PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerusakkan lingkungan cenderung meningkat akibat bertambahnya penduduk dan
upaya-upaya pemanfaatan sumber daya alam tanpa disertai upaya pelestarian fungsi
lingkungan. Akhirnya terjadi ketidakseimbangan di alam, akibat ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab tersebut.
Isu-isu lingkungan yang bersifat global seperti perubahan iklim berkaitan dengan
naiknya suhu udara permukaan bumi, peningkatan CO 2 dan berkurangnya luas hutan
dunia. Pertumbuhan penduduk dan pengambilan sumber daya alam yang jauh
melampaui daya dukungnya merupakan salah satu penyebabnya. Isu-isu tersebut
berkembang menjadi permasalahan lingkungan yang serius. Pencemaran udara,
sampah, kelangkaan air bersih, kerusakkan lahan dan hutan, longsor, banjir dan
kekeringan, merupakan masalah yang sudah menjadi bagian dari kehidupan
masyarakat dewasa ini.
Penanganan masalah lingkungan telah dilakukan berbagai kalangan, tingkat lokal,
pemerintah maupun masyarakat berupaya dengan berbagai pendekatan. Tapi upaya-
upaya tersebut belum menampakkan hasil yang nyata, karena :
1. Rendahnya partisipasi masyarakat di lingkungan SMP Negeri 2 Sukagumiwang untuk
berperan dalam Pendidikan Lingkungan Hidup. Hal ini karena kurangnya
pemahaman, rendahnya tingkat kemampuan atau keterampilan, serta rendahnya
komitmen masyarakat dalam menyelesaikan masalah;
2. Pemahaman pelaku pendidikan terhadap Pendidikan Lingkungan Hidup masih
terbatas, masih ada anggapan bahwa Pendidikan Lingkungan Hidup tidak penting;
3. Materi dan metode pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup belum memadai dan
kurang aplikatif, siswa lebih banyak diberikan teori, masih kurangnya aksi nyata,
sehingga pemahaman siswa tidak utuh;
4. Masih kurangnya perhatian terhadap sarana dan prasarana Pendidikan Lingkungan
Hidup;
5. Kurangnya alokasi anggaran untuk Pendidikan Lingkungan dari pemerintah,
sehingga pelaksanaan kurang optimalnya pelaksanaan Pendidikan Lingkungan;
6. Lemahnya koordinasi antar instansi terkait dan para pelaku pendidikan. Hal ini
menyebabkan program Pendidikan Lingkungan bersifat sporadic, tidak sinergis
dan saling tumpang tindih.
Kondisi kehidupan dunia modern yang kita rasakan bersama saat ini, telah terjadi
krisis 3 E; yaitu environment, economi, dan etica. Modernisasi telah melahirkan manusia
yang serakah, materialistis lebih menonjol daripada solidaitas sosial.
Untuk itu, perlu upaya pelestarian lingkungan, agar dapat dimanfaatkan secara
berkesinambungan dan sebagai peninggalan bagi generasi yang akan datang. Bila kita
Halaman | 1
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
sebagai manusia tidak bertanggungjawab, maka akhirnya semua media (tanah, air,
udara), sebagai ruang hidup manusia dan mahluk hidup lainnya berubah menjadi racun.
Bagaimana jadinya generasi yang akan datang, akan menjadi mahluk apa mereka ?
Sehubungan hal tersebut, maka upaya pelestarian lingkungan harus melalui jalur
pendidikan di sekolah-sekolah. Pendidikan lingkungan yang dilakukan sejak dini, baik di
rumah maupun di sekolah merupakan langkah strategis dalam upaya merubah sikap
dan perilaku peserta didik sebagai generasi muda, yang akan menggantikan genersi
tua, agar lebih peduli terhadap pentingnya lingkungan yang sangat menunjang
kelangsungan hidup mahluk hidup, karena, sangat bermanfaat bagi manusia dan
mahluk hidup lainnya, antara lain:
Menyimpan air di bawah tanah, sehingga sumur alam kita tidak kering;
Menetralisir racun di udara yang dikeluarkan oleh gas buang kendaraan, asap
pembakaran (rokok, sampah, pabrik, dll), gunung berapi;
Pohon sebagai peneduh, konsumsi, penunjuk jalan;
Pohon sebagai pencegah banjir;
Sebagai penyaring debu;
Sebagai penahan/mengurangi sinar matahari.
Upaya meningkatkan mutu pendidikan tidak hanya kompetensi pendidik yang
terus ditingkatkan, melainkan juga kualitas kondisi sekolahpun perlu juga ditingkatkan,
sehingga terwujud lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran yang sehat,
nyaman serta mebentuk siswa yang kreatif.
Green School, merupakan program yang dikembangkan di SMP Negeri 2
Sukagumiwang, bila diterjemahkan langsung menjadi rancu dan salah pengertian, ada
yang mengartikan sekolah yang dicat hijau atau hanya sebatas harus rindang/banyak
pohon saja, dan selesai. Padahal sebenarnya pengertiannya tidak seenteng itu.
Green School lebih bermakna pada pembentukkan sikap anak didik dan warga
sekolah terhadap lingkungan, yang tercermin dalam kehidupan se hari-hari di sekolah.
Hal ini diwujudkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari, baik di sekolah, rumah atau di
lingkungan tempat tinggalnya. Termasuk di dalamnya program “Greening The
Curriculum”, kurikulum hijau, artinya kurikulum yang memperhatikan aspek-aspek
lingkungan dalam bahasannya serta mengintegrasikan materi lingkungan ke dalam
pembelajarannya, sesuai dengan topik bahasannya.
Kelak, bila mereka bekerja, diharapkan sikap tersebut dapat diterapkan dalam
sikap kerja yang bijaksana dan peduli lingkungan, terutama sekitarnya.
“jadilah pejabat yang peduli lingkungan, jangan menjadi pejabat yang
perusak lingkungan”.
Mengingat pentingnya pelestarian lingkungan pada saat kini dan di masa
mendatang, maka pendidikan lingkungan di sekolah harus diterapkan dari sejak usia
dini.
Halaman | 2
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
Inilah tanggung jawab seorang pendidik, dimanapun, siapapun mereka, harus
menjadikan anak didiknya menjadi orang yang berguna dan bertanggungjawab terhadap
lingkungan. Guru akan merasa sedih bila melihat bekas anak didiknya menjadi orang
perusak lingkungan dan tidak bertanggungjawab.
Saat ini, konsumen menuntut produk berkualitas tinggi yang dihasilkan dengan
suatu proses yang ramah lingkungan. Proses produksi dalam berbagai sektor usaha dan
industri di Indonesia sebagian besar dikerjakan oleh tenaga kerja yang dihasilkan oleh
SMP Negeri 2 Sukagumiwang. Untuk itu, system pendidikan SMP Negeri 2
Sukagumiwang harus dapat mewujudkan kebutuhan tenaga kerja tingkat pertama yang
mempunyai sikap serta perilaku adaptif, berjiwa kreatif dan professional sesuai
bidangnya.
Salah satu program yang telah dikembangkan SMP Negeri 2 Sukagumiwang
adalah Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) yang menyertai kemampuan
spesialisasinya. Dengan program ini diharapkan siswa terbiasa bersikap kritis dan
tanggap terhadap isu-isu lingkungan yang terjadi di sekelilingnya. Hal tersebut tercermin
dalam sikap dan perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun
di lingkungan tempat tinggalnya.
B. Landasan Hukum
Landasan Hukum program Sekolah Berbudaya Lingkungan di SMP Negeri 2
Sukagumiwang, adalah :
1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU No. 32 Tahun 1997 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. PP No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar
4. PP No. 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah
5. Kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup, Kementerian Lingkungan Hidup Tahun
2005
6. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukkan
dan Organisasi Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa
Barat
7. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 63 Tahun 2001 tentang Tugas Pokok Fungsi
dan Rincian Tugas Unit Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah.
8. Berdasarkan surat dari KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK
INDONESIA; No. B.9362/DEP.VI/LH/12/09 tanggal 11 Desember 2009, tentang
Penyeleksian Program Sekolah Adiwiyata (tingkat Nasional),
9. Berdasarkan surat dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
Pemerintah Propinsi Jawa Barat, No. 800/575/iv tanggal 21 Februari 2011, tentang :
Pemberian Penghargaan sekolah Sekolah Berbudaya Lingkungan Tk. Propinsi Jawa
Barat tahun 2011, bagi SD, SMP, SMA dan SMK yang telah menunjukkan dedikasi
Halaman | 3
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
serta kepedulian yang tinggi terhadap upaya pengelolaan lingkungan sekolah dan
sekitarnya;
Rapat koordinasi, penilaian portofolio, pemantauan dan pembinaan sekolah
Dari Visi SMP Negeri 2 Sukagumiwang Tercapainya Prestasi Siswa SMP Negeri 2
Sukagumiwang Berkompetensi Amat Baik Melalui Proses Pembelajaran Progresif. dari
Halaman | 4
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
point “Progresif” mengedepankan kepada Visi Sekolah yang Berbudaya Lingkungan
(SBL) di SMP Negeri 2 Sukagumiwang yang bertujuan “Terbentuknya generasi yang
peduli lingkungan dan mampu mengimplementasikan kepeduliannya dalam kehidupan
sehari-hari”
Adapun dari point Misi ke 8 “Mewujudkan budaya bersih, tertib, hijau, nyaman serta 7K”
bertujuan untuk :
1. Mengembangkan sumber daya manusia yang memahami dan sadar terhadap kondisi
lingkungan saat ini, terutama lingkungan sekolah dan sekitarnya;
2. Mengembangkan sumber daya manusia yang mampu merumuskan upaya untuk
memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas lingkungan, terutama
lingkungan sekolah dan sekitarnya;
3. Mengembangkan sumber daya manusia yang peduli lingkungan terutama lingkungan
sekolah dan sekitarnya, serta mau dan mampu mewujudkan kepeduliannya dalam
kehidupan sehari-hari.
E. Strategi Pelaksanaan
Agar supaya program SBL di SMP Negeri 2 Sukagumiwang ini berhasil dengan
baik, maka perlu adanya strategi implementasi, antara lain sebagai berikut :
Penyusunan konsep SBL dengan melibatkan peran aktif berbagai pihak terkait,
sehingga konsep SBL merupakan konsep bersama dan semua pihak merasa
bertanggungjawab untuk ikut melaksanakannya;
Sosialisasi ke tingkat sekolah lain sebagai bahan perbandingan (Study
Banding);
Komitmen yang kuat dari pihak sekolah untuk melaksanakan SBL secara
serius, sistematis dan berkesinambungan.
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
Halaman | 5
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
A. Struktur Organisasi
PETUGAS 7K
Keterangan :
Garis Komando langsung
Garis Komando Tidak langsung
Halaman | 6
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
2. Tim Pemantau Kegiatan : 1. Mengatur pelaksanaan program Sekolah Berbudaya
Lingkungan (SBL)
2. Menyusun dan mengkoordinasikan rencana dan
pelaksanaan
3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi bersama Kepala
Sekolah sesuai dengan bidang dan tanggung jawab.
4. Melaksanakan pengawasan umum pengelolaan sekolah
5. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas pada
tanggung jawab.
3. Wali Kelas : 1. Melaksanakan administrasi umum pelaksanaan program
Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL)
2. Mengiventaris dan memeriksa seluruh administrasi
3. Menyiapkan dan menyusun laporan
4. Menyerahkan hasil laporan kepada penanggung jawab
5. Petugas K3 :
1. Menyusun perencanaan program Sekolah Berbudaya
Lingkungan (SBL) sesuai sasaran yang menjadi
tanggung jawab
2. Koordinasi dengan ketua, wali kelas
3. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan tanggung
jawabnya
4. Mengadministrasikan kegiatan yang telah dilaksanakan
5. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan
6. Menyerahkan laporan pelaksanaan kegiatan kepada
penanggung jawab.
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM
Halaman | 7
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
A. Program Kerja Bidang Sekolah Berbudaya Lingkungan
Halaman | 8
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan
B. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam Sekolah berbudaya Lingkungan di SMP Negeri 2
Sukagumiwang yang berdasarkan hasil sosialisasi, ditetapkan melalui kesepakatan,
yaitu :
1. Di ruang kelas merupakan tanggung jawab siswa di bantu oleh wali kelas untuk
mengatur , membina dengan cara membagi tugas piket kepada setiap siswa
berupa piket harian . Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah menyapu ,
mengepel , dan tugas lainnya yang berkaitan dengan kebersihan kelas
2. Di halaman sekolah dan wc petugas utama nya adalah pesuruh sekolah dan
bagian kebersihan lingkungan seperti ruang guru dan kantor juga merupakan
tanggung jawab dari pembantu atau pesuruh sekolah untuk membersihkan .
Adapun jadwal serta alat yang digunakan sesuai dgn kebutuhan dan jumlah
pesuruh sekolah yang ada
3. Kebersihan di halaman sekolah yang sangat luas dapat di lakukan secara
serentak dan di buatkan jadwal seperti jumat bersih dll sehingga lingkungan
sekolah tampak bersih .
4. Lomba kebersihan kelas dan lingkungan dapat di jadwalkan sebulan sekali atau
secara berkala sehingga dapat memberi motifasi pada setiap komponen sekolah
Halaman | 9
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
untuk saling berlomba lingkungan sehat dan bersih serta menanamkan budaya
bersih
5. Pembagian tugas kegiatan kebersihan lingkungan sekolah Kepsek harus
melakukan pembagian tugas pada pembantu sekolah tentang tugas dan batas
kewenangan yang merupakan ruang lingkup serta batasan batasan menjaga
kebersihan agar tidak saling melempar tanggung jawab di antara petugas petugas
tersebut . Wali kelas membagi tugas pada setiap siswa yang merupakan
binaannya seperti pembagian tugas piket harian agar terlaksananya tugas itu bagi
wali kelasuntuk melakukan pengawasan , pembinaan serta kontrol terhadap
pelaksanaan tugas siswa tersebut.
BAB IV
PENUTUP
Halaman | 10
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG
A. Kesimpulan
1. Program Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) SMP Negeri 2 Sukagumiwang akan
lebih sempurna apabila dibarengi dengan program peduli dan berbudaya lingkungan
sudah menjadi budaya se hari-hari bagi warga sekolah yang tercermin dalam sikap
siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh tenaga kependidikan.
2. Sekolah masih perlu pengarahan dalam penyusunan portofolio yang berkaitan
dengan Pendidikan lingkungan;
3. Sekolah perlu pembinaan tentang pengelolaan lingkungan sekolah dalam
mewujudkan ”Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL)”;
4. Sekolah perlu pembinaan dalam penyusunan RPP (Rencana Program Pembelajaran)
mata pembelajaran selain Biologi dan IPA yang terintegrasi dengan materi
lingkungan yang sesuai dengan topik pembelajarannya;
5. Sekolah perlu pengarahan dan difasilitasi untuk pengelolaan sampah anorganik
menjadi bahan jadi yang dapat dimanfaatkan.
6. Sekolah perlu pengarahan tentang hemat energi.
B. Saran-saran
Pembinaan dan Penilaian Sekolah Berbudaya Lingkungan (SBL) SMP Negeri 2
Sukagumiwang bertujuan :
1. Untuk melihat kondisi fisik sekolah dan memberikan arahan-arahan dalam
mewujudkan Sekolah Berbudaya Lingkungan yang tercermin dalam sikap peduli
lingkungan pada kehidupan sehari-hari di sekolah.
2. Untuk mendapatkan data konkrit sebagai bukti fisik, berupa berkas tertulis, tentang
kebijakan kepala sekolah dalam kegiatan dan program sekolah yang berkaitan
dengan lingkungan, baik kurikuler maupun ekstra kurikuler.
3. Memberikan pengarahan pada guru dalam penyusunan silabus yang berkaitan
dengan lingkungan, baik secara monolitik maupun terintegrasi pada mata pelajaran
kejuruan, selain biologi dan IPA.
4. Memberikan arahan pada guru dalam penyusunan RPP materi lingkungan yang
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran umum dan kejuruan;
5. Membiasakan siswa dalam pemberdayaan bahan-bahan bekas.
6. Membiasakan warga sekolah untuk menggunakan bahan ramah lingkungan.
7. Sebagai motivasi bagi sekolah untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian
tentang pengelolaan sekolah yang sehat dan pembiasaan sikap peduli lingkungan.
Halaman | 11
SEKOLAH BERBUDAYA LINGKUNGAN | SMP NEGERI 2 SUKAGUMIWANG