jakarta.
Direktorat Aparatue Negara, 2008, Info kajian BAPPENAS vol 5 No 1.
Kementrian Kesehatan RI,2015, Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-
2019, Jakarta
Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan, 2015, Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019,
Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai