Anda di halaman 1dari 11

Nama : Mohammad Syarif Alfani

NIM : 16208244003
Jurusan : Pendidkan Seni Musik

PERENCANAAN PEMBELAJARAN SENI MUSIK

Disusun Oleh: Mansurdin S.Sn., M.Hum

Desyandri, S.Pd. M.Pd.

Sumber : https://www.google.co.id/amp/s/ajomansur.wordpress.com/2013/11/01/materi-
pembelajaran-seni-musik/amp/

MINGGU I

1. Teori dan Kosep Seni Musik

Musik adalah bunyi yang diterima oleh manusia akan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi,
budaya dan bakat seseorang. Menurut syahrel (2004:9) “Musik merupakan salah satu mata
pelajaran seni budaya dan keterampilan yang mengarahkan siswa pada tujuan pendidikan seni
musik”.Jamalus (1988:1) “Musik sebagai bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan
merupakan salah satu media yang dapat dijadikan alternatif peningkatan kecedasan dan
pembentuk moral”.Selanjutnya Dewantara (1977:303-304) mengemukakan bahwa “Musik tidak
hanya sekedar untuk melatih kehalusan pendengaran, namun juga akan membawa halusnya rasa
dan budi, serta memperkuat dan memperdalam rasa kebangsaan.”Menurut Dewantara, (dalam
Balitbangdiknas 2007:5) dalam teorinya yang disebut antroposofisch onderwijs menyebutkan
bahwa “Musik dalam hal ini adalah irama dapat memudahkan irama jasmani, mendukung gerak
pikiran, mencerdaskan budi pekerti, dan menghidupkan kekuatan jiwa manusia”.

Musik mempunyai pengaruh yang besar terhadap moral seseorang. Mahmud (dalam
Balitbangdiknas 2007:5) mengemukakan bahwa musik dapat berperan untuk: a. mendorong
gerak pkiran dan perasaan (aspek intelegensi, sosial, emosi, psikomotorik), b. membangkitkan
kekuatan dalam jiwa manusia, c. membentuk akhlak.Menurut Jamalus, dkk (1993:112) “Bahwa
pengajaran musik di SD adalah dari pendidikan keseluruhan anak pada tahap pembentukan
pribadinya dalam rangka menuju pembentukan manusia indonesia seutuhnya”.
Musik adalah bagian dari warisan budaya. Bagian yang terpenting adalah sebagai transmisi
pengetahuan dan keterampilan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk dididik dan
dilatih sehingga kemudian berarti sebagai menjadi pewaris, seseorang yang telah mengambil alih
hal terbaik dari masa lalu sehingga mendapatkan perspektif tentang masa kini dan kemungkinan
memproyeksikan masa depan. Sekolah dan guru menjadi sebagai filter, memilih dan menjaga
informasi, pemahaman, dan keterampilan yang tampaknya menjadi nilai terbaik.

Musik ditentukan secara sosial. Kelompok dan sub-budaya manusia yang berbeda dan
pengetahuan mengenai nilai dengan berbagai cara. Oleh karena itu, cara-cara di mana guru dan
lain-lain memilih berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk ditransmisikan sebagai bagian
dari “warisan budaya” yang terbuka untuk dipertanyakan.

Musik adalah untuk pengembangan kepribadian. Musik dan seni mengambil tempat dalam
kehidupan manusia sebagai sarana ampuh untuk adaptasi dan evolusi. Dalam arti peduli dengan
ruang antara individu dan masyarakat, antara tradisi dan inovasi, antara replikasi biologis dan
perkembangan evolusi. Kejadian yang berdiri antara kesadaran tentang diri dan kesadaran dari
segala sesuatu yang bukan diri sendiri.

Plato via Seymour & Harriet Ayer (1920:164) yang mengatakan bahwa, “Music is a moral law. It
gives soul to the universe, wings to the mind, flight to the imagination, and charm and gaiety to
life and to everything”. Musik adalah hukum moral. Ini memberi jiwa ke alam semesta, sayap
untuk pemikiran, terbang untuk imajinasi, pesona, keceriaan untuk hidup, dan segala sesuatunya.
Ini adalah esensi keteraturan dan menyebabkan semua yang baik, adil, dan indah- yang itu adalah
tak terlihat tapi tetap menyilaukan, bergairah, dan bentuk eksternal.

Pendapat tersebut menggambarkan bahwa seni musik merupakan bahasa emosi manusia terhadap
alam semesta baik alam itu sendiri maupun manusia yang menghuni alam tersebut yang memiliki
akal dan pikiran serta imajinasi untuk tetap menjalani kehidupan sehari-hari dengan ekpresi,
sikap dan perilaku yang saling menghargai (apresiasi), serta berusaha untuk membentuk
harmonisasi atau keseimbangan.

Musik adalah bahasa emosi dan emosi selalu terhubung dengan pikiran manusia. Dan pemikiran
akan terhubung dengan tindakan (action), tindakan berkaitan dengan perilaku, dan bidang
perilaku terhubung dengan moral. Oleh karena itu, jika musik terhubung dengan emosi, dan
emosi terhubung dengan pikiran, dan pikiran terhubung dengan tindakan, dan tindakan yang
berhubungan dengan bidang perilaku, atau dengan moral, hal ini menandakan bahwa seni musik
memiliki keterhubungan yang sama moral.

Nooryan Bahari (2008:55) mengatakan bahwa seni musik atau seni suara adalah seni yang
diterima melalui indera pendengaran. Rangkaian bunyi yang didengar dapat memberikan rasa
indah manusia dalam bentuk konsep pemikiran yang bulat, dalam wujud nada atau bunyi lainnya
yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai bentuk dalam ruang dan waktu yang
dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan hidupnya, sehingga dapat
dimengerti dan dinikmati. Selain itu, musik juga dapat membei rasa puas bagi yang
mendengarnya karena ada keserasian susunan dari rangkaian tangga nada bunyi-bunyi tersebut.
Hal inilah yang akan mempengaruhi perilaku individu baik sebagai pelaku atau penikmat musik
itu sendiri, yang nantinya akan berdampak pada terciptanya pengalaman hidup baru dan
berdampak terhadap hasil pemikiran dan budaya manusia itu sendiri.

Praktek musik juga merupakan hasil dari pengalaman individu – trials and error musik dalam
konteks atau situasi tertentu – yang telah disempurnakan secara sosial, direnungkan,
dipraktekkan, dan diingat selama periode waktu, sambil menjalani penyesuaian kecil dan
perubahan. Dalam kelompok, memberikan fungsi musik yang lebih kompleks daripada kinerja
individu. Kelompok untuk memenuhi kebutuhan estetika tidak hanya dari penikmat atau
penonton tetapi juga dalam kelompok itu sendiri. Melalui musik mereka berinteraksi dan
berkomunikasi, mereka mencoba untuk mencapai yang lebih baik, untuk hal yang lebih penting
dari sekedar sebuah kelompok.

Seymour (1920: 169) mengemukakan bahwa, “In the teaching of music we have looked for a
superficial effect, rather than for real training. The sense of hearing is naturally to be trained
through the study of music. Music study also involves the senses of sight and touch. These
senses linked up and in an active state give us what we call feeling. Dalam pembelajaran seni
musik mencari efek superfisial bukan efek praktis yang terlalu mendalam. Indera pendengaran
dilatih secara alami melalui pembelajaran seni musik. Pembelajaran musik juga melibatkan
indera penglihatan dan sentuhan. Indera ini dikaitkan dan dalam keadaan aktif memberikan
sesuatu yang disebut dengan perasaan.

Melalui latihan yang sederhana seseorang dapat belajar untuk berkonsentrasi dan mendengarkan.
Musik adalah suara yang terorganisir. Hukum yang sederhana. Ini adalah kombinasi dari
keindahan dan keteraturan yang dicintai dan dibutuhkan semua orang. Ini untuk semua orang,
tidak hanya untuk beberapa yang berbakat. Sebagai sarana pengembangan, dan tidak sekedar
cara melakukan pada beberapa instrumen musik. Ini adalah bentuk kesadaran yang harus dicapai
melalui upaya individu dengan bantuan beberapa latihan tertentu. Symbolically, music stands for
the harmonizing principle in life (Seymour, 1920:169). Secara simbolik, musik berarti prinsip
harmonisasi dalam kehidupan.

Secara konseptual pendidikan seni musik dapat memberikan bekal pengalaman kepada peserta
didik untuk dapat membentuk interaksi, komunikasi, keadilan, kesetaraan, keharmonisan, dan
keindahan dalam keberagaman karakteristik individu (pemain) dan keberagaman bentuk alat
musik yang terlibat dalam sebuh performan musik. Hal ini jelas menggambarkan suatu
perpaduan budaya yang berbaur menjadi satu dengan mempertimbangkan azas keharmonisan
dan keindahan.
Pendidikan seni musik diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan
kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian
pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi melalui
pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Peran ini
tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain. Menurut Syafii, dkk (2008:8.24) menyatakan
bahwa:

Karakteristik musik anak yang mencangkup aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan anak
perkembangan anak hubungannya dengan kemampuan musikal adalah 1) Aspek pisik berkaitan
dengan gerak dan motorik, 2) aspek piker, berhubungan dengan pola dan bentuk musik, 3) Aspek
rasa, berkaitan dengan ungkapan isi hati (ekspresi), 4) aspek minat, berkaitan dengan tema yang
disukai.

2. Pengertian Seni Musik

Para pakar telah banyak mengemukakan pengertian atau defenisi tentang seni musik menurut
pemahaman mereka, akan tetapi pada modul ini diharapkan mahasiswa dapat membuat
pengertian atau defenisi menurut pemikiran sendiri dengan mengacu kepada pendapat yang telah
dikemukakan oleh para pakar.

Sudarsono (1992:1) Seni musik adalah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu konsep
pemikiran yang bulat, dalam wujud nada-nada atau bunyi-bunyi lainnya yang mengandung ritme
dan harmoni, serta mempunyai bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri atau
manusia lain dalam lingkungan hidupnya, sehingga dapat dimengerti dan dinikmatinya.Rien
(1999:1) Suatu hasil karya dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni,
bentuk dan struktur lagu, dan ekspresi. Jamalus (1991:1) Suatu karya seni bunyi dalam bentuk
lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui
unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur lagu, dan ekspresi
sebagai satu kesatuan. Lagu atau komposisi musik baru itu merupakan hasil karya seni jika
diperdengarkan dengan menggunakan suara (nyanyian) atau dengan alat-alat musik.

Pendidikan seni musik merupakan suatu proses pendidikan yang membantu pengungkapan
ide/gagasan seseorang yang ditimbulkan dari gejala lingkungan dengan mempergunakan unsur-
unsur musik, sehingga terbentuknya suatu karya musik yang tidak terlepas dari rasa keindahan.

Swanwick (2003: 1) mengemukakan tentang pertanyaan substansial antara seni musik, guru, dan
peserta didik, yakni:
‘How do I convince me that the work I am doing with my pupils is of real importance for their
lives?’ If the subject happens to be music, it can be taken for granted—or one presumes that it
can—that the teacher ‘knows’ for himself the importance of music, because he loves it. That is
one thing: the justification for including music as a subject in the curriculum is quite another.
This is particularly so if the teacher has not deliberately and explicitly worked out for himself
conceptually the nature of music as an art and the functions and purpose of music education.
“Bagaimana saya meyakinkan sayabahwa pekerjaansaya lakukandengan muridsaya
adalahpentingnyata bagikehidupan mereka? ‘Jika subjek kebetulanmusik, dapat diambil untuk
diberikan–atau satu mendugabahwa hal itu bisa–bahwa guru’ tahu ‘untuk dirinya sendiri
pentingnya musik, karenadia menyukainya. Itu adalah satu hal: pembenaran untuktermasuk
musiksebagai subjek dalam kurikulum adalah hal lain. Hal ini khususnya terjadijika
gurutidaksengajadan secara eksplisit bekerja untuk dirinya sendiri konseptual sifat musik sebagai
seni dan fungsi dan tujuan pendidikan musik.

3. Sifat dan Fungsi Seni Musik

Merriam (1964:32) mengemukakan bahwa bunyi musik sebagai hasil perilaku manusia memiliki
struktur, dan mungkin saja merupakan sistem, sehingga ia tidak dapat berdiri sendiri atau
terpisah dari masyarakat pendukungnya. Di samping itu, Depdiknas (2006:611) mengemukakan
bahwa seni musik memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual
bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara
dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.
Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi
(pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan
secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung
makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap
beragam budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap
demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat
dan budaya yang majemuk.

Rien (1999:1) mengemukakan tentang pendapat para pakar pendidikan yang menyatakan bahwa
seni musik mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan seorang siswa. Siswa yang
berpartisipasi dalam kegiatan seni musik, selain dapat mengembangkan kreativitas, musik juga
dapat membantu perkembangan individu, mengembangkan sensitivitas, membangun rasa
keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin dan mengenalkan
siswa pada sejarah budaya bangsa mereka.

Pendidikan seni musik juga berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi, keseriusan, kepekaan
terhadap lingkungan. Untuk menyanyikan atau memainkan musik yang indah, diperlukan
konsentrasi penuh, keseriusan, dan kepekaan rasa mereka terhadap tema lagu atau musik yang
dimainkan. Sehingga pesan yang terdapat pada lagu atau musik bisa tersampaikan dan diterima
oleh pendengar. Sejalan dengan Bustanul (1983:1) bahwa pembelajaran musik akan menjadikan
peserta didik memiliki perasaan yang tajam dan halus. Seni musik yang identik dengan tatanan
irama dan melodi, mempunyai potensi menggugah fikiran dan kepekaan peserta didik, misalnya
pada esensi penanaman nilai patritisme, pembentukan kepribadian, dan disiplin.Merriam
(1964:219) mengemukakan secara garis besar musik mempunyai sepuluh (10) fungsi musik
antara lain: (1) mengungkapkan emosi; (2) penghayatan estetis; (3) hiburan; (4) komunikasi; (5)
perlambang; (6) reaksi jasmani; (7) yang terkait dengan norma-norma sosial; (8) pengesahan
lembaga sosial dan upacara-upacara agama; (9) kesinambungan budaya; (10) pengintegrasian
masyarakat.

Berdasarkan beberapa pandangan tentang fungsi pendidikan seni musik bagi siswa yang sejalan
dengan pendekatan “Belajar dengan Seni, Belajar Melalui Seni, dan Belajar tentang Seni”,
berikut ini dikemukakan secara urut fungsi pendidikan seni musik sebagai sarana atau media
ekspresi, komunikasi, bermain, pengembangan bakat, dan kreativitas.

a. Pendidikan seni musik sebagai sarana/media ekspresi

Ekspresi merupakan ungkapan atau pernyataan seseorang. Perasaan dapat berupa sedih, gembira,
risau, marah, menyeramkan atau sesuai dengan masalah yang dihadapi. Fungsi ini
memungkinkan untuk mengeksplorasi ekpresi siswa dalam memunculkan karya-karya baru.

b. Pendidikan seni musik sebagai media komunikasi

Ekspresi yang dieksplorasikan akan dikomunikasikan kepada orang lain. Artinya karya-karya
seni musik yang dialami siswa dikomunikasikan sehingga pesan yang terdapat dalam karya
tersebut bisa tersampaikan pada orang lain.

c. Pendidikan seni musik sebagai sarana bermain

Bermain merupakan dunia anak-anak. Anak-anak memerlukan kegiatan yang bersifat rekreatif
yang menyenangkan bagi pertumbuhan jiwanya. Bermain sekaligus memberikan kegiatan
penyeimbang dan penyelaras atas perkembangan individu anak secara pisik dan psikis.

d. Pendidikan seni sebagai media pengembangan bakat.

Setiap siswa memiliki potensi di bidang seni musik yang luar biasa. Pendidikan seni musik di
tekankan untuk memberikan pemupukan yang terus menerus sehingga diperlukan upaya efektif
untuk menumbuhkan bakat siswa.

e. Pendidikan seni sebagai media kreativitas

Kreatif merupakan sifat yang dilekatkan pada diri manusia yang dikaitkan dengan kemampuan
atau daya untuk menciptakan. Sifat kreatifitas ini senantiasa diperlukan untuk mengiringi tingkah
laku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan seni musik memiliki peranan dalam
pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan
perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal,
interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan
adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.
4. Tujuan dan Ruang Lingkup

Pendidikan seni musik bertujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk: (a) memahami
konsep dan pentingnya seni musik; (2) menampilkan sikap apresiasi terhadap seni musik; (3)
menampilkan kreativitas melalui seni musik; dan (4) menampilkan peran serta dalam seni musik
pada tingkat lokal, regional, maupun global. Sedangkan ruang lingkup seni musik meliputi
aspek-aspek yang mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik,
apresiasi karya musik.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran seni musik di sekolah adalah memahami
karakteristik musik dan kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan peserta didik. Menurut
Syafii dkk (1999:8.25) bahwa seni musik peserta didik dapat berupa media vokal maupun
instrumental, yaitu lagu dan permainan alat musik. Peserta didik yang relatif biasanya
memainkan instrumen musik ritmik, peserta didik yang lebih besar dapat memainkan alat musik
melodis. Hal ini berhubungan dengan kemampuan gerak peserta didik dalam memainkan
musik.Menurut Syafii dkk (1999:8.24) bahwa karakter musik peserta didik adalah sifat musik
peserta didik yang sesuai dengan hakekat peserta didik itu sendiri, baik menurut pertumbuhan
fisik maupun perkembangan jiwanya. Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik hubungannya dengan kemampuan musikal mencakup; (1) Aspek fisik; berkaitan dengan
kemampuan gerak motorik, (2) Aspek fikir; berhubungan dengan pola dan bentuk musik, (3)
Aspek rasa; berkaitan dengan ungkapan isi hati (ekspresi), dan (4) Aspek minat; berkaitan
dengan tema yang disukai.

Penerapan aspek dilakukan terhadap semua aspek musikal dan elemen musik yang mencakup;
nada, ritme, tempo, dinamik, bentuk, dan ekspresi musik. Musik merupakan sarana pemberian
kesempatan perkembangan kreativitas berfikir dan kreativitas seni (keindahan) Penerapannya
harus sesuai dengan kebutuhan dan taraf perkembangannya. Beberapa hal berikut ini merupakan
pertimbangan bagi guru dalam memilih kegiatan musik; (1) pola melodi dan ritme yang pendek
dan mudah diingat, (2) memberikan kesempatan pengolahan unsur-unsur musik, (3) lagu memuat
syair yang sesuai dengan dunia peserta didik dan berisikan pesan yang bermanfaat, serta bahasa
yang mudah dipahami, (4) musik sesuai dengan minat dan kehidupannya sehari-hari, menarik
bagi peserta didik, (5) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bergerak mengikuti
musik.
Latihan

– Diskusikanlah dengan teman anda, bagaimana sebaiknya mengajarkan pendidikan seni


musik di SD.

Daftar Pustaka

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) Mata Pelajaran Seni Budaya
dan Keterampilan. Jakarta: Puskur

Friedmann, Jonathan L.(1980). The Value of Sacred Music; an Anthology of Essential Writings
1801-1918. Jefferson, North Carolina, & London: McFarland & Company Inc., Publishers

Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti,
PPLTK

______dan Hamzah Busroh. (1991). Pendidikan Kesenian I (Musik). Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.

______1992. Pendidikan Kesenian I (Musik). Jakarta: Depdibud, Dirjen Dikti, PPLTK

Mans, Minette. (2009). Living in World of Music; A View of Education and Value. In Lanscape
the Art, Aesthetic, and Education. Volume 8. New York: Springer

Merriam, Alan P. (1964). The Anthropology of Music. Evanston, Illionis: Northwestern


University Press

Nanang Supriatna dan Sugeng Syukur. (2006). Pendidikan Seni Musik; Bahan Belajar Sendiri,
Edisi Kesatu. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Press

Nooryan Bahari. (2008). Kritik Seni; Wacana Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rien Syafrina. (1999). Pendidikan Kesenian 1 (Musik).Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Seymour, Harriet Ayer. (1920). The Philosophy of Music; What Music Can Do For You.
Digitized by the Internet Archivein 2008 with funding from Microsoft Corporation. Newyork
and London: Harper and Brother Publisher
Swanwick, Keith. (2003). A Basic for Music Education. Rouledge: Taylor & Francis Group

Syafii, Tedjo Djatmiko dan Agus Cahyono. (1999). Materi Pembelajaran Kertakes SD;
PGSD4406/3SKS/Modul 1-9. Jakarta: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai