Anda di halaman 1dari 28

PTK SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

Ditulis pada 26/02/2014 oleh infodarussalam

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR


SISWA KELAS 〖VII〗^A MTs PATRA MANDIRI PALEMBANG
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEUDAYAAN ISLAM
MELALUI METODE INFORMATION SEARCH
Oleh: Laili Farkhiyatun, S. Hum

Latar Belakang Masalah


Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen
dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan
hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral
pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan
bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu
pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan
membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja
keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani,
juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal
semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan itu, pendidikan nasional akan
mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri serta
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa (Depdikbud,1994).
Tercapainya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi,
membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi
permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat
penting dan diharapkan guru memiliki metode/model mengajar yang baik dan mampu memilih
model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan
disampaikan.
Untuk itu, diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran
salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran
agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.
Misalnya, dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan
lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini
memerlukan minat dan motivasi, tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak
mempunyai motivasi untuk belajar. Oleh karena itu, guru harus memberikan suntikan dalam
bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, rendahnya tingkat hasil belajar banyak dihadapi
oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar, sehingga nilai rata-rata mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurang begitu memuaskan. Hal ini disebabkan karena guru
dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, tanpa menggunakan media
tambahan, dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar
siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang
melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep
Sejarah Kebudayaan Islam.
Merujuk pada permasalahan di atas, diperoleh suatu gambaran bahwa penyebabnya adalah
sebagian siswa kurang tertarik untuk belajar Sejarah Kebudayaan Islam dibandingkan dengan
eksakta, karena proses pembelajarannya tidak membangkitkan minat siswa untuk belajar.
Pelajaran ini lebih banyak hafalan untuk memahami suatu materi pelajaran meskipun didukung
dengan afektif pembelajaran.
Pengalaman mengajar dan permasalahan yang dijumpai di kelas yakni siswa kurang tertarik
belajar sejarah, sehingga diupayakan dengan suatu tindakan guru untuk mengatasi permasalahan
pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar. Salah satu alternatif metode yang dapat
digunakan untuk mengaktifkan siswa dikelas adalah metode information search. Penerapan
metode Information Search diharapkan dapat mengatasi kesulitan belajar, meningkatkan daya
nalar siswa untuk berpikir tanpa tergantung pada temanya, artinya metode ini menuntut siswa
agar dapat meningkatkan daya pikirnya untuk memecahkan masalah tanpa menggantungkan
pada guru dan teman kelompoknya, Mereka dituntut untuk bekerja sendiri dalam memecahkan
masalah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Upaya ini akan dapat
mengembangkan motivasi dalam pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan untuk
belajar ke arah yang lebih baik.
Atas dasar inilah penulis merasa perlu melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII^A MTs Patra Mandiri Palembang
Dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Metode Information Search“. Alternatif
penelitian Tindakan Kelas ini sebagai upaya untuk pemecahan masalah dalam mengatasi
kebekuan pengajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang kurang diminati siswa.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis melihat permasalahan dan faktor penyebabnya yang
dapat dirinci masalah tersebut menjadi masalah penelitian tindakan kelas ini antara lain:
1. Dari segi siswa
a. Kurangnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang
ditunjukkan melalui nilai siswa yang masih banyak di bawah KKM
b. Siswa kurang bersemangat dalam belajar
c. Kurang respon dalam belajar
d. Tidak mau mencatat materi esensial pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
2. Dari segi guru
a. Terbatas dalam menggunakan model mengajar yang menarik minat siswa
b. Terbatas dalam menggunakan media pengajaran yang menarik
c. Kurang berinovasi dalam pembelajaran
d. Kurang berupaya untuk memperbaiki proses pengajaran
e. Lebih cenderung mengejar target kurikulum dibandingkan proses pengajaran

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah diatas , maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas
VII^A MTs Patra Mandiri Palembang sebelum menggunakan metode Information Search?
2. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas
VII^(A )MTs Patra Mandiri Palembang setelah menggunakan metode Information Search?
3. Apakah penerapan Pembelajaran dengan menggunakan metode Information Search dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas
VII^A MTs Patra Mandiri Palembang?

D. Hipotesa Tindakan
akan
Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan Metode Information Search dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas
VII^A MTs Patra Mandiri Palembang.
2. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan Metode Information Search tidak dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas
VII^(A )MTs Patra Mandiri Palembang.
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Ingin mengetahui prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
kelas VII^A MTs Patra Mandiri Palembang sebelum menggunakan metode Information Search
b. Ingin mengetahui prestasi belajar siswa dalam pmbelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas
VII^A MTs Patra Mandiri Palembang setelah menggunakan metode Information Search
c. Ingin mengetahui apakah dengan menggunakan metode Information Search dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas
VII^A MTs Patra Mandiri Palembang

2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi siswa
Untuk meingkatkan prestasi belajar Sejarah Kebudayaan Islam
Meningkatkan kualitas proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
b. Bagi guru
Dapat berinovasi dalam mengajar dengan berkreasi dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam
Dapat berkreasi untuk memperbaiki citra proses pengajaran dan hasil belajar Sejarah
Kebudayaan Islam
c. Bagi sekolah
Meningkatkan kualitas pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ditunjukkan dengan hasil
belajar
Meningkatkan standar kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam kelas VII^A MTs Patra Mandiri Palembang
Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dapat
meningkatkan prestasi belajar.

F. Kajian Pustaka
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari kata “ Prestasi” dan “Belajar”. Prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (Depdikbud, 1994: 78). Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu
melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik Oemar: 2001) Menurut pengertian ini belajar
merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan, yng menjadi
hasil dari belajar bukan penguasan hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena
belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu
yang langsung menyenangkan dan mencerdaskan siswa.
Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi
menurut peneliti adalah nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk
nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan
kepadanya.
2. Pengertian Metode Information Search
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran adalah
keterampilan memilih metode. Metode secara harfiah berarti metode cara. Dalam pemakaian
yang umum metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedure yang dipakai untuk mencapai
tujuan tertentu.
Dalam model pembelajaran aktif, kebebasan berfikir dan berpendapat sangat dihargai dan diberi
ruang oleh pengajar. Hal ini menurut Nazarudin, akan berakibat pada suasana kelas, artinya
suasana kelas akan sungguh hidup, menyenangkan tidak tertekan, dan menyemangati peserta
didik untuk senang belajar.
Pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran
yang sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga pencapaian tujuan pembelajaran diperoleh
secara maksimal. Information Search berasal dari bahasal Inggris, dari kata information”
(informasi) dan search” (mencari/menelusuri) artinya mencari informasi materi yang diajarkan
dan diberi kesempatan untuk mencari di dalam atau di luar kelas, seperti perpustakaan, warnet,
mencari jurnal dan sumber belajar yang lain.
Langkah-langkah pembelajaran metode Information Search:
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok kecil (bisa juga tidak membagi kelompok)
Guru membuat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam teks, buku, dokumen,
internet, perangkat keras)
Guru membagikan pertanyaan kepada para siswa
Siswa diminta mencari jawaan dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat
Siswa mempresentasikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
Mengulang semua jawaban dari siswa dan mengembangkan jawaban tersebut untuk menambah
informasi siswa, sehingga jawaban yang diperoleh semakin jelas.

G. Metodologi Penelitian
A. Setting Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di kelas VII^(A )MTs Patra Mandiri dengan
jumlah siswa 40 orang, dengan latar belakang sosial ekonomi yang heterogen. Siswa kelas
VII^(A ) tahun pelajaran 2012/2013 digunakan sebagai tempat penelitian untuk dapat
meningkatka prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam..

Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun pelajaran 2012/2013, yaitu bulan Februari sampai
dengan Maret 2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik madrasah,
karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang
efektif di kelas.
Siklus Penelitian
PTK ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat peningkatan minat belajar siswa dalam
mengikuti mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui metode information search.
Persiapan PTK
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), menurut Suharsismi Arikunto
(dalam Nazarudin, 2009), Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap suatu
kegiatan belajar berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi disebuah kelas. Sebelum
PTK dilaksanakan dibuat berbagai input instrumental yang akan digunakan dalam PTK, pada
yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan sejarah berdirinya Bani
Umayyah.
Selain itu juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang berupa: (1) Lembar
pengamatan/observasi; (2) Lembar evaluasi. Pada proses pembelajaran juga akan diterapkan
metode information search yang diharapkan dapat mengatasi kesulitan belajar Sejarah
Kebudayaan Islam, serta meningkatkan daya nalar siswa untuk berpikir tanpa tergantung pada
guru dan teman.
Subjek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VII^A yang terdiri dari 40
orang siswa dengan komposisi 22 perempuan dan 18 laki-laki.
Sumber Data
1. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran SKI serta aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran.
2. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran dengan menggunakan metode
information search dan prestasi belajar serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
3. Teman Sejawat dan Kolaborator
Teman sejawat dan kolaborator dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi
PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.
Teknik dan Alat Pengumpul Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa
Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa dalam proses
belajar mengajar dan implementasi metode information search.
Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran
dengan metode information search.
Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolabolator untuk refleksi hasil siklus PTK.
Alat Pengumpul Data
a. Tes: menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar siswa
b. Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat partisipasi siswa dalam
proses belajar mengajar
c. Wawancara: menggunakan panduan atau pedoman wawancara untuk mengetahui pendapat
atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran dengan metode information search
d. Kuesioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang
pembelajaran dengan metode information search.
e. Diskusi : menggunakan lembar hasil pengamatan
F. Indikator Kinerja
Siswa
Tes : rata-rata nilai ulangan harian
Observasi : keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
Guru
Dokumentasi : kehadiran siswa
Observasi : hasil observasi

Teknik Analisis Data


Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis
secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang
terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil belajar: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian, kemudian dikategorikan dalam
klasifikasi tinggi, sedang dan rendah.
Aktivitas siswa: dengan menganalisis tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang dan rendah.
Implementasi tindakan dalam pembelajaran: dengan menganalisis tingkat keberhasilannya,
kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil dan tidak berhasil.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada dua jenis data yang dikumpulkan peneliti yaitu
:
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini
peneliti menggunakan analisis statistik dekriptif, yaitu untuk mencari presentase keberhasilan
belajar.
2. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan
gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran
(kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktifitas
siswa mengikuti pelajaran, perhatian dan lain-lain yang dapat dianalisis.
Dalam penelitian ini, teknik tersebut digunakan untuk menganalisisi data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil tes pada masing-masing siklus, dan nilai tersebut dihitung jumlahnya dalam
satu kelas dan selanjutnya jumlah tersebut dihitung dalam persentase dengan rumus:
NP = (∑▒〖 Nilai total〗)/(∑▒〖Nilai maksimum〗) x 100
Keterangan :
NP : nilai persentase
∑ Nilai Total : jumlah nilai keseluruhanyang diperoleh siswa
∑ Nilai maksimum : jumlah nilai total maksimum
Hasil perhitungan dari masing-masing siklus kemudian dibandingkan, melalui perhitungan ini
akan diketahui persentase petingkatan prestasi siswa. Setelah diketahui persentase, hasilnya
divisualisasikan dalam bentuk tabel, grafik atau chart.
H. Rencana Penelitian/Prosedur Penelitian
Terdapat 4 rangkaian, antara lain: perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi
yang selalu dilakukan di setiap siklus. Peneltian Tindakan Kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus
mulai dari perencanaan sampai refleksi. Tahapan tersebut diulang sampai terjadi peningkatan,
dengan catatan bahwa perencanaan pada siklus berikutnya didasarkan atas masukan dari siklus
sebelumnya. Skema tahapan dalam PTK antara lain :
1. Pra Tindakan
Perencanaan
Dalam perencanaan penelitian melakukan kegiatan sebagai berikut:
Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan
disampaikan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa digunakan oleh guru.
Membuat silabus pembelajaran
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada tindakan (treatment)
yang diterapkan dalam PTK
Membuat bahan ajar berbentuk power point dengan pokok bahasan sejarah berdirinya Bani
Umayyah
Menyiapkan sarana/media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
Menyusun lembar kegiatan siswa.
Membuat lembar format evaluasi.
Membuat lembar format observasi

Pelaksanaan
Menyajikan materi pelajaran
Siswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan tanggapan seputar pelajaran SKI
materi latar belakang sejarah berdirinya Bani Umayyah
Penguatan dan kesimpulan
Melakukan pengamatan atau observasi
Pengamatan (Observasi)
Situasi kegiatan belajar mengajar
Keaktifan siswa
Kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran
Refleksi
Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila :
Sebagian besar (75 % dari siswa) berani dan mampu menjawab pertanyaan dari guru.
Sebagian besar (70 % dari siswa) berani menanggapi dan mengemukakan pendapat tentang
jawaban siswa yang lain.
Sebagian besar (70 % dari siswa) berani dan mampu untuk bertanya tentang materi pelajaran
pada hari itu.
Lebih dari 80 % siswa memperoleh nilai (ulangan harian) di atas angka yang sudah ditetapkan
dalam keriteria ketuntasan minimal..
Lebih dari 80 % siswa menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang disediakan.
2. Siklus 1
Perencanan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada pra tindakan.
b. Pelaksanaan

Membagi siswa dalam delapan kelompok


Menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan power point, laptop dan LCD.
Memberikan materi berupa fotocopy ringkasan materi pembelajaran
Guru memberikan beberapa pertanyaan tentang materi pembelajaran
Siswa mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru melalui buku teks,
fotocopy ringkasan materi, perangkat keras
Memberikan kesempatan kepada salah satu perwakilan dari masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil jawaban kelompoknya
Guru mengulang kembali semua jawaban dari siswa dan mengembangkan jawaban tersebut
untuk menambah informasi siswa, sehingga jawaban yang didapat semakin jelas.
c. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran SKI dengan materi
pembelajaran sejarah berdirnya Bani Umayyah dengan menggunakan metode information
search.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kesatu dan menyusun rencana untuk
siklus kedua.
3. Siklus 2
Siklus 2 merupakan putaran kedua dari pembelajaran SKI dengan materi pembelajaran sejarah
berdirinya Bani Umayyah dengan metode information search dengan tahapan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1.
b. Pelaksanaan
Peneliti menyajikan pelajaran SKI dengan materi sejarah berdirinya Bani Umayyah dengan
metode information search.
c. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran SKI dengan
materi sub pokok bahasan sebab-sebab berdirinya Bani Umayyah dengan metode information
search.
d. Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus 2 dan menganalisis serta membuat
kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran SKI dengan materi sejarah berdirinya Bani Umayyah
dengan metode information search.

Tim Peneliti dan Tugasnya

NO NAMA PENELITI TUGAS JAM KERJA


1 Laili Farkhiyatun Guru Peneliti 6 JP
2 Inis Maladewi Kolabolator 4 JP

Jadwal Penelitian
No K e g i a t a n M i n g g u Ke
1234
I Pra Tindakan
1 Perencanaan x
2 Pengumpulan data awal x
3 Penyusunan Rencana Pembelajaran x
4 Penyusunan Instrumen Penelitian x
II Siklus 1
1 Pelaksanaan x
2 Pelaksnaan Tindakan Tahap I x
3 Observasi dan monitoring x
4 Refleksi Tahap I x
III Siklus 2
1 Perencanan Tindakan Tahap II x
2 Pelaksnaan tindakan Tahap II x
3 Observasi dan monitoring x
4 Refleksi Tahap II x
IV Analisis data
1 Tabulasi dan analisa data x
2 Penyusunan laporan PTK x
3 Seminar laporan PTK x
4 Perbaikan laporan PTK x
5 Penggandaan laporan penelitian x

DAFTAR PUSTAKA

http://pendekarjember.blogspot.com/2010/06/artikel-hari-ini.html
http://pecintailmuallah.blogspot.com/2012/04/proposal-penelitian-tindakan-kelas.html
Ahmadi, Abu. 1991, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2001, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa
Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional
_____________________. 2008, Psikologi Belajar, Edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta
Dokumen. 2012. MTs Patra Mandiri Plaju Palembang
Harto, Kasinyo. 2012, Desain Pembelajaran Agama Islam, Untuk Sekolah dan Madrasah.
Jakarta: Rajawali Pers

Purwadarminta, W.J.S. 1987, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Tim Fakultas Tarbiyah. 2013. Panduan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research),
Untuk Peserta Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Palembang: LPTK Induk Rayon 215
Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang Yamin, Martinis. 2003, Strategi Pembelajaran
Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Pers
MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWAPADA MATAPELAJARAN SKI MELALUITEKNIK
PEMBELAJARAN CARD SORT PADA SISWA KELAS VI MI MATHLA’UL ANWAR CIRUKAP KECAMATAN
CISATA KABUPATEN PANDEGLANGTAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.Perubahan-

perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan.Akibat

pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan.

Sejalan dengan kemajuan tersebut,dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah menunjukkan

perkembangan yang sangat pesat.Perkembangan ini terjadi karena terdorong adanya tuntutan

perkembangan zaman,sehingga dalam pengajaran guru selalu ingin menemukan metode dan media

pembelajaran baru yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua siswa.Bahkan secara

keseluruhan pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang

ada.Pembangunan di bidang pendidikan dapat berarti apabila dalam pendidikan dapat memberikan

manfaat bagi masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal

balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran.Guru sebagai salah satu komponen dalam

proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting.Guru bukan hanya sekadar

penyampai materi saja,tetapi lebih dari itu guru harus menjadi sentral pembelajaran.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar,guru lah yang mengarahkan

bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.Karena itu guru harus dapat membuat suatu

pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik,sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan

membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional,yaitu

meningkatkan kualitas manusia Indonesia,manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa,berbudi pekerti luhur,berkepribadian,berdisiplin,bekerja

keras,tangguh,bertanggung jawab,mandiri,cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani,juga

harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air,mempertebal semangat

kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu

mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab

atas pembangunan bangsa.Depdikbud (1966).

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor,di antaranya adalah faktor guru

dalam melaksanakan proses belajar mengajar,karena guru secara langsung dapat

mempengaruhi,membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa.Untuk mengatasi

permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan

pendidikan secara maksimal,peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara / model

mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-

konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran

salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar

diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran SKI.Misalnya dengan membimbing

siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa
berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap

konsep-konsep yang diajarkan.Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi.Tanpa adanya minat

menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar.Untuk itu,guru harus memberikan

suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan

belajar.Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran SKI yang diharapkan oleh guru adalah 90,00.

Berdasrkan pengalaman penulis di lapangan,kegagalan dalam belajar rata-rata diakibatkan oleh

kurangnya keaktifan dalam belajar,sehingga suasana belajar menjadi monoton dan tidak menarik bagi

siswa.Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran SKI sangat rendah yaitu mencapai 50,00.Hal ini disebabkan

karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah,tanpa menggunakan

alat peraga,dan materi pelajaran tidak disampaikan secara kronologis.

Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan

keaktifan belajar siswa,misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan

yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep SKI.

Keaktifan tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran,keaktifan juga

penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau

seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka.Siswa yang aktif dan bersemangat

untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi

itu,sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.Tugas penting

guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung keaktifan siswa.Untuk itu sebagai seorang guru

disamping menguasai materi,juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi

yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak,sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal

bagi siswa.
Berdasarkan uraian tersebut di atas,penulis mencoba menerapkan salah satu teknik

pembelajaran,yaituteknik pembelajaran Card Sort (Mensortir / Memilih Kartu) untuk mengungkapkan

apakah dengan teknikCard Sort (Mensortir / Memilih Kartu) dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi

belajar SKI.Penulis memilih teknik pembelajaran ini mengkondisikan siswa untuk terbiasa

menemukan,mencari,mendiskusikan sesuatu yang berkaitan dengan pengajaran (Siadari,2001 : 4).Dalam

teknik pembelajaran Card Sort (Mensortir / Memilih Kartu) siswa lebih aktif dalam memecahkan untuk

menemukan,sedang guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan

masalah itu.

Dari latar belakang tersebut di atas,penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas

(PTK) dengan judul : “Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran SKI

MelaluiTeknik Pembelajaran Card Sort Pada Siswa Kelas VI MI Mathla’ul Anwar Cirukap Kecamatan

Cisata Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran 2012 / 2013”.

B. Identifikasi Masalah

Dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran SKI sebagian besar siswa kelas VI MI Mathla’ul

Anwar Cirukapmengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran.Siswa masih lemah dalam

pemahaman konsep,hal ini menyebabkan prestasi belajar siswa rendah dilihat dari hasil rata-rata yang

diperoleh siswa pada semester ganjil.Dalam pembelajaran siswa masih malu bertanya dan

mengeluarkan pendapat sehingga keaktifan siswa belum nampak.Hal ini dikarenakan pembelajaran SKI

di kelas VI masih berpusat pada guru,selain itu karakteristik dari pembelajaran SKI yang banyak terdapat

literatur-literatur yang sepintas tampak memberatkan siswa,dan merekadituntut untuk dapat

memahami dan menguasai materi pelajaran.

Interaksi dan komunikasi antara siswa dengan siswa lainnya maupun dengan guru belum terjalin

selama proses pembelajaran karena diskusi kelompok jarang dilakukan.Dalam proses belajar mengajar
seharusnya siswa aktif agar proses belajar menjadi lebih bermakna.Guru seharusnya menggunakan

metode atau teknik pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar dalam kelompok sehingga siswa

akan terbiasa aktif bertanya dan berpendapat.Salah satu teknik pembelajaran yang diharapkan mampu

mendorong dan meningkatkankeaktifan dalam diri siswa di antaranya adalah teknik pembelajaran Card

Sort (Mensortir/Memilih Kartu).

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,penelitian ini hanya akan membahas masalah upaya

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI melalui penerapan teknik

pembelajaran Card Sort pada siswa kelas VI MI Mathla’ul Anwar Cirukap.

Dalam penelitian ini indikator meningkatnya keaktifan siswa dapat dilihat dari proses

pembelajaran dengan menggunakan teknik pembelajaran Card Sort ini,sedangkan meningkatnya hasil

belajar siswa dapat dilihat dari hasil tes siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh teknik pembelajaran Card Sort terhadap keaktifan belajar siswa dalam

mata pelajaran SKI pada siswa kelas VI MI Mathla’ul Anwar Cirukap Kecamatan Cisata Kabupaten

Pandeglang Tahun Pelajaran 2012 / 2013?


2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan diterapkannya teknik pembelajaran Card Sort

dalam mata pelajaran SKI pada siswa kelas VI MI Mathla’ul Anwar Cirukap Kecamatan Cisata Kabupaten

Pandeglang Tahun Pelajaran 2012 / 2013?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas,penelitian ini bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui pengaruh keaktifan belajar siswa setelah diterapkannya teknik pembelajaran Card

Sort dalam mata pelajaran SKI pada siswa kelas VI MI Mathla’ul Anwar Cirukap Kecamatan Cisata

Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

2. Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya teknik pembelajaran Card

Sort dalam mata pelajaran SKI pada siswa kelas VI MI Mathla’ul Anwar Cirukap Kecamatan Cisata

Kabupaten Pandeglang Tahun Pelajaran 2012 / 2013.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

1. Guru : Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dan dapat diterapkan

dalam mata pelajaran SKI.

2. Siswa : Meningkatkan keaktifan dan hasil hasil belajar pada mata pelajaran SKI.

3. Sekolah : Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di

sekolah tersebut.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Teknik Pembelajaran Card Sort (Mensortir/Memilih kartu)

Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran,dituntut untuk memiliki dan

menularkan keaktifan pada siswa,memiliki kreatifitas,inovasi dan motivasi dalam mengemban tugas dan

kewajibannya.Sehingga diharapkan dengan kegiatan pembelajaran aktif ini,dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang menuju pada peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran.

Teknik pembelajaran Card Sort (Mensortir/Memilih kartu),merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa

digunakan untuk mengajarkan konsep,karakteristik klasifikasi,fakta tentang obyek,atau mereview

informasi.Gerakan fisik yang dominan dalam teknik ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh

atau bosan (Hisyam Zaini dkk, 2002: 50).Dan salah satu penunjang keberhasilan pembelajaran adalah

penggunaan teknik pembelajaran aktif.Metode pembelajaran aktif merupakan metode pembelajaran

yang kaya akan inovasi dan ide-ide baru yang dapat meningkatkan keaktifan,gairah dan motivasi siswa

dalam kegiatan pembelajaran,sebagai upaya untuk mencapai hasil dan tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

a) Langkah-langkahTeknikPembelajaran Card Sort

 Setiap siswa diberi potongan kertas yang berisi informasi atau contoh yang tercakup dalam satu atau

lebih kategori.Berikut beberapa contoh kategori tersebut:

1. Kategori Perjuangan Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq


2. Kategori Perjuangan Khalifah Umar Bin Khattab

3. Kategori Perjuangan Khalifah Utsman Bin Affan

4. Kategori Perjuangan Khalifah Ali Bin Abi Thalib

 Mintalah siswa untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukankartu dengan

kategori yang sama.(Guru dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau membiarkan siswa

untuk mencarinya sendiri).

 Siswa dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan

kelas.

 Seiring dengan presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut,berikan poin-poin penting terkait materi

pembelajaran.

b) Catatan terkait teknik pembelajaran Card Sort

 Pada awal kegiatan bentuklah beberapa kelompok.Beri tiap kelompok satu set kartu yang sudah

diacak,sehingga kategori yang mereka sortir tidak nampak.

 Minta setiap kelompok untuk mensortir kartu-kartu tersebut ke dalam kategori-kategori

tertentu,misalnya empat kategori yang dicontohkan di awal.

 Minta tiap kelompok untuk menjelaskan tentang kategori yang mereka selesaikan.Setiap kelompok

memperoleh nilai untuk setiap kartu yang disortir dengan benar.

2. Keaktifan Belajar Siswa

Aktif menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002 : 19) berarti giat (bekerja atau

berusaha),sedangkan keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan di mana siswa dapat aktif.Keaktifan

siswa dalam belajar SKI tampak dalam kegiatan berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran.

Menurut Moh.User Usman (2002 : 26),cara yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki

keterlibatan siswa antara lain sebagai berikut:


a. Tingkatkan persepsi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar yang membuat respon aktif

dari siswa.

b. Masa transisi antara kegiatan dalam mengajar hendaknya dilakukan secara cepat dan luwes.

c. Berikan pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

d. Usahakan agar pembelajaran dapat lebih memacu minat siswa.

Menurut Lidgren (Moh.User Usman, 2002 : 24) terdapat empat jenis interaksi dalam kegiatan

belajar mengajar,yaitu sebagai berikut:

1) Interaksi satu arah (dari guru ke siswa),komunikasi satu arah merupakan komunikasi yang hanya

dilakukan oleh guru terhadap siswa,sementara siswa hanya pasif sebatas menerima komunikasi dari

guru.

2) Interaksi dua arah (guru dengan siswa),komunikasi dari guru sudah mendapat respon balik dari

siswa,tetapi tidak ada interaksi antar siswa.

3) Interaksi antara guru dengan siswa dan antar siswa,di mana komunikasi dari guru sudah mendapat

respon balik dari siswa da nada interaksi di antara siswa,tetapi belum keseluruhan siswa yang

melakukan interaksi baik dengan guru maupun siswa lainnya.

4) Interaksi optimal (guru dengan siswa dan antar siswa lainnya),di mana komunikasi sudah berjalan

baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya (keseluruhan siswa).Dalam

hal ini interaksi sudah optimal selama proses pembelajaran.

Jenis-jenis interaksi pembelajaran di atas menunjukkan derajat keaktifan siswa.Interaksi yang semakin

baik diperlukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Keaktifan siswa merupakan suatu keadaan di mana siswa berpartisipasi secara aktif dalam

pembelajaran.Dalam hal ini keaktifan siswa terlihat dalam merespon pertanyaan atau perintah dari
guru,mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru,berani mengemukakan pendapat dan

aktif mengerjakan soal yang diberikan guru.

3. Hasil Belajar Siswa

Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar.Perubahan ini merupakan

pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik.Pengalaman dalam belajar

merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di

sekolah.Menurut Poerwodarminto (1991: 768),hasil belajar adalah hasil yang dicapai

(dilakukan,dikerjakan),dalam hal ini hasil belajar merupakan hasil pekerjaan,hasil penciptaan oleh

seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.

Hasil belajar merupakan salah satu dasar untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang

disampaikan guru dapat diterima dan dipahami sehingga hasil belajar siswa dapat diketahui melalui tes

yang diberikan.

Menurut Dalyono (2005 : 55),ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor

intern dan faktor ekstern.Faktor intern meliputi kesehatan,intelegensi,bakat,minat dan

motivasi.Sedangkan faktor ekstern meliputi keluarga,sekolah,masyarakat dan lingkungan sekitar.Faktor

yang bersumber dari dalam diri siswa yaitu kecerdasan,minat,motivasi dan kemampuan

kognitif.Sedangkan faktor dari lingkungan keluarga yaitu tingkat pendidikan orang tua dan jumlah

anggota keluarga.

Hasil belajar siswa merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah belajar dan mengerjakan secara

optimal yang diperoleh dari hasil tes individu.Perbedaan kemampuan belajar siswa berpengaruh pada

hasil belajar yang dicapai dari setiap siswa karena faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa juga

berbeda-beda.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh

siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan
belajar.Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penelitian tes hasil

belajar.Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang

diberikan oleh guru.Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses

belajar mengajar di sekolah.

Sejalan dengan hasil belajar,maka dapat diartikan bahwa hasil belajar SKI adalah nilai yang diperoleh

siswa setelah melibatkan secara lansung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif

(pengetahuan),afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar SKI.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Mathla’ul Anwar Cirukap,Kecamatan Cisata,Kabupaten

Pandeglang.Pada semester genap bulan Februari sampai Maret 2013 (dua bulan),dengan menyesuaikan

jam pelajaran SKI kelas VI MI Mathla’ul Anwar Cirukap.

B. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI MI Mathla’ul Anwar Cirukap,yaitu 14 siswa,terdiri

dari 5 siswa putera dan 9 siswa puteri.Dan Obyek penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran

Card Sort.

C. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif.Dalam

penelitian kolaboratif pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri,sedangkan yang diminta
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya tindakan adalah peneliti (Suharsimi Arikunto,2002:

17).Pada penelitian ini,peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan sebagai berikut:

1. Menyusun angket untuk pembelajaran dan menyusun rencana program pembelajaran.

2. Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan wawancara untuk

mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan.

3. Melaksanakan rencana program pembelajaran yang telah dibuat.

4. Melaporkan hasil penelitian.

D. Tahapan Penelitian

Berdasarkan observasi awal pada proses pembelajaran yang dilakukan adalah metode

pembelajaran kolaboratif.Penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus.Setiap siklus terdiri dari

perencanaan,pelaksanaan tindakan,observasi dan refleksi.

Siklus I

1. Perencanaan

Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan (perencanaan).Kegiatan pada tahap ini

adalah sebagai berikut:

a) Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.

b) Penyusunan lembar masalah / lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin

dicapai.

c) Membuat soal tes yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa.

d) Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi kemampuan akademis,jenis

kelamin,maupun etnis.

e) Memberikan penjelasan pada siswa mengenai metode pembelajaran yang akan dilaksanakan.

2. Pelaksanaan Tindakan
a) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.Dalam pelaksanaan

tindakan penelitian guru menjadi fasilitator selama pembelajaran,siswa dibimbing untuk belajar SKI

secara aktif learning dengan

b) teknik pembelajaran Card Sort.Adapun langkah-langkah yang dilakukan disesuaikan dengan skenario

pembelajaran yang telah dibuat.

c) Kegiatan Penutup

Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus,guru memberikan tes secara tertulis untuk

mengevaluasi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Observasi

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat

melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.

4. Refleksi

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh.Hasil analisis data yang telah ada

dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.Refleksi

dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi,apa yang

dihasilkan,mengapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya.Hasil refleksi digunakan

untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan pada Siklus II.

Siklus II

Kegiatan pada Siklus II pada dasarnya sama dengan Siklus I,hanya saja perencanaan

kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada Siklus I.Sehingga lebih mengarah pada perbaikan dari

pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan pada Siklus I.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Wawancara

Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentuan tindakan.Wawancara dilakukan

untuk mengetahui kondisi awal siswa.

2. Angket

Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan

respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kolaboratif.

3. Observasi

Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari

beberapa deskriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung.Observasi ini dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disusun.Observasi dilakukan oleh tiga orang Observer.

4. Tes

Tes dilaksanakan setiap akhir siklus,hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa

setelah pemberian tindakan.Tes tersebut berbentuk Multiple Choice agar banyak materi yang tercakup.

5. Catatan lapangan

Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua data

yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini.

F. Instrumen Penelitian

1. Peneliti

Peneliti merupakan instrumen,karena peneliti sekaligus sebagai perancang,pelaksana,pengumpul

data,penganalisis,penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelopor penelitiannya (Lexy J.Moleong,2007

: 168).
2. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini digunakan dua lembar observasi,yaitu lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran Card Sort dan lembar observasi keaktifan siswa.Lembar observasi pelaksanaan

pembelajaran Card Sort digunakan sebagai pedoman bagi peneliti dalam melakukan observasi

pelaksanaan pembelajaran Card Sort.Sedangkan lembar observasi keaktifan siswa digunakan pada setiap

pembelajaran sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan

penelitian.

3. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara ini digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan guru dan siswa

mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan teknik pembelajaran Card Sort.

4. Angket Respon Siswa

Angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan alternatif jawaban yaitu

selalu,sering,kadang-kadang dan tidak pernah.

5. Tes

Dalam teknik pembelajaran Card Sort digunakan pre test,post test,dan kuis individu.Tes ini

digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI yang telah

dipelajari dengan penerapan teknik pembelajaran Card Sort.

Tabel 1. Kisi-kisi soal tes

No. Indikator No. Item

1 Menjelaskan pengertian Khulafaurrasyidin 1 dan 2

2 Menyebutkan perjuangan dan prestasi pada masa Khalifah Abu 3 dan 4

Bakar as-Shiddiq.

3 Menyebutkan perjuangan dan prestasi pada masa Khalifah 5 dan 6


Umar Bin Khattab.

4 Menyebutkan perjuangan dan prestasi pada masa Khalifah 7 dan 8

Utsman Bin Affan.

5 Menyebutkan perjuangan dan prestasi pada masa Khalifah Ali 9 dan 10

Bin Abi Thalib.

6. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Silabus,RPP,Daftar nilai siswa,Dokumentasi

guru mengenai nilai siswa pada semester ganjil,dan Foto-foto selama proses pembelajaran.

7. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang hasil pengamatan di kelas yang tidak

terdapatdi lembar observasi.Dalam penelitian ini Catatan lapangan digunakan untuk mengamati hal-hal

yang terjadi selama penerapan teknik pembelajaran Card Sort.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data yaitu kegiatan pemilihan

data,penyederhanaan data serta transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan.Penyajian data

berupa sekumpulan informasi dalam bentuk tes naratif yang disusun,diatur dan diringkas sehingga

mudah dipahami.Hal ini dilakukan secara bertahap kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara

diskusi bersama mitra kolaborasi.Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan

dan dicatat dalam penelitian digunakan triangulasi.Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan

data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2005 : 83).

1. Analisis Data Observasi Keaktifan Siswa


Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui keaktifan siswa yang berpedoman pada lembar

observasi keaktifan siswa.Penilaian dilihat dari hasil skor pada lembar observasi yang

digunakan.Persentase diperoleh dari skor pada lembar observasi dikualifikasikan untuk menentukan

seberapa besar kaektifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.Untuk setiap siklus persentase

diperoleh dari rata-rata persentase keaktifan siswa pada tiap pertemuan.Hasil data observasi ini

dianalisis dengan pedoman kriteria sebagai berikut:

Tabel 2. Kriteria Keaktifan Siswa

Persentase Kriteria

75 % - 100 % Sangat Tinggi

50 % - 74,99 % Tinggi

25 % - 49,99 % Sedang

0 % - 24,99 % Rendah

Peneliti menggunakan kriteria tersebut karena dalam lembar observasi terdapat empat kriteria

penilaian,sehingga terdapat empat kriteria keaktifan.Cara menghitung persentase keaktifan siswa

(Sugiyono, 2001 : 81) berdasarkan lembar observasi untuk tiap pertemuan adalah sebagai berikut:

Skor keseluruhan yang diperoleh siswa/kelompok

Persentase = X 100 %

Jumlah kelompok/siswa x skor maksimum

2. Analisis Data Kemampuan Berpikir Siswa

Kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubrik.Kemudian untuk mengetahui

peningkatan skor kemampuan berpikir,pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada

Siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada Siklus II.

3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa


Hasil belajar pada aspek kognitif dari hasil tes dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk

mengetahui ketuntasan belajar siswa.Caranya adalah dengan menganalisis hasil tes formatif dengan

menggunakan kriteria ketuntasan belajar.Secara individu,siswa dianggap telah belajar tuntas apabila

daya serapnya mencapai 65 %.Secara kelompok dianggap tuntas jika telah mencapai daya serap 85 %

dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 %. (Depdikbud, 2000).

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdikbud. 1966. Garis-Garis Besar Program Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.

Zaini,H. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD (Center for Teaching Staff

Development) IAIN Sunan Kalijaga.

Moleong,L.J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman,M.U. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Azwar,S. 1998. Tes Prestasi II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto,S. 2002. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiriaatmadja,R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syah,M. 2005. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syamsi,K. 2000. Makalah Penyusunan Proposal PTK. Yogyakarta: Disampaikan pada pelatihan Demand

Driven di SLTPN 1 Sewon, September 2001.

Soedarsono,F.X. 1987. Pedoman Pelestarian PTK. Yogyakarta: Dikti.

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai