Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL, MOTIVASI

BELAJAR, DAN SIKAP SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR


MATEMATIKA SISWA

Nely Indra Meifiani


Dosen STKIP PGRI Pacitan
e-mail: indrameifiani@yahoo.co.id

Abstract:
This was a quantitative study which was ex post facto in nature. The data collecting
instruments consisted of a questionnaire and a mathematics learning achievement test.
The results of the study show that: 1) there are not effects of neighborhoods, learning
motivation, and students’ attitudes towards Mathematics as an aggregate on Mathematics
learning achievements; 2) there are not relationship between neighborhoods and JHS
students’ Mathematics learning achievements; 3) there are relationship between learning
motivation and JHS students’ Mathematics learning achievements; and 4) there are
not relationship between students’ attitudes towards Mathematics and JHS students’
Mathematics learning achievements.

Key words:
neighborhoods, learning motivation, attitudes towards Mathematics, Mathematics
learning achievements

Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari Kabupaten Pacitan masih sangat rendah bahkan
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di bawah mata pelajaran UN lainnya. Seperti
(SDM). SDM yang berkualitas akan mampu terlihat pada tabel 1.
mengembangkan potensi yang dimiliki untuk
kemajuan bangsa dan negara. Salah satu Tabel 1
upaya membina dan membangun SDM yang Hasil UN SMP N di Kabupaten Pacitan
tangguh dan dapat diandalkan di antaranya Bahasa Bahasa
adalah melalui pendidikan, baik yang diberikan Nilai Matematika IPA
Indonesia Inggris
melalui pendidikan formal di sekolah, maupun Rata-
pendidikan di lingkungan masyarakat. 7,32 6,65 5,96 7,14
rata
Peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu
penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang Rendahnya pencapaian prestasi belajar
tertera dalam Undang-Undang No. 20 Tahun matematika selain disebabkan oleh materi yang
2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab terbilang sulit dan pengaruh dari penerapan metode
II Pasal 3. Indikator keberhasilan siswa dalam pembelajaran di sekolah, bisa juga disebabkan
belajar dapat dilihat dari hasil belajarnya. Salah oleh hal-hal lain misalnya sikap siswa, motivasi
satunya adalah dari hasil Ujian Nasional (UN) siswa dan kondisi lingkungan tempat tinggal
tahun 2011 yang menunjukkan bahwa nilai UN siswa yang kurang mendukung terhadap proses
mata pelajaran matematika pada siswa SMP di belajar. Kondisi lingkungan tersebut misalnya

875
876 Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 5, Nomor 2, Desember 2013, hlm. 855-916

lingkungan yang bising, kumuh dan pergaulan disengaja oleh pendidik dalam situasi kegiatan
remaja yang bebas sehingga dapat mengganggu pendidikan. Oleh karena itu pendidik seharusnya
konsentrasi belajar siswa. Lingkungan keluarga menjadi suatu lingkungan yang memberi
menurut Rahman (2002: 38) adalah: pengaruh positif terhadap para siswa.
“lingkungan yang dialami anak dalam Lingkungan tempat tinggal yang juga
berinteraksi dengan anggota keluarga, berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam
baik interaksi secara langsung maupun belajar anak adalah lingkungan masyarakat.
tidak lang­ s ung. Suasana keluarga Lingkungan masyarakat yang arogan dan per­
akan berpengaruh bagi perkembangan gaulan remaja yang bebas mempengaruhi
kepribadian anak. Siswa yang belajar akan psi­kologis anak dalam bertindak yang lama-
menerima pengaruh dari keluarga berupa kelamaan hal tersebut akan menjadi sebuah
cara orang tua mendidik, relasi antar kebiasaan yang seharusnya tidak dialami oleh
anggota keluarga, suasana rumah, dan siswa sebagai seorang pelajar.
keadaan ekonomi keluarga.” Menurut Purwanto, (2000: 61) lingkungan
adalah “manusia-manusia lain di sekitar
Siswa yang tinggal di dalam lingkungan individu, yang mempengaruhi individu yang
keluarga yang tidak utuh dan sering terjadi bersangkutan”. Masyarakat merupakan lembaga
pertengkaran antar anggota keluarga kondisi pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan
emosionalnya akan jauh berbeda dengan siswa sekolah yang mempunyai sifat dan fungsi yang
yang tinggal di lingkungan keluarga yang berbeda karena keanekaragaman budaya, bentuk
harmonis. Peranan orang tua dalam keluarga kehidupan sosial serta adanya norma-norma yang
sangat penting sekali mengingat keluarga adalah berlaku dalam masyarakat tersebut.
tempat pertama dan utama bagi anak dalam Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui
memperoleh pendidikan dan proses adaptasi bahwa proses pembelajaran dapat dilakukan
lingkungan. Proses mendidik anak tiap orang di dalam keluarga dan masyarakat selain
tua tentunya tidak sama, hal ini dikarenakan lingkungan sekolah. Inilah yang dinamakan
dari faktor pengalaman dan tingkat pendidkan dengan lingkungan tempat tinggal siswa dalam
dari orang tua masing-masing. Orang tua yang memperoleh pendidikan awal. Lingkungan
mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan tempat tinggal merupakan faktor yang penting
mempunyai wawasan yang luas terhadap pan­ karena lingkungan dapat menimbulkan peru­
dangan hidup maupun terhadap dunia pendidikan bahan-perubahan pada individu. Lingkungan
sehingga berharap kelak anak-anaknya akan dapat bersifat mendidik dan dapat juga bersifat
dapat memperoleh pendidikan yang tinggi dan merusak. Oleh karena itu, usaha untuk belajar
menjadikan anak-anaknya berguna bagi nusa dan membutuhkan lingkungan yang baik sehingga
bangsa. Berbeda dengan orang tua yang tingkat siswa berhasil dalam belajarnya.
pendidikannya rendah atau sedang, mereka akan Kondisi peserta didik pun turut
mempunyai wawasan yang kurang luas terhadap mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
pendidikan, sehingga dalam mendidik anak prestasi belajar, misalnya kondisi fisiologisnya,
kebanyakan mereka melakukannya berdasarkan orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan
apa yang pernah di peroleh pada zaman dahulu, lebih baik belajarnya daripada orang yang dalam
misalnya mereka dahulu hanya lulus tingkat keadaan lelah. Kondisi psikologisnya seperti
sekolah dasar maka tidak mustahil jika mereka perhatian, pengamatan, ingatan, motivasi, minat,
akan menurunkannya kepada anak –anaknya. bakat, sikap dan intelegensia juga berpengaruh
Lingkungan mempunyai pengaruh yang terhadap kegiatan belajar seseorang. Dengan
sifatnya tidak langsung terhadap perkembangan demikian dapat dikatakan bahwa keberhasilan
psikologis anak, karena besarnya pengaruh peserta didik dalam belajar juga bergantung pada
yang tidak nampak dan tidak langsung tersebut peserta didik itu sendiri.
maka lingkungan disebut sebagai pendidik yang Setiap siswa mempunyai sikap dan ke­
tersembunyi. Hal ini dikarenakan siswa lebih biasaan belajar sendiri-sendiri. Siswa yang
tertarik untuk mengikuti pengaruh lingkungan mengi­ k uti pelajaran matematika dengan
yang tidak di sengaja daripada lingkungan yang sungguh-sungguh, menyelesaikan tugas dengan
Nely Indra Meifiani, Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal, Motivasi Belajar, dan Sikap Siswa... 877

baik, berpartisipasi aktif dalam diskusi, me­ pembelajaran menjadi kurang menarik, masih
ngerjakan tugas-tugas rumah dengan tuntas dan kurangnya guru memotivasi siswa dalam proses
selesai pada waktunya, dan merespon dengan belajar mengajar yang secara tidak langsung
baik tantangan yang datang dari pelajaran mate­ dapat pula mempengaruhi motivasi belajar dan
matika. Hal ini menunjukkan bahwa siswa itu sikap siswa pada pelajaran matematika. Oleh
bersikap positif pada pelajaran matematika, karena itu, guru harus mampu menyampaikan
tetapi ada juga yang beranggapan atau merasa materi sebaik mungkin, mampu memotivasi
bahwa pelajaran matematika itu sulit dimengerti, siswa dalam belajar, dan memperhatikan sikap
sehingga sering kali putus asa, mengabaikan siswa pada pelajaran matematika agar sikap yang
atau tidak mengerjakan tugas dari pelajaran menghambat prestasi belajar matematika dapat
matematika yang tidak atau kurang disukai. diubah menjadi sikap yang mendukung pelajaran
Hal ini menunjukkan bahwa siswa itu bersikap matematika sehingga dapat meningkatkan prestasi
negatif pada pelajaran matematika. Sikap belajar matematika. Sikap siswa pada pelajaran
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi matematika dapat memberikan kondisi tertentu
prestasi belajar siswa. Berdasarkan informasi pada siswa, yang kemudian dapat mempengaruhi
dari guru matematika sikap siswa pada pelajaran sukses atau gagalnya prestasi belajar.
matematika masih menunjukkan sikap yang
kurang menggembirakan, hal ini terlihat antara
lain masih ada siswa pada saat diberikan soal- METODE
soal matematika enggan berusaha menyelesaikan
sendiri dan memilih untuk melihat pekerjaan Penelitian ini menggunakan pendekatan
teman sebangkunya, ada pula yang memprotes
METODE kuantitatif, dengan jenis penelitian ex-post
bila diberikan pekerjaan rumah oleh guru. facto, karena meneliti hubungan yang saling
Motivasi yang dimiliki Penelitiansetiap siswa
ini menggunakan mempengaruhi
pendekatan serta tidak dimanipulasi
kuantitatif, dengan jenisatau penelitian ex-post
juga berbeda satu facto,
dengankarenayang meneliti diberisaling
hubungan yang
lain. Menurut perlakuan terhadapserta
mempengaruhi variabel dan data
tidak dimanipulasi atau diberi
Muhibbin Syah (1995: perlakuan136)terhadap
motivasivariabel
adalahdan data
yangyang diambil
diambil padapada penelitianiniinisetelah
penelitian setelahatau
atau saat kejadian
berlangsung.
keadaan internal organisme Sesuai dengan
(manusia maupuntujuansaatpenelitian
kejadiandiberlangsung.
atas maka desain
Sesuaipenelitian adalah :
dengan tujuan
hewan) yang mendorong untuk berbuat sesuatu. penelitian di atas maka desain penelitian adalah :
Motivasi dapat dipengaruhi oleh keadaan internal
atau keadaan yang berasal dari dalam diri siswa X1
itu sendiri, misalnya perasaan senang terhadap
sesuatu hal. Selain itu juga keadaan eksternal atau X2 Y
X1: Lingkungan tempat tinggal
keadaan yang berasalXdari luar diri siswa itu sendiri
2: Motivasi belajar
juga turut mempengaruhi,
X3: Sikapmisalnya
siswa dorongan X3
dari orang tua di rumah Y : maupun guru dimatematika
prestasi belajar sekolah.
Motivasi mempunyai peranan yang srategis dalam
aktivitas belajar siswa. Oleh karena
Populasi penelitian iniX1adalah
itu dapat
dalam : Lingkungan
seluruhtempat
siswa tinggal
SMPN Se-Kabupaten Pacitan yang
dikatakan bahwa motivasi
berjumlah turut
5528 siswa yang tersebarXpada
mempengaruhi 2
: Motivasi
41 belajar
sekolah. Sedangkan sampel sebanyak 5 sekolah,
hasil prestasi belajardan dari
siswa. setiap sekolah
Berdasarkan X3:secara
dipilih 1 kelas
informasi Sikap acak.
siswa Teknik pengumpulan data dalam penelitian
dari guru matematika ini adalah dengan
motivasi cara siswa
belajar memberikan angket atau kuosioner.
Y : prestasi Sedangkan untuk mengukur prestasi
belajar matematika
belajar matematika,
masih kurang menggembirakan, hal inipeneliti
terlihat menggunakan nilai tes prestasi belajar. Instrumen yang digunakan
antara lain masih ada dalam penelitian
siswa ini adalah angket motivasi
yang menghindar Populasisiswa, angket
dalam lingkungan
penelitian ini tempat
adalahtinggal, angket
sikap dan tes prestasi
saat pelajaran matematika, ada pula siswa pada belajar matematika
seluruh siswa SMPN Se-Kabupaten Pacitan
saat pembelajaran berlangsung Pengujianlebihhipotesis
banyak menggunakan tehnik
yang berjumlah 5528analisis regresi
siswa yang linierpada
tersebar berganda
41 dengan 3
variabel bebas, dengan
bercerita dan mengerjakan hal lain dibandingkan sekolah. Sedangkan sampel sebanyak 5 sekolah,
ܻ ൌ ߚ଴ ൅ ߚଵ ܺଵ ൅ ߚଶ ܺଶ ൅ ߚଷ ܺଷ ൅ ߝ
memperhatikan penjelasan dari guru. dan dari setiap sekolah dipilih 1 kelas secara
Uji anava dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 16.0. Pengujian prasyarat analisis
Selain faktor-faktor yang telah diuraikan di acak. Teknik pengumpulan
berupa uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas, data dan
uji normalitas, dalam ujipenelitian
autokorelasi.
atas, ada juga faktor lain yang dapat mempengaruhi ini adalah dengan cara memberikan angket atau
prestasi belajar siswa,HASIL seperti
DANguru cenderung
PEMBAHASAN kuosioner. Sedangkan untuk mengukur prestasi
masih menggunakan metode konvensional belajar matematika, peneliti menggunakan nilai
dalam mengajar sehinggaHASIL membuat proses tes prestasi belajar. Instrumen yang digunakan
Pada penelitian ini hanya variabel X2 (motivasi belajar) yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar matematika siswa, sedangkan variabel X1 (lingkungan tempat tinggal) dan X3 (sikap
siswa pada pelajaran matematika) tidak berpengaruh.
Untuk melihat apakah ada hubungan yang linier antara variabel X2 (motivasi belajar) terhadap
variabel Y digunakan uji anava. Hasil uji anava disajikan pada tabel berikut.
878 Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 5, Nomor 2, Desember 2013, hlm. 855-916

dalam penelitian ini adalah angket motivasi Berdasarkan tabel 3 di atas masing-masing
siswa, angket lingkungan tempat tinggal, angket nilai thit lebih besar dari nilai tα/2(n-2) = 1,980 maka
sikap dan tes prestasi belajar matematika dapat disimpulkan ada pengaruh antara variabel
Pengujian hipotesis menggunakan tehnik X2 (Motivasi Belajar) dan variabel Y (Prestasi
analisis regresi linier berganda dengan 3 variabel belajar matematika). Dari tabel di atas juga
bebas, dengan menggambarkan persamaan regresi, sehingga
dapat dilihat bahwa persamaan regresinya adalah:
Y = 31,062 + 0,273 X2
Uji anava dalam penelitian ini Di mana
menggunakan bantuan SPSS 16.0. Pengujian Y = prestasi belajar Matematika siswa SMP
prasyarat analisis berupa uji multikolinieritas, X2 = motivasi belajar
uji heterokedastisitas, uji normalitas, dan uji
autokorelasi. Persamaan di atas menunjukkan bahwa
untuk koefisien regresi X 2 sebesar 0,273
mempunyai arti bahwa setiap penambahan 1 poin
HASIL DAN PEMBAHASAN motivasi belajar dan variabel lingkungan tempat
tinggal serta sikap pada pelajaran matematika
Hasil bernilai tetap maka prestasi belajar siswa SMP
Pada penelitian ini hanya variabel X2 kelas VIII di Kabupaten Pacitan akan bertambah
(motivasi belajar) yang berpengaruh terhadap sebesar 0,273. Tabel selanjutnya akan disajikan
prestasi belajar matematika siswa, sedangkan nilai koefisien determinasi yang merupakan
variabel X1 (lingkungan tempat tinggal) dan X3 besarnya sumbangan variabel X 2 (motivasi
(sikap siswa pada pelajaran matematika) tidak belajar) terhadap Y.
berpengaruh.
Untuk melihat apakah ada hubungan Tabel 4
yang linier antara variabel X2 (motivasi belajar) Model Summaryb

terhadap variabel Y digunakan uji anava. Hasil uji Change Statistics


anava disajikan pada tabel berikut. Model
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
Durbin-
Watson
1 .048a 7.680 1 154 .006 1.187
a. Predictors: (Constant), motivasi

Tabel 2 b. Dependent Variable: tes

ANOVAb Pada Tabel 4 menunjukkan nilai R Square


Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
0,048, hal ini berarti bahwa sebesar 4,8% prestasi
1 Regression
Residual
1445.329
28981.594
1
154
1445.329
188.192
7.680 .006a
belajar Matematika siswa SMP kelas VIII
Total 30426.923
a. Predictors: (Constant), motivasi
155
dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel
b. Dependent Variable: tes
motivasi belajar. Sisa dari R Square, yaitu 95,2%
Dari hasil tabel 2 di atas diperoleh nilai (100% - 4,8%) prestasi belajar Matematika
signifikansi 0,006 < 0,05 dan berdasarkan kriteria dipengaruhi oleh faktor lain.
keputusan Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan
ada hubungan linier antara variabel X2 (motivasi Pengujian asumsi
belajar) dengan variabel Y. Sebelum mendapatkan persamaan regresi
Untuk melihat pengaruh variabel X 2 ganda, ada empat uji asumsi dasar yang harus
(Motivasi Belajar) terhadap variabel Y digunakan dipenuhi, yaitu:
uji t. Hasil uji t diperlihatkan seperti pada tabel
3 berikut. Uji multikolinieritas
Tabel 3
Coefficientsa
Tabel 5
Unstandardized Standardized

Model B
Coefficients
Std. Error
Coefficients
Beta t Sig.
Variabel Toleransi VIF
1 (Constant) 31.062 7.951 3.907 .000
motivasi .273 .099 .218 2.771 .006 X1 0.922 1.085
a. Dependent Variable: tes

X2 0.551 1.815
Nely Indra Meifiani, Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal, Motivasi Belajar, dan Sikap Siswa... 879

Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwa besar


X3 0.586 1.706
nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,225 dan
Berdasarkan tabel 5 ternyata masing-
nilai asympt.sig (2-tailed) adalah 0,100 > 0,05.
masing variabel bebas mempunyai nilai VIF <
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data residual berdistribusi normal. Begitu pula
tidak terdapat multikolinearitas antara variabel
berdasarkan gambar 2 di atas, terlihat bahwa
bebas.
titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta
penyebarannya tidak jauh dari garis diagonal.
Uji heteroskedastisitas
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data
residual berdistribusi normal.
Gambar 1
Uji autokorelasi
Berdasarkan tabel 4 di atas, terlihat nilai
DW sebesar 1,187. Sedangkan pada tabel Durbin
Watson dengan variabel bebas (k) = 3 dan n =
156 nilai dL = 1,6992 dan dU = 1,776. Oleh karena
nilai DW hitung kurang dari nilai dL, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi linier
ganda terdapat masalah autokorelasi. Masalah
autokorelasi ini dapat disebabkan karena pada
Dari gambar 1 di atas, terlihat bahwa titik-
penelitian ini hanya 3 (tiga) faktor yang diteliti,
titik menyebar dan tidak berbentuk pola tertentu.
yaitu lingkungan tempat tinggal, motivasi belajar,
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
dan sikap siswa pada pelajaran matematika,
ada gejala heteroskedastisitas.
sedangkan faktor-faktor yang lain tidak diteliti.
Hal ini menjelaskan bahwa prestasi belajar
Uji normalitas residual
dipengaruhi oleh banyak faktor.

Tabel 6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PEMBAHASAN
tes
N 156
Normal Parameters a,b Mean
Berdasarkan analisis regresi ganda dengan
52.88
Std. Deviation 14.011 variabel dummy diperoleh kesimpulan bahwa
Most Extreme Absolute .098 variabel motivasi belajar terbukti telah mem­
Differences Positive .079 berikan pengaruh dan signifikan terhadap prestasi
Negative -.098
Kolmogorov-Smirnov Z 1.225
belajar Matematika siswa SMP. Berdasarkan hasil
Asymp. Sig. (2-tailed) .100 uji koefisien determinasi, besarnya pengaruh
a. Test distribution is Normal. variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat
b. Calculated from data. (R square) sebesar 0,048. Hal tersebut memberikan
pengertian bahwa hanya 4,8 % prestasi belajar
Gambar 2 Matematika siswa SMP dipengaruhi oleh variabel
motivasi belajar. Dengan kata lain, ternyata masih
banyak variabel lain sebesar 95,2% (100% -
4,8%) yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
Matematika siswa SMP, seperti kepercayaan
diri, kecerdasan, minat, dan lingkungan sosial.
Sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi
belajar Matematika ditunjukkan oleh koefisien
yaitu sebesar 0,273. Dengan demikian, hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa jika seseorang
mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka
880 Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 5, Nomor 2, Desember 2013, hlm. 855-916

variabel tersebut menyumbangkan sebesar 4.8% KESIMPULAN DAN SARAN


prestasi belajar Matematika siswa yang baik pula.
Hasil analisis korelasi parsial menunjukkan Kesimpulan
tidak terdapat model variabel lingkungan tempat Berdasarkan analisis data dan pembahasan
tinggal maka tidak terdapat pengaruh ling­ hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
kungan tempat tinggal terhadap prestasi belajar 1) tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama
Matematika siswa SMP. Hal tersebut dikarenakan lingkungan tempat tinggal, motivasi belajar, dan
banyak faktor yang mempengaruhi prestasi sikap siswa pada pelajaran matematika terhadap
belajar Matematika, seperti kepercayaan diri, prestasi belajar Matematika siswa SMP; 2) tidak
sikap, motivasi, minat, dan bakat anak terhadap terdapat pengaruh antara lingkungan tempat
Matematika. Dapat disimpulkan bahwa tidak tinggal terhadap prestasi belajar Matematika
ada pengaruh yang signifikan lingkungan tempat siswa; 3) terdapat pengaruh antara motivasi
tinggal terhadap prestasi belajar siswa SMP di belajar terhadap prestasi belajar Matematika
Kabupaten Pacitan. siswa SMP; 4) tidak terdapat pengaruh antara
Hasil analisis korelasi parsial menunjukkan sikap siswa pada pelajaran matematika terhadap
terdapat model variabel motivasi belajar maka prestasi belajar Matematika siswa SMP.
terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap
prestasi belajar Matematika siswa SMP. Saran
Sumbangan motivasi belajar terhadap prestasi Bagi siswa diharapkan dapat selalu
belajar Matematika ditunjukkan oleh koefisien berinteraksi dengan lingkungan tempat tinggal
yaitu sebesar 0,273. Berdasarkan hasil uji koefisien yang dapat mendukung dalam belajar. Para orang
determinasi, besarnya pengaruh variabel-variabel tua pun diharapkan meluangkan waktu untuk
bebas terhadap variabel terikat (R square) sebesar anaknya agar dapat membimbing, mengarahkan,
0,048. Hal tersebut memberikan pengertian dan memberikan fasilitas yang memadai bagi
bahwa hanya 4,8 % prestasi belajar Matematika anaknya dalam mendukung proses belajar di
siswa SMP dipengaruhi oleh variabel motivasi rumah. Di samping itu, guru diharapkan dapat
belajar. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh membantu siswa tidak hanya dalam belajar akan
yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi tetapi dalam memotivasi siswa serta melakukan
belajar siswa SMP di kabupaten Pacitan. pendekatan terhadap siswa dan orang tua atau
Hasil analisis korelasi parsial menunjukkan wali siswa agar dapat meningkatkan prestasi
tidak terdapat model variabel sikap siswa pada belajar anak didiknya.
pelajaran matematika maka tidak terdapat penga­
ruh sikap siswa pada pelajaran matematika ter­
hadap prestasi belajar Matematika siswa SMP.
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
yang signifikan sikap siswa pada pelajaran mate­
matika terhadap prestasi belajar siswa SMP di
Kabupaten Pacitan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rozak Fahrudin. (2003). Pengaruh Elliott, S.N., Kratochwill, T.R., Littlefield, J.,
motivasi, lingkungan dan gaya belajar et al. (1996). Educational psychology
terhadap prestasi belajar IPS pada effective teaching effective learning (2rd
siswa SLTP Negeri di kota Samarinda ed.). London, UK: Brown & Benchmark.
Kalimantan Timur. Tesis magister, Gable, R.K. (1986). Instrument development in
tidak diterbitkan, Universitas Negeri the affective domain. Boston: Kluwer-
Yogyakarta, Yogyakarta. Nijhoff.
Nely Indra Meifiani, Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal, Motivasi Belajar, dan Sikap Siswa... 881

Henerson, M.E., Morris, L.L., & Fitz-Gibbon, Nitko, A.J., & Brookhart, S.M. (2007).
.C.T. (1986). How to measure attitudes. Educational assesment of students (5 rd
London: Sage. ed.). New Jersey: Pearson Education.
Johnson, B. & Christensen, L. (2000). Schunk, D.H., Pintrich, P.R., & Meece, J.L.
Educational research quantitative and (2010). Motivation in education: Theory,
qualitative approaches. Boston: Allyn & research, and applications. New Jersey:
Bacon. Pearson Education
Jhonson, D. W & Jhonson, R. T. (2002). Seifert, K. (1983). Educational psychology.
Meaningfull assessment: a manageable Boston: Houghton Mifflin.
and cooperative process. Boston: Allyn Shumway, R.J. (1980). Research in mathematics
Bacon. education. Virginia: The National Council
Lahey, B.B. (2009). Psychology an introduction. of Teacher of Mathematics.
New York, NY : McGraw-Hill. Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian.
Leder, G. (1992). Attitudes to mathematics. Bandung: Alfabeta.
Mathematics Education Research Journal. Suryanto. (2004). Statistika. Yogyakarta:
Volume 4, No 3. Diambil pada tanggal 23 Program Pascasarjana Universitas Negeri
Oktober 2012, dari Yogyakarta.
h t t p : / / w w w. m e r g a . n e t . a u / d o c u m e n t s /
MERJ_4_3_GuestEditorial.pdf.
Myers, D.G. (2007). Exploring social psychology.
New York: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai