Anda di halaman 1dari 230

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN


BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS III A PADA
MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI
PEMBELAJARAN PBL DI SD NEGERI DENGGUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Casula Ambar Winanti
NIM: 121134138

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2016
PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA KELAS III A PADA
MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN MELALUI
PEMBELAJARAN PBL DI SD NEGERI DENGGUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Casula Ambar Winanti
NIM: 121134138

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Dengan segala cinta dan syukur skripsi ini dipersembahkan kepada :

Tuhan Yesus Sumber Pengharapan


Bapak Sumulyo dan Ibu Th. Sunarti yang selalu memotivasi dan memberikan
dukungan
Keluarga besar Selowisastro
Kakak-kakakku M.M. Atik Widiasih, Anastasia Wahyu Dwi Mulyani,
Carolina Wahyu Tri Astuti dan Fransiska Setyowati
Keponakanku Veronica Eggy Larasati, Abiel Wahyu Sayudha, Samuel Danu
Ega Saputra, Lucia Ari Natania, Albin Dharma Yoga dan Gavriele Arnan
Rajendra
Sahabatku Dewi Utari, Lusia Desti Riyanatalia, Yashinta Piji Lestari,
Elisabeth Astin Vega R, Margareta Asti Utami, Veronica Kristiani Larasati,
Eryka Novrianta, Parmaditya Surya Hadikusuma, Solihin, dan Yosafat Dwi
Widi Hutomo
Seluruh teman-teman kelas D 2012
Almamaterku terkasih PGSD Universitas Sanata Dharma

iv
MOTTO

Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah, maka kamu akan mendapat, ketuklah,
maka kamu akan dibukakan pintu

Lukas 11: 9

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,

kamu akan menerimanya

Matius 21: 22

Tak ada kesedihan yang sia-sia, waktu akan mengumpulkan pecahan-


pecahannya untuk menyusun kebahagiaanmu suatu ketika

Joko Pinurbo

v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Februari 2016


Penulis,

Casula Ambar Winanti

vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Casula Ambar Winanti
Nomor Mahasiswa : 121134138
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS


MATEMATIKA KELAS III A PADA MATERI PERKALIAN DAN
PEMBAGIAN MELALUI PEMBELAJARAN PBL DI SD NEGERI
DENGGUNG

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 11 Februari 2016
Yang menyatakan,

Casula Ambar Winanti

vii
ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas


III A pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran PBL di SD
Negeri Denggung

Casula Ambar Winanti (121134138)


Universitas Sanata Dharma
2016

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar dan


kemampuan berpikir kritis matematika. Penelitian ini bertujuan untuk; (1)
mengetahui dan memaparkan penerapan PBL untuk meningkatkan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis, (2) meningkatkan dan mengetahui
peningkatan hasil belajar, dan (3) mengetahui dan meningkatkan kemampuan
berpikir kritis.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan dilakukan
dengan dua siklus Subjek penelitian adalah siswa kelas III A SD Negeri
Denggung 28 siswa. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, tes, dan
kuesioner. Instrumen penelitian ini menggunakan lembar pengamatan, tes soal
uraian, dan lembar kuesioner. Analisis data menggunakan statistika deskriptif.
Langkah-langkah pembelajaran PBL yang meliputi: 1) orientasi siswa
pada masalah, 2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, 3) membantu
penelitian mandiri dan kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, dapat
meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Rata-rata kondisi
awal 71,92 meningkat pada siklus I sebesar 77,89 dan pada siklus II sebesar
90,82. Pencapaian KKM juga mengalami peningkatan kondisi awal 64,28%
dengan KKM 70, meningkat siklus I sebesar 85,18% dengan KKM 75, dan
siklus II menjadi 82,14% dengan KKM 80. Peningkatan kemampuan berpikir
kritis, kondisi awal dengan nilai 50,35 kriteria sangat tidak kritis dan
meningkat pada kondisi akhir sebesar 71,62 dengan kriteria cukup kritis
dengan rentang nilai 1-100.

Kata kunci: hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, PBL

viii
ABSTRACT

The Improving of Learning Outcome and Critical Thinking in Mathematics for


III A Grade Students in Multiplication and Division Material through Problem
Based Learning in Denggung State Elementary School.

Casula Ambar Winanti (121134138)


PGSD Sanata Dharma University
2016

The background of the study was concern about the low learning outcome and
critical thinking in multiplication and division of III A grade students in Denggung
State Elementary School bach 2015/2016. The purpose of this study are: (1) to
implement Problem Based Learning (PBL) for improving the learning outcome and
critical thinking; (2) to improve students’ learning outcome, (3) to improve students’
critical thinking.
This study was Implement Action Research that was conducted in two cycles
in which each cycle consisted of two meetings. The participants of this study were III
A grade students in Denggung State Elementary School. The data collection
techniques were observation, tests and questionaires. The instrument utilized in this
study were observation sheet, tests, and questionaire sheet. The data analysis
technique was descriptive statistics.
The steps of this study were: 1) students’ orientation in the problem, 2) to
organize students to study, 3) to help independent and group observation, 4) to
develop and to serve the students’ work, 5) to analyze and to evaluate the process of
problem solving, 6) can increase learning outcome and critical thinking skills. The
result of the study showed that PBL could improve the learning outcome and critical
thinking. The average score of students’ learning outcome was improving started
from initiate condition as 71.92 became 77.89 in cycle I and increased more in cycle
II as 90.82. The students’ achievement of class average score was also increasing
started from 64.28% in the initiate condition with 70 as the class average score to
85.18% in cycle I with 75 as the average score. In addition, in cycle II, it was also
improved by reaching 82.14% with 80 as class average score. The students’ critical
thinking skills also improved as seen in the value as 50,35 categorized as very
uncritical became 71,62 categorized as critical enoughat the final conditionwith range
value1-100.

Keywords: learning outcome, critical thinking ,Problem Based Learning.

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat dan kasihNya sehingga penulis telah menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas III A
Pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran PBL Di SD Negeri
Denggung”.Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan dalam program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis


mengalami banyak hambatan, cobaan, dan kesulitan, namun berkat bimbingan,
dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak dengan caranya sendiri, penulis mampu
termotivasi untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu secara khusus penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD Universitas Sanata
Dharma
3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD
Universitas Sanata Dharma
4. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum., dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, memberikan perhatian, membimbing penulis dengan
penuh kesabaran dan ketelitian.
5. Ibu Maria Agustina Amelia, S.Si, M.Pd., dosen pembimbing II yang selalu
memberikan masukan, membantu dan mendorong penulis menyelesaikan
skripsi ini dari awal hingga akhir bimbingan.
6. Ibu Kepala SD Negeri Denggung, Dra. Sri Susilowati, M.Pd, yang telah
memberikan ijin penelitian, Ibu Suratmini, selaku wali kelas III A yang
membantu memberikan masukan selama penelitian serta seluruh karyawan,
guru dan murid-murid tercinta SD Negeri Denggung.

x
7. Seluruh staf dosen dan karyawan Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma,
yang telah mendidik dan membimbing selama penulis belajar di kampus
PGSD, USD.
8. Bapak Sumulyo, Ibu Th.Sunarti dan seluruh kakak-kakakku yang selalu
memberikan motivasi dan doa untuk peneliti.
9. Teman-teman satu kelompok payung Yashinta, Asti, Riza, Upik, Eva, Tesa,
Wulan, Adit, Ardian, Ulil, Frengky, Ibnu, Husein, Janu dan Faisal yang
berjuang bersama membantu dalam pelaksanaan ujian pendadaran, dari awal
bimbingan hingga akhirnya perjuangan kita telah selesai.
10. Teman-teman angkatan 2012 PGSD yang selalu memberikan keceriaan dan
tawa setiap harinya terlebih kelas D terima kasih atas kerja samanya selama
kuliah di sini.
11. Kampus PGSD, tempatku berkembang dalam segala hal, tempat menimba
ilmu, banyak cerita suka-duka, tawa dan tangis yang mampu mendewasakan
penulis. Tidak ada kampus yang lebih baik selain kampus PGSD yang
memberikan banyak kisah di tiap sudut dan lorong yang ada.

Akhirnya penulis menyadari masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam


penulisan tugas akhir ini oleh karena itu penulis membutuhkan saran dan kritik yang
membangun penulis di masa depan. Dan akhirnya semoga penulisan tugas akhir ini
bermanfaat bagi siapa saja yang berkepentingan.

Yogyakarta, 11 Februari 2016


Penulis,

Casula Ambar Winanti

xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT.................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


A. Latar Belakang.................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah........................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 6
G. Definisi Operasional ........................................................................................... 8

BAB. II LANDASAN TEORI ................................................................................... 10


A. Kajian Pustaka .................................................................................................. 10

xii
1. Hasil Belajar ................................................................................................. 10
2. Kemampuan Berpikir Kritis ......................................................................... 12
3. PBL (Problem Based Learning) ................................................................... 14
4. Pembelajaran Matematika ............................................................................ 21
B. Penelitian yang Relevan ................................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 26
D. Hipotesis Tindakan ........................................................................................... 28

BAB. III METODE PENELITIAN............................................................................ 30


A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 30
B. Setting Penelitian .............................................................................................. 32
C. Persiapan........................................................................................................... 32
D. Tindakan Penelitian Setiap Siklus .................................................................... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 39
F. Instrumen Penelitian.......................................................................................... 42
G. Teknik Pengujian Instrumen............................................................................. 47
H. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 50
I. Indikator Keberhasilan ..................................................................................... 60

J. Jadwal Penelitian ............................................................................................. 61

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 62

A. Hasil Penelitian................................................................................................. 62
1. Pelaksanaan................................................................................................... 62
2. Hasil Belajar ................................................................................................. 69
3. Kemampuan Berpikir Kritis ......................................................................... 74
B. Pembahasan ...................................................................................................... 95
BAB. V PENUTUP.................................................................................................... 97

A. Kesimpulan....................................................................................................... 97

xiii
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 98
C. Saran ................................................................................................................. 99

DAFTAR REFERENSI ........................................................................................... 100


LAMPIRAN............................................................................................................. 102

xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara................................................................................. 43
Tabel 3.2 Indikator Berpikir Kritis............................................................................. 45
Tabel 3.3 Kisi – kisi soal Evaluasi Siklus I................................................................ 45
Tabel 3.4 Kisi – kisi soal Evaluasi Akhir................................................................... 46
Tabel 3.5 Kisi – kisi Lembar Kuesioner .................................................................... 46
Tabel 3.6 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ..................................................... 48
Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Instrumen.................................................................... 49
Tabel 3.8 Hasil Validasi Kuesioner Berpikir Kritis .................................................. 49
Tabel 3.9 Kriteria Kelayakan Instrumen Berpikir Kritis ........................................... 50
Tabel 3.10 Kriteria PAP Tipe I .................................................................................. 51
Tabel 3.11Rentang Skor Indikator 1 .......................................................................... 52
Tabel 3.12 Rentang Skor Indikator 2 ........................................................................ 53
Tabel 3.13 Rentang Skor Indikator 3 ........................................................................ 54
Tabel 3.14 Rentang Skor Indikator 4 ........................................................................ 55
Tabel 3.15 Rentang Skor Indikator 5 ........................................................................ 56
Tabel 3.16 Rentang Skor Indikator 6 ........................................................................ 57
Tabel 3.17 Rentang Skor Seluruh Indiktor ............................................................... 57
Tabel 3.18 Tabel Rentang Skor Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis ................... 58
Tabel3.19 Kriteria Observasi ..................................................................................... 58
Tabel 3.20Tabel Kriteria Rata-rata Observasi Keseluruhan ..................................... 59
Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan ............................................................................. 60
Tabel 2.22 Jadwal Penelitian ..................................................................................... 61
Tabel 4.1Data KondisiAwal Nilai Ulangan Matematika ........................................... 69

Tabel 4.2 Hasil Nilai Evaluasi Siklus 1 ..................................................................... 69

xv
Tabel 4.3 Hasil Nilai Evaluasi Siklus 2 ..................................................................... 70
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar ...................................................................................... 71
Tabel 4.5 Skor Indikator 1 KemampuanBerpikir Kritis Setiap Siswa ....................... 74
Tabel 4.6 Skor Indikator 2 KemampuanBerpikir Kritis Setiap Siswa ....................... 75
Tabel 4.7 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa ...................... 76
Tabel 4.8 Skor Indikator 4 KemampuanBerpikir Kritis Setiap Siswa ....................... 77
Tabel 4.9 Skor Indikator 5 KemampuanBerpikir Kritis Setiap Siswa ....................... 78
Tabel 4.10 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa .................... 79
Tabel 4.11 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal.............................................. 80
Tabel 4.12 Nilai Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis .................................... 81
Tabel 4.13 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa .................... 82
Tabel 4.14 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa .................... 83
Tabel 4.15 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa .................... 84
Tabel 4.16 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa .................... 85
Tabel 4.17 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa .................... 86
Tabel 4.18Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa ..................... 87
Tabel 4.19 Skor Keseluruhan Kemampuan Berpikir Kritis ....................................... 88
Tabel 4.20 Nilai Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis.................................... 89
Tabel 4.21 Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa .......................... 90
Tabel 4.22 Hasil Observasi Siklus I........................................................................... 91
Tabel 4.23 Hasil Observasi Siklus II.......................................................................... 92
Tabel 4.24Perbandingan Pencapaian Penelitian ....................................................... 95

xvi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Bagan Literature Map Penelitian ......................................................................... 25
3.1 Model PTK Kemmis dengan MC. Taggart .......................................................... 30
4.1 Nilai Rata-rata Hasil Blajar ................................................................................. 71
4.2 Persentase Pencapaian KKM ............................................................................... 72
4.3 Peningkatan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis ................................................... 90

xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Penelitian..................................................................................... 102
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ................................................................. 103
Lampiran 3 Silabus .................................................................................................. 104
Lampiran 4 RPP ....................................................................................................... 111
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus 1 .......................................................................... 159
Lampiran 6 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa.............................................................. 164
Lampiran 7 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I................................................................. 168
Lampiran 8 Soal Evaluasi Akhir .............................................................................. 169
Lampiran 9 Contoh Hasil Pekerjaan Siswa.............................................................. 175
Lampiran 10 Hasil Nilai Evaluasi Akhir.................................................................. 181
Lampiran 11 Daftar Nilai Ulangan Matematika TA 2014/2015.............................. 182
Lampiran 12 Validitas Perangkat Pembelajaran ...................................................... 183
Lampiran 13 Kisi – kisi Kuesioner ......................................................................... 192
Lampiran 14 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis .............................................. 193
Lampiran 15 Validasi Kuesioner Berpikir Kritis .................................................... 197
Lampiran 16 Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis ........................................ 201
Lampiran 17 Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis ....................................... 202
Lampiran 18 Pedoman Observasi ............................................................................ 203
Lampiran 19 Hasil Observasi .................................................................................. 204
Lampiran 20 Hasil Wawancara................................................................................ 205
Lampiran 21 Foto Kegiatan ..................................................................................... 210
Lampiran 22 Daftar Riwayat Hidup……………………………………………….211

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada setiap jenjang

pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Belajar

matematika merupakan syarat cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

berikutnya, karena dengan belajar matematika, siswa akan belajar bernalar secara

kritis, kreatif dan aktif. Pembelajaran di dalam kelas seharusnya guru mampu

memfasilitasi dan menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, dalam

proses pembelajaran ini berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran adalah menghadirkan masalah matematika dalam

kehidupan sehari-hari, secara tidak langsung melatih siswa untuk berpikir

menghadapi masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan

menghadapkan anak pada masalah matematis sehari-hari dengan demikian belajar

matematika anak merasa terbantu untuk menyelesaikan masalah matematis

sehingga anak tertarik untuk belajar. Apalagi matematika adalah salah satu mata

pelajaran yang penting dan berguna bagi siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru kelas III, pada tanggal

8 Agustus 2015 peneliti mendapatkan informasi bahwa matematika merupakan

salah satu mata pelajaran dengan hasil belajar yang rendah pada materi perkalian

1
2

dan pembagian, guru belum maksimal mengembangkan kemampuan berpikir kritis

anak untuk menyelesaikan soal cerita maupun soal matematika yang lainnya.

Ennis (dalam Fisher 2008), bahwa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk

akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau

dilakukan. Dalam konsep Ennis pengambilan keputusan adalah bagian dari

berpikir kritis, diharapkan dengan menghadapkan masalah matematis dalam

kehidupan sehari-hari kemampuan berpikir kritis siswa meningkat.

SD Negeri Denggung memiliki KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk

pelajaran matematikan adalah 70. Berdasarkan batas Kriteria Ketuntasan Minimal

maka dapat dilihat siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 18 siswa dan 10

siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada 35%

siswa yang belum mencapai KKM untuk materi perkalian dan pembagian.

Berdasarkan hasil wawancara dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar matematika kelas III SD Negeri Denggung rendah pada materi perkalian

dan pembagian. Data kondisi awal hasil belajar tahun pelajaran 2014/2015 dapat

dilihat di lampiran 11.

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa

jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan (Purwanto, 2009 : 44),

siswa seringkali mengeluh ketidakpuasannya terhadap perolehan hasil belajar.

Proses pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada guru, menjadikan salah satu

faktor penyebab rendahnya hasil belajar, seharuanya pembelajaran di dalam kelas

berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Karakteristik siswa kelas

III dengan masa peralihan dari kelas II, masih mengalami kesulitan untuk
3

menyelesaikan soal cerita mengubahnya ke dalam bentuk matematika.Kuncinya

adalah penanaman konsep matematika yang mantang, guru harus menghadirkan

model pembelajarn yang membantu siswa untuk memahami materi.

Pada kenyataannya anak tidak dilatih untuk berpikir menghadapi masalah

matematis dalam kehidupan nyata.Apalagi kemampuan berpikir ini menjadi salah

satu bekal utama untuk menyelesaikan soal matematika, termasuk soal cerita.

Siswa tidak dilatih berpikir kritis untuk menghadapi masalah matematis yang ada

dalam kehidupan sehari-hari. Padahal pembelajaran matematika yang ideal

bertujuan untuk menghadapkan siswa dengan realita kehidupan sehari-hari yang

memuat permasalahan matematika dan perhitungan matematika.untuk dipikir dan

diselesaikan.

Salah satu pembelajaran inovatif yang membantu siswa untuk memahami

materi dan meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya adalah pembelajaran

model Problem Based Learning (PBL), yaitu pembelajaran yang menekankan

pada masalah kehidupan sehari-hari. PBL ini bertujuan untuk membantu siswa

menghadapi dan menyelesaikan permasalahan matematika, serta membantu siswa

berpikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan matematika, dengan demikian

diharapakn dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dikembangkan suatu pembelajaran

inovatif matematika, untuk meningkatkan hasil belajar matematika serta untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan tujuan mempersiapkan

siswa agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang
4

matang dan orang yang tidak pernah berhenti belajar. Peneliti mencoba

menerapkan pembelajaran Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis

Masalah. Arends (dalam Trianto 2007), Problem Based Learning (PBL)

merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada

masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun

pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan

inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan dirinya.

Agar siswa dapat mencapai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis yang

sesuai dengan yang diharapkan maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian

yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis

Matematikan Pada Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran

Problem Based Learning Siswa Kelas III SD Negeri Denggung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Pemahaman siswa tentang konsep perkalian dan pembagian masih rendah

2. Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal masih kurang

3. Pembelajaran siswa berpusat pada guru

4. Pendekatan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran kurang

menarik bagi siswa, sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan

5. Tujuan pembelajaran belum tercapai secara maksimal


5

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan suatu

permasalahan yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Penulis hanya meneliti siswa kelas III A SD Negeri Denggung, semester

ganjil tahun pelajaran 2015/2016.

2. Objek yang diteliti adalah peningkatan hasil belajar matematika dan

kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

3. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning (PBL)

atau pembelajaran berbasis masalah.

4. Mata pelajaran yang diteliti adalah matematika dengan materi perkalian dan

pembagian.

D. Rumusan Masalah

Hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas III SD

Negeri Denggung harus ditingkatkan. Berdasarkan uraian latar belakangmasalah

di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan PBL dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran

2015/2016?

2. Apakah penerapan pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan

hasil belajar matematika pada materi perkalian dan pembagian kelas III SD

Negeri Denggung tahun ajaran 2015/2016?


6

3. Apakah penerapan pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis matematika pada materi perkalian dan pembagian

kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui dan memaparkan bagaimana penerapan PBL untuk meningkatkan

hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Denggung

tahun ajaran 2015/ 2016.

2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi

operasi hitung perkalian dan pembagian siswa kelas III SD Negeri Denggung

tahun ajaran 2015/ 2016 lewat penggunaan pendekatanProblem Based Learning.

3. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis

matematika materi operasi hitung perkalian dan pembagian siswa kelas III SD

Negeri Denggung tahun ajaran 2015/ 2016 melalui model pendekatanProblem

Based Learning.

F. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan baik secara langsung,

maupun tidak langsung. Manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teorits

a. Sebagai gambaran dan bahan pengembangan untuk menentukan langkah-

langkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis matematika pada materi perkalian dan pembagian


7

siswa kelas III SD Negeri Denggung tahun ajaran 2015/2016 melalui

pendekatan Problem Based Learning.

b. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya, mengenai hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa materi perkalian dan pembagian, serta

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas III SD

Negeri Denggung tahun ajaran 2015/ 2016.

b. Bagi peneliti

1) Mendapatkan pengalaman baru tentang penggunaan model Problem Based

Learning (PBL).

2) Penelitian ini sebagai sarana untuk belajar, berlatih, menerapkan dan

mengembangkan pengetahuan peneliti yang telah berproses selama

penelitian.

3) Menambah wawasan atau pengetahuan baru tentang kemampuan berpikir

kritis.

c. Bagi Guru

Penggunaan metode pembelajaran inovatif PBL sebagai salah satu metode

mengajar yang dapat digunakan pada pembelajaran matematika khususnya

untuk meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan keterampilan berpikir

kritis matematika siswa.


8

d. Bagi sekolah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif

dalam penggunaan pembelajaran inovatif PBL.

G. Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa istilah yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh

siswa setelah melakukan pembelajaran, peneliti memfokuskan pada aspek

kognitif.

2. Berpikir kritis

Berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan

reflektif, yang mencontohkan kesempurnaan berpikir, dengan terlebih

dahulu menganalisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan

masalah dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan.

3. Problem Based Learning

PBL merupakan model pembelajaran yang mengangkat masalah yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari untuk diselesaikan dengan langkah-

langkah tertentu.

4. Matematika

Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan angka

dan bilangan serta menggunakan simbol matematika untuk menyelesaikan

masalah sehari-hari.
9

5. Perkalian dan Pembagian

Konsep perkalian adalah penjumlahan berulang, sedangkan konsep pembagian

adalah pengurangan berulang.


BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang kajian teori, hasil penelitian yang relevan,

kerangka berpikir dan hipotesis tindakan

A. Kajian Pustaka

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar siswa pada hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku

setelah melalui proses belajar mengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajar

dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik

(Majid,2014: 27).Hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan

pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.Andersond dan

Krathwohl (dalam Rusmono, 2012:8) menyebut ranah kognitif dari taksonomi

Bloom merevisi menjadi dua dimensi yaitu dimensi proses kognitif dan

dimensi pengetahuan. Dimensi proses kognitif terdiri atas enam tingkatan: (1)

ingatan, (2) pemahaman, (3) pengetahuan terdiri atas empat tingkatan, yaitu

(1) pengetahuan faktual, (2) pengetahuan konseptual, (3) pengetahuan

prosedural, dan (4) pengetahuan meta-kognitif.

Sedangkan Snelbeker (dalam Rusmono, 2012: 8) perubahan atau

kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar.

10
11

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah

melakukan pembelajaran, peneliti memfokuskan pada aspek kognitif.

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Susanto (2013 : 12), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua

hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti

kemampuan berpikir atau tingkah laku, motivasi, minat, dan kesiapan siswa

baik jasmani maupun rohani.Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana,

kompetensi guru, kreativitas guru, sumber belajar, metode serta dukungan

lingkungan.

Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (dalam Susanto

2012:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal,

maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan

eksternal, sebagai berikut:

1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri siswa, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor

internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar,

ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar, yang mempengaruhi

hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Keadaan

keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.


12

2. Kemampuan Berpikir Kritis

a. Model Berpikir Kritis Richard Paul

Berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri yang

mencontohkan kesempurnaan berpikir sesuai dengan mode tertentu

atau ranah berpikir (Richard Paul dalam Kuswana 2012: 205). Standar

berpikir kritis bagi pendidikan dasar dalam model Paul adalah upaya

untuk mengidentifikasi komponen berpikir kritis, berikut adalah daftar

standar berpikir kritis: kejelasan (clarity), presisi (precision), spesial

(specificity), akurasi (accuracy), relevan (relevance), konsisten

(consistency), logis (logic), mendalam (dept), kelengkapan

(completeness), signifikan (significance), kecukupan (adequacy), dan

keadilan (fairness).

Kuswana (2011 : 19) berpendapat berpikir kritis merupakan

analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah,

dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan.

Sedangkan menurut Norris dan Ennis (dalam Alec Fisher, 2008 :

4) berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang

berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis

merupakan suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan reflektif,

yang mencontohkan kesempurnaan berpikir, dengan terlebih dahulu

menganalisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan

masalah dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan.


13

b. Indikator Berpikir Kritis

Menurut Glaser (dalam Fisher, 2008 :7), ciri-ciri berpikir kritis

yaitu: (a) mengenal masalah, (b) menemukan cara-cara untuk

menyelesaikan masalah, (c) mengumpulkan dan menyusun informasi

yang diperlukan, (d) mengenal ide dan nilai yang tidak dinyatakan, (e)

memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, (f) menganalisis data,

(g) menilai fakta dan menilai pernyataan-pernyataan, (h) mengenal

sebab akibat suatu masalah, (i) menarik kesimpulan, (j) menguji

kebenaran pendapat orang lain, (k) menyusun kembali pola-pola

keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas; dan (l)

membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas

tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan 12 indikator

tersebut, peneliti memilih enam indikator yang digunakan dalam

penelitian ini, sebagai berikut: (a) mengenal masalah, (b) menemukan

cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu,

(c) mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan, (d)

menganalisis data, (e) menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-

kesimpulan yang seorang ambil, dan (f) membuat penilaian yang tepat

tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-

hari.
14

c. Keterampilan Penting dalam Pemikiran Kritis

Beberapa keterampilan berpikir kritis yang sangat penting

menurut Fisher (2008 : 8), khususnya bagaimana: 1) mengidentifikasi

elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan, khususnya alasan-alasan

dan kesimpulan-kesimpulan; 2) mengidentifikasi dan mengevaluasi

asumsi-asumsi; 3) mengklarifikasi dan menginterpretasi pernyataan-

pernyataan dan gagasan-gagasan; 4) menilai akseptabilitas, khususnya

kredibilitas, klaim-klaim; 5) mengevaluasi argumen-argumen yang

beragam jenisnya; 6) menganalisis, mengevaluasi dan menghasilkan

penjelasan-penjelasan; 7) menganalisis, mengevaluasi dan membuat

keputusan-keputusan; 8) menarik inferensi-inferensi; 9) menghasilkan

argumen-argumen.

3. Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Triyanto (2009 : 90) mengemukakan pembelajaran berbasis

masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada

banyaknya masalah yang membutuhkan penyelidikan dan

penyelesaian secara nyata.

Ratumanan (dalam Triyanto, 2009 : 92), menyatakan bahwa

pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif

untuk pengajaran cara berproses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran

ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi

dalam diri siswa, dan menyusun pengetahuannya tentang dunia sosial


15

dan sekitarnya. Peterson (dalam Amir, 2009 : 13) mengatakan bahwa

yang mendapatkan fokus dalam pembelajaran berbasis masalah bukan

hanya pada saat pembelajaran itu berlangsung tetapi juga kelak, yakni

kecakapan yang diperoleh akibat proses tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan,

bahwa pembelajaran berbasis masalah atau PBL merupakan model

pembelajaran yang mengangkat masalah yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari untuk diselesaikan dengan langkah-langkah tertentu.

b. Karakteristik Problem Based Learning (PBL)

Karakteristik Problem Based Learning menurut Arends (dalam

Trianto,2009 : 93) adalah sebagai berikut:

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah

Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran

berdasarkan masalah dan pertanyaan yang terjadi dan masalah

tersebut penting untuk dipecahkan dan bermakna bagi seseorang.

2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin

Masalah yang akan dipecahkan adalah masalah yang nyata agar

dalam pemecahannya siswa tidak hanya melihat dari satu sisi mata

pelajaran tetapi siswa mampu melihat masalah itu dari berbagai mata

pelajaran.
16

3) Penyelidikan autentik

Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa

melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata

terhadap masalah nyata.Mereka harus menganalisis dan

mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat

ramalan, mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan

eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan

kesimpulan.

4) Membuat produk dan memamerkannya

Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk

menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya.Karya tersebut

mampu mewakili atau menjelaskan penyelesaian masalah yang

mereka temukan.

5) Kolaborasi

Ciri dari pembelajaran berbasis masalah adalah dengan adanya

siswa yang bekerjasama dalam menyelesaikan

masalahnya.Bekerjasama memberikan motivasi, mengembangkan

keterampilan sosial, dan keterampilan berpikir.

d. Tujuan Problem Based Learning (PBL)

Berdasarkan ciri-ciri PBL yang telah disebutkan diatas,

menurut Trianto (2009 : 94), tujuan PBL adalah untuk: 1) membantu

siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan


17

pemecahan masalah, 2) belajar peranan orang dewasa yang autentik,

3) menjadi pembelajar yang mandiri.

e. Kelebihan dan Kekurangan PBL

Kelebihan Problem Based Learning (PBL) sebagai suatu

model pembelajaran menurut Trianto (2009 : 96) adalah : 1) realistik

dengan kehidupan siswa, 2) konsep sesuai dengan kebutuhan siswa, 3)

memupuk sifat inkuiri siswa, 4) memupuk kemampuan Problem

Solving atau pemecahan masalah. Selain kelebihan tersebut

pembelajaran berbasis masalah juga memiliki kekurangan yaitu : 1)

persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks, 2)

sulitnya mencari problem yang relevan, 3) memerlukan waktu yang

panjang, dan 4) sering terjadi miss-konsepsi.

f. Langkah–langkah Problem Based Learning (PBL)

Proses PBL akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan

segala perangkat yang diperlukan. Menurut Amir (2009 : 24) ada 7

langkah PBL setelah membentuk kelompok kecil:

1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas

memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep

yang ada dalam masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap

yang membuat setiap peserta berangkat dari cara memandang yang

sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah.


18

2) Merumuskan masalah

Fenomena atau kejadian yang ada dalam masalah menuntut

penjelasan hubungan-hubungan apa yang terjadi di antara fenomena

itu.

3) Menganalisis masalah

anggota menggeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah

dimuliki anggota tentang masalah. Anggota kelompok mendapatkan

kesempatan melatih bagaimana menjelaskan, melihat alternatif atau

hipotesis yang terkait dengan masalah.

4) Menata gagasan dan secara sistematis menganalisisnya dengan

dalam

bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain,

dikelompokkan; mana yang saling menunjang, mana yang

bertentangan, dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilah-

memilah sesuatu menjadi bagian yang membentuknya.

5) Memformulasikan tujuan pembelajaran

kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena

kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan

mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran kan dikaitkan

dengan analisis masalah yang dibuat. Tujuan pembelajaran ini juga

yang dibuat menjadi dasar penugasan–penugasan individu disetiap

kelompok.
19

6) Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar

diskusi kelompok)

saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki,

dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus

mencari informasi tambahan dan menentukan di mana hendak

dicarinya atau menentukan sumber informasi.Keaktifan setiap anggota

harus terbukti dengan laporan yang harus disampaikan oleh setiap

individu/kelompok yang bertanggung jawab atas setiap tujuan

pembelajaran.

7) Mensintesa (menggabungkan dan menguji informasi baru, dan

membuat laporan untuk kelas

dari laporan-laporan individu/kelompok, yang dipresentasikan di

hadapan anggota kelompok lain, kelompok akan mendapatkan

informasi-informasi baru. Kelompok sudah dapat membuat sistesis;

menggabungkan dan mengkombinasikan hal-hal yang relevan.

Arends (2013 : 115) menyatakan bahwa ada lima tahap dalam

sintaksis untuk pembelajaran berbasis masalah, yaitu:

Tahap 1: Mengarahkan siswa kepada masalah

Guru meninjau ulang tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk

terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah

Tahap 2: Mempersiapkan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefinisikan dan menyusun tugas-tugas

belajar yang terkait dengan permasalahan


20

Tahap 3: Membantu penelitian mandiri dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

mengadakan eksperimen, dan mencari penjelasan serta solusinya

Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan mepersiapkan hasil

karya

Tahap 5:Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk merefleksikan penyelidikan mereka dan

proses yang mereka gunakan

Sedangkan Pannen (dalam Ngalimun, 2012 : 94) langkah-

langkah dalam pembelajaran PBL ada delapan tahapan, yaitu: (1)

mengidentifikasi masalah, (2) mengumpulkan data, (3) menganalisis

data, (4) memecahkan masalah berdasarkan data pada data yang ada

dan analisisnya, (5) memilih cara untuk menyelesaikan masalah, (6)

merencanakan penerapan pemecahan masalah, (7) melakukan ujicoba

terhadap rencana yang ditetapkan, dan (8) melakukan tindakan

(action) untuk memecahkan masalah.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lima fase dalam PBL

sesuai dengan pendapat Arends (2013 : 115) yang meliputi: (1)

orientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi siswa untuk belajar,

(3) membimbing penyelidikan individu maupun kelompok,


21

(4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah.

4. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Johnson dan Myklebust (dalam Sundayana, 2003 : 252)

mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang

mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

kuantitatif dan keruangan. Dengan kata lain, matematika adalah bekal bagi

peserta didik untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif.

Sedangkan menurut Schoenfeld (dalam Hendriana &

Soemarmo,2014 : 6) mengemukakan bahwa matematika adalah suatu

disiplin ilmu yang hidup dan tumbuh di mana kebenaran dicapai secara

individu dan melalui masyarakat matematis. Selanjutnya ia menyarankan

agar: a) Pakar matematika mengembangkan pemahaman matematik yang

dalam melalui latihan magang dalam masyarakat terutama untuk

mahasiswa pascasarjana dan professional muda, b) Dalam standar

pembelajaran untuk siswa menengah ke bawah siswa tidak didorong untuk

magang seperti itu, oleh karena itu hendaknya siswa didorong untuk doing

dan knowing mathematics.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan angka

dan bilangan serta menggunakan simbol matematika untuk menyelesaikan

masalah sehari-hari.
22

b. Tujuan Pembelajaran Matematika

Hendriana dan Soemarmo (2014:7) menyatakan bahwakurikulum

KTSP yang disempurnakan pada kurikulum 2013 mencantumkan tujuan

pembelajaran matematika sebagai berikut: 1) memahami konsep

matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan

konsep atau matematika secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam

pemecahan masalah, 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,

menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan peryataan matematika, 3)

memecahkan masalah, 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,

tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,

dan 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

c. Materi Pembelajaran

1) Perkalian

Konsep perkalian adalah penjumlahan berulang.

Contoh:

Banyak seluruh apel Bu Santi ada 9 buah.

Kita dapat memperolehnya dengan cara menjumlahkan 3 + 3 + 3 = 9

Penjumlahan itu disebut penjumlahan berulang. Penjumlahan bilangan 3

dilakukan 3 kali.Penjumlahan berulang dapat dinyatakan dalam bentuk

perkalian yaitu 3 x 3.
23

2) Pembagian

Konsep pembagian adalah pengurangan berulang.

Contoh:

Bu Sita memindahkan 12 butir telur itu ke keranjang kecil. Setiap

kali ia memindahkan 4 butir telur ke masing-masing keranjang kecil.

Ternyata, semua telur dapat menempati 3 keranjang kecil dan tidak ada

telur yang tersisa.

12 - 4 - 4 - 4 = 0

Bentuk pengurangan di atas disebut pengurangan berulang.

Pengurangan dengan 4 dilakukan sebanyak 3 kali. Jadi, 12 : 4 = 3.

Pembagian dapat dinyatakan sebagai pengurangan berulang.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang hasil belajar pernah dilakukan oleh Pratiwi, Ni Wyn

Wida Gian, dkk.(2013)dengan judul “Model Pembelajaran Problem Based

Learning Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata Pelajaran

Matematika Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan”. Data mengenai hasil

belajar materi pecahan dalam mata pelajaran matematika dikumpulkan dengan

instrumen berupa tes objektif pilihan ganda. Data yang diperoleh selanjutnya

dianalisis dengan tehnik t-test dengan t-hitung= 2,8, t-tabel= 0,02 pada taraf

signifikansi 5% dan dk = 34 n1 – 1atau n2 – 1 sehingga diperoleh t-hitung >t-

tabel. Rerata hasil belajar matematika siswa di kelompok eksperimen adalah

74,23 dan kelompok control adalah 67,14. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning


24

berpengaruh terhadap hasil belajar materi pecahan dalam mata pelajaran

matematika siswa kelas IV SD Saraswati Tabanan.

Penelitian tentang penggunaan model pembelajaran Problem Based

Learning, juga pernah dilakukan oleh Gunantar, Gd, dkk.(2014) dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran

berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yakni

dari siklus I ke siklus II sebesar 16,42% dari kriteria sedang menjadi tinggi.

Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Susila, Putu Budi, dkk.(2014)

dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV

Gugus III Kecamatan Busungbiu”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

hasil belajar siswa kelompok eksperimen tergolong tinggi dengan rata-rata

16,56, sedangkan hasil belajar siswa kelompok kontrol tergolong sedang

dengan rata-rata 11,43. Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan

berpikir kritis siswa yang mengikuti model pembelajaran berbasis masalah

dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV

gugus III kecamatan Busungbiu ( thitung>ttabel, thitung = 4,77 dan ttabel

=2,43).Dengan demikian, model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh

terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

Penelitian yang sudah dilakukan di atas digunakan peneliti sebagai

pendukung penelitian yang relevan, untuk meningkatkan hasil belajar siswa


25

dan kemampuan berpikir kritis matematika melalui pembelajaran Problem

Based Learning (PBL). Literatur Map penelitian yang relevan dapat dilihat

pada gambar 2 berikut:

Pratiwi, Ni Wayan Wida Gian, dkk.


(2013). Model Pembelajaran
Problem Based Learning
Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar
Materi Pecahan Mata Pelajaran
Matematika Siswa Kelas IV SD
Saraswati Tabanan

Yang akan diteliti dalam


penelitian ini adalah :
Gunantar, Gd, dkk.
(2014).Penerapan Model Peningkatan Hasil
Pembelajaran Problem Based Belajar dan Kemampuan
Learning Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika III A Pada
Matematika Siswa Kelas V Materi Perkalian dan
Pembagian Melalui
Pembelajaran PBL SD
Negeri Denggung Tahun
Pelajaran 2015/2016

Susila, Putu Budi, dkk. (2014).


Pengaruh Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Pada Mata
Pelajaran Matematika Kelas IV
Gugus III Kecamatan Busungbiu

Gambar 2.1Bagan Literature MapPenelitian


26

Penelitian ini memperkuat penelitian yang relevan, bahwa model

pembelajaran PBL memberikan pengaruh terhadap hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis siswa. Peneliti meneliti tentang peningkatan hasil

belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika kelas III A pada materi

perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran PBL SD Negeri

Denggung. Unsur kesamaan dalam penelitian ini adalah penggunaan model

pembelajaran PBL pada pembelajaran matematika.

C. Kerangka Berpikir

Bidang studi matematika merupakan bidang studi yang berguna dan

membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-

hari yang berhubungan dengan hitung menghitung. Oleh sebab itu, siswa

harus selalu dilatih dan dibiasakan berpikir mandiri untuk memecahkan

masalah, karena pemecahan masalah selain menuntut siswa untuk berpikir

juga merupakan alat utama untuk melakukan atau bekerja dalam matematika.

Melalui pembelajaran matematika juga diharapkan dapat ditumbuhkan

kemampuan-kemampuan yang lebih bermanfaat untuk mengatasi masalah-

masalah yang diperkirakan akan dihadapi siswa di masa depan (Susanto, 2012

: 195). Oleh sebab itu, siswa harus dilatih dan dibiasakan berpikir kritis untuk

memecahkan masalah. Guru harus menghadirkan pembelajaran yang

membantu siswa untuk lebih memahami materi pembelajaran. Pada umumnya

anak kelas III memiliki karakteristik masa peralihan dari kelas II, untuk

menyelesaikan matematika siswa masih mengalami kesulitan apa lagi untuk

menyelesaikan masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari.


27

Salah satu model pembelajaran adalah menghadirkan masalah

matematika dalam kehidupan sehari-hari, secara tidak langsung melatih siswa

untuk berpikir menghadapi realitas kehidupan nyata, karena pada

kenyataannya anak tidak dilatih untuk berpikir menghadapi realitas kehidupan

nyata. Apalagi kemampuan berpikir ini menjadi salah satu bekal utama untuk

menyelesaikan soal matematika, termasuk soal cerita. Siswa tidak dilatih

berpikir kritis untuk menghadapi masalah matematis yang ada dalam

kehidupan sehari-hari. Padahal pembelajaran matematika yang ideal bertujuan

untuk menghadapkan siswa dengan realita kehidupan sehari-hari yang

memuat permasalahan matematika dan perhitungan matematika. untuk dipikir

dan diselesaikan.

Pembelajaran Problem Based Learningjuga terkait dengan peran siswa

dalam keikutsertaannya saat proses pembelajaran. Peran serta siswa saat

proses pembelajaran dianggap penting karena didalam pembelajaran

dibutuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Berpikir kritis merupakan suatu

disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan reflektif, yang mencontohkan

kesempurnaan berpikir, dengan terlebih dahulu menganalisis situasi masalah

melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah dan sintesis informasi untuk

menentukan keputusan, ketika anak dihadapkan pada masalah anak akan

terlatih untuk berpikir kritis. Model pembelajaran Problem Based Learningini

menekankan penyelesaian masalah pada kehidupan sehari-hari, sehingga

membantu anak untuk menyelesaikan masalah matematis dalam kehidupan

sehari-hari.
28

Pernyataan diatas, membuat peneliti tertarik dengan model atau

strategi pembelajaran Problem Based Learning. Pembelajaran Problem Based

Learning merupakan konsep belajar yang menekankan masalah pada

kehidupan sehari-hari. Di harapkan proses pembelajaran akan menjadi aktif,

menyenangkan, dan mudah dipahami oleh siswa. Penerapan pembelajaran

Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan

kemampuan berpikir kritis.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori-teori yang mendukung dan kerangka berpikir yang

peneliti tulis di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk

meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III

A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2015/2016, dilaksanakan dengan

lima fase yaitu : (1) orientasi siswa pada masalah, (2) mengorganisasi

siswa untuk belajar, (3) membimbing penyelidikan individu maupun

kelompok, (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5)

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa materi perkalian dan pembagian kelas III

A SD Negeri Denggung tahun pelajaran 2015/2016.


29

3. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat

meningkatan kemampuan berpikir kritis matematika materi perkalian dan

pembagian siswa kelas III A SD Negeri Denggung tahun pelajaran

2015/2016 .
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

Tindakan Kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau

disekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan, praktik dan proses pembelajaran (Susilo, 2007:16).

Penelitian Tindakan Kelas memiliki berbagai model yang dapat digunakan

dalam sebuah penelitian. Model penelitian yang diadaptasi peneliti dalam

penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc. Taggart.Model Kemmis dan Mc

Taggart dapat digambarkan dalam bagan berikut.

Perencanaan

SIKLUS I
Refleksi
Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi
SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010 : 17)

30
31

Berdasarkan gambar 3.1 model PTK Kemmis dan Mc Taggart terdapat

empat langkah untuk setiap siklus yang meliputi:

1. Perencanaan adalah langkah yang dilakukan oleh peneliti ketika akan

memulai tindakannya.

2. Pelaksanaan adalah implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat.

3. Pengamatan adalah proses mencermati jalannya pelaksanaan tindakan.

Hal-hal yang diamati adalah hal-hal yang sudah disebutkan dalam

pelaksanaan.

4. Refleksi atau dikenal dengan peristiwa perenungan adalah langkah

mengingat kembali kegiatan yang sudah lampau yang dilakukan oleh

peneliti.

Peneliti melakukan perencanaan mengenai langkah-langkah apa saja yang

harus dilakukan ketika akan memulai tindakannya, seperti menyusun perangkat

pembelajaran dan berkonsultasi dengan guru kelas. Sehingga dalam proses

pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan perencanaan.

Pengamatan dilakukan setiap kali pertemuan di kelas, peneliti membuat pedoman

pengamatan (observasi) untuk mempermudah melihat jalannya pelaksanaan

tindakan. Sedangkan dalam refleksi peneliti melihat kembali apakah langkah-

langkah dalam penelitian tersebut sudah mencapai target yang sudah ditentutan

atau belum, lalu pada siklus II dikembangkan dan ditingkatkan.


32

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Denggung yang terletak di

jalan Candi Gebang, Bangunrejo, Tridadi, Sleman ,Yogyakarta.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik SD Negeri Denggung tahun

pelajaran 2015/2016 kelas III A yang berjumlah 28 siswa.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar dan kemampuan

berpikir kritis matematika kelas III A SD Negeri Denggung, melalui

pembelajaran inovatif Problem Based Learning.

C. Persiapan

Persiapan dalam penelitian ini meliputi:

1. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SD Negeri Denggung

2. Melakukan wawancara dengan guru kelas III untuk mengetahui

permasalahan yang dialami siswa

3. Melakukan observasi pembelajaran siswa di kelas III guna memperoleh

gambaran mengenai kegiatan pembelajaran serta karakteristik siswa.

4. Peneliti menyebarkan kuesioner untuk mengetahui kondisi awal

kemampuan berpikir kritis siswa kelas III.

5. Meminta dokumen nilai siswa dari guru kelas III tahun sebelumnya

6. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang ada di kelas III yaitu

perkalian dan pembagian


33

7. Merumuskan masalah dan merumuskan hipotesis

8. Menyusun rencana penelitian

9. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok dan

menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LKS,

Soal Evaluasi Siklus I dan siklus II, kunci jawaban dan instrumen

penelitian.

10. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari Validasi perangkat

pembelajaran dua dosen ahli dan guru kelas

11. Mendata nama-nama siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang,

dan rendah pada mata pelajaran matematika melalui wawancara dengan

guru kelas.

D. Tindakan Penelitian Setiap Siklus

Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga hahap sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan

pada siswa yaitu membuat perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP,

materi yang diajarkan, LKS dan soal evaluasi siklus I. Selanjutnya peneliti

juga mempersiapkan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

pada siklus I.

b. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus I akan dilakukan dalam 2

pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran, setiap jam


34

pelajaran terdiri dari 35 menit. Adapun tahapan proses pembelajaran pada

siklus I adalah sebagai berikut:

1) Pertemuan I

a) Kegiatan Awal

Guru membagikan kuesioner mengenai kemampuan berpikir kritis

siswa, setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya tentang

kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan perkalian untuk

menggali pemahaman siswa(orientasi siswa pada masalah).

b) Kegiatan Inti

Guru membacakan soal cerita dalam kehidupan sehari-hari tentang

perkalian lalu melakukan demonstrasi menggunakan media papan

manik-manik untuk menjelaskan konsep perkalian sebagai penjumlahan

berulang berdasarkan soal cerita yang sudah dibacakan

tadi(mengorganisasi siswa untuk belajar). Beberapa siswa ke depan

untuk membantu guru dalam menggunakan media, siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok untuk mengerjakan LKS yang dibantu dengan

media sedotan(membimbing penyelidikan individu maupun kelompok).

Setelah itu perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi

kelompok mereka (mengembangkan dan menyajikan hasil karya).

c) Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup diakhiri dengan tanya jawab seputar materi yang

belum jelas dan guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran hari

itu(menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah).


35

2) Pertemuan II

a) Kegiatan Awal

Guru melakukan apersepsi sebelum pembelajaran dengan cara

bertanya kepada siswa bagaimana melalukan perkalian dengan dua

angka?.Lalu guru menuliskan contoh soal supaya siswa mencoba

mengerjakan(orientasi siswa pada masalah).

b) Kegiatan Inti

Guru membacakan soal cerita tentang kehidupan sehari-hari tetapi

memuat materi perkalian dua angka(mengorganisasi siswa untuk belajar).

Untuk menjelaskan materi perkalian dengan dua angka, guru menggunakan

media papan angka.Media ini terbuat dari kertas karton yang diberi

kantong-kantong untuk memasukkan angka-angka.Siswa mengerjakan

LKS secara berkelompok dengan bantuan guru (membimbing penyelidikan

individu maupun kelompok)

c) Kegiatan Penutup

Sebelum melakukan kegiatan penutup guru mengadakan sedikit

permainan menggunakan papan angka yang diletakkan di papan tulis,

setiap siswa mendapatkan angka-angka selanjutnya guru akan membacakan

soal seperti mencongak, lalu siswa akan memasukkan angka-angka dengan

cepat (mengembangkan dan menyajikan hasil karya) Setelah itu siswa

melalukan evaluasi akhir siklus I(menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah).
36

c. Observasi

Observasi dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung pada

siklus I. Peneliti mengobservasi tentang kemampuan berpikir kritis sesuai

dengan pedoman observasi kemampuan berpikir kritis yang peneliti buat.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi setelah melakukan tindakan pada siklus I.

Refleksi bertujuan untuk memberikan penilaian dan mengetahui

kekurangan maupun kelebihan yang terjadi ketika kegiatan pembelajaran

berlangsung. Kegiatan refleksi pada siklus I ini akan digunakan peneliti

sebagai pertimbangan merencanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada siklus II peneliti membuat perencanaan pembelajaran

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I . Pada siklus II peneliti

memperbaiki kekurangan pada siklus I. Peneliti juga mempersiapkan

RPP yang akan digunakan pada siklus II. Peneliti juga mempersiapkan

LKS dan media yang akan digunakan pada siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus II terdiri dari 2 pertemuan, masing-masing selama 2 jam

pelajaran. Setiap jam pelajaran terdiri dari 35 menit. Adapun tahapan

proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:


37

1) Pertemuan I

a) Kegiatan Awal

Guru bertanya mengenai kegiatan sehari-hari siswa yang mungkin

berhubungan dengan pembagian(orientasi siswa pada masalah).

b) Kegiatan Inti

Gurumembacakan soal cerita pembagian lalu meminta bantuan

siswa untuk membantu menyelesaikan soal tersebutdengan

menggunakan papan manik-manik untuk menjelaskan konsep

pembagian(mengorganisasi siswa untuk belajar). Secara berkelompok

siswa mengerjakan LKS dan guru membimbing untuk menyelesaikan

soal-soal tersebut(membimbing penyelidikan individu maupun

kelompok), lalu salah satu perwakilan kelompok menyampaikan hasil

diskusi kelompok mereka (mengembangkan dan menyajikan hasil

karya).

c) Kegiatan Penutup

Secara bersama-sama guru dan murid melakukan refleksi tentang

pembelajaran yang sudah dilaksanakan lalu menutupnya dengan

memberikan kesimpulan tentang materi (menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah).

2) Pertemuan II

a) Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal peneliti mengulangi materi sebelumnya

tentang pembagian, kemudian guru menyampaikan tujuan materi yang


38

akan dipelajari, yaitu tentang pembagian dua angka(orientasi siswa

pada masalah).

b) Kegiatan Inti

Guru membacakan soal cerita yang harus diselesaikan dengan

pembagian dua angka, kemudian menjelaskan tentang

materi(mengorganisasi siswa untuk belajar)lalu siswa mengerjakan

LKS secara berkelompok (membimbing penyelidikan individu maupun

kelompok). Setelah selesai mengerjakan LKS perwakilan kelompok

mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka (membimbing

penyelidikan individu maupun kelompok), selanjutnya siswa

mengerjakan soal evaluasi akhir siklus II sekaligus juga mengerjakan

soal evaluasi akhir yaitu gabungan dari siklus I dan siklus II.

c) Kegiatan Penutup

Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran, guru memberikan

kuesioner tentang kemampuan berpikir kritis.Selanjutnya bersama-

sama melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang sudah

dilaksanakan lalu membuat kesimpulan(menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah).Guru meminta perwakilan

beberapa siswa untuk memberikan kesan dan pesan selama peneliti

masuk ke kelas mereka.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran

lengkap mengenai proses pembelajaran yang sedang berlangsung.


39

Peneliti mengamati kemampuan berpikir kritis ketika proses

pembelajaran berlangsung. Dari kegiatan observasi ini peneliti mampu

mengamati secara langsung perkembangan siswa.

d. Refleksi

Ketika tindakan pada siklus II terlaksana, peneliti kemudian

mengevaluasi kegiatan pada siklus II yang telah dilakukan. Kemudian

peneliti menganalisis proses pembelajaran, hasil evaluasi dan

kuesioner berpikir kritis yang telah dibagikan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan

non tes yang meliputi:

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab sepihak antara

pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee), yang

dilaksanakan sambil bertatap muka, baik secara langsung maupun tidak

langsung, dengan maksud memperoleh jawaban dari interviewee (Masidjo,

1995:72). Peneliti melakukan kegiatan wawancara pada hari sabtu,8 Agustus,

wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kondisi secara umum, karakteristik

siswa kelas III, bagaimana proses pembelajaran dan masukan-masukan dari

guru yang berguna untuk membantu proses penelitian. Dari kegiatan

wawancara ini peneliti mendapatkan gambaran dan masukan untuk melalukan

penelitiannya, karena kelas III A adalah kelas yang cukup aktif siswannya.Jika
40

dibandingkan dengan kelas III B, kelas III A ini siswanya sangat ramai dengan

beragam karakteristik. Misalnya saja ketika guru sedang menjelaskan ada

siswa yang tiba-tiba menangis karena diganggu temanyang lain. Tidak heran

guru kelas sering kewalahan untuk mengatasi kelas tersebut, karena harus

bersuara lantang untuk mendapatkan perhatian siswa. Di dalam kelas ada

beberapa anak yang mempunyai sifat sebagai provokator yang berpengaruh

besar terhadap suasana kelas, dibutuhkan kesabaran dan tenaga yang ekstra.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan dan

indra pendukung lainnya, seperti pendengaran, penciuman, dan lain-lain-

untuk mencermati secara langsung fenomena atau objek yang sedang diteliti

(Ghani, 2014:143). Observasi ini dilakukan disetiap pertemuan dan selama

proses pembelajaran berlangsung yaitu pada tanggal 21, 22, 28, dan 29

September 2015. Peneliti membuat lembar pengamatan berpikir kritis untuk

mempermudah ketika melakukan pengamatan.

3. Tes Untuk Mengukur Hasil Belajar Siswa

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus

ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes

digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa telah menguasai

pelajaran yang disampaikan terutama aspek pengetahuan dan keterampilan

(Jihad, 2008:67).Peneliti menggunakan tes dengan bentuk soal uraian untuk

kelas III mata pelajaran matematika. Tes diberikan diakhir siklus I pertemuan
41

kedua sebagai evaluasi akhir siklus I dan diakhir siklus II pertemuan kedua

sebagai evaluasi siklus II dan evaluasi akhir dengan materi perkalian dan

pembagian.

4. Pengumpulan Data Nontes Menggunakan Kuesioner

Jenis penilaian tertulis nontes yang sangat lazim adalah kuesioner

atau daftar pertanyaan.Kuesioerdiberikan di awal sebelum siklus dan di akhir

siklus.Dari segi informasi yang dikumpulkan, kuesioner ini bertujuan untuk

mengungkap fakta dan jika dilihat dari sifatnya termasuk kuesioner tertutup.

Jawaban yang berisi kemungkinan fakta yang diharapkan sudah tersedia atau

disajikan sehingga murid tinggal memilih dengan cara memberi tanda, pada

salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan dirinya

(Supratiknya,2012:40). Sedangkan menurut Masidjo (1995:70), kuesioner

adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus

dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui

kemampuan berpikir kritis matematika siswa.Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan kuesioner berpikir kritis skala likert. Prinsip pokok skala likert

adalah menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap

terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat positif

(Widoyoko, 2012 : 104).

5. Dokumentasi Foto

Pengambilan data melalui dokumentasi foto ini dilakukan pada saat

proses pembelajaran berlangsung. Peneliti meminta bantuan rekan untuk


42

mengambil gambar, sehingga siswa tetap fokus dan tidak terjadi perubahan

perilaku siswa pada saat pengambilan gambar.

Dokumentasi ini akan memperkuat analisis hasil penelitian pada

setiap siklus. Selain itu melalui dokumentasi foto dapat memperjelas data

yang lain yang hanya dideskripsikan melalui pengamatan. Hasil

dokumentasi ini, kemudian dideskripsikan sesuai dengan keadaan yang ada

dan dipadukan dengan data lainnya. Foto kegiatan penelitian dapat dilihat

dilampiran 21.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman

wawancara, lembar observasi, lembar kuesioner, dan soal tes. Pedoman

wawancara digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran matematika,

hasil belajar siswa kelas III, dan kemampuan berpikir kritis siswa. Lembar

observasi dan lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui kemampuan

berpikir kritis siswa pada mata pelajaran matematika.Soal tes digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika khususnya

pada materi perkalian dan pembagian. Peneliti akan menguraikan masing-

masing instrumen pengumpulan data sebagai berikut.

1. Lembar Wawancara

Peneliti akan melakukan wawancara kepada guru kelas III SD N

Denggung. Berikut adalah garis besar pertanyaan-pertanyaan yang

akan diajukan kepada narasumber.


nantinya
43

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara


No Pertanyaan
1 Bagaimana karakteristik siswa kelas III dari tahun ke tahun?
2 Bagaimana cara ibu mengajar dikelas?
3 Bagaimana proses pembelajaran Matematika di kelas III?
4 Apakah kendala yang dihadapi dalam mengajar matematika di kelas III ?
5 Apabila ada kesulitan, pada materi apa?
6 Menurut anda apakah penyebab dari kendala tersebut?
7 Bagaimana usaha anda untuk mengatasi kendala tersebut?
8 Apakah anda selalu menggunakan media sebagai sarana pembelajaran Matematika?
9 Media yang digunakan, dibuat sendiri oleh guru atau sudah tersedia disekolah?
10 Apa contoh medianya?
11 Digunakan untuk mengajar materi apa?
12 Bagaimana peranserta siswa dalam penggunaan media ?
13 Menurut anda bagaimana peran media pembelajaran itu sendiri?
14 Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika?
15 Menurut anda pada materi apa hasil belajar siswa rendah dan
membutuhkan pemahaman yang lebih?
16 Bagaimana strategi pembelajaran matematika yang anda gunakan untuk
mengatasi rendahnya hasil belajar siswa?
17 Menurut anda bagaimana dengan kemampuan siswa untuk mengenal masalah
(kasus), misalnya dengan menggunakan soal cerita?
18 Apakah siswa memahami jika guru memberikan masalah atau kasus
sebagai pengantar sebuah materi?
19 Bagaimana menurut anda cara atau metode yang tepat untuk memberikan
materi kepada siswa?
20 Apakah siswa pernah mengemukakan jawaban sendiri dengan alternatif
cara penyelesaian yang lain?
21 Bagaimana dengan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah
(mengerjakan soal) misalnya sudah bisa mandiri atau masih perlu bantuan dari
guru?
22 Bagaimana cara anda untuk memotivasi siswa untuk menyelesaikan suatu masalah?
Ini kaitannya dengan mengerjakan soal ataupun mengantarkan sebuah
materi dengan sebuah masalah atau kasus?
23 Pernahkah anda dalam pelajaran matematika menggunakn kegiatan praktik?
Misalnya dalam materi apa?
24 Setelah melakukan suatu kegiatan dan memperoleh data, apakah murid-murid
sudah mampu untuk menganalisis dan mengerjakan soalnya ?
25 Diskripsikan tentang keadaan murid anda, ketika mengikuti pembelajaran
Matematika dikelas

Tabel 3.1 menjelaskan mengenai pedoman wawancara yang digunakan

peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran matematika dan hasil belajar

siswa. Dari garis besar pedoman wawancara tersebut peneliti dapat

mengembangkan sendiri pertanyaan-pertanyaan kepada guru kelas III saat


proses wawancara berlangsung. Hasil wawancara dapat dilihat di lampiran 20.
44

2. Lembar Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir

kritis matematika siswa.Peneliti menggunakan lembar observasi untuk

mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa. Pengamatan dilakukan selama

proses pembelajaran berlangsung dengan cara memberikan tanda checklist(√)

pada lembar observasi yang sudah dibuat. Glaser (dalam Fisher, 2008 : 7)

menyatakan bahwa ada 12 indikator berpikir kritis yaitu : 1) mengenal

masalah, 2) menemukan cara-cara yang dapat dipakai yang dapat dipakai

menangani masalah-masalah, 3) mengumpulkan dan menyusun informasi

yang diperlukan, 4) mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak

dinyatakan, 5) memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan

khas, 6) menganalisis data, 7) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-

pernyataan, 8) mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-

masalah, 9) menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang

diperlukan, 10) menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan

yang seorang ambil, 11) menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang

berdasarkan pengalaman yang lebih luas; dan 12) membuat penilaian yang

tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-

hari.

Pada awalnya peneliti memilih tiga indikator dengan memperhatikan dari

ke-12 indikator tersebut mana yang sesuai dengan karakteristik kelas III dan

kemampuan siswa kelas III A. Setelah melakukan validasi kepada ahli peneliti

mendapat masukan untuk menambahkan tiga indikator lagi, sehingga


45

keseluruhan peneliti menetapkan enam indikator sebagai berikut:

Tabel 3.2 Indikator Berpikir Kritis


No Indikator Berpikir Kritis
1 Mengenal masalah
2 Menemukan cara–cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-
masalah itu
3 Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan
4 Menganalisis data
5 Menguji kesamaan–kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang
seorang ambil
6 Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas
tertentu dalam kehidupan sehari-hari

Tabel 3.2menunjukkan indikator-indikator berpikir kritis yang kemudian

akan dikembangkan menjadi lembar pedoman observasi, dapat dilihat di

lampiran 18.

3. Soal Tes

Soal tes pada instrumen pengumpulan data ini dibuat dalam bentuk soal

uraian.Tujuannya adalah untuk mengukur hasil belajar siswa setelah

dilakukannta tindakan.Soal evaluasi diujikan sebanyak dua kali yakni pada

saat akhir siklus I dan akhir siklus II.

Tabel.3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I


Indikator Nomer Soal Jumlah Soal

1.3.1.Menggunakan 1,2.3.4.5 5
konsep perkalian sebagai
pejumlahan berulang
untuk menyelesaikan soal
perkalian
1.3.3 Menyelesaikan 6,7,8,9,10 5
operasi hitung perkalian

Jumlah 10
46

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Akhir


Indikator Soal Jumlah Soal

1.3.1 Menggunakan 1,2,3,4,5 5


konsep perkalian sebagai
pejumlahan berulang untuk
menyelesaikan soal
perkalian
1.3.1 Menggunakan 6,7,8,9,10,11,12 7
konsep pembagian sebagai
pengurangan berulang
untuk menyelesaikan soal
pembagian
Jumlah 12

4. Lembar Kuesioner

Lembar kuesioner digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir

kritis matematika siswa.Kuesioner ini diisi sendiri oleh siswa dengan bentuk

checklist(√).Berikut adalah kisi-kisi yang digunakan dalam pengamatan

kemampuan berpikir kritis :

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Kuesioner


No Indikator Berpikir Kritis Pernyataan Jumlah

Favorabel Unfavorabel
1 Mengenal masalah 3 3 6

2 Menemukan cara–cara yang dapat 3 3 6


dipakai untuk menangani masalah -
masalah itu
3 Mengumpulkan dan menyusun 2 2 4
informasi yang diperlukan
4 Menganalisis data 3 3 6

5 Menguji kesamaan–kesamaan dan 2 2 4


kesimpulan-kesimpulan yang
seorang ambil
6 Membuat penilaian yang tepat 2 2 4
tentang hal-hal dan kualitas-kualitas
tertentu dalam kehidupan sehari-
hari
Total 30
47

Tabel 3.5 menjelaskan tentang kisi-kisi lembar kuesioner berpikir kritis.

Lembar kuesioner berpikir kritis dapat dilihat di lampiran 14.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti berupa silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, bahan ajar, dan soal

evaluasi. Peneliti perlu gambaran kriteria yang tepat dalam sebuah penelitian,

maka diperlukan validasi perangkat pembelajaran. Peneliti menggunakan

validitas jenis Content Validity dan Face Validityuntuk memvalidasi

instrumen penelitian kepada ahli. Suharsaputra (2014:98), menjelaskan

tentang jenis validitas:

1. Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi

(konsep) yang harus diukur.Validasi isi digunakan untuk soal evaluasi.

2. Validitas Rupa (Face Validity)

Validitas rupa adalah validitas yang menunjukkan apakah instrumen

penelitian dari segi rupanya tampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas

ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Ancok (dalam

Suharsaputra 2014:99) validitas rupa amat penting dalam pengukuran

kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat dan

keterampilan. Validasi rupa digunakan untuk kuesioner kemampuan berpikir

kritis siswa dan perangkat pembelajaran.


48

Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini terdiri dari silabus

pembelajarn RPP, LKS dan soal evaluasi telah divalidasi oleh dua dosen

Universitas Sanata Dharmadan guru mata pelajaran matematika.Adapun hasil

perhitungan validasi perangkat pembelajaran sebagai berikut.

Tabel 3.6Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran


No Aspek yang Dinilai Expert Jugment
Dosen I Dosen II Guru
I Format
1.Kejelasan materi 4 4 4
2.Pengaturan ruang/ tata letak 5 4 4
3.Jenis dan ukuran huruf yang sesuai 5 4 4
II Bahasa
1. Kebenaran tata bahasa 4 4 4
2.Kesederhanaan struktur kalimat 4 4 4
3. Kejelasan struktur kalimat 5 4 4
4.Bahasa yang digunakan bersifat 4 5 4
komunikatif

III Isi
1.Kebenaran materi/ isi 4 4 4
2.Pengelompokkan dalam materi-materi 5 4 4
yang logis
3.Kesesuaian dengan standar isi KTSP 4 5 4
4.Kesesuaian dengan pembelajaran 3 4 5
matematika melalui pendekatan Problem
Based Learning
5.Metode penyajian yang digunakan 4 4 4
6.Kelayakan sebagai kelengkapan 5 4 3
pembelajaran
7.Kesesuaian alokasi waktu yang 5 4 4
digunakan
Skor rata-rata 4,35 4,14 4
Rata-rata 4,16

Hasil Penghitungan rata-rata validasi perangkat pembelajaran silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, dan soal evaluasi,

memperoleh rata-rata 4,16 maka perangkat ini layak digunakan sebagai

instrumen penelitian sesuai dengan kriteria PAP I (Masidjo,1995:153) dengan

rentang skor 1-5. Berikut ini tabel 3.7 kriteria kelayakan instrumen:
49

Tabel 3.7Kriteria Kelayakan Instrumen


Tingkat Penguasaan Skor Kriteria
Kompetensi
90% - 100% 4,5 - 5 Sangat layak

80% - 89% 4 – 4,4 Layak

65% - 79% 3,25 – 3,99 Cukup layak

55% - 64% 2,75 – 3,24 Kurang layak

Di bawah 55% 1 – 2,74 Sangat kurang layak

Hasil validitas perangkat pembelajaran dapat dilihat di lampiran 12.

Sedangkan hasil validasi kuesioner berpikir kritis siswa oleh dosen

Universitas Sanata Dharma sebagai berikut:

Tabel 3.8 Hasil Validasi Kuesioner Berpikir Kritis


Indikator Berpikir Kritis Skor
1. Mengenal masalah 24
2. Menemukan cara–cara yang dapat dipakai untuk 24
menangani masalah-masalah itu
3. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang 16
diperlukan
4. Menganalisis data 24
5. Menguji kesamaan–kesamaan dan kesimpulan- 16
kesimpulan yang seorang ambil
6. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal 16
dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan
sehari-hari
Jumlah Skor 120

Berdasarkan tabel 3.8 lembar kuesioner berpikir kritis memenuhi

kriteria layak digunakan sebagai instrumen penelitian berdasarkan kriteria

PAP I, dengan jumlah 30 item pernyataan dalam kuesioner berada pada

kriteria layak dengan jumlah skor 120.


50

Tabel 3.9 Kriteria Kelayakan Instrumen Berpikir Kritis


Tingkat Penguasaan Skor Kriteria
Kompetensi
90% - 100% 135– 150 Sangat layak

80% - 89% 120– 134 Layak

65% - 79% 97,5–119 Cukup layak

55% - 64% 82,5 –97,4 Kurang layak

Di bawah 55% 30 – 82,4 Sangat kurang layak

Lembar validitas kemampuan berpikir kritis dapat dilihat dilampiran 15.

H.Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data

dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya

hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian,

Sanjaya (2009:106). Peneliti menggunakan teknik analisis kuantitatif dan analisis

kualitatif deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk hasil tes/evaluasi siswa,

sedangkan analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk hasil kuesioner.

1. Kuesioner Berpikir Kritis

Untuk menghitung peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas

III A dari kondisi awal sampai setelah siklus ke-2 dilakukan setiap

indikator dengan menggunakan tabel kriteria PAP tipe I (Masidjo, 1995 :

153);

a. Menghitung jumlah skor berpikir kritis kelas

Menghitung jumlah skor berpikir kritiskelas :

Menjumlahkan skor setiap siswa dalam satu kelas


51

b. Menghitung rata-rata skor kelas


Menghitung rata-rata skor kelas :

c. Menghitung nilai berpikir kritis siswa


Menghitung nilai berpikir kritis siswa

Nilai =

d. Menentukan rentang skor kriteria cukup kritis (CK) berdasarkan


kriteria PAP tipe I

Tabel 3.10 Kriteria PAP tipe I


Tingkat Penguasaan Keterangan
Kompetensi
90% - 100% Sangat Baik
80% - 89% Baik
65% - 79% Cukup Baik
55% - 79% Tidak Baik
Di bawah 55% Sangat Tidak Baik

Dari tabel 3.10 diketahui bahwa siswa memiliki kemampuan

berpikir kritis jika berada pada rentang skor 65%-79% dengan kata

lain siswa dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika berada

pada rentang skor tersebut

e. Jumlah siswa yang minimal cukup kritis (CK)

Jumlah siswa yang minimal cukup kritis (CK) :

Jumlah siswa – siswa yang tidak termasuk kriteria CK

f. Menghitung persentase jumlah siswa minimal cukup kritis (CK)


Menghitung persentase jumlah siswa minimal cukup kritis (CK)

Persentase =
52

Penentuan kriteria berpikir kritis pada setiap indikator:

a. Indikator 1 (Mengenal Masalah)

Dalam skala sikap terdapat 6 soal yang mewakili indikator 1

Skor maksimal = 6 soal x 5 (sangat baik)

= 30

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada

indikator 1 adalah 30.Selanjutnya peneliti menentukan rentang

nilai untuk menentukan kriteria tentang berpikir kritis berdasarkan

PAP tipe I. Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Rentang Skor Indikator 1

Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan


Kompetensi
Sangat Kritis
90% - 100% 27 – 30
Kritis
80% - 89% 24 – 26
Cukup Kritis
65% -79% 20 – 23
Tidak Kritis
55% - 64% 17 – 19
Sangat Tidak Kritis
Di bawah 55 % Di bawah 14

Dari tabel 3.11 diketahui bahwa pada indikator 1 dapat

dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat

minimal skor 20.Pada kondisi awal terdapat 35,71% atau 10 dari

28 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis.


53

b. Indikator 2 ( Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk

menangani masalah-masalah itu)

Dalam skala sikap terdapat 6 soal yang mewakili indikator 2

Skor maksimal = 6 soal x 5 (sangat baik)

= 30

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada

indikator 2 adalah 30.Selanjutnya peneliti menentukan rentang skor

untuk menentukan kriteria berpikir kritis, berdasarkan PAP tipe I.

Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tabel 3.12Rentang Skor Indikator 2


Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan
Kompetensi
Sangat Kritis
90% - 100% 27 – 30
Kritis
80% - 89% 24 – 26
Cukup Kritis
65% - 79% 20 – 23
Tidak Kritis
55% - 64% 17 – 19
Sangat Tidak Kritis
Di bawah 55 % Di bawah 17

Dari tabel 3.12 diketahui untuk indikator 2 siswa dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor

20.Pada kondisi awal terdapat 17,85% atau 5 dari 28 siswa yang

memiliki kemampuan berpikir kritis.

c.Indikator 3 (Mengumpulkan dan menyusun informasi yang

diperlukan)
Dalam skala sikap terdapat 4 soal yang mewakili indikator 3
54

Skor maksimal = 4 soal x 5 (sangat baik)

= 20

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada

indikator 3 adalah 20.Selanjutnya peneliti menentukan rentang skor

untuk penggolongan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I.

Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.13.

Tabel. 3.13 Rentang Skor Indikator 3


Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan
Kompetensi
Sangat Kritis
90% - 100% 18– 20
Kritis
80% - 89% 16 – 17
Cukup Kritis
65% - 79% 13– 15
Tidak Kritis
55% - 64% 11– 12
Sangat Tidak Kritis
Di bawah 55 % Di bawah 11

Tabel 3.13 diketahui untuk indikator 3 siswa dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor

13.Pada kondisi awal terdapat 25% atau 7 dari 28 siswa yang

memiliki kemampuan berpikir kritis.

d. Indikator 4 (Menganalisis data)

Dalam skala sikap terdapat 6 soal yang mewakili indikator 4

Skor maksimal = 6 soal x 5 (sangat baik)

= 30

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada

indikator 4 adalah 30.Selanjutnya peneliti menentukan rentang skor


55

untuk penggolongan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I.

Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.14.

Tabel 3.14 Rentang Skor Indikator 4


Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan
Kompetensi
Sangat Kritis
90% - 100% 27 – 30
Kritis
80% - 89% 24 – 26
Cukup Kritis
65% - 79% 20 – 23
Tidak Kritis
55% - 64% 17 – 19

Sangat Tidak Kritis


Di bawah 55 % Di bawah 17

Dari tabel 3.14 diketahui untuk indikator 4 siswa dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor

20.Pada kondisi awal terdapat 17,85% atau 5 dari 28 siswa yang

memiliki kemampuan berpikir kritis.

e. Indikator 5 (Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-

kesimpulan yang seorang ambil)

Dalam skala sikap terdapat 4 soal yang mewakili indikator 5

Skor maksimal = 4 soal x 5 (sangat baik)

= 20

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada indikator

5 adalah 20. Selanjutnya peneliti menentukan rentang skor untuk

penggolongan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I. Rentang

skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.15


56

Tabel 3.15Rentang Skor Indikator 5


Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan
Kompetensi
Sangat Kritis
90% - 100% 18 – 20
Kritis
80% - 89% 16 – 17
Cukup Kritis
65% - 79% 13– 15
Tidak Kritis
55% - 64% 11– 12
Sangat Tidak Kritis
Di bawah 55 % Di bawah 11

Daritabel 3.15 diketahui untuk indikator 5 siswa dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor

13.Pada kondisi awal terdapat 35,71% atau 10 dari 28 siswa yang

memiliki kemampuan berpikir kritis.

f. Indikator 6 (Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan

kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari)

Dalam skala sikap terdapat 4 soal yang mewakili indikator 5

Skor maksimal = 4 soal x 5 (sangat baik)

= 20

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal pada

indikator 6 adalah 20.Selanjutnya peneliti menentukan rentang skor

untuk penggolongan kriteria berpikir kritis berdasarkan PAP tipe I.

Rentang skor tersebut dapat dilihat pada tabel 3.16.


57

Tabel 3.16Rentang Skor Indikator 6


Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan
Kompetensi
Sangat Kritis
90% - 100% 18 – 20
Kritis
80% - 89% 16 – 17
Cukup Kritis
65% - 79% 13– 15
D
Tidak Kritis
55% - 64% 11– 12
Sangat Tidak Kritis
Di bawah 55 % Di bawah 11

Dari tabel 3.16 diketahui untuk indikator 6 siswa dapat dikatakan

memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor 13.Pada

kondisi awal terdapat 35,71% atau 10 dari 28 siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kritis.

Keseluruhan indikator menggunakan kriteria sebagai berikut, dengan

dasar PAP tipe I:

Tabel 3.17 Rentang Skor Untuk Seluruh Indikator


Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan
Kompetensi
Sangat Kritis
90% - 100% 135 – 150
Kritis
80% - 89% 120 – 134
Cukup Kritis
65% - 79% 97,5 – 119
Tidak Kritis
55% - 64% 82,5 – 97,4
Sangat Tidak Kritis
Di bawah 55 % Di bawah 82,5

Sedangkan untuk melihat nilai kemampuan berpikir kritis dan skor

rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa secara keseluruhan:

Nilai setiap indikator :

Skor rata-rata keseluruhan :


58

Tabel 3.18 RentangSkor Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis


Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan
Kompetensi
Sangat Kritis
90% - 100% 4,5 – 5
Kritis
80% - 89% 4 – 4,4
Cukup Kritis
65% - 79% 3,25 – 3,99
Tidak Kritis
55% - 64% 2,75 – 3,24
Sangat Tidak Kritis
Di bawah 55 % Di bawah 2,75

Skor rata-rata kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan dapat

dilihat di lampiran 16 dan 17.

2. Observasi

Peneliti membuat kriteria untuk kemampuan berpikir kritis berdasarkan

hasil observasi menggunakan PAP I, sebagai berikut:

Skor maksimal = 3 x n (jumlah siswa)

3 x 28 = 84

Tabel 3.19 Tabel Kriteria Observasi


Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan
Kompetensi
Sangat Kritis (SK)
90% - 100% 75,6 – 84
Kritis (K)
80% - 89% 67,2 – 75,5
Cukup Kritis (CK)
65% - 79% 54,6 – 67,1
Tidak Kritis (TK)
55% - 64% 46,2 – 54,5
Sangat Tidak Kritis (STK)
Di bawah 55 % Di bawah 46,2

Sedangkan untuk menghitung rata-rata observasi siswa secara

keseluruhan dengan cara sebagai berikut:

Rata- rata observasi keseluruhan :


59

Tabel 3.20 Kriteria Observasi Secara Keseluruhan


Tingkat Penguasaan Rentang Skor Keterangan
Kompetensi
Sangat Kritis (SK)
90% - 100% 2,7 – 3
Kritis (K)
80% - 89% 2,4 - 2,6
Cukup Kritis (CK)
65% - 79% 1,95 – 2,3
Tidak Kritis (TK)
55% - 64% 1,65 – 1,94
Sangat Tidak Kritis (STK)
Di bawah 55 % Di bawah 1,65

Hasil observasi untuk setiap pertemuannya dapat dilihat di lampiran 19.

3. Hasil Belajar

Penghitungan hasil belajar siswa dilakukan dengan membandingkan

nilai pada kondisi awal dengan nilai-nilai pada setiap siklusnya. Tes yang

digunakan yaitu tes tertulis. Penghitungan hasil belajar dilakukan dengan

cara sebagai berikut:

1) Menghitung nilai akhir yang diperoleh

Nilai Akhir :

2) Menghitung nilai rata-rata kelas

Nilai Rata-rata Kelas :

3) Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa

Persentase Ketuntasan :
60

I. Indikator Keberhasilan

Berikut adalah tabel indikator keberhasilan Hasil Belajar dan kemampuan

berpikir kritis siswa:

Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan Penelitian


No Variable Indikator Deskriptor
Kondisi Target Target
Awal Siklus I Siklus II
Hasil Belajar
1 Rata-rata kelas 71,92 75 80 Jumlah nilai seluruh
kelas : jumlah seluruh
siswa x 100
Persentase siswa yang 64,28% 70% 80% Jumlah siswa mencapai
mencapai KKM KKM : jumlah seluruh
siswa x 100%
Kemampuan Berpikir Kritis
Kondisi Target Deskriptor
Awal Kondisi
Akhir
2 Nilai kemampuan 50,35 70 Jumlah rata-rata seluruh siswa : skor
berpikir kritis maksimal x 100
Persentase 3,57% 70% Jumlah siswa cukup kritis : jumlah
kemampuan berpikir seluruh siswa x 100%
kritis

Tabel 3.21 menunjukkan indikator keberhasilan hasil belajar dan kemampuan

berpikir kritis. Peneliti menentukan target persentase indikator keberhasilan

berdasarkan kesepakatan antara peneliti dengan guru kelas. Guru kelas

menentukan persentase tersebut berdasarkan kondisi awal dan kemampuan siswa

dalam proses pembelajaran.


61

J. Jadwal Pelaksanaan

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2015/2016.

Berikut ini jadwal penelitian yang akan dilaksanakan:

Tabel 3.22 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Waktu (Bulan)
No Kegiatan Jul Agus Sep Okt Nov Des Jan
2015 2015 2015 2015 2015 2015 2016
1. Perijinan
observasi dan
wawancara di
SD
2. Observasi dan
wawancara
Sebelum
penelitian
3. Penyusunan dan
pengajuan
Proposal
4. Persiapan
perangkat
Pembelajaran
5. Pelaksanaan
tindakan
6. Pengolahan data
hasil
Penelitian
7. Penyelesaian
kelengkapan
Penelitian dan
8. revisi
9. Ujian skripsi
10. Revisi akhir
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab IV ini, peneliti membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan

dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

A. Hasil Penelitian

1. Proses Penelitian

Penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika III A pada Materi Perkalian dan Pembagian

Melalui Pembelajaran PBL SD N Denggung” yang telah dilaksanakan pada

tanggal 21, 22, 28 dan 29 September 2015 didapatkan hasil sebagai berikut :

a) Kondisi Awal Sebelum Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

pengamatan dan melihat daftar nilai siswa. Hal ini dilakukan untuk melihat

kondisi awal yang dimiliki oleh siswa kelas III A SD N Denggung tahun

pelajaran 2015/2016. Pengamatan dilakukan untuk melihat proses belajar

mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat pembelajaran dan untuk

melihat tingkat keterampilan berpikir kritis matematika siswa. Daftar nilai

diperoleh dari nilai tahun sebelumnya yaitu 2014/2015, nilai ini digunakan

untuk mengetahui hasil belajar yang dimiliki siswa khususnya pada materi

perkalian dan pembagian. Peneliti juga melakukan kegiatan wawancara

dengan guru kelas III untuk mencari informasi tentang karakteristik siswa,

62
63

proses pembelajaran di kelas, dan kemampuan berpikir kritis matematika

siswa. Siswa di kelas III A tergolong siswa yang sangat aktif, jika

dibandingkan siswa kelas III B, karena empat dari 28 siswa sangat

berpengaruh terhadap suasana kelas, karena mereka sangat dominan. Ketika

guru menjelaskan tiba-tiba saja ada siswa yang menangis karena diganggu

teman lain, tidak heran guru membutuhkan kesabaran dan tenaga ekstra

untuk bersuara lantang agar siswa memperhatikan penjelasan guru.

Hasil observasi juga menunjukkan, masih rendahnya kemampuan

berpikir kritis matematika siswa kelas III. Anak-anak kurang berminat untuk

mengikuti pelajaran matematika, sehingga ketika mereka di kelas banyak

melakukan aktivitas lain. Hanya beberapa anak yang sudah menunjukkan

kemampuan berpikir kritis matematika sesuai dengan indikator yang sudah

ditentutan peneliti. Lebih jelasnya hasil observasi dapat dilihat di

lampiran

18.

b) Proses Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dimulai tanggal 21 dan 22 September di kelas III

A SD N Denggung tahun pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan siklus I

dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu setiap

pertemuan 2 x 35 menit.

1) Perencanaan

sesuatu yang digunakan dan dibutuhkan dalam penelitian ini.


64

Persiapan tersebut meliputi penyusunan silabus, RPP, LKS, dan soal

evaluasi. Selain itu peneliti juga menyusun kuesioner berpikir kritis

matematika.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan

sebanyak dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap

pertemuannya 2 x 32 menit (2jp) menyesuaikan jam pelajaran di SD

N Denggung bahwa setiap jamnya beralokasikan 35 menit.

(a) Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada hari Senin,

21 September 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2jp).

Pertemuan pertama membahas tentang konsep perkalian.

Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru membagikan

kuesioner berpikir kritis matematika. Selanjutnya siswa

memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru, yaitu

menggunakan papan manik-manik. Guru meminta bantuan kepada

seorang siswa untuk menjelaskan konsep perkalian menggunakan

papan manik-manik. Guru bertanya kepada siswa : Jika Faisal

mempunyai 2 manik-manik lalu dikalikan 3, berapakah jumlah

seluruh manik-manik Faisal? bagaimana cara menghitungnya?.

Setelah itu siswa mengerjakan LKS dengan media sedotan, yang

disusun sesuai dengan contoh demonstrasi guru, setiap kelompok

yang terdiri dari 4-5 anak.


65

Di kegiatan akhir siswa merefleksikan hal-hal yang telah

dipelajari selama kegiatan berlangsung, kesulitan dan kendala yang

dihadapi apa saja. Setelah itu siswa diminta menyimpulkan

pembelajaran pada hari tersebut.

(b) Pertemuan II

Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 22

September 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2jp) sesuai

dengan alokasi waktu yang ada di SD N Denggung. Pertemuan

kedua membahas tentang perkalian satu angka dengan dua angka.

Kegiatan awal guru melakukan apersepsi. Setelah itu guru

melakukan tanya jawab seputar perkalian untuk memancing

pengetahuan siswa.

Kegiatan inti siswa mendengarkan penjelasan guru tentang

perkalian satu angka dengan dua angka, menggunakan papan angka.

Yaitu media yang dibuat dari kertas karton yang diberi tempat-

tempat untuk memasukkan angka-angka, kemudian siswa mencoba

mengerjakan LKS dan yang terakhir guru mengadakan sedikit

permainan mencongak menggunakan papan angka. Setiap anak

mendapatkan angka-angka, guru akan membacakan soal, dan siapa

yang paling cepat akan memasukkan ke dalam papan angka tersebut.

Siswa mengakhiri kegiatan pada hari itu dengan refleksi dan

menyimpulkan materi bersama-sama. Selanjutnya mengerjakan soal

evaluasi akhir siklus I secara Individu.


66

3) Pengamatan

Pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan

peneliti dibantu teman sejawat untuk melakukan kegiatan observasi

dan mendokumentasikan kegiatan proses belajar mengajar.

4) Refleksi

Setelah melaksanakan siklus I, peneliti melakukan refleksi

terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi yang dilakukan

peneliti mencakup dua aspek yaitu yaitu refleksi proses

pembelajaran dan refleksi hasil belajar.

c) Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dimulai pada hari Senin, 28

September 2015 dan Selasa 29 September 2015 di kelas III A SD N

Denggung Tahun pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan siklus II dilakukan

sebanyak dua kali pertemuan, dengan alokasi waktu di setiap

pertemuannya 2 x 35 menit (2jp) sesuai dengan alokasi waktu yang sudah

diterapkan di tempat penelitian.

1) Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan peneliti adalah mempersiapkan segala

sesuatu yang digunakan dan dibutuhkan dalam penelitian ini. Persiapan

tersebut meliputi penyusunan silabus, RPP, LKS dan soal evaluasi. Selain

itu peneliti akan memberikan kuesioner kemampuan berpikir kritis siswa

pada akhir pembelajaran siklus II.


67

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak

dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran)

sesuai dengan alokasi waktu yang sudah ada di SD N Denggung.

(a) Pertemuan I

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 28

September 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2jp). Materi yang

dibahas adalah tentang konsep pembagian. Kegiatan awal diawali

dengan apersepsi dari guru, setelah itu guru melakukan tanya jawab

untuk menggali pengetahuan siswa tentang pembagian.

Siswa melihat demonstrasi yang dilakukan guru menggunakan

papan manik-manik yang dibantu oleh beberapa siswa. Setelah itu

siswa mengerjakan soal dan LKS yang diberikan oleh guru.

Kegiatan akhir siswa membuat refleksi pembelajaran dan

menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

(b) Pertemuan II

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 29

September 2015 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2jp). Materi yang

dibahas adalah pembagian dua bilangan dengan cara bersusun.

Kegiatan diawali dengan apersepsi, setelah itu guru memberikan

materi. Selanjutnya siswa mengerjakan soal diskusi tentang operasi

hitung campuran.
68

Kegiatan akhir siswa membuat refleksi pembelajaran dan

menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Sebelum ditutup dengan

doa siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus II secara individu dan

mengisi kuesioner kemampuan berpikir kritis matematika.

3) Pengamatan

Selain melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti juga melakukan

pengamatan. Pengamatan dilakukan observasi dan dengan

memberikan kuesioner berpikir kritis kepada siswa setelah proses

pembelajaran siklus II selesai. Berdasarkan hasil observasi

kemampuan berpikir kritis siswa kelas III A, sudah nampak hanya saja

masih ada beberapa anak yang belum menunjukkan kemampuan

berpikir kritis sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan peneliti.

4) Refleksi

Setelah melaksanakan siklus II, peneliti melakukan refleksi

terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. Refleksi yang dilakukan

peneliti mencakup dua aspek yaitu refleksi proses pembelajaran dan

refleksi hasil belajar.

2. Hasil Belajar

Kondisi awal hasil belajar siswa didapatkan dari nilai ulangan siswa

kelas III A satu tahun sebelumnya pada tahun pelajaran 2014/2015 dengan

KKM 70. Hasil belajar siswa kelas III A dilihat rata-rata, nilai tertinggi, nilai
69

terendah, presentase siswa tuntas dan presentase siswa tidak tuntas pada tahun

2014/2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Nilai Ulangan Matematika Kelas III A Tahun
Pelajaran 2014/2015
Keterangan Hasil
Rata – rata 71,92
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40
Presentase Siswa Tuntas 64,28%
Presentase Siswa Tidak 35,71%
Tuntas

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan nilai rata-rata hasil ulangan matematika

satu tahun terakhir pada materi perkalian dan pembagian diperoleh rata-rata

pada tahun 2014/2015 sebesar 71,92 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai

terendah 40. Persentase siswa tuntas sebesar 64,28% dan persentase siswa

tidak tuntas sebesar 35,71%. Tabel secara lengkap dapat dilihat pada lampiran

11.

Hasil belajar siswa didapatkan dari nilai evaluasi yang dilakukan di

akhir siklus I dengan Kriteria Kelulusan Minimal (KKM) 75 dengan

mempertimbangkan masukan dari guru kelas. Data hasil belajar kognitif siswa

dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini

Tabel 4.2 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I


Jumlah siswa 28
Jumlah nilai 2103
Rata –rata 77,89
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 62
Persentase Siswa Tuntas 85,18 % (23 anak)
Persentase Siswa Tidak 14,81% (3 anak)
Tuntas
70

Berdasarkan tabel 4.2 jumlah siswa sebanyak 28 siswa, tetapi pada saat

dilaksanakan evaluasi akhir siklus I ada seorang siswa yang tidak berangkat,

lalu didapatkan jumlah nilai 2103 dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa

kelas III A materi perkalian dan pembagian adalah sebesar 77,89 dari 27

siswa. Ada 23 siswa dari 27 siswa (85,18%) yang mendapatkan nilai di atas

KKM . Data hasil nilai evaluasi siklus I secara lengkap dpat dilihat pada

lampiran 7.

Sedangkan hasil belajar siswa akhir siklus II dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) 80, peneliti mencoba menaikkan KKM setelah

berdiskusi dengan guru kelas. Data hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel

4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II


Jumlah Siswa 28
Jumlah Nilai 2543
Rata –rata 90,82
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Persentase Siswa Tuntas 82,14%(23 anak)
Persentase Siswa Tidak Tuntas 17,86% (5 anak)
Berdasarkan tabel 4.3 dari 28 siswa diketahui jumlah nilai

keseluruhan 2543 dengan nilai rata-rata 90,82. Sebanyak 25 siswa dikatakan

tuntas karena dapat mencapai nilai diatas KKM, sehingga siklus II dikatakan

berhasil dan tidak melanjutkan ke siklus berikutnya. Data selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 10.

Peneliti akan menyajikan data persentase hasil belajar dalam bentuk tabel,

sedangkan pencapaian KKM menggunakan diagram agar mempermudah


71

peneliti untuk melihat adanya peningkatan dari kondisi awal siklus I dan

siklus II, maka peneliti memaparkan dalam bentuk tabel seperti berikut:

Tabel 4.4 Data Hasil Belajar


Rata – rata Nilai
Kondisi Siklus I Siklus II
awal
71,92 77,89 90,82
Persentase Ketuntasan
64,28% 85,18% 82,14%

Berdasarkan tabel 4.4 hasil belajar, siswa kelas III A mengalami kenaikan,

hal ini lebih jelasnya akan dijabarkan melalui diagram. Diagram peningkatan

hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil soal evaluasi setiap akhir siklus I

dan siklus II yang telah dikerjakan siswa apakah siswa dapat mencapai KKM

atau tidak. Diagram nilai rata-rata hasil belajar siswa sebagai berikut :

Gambar 4.1. Nilai Rata-rata Hasil Belajar

Gambar 4.1 merupakan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada

siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal nilai rata-rata hasil belajar siswa

71,92. Setelah dilakukan penelitian dengan memberikan soal evaluasi nilai


72

rata-rata yang didapat siswa pada siklus I menjadi 77,89 dengan target nilai

rata-rata 75, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 90,82

dengan target nilai rata-rata 80. Penetapan target nilai rata-rata ini berdasarkan

masukan dari guru dan dengan melihat kondisi hasil belajar siswa.

Gambar 4.2. Persentase Pencapaian KKM

Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada setiap

siklusnya dari nilai kondisi awal persentase jumlah siswa yang mencapai

KKM sebesar 64,28% sedangkan rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 71,92.

Pada siklus I setelah menerapkan pembelajaran PBL, nilai rata-rata

yang diperoleh siswa mengalami peningkatan menjadi 77,89 dengan 23 siswa

(82,14%) dari 28 siswa mencapai KKM dan 5 siswa (17,86%) dari 28 siswa

yang tidak mencapai KKM. Perolehan hasil belajar pada siklus I dapat

dikatakan berhasil karena telah melampaui kriteria ketuntasan yang


73

diharapkan peneliti yaitu 70% dengan nilai KKM 75 siswa dapat mencapai

KKM sebesar 85,18%.

Namun karena peneliti ingin meningkatkan dan memantapkan

hasil belajar siswa, maka peneliti melanjutkan pada siklus II. Pada siklus II

setelah menerapkan pembelajaran PBL perolehan hasil belajar siswa

mengalami penurunan, tetapi nilai KKM meningkat. Pada siklus I KKM 75

dan meningkat pada siklus II menjadi 80. Rata-rata yang didapatkan siswa

sebesar 90,82 dengan 23 siswa (82,14%) dari 28 siswa mencapai KKM 80

dan 5 siswa (17,86%) dari 28 siswa belum mencapai KKM.

Berdasarkan hasil refleksi dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran pada siklus II dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi

kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan pencapaian

yang telah didapatkan tersebut maka penelitian ini dihentikan sampai siklus II.

3. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika

Kondisi awal keterampilan berpikir kritis matematika siswa

didapatkan dari kuesioner yang diberikan sebelum pembelajaran berlangsung,

pada hari Senin, 21 September 2015. Hal ini dimaksudkan untuk melihat

bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa terhadap mata pelajaran

matematika pada materi perkalian dan pembagian. Kriteria pada setiap

indikator berdasarkan tabel kriteria setiap indikator pada bab III. Peneliti
74

menyajikan data kondisi awal kemampuan berpikir kritis setiap siswa untuk

setiap indikatornya sebagai berikut:

Tabel 4.5 Skor Rata-Rata Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa

No Nama Item Skor Kriteria


1 7 11 13 27 30
1 MN 5 5 5 1 3 1 20 Cukup kritis
2 AZ 4 5 5 2 3 1 20 Cukup kritis
3 AS 4 2 1 1 4 3 15 Sangat tidak ktitis
4 AH 2 1 1 1 2 1 8 Sangat tidak kritis
5 AM 5 5 4 2 4 1 21 Cukup kritis
6 AG 3 1 1 1 2 2 10 Sangat tidak kritis
7 BP 3 1 2 2 2 1 11 Sangat tidak kritis
8 DW 2 1 1 1 2 2 8 Sangat tidak kritis
9 FA 1 2 1 1 2 2 9 Sangat tidak kritis
10 FM 2 1 1 2 1 1 8 Sangat tidak kritis
11 FA 2 2 1 1 2 1 9 Sangat tidak kritis
12 FN 4 3 4 4 1 1 17 Tidak kritis
13 GO 5 4 4 4 3 3 23 Cukup kritis
14 LW 4 3 4 4 5 2 22 Cukup kritis
15 MR 4 4 4 3 3 3 21 Cukup kritis
16 OG 2 2 1 2 1 1 9 Sangat tidak kritis
17 RAS 5 4 3 3 2 3 20 Cukup kritis
18 RF 5 4 2 4 3 3 21 Cukup kritis
19 RE 4 1 1 1 1 1 9 Sangat tidak kritis
20 RNN 2 1 1 2 1 1 8 Sangat tidak kritis
21 RAF 2 1 1 1 1 1 7 Sangat tidak kritis
22 RA 5 3 3 4 3 3 21 Cukup kritis
23 RAI 2 1 1 1 1 1 7 Sangat tidak kritis
24 SN 2 1 1 2 1 2 9 Sangat tidak kritis
25 SH 1 1 1 1 1 1 6 Sangat tidak kritis
26 TA 1 1 1 1 1 1 6 Sangat tidak kritis
27 VD 4 4 3 4 3 4 22 Cukup kritis
28 WO 2 1 1 2 4 1 11 Sangat tidak kritis
Jumlah Skor Kelas 378
Rata-rata Skor Kelas 13,5 Sangat tidak kritis
Nilai Rata-rata Kelas 45 Sangat tidak kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 10
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 35,71%

Berdasarkan tabel 4.5 dengan dasar kriteria tabel 3.11 telah diperoleh jumlah

siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 10 siswa dengan

persentase 35,71%.
75

Tabel 4.6 Skor Rata-Rata Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa

No Nama Item Skor Kriteria


2 8 14 17 20 28
1 MN 4 4 4 3 3 2 20 Cukup kritis
2 AZ 3 4 2 1 2 1 13 Sangat tidak kritis
3 AS 3 4 4 5 4 1 21 Cukup kritis
4 AH 1 2 2 2 3 2 12 Sangat tidak kritis
5 AM 1 2 2 3 2 2 12 Sangat tidak kritis
6 AG 2 1 2 2 2 2 11 Sangat tidak kritis
7 BP 2 2 1 1 3 2 11 Sangat tidak kritis
8 DW 1 2 2 2 3 2 12 Sangat tidak kritis
9 FA 2 2 2 1 1 2 10 Sangat tidak kritis
10 FM 3 3 4 3 4 3 20 Cukup kritis
11 FA 1 1 2 2 2 3 11 Sangat tidak kritis
12 FN 3 3 3 4 4 4 21 Cukup kritis
13 GO 3 2 3 2 2 3 15 Sangat tidak kritis
14 LW 1 2 4 2 4 2 15 Sangat tidak kritis
15 MR 2 1 2 2 3 2 12 Sangat tidak kritis
16 OG 1 2 3 2 2 2 12 Sangat tidak kritis
17 RAS 2 2 2 2 2 2 12 Sangat tidak kritis
18 RF 2 1 2 2 1 2 10 Sangat tidak kritis
19 RE 1 1 2 2 2 2 10 Sangat tidak kritis
20 RNN 1 1 1 2 2 2 9 Sangat tidak kritis
21 RAF 4 4 3 2 3 4 20 Cukup kritis
22 RA 2 2 2 2 2 2 12 Sangat tidak kritis
23 RAI 2 2 2 2 2 2 12 Sangat tidak kritis
24 SN 2 2 2 2 2 2 12 Sangat tidak kritis
25 SH 1 2 2 2 2 2 11 Sangat tidak kritis
26 TA 2 2 2 2 1 2 11 Sangat tidak kritis
27 VD 2 2 2 2 2 2 12 Sangat tidak kritis
28 WO 1 1 2 1 2 2 9 Sangat tidak kritis
Jumlah Skor Kelas 368
Rata-rata Skor Kelas 13,14 Sangat tidak kritis
Nilai Rata-rata Kelas 43,8 Sangat tidak kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 5
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 17,85%

Berdasarkan tabel 4.6 dengan dasar kriteria tabel 3.12 telah diperoleh jumlah

siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 5 siswa dengan

persentase 17,85%.
76

Tabel 4.7 Skor Rata-Rata Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa
No Nama Item Skor Kriteria
3 9 15 22
1 MN 4 2 4 3 13 Cukup kritis
2 AZ 4 2 4 1 11 Tidak kritis
3 AS 3 2 3 1 9 Sangat tidak kritis
4 AH 3 2 3 2 10 Sangat tidak kritis
5 AM 5 2 3 1 11 Tidak kritis
6 AG 4 2 4 2 12 Tidak kritis
7 BP 3 1 2 2 8 Sangat tidak kritis
8 DW 4 3 2 1 10 Sangat tidak kritis
9 FA 4 4 2 1 11 Tidak kritis
10 FM 4 3 4 2 13 Cukup kritis
11 FA 4 2 2 1 9 Sangat tidak kritis
12 FN 4 4 4 3 15 Kritis
13 GO 4 3 2 2 11 Tidak kritis
14 LW 2 3 4 2 11 Tidak kritis
15 MR 3 4 3 2 12 Tidak kritis
16 OG 4 3 4 1 12 Tidak kritis
17 RAS 4 3 2 2 11 Tidak kritis
18 RF 4 4 4 2 14 Cukup kritis
19 RE 3 3 4 1 11 Tidak kritis
20 RNN 4 4 3 2 13 Cukup kritis
21 RAF 4 3 3 2 12 Tidak kritis
22 RA 3 2 3 2 10 Sangat tidak kritis
23 RAI 4 3 4 2 13 Cukup kritis
24 SN 3 4 4 2 13 Cukup kritis
25 SH 4 2 4 2 12 Tidak kritis
26 TA 3 2 2 2 9 Sangat tidak kritis
27 VD 3 1 2 2 8 Sangat tidak kritis
28 WO 4 2 3 2 11 Tidak kritis
Jumlah Skor Kelas 315
Rata-rata Skor Kelas 11,25 Tidak kritis
Nilai Rata-rata Kelas 56,25 Tidak kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 7
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup 25%
Kritis

Berdasarkan tabel 4.7 dengan dasar kriteria tabel 3.13 telah diperoleh jumlah

siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 7 siswa dengan

persentase 25%.
77

Tabel 4.8 Skor Rata-Rata Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa
No Nama Item Skor Kriteria
4 10 16 19 21 24
1 MN 2 3 5 1 2 1 14 Sangat tidak kritis
2 AZ 4 1 2 2 3 2 14 Sangat tidak kritis
3 AS 2 2 4 1 3 1 13 Sangat tidak kritis
4 AH 5 3 2 4 3 3 20 Cukup kritis
5 AM 5 3 5 3 2 2 20 Cukup kritis
6 AG 5 4 4 3 3 2 21 Cukup kritis
7 BP 4 1 4 1 2 2 14 Sangat tidak kritis
8 DW 4 2 3 2 2 2 15 Sangat tidak kritis
9 FA 3 1 2 4 1 1 12 Sangat tidak kritis
10 FM 3 2 3 2 2 2 14 Sangat tidak kritis
11 FA 4 4 3 3 3 3 20 Cukup kritis
12 FN 4 4 4 2 2 4 20 Cukup kritis
13 GO 3 1 3 3 1 1 12 Sangat tidak kritis
14 LW 3 2 2 2 2 2 12 Sangat tidak kritis
15 MR 2 2 2 2 2 2 12 Sangat tidak kritis
16 OG 2 2 2 2 1 2 11 Sangat tidak kritis
17 RAS 3 1 2 3 2 1 12 Sangat tidak kritis
18 RF 3 3 2 1 2 1 12 Sangat tidak kritis
19 RE 2 2 3 1 2 2 12 Sangat tidak kritis
20 RNN 3 3 2 1 1 1 11 Sangat tidak kritis
21 RAF 3 2 4 1 2 1 12 Sangat tidak kritis
22 RA 4 1 2 2 2 1 12 Sangat tidak kritis
23 RAI 4 2 2 4 1 1 14 Sangat tidak kritis
24 SN 4 3 3 1 1 1 13 Sangat tidak kritis
25 SH 3 3 2 1 2 1 12 Sangat tidak kritis
26 TA 2 1 2 2 2 1 10 Sangat tidak kritis
27 VD 2 2 2 2 2 1 11 Sangat tidak kritis
28 WO 3 2 2 2 2 1 12 Sangat tidak kritis
Jumlah Skor Kelas 387
Rata-rata Skor Kelas 13,82 Sangat tidak kritis
Nilai Rata-rata Kelas 46,06 Sangat tidak kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 5
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 17,85%

Berdasarkan tabel 4.8 dengan dasar kriteria tabel 3.14 telah diperoleh jumlah

siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 5 siswa dengan

persentase 17,85%.
78

Tabel 4.9 Skor Rata-Rata Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap


Siswa
No Nama Item Skor Kriteria
5 23 26 29
1 MN 3 2 2 3 10 Sangat tidak kritis
2 AZ 2 2 2 3 9 Sangat tidak kritis
3 AS 4 3 2 4 13 Cukup kritis
4 AH 3 1 2 2 8 Sangat tidak kritis
5 AM 3 2 3 3 11 Tidak kritis
6 AG 4 2 2 4 12 Tidak kritis
7 BP 3 3 4 4 14 Cukup kritis
8 DW 3 4 4 4 15 Cukup kritis
9 FA 4 2 3 4 13 Cukup kritis
10 FM 4 2 4 3 13 Cukup kritis
11 FA 4 2 3 4 13 Cukup kritis
12 FN 4 4 4 5 17 Kritis
13 GO 4 2 2 4 12 Tidak kritis
14 LW 4 2 2 4 12 Tidak kritis
15 MR 4 2 4 4 14 Cukup kritis
16 OG 4 2 4 4 14 Cukup kritis
17 RAS 4 2 4 4 14 Cukup kritis
18 RF 3 2 4 4 13 Cukup kritis
19 RE 4 4 4 4 16 Kritis
20 RNN 4 2 4 5 15 Cukup kritis
21 RAF 4 2 4 4 14 Cukup kritis
22 RA 2 2 2 3 9 Sangat tidak kritis
23 RAI 4 2 3 3 12 Tidak kritis
24 SN 2 2 4 2 10 Sangat tidak kritis
25 SH 2 2 2 2 8 Sangat tidak kritis
26 TA 4 2 4 3 13 Cukup kritis
27 VD 3 2 4 4 13 Cukup kritis
28 WO 2 2 5 4 13 Cukup kritis
Jumlah Skor Kelas 350
Rata-rata Skor Kelas 12,5 Tidak kritis
Nilai Rata-rata Kelas 62,5 Tidak kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 17
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup 60,71%
Kritis

Berdasarkan tabel 4.9 dengan dasar kriteria tabel 3.15 telah diperoleh jumlah

siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 17 siswa dengan

persentase 60,71%.
79

Tabel 4.10 Skor Rata-Rata Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap


Siswa
No Nama Item Skor Kriteria
6 12 18 25
1 MN 2 3 2 2 9 Sangat tidak kritis
2 AZ 2 4 4 2 12 Tidak kritis
3 AS 3 4 4 2 13 Cukup kritis
4 AH 4 3 2 2 11 Tidak kritis
5 AM 3 3 2 2 10 Sangat tidak kritis
6 AG 4 3 3 2 12 Tidak kritis
7 BP 3 4 2 2 11 Tidak kritis
8 DW 4 2 3 3 12 Tidak kritis
9 FA 2 2 5 4 13 Cukup kritis
10 FM 4 2 4 3 13 Cukup kritis
11 FA 2 2 2 2 8 Sangat tidak kritis
12 FN 3 3 4 4 14 Cukup kritis
13 GO 3 3 2 3 11 Tidak kritis
14 LW 4 4 3 3 14 Cukup Kritis
15 MR 4 2 2 2 10 Sangat tidak kritis
16 OG 3 2 3 2 10 Sangat tidak kritis
17 RAS 4 4 3 2 13 Cukup kritis
18 RF 2 4 2 2 10 Sangat tidak kritis
19 RE 2 3 2 2 9 Sangat tidak kritis
20 RNN 2 4 2 2 10 Sangat tidak kritis
21 RAF 3 4 4 2 13 Cukup kritis
22 RA 4 2 2 2 10 Sangat tidak kritis
23 RAI 3 2 2 2 9 Sangat tidak kritis
24 SN 4 2 2 2 10 Sangat tidak kritis
25 SH 3 2 4 2 11 Tidak kritis
26 TA 4 3 2 4 13 Cukup kritis
27 VD 4 3 3 3 13 Cukup kritis
28 WO 4 3 4 2 13 Cukup kritis
Jumlah Skor Kelas 317
Rata-rata Skor Kelas 11,32 Tidak kritis
Nilai Rata-rata Kelas 56,6 Tidak kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 10
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup 35,71%
Kritis

Berdasarkan tabel 4.10 dengan dasar tabel 3.16 telah diperoleh jumlah siswa

yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 10 siswa dengan

persentase 35,71%.
80

Skor yang diperoleh untuk keseluruhan indikator pada kondisi awal sebagai

berikut:

Tabel 4.11 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Awal


Nama Siswa Indikator Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 6
MN 20 20 13 14 10 9 86 Tidak kritis
AZ 20 13 11 14 9 12 79 Sangat tidak kritis
AS 15 21 9 13 13 13 84 Tidak kritis
AH 8 12 10 20 8 11 69 Sangat tidak kritis
AM 21 12 11 20 11 10 85 Tidak kritis
AG 10 11 12 21 12 12 78 Sangat tidak kritis
BP 11 11 8 14 14 11 69 Sangat tidak kritis
DW 8 12 10 15 15 12 72 Sangat tidak kritis
FA 9 10 11 12 13 13 68 Sangat tidak kritis
FM 8 20 13 14 13 13 81 Sangat tidak kritis
FA 9 11 9 20 13 8 70 Sangat tidak kritis
FN 17 21 15 20 17 14 104 Cukup kritis
GO 23 15 11 12 12 11 84 Tidak kritis
LW 22 15 11 12 12 14 86 Tidak kritis
MR 21 12 12 12 14 10 81 Sangat tidak kritis
OG 9 12 12 11 14 10 68 Sangat tidak kritis
RAS 20 12 11 12 14 13 82 Sangat tidak kritis
RF 21 10 14 12 13 10 80 Sangat tidak kritis
RE 9 10 11 12 16 9 67 Sangat tidak kritis
RNN 8 9 13 11 15 10 66 Sangat tidak kritis
RAF 7 20 12 12 14 13 78 Sangat tidak kritis
RA 21 12 10 12 9 10 74 Sangat tidak kritis
RAI 7 12 13 14 12 9 67 Sangat tidak kritis
SN 9 12 13 13 10 10 67 Sangat tidak kritis
SH 6 11 12 12 8 11 60 Sangat tidak kritis
TA 6 11 9 10 13 13 62 Sangat tidak kritis
VD 22 12 8 11 13 13 79 Sangat tidak kritis
WO 11 9 11 12 13 13 69 Sangat tidak kritis
Jumlah Skor Kelas 2115
Rata-rata Skor Kelas 75,53 Sangat tidak kritis
Nilai Rata-rata Kelas 50,35 Sangat tidak kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 1
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 3.57%

Berdasarkan tabel 4.11 dengan dasar kriteria tabel 3.17 telah diperoleh untuk

keseluruhan indikator terdapat seorang siswa dengan kriteria cukup kritis

dengan persentase 3,57% dan nilai rata-rata kelas 50,35 dengan kriteria sangat

tidak kritis.
81

Berdasarkan uraian tabel diatas peneliti merangkum skor rata-rata kemampuan

berpikir kritis siswa untuk kondisi awal sebagai berikut :

Tabel 4.12 Nilai Kondisi Awal Kemampuan Berpikir Kritis


No Indikator Berpikir Kritis Skor Nilai Persentase
Rata-rata Kemampuan
Yang Di Berpikir
Capai Kritis
1 Mengenal masalah 13,50 45 35,71%
2 Menemukan cara–cara yang dapat 13,14 43,8 17,85%
dipakai untuk menangani
masalah- masalah itu
3 Mengumpulkan dan menyusun 11,25 56,25 25%
informasi yang diperlukan
4 Menganalisis data 13,85 46,16 17,85%
5 Menguji kesamaan–kesamaan dan 12,50 62,5 60,71%
kesimpulan–kesimpulan yang
seorang ambil
6 Membuat penilaian yang tepat 11,32 56,6 35,71%
tentang hal-hal dan kualitas-
kualitas tertentu dalam kehidupan
sehari-hari
Keseluruhan 75,53 50,35 3,57%

Berdasarkan tabel 4.12 data kondisi awal nilai kemampuan berpikir kritis

untuk indikator mengenal masalah adalah 45 dengan persentase siswa yang

minimal cukup kritis 35,71%, menemukan cara–cara yang dapat dipakai untuk

menangani masalah-masalah sebesar 43,8 dengan persentase siswa yang

minimal cukup kritis 17,85%, mengumpulkan dan menyusun informasi yang

diperlukan sebesar 56,25 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis

25%, menganalisis data 46,16 dengan persentase siswa yang minimal cukup

kritis 17,85%, menguji kesamaan–kesamaan dan kesimpulan–kesimpulan

yang seorang ambil sebesar 62,5 dengan persentase siswa yang minimal

cukup kritis 60,71% dan membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan

kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari sebesar 56,6 dengan


82

persentase siswa yang minimal cukup kritis 35,71%. Data kondisi awal

kemampuan berpikir kritis lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16.

Kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh dari hasil kuesioner yang telah

dibagikan kepada siswa setelah pembelajaran disiklus II selesai. Skor rata-rata

kondisi akhir untuk setiap indikator sebagai berikut:

Tabel 4.13 Skor Rata-Rata Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Siswa

No Nama Item Skor Kriteria


1 7 11 13 27 30
1 MN 3 2 2 3 2 2 14 Sangat tidak kritis
2 AZ 3 2 2 5 2 2 16 Sangat tidak kritis
3 AS 5 4 4 3 4 3 23 Cukup kritis
4 AH 3 2 2 3 3 3 16 Sangat tidak kritis
5 AM 3 2 2 3 2 3 15 Sangat tidak kritis
6 AG 5 5 4 3 4 4 25 Kritis
7 BP 3 3 3 2 3 2 16 Sangat tidak kritis
8 DW 4 4 5 3 4 4 24 Kritis
9 FA 3 3 3 3 2 2 16 Sangat tidak kritis
10 FM 3 3 3 2 2 3 16 Sangat tidak kritis
11 FA 3 3 2 2 3 3 16 Sangat tidak kritis
12 FN 3 3 3 3 2 2 16 Sangat tidak kritis
13 GO 4 4 5 4 5 4 26 Kritis
14 LW 3 3 3 3 2 2 16 Sangat tidak kritis
15 MR 4 4 4 3 4 4 23 Cukup kritis
16 OG 3 3 2 2 3 3 16 Sangat tidak kritis
17 RAS 5 4 3 4 4 4 24 Kritis
18 RF 3 2 3 2 2 2 14 Sangat tidak kritis
19 RE 4 4 4 4 4 3 23 Cukup kritis
20 RNN 3 2 2 2 3 3 15 Sangat tidak kritis
21 RAF 3 3 2 2 3 3 16 Sangat tidak kritis
22 RA 4 4 4 3 4 4 23 Cukup kritis
23 RAI 3 3 2 2 3 3 16 Sangat tidak kritis
24 SN 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
25 SH 3 3 3 2 3 2 16 Sangat tidak kritis
26 TA 4 4 4 3 4 4 23 Cukup kritis
27 VD 4 4 5 3 4 3 23 Cukup kritis
28 WO 4 4 4 3 4 3 22 Cukup kritis
Jumlah Skor Kelas 533
Rata-rata Skor Kelas 19,03 Tidak kritis
Nilai Rata-rata Kelas 63,43 Tidak kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 12
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 42,85%
83

Berdasarkan tabel 4.13 dengan dasar kriteria tabel 3.11 telah diperoleh jumlah

siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 12 siswa dengan

persentase 42,85%.

Tabel 4.14 Skor Rata-Rata Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap


Siswa
No Nama Item Skor Kriteria
2 8 14 17 20 28
1 MN 3 4 3 4 4 3 21 Cukup kritis
2 AZ 3 3 2 3 3 2 16 Sangat tidak kritis
3 AS 3 3 3 2 2 2 15 Sangat tidak kritis
4 AH 2 3 2 2 3 3 15 Sangat tidak kritis
5 AM 5 4 3 5 4 5 26 Kritis
6 AG 3 3 2 3 2 3 16 Sangat tidak kritis
7 BP 3 3 3 3 2 2 16 Sangat tidak kritis
8 DW 3 3 2 3 3 2 16 Sangat tidak kritis
9 FA 4 5 4 4 4 4 25 Kritis
10 FM 3 3 3 3 2 2 16 Sangat tidak kritis
11 FA 3 2 2 3 3 3 16 Sangat tidak kritis
12 FN 3 2 2 3 3 3 16 Sangat tidak kritis
13 GO 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
14 LW 3 3 2 3 3 2 16 Sangat tidak kritis
15 MR 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
16 OG 3 3 2 2 2 3 15 Sangat tidak kritis
17 RAS 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
18 RF 3 3 3 3 2 2 16 Sangat tidak kritis
19 RE 5 4 3 4 4 4 24 Kritis
20 RNN 3 3 3 2 3 2 16 Sangat tidak kritis
21 RAF 3 2 2 3 3 3 16 Sangat tidak kritis
22 RA 3 4 3 3 4 4 21 Cukup kritis
23 RAI 3 4 4 4 4 4 23 Cukup kritis
24 SN 2 3 2 3 3 3 16 Sangat tidak kritis
25 SH 3 4 4 3 4 4 22 Cukup kritis
26 TA 3 5 4 3 4 4 23 Cukup kritis
27 VD 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
28 WO 3 4 4 4 4 4 23 Cukup kritis
Jumlah Skor Kelas 541
Rata-rata Skor Kelas 19,32 Tidak kritis
Nilai Rata-rata Kelas 64,4 Tidak kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 13
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 46,42%

Berdasarkan tabel 4.14 dengan dasar kriteria tabel 3.12 diperoleh jumlah siswa yang

termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 13 siswa dengan persentase 46,42%.
84

Tabel 4.15 Skor Rata-Rata Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap


Siswa
No Nama Item Skor Kriteria
3 9 15 22
1 MN 3 3 2 3 11 Tidak kritis
2 AZ 2 3 2 3 10 Sangat tidak kritis
3 AS 3 3 3 2 11 Tidak kritis
4 AH 5 4 4 5 18 Sangat kritis
5 AM 4 5 4 4 17 Kritis
6 AG 5 5 4 4 18 Sangat kritis
7 BP 5 4 4 4 17 Kritis
8 DW 5 5 4 4 18 Sangat kritis
9 FA 5 5 4 4 18 Sangat kritis
10 FM 5 5 4 3 17 Kritis
11 FA 5 4 4 4 17 Kritis
12 FN 2 3 3 3 11 Tidak kritis
13 GO 4 4 4 4 16 Kritis
14 LW 5 5 4 4 18 Sangat kritis
15 MR 5 4 5 4 18 Sangat kritis
16 OG 5 5 4 4 18 Sangat kritis
17 RAS 5 4 4 4 17 Kritis
18 RF 5 5 4 4 18 Sangat kritis
19 RE 5 4 5 4 19 Sangat kritis
20 RNN 5 5 3 4 17 Kritis
21 RAF 3 3 3 2 11 Tidak kritis
22 RA 5 5 4 4 18 Sangat kritis
23 RAI 3 3 2 3 11 Tidak kritis
24 SN 5 4 4 3 16 Kritis
25 SH 5 5 5 4 19 Sangat kritis
26 TA 5 4 4 4 17 Kritis
27 VD 5 5 4 4 18 Sangat kritis
28 WO 5 5 4 4 18 Sangat kritis
Jumlah Skor Kelas 452
Rata-rata Skor Kelas 16,14 Kritis
Nilai Rata-rata Kelas 80,7 Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 22
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup 70,57%
Kritis

Berdasarkan tabel 4.15 dengan dasar kriteria tabel 3.13 telah diperoleh jumlah

siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 22 siswa dengan

persentase 70,57%.
85

Tabel 4.16 Skor Rata-Rata Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap


Siswa
No Nama Item Skor Kriteria
4 10 16 19 21 24
1 MN 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
2 AZ 2 3 2 3 3 3 16 Sangat tidak kritis
3 AS 3 2 3 3 2 3 16 Sangat tidak kritis
4 AH 3 3 3 2 3 2 16 Sangat tidak kritis
5 AM 2 3 2 3 3 3 16 Sangat tidak kritis
6 AG 3 2 3 3 3 2 16 Sangat tidak kritis
7 BP 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
8 DW 4 4 3 4 4 4 23 Cukup kritis
9 FA 4 3 4 4 4 4 23 Cukup kritis
10 FM 4 4 5 4 4 4 25 Kritis
11 FA 4 5 4 4 5 4 26 Kritis
12 FN 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
13 GO 4 3 5 4 4 4 24 Kritis
14 LW 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
15 MR 3 5 5 4 4 5 24 Kritis
16 OG 2 2 2 3 3 3 15 Sangat tidak kritis
17 RAS 3 4 4 4 5 4 24 Kritis
18 RF 4 3 4 4 4 4 23 Cukup kritis
19 RE 4 4 5 4 4 4 25 Kritis
20 RNN 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
21 RAF 4 5 4 4 4 2 23 Cukup kritis
22 RA 4 3 2 3 4 2 16 Sangat tidak kritis
23 RAI 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
24 SN 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
25 SH 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
26 TA 4 4 4 4 4 4 24 Kritis
27 VD 3 2 3 2 3 3 16 Sangat tidak kritis
28 WO 2 3 2 3 3 3 16 Sangat tidak kritis
Jumlah Skor Kelas 599
Rata-rata Skor Kelas 21,39 Cukup kritis
Nilai Rata-rata Kelas 71,3 Cukup kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 19
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 67,85%

Berdasarkan tabel 4.16 dengan dasar kriteria tabel 3.14 telah diperoleh jumlah

siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 19 siswa dengan

persentase 67,85%.
86

Tabel 4.17 Skor Rata-Rata Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap


Siswa
No Nama Item Skor Kriteria
5 23 26 29
1 MN 5 4 4 4 17 Kritis
2 AZ 5 4 4 2 15 Cukup kritis
3 AS 3 2 3 3 11 Tidak kritis
4 AH 4 4 4 5 17 Kritis
5 AM 5 4 5 4 18 Sangat kritis
6 AG 4 5 4 5 18 Sangat kritis
7 BP 4 5 4 4 17 Kritis
8 DW 5 4 4 4 17 Kritis
9 FA 5 4 5 5 19 Sangat kritis
10 FM 4 4 4 4 16 Kritis
11 FA 3 3 2 3 11 Tidak kritis
12 FN 4 4 4 4 16 Kritis
13 GO 4 4 4 4 16 Kritis
14 LW 4 5 4 5 18 Sangat kritis
15 MR 2 3 3 3 11 Tidak kritis
16 OG 4 4 5 4 17 Kritis
17 RAS 2 3 3 3 11 Tidak kritis
18 RF 5 4 4 4 17 Kritis
19 RE 5 4 4 4 17 Kritis
20 RNN 4 5 4 5 18 Sangat kritis
21 RAF 4 4 5 4 17 Kritis
22 RA 5 4 4 5 18 Sangat kritis
23 RAI 5 4 4 4 17 Kritis
24 SN 5 4 4 5 18 Sangat kritis
25 SH 5 5 4 4 18 Sangat kritis
26 TA 4 4 5 5 18 Sangat kritis
27 VD 4 4 4 5 17 Kritis
28 WO 4 4 5 4 17 Kritis
Jumlah Skor Kelas 457
Rata-rata Skor Kelas 16,32 Kritis
Nilai Rata-rata Kelas 81,6 Kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 24
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup 85,71%
Kritis

Berdasarkan tabel 4.17 dengan dasar kriteria tabel 3.15 telah diperoleh jumlah

siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 24 siswa dengan

persentase 85,71%.
87

Tabel 4.18 Skor Rata-Rata Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap


Siswa
No Nama Item Skor Kriteria
6 12 18 25
1 MN 4 4 3 4 15 Cukup kritis
2 AZ 3 3 2 2 10 Sangat tidak kritis
3 AS 2 3 3 2 10 Sangat tidak kritis
4 AH 5 4 4 4 17 Kritis
5 AM 4 5 4 5 18 Sangat kritis
6 AG 5 5 4 4 18 Sangat kritis
7 BP 4 4 4 4 16 Kritis
8 DW 3 3 2 3 11 Tidak kritis
9 FA 3 4 4 3 14 Cukup kritis
10 FM 4 4 4 5 17 Kritis
11 FA 4 5 4 5 18 Sangat kritis
12 FN 4 4 4 4 16 Kritis
13 GO 5 4 4 5 18 Sangat kritis
14 LW 4 4 4 4 16 Kritis
15 MR 4 2 4 5 15 Cukup kritis
16 OG 4 4 4 4 16 Kritis
17 RAS 4 4 4 5 17 Kritis
18 RF 4 5 4 5 18 Sangat kritis
19 RE 2 2 3 3 10 Sangat tidak kritis
20 RNN 4 4 4 4 16 Kritis
21 RAF 4 4 4 4 16 Kritis
22 RA 4 5 4 4 17 Kritis
23 RAI 4 4 4 4 16 Kritis
24 SN 4 5 4 4 17 Kritis
25 SH 3 3 3 2 11 Tidak kritis
26 TA 4 4 4 4 16 Kritis
27 VD 4 4 4 4 16 Kritis
28 WO 2 3 3 3 11 Tidak kritis
Jumlah Skor Kelas 426
Rata-rata Skor Kelas 15,21 Cukup kritis
Nilai Rata-rata Kelas 76,05 Cukup kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 22
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup 78,57%
Kritis

Berdasarkan tabel 4.18 dengan dasar kriteria tabel 3.16 telah diperoleh jumlah

siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 22 siswa dengan

persentase 78,57% dan nilai rata-rata kelas 76,05 dengan kriteria cukup kritis.
88

Skor yang diperoleh untuk keseluruhan indikator pada kondisi akhir sebagai
berikut:
Tabel 4.19 Skor Keseluruhan Indikator Kondisi Akhir
Indikator
Nama Siswa Jumlah Keterangan
1 2 3 4 5 6
MN 14 21 11 24 17 15 102 Cukup Kritis
AZ 16 16 10 16 15 10 83 Tidak kritis
AS 23 15 11 16 11 10 86 Tidak kritis
AH 16 15 18 16 17 17 99 Cukup kritis
AM 15 26 17 16 18 18 110 Cukup kritis
AG 25 16 18 16 18 18 111 Cukup kritis
BP 16 16 17 24 17 16 106 Cukup kritis
DW 24 16 18 23 17 11 109 Cukup kritis
FA 16 25 18 23 19 14 115 Cukup kritis
FM 16 16 17 25 16 17 107 Cukup kritis
FA 16 16 17 26 11 18 104 Cukup kritis
FN 16 16 11 24 16 16 99 Cukup kritis
GO 26 24 16 24 16 18 124 Kritis
LW 16 16 18 24 18 16 108 Cukup kritis
MR 23 24 18 24 11 15 115 Cukup kritis
OG 16 15 18 15 17 16 97 Tidak kritis
RAS 24 24 17 24 11 17 117 Cukup kritis
RF 14 16 18 23 17 18 106 Cukup kritis
RE 23 24 19 25 17 10 118 Cukup kritis
RNN 15 16 17 24 18 16 106 Cukup kritis
RAF 16 16 11 23 17 16 99 Cukup kritis
RA 23 21 18 16 18 17 113 Cukup kritis
RAI 16 23 11 24 17 16 107 Cukup kritis
SN 24 16 16 24 18 17 115 Cukup kritis
SH 16 22 19 24 18 11 110 Cukup kritis
TA 23 23 17 24 18 16 121 Kritis
VD 23 24 18 16 17 16 114 Cukup kritis
WO 22 23 18 16 17 11 107 Cukup kritis
Jumlah Skor Kelas 3008
Rata-rata Skor Kelas 107,43 Cukup kritis
Nilai Rata-rata Kelas 71,62 Cukup kritis
Jumlah Siswa yang Minimal Cukup Kritis 25
Persentase Jumlah Siswa Minimal Cukup Kritis 89,28%

Berdasarkan tabel 4.19 dasar kriteria tabel 3.17 telah diperoleh jumlah siswa

yang termasuk dalam kriteria cukup kritis sebanyak 25 siswa dengan

persentase 89,28%.
89

Berdasarkan uraian tabel diatas peneliti menghitung skor rata-rata dan

niai kemampuan berpikir kritis siswa diakhir siklus II:

Tabel 4.20 Nilai Kondisi Akhir Kemampuan Berpikir Kritis


Skor Rata-rata Nilai
No Indikator Yang Di Capai Kemampuan Persentase
Berpikir Kritis
1 Mengenal masalah 19,03 63,43 42,85%
2 Menemukan cara-cara yang dapat 19,32 64,4 46,42%
dipakai untuk menangani
masalah-masalah itu
3 Mengumpulkan dan menyusun 16,14 80,7 70,59%
informasi yang diperlukan
4 Menganalisis data 21,39 71,3 67,85%
5 Menguji kesamaan-kesamaan dan 16,32 81,6 85,71%
kesimpulan-kesimpulan yang
seorang ambil
6 Membuat penilain yang tepat 15,21 76,05 78,57%
tentang hal-hal dan kualitas-
kualitas tertentu dalam kehidupan
sehari-hari
Keseluruhan 107,43 71,62 89,28%

Berdasarkan tabel 4.20 nilai kemampuan berikir kritis untuk setiap indikator

mengenal masalah 63,43 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis

42,85%, menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-

masalah itu 64,4 dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 46,42%,

mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan 80,7 dengan

persentase siswa yang minimal cukup kritis 70,59%, menganalisis data 71,3

dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 67,85%, menguji

kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seorang ambil 81,6

dengan persentase siswa yang minimal cukup kritis 85,71% dan membuat

penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kealitas-kualitas tertentu dalam

kehidupan sehari-hari 76,05 dengan persentase siswa yang minimal cukup


90

kritis 78,57%. Hasil kondisi akhir kemampuan berpikir kritis dapat dilihat di

lampiran 17.

Peneliti juga menyajikan kemampuan berpikir kritis, berdasarkan

pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II ke dalam sebuah

tabel seperti berikut:

Tabel 4.21 Perbandingan Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa


No Indikator Kondisi Awal Kondisi Akhir
1 Mengenal masalah 45 63,43
2 Menemukan cara-cara yang dapat dipakai 43,8 64,4
untuk menangani masalah-masalah itu
3 Mengumpulkan dan menyusun informasi 56,25 80,7
yang diperlukan
4 Menganalisis data 46,16 71,3
5 Menguji kesamaan-kesamaan dan 62,5 81,6
kesimpulan-kesimpulan yang seorang
ambil
6 Membuat penilain yang tepat tentang hal- 56,6 76,05
hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam
kehidupan sehari-hari

Berdasarkan tabel 4.21 perbandingan nilai kemampuan berpikir kritis siswa,

peneliti juga menyajikan ke dalam bentuk diagram seperti berikut:

Gambar 4.2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis


91

Berdasarkan hasil yang diperoleh kemampuan berpikir kritis, dilihat dari nilai

kemampuan berpikir kritis kondisi awal pada setiap indikator meningkat dari

kondisi awal dibandingkan kondisi akhir.

4. Hasil Observasi

Peneliti melakukan kegiatan observasi disetiap pertemuan, yaitu pada

tanggal 21, 22, 28 dan 29 September 2015. Hasil observasi dapat dilihat

ditabel 4.22.

Tabel 4.22 Data Hasil Observasi Siklus I


No Indikator Berpikir Siklus I Rata- Kriteria
Kritis P.1 P.2 rata
Skor Kriteria Skor Kriteria
1 Mengenal masalah 46 TK 57 CK 51,5 TK

2 Menemukan cara-cara 47 TK 55 CK 51 TK
yang dapat dipakai
untuk menangani
masalah-masalah itu
3 Mengumpulkan dan 42 TK 53 TK 47,5 TK
menyusun informasi
yang diperlukan
4 Menganalisis data 43 TK 56 CK 49,5 TK

5 Menguji kesamaan- 45 TK 59 CK 52 TK
kesamaan dan
kesimpulan-kesimpulan
yang seorang ambil
6 Membuat penilaian yang 46 TK 52 TK 49 TK
tepat tentang hal-hal dan
kualitas-kualitas tertentu
dalam kehidupan sehari-
hari

Berdasarkan tabel 4.20 indikator pertama memperoleh skor rata-rata 51,5

dengan kriteria tidak kritis (TK). Indikator kedua memperoleh skor rata-rata

51 dengan kriteria tidak kritis (TK). Indikator ketiga memperoleh skor rata

47,5 dengan kriteria tidak kritis (TK). Indikator keempat memperoleh skor
92

rata-rata 49,5 dengan kriteria tidak kritis (TK). Indikator kelima memperoleh

skor rata-rata 52 dengan kriteria tidak kritis (TK) dan indikator ke enam

memperoleh skor rata-rata 49 dengan kriteria tidak kritis (TK).

Sedangkan pada siklus ke II hasil observasi dapat dilihat ditabel 21,

sebagai berikut:

Tabel 4.23 Data Hasil Observasi Siklus II


No Indikator Berpikir Siklus II Rata- Kriteria
Kritis P.1 P.2 rata
Skor Kriteria Skor Kriteria
1 Mengenal masalah 59 CK 67 K 63 CK

2 Menemukan cara- 60 CK 64 CK 62 CK
cara yang dapat
dipakai untuk
menangani masalah-
masalah itu
3 Mengumpulkan dan 66 CK 69 K 67,5 K
menyusun informasi
yang diperlukan
4 Menganalisis data 60 CK 68 K 64 CK

5 Menguji kesamaan- 60 CK 66 CK 63 CK
kesamaan dan
kesimpulan-
kesimpulan yang
seorang ambil
6 Membuat penilain 58 CK 63 CK 60,5 CK
yang tepat tentang
hal-hal dan kualitas-
kualitas tertentu
dalam kehidupan
sehari-hari

Berdasarkan tabel 4.23 indikator pertama memperoleh skor rata-rata 63

dengan kriteria cukup kritis (CK). Indikator kedua memperoleh skor rata-rata

62 dengan kriteria cukup kritis (CK). Indikator ketiga memperoleh skor rata

67,5 dengan kriteria kritis (K). Indikator keempat memperoleh skor rata-rata

64 dengan kriteria cukup kritis (CK). Indikator kelima memperoleh skor rata-
93

rata 60,5 dengan kriteria cukup kritis (CK) dan indikator ke enam memperoleh

skor rata-rata 60,5 dengan kriteria cukup kritis (CK).

Peneliti juga menghitung persentase siswa keseluruhan yang mencapai

kriteria cukup kritis yaitu sebesar 78,57% dan siswa yang belum mencapai

kriteria cukup kritis sebesar 21,43%. Hasil observasi ini sebagai sebagai

penguat kemampuan berpikir kritis siswa, selain dari hasil kuesioner yang

sudah dibagikan. Hasil observasi dapat dilihat di lampiran 19.

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan untuk hasil

belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi perkalian dan

pembagian melalui pembelajaran PBL (Problem Based Learning) siswa kelas III

A SD Negeri Denggung Tahun Pelajaran 2015/2016

1. Proses Penerapan PBL

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran PBL di mana

menekankan masalah pada kehidupan sehari-hari. Peneliti mencoba

menerapkan ke dalam proses pembelajaran, menggunakan media yang

menstimulus siswa untuk menemukan konsep perkalian dan pembagian.

Pada setiap pertemuan peneliti mencoba untuk menerapkan sintaksis

PBL yang meliputi 5 tahap (Arends, 2013: 115) : a) orientasi siswa pada

masalah, b) mengorganisasi siswa untuk belajar, c) membimbing penyelidikan

individual maupun kelompok, d) mengembangkan dan menyajikan hasil

karya, dan e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.


94

Langkah-langkah tersebut dilaksanakan dalam siklus yang terdiri dari empat

kali pertemuan. Berdasarkan langkah-langkah PBL tersebut mampu

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, karena secara tidak langsung

siswa dilatih untuk berpikir dalam menyelesaikan suatu soal dalam kehidupan

sehari-hari.

Awalnya peneliti mengalami kesulitan untuk merealisasikan langkah-

langkah tersebut di kelas karena kurang berminat terhadap proses

pembelajaran dan cenderung ramai di kelas, tetapi dengan sedikit pendekatan

dengan ketua kelas kelas, peneliti sangat terbantu untuk mencapai tujuan

penelitian.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar siswa kelas III A SD Negeri Denggung tahun 2015/2016

berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II

mengalami peningkatan khususnya pada materi perkalian dan pembagian.

Data hasil belajar siswa diperoleh dari jumlah rata-rata hasil evaluasi yang

dilakukan disetiap akhir siklus I dan II. Hal ini sejalan dengan pendapat Majid

(2014) bahwa hasil belajar dalam pengertian luas, salah satunya mencakup

bidang kognitif. Penelitian ini mempunyai relevansi dengan penelitian yang

dilakukan oleh Pratiwi, Ni Wayan Wida Gian, dkk. (2013), karena memiliki

variabel yang sama yaitu hasil belajar.

3. Kemampuan Berpikir Kritis

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus I dan

siklus II maka didapatkan hasil bahwa adanya peningkatan kemampuan


95

berpikir kritis siswa kelas III A SD Negeri Denggung tahun pelajaran

2015/2016 ketika mengikuti pembelajaran matematika materi perkalian dan

pembagian.

Kemampuan berpikir kritis ini sejalan dengan pendapat Kuswana (2011

: 19) berpendapat bahwa berpikir kritis merupakan analisis situasi masalah

melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk

menentukan keputusan. Diharapkan dengan meningkatnya kemampuan

berpikir kritis siswa dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal matematika. Sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

telah dilakukan oleh Susila, Putu Budi, dkk.(2014) dengan variabel yang sama

dengan penelitian ini yaitu tentang berpikir kritis matematika.

Setelah dipaparkan hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis dan

hasil belajar menggunakan diagram, agar dapat mengetahui pencapaian dalam

penelitian ini, peneliti menjabarkannya dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.24 Perbandingan Pencapaian Penelitian


Kondisi Siklus I Siklus II
Peubah Indikator Awal Target Capaian Target Capaian
Nilai rata-rata
siswa 71,92 75 77,89 80 90,82
Hasil Persentase siswa
Belajar
yang mencapai 64,28% 70% 85,18% 80% 82,14
KKM
Nilai Kemampuan Kondisi Awal Kondisi Akhir
Kemampu Berpikir Kritis 50,35 (sangat tidak
an 71,62 (cukup kritis)
kritis)
Berpikir Persentase
Kritis kemampuan 3,57% 89,28%
Berpikir kritis

Berdasarkan tabel 4.24, nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami

peningkatan, hal ini dapat dilihat dari perolehan saat kondisi awal adalah
96

71,92 meningkat pada siklus I sebesar 77,89 dengan target pencapaian 75 dan

pada siklus II sebesar 90,82 dengan target pencapaian sebesar 80. Selain itu

persentase perolehan KKM juga mengalami peningkatan dan telah mencapai

target yang ditentukan, hal ini dapat dilihat pada pemerolehan kondisi awal

siswa yang mencapai KKM sebesar 64,28%, meningkat pada siklus I sebesar

85,18% dengan target pencapaian 70% KKM 75 dan siklus II sebesar 85,71%

dengan target pencapaian 80% KKM 80.

Sedangkan hasil pengamatan, untuk kemampuan berpikir kritis siswa

kuesioner diberikan sebelum proses pembelajaran siklus I dan diakhir siklus

II. Rata-rata skor pada kondisi awal 2,52 (sangat tidak kritis) dan meningkat

menjadi 3,58 (cukup kritis).

Dengan demikian, penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis tentang

penerapan PBL dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir

kritis siswa materi perkalian dan pembagian siswa kelas III A SD Negeri

Denggung tahun pelajaran 2015/2016.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada setiap siklus dapat

disimpulkan bahwa :

1. Upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis materi

perkalian dan pembagian kelas III A SD Negeri Denggung Tahun Pelajaran

2015/2016 ditempuh dengan menggunakan pembelajaran inovatif Problem

Based Learning. Adapun langkah-langkah PBL antara lain: 1)

mengarahkan siswa kepada masalah, 2) mempersiapkan siswa untuk

belajar, 3) membantu penelitiam mandiri dan kelompok, 4)

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 5) menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. Melalui pembelajaran inovatif Problem Based Learning dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian

kelas III A SD Negeri Denggung Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat

dilihat dari perolehan rata-rata hasil belajar siswa sebelumnya pada kondisi

awal sebesar 71,92 meningkat pada siklus I sebesar 77,89 dan pada siklus

II meningkat lagi sebesar 90,82. Sedangkan pencapaian KKM yang

diperoleh siswa mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar 62,28%,

meningkat pada siklus I sebesar 85,18% dengan KKM 75 dan pada siklus

II menjadi 82,14% dengan KKM 80. Walaupun persentase peningkatan

97
98

ketercapaian KKM mengalami penurunan pada siklus II, tetapi peneliti

meningkatkan target dan nilai KKM disiklus II.

3. Melalui pembelajaran inovatif Problem Based Learning dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi perkalian dan

pembagian kelas III A SD Negeri Denggung Tahun Pelajaran 2015/2016.

Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai kemampuan berpikir kritis kondisi

awal 50,35 dengan kriteria sangat tidak kritis meningkat pada kondisi akhir

menjadi 71,62 dengan kriteria cukup kritis.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dalam penelitian ini antara lain:

1. Sulitnya mendapatkan buku/ referensi mengenai berpikir kritis.

2. Terbatasnya alokasi waktu dalam kegiatan pembelajaran untuk lebih dapat

menggali pemahaman siswa mengenai materi yang sedang dipelajari.

3. Target pencapaian dan KKM yang disusun peneliti dengan

mempertimbangkan masukan guru terlalu tinggi, sehingga persentase

pencapaian kurang terlihat perubahan yang menonjol. Pada siklus pertama

peneliti menetapkan KKM sebesar 75 dengan target pencapaian KKM

70%, sedangkan pada siklus II peneliti menetapkan KKM sebesar 80

dengan target pencapaian KKM 80%. Hasil pada siklus I 85,18% dan pada

siklus II menjadi 82,14%, walaupun tidak terjadi peningkatan tetapi hasil

ini mencapai target dan dengan nilai KKM yang lebih tinggi.
99

C. Saran

Berkaitan dengan hasil penelitian yang sudah dilakukan peneliti beberapa

saran yang dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya antara lain:

1. Penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mencari sumber yang lebih

banyak mengenai berpikir kritis.

2. Lebih mempertimbangkan waktu dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran di kelas agar siswa lebih mengeksplor materi yang dipelajari

sehingga hasil belajar siswa lebih meningkat.

3. Selain itu memperhatikan lagi kondisi awal terlebih dahulu sehingga dalam

menentukan target pencapaian tidak terlalu tinggi karena kenyataan di

lapangan kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.


100

DAFTAR REFERENSI

Amin, Sani.2006. Matematika SD di Sekitar Kita untuk Sekolah Dasar Kelas III
Semester 1. Jakarta: Esis.
Amir, M Taufiq.2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana
Arends,Richard I.2013.Belajar untuk Mengajar.Jakarta: Salemba Humanika
Arikunto, A.2010. Penelitian Tindakan 2010. Yogyakarta: Aditya Media
Ciptaningtyas, S.B. 2015. Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Prestasi
Belajar Materi Sumber Energi Melalui Pendekatan Saintifik Siswa Kelas IV SD
Kanisius Ganjuran Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma
Fajariyah,Triratnawati. Cerdas Berhitung Matematika Untuk SD/MI Kelas 3. 2008.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Fisher,Alec. 2008. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga
Ghani, Abd. Rahman A. 2014. Metodologi Penelitian Tindakan Sekolah. Jakarta:
Rajawali Pers
Gunantar, Gd, dkk. (2014).Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Kelas V. Diunduh pada 19 November 2015, dari http://ejournal.undiksha.ac.id
Hendriana, dan Soemarmo, U. 2014. Penelitian Pembelajaran Matematika. Bandung:
PT. Refika Aditama
Jihad, Asep. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Kartika, D.L. 2015. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar
Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams
Achievement Division Kelas IV SDN Ngapel Purworejo. Skripsi. Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma
Kuswana. 2011. Taksonomi Berpikir Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
_______. 2012. Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam Berpikir. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Majid. 2014. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT. Rosdakarya
Masidjo, I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta:
Kanisius

Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo


101

Pratiwi, Ni Wayan Wida Gian, dkk. (2013). Model Pembelajaran Problem Based
Learning Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Materi Pecahan Mata
Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan. Diunduh pada
19 November 2015, dari http://ejournal.undiksha.ac.id
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu.
Bogor: Ghalia Indonesia
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Siregar dan Nara, H. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia
Suharsaputra, U. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan.
Bandung: PT Refika Aditama
Sundayana, R. 2015. Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika.
Bandung: Alfabeta
Supratiknya, A. 2012. Penilaian Hasil Belajar Dengan Teknik NonTes. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma
Susanto, A. 2012 Teori Belajar dan Pembelajaran di Dekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Susila, Putu Budi, dkk.(2014). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV
Gugus III Kecamatan Busungbiu.Diunduh pada 19 November 2015, dari
http://ejournal.undiksha.ac.id
Tim Bina Karya Guru. 2007. Terampil Berhitung Matematika untuk SD Kelas III.
Jakarta : Erlangga
Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group
Widoyono,S. Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Wiriaatmaja, R.2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
102

Lampiran 1. Surat Penelitian


103

Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian


104

Lampiran 3. Silabus
105
106
107
108
109
110
111

Lampiran 4. RPP
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126

MATERI

I. Perkalian dengan Cara Bersusun Pendek

Contoh:

24 x3 = ...

Cara penyelesaian :

24
3
x
12 (3 x 4) satuan x satuan
60 ( 3x20) satuan x
puluhan
-- +
72

Jadi,24 x 3 = 72

2. Perkaliandengan Cara Bersusun Pendelc

Contoh:
24x6= ...
Cara penyelesaian :

r�
24
6

- - -X
Dari 4 x 6 = 24, ditulis 4, simpan 2

Dari ( 6 x 2) + 2 ( simpanan), ditulis 14

Jadi, 24 x 6 = 144
127

LEMBAR KERJA SISWA

Kerjakan soa/ dibawah ini, sesuai


comoh I

Contoh:
14x3 = ...

l. 12x2= ...

D D
D
x

D D
2. 13x3= ...

D D
D x

DD
3. 14 x4= ...

D D
D
x
128

4. 14 x3 = ...

DD
D
x

DD
5. 15x6=
...

D D
D
x

D D
6. II x4 = ...

D D
D
DD
7. 15x4=
...

D D
D x
129

8. 17 x5 = ...

DD
D
x

DD
9. 24x 5 = ...

DD
D x

DD
10. 30 x3= ...

DD
D
DD
130

a. Pe.ailaian Kogn.itif
Rubrik Peailaiaa daa Kuaci Jawabaa

No Soal daa Jawabaa Nilai Skor


12x2= ...

LJ � 2
s

x

� El 2

2
13x3= ...

LJ � 2

� s
x

2
� �
3

El 2

El
2
� �
131

4 14x3= ...

[!] EJ l

[D 5

EJ [D l

5 15x6= ...
l
[!] DJ
CD x
l
� �

6
II x4= ...

[!] [!] l

5

EJEJ l

7 15x4= ...

[!] [] l

EJ x
1
5

CD� l
132

8 17x5= ...

� � 2

[D 1
x
[!] D 2

9 24x5= ...

� � 2

D x

�� � 2

10 30x3= ...

EJ
2

[Q 1

[D� 2

Sllor Maksimal

skor yang
NilaiAkhir: x 100
diperolell skor
maksimal
133

b. Penilaiaa
Afektif
Rubrik Penilaian Afektif
NamaSiswa Aspek yang diamati Jumlah sko
Keaktifan Ketelitian Kerjasama

-c-,

»> ·,.
......

Kriteria
Penilaian
No Kriteria Skor
(1-3)
I. Keaktifan

rr Aktifbertanya dan menjawab pertanyaan dengan antusias 3


-
J:� -
Terkadang bertanya atau menjawab pertanyaan, tetapi
terkadang diam saja 2
jawab 1 Pasifdikelas, tidak pemah bertanya dan men
pertanyaan
Ketelitian
- �
2.
- Teliti dalam menyelesaikan soal operasi hitung perkalian 3
- Kurang teliti dalam menyelesaikan soal operasi hitung 2
perkalian
- Tidak teliti dalam menyelesaikan soal operasi hitung 1
perkalian

3. Kerjasama
-Mampu bekerjasama dengan teman lain ketika mengerjakan 3
soal
134

- Terkadang sulit untuk bekerjasama membantu teman yang lain


- Tidak mau bekerjasama dengan teman yang lain

JumlahSkorMaksimal
ProsedurPenilaian :
NilaiAkhir _Jumlah skor yan� diperoleh x
100
skor
maks1mal
Keterangan
Nilai 85 - I00 =

A Nilai 70-84
= B Nilai65-74
=C Nilai<65
=D

c. Penilaian
Psikomotori.k

NamaSiswa Aspek yang diamati mlah


Ju
Mengoperasika Mempresentasikan skor
n

-,,,_�, :J

dst.
'� I � r:\
No
:t�-u1I KriteriaPeailaian

Kriteria
,\
skor

I. - mampu menggunakan media papan perkalian 3


- kurang mampu mengoperasikan papan perkalian 2
- belum mampu mengoperasikan papan perkalian 1

2. - atas kesadaran sendiri siswa berani maju 3


soal
kedepan untuk menjawab
-siswa maju kedepan untuk menjawab soal, karena 2
ditunjuk oleh guru
-siswa tidak berani dan tidak mau maju kedepan 1
i/
untuk
menjawab soal
Jumlah Skor Maksimal 6
135

Prosedar Peailaian :

Nilai Akhir _Jumlah s/cor yang dlperoleh x JOO


s/cor ma/csimal

Keterangan
Nilai85-IOO=A
Nilai 70 - 84 = B
Nilai65-74 =C
Nilai<65 =D
136

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Siklus II Pertemuan
I)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Denggung


Hari I Tanggal : 28 September 2015
Kelas I Semester : Ill / I
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2 jp)

A. Standar Kompetensi
I. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetensi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan
tiga angka

B. lndikator
Kognitif
1.3.1 Memahami konsep pembagian sebagai pengurangan berulang
1.3.2 Mengubah bentuk perkalian menjadi pembagian dan sebaliknya
Afektif
1.3.3 Aktifberkontribusi terhadap kelompok
1.3.4 Teliti dalam menyelesaikan soal operasi hitung pembagian
1.3.5 Bekerjasama didalam kelompok saat mengerjakan tugas
Psikomotor
1.3.6 Mempraktikkan dengan media kosep pembagian sebagai pengurangan berulang
C. Tajua Pembelajaraa
Kognitif
1.3.1.1 Siswa mampu memahami konsep pembagian sebagai pengurangan berulang
1.3.2.1 Siswa mampu mengubah bentuk perkalian menjadi pembagian dan sebaiknya
Afektif
1.3.3.1 Siswa menunjukkan keaktifan berkontribusi didalam kelompok
1.3.4.1 Siswa mampu bersikap teliti dalam menyelesaikan soal operasi hitung
pembagian
1.3.5.1 Bekerjasama didalam kelompok saat mengerjakan tugas
137

Psikomotor
1.3.6.ISiswa mampu mempraktikkan konsep pembagian sebagai
pengurangan berulang dengan menggunakan media
D. Materi Pokok
-Pembagian, konsep pembagian sebagai pengurangan berulang
-Mengubah bentuk perkalian menjadi pembagian dan sebaliknya
E. Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pembelajaran Berbasis Masalah
Metode : Kerja Kelompok, diskusi, tanya jawab, demonstrasi
F. Nilai Kemanusiaan
Alctif
Kerjasama
Percaya diri
G. Langkab-langkah pembelajaran
Kegiata11 Pembelajaran Waktu
Kegiatan Awai 10 menit
Salam pembuka, doa dan apersepsi,
Apersepsi
Guru meunjukkan media yang dibawa, yaitu papan
manik•
manik
Motivasi
Siswa bersama guru melakukan yel-yel
semangat. Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
50 menit
Kegiatan Inti
Siswa melihat demonstrasi dari guru ketika menjelaskan
konsep pembagian menggunakan media papan manik•
manik(orientasi siswa pada masalah)
Guru membagikan LKS kepada siswa(mengorganisasi
siswa ""'""
be/ajar)
Secara berkelompok yang beranggotakan 4 anak, siswa
berdiskusi untuk mengerjakan LKS(membimbing
138

penyelidikan individllJll maupun kelompok) Beberapa


siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya(mengembangkan dan menyajikan hasil
karya)
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Kegiatao Akbir 5 menit
Kesimp,llao dao
peoguatao
Guru dan siswa membuat kesimpulan materi yang telah
dipelajari.
Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang
belum jelas.

Rellebi
Siswa mere!leksikan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan dengan bimbingan guru. (mengana/isis dan
mengevaluasiproses pemecahan masalah)
Tiodak Laojut
Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi
selanjutnya.
Salam dan doa penutup

H. Media Pembelajaran
Papan manik-manik

I, Sumber Pembelajarao
Fajariyah,Triratnawati.2008. Cerdas Berhitung MaJemoJika Untuk SD/Ml Ke/as 3.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Amin, Sani.2006. Matematika SD di Sekitar Kita untukSekolahDasarKelas Ill
Semester 1. Jakarta: Esis
Yogyakarta, 26 September 2015
Guru Kelas
Pen�itJ./

Suratmioi Cas�barW.
NIP.195812241979112001 NIM. 121134138
139

MATERI

I. Pembagian

Bagaimana cara Yana membagikan pennen? Pertama, Yana mengambil 3


pennen. Kemudian Yana bagikan kepada temant-emannya. Yana melakukan hal itu
berulang kali sampai pennennya habis. Ternyata, teman - temanYana memperoleh
4 pennen.
Penjelasan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
12-3-3-3-3=0
Bentuk ini, merupakan pengurangan berulang angka 3 sebanyak 4 kali.
Berarti 12: 3 = 4

Pembaglan adalab pengurangan berulang darl bilaogam yang sama

2. Mengubah BentukPerkalian Menjadi Pembagian dao Sebalikoya


Perlcalian merupakan kebalikan dari pembagian, dan sebaliknya pembagian
merupakan kebalikan dari perkalian.
Contoh:
3 x 4 12

Bilangan pengali Bilangan yg dikali Hasil kali

Maka, 3 x 4= 12
12: 4=3
12: 3
140

Lembar Kerja Siswa

Amatilal, gambar dibawah ini, /alujawablah pertanyaannya de,rg1111


menunjulckan bahwo panbagian ado/ah pengurangfllf buuifllfg!

!bu mempunyai dua kue bolu. Tiap kue bolu lalu dipotong menjadi 4 bagian.
a. Berapa potong kuekah yang diperoleh ibu 'l
b. Kue itu dibagikan kepada empat orang anak. Tiap anak mendapat sama banyak.
Berapa potong kuekah yang diterima tiap anak?

Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

SOAL EVALUASI
Nama: .

A. u,rgkpi/1,11 tltlk-litlk di IN,-1, brJ I


I. 15-5-5-5=0
Jadi, 15: 5 = ....
2. 12-3-3-3-3
=O Jad� 12: 3= .
3. 24- .... - .... - - ....
=O Jad� 24 :6= .
4. 25 - 5 - - - •... - .... = 0
Jadi, 25: = .
5. 27-9- - =0
Jad� 27: = .
B. JsiJaJ, titiJc-dtik di bawal, brJ tkllf(Uf bill,1tganya11g tqat I

12 :4=3 L( 3x4= ....


6
. (1.., .Fvl... .
7
· ( 16 : 4 = 4 l=d.. . _4_x_4_=_._. ,

(
8.
8: 2,= 4


... x2=8
)

( )
9.
18 :6=3 ... x6= 18

10. ( 35: 7= 5
F{ 5x ... =35
)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

a. Peailaia.D Kognilif
Rabrik Penilaian dan Kaaci Jawaban
I. LKS

Soal danJawab Skor Nilai

[bu mcmpunyai dua kue bolu. Tiap kue bolu lalu


dipotong menjadi 4 bagian.
a. Berapa potong kuekah yang diperoleh ibu ?
b. Kue itu dibngikan kepada empat orang anak. Tiap
anak mendapat sama banyak. Bentpa potong kuekah
yang
diterima tiap
anak?

Jawab:
a. 2x4=8 2
Jadi ibu memperoleh 8 potong kue 5

b. 8: 4=2
3
8-4-4=0
Jadi setiap anak menerima 2 potong
kue
SkorMaksimal 5

N"I1 81
• Akh" skor yang diperoleh ()()
tr : skor maksimal x
I
143
144

Nilai Akhir : skor yang diperoleh x 100


skor
maksimal

a. PenilaiaaAfektif

R•brikPenilaianAfektif
Nama Siswa Aspek yang diamati Jumlah
Keaktifan Ketelitian Kerjasama skor

<,

Kriteria Pe.ilaiH

No Kriteria

I. Keaktifan
Aktifbertanya dan menjawab pertanyaan dengan antusias
Perhatian masih terpecah untuk bermain dengan teman
Pasif di kelas, tidak pemah bertanya dan menjawab
pertanyaan
2. Ketelitian
- Teliti dalam menyelesaikan soal pembagian
- Cepat dalam menyelesaikan soal pembagian, tetapi masih

adajawaban yang belum


tepat
- Siswa cenderung asal-asalan dalam menyelesaikan
soal pembagian
145

3. Kerjasama
-Mampu bekerjasama dengan teman lain ketika mengerjakan soal
- Siswa mampu untuk bekerjasama, tetapi dengan anggota
kelompok tertentu

- Siswa cenderung individual dalam menyelesaikan soal


pembagian
"
Jumlah Skor Maksimal
\
Proseclmr Penilaian :

Nilai Akhir /umlah skor yang diperoleh x


100
skor
makstmal
Keterangan
Nilai 85- 100 =
A Nilai 70-84
=B

Nilai65-74
=C Nilai<65
=D

b. Peailaiaa Psikomotorik

NamaSiswa Aspek yang diamati Jumla


Mengoperasikan Presentasi sko
media -- , �

dst.
146

Kriterill Peailaia.a

No Kriteria

I. - siswa mampu menggunakan media untuk


mempresentasikan hasil diskusinya
- siswa mempresentasikan dengan suara lantang tetapi
tidak menggunkan media
- siswa tidak menggunakan media untuk mempresentasikan hasil diskusinya
- percaya diri, bersemangat dengan suara Jantang
2.
- siswa mau maju kedepan, tetapi kurang bersemangat di depan teman-temannya
-malu-malu ketika di depan kelas, kurang bersemangat
dan dengan suara yang kurang keras.

Jumlah Skor Maksimal

ProseduPenilaian :

Keterangan
Nilai 85- 100 = A
Nilai 70-84 = B
Nilai65-74 =C
Nilai<65 =D
147

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN
(Siklus II Pertemuan II)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Denggung


Hari I Tanggal : 28 September 2015
Kelas I Semester : Ill / I
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (2jp)

A. Standar Kompetensi
I. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetemi Dasar
1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan
tiga angka
B. Jndikator
Kognitif
1.3.1 Menyelesaikan operasi hitung pembagian dengan cara bersusun
1.3.2 Menyelesaikan operasi hitung campuran perkalian dan pembagian
Afektif
1.3.3 Aktifberdiskusi baik dengan teman atau secara klasikal
1.3.4 Teliti dalam menyelesaikan soal operasi hitung pembagian dan operasi hitung
campuran
1.3.5 Bekerjasama menyelesaikan soal
Psikomotor
1.3.6 Mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
C. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
1.3.1.1 Siswa mampu menyelesaikan operasi hitung pembagian dengan cara
bersusun
1.3.2.1 Siswa mampu menyelesaikan operasi hitung campuran perkalian dan
pembagian
Afektif
1.3.3.1 Siswa aktifberdiskusi dengan teman atau secara klasikal
148

1.3.4.1 Siswa teliti dalam menyelesaikan soal operasi hitung pembagian dan
operasi hitung campuran
1.3.5.1 Siswa mampu bekerjasama menyelesaikan soal
Psikomotor
1.3.6.1 Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas
D. Materi Pokok
Pembagian dengan cara bersusun
Operasi hitung campuran, perkalian dan pembagian
E. Model/Metode Pembelajaraa
Pendekatan : Pembelajaran Berbasis Massiah
Metode : Kerja Kelompok, diskusi, tanyajawab
F. Nilai Kemanusiaan
Aktif
Kerjasama
Percaya
diri
G. Langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Waktu
Pembelajaran
IO menit
Kegiatan Awai
Salam pembuka, doa dan apersepsi.
Apersepsi
Menanyakan tentang materi pada pertemuan
sebelumnya
Motivasi
Siswa bersama guru melakukan yel-yel
semangat. Orientasi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
40 menit
akan dicapai.
Kegiatan Inti
Guru memberikan contoh kasus yang berhubungan
dengan pembagian yang dapat diselesaikan dengan

cara bersusun (orientasi siswapada masaloh)


Guru menjelaskan tentang materi pembagian dengan
cara
bersusun dan menjelaskan tentang operasi hitung
campuran
Siswa mendapatkan LKS yang dibagikan guru
149

(tnt!ngorganisasi siswa unJ,dc bdajar) Siswamengerjakan


LKS dengao cara berdiskusi (membimbing penyelidikan
individual mall/J.un lcelompolc) Siswa mempresentasikan
hasil diskusinya di depan kelas (mengembanglcan don
menyaj/Aa11 hasi/Aarya)
Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II
Kegiataa 20menit
Akbir
Kesimpalan dan
penguatan
Guru dan siswa membuat kesimpulan materi yang
telah dipelajari.
Guru dao siswa melakukan tanyajawab tentang materi
yang belumjelas.
Siswa mengerjakan soal evaluasi akhir
Refleksi
Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan dengan bimbingan guru.
(menganalisis dan mengevaluasiproses pmrecaha11
masalah)
Tindak Lanjut
Guru memberikan tugas untuk mempelajari
materi selanjutnya
Salam dao doa
penutup

H. Media
Pembelajaran
Papan manik-
manik
150

L Samber Pembelajarall
- Fajariyah,Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika Unluk SD/MIKe/as
3. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
- Amin, Sani. 2006. Matemotika SD di Sekitar Kita untuk Sekolah Dasor Ke/as ill
Semester I.Jakarta: Esis,

Yogyakarta, 28 September 2015


Guru Kelas

NIP.195812241979112001 NIM.121134138
151

,J

MATERI

I. Pembagian dengan Cara Bersusun Pendek


Contoh:
48: 3 = ...
16
3")il8"= 7 4: 3 = I, sisa 1
3 -7lx3=3
W- ----------7 18: 3= 6
18 ---------7 6 x 3 = 18

Jadi, 48: 3 = 16

2. Operasi Hitung Campuran


Contoh:
2x6:3= ...
urut dari kiri
r=-;
2x6:3=12:3=4

lagat !
(+) dan (-) sama kuat, pengerjaannya urut dari kiri.
(x) dan (:) sama kual,, pengerjaanaya dilakukan urut
dari kiri.
(x) dan (:) kbill i-1 dari (+) dan (·), peogerjaan (x)
atau (:)dilalrulcan lebih dulu dari pada (+) dan (-)
152

LembarKerjaSiswa

Cobo selesaikan soal di bawaJ, 11,J/

RKIUTIS

berikansoalhitungcampuransebagaiberikut :

16+ 8: 4-6 s 2+63: 7s.J-J2+5

9-i menjawab 20, PartomenjaMI, 2, clan Seno menjawall26.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

Soal Evalaui

erjakan soaJ di bawah ini, M,,,.n cara bers•,,.penddl

I. Kakek memiliki 48 buah jeruk. Akan dibagikan kepada 4 orang cucunya.


Berapakah buahjeruk yang diterimaolehsetiapcucunya?

2. Adimemiliki 65 butir kelereng. la ingin membaginya kepada 5 orang temannya


untuk bennain bersama. Berapa butir kelcrcng yang diterima oleh setiap teman
Adi?
3. lbu membunyai n gelas, lalu ibu ingin mesasukkannya kedalam kardus.
Berapakah isi setiap kardusnya?

Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

a. PeailaiaaKogaitif

Rubrik Penilian dan Kuaci Jawaban

I. LKS
Soal dan Jawaban Skor Nilai
Pak Dicky memberikan soal bitung campuran sebagai

berikut:

16+ 8: 4-6 x2+63: 7 xJ-12


+5

Sari meajawab 20, Parto menjawab 2, dan Seno

menjawab 26. Jawaban siapakah yang benar dari soal

di atas?

Jawab:

16 + 8 : 4 - 6 x 2 + 63 : 7 x J - 12
2
+ 5 l6+2-12+9x3-12+S

18-12+27- 2
l2+S 2

6+ IS +S 2

21 +S 2
26

Jadi, jawaban Seno yang benar. 10

SkorMaksimal

N.la. Akhi skor ya"II diperoleh


1 1
tr : skor maksimal x 100
155

2. Soal Evaluasi

No SoaJ dan Jawaban Skor Nilai

I. Diketahui:
Kakek memiliki 48 buah jeruk
Di bagikan kepada 4 orang cucunya
Ditanya:
Berapakah jumlah jeruk yang diterima oleh setiap
cucu kakek?
Jawab:
12
4� 2 s
_4_
8
8
()
Jadi, setiap cucu kakek menerima 12 buahjeruk

2. Diketahui:
Adi memiliki 65 butir kelereng
Dibagik
Ditanya
Serape butir kelereng yang diterirna setiap teman
Adi?
Jawab:
13 2 5
5)65
5
15
15
0
Jadi setiap teman Adi menerima 13 butir
kelereng
3. Diketahui:
[bu mempunyai 72 gelas
lbu ingin memasukkannya kedalam 6 kardus
Ditanya:
Berapakah isi setiap kardusnya ?
Jawab:
s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

12
6)72
6 2
-
12
12
-0- - I
Jadi, setiap kardus berisi 12 gelas
SkorTotal JS
<;

Nilai Akhir _Jumlalt skor yan� diperolelt x


skor maks1mal
100

b. Pe•ilaiaaAfek.tif

RabrikPeailaiuAfek.tif
Nama Siswa Aspek yang diamati Jumlah
Keaktifan Ketelitian Kerjasama skor

--
'-1
-� ,_
'7,I ":.¥
,,l.. I � �

'
"
fi' l. I
1
0. .-1.�l ,r fr:;. t, \
-·� .,...
., •• 1 \'\
- -------
� J!.
-J \

Kriteria.Peailaiaa
No Kriteria Skor
(1-3)
I. Keaktifan
. Aktifbertanya dan menjawab pertanyaao dcngan antusias J
. Terkadang bertanya atau menjawab pertanyaan, tetapi
terkadang diam saja 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

- Pasif dikelas, tidak pemah bertanya dan menjawab 1


pertanyaan
2.
- Teliti dalam menyelesaikan soal operasi hitung campuran 3
- Kurang teliti dalam menyelesaikan soal operasi hitung 2
campuran
- Tidak teliti dalam menyelesaikan soal operasi hitung I
campuran
3. Kerjasama
-Mampu bekerjasama dengan teman lain ketika mengerjakan 3
soal
- Terkadang sulit untuk bekerjasama membantu temannya 2
yang lain 1
- Tidak mau bekerjasama dengan teman yang lain

Jumlah Skor Maksimal 9

Prosedur Penilaian :

Nilai Akhir _Jumlah skor yang atperoleh x I OO


skor maksimal

Keterangan
Nilai 85- 100 � A
Nilai 70-84 = B
Nilai65-74 =C
Nilai<65 = D

c, PenilaianPsikomotorik

NamaSiswa Aspek yang diamati Jumlah


Percayad iri Penampilan di skor
Depan

dst.
158

Kriteria Peoila.iaJJ

No Kriteria skor

I. - percaya diri ketika menyampaikan hasil diskusinya 3


didepan kelas, dengan suara yang lantang dan 2
bersemangat I
- kurang percaya diri ketika mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas, suara kurang keras dan

/ kurang bersemangat
- siswa ditunjuk untuk maju ke depan karena kurang
antusias memprcsentasikan hasil diskusinya
2. - menguasai kelas dan mampu mengkondisikan teman- 3
temanya untuk memperhatikan , tidak terlalu
banyakbergerak 2
- kurang memperdulikan kondisi kelas dan langsung \,

I"\,
membacakan hasil dislcusinya, ada gerakan - gerakan
kecil yang dilakukan siswa I
- tidak memperbatikan keadaan kelas langsung
membacakan hasil diskusinya dan banyak bergerak
yang sebenamya tidak oerlu
Jumlah Skor Maksimal 6

Prosedur Penilaiao :

Keterangan
Nilai 85- IOO=A
Nilai 70-84 =B
Nilai65-74 =C
Nilai<65 =D
159

Lampiran 5. Soal Evaluasi Siklus I


160

r
6. 15 x4= ... 9. 3lx3= ...

DD
D DD
D
DD
x x

7. 21 x3= ...
DD
I
DD IO. 35 x 2 = ...

I
D DD
I

I DD
x
D x

8. 25 x2 = ...

DD
D x

DD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Kunci Jawaban dan Rubrik Penilaian

No. Soal dan Jawaban Nilai Skor


I. Ada 5 kue dalam setiap nampan. Berapa banyak kue seluruhnya
?

5+5+5+5=20 2 4
Ditulis dalam bentuk perkalian 4 x 5 = 20 2

2. Ada 8 ceri dalam setiap kue tart.Berapa banyak ceri seluruhnya


?

2 4
8+8+8+8+8=40 2
Ditulis dalam bentuk perkalian 5 x 8 = 40

3. Ada 9 biskuit dalam setiap nampan. Berapa banyak biskuit


seluruhnya?

2 4
9 + 9 +9=27 2
Ditulis dalam beotuk perkaliao 3 x 9 = 27

4. Ada 4 apel dalam setiap pohoo. Berapa banyak ape! seluruhnya


?

4 + 4 + 4 + 4 + 4 = 20 2 4
2
Ditulis dalam bentuk perkalian 5 x 4 = 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

5. Ada 6 permen dalam setiap topics. Berapa banyak pennen


seluruhnya ?

����

6+6+6+6=24 2 4
Ditulis dalam bentuk perkalian 4 x 6 = 24 2

6. 15 x4= ...

CJD
.
2

1 s

.
x

t]tJ
2

7.
21 x3 = ...

DD 2

D 1 s

t][J 2
163

8. 25x2= ...

DD 2

D x
1 5

Dr 2

9.
3lx3= ...

DD 2

D x
1
5

DD 2

10
35 x 2= ...

DD 2

D x
1
5

[] [] 2

Skar Total 45

Nilai Akhir : Jumlah skor y� diperoleh x I 00


slcor
malcs,mal
164

Lampiran 6. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa

�-
Nama: �i... A}kka.. .f.ate/ (i�/J?q 4
SOAL EVALUASI SIKLUS I

Kerjakan soal cerita berikut ini, dengan langkah-langlcahnya!

I. Ada 5 kue dalam setiap nampan.


Berapa banyak kue seluruhnya ?'l-6

2. Ada 8 ceri dalam setiap kue tart.


Berapa banyak ceri seluruhnya ?l/0


•• ••
•••
3. Ada 9 biskuit dalam setiap nampan. ')
Berapa banyak biskuit seluruhnya ?Z.,

4. Ada 4 ape! dalam setiap pohon.

'''''
Berapa banyak apel seluruhnya ? 1O

5. Ada 6 permen dalam setiap toples. ,,


Berapa banyak pennen seluruhnya ? i�,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

1fY�
9. Jlx3= ...

[BO]
x --x
0
[I]�
7. 21 x 3= ...

IT] [I]
5J [�ffu
rnw x
w x

[}] [QJ
� 8 25

w
x 2 = ....

0 x

[I] [QJ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

.-- ---ri

6. 15 x4= .EO 9. 3lx3=.g�

00

EJ[IJ
5J 3 [iJ
x 3
rnw
x

[I]@]
7. 21 x 3= b3

�� 10. 35 x 2 = 1.0
[}][]
0 x . [I] .3 .
��

8. 25 x 2= 9')
m� x

EJ[J
)

x

[I]�
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

Lampiran 7. Nilai Hasil Evaluasi Siklus I


Keterangan
No Nama Evalasi
Tuntas Tidak tuntas
1 MN 75 v
2 AZ 75 v
3 AS 75 v
4 AH 75 v
5 AM 75 v
6 AG 75 v
7 BP 75 v
8 DW 75 v
9 FA 75 v
10 FM 75 v
11 FA 75 v
12 FN 75 v
13 GO 100 v
14 LW 75 v
15 MR 67 v
16 OG 75 v
17 RAS S v
18 RF 75 v
19 RE 65 v
20 RNN 100 v
21 RAF 62 v
22 RA 75 v
23 RAI 75 v
24 SN 67 v
25 SH 75 v
26 TA 100 v
27 VD 100 v
28 WO 92 v
169

Lampiran 8. Soal Evaluasi Akhir


170

B. Kerjakan soal cerita berikut ini!

6. Doni mempunyai 3 Sangkar Burung. Sctiap sangkar berisi berisi burung dalarnjumlab
yang sama. JikajuLab seluruh burung Doni LS ekor, berapa ekor burung dalarn setiap
sangkar?
Jawab:

7. Bu guru memberikan tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok. Tiap kelompok
terdiri dari 5 siswa. Jika di kelas itu ada 40 siswa, berapa kelompok yang dapat dibentuk?

Jawab:

8 Pak Karman panen jagung 4 kali. Hasil tiap panen sebanyak IOkg. Hasil panen itu lalu
dijual 26 kg. Berapa kilogram sisajagung Pak Karman?
Jawab

9 Seorang penggemar ikan hias mempunyai 72 ekor ikan Dia menempatkan ikan -
ikan sejenis dalarn 4 akuarium. Berapa ekor ikan dalam setiap akuarium?
Jawab

LO. Bu Sinta memerlukan 32 telur untuk membuat 8 adonan kue. Berapa telur yang
diperLukan untuk membuat setiap kue?
171

Jawab:

11. Bu Raras membuat 24 kue. Kemuadian, ia memberikan kue kepada 4 anaknya. Berapa
kue yang diterima masing- masing anak?
Jawab:

12. KUO Sejahtera mempunyai persediaan pupuk ure 120 karung. Pupuk tersebut akan
disalurkan ke-4 desa..Berapakah pupuk yang diterima setiap desa?
Jawab:
172

Rubrik Penilaian dan Kunci Jawaban


No Soal clan Kunci Jawaban Skor Nilai
Ratih mempunyai 6 pot bunga di kebunnya. Setiap pot berisi 7
bunga.
Jadi jumlah bunga Ratih seluruhnya 42.
Jawab : Benar 2
Alasan : 6 x 7 - 42
2 Fransiska membeli 4 kotak kue. Setiap kotak berisi 5 kue.
Jadi jumlah seluruh kuc Fransiska adalah 15
Jawab : Salab 2
Alasan . 4 x 5 - 20
3 Bu Sandra memiliki persediaan 3 kotak pensil di tokonya. Setiap
kotak berisi 6 pensil
Jadijumlah seluruh pensil Bu Sandra 16 buah
Jawab : Salab 2
Alasan 3 x6 18
'._!�
4 Pak wayan menyediakan 7 mobil untuk mengadakan kunjungan ke
museum. Setiap mobil dapat dust 8 anak.
Jadijumlah seluruh anak yang berkunjung ke museum adalah 56
anak.
Jawab: Benar 2
Alasan : 7 x 8 = 56
5 Rani membeli 2 kgjeruk. Setiap kg bensi 8 jeruk.
Jadi jumlah seluruhjeruk Rani adalah 16 buah.
Jawab: Benar 2
Alasan: 2 x 8= 16

6 Doni mempunyai 3 Sangkar Burung. Setiap sangkar berisi berisi


burung dalarnjumlah yang sama. Jikajulah seluruh burung Doni 15
ekor, berapa ekor burung dalam setiap sangkar?
173

15: 3 =5 2
Jadi setiap sangkar berisi 5 ekor burung
7 Bu guru memberikan tugas yang harus dikerjakan secara
berkelompok. Tiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Jika di kelas itu
ada 40 siswa, berapa kelompok yang dapat dibentuk?
Jawab:
40: 5 = 8 2
Jadi seuap kelompok terdrri dan 8 anak
8 Pak Karman panen jagung 4 kali Hasil tiap panen scbanyak I Okg.
Hasil panen itu lalu dijual 26 kg. Berapa kilogram sisa jagung Pak
Karman 7
Jawab:
(4x 10)-26=40 26 2
-14
Jadi sisa jagung Pak Karman 14 kg
9 Seorang penggemar ikan bias mempunyai 72 ekor ikan. Dia
menempatkan ikan ikan ttu dalam 4 akuanum Berapa ekor ikan
dalam sctiap akuarium?
Jawab:
72:4�18 2
Jadi setiap akuarium berisi 18 ikan
10 Bu Sinta memetlukan 32 telur untuk membuat 8 adonan kue. Berapa
telur yang diperlukan untuk membuat senap kue?
Jawab:
32: 8 =4 2
Jadi setiap adonan memerlukan 4 telur
11 Bu Raras membuat 24 kue. Kemuadian, ia memberikan kue kepada 4
anaknya. Berapa kue yang dttenrna masmg- masmg anak?
Jawab:
24: 4 = 6 2
Jadi setiap anak menerima 6 kue
174
175

Lampiran 9. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

5. Rani membeli 2 kgjeruk. Setiap kg


berisi 8 jeruk. Judi jumlah seluruh jeruk
Rani adalah 16 buah. Alasan : 2. Ktl :.LG

B. Kerjakan soal cerit« berikut ini!

6. Doni mempunyai 3 San�kar Burung. Setiap sangkar berisi berisi burung dalam
jumlah yang sama. Jikajulah seluruh burung Doni 15 ekor, berapa ekor burung
dalam setiap
sangkar?
Jawab:
15 •,
··············
- ,
� � 1 C7L/.. .

7. Bu guru memberikan tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok. Tiap


kelompok terdiri dari 5 siswa. Jika di kelas itu ada 40 siswa, berapa kelompok yang
dapat dibentuk?
Jawab: . (.,}

...............��!.b..:::-.a .

8. Pak Kannan panen jagung 4 kali. Hasil tiap panen sebanyak lOkg. Hasil panen
itu lalu dijual 26 kg. Berapa kilogram sisajagung Pak Karman ?

��-����!S:JD·.�-�o-�.?:�.. ;J� 1/. .


9. Seorang penggemar ikan hias mempunyai 72 ekor ikan. Dia menempatkan ikan -
ikan sejenis dalam 4 akuarium. Berapa ekor ikan dalam setiap akuarium?

Jawab U �
V..
.........7: .?:-: -� J -::-::.lo................ . .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

""'I'

I0. Bu Sinta memerlukan 32-telur untuk membuat 8 adonan kue. Berapa telur yang
• diperlukan untuk membuat setiap kue?

��;�.'. :.Q..�h 7.c. '. .


11. Bu Raras membuat 24 kue. Kemuadian, ia memberikan kue kepada 4 analcnya. Berapa
kue yang diterirna masing- masing anak?
Jawab: L'} ,
2 - � • '1 - ( I./
.. .. .. ..• \ . .• : -:7.J ./...•........ . . ...........................................................................

12. KUO Sejahtera mempunyai persediaan pupuk ure 120 karung. Pupuk tersebut akan
disalurkan ke-4 desa..Berapakah pupuk yang diterima setiap desa?
Jawab:
...'. ::�.. ;.t4.::;,.,:J,-t 4·
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178

v\
I

SOAL EVALUASI AKIDR

Nama: .D.1!-blv10. � 1\..<m'4�f\a .

A. Tentukan pernyataan di bawah ini "benar" ataukalr "salah", serta berikan alasannya!

l. Ratih mempunyai 6 pot bunga di � atau Salah


?
kebunnya. Setiap pot berisi 7 bunga
Jadi jumlah bunga Ratih seluruhnya 42. Alasan :(,x ?- = 41

2. Fransiska membeli 4 kotak kue. Setiap Benar atau Salah ?


kotak berisi S kue. Jadi jumlah seluruh
kue Fransiska adalah IS Alasan : Li )(!, ,'l,.()

3. Bu Sandra memiliki persediaan 3 kotak Benar atau�Salah)


pensiI di tokonya. Setiap kotak berisi 6
pensil. Jadi jumlah scluruh pensil Bu
Sandra 16 buah.

4. Pak wayan menyediakan 7 mobil untuk � atau Salah


?
mengadakan kunjungan ke museum.
Setiap mobil dapat diisi 8 anak. Jadi Alasan : ,z x8 •':,!,
jumlah seluruh anak yang berkunjung

n
ke museum adalah 56 anak.

c,, '1..lt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

5. Rani membeli 2 kgjeruk. Setiap kg


-B...e. nar, atau Salah ?
berisi 8 jeruk. Jadi jumlah seluruh jeruk
Rani adalah 16 buah. Alasan :'):')(!, al', L

B. Kerjakan soal cerita berikut ini!

6. Doni mempunyai 3 Sangkar Burung. Setiap sangkar berisi berisi burung dalam jumlah
yang sama. Jika julah seluruh burung Doni 15 ekor, berapa ekor burung dalam setiap
sangkar?
Jawab:
. -�. :3.� 5 ::kdi.. -�� San� ber�i .. ti.. P.'.<1•. bur11n9 -�- .

7. Bu guru memberikan tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok. Tiap kelompok
terdiri dari 5 siswa, Jika di kelas itu ada 40 siswa, berapa kelompok yang dapat dibentuk?
Jawab:
. !-1). ;i;, ,.8 -:iis 1�ni, li.floropoll.
'
bcnsi S.. An��- -b · · · · · · · · · · · ·
8. Pak Karman panen jagung 4 kali. Hasil tiap panen sebanyak IOkg. Hasil panen itu lalu
dijual 26 kg. Berapa kilogram sisajagung Pak Karman?
Jawab
..tt. l'-. JO.:-.'�.:. II:\. •. -�' .... s&. �� ..p:ils. l<.or!TAA +· . .
....odo. .. l':l.. -�. � ...

9. Seorang penggemar ikan hias mempunyai 72 ekor ikan. Dia menempatkan ikan - ikan
sejenis dalarn 4 akuarium. Berapa ekor ikan dalam sctiap akuarium?
Jawab
J.l. :i; H..�.IS..... .":hti ...ikon .. doklm .... -� .. a�rl\Jlt'I.. k.iS. ... 18. -�.. i\iM. -�-·- ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180
181

Lampiran 10. Nilai Evaluasi Akhir


Keterangan
No Nama Evalasi
Tuntas Tidak tuntas
1 MN 87 v
2 AZ 100 v
3 AS 100 v
4 AH 80 v
5 AM 90 v
6 AG 80 v
7 BP 75 v
8 DW 100 v
9 FA 100 v
10 FM 60 v
11 FA 100 v
12 FN 75 v
13 GO 100 v
14 LW 100 v
15 MR 100 v
16 OG 100 v
17 RAS 100 v
18 RF 70 v
19 RE 80 v
20 RNN 100 v
21 RAF 100 v
22 RA 80 v
23 RAI 100 v
24 SN 66 v
25 SH 100 v
26 TA 100 v
27 VD 100 v
28 WO 100 v
182

Lampiran 11. Daftar Nilai Ulangan Matematika Tahun Akademik 2014/2015


183

Lampiran 12. Validasi Perangkat Pembelajaran


184

No Aspek yang Dinilai Skala Penilaian


I 2 3 4 5
I Format

v"
I. Kejelasan materi
2. Pengaturan ruang/ tata letak
3. Jenis dan ukuran hurufyang sesuai v
II Bahasa
I. Kebenaran tata bahasa v
2. Kesederhanaan strktur kalimat v
3. Kejelasan struktur kalimat v
4. Bahasa yang digunakan
</
bersifat komunikatif
Ill lsi
I. Kebenaran materi/ isi v

2. Pengelompokkan dalam materi-materi


v
yang logis
3. Kesesuaian dengan standar isi KTSP v
4. Kesesuaian dengan pembelajaran
matematika melalui pendekatan \/
I
Problem
Based Learning
5. Metode penyajian yang digunakan v
6. Kelayakan sebagai kelengkapan
v
pembelajaran
7. Kesesuaian alokasi waktu yang
digunakan
v
185

Kesimpulan penilaian secara umum*) :

I. Rancangan pembelajaran ini :


I. Kurang (Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi)
2. Cuk:up (Dapat digunakan dengan banyak revisi)
Q) Baik (Dapat digunakan dengan sedikit revisi)
4. Baik sekali (Dapat diunakan tanpa revisi)

*) Lingkarilah yang sesuai

Mobon menuliskan butir - butir revisi pada kolom saran atau langsung
pada naskah.

SARAN

yogyakarta,

Validator

.-�:::.:�·.: �

.;·· �: ::·.·.;. .
186

_,
'

LEMBAR VALIDASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Matematika

Satuan Pendidikan : SD Negeri Denggung

Materi Pokok : Perkalian dan Pembagian


Kelas I Semester : Ill N .
I
- . ... . .
Nama Validator .. '
••\.
�. \ ,•. . �-. ,... . ' ... :.:

Pekerjaan

Petunjuk:

Mohon bapak/ ibu berkenan memberikan penilaian pada Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) di bawah ini dengan memberikan tanda centang (") pada skor
yang tertera pada kolom, serta memberikan komentar alas kelayakan RPP. Berikut

ini adalah kriteria penskoran masing-masing komponen RPP yang dinilai:

Berilah tanda centang (") dalam kolom penilaian yang sesuai dengan pendapat
anda!

Keterangan :

I. berarti "tidak baik"

2. berarti "kurang baik"

3. berarti "cukup"

4. berarti "baik"

5. berarti "sangat baik"


187

No Aspek yang Dinilai Skala Penilaian

,,.. -c,
I 2 3 4 5
I Format ----...'-
<_.�

I. Kejelasan materi v
2. Pengaturan ruang/ tata letak v
3. Jenis dan ukuran huruf yang sesuai
II Bahasa v
I. Kebenaran tata bahasa v
2. Kesederhanaan strktur kalimat .........
3. Kejelasan struktur kalimat v
4. Bahasa yang digunakan bersifat
v
komunikatif
lll lsi

I. Kebenaran materi/ isi v


2. Pengelompokkan dalam materi-rnateri
v
yang logis

3. Kesesuaian dengan standar isi KTSP v


4. Kesesuaian dengan pembelajaran
matematika melalui pendckatan Problem
v
.I
Based
Leaming
5. Metode penyajian yang digunakan v'
6. Kelayakan sebagai kelengkapan
pembelajaran
v
I
7. Kesesuaian alokasi waktu yang
v' I
digunakan
188

Kesimpulan penilaian secara umum*) :

I. Rancangan pembelajaran ini :


I. Kurang (Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi)
2. Cukup (Dapat digunakan dengan banyak revisi)
@ Baik (Dapat digunakan dengan sedikit revisi)
4. Baik sekali (Dapat diunakan tanpa revisi)

*) Lingkarilah yang sesuai

Mohon menuliskan butir - butir revisi pada kolom saran atau langsung
pada naskah.

SARAN

:::::::::::::�:�:::\J.:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Yogyakarta,
Validator

(
ct,
•, -' . .
• • • \'••••••••i: •••••••�·• .' : •• -�·.: •••
. .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

LEMBAR VALIDASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : Matematika

Satuan Pendidikan : SD Negeri Denggung

Materi Pokok : Perkalian dan Pembagian

Kelas I Semester : III N I

Nama Validator �.· : " �:--:·.: .

Pekerjaan :.�.�---·······················

Petunjuk:

Mohon bapak/ ibu berkenan memberikan penilaian pada Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) di bawah ini dengan memberikan tanda centang (../) pada skor
yang tertera pada kolorn, serta memberikan komentar atas kelayakan RPP. Berikut
ini adalah kriteria penskoran masing-masing komponcn RPP yang dinilai:

Berilah tanda centang (../) dalam kolom penilaian yang sesuai dengan pendapat
anda!

Keterangan :

I. berarti "tidak baik"

2. berarti "kurang baik"

3. berarti "cukup"

4. berarti "baik"

5. berarti "sangat baik"


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

No Aspek yang Dinilai Skala Penilaian


I 2 3 4 5
_,,.. -c,

I Format -... �_'-<_..


I. Kejelasan materi I>

2. Pengaturan ruang/ tata letak v


3. Jenis dan ukuran huruf yang sesuai J
II Bahasa
I. Kebenaran tata bahasa ()

2. Kesederhanaan srrktur kalimat v


3. Kejelasan struktur kalimat u
4. Bahasa yang digunakan bersifat
komunikatif v

llI lsi
I. Kebenaran materi/ isi I)

2. Pengelompokkan dalam materi-rnateri


yang logis (/

3. Kesesuaian dengan standar isi KTSP


II
4. Kesesuaian dengan pembelajaran
maternatika melalui pendekatan Problem
I .)
Based Learning
5. Metode penyajian yang digunakan v
6. Kelayakan sebagai kelengkapan
pembelajaran v

7. Kesesuaian alokasi waktu yang



digunakan
191

Kesimpulan penilaian secara


umum*) :

I. Rancangan pembelajaran ini :


I. Kurang (Belum dapat digunakan dan masih memerlukan konsultasi)
2. Cukup (Dapat digunakan dengan banyak
revisi) (]) Baik (Dapat digunakan dengan
sedikit revisi)
4. Baik sekali (Dapat diunakan tanpa
revisi)

*) lingkari/ah yang sesuai

Mohon menuliskan butir - butir revisi pada kolom saran atau langsung
pada naskah.

SARAN - '
.... M...� ..... ��·····································
-��-,
.......................................,. '..;;;. ·» : .
- �--�;.,I-�<!..-
······················�·�························································

Yogyakarta,:Z� ?ol I',


Validator

• ,I
192

Lampiran 13. Kisi-Kisi Kuesioner Berpikir Kritis

Kisi – Kisi Lembar Kuesioner

No Indikator Berpikir Kritis Pernyataan Jumlah

Favorabel Unfavorabel

1 Mengenal masalah 3 3 6

2 Menemukan cara–cara yang dapat 3 3 6

dipakai untuk menangani masalah-

masalah itu

3 Mengumpulkan dan menyusun 2 2 4

informasi yang diperlukan

4 Menganalisis data 3 3 6

5 Menguji kesamaan–kesamaan dan 2 2 4

kesimpulan–kesimpulan yang seorang

ambil

6 Membuat penilaian yang tepat tentang 2 2 4

hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu

dalam kehidupan sehari-hari

Total 30
193

Lampiran 14. Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis

Kuesioner Berpikir Kritis

Nama : …………………………….

Kelas : …………………………….

Hari / tanggal : …………………………….

Petunjuk :

Berikut ini akan disajikan sejumlah pernyataan, baca dan pahamilah baik-
baik. Sebelumnya anak-anak diminta untuk mengisi identitas sesuai dengan diri anak-
anak. Jawablah dengan jujur, jawaban yang kalian berikan tidak berpengaruh
terhadap nilai karena tidak ada jawaban benar dan salah. Selamat mengisi !

Keterangan pilihan jawaban :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

B = Biasa

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

No Peryataan SS S B TS STS

1 Saya mudah memahami maksud dari soal yang


diberikan guru

2 Saya dapat dengan mudah menjawab berbagai


macam soal yang diberikan oleh guru
194

3 Saya berdiskusi dengan teman-teman jika menemui


kesulitan

4 Saya meneliti kesesuaiam jawaban dengan data


yang diperoleh

5 Saya menghitung besama teman untuk meneliti


jawaban

6 Saya memerikan masukan pendapat ketika


berdiskusi dengan teman

7 Saya mengalami kesulitan untuk memahami maksud


dari soal yang diberikan guru

8 Saya menghindari soal – soal yang diberikan oleh


guru

9 Saya malas untuk berdiskusi dengan teman-teman

10 Saya malas meneliti kesesuaian jawaban dengan


data yang diperoleh

11 Saya menghindari soal operasi hitung campuran

12 Saya malas memberikan masukan pendapat ketika


berdiskusi dengan teman

13 Saya senang mengerjakan soal yang memerlukan


pemahaman lebih

14 Saya memiliki cara sendiri untuk menyelesaikan


soal yang berbeda dengan guru

15 Saya membaca buku matematika, selain buku paket


195

dari sekolah untuk menambah pemahaman

16 Saya mengerjakan soal sesuai dengan langkah-


langkah yang runtut

17 Saya malas mencoba mengerjakan soal dengan


berbagai cara

18 Saya mengomentari jawaban teman yang ditulis di


papan tulis

19 Saya malas mengerjakan soal menggunakan


langkah-langkah

20 Saya melakukan pembuktian untuk menjawab soal


perkalian dan pembagian

21. Saya memahami konsep perkalian dan pembagian


untuk mengerjakan soal cerita

22. Saya malas membaca banyak buku matematika

23. Saya malas meneliti jawaban bersama teman

24. Saya menghindari mengerjakan soal cerita konsep


perkalian dan pembagian

25. Saya menghindari untuk berkomentar tentang


jawaban teman di papan tulis

26. Saya malas bertanya kepada guru tentang cara


menyelesaikan soal

27. Saya tahu cara penyelesaian untuk operasi hitung


campuran (perkalian dan pembagian)
196

28. Saya malas untuk melakukan pembuktian ketika


menjawab soal perkalian dan pembagian

29. Saya bertanya kepada guru apakah cara


menyelesaian soal sudah benar

30. Saya menghindari soal yang memerlukan


pemahaman lebih
197

Lampiran 15. Validasi Kuesioner Berpikir Kritis


198

6 Saya memerikan masukan pendapat ketika


.../
berdiskusi dengan teman

7 Saya mengalami kesulitan untuk


v
memahami maksud d ari soal yang
diberikan guru

8 Saya menghindari soal - soal yang .;


diberikan oleh guru

9 Saya malas untuk berdiskusi dengan


.,/
teman-teman
"'--

10 Saya malas meneliti kesesuaian jawaban .;


dengan data yang diperole h
-...."""•...\
II Saya menghindari soal operasi hitung
f
campuran
12 Saya malas memberikan masukan
,./
pendapat ketika berdiskusi dengan teman

13 Saya senang mengerjakan soal yang


J
memerlukan pemahaman lebih
14 Saya memiliki ca ra sendiri untuk
menyelesaikan soal yang berbeda dengan
.,� j
guru
15 Saya membaca buku matematika, selain
j
buku paket dari sekolah untuk menambah �- ::::-'-,� [.,./
pemahaman -. /
16 Saya mengerjakan soal sesuai dengan J
langkah-langkah yang runtut

17 Saya rnalas mencoba mengerjakan soal J


dengan berbagai cara

18 Saya mengomentari jawaban teman yang


J
e,er,; ram � �
dituliskan dipapan tulis
!Mht..hafl
19 Saya malas mengerjakan soal o/
/
}
199
200
L
am
siswa
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
p
iran
1 5 4 4 2 5 3 3 2 1 2 2 4 5 4 4 2 5 5 4 2 2 5 2 2 1 1 4 2

2 4 3 3 1 1 2 2 1 2 3 1 3 3 1 2 1 2 2 1 1 4 2 2 2 1 2 2 1
16. PL
3 4 4 3 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4
A
4 2 4 2 5 5 5 4 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 2 2 3
K
5 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 2 4 3 2
on GI
6 2 2 3 4 3 4 3 4 2 4 2 3 3 4 4 3 4 2 2 2 3 4 3 4 3 4 4 4
d A
7
8
5
4
5
4
2
4
1
2
5
2
1
1
1
2
1
2
2
2
1
3
2
1
3
3
4
2
3
2
4
1
2
2
4
2
4
1
1
1
1
1
1
4
3
2
1
2
1
2
1
2
1
2
4
2
1
1
isi T
9
Aw
10
2
3
2
1
2
2
2
3
2
3
2
4
1
1
3
2
4
1
3
2
2
4
4
4
3
1
3
2
4
2
3
2
3
1
4
3
3
2
4
3
3
2
2
1
3
2
4
3
2
3
2
1
1
2
2
2
M
E
11 5 5 1 1 4 1 2 1 1 1 1 4 4 4 4 1 3 2 1 1 1 3 1 1 1 1 3 1 al R
12 3 4 4 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 4 2 2 4 4 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 K U
13 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 4 4 4 3 2 3 4 1 2 1 4 1 2 1 1 4 2 em
14 4 2 4 2 2 2 1 2 2 4 2 3 3 4 2 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 P
15 4 4 3 3 3 4 2 2 2 4 2 4 2 4 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 3 a A
16 5 2 4 2 5 4 4 3 2 3 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 2 2 2
m K
17 3 1 5 2 3 2 1 2 1 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 p
u A
18 2 4 4 2 2 3 2 3 5 4 2 4 2 3 2 3 3 2 2 2 4 2 2 2 4 2 3 4 an N
19 1 2 1 4 3 3 1 2 4 2 3 2 3 2 2 2 3 1 1 1 1 2 4 1 1 2 2 2
20 3 2 4 3 2 2 3 3 1 4 2 4 2 4 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 B TI
21 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 e N
r
22 3 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2
p D
ik A
23
24
2 2 3
1 2 1
1
3
2
2
2
2
3 4 2
2 2 1
2
2
2
3
4
4
2
1
2
1
2
2
2
2
2 2
1 1
4 2
2 1
2
1
2 2
1 1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1 ir K
K
25 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2
r A
26 2 2 2 2 3 2 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 5 itis
27 3 3 4 2 4 2 2 2 2 1 2 1 3 5 3 1 2 3 1 1 1 3 1 1 1 1 3 4 N
28
29
2 1 1
3 3 4
2
2
2
3
2
4
2 2 2
4 4 4
3
3
3
4
4
5
3
4
2
4
2
4
2
4
2 2
4 4
2 2
4 5
4
4
2 2
3 3
2
2
2
2
2
3
2
4
2
4
TI
30 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 3 2 3 1 3 3 1 1 1 3 1 2 1 1 4 1 D
Rata-rata 2.9 3 3 2.3 2.8 2.6 2.3 2 2 2.7 2.3 3.47 2.8 2.9 2.7 2.3 2.7 3 2.2 2 2.6 2.5 2 2.2 2 2.1 2.6 2.3 2.52
Kriteria TK TK TK STK TK TK STK STK STK TK STK CK TK TK STK STK STK TK STK STK TK STK STK STK STK STK STK STK STK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 18 20 21 22 23 24 25 26 27 28 RATA-RATA
Indikator
1 20 20 15 8 21 10 11 8 9 8 9 17 23 22 21 9 20 21 9 8 7 21 7 9 6 6 22 11 13.5 20
2 20 13 21 12 12 11 11 12 10 20 11 21 15 15 12 12 12 10 10 9 20 12 12 12 11 11 12 9 13.14
3 13 11 9 10 11 12 8 10 11 13 9 15 11 11 12 12 11 14 11 13 12 10 13 13 12 9 8 11 11.25
1
Siswa La
Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 m
1
2
3
3
3
3
5
3
3
2
3
5
5
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4 3
4 3
5
4
3
3
4
5
3
3
3
3
4
3
3
3
4
2
3
3
4
3
4
4
4
3
pi
3 3 2 3 5 4 5 5 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 ra
4 4 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2
n PL
5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 2 4 2 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4
6 4 3 2 5 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 17 A
7 2 2 4 2 2 5 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4
. GI
8
9
4
3
3
3
3
3
3
4
4
5
3
5
3
4
3
5
5
5
3
5
2
4
2
3
4
4
3
5
4 3
4 5
4
4
3
5
4
5
3
5
2
3
4
5
4
3
3
4
4
5
5
4
4
5
4
5 K A
10 4 3 2 3 3 2 4 4 3 4 5 4 3 4 5 2 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 2 3 on T
11
12
2
4
2
3
4
3
2
4
2
5
4
5
3
4
5
3
3
4
3
4
2
5
3
4
5
4
3
4
4 2
2 4
3
4
3
5
4
2
2
4
2
4
4
5
2
4
4
5
3
3
4
4
5
4
4
3 dis M
13 3 5 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 3 2 4 2 4 2 2 3 2 4 2 3 3 3 i E
14
15
3
2
2
2
3
3
2
4
3
4
2
4
3
4
2
4
4
4
3
4
2
4
2
3
4
4
2
4
4 2
5 4
4
4
3
4
3
5
3
3
2
3
3
4
4
2
2
4
4
5
4
4
4
4
4
4 A R
16 4 2 3 3 2 3 4 3 4 5 4 4 5 4 3 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 3 2 kh U
17
18
4
3
3
2
2
3
2
4
5
4
3
4
3
4
3
2
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4 2
4 4
4
4
3
4
4
3
2
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3 ir P
19 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 Ke A
20
21
4
4
3
3
2
2
3
3
4
3
2
3
2
4
3
4
4
4
2
4
3
5
3
4
4
4
3
4
4 2
4 3
4
5
2
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3 m K
22 3 3 2 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 a A
23 4 4 2 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4
m N
24 4 3 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 3
25 4 2 2 4 5 4 4 3 3 5 5 4 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 pu TI
26 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 3 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5
an N
27 2 2 4 3 2 4 3 4 2 2 3 2 5 2 4 3 4 2 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4
28 3 2 2 3 5 3 2 2 4 2 3 3 4 2 4 3 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 Be D
29 4 2 3 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 5 3 4 3 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4
rp A
30
Rata-rata
2
3.4
2
2.8
3 3 3 4 2
2.9 3.3 3.7 3.7 3.5 3.6
4 2 3
3.8 3.6 3.5
3 2
3.3 4.1
4 2
3.6
4 3
4 3
4
3.9
2
3.5
3
3.9
3 3
3.5 3.3
4
3.8
3
3.6 3.8
4 2
4
4
4
3
3.8
3
3.6 3.58 iki K
Kriteria CK TK TK TK K K K K CK K TK TK K CK K TK CK CK CK CK TK CK CK K K K CK CK CK A
N
TI
Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 RATA-RATA
D
1 14 16 23 16 15 25 16 24 16 16 16 16 26 16 23 16 24 14 23 15 16 23 16 24 16 23 23 22 19.04
2 21 16 15 15 26 16 16 16 25 16 16 16 24 16 24 15 24 16 24 16 16 21 23 16 22 23 24 23 19.32
3 11 10 11 18 17 18 17 18 18 17 17 11 16 18 18 18 17 18 19 17 11 18 11 16 19 17 18 18 16.14
4 24 16 16 16 16 16 24 23 23 25 26 24 24 24 24 15 24 23 25 24 23 16 24 24 24 24 16 16 21.39
5 17 15 11 17 18 18 17 17 19 16 11 16 16 18 11 17 11 17 17 18 17 18 17 18 18 18 17 17 16.32
6 15 10 10 17 18 18 16 11 14 17 18 16 18 16 15 16 17 18 10 16 16 17 16 17 11 16 16 11 15.21 20
2
La
m
Lembar Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis pi
ra
Nama Sekolah : SD Negeri Denggung PL
n
Kelas : III A 18 A
. GI
Nomor Indikator Berpikir Kritis Skala Skor Pe A
Indikator 3 2 1 T
1 Mengenal masalah Langsung mengerjakan Sering bertanya kepada Lambat dalam mengerjakan
do
m M
soal tanpa banyak teman yang sedang soal dan banyak banyak
bertanya mengerjakan bertanya teman an E
2 Menemukan cara–cara yang dapat Menemukan banyak cara Mengerjakan soal sesuai Hanya melihat pekerjaan O R
dipakai untuk menangani masalah- (langkah-langkah) untuk dengan contoh guru teman bs U
masalah itu alternatif jawaban er P
3 Mengumpulkan dan menyusun Mempunyai inisiatif Membaca buku Malas membawa buku A
informasi yang diperlukan untuk membaca banyak matematika yang matematika ke sekolah
buku matematika dipinjami sekolah
K
4 Menganalisis data Mengerjakan soal dengan Mengerjakan soal dengan Mengerjakan soal tidak A
sistematis dan memahami sistematis tetapi belum secara sistematis dan belum N
konsep perkalian dan memahami konsep memahami konsep pekalian TI
pembagian perkalian dan pembagian dan pembagian N
5 Menguji kesamaan–kesamaan dan Berkontribusi menghitung Melihat langkah-langkah Menunggu hasil pekerjaan D
kesimpulan–kesimpulan yang seorang bersama teman untuk menyelesaikan soal teman teman
ambil meneliti jawaban A
6 Membuat penilaian yang tepat tentang Memberikan pendapat Memberikan pendapat Menerima begitu saja K
hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu ketika berdiskusi dan ketika berdiskusi dan pendapat teman tanpa A
dalam kehidupan sehari-hari berani untuk menerima begitu saja mengkritisi N
mengomentari jawaban jawaban teman tanpa TI
teman mengkritisi
D

20
3
L
SIKLUS 1 SIKLUS 2
am
No. Nama
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2

p
Indikator Indikator Indikator Indikator

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Rata-rata Kriteria
1 MN 2 2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 CK PL
iran A
2 AZ
19.
3 AS
1
1
1
1
2
1
2
1
2
1
1
1
2
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
1
3
3
3
2
2
2
1
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
2.04
2
CK
CK
GI
A
4 AH 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2.17 CK T
H
5 AM 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 1.92 TK
M
asil
6 AG 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2.54 K E
7 BP 2 1 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2.04 CK R
Ob
8 DW 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2.08 CK U
9 FA 1 3 1 1 1 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 CK
P
se FM
10 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 2 1.96 CK A
r11 FA 2 2 1 3 1 1 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2.08 CK
K
vasi A
12 FN 2.04 CK
2 2 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1 1 2 2 3 3 2 2
N
13 GO 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 CK TI
14 LW 1 3 1 2 1 1 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1.96 CK N
MR 1.75 TK
15
16 OG
2
3
2
1
2
1
1
1
1
2
1
2
2
3
2
2
1
2
2
2
1
2
1
1
1
3
2
2
2
2
2
1
1
3
2
2
3
3
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2 2.08 CK
D
17 RAS 2 3 2 1 2 2 3 3 1 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2.21 CK A
18 RF 2 1 2 2 1 1 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2.08 CK K
RE 2.04 CK
19
20 RNN
2
1
2
1
1
2
1
2
2
3
1
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
2
2
1
3
2
2
3
2
2
2
1
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
2
2
2 2.21 CK
A
21 RAF 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1.83 TK N
22 RA 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 1 3 2 3 2 3 2 2.08 CK TI
RAI 1.88 TK
23
24 SN
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
2
1
2
3
2
2
1
2
3
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
3 1.96 CK
D
25 SH 1 1 2 1 1 3 2 1 2 1 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2.08 CK
26 TA 3 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1.79 TK
27 VD 2 2 1 2 2 1 1 2 3 2 1 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 1 1.92 TK
28 WO 1 2 1 2 1 2 3 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 3 3 2 2 2 3 3 1.96 CK
Jumlah 46 47 42 43 45 46 57 55 53 56 59 52 59 60 66 60 60 58 67 64 69 68 66 63
Kriteria TK TK TK TK TK TK CK CK TK CK CK TK CK CK CK CK CK CK K CK K K CK CK
20
4
siklus 1 siklus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

Lampiran 20. Hasil Wawancara


Hasil Wawancara

Hari/ Tanggal : Sabtu, 8 Agustus 2015

Narasumber : Guru kelas III

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana proses pembelajaran Siswa cenderung aktif, tetapi kurang

Matematika di kelas III? terarah.

2 Apakah kendala yang dihadapi dalam Siswa belum lancar berhitung.

mengajar matematika di kelas III ?

3 Apabila ada kesulitan, pada materi Operasi hitung, seperti

apa? penjumlahan, pengurangan,

perkalian dan pembagian.

4 Menurut anda apakah penyebab dari Kurang latihan, kurang konsentrasi,

kendala tersebut? karena kelas III adalah masa transisi

dari kelas II.

5 Bagaimana usaha anda untuk Banyak latiha, les tambahan di

mengatasi kendala tersebut? sekolah, dan diberi tugas atau PR.

6 Apakah anda selalu menggunakan Menggunakan jika di sekolah


206

media sebagai sarana pembelajaran tersedia, atau menggunakan benda

Matematika? disekitar lingkunga sekolah sebagai

media pembelajaran

7 Media yang digunakan, dibuat sendiri Membuat sendiri, ada juga yang

oleh guru atau sudah tersedia dari sekolah.

disekolah?

8 Apa contoh medianya? Kertas karton, puzzle, kerikil dan

lidi

9 Digunakan untuk mengajar materi Kerikil dan lidi digunakan untuk

apa? media perkalian dan pembagian.

10 Bagaimana peranserta siswa dalam Siswa sangat antusias

penggunaan media ?

11 Menurut anda bagaimana peran media Menambah pemahaman siswa,

pembelajaran itu sendiri? karena kelas III untuk pemahaman

dan penalaran masih kurang jari

perlu ditingkatkan.

12 Bagaimana hasil belajar siswa pada Kurang lebih sebanyak 35% belum

mata pelajaran matematika? mencapai KKM, dengan nilai KKM

70.

13 Menurut anda pada materi apa hasil Hampir pada seluruh materi, apa

belajar siswa rendah dan lagi ketika bertemu dengan soal

membutuhkan pemahaman yang lebih? cerita siswa merasa kebingunggan


207

untuk menyelesaikan.

14 Bagaimana strategi pembelajaran Sebanyak kurang lebih 15% anank

matematika yang anda gunakan untuk disendirikan diberi tambahan

mengatasi rendahnya hasil belajar latihan-latihan.

siswa?

15 Menurut anda bagaimana dengan Siswa masih kurang dalam

kemampuan siswa untuk mengenal pemahaman, karena dalam masa

masalah (kasus), misalnya dengan peralihan kelas II, jadi masih harus

menggunakan soal cerita? dituntun.

16 Apakah siswa memahami jika guru Jika guru menggunakan angka

memberikan masalah atau kasus dengan bilangan yang besar, siswa

sebagai pengantar sebuah materi? mengalami kesulitan.

17 Bagaimana menurut anda cara atau Memberikan penjelasan, lalu

metode yang tepat untuk memberikan menggunakan media dan

materi kepada siswa? memberikan contoh.

18 Apakah siswa pernah mengemukakan Ada, pada umumnya siswa laki-laki

jawaban sendiri dengan alternatif cara kreatif dan memiliki

penyelesaian yang lain? pemahamannya lebih.

19 Bagaimana dengan kemampuan siswa Siswa bisa mengerjakan secara

untuk memecahkan masalah mandiri atau secara tutor sebaya.

(mengerjakan soal) misalnya sudah Tetapi pada umumnya masih


208

bisa mandiri atau masih perlu bantuan memerlukan bimbingan.

dari guru?

20 Bagaimana cara anda untuk Dengan cara memberikan pujian

memotivasi siswa untuk dan diberi reward misalnya hadiah

menyelesaikan suatu masalah? Ini atau poin.

kaitannya dengan mengerjakan soal

ataupun mengantarkan sebuah materi

dengan sebuah masalah atau kasus?

21 Pernahkah anda dalam pelajaran Pernah, misalnya saja pada materi

matematika menggunakan kegiatan penjumlahan menggunakan kerikil.

praktik?

Misalnya dalam materi apa?

22 Setelah melakukan suatu kegiatan dan Sudah mampu tetapi belum

memperoleh data, apakah murid-murid maksimal, belum 100% kira-kira

sudah mampu untuk menganalisis dan baru 70%.

mengerjakan soalnya ?

23 Diskripsikan tentang keadaan murid Pada umumnya karakteristik siswa

anda, kelas III ketika mengikuti kelas III memperhatikan ketika guru

pembelajaran Matematika dikelas sedang menjelaskan didepan, jika

ada yang bertanya ada pula yang

menanggapi, tetapi masih saja

beberapa anak nilainya dibawah


209

KKM. Sebenarnya anak itu senang

dengan pelajaran matematika tetapi

masih binggung ketika menghadapi

soal yang rumit, yang jelas anak

kelas III tahap penanaman konsep

harus kuat karena sebagai modal

untuk materi-materi selanjutnya.


210

Lampiran 21. Foto Kegiatan


211

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Casula Ambar Winanti anak kelima dari lima bersaudara

pasangan Sumulyo dan Th.Sunarti yang lahir di Kulon Progo pada

tanggal 3 April 1994. Pendidikan awal dimulai dari TK Santa

Teresia Wates pada tahun 1999-2000. Dilanjutkan di SD Pengasih

II pada tahun 2000-2006. Pada tahun 2006-2009 terdaftar sebagai siswi SMP Negeri I

Wates. Pada tahun 2009-2012, peneliti terdaftar sebagai siswi SMA Negeri 1 Sentolo.

Tahun 2012 peneliti meneruskan pendidikannya sebagai mahasiswi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai