PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis
melitus (DM) dan memiliki risiko 1,5 kali mengalami penyakit kardiovaskular
yaitu kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal. Berdasarkan pengamatan terhadap
yaitu 1/3 akan berkembang menjadi DM tipe 2, 1/3 berikutnya akan tetap menjadi
Association (ADA, 2012)). Menurut National Institut of Health (NIH) (2008) bahwa
merupakan suatu titik yang dapat bergerak dua arah, yaitu kearah normal atau ke arah
sangat potensial untuk dapat dicegah (Waspadji, 2011). Proses perubahan pradiabetes
perkembangan diabetes tipe 2 melalui perubahan gaya hidup, penurunan berat badan,
meningkatkan aktifitas fisik dan olah raga secara teratur serta menghentikan
penggunaan rokok. (ADA, 2009). Perubahan gaya hidup yang dilakukan penderita
fisik dan menurunkan berat badan membantu tubuh merespon insulin secara lebih
2008). Pada beberapa negara yang penduduknya mengalami perubahan gaya hidup
yang sangat berbeda dengan cara hidup sebelumnya, kekerapan diabetes mencapai
faktor risiko DM tipe 2 yaitu obesitas, usia 45 tahun, hipertensi, riwayat keluarga
dengan berat badan 4,1 kg atau lebih (ADA, 2009). Menurut Canadian Diabetes
Assosiation (CDA) 2008, usia yang semakin tua akan meningkatkan risiko diabetes,
berat badan merupakan faktor risiko utama pradiabetes, faktor pendukung lainnya
adalah kurangnya aktifitas fisik. Semakin sedikit aktifitas fisik yang dilakukan maka
akan semakin besar risiko untuk terjadinya pradiabetes, aktifitas fisik membantu
seseorang untuk mengendalikan berat badan (NIH, 2008). Menurut Yang (2010)
prevalensi diabetes lebih tinggi pada laki-laki (10,6%) begitu pula pradiabetes lebih
tinggi pada laki-laki (16,1%), prevalensi diabetes lebih tinggi pada penduduk
yang salah menyebabkan obesitas. Cara hidup yang sangat sibuk dengan pekerjaan
dari pagi sampai sore bahkan sampai malam hari duduk dibelakang meja
diabetes (Manaf, 2010). Mayoritas Individu dengan pradiabetes yang tidak segera
aktifitas fisik akan menjadi diabetes dalam kurun waktu sepuluh tahun (NIH,
akan memberikan dampak terhadap kualitas sumber daya manusia maka harus
(PERKENI, 2011).
peningkatan prevalensi diabetes mellitus diseluruh dunia. Pada tahun 2000 sekitar
171 orang menderita DM, dimana 90% diantaranya adalah DM tipe 2. Angka ini
dipredeksi meningkat menjadi 366 juta orang pada tahun 2030, dimana sebagian
(IDF) tahun 2003, menyatakan bahwa prevalensi diabetes mellitus di dunia adalah
5,1% atau sekitar 194 juta penduduk menderita diabetes pada kelompok umur
dewasa. Angka ini diperkirakan akan meningkatkan menjadi sekitar 333 juta orang
pada tahun 2025 atau prevalensi sekitar 6,3% populasi dewasa dunia (Goldstein,
Muller, 2008).
hampir dua kali lipat prevalensi DM yaitu total DM 5,7% dan TGT 10,2%.
menunjukkan prevalensi DM dan TGT di Propinsi Aceh yaitu 5,4% dan 8,4%.
DM dan TGT lebih tinggi pada individu yang mempunyai berat badan lebih dan
obesitas, pada kelompok hipertensi dan pada kelompok yang mempunyai aktifitas
fisik kurang (Depkes, 2008). Menurut data Riskesdas Provinsi Aceh (2012)
demikian pula di Makasar prevalensi diabetes pada akhir tahun 2005 mencapai
12,5%, sementara pada akhir tahun 2006 dari hasil kegiatan surveilans faktor risiko
diabetes 12,1%, diabetes yang terdeteksi 3,8 % dan diabetes tidak terdeteksi sebesar
11,2%, berdasarkan data tersebut diketahui bahwa kejadian diabetes yang belum
terdeteksi adalah sekitar 3 kali lipat dari jumlah kasus diabetes yang sudah terdeteksi
(Suyono, 2010).
tipe 2 sebagian besar berada pada usia 55 tahun (71,2%) dan penelitian yang
dengan usia 40 – 59 adalah responden terbanyak yang ditemui, yaitu sebesar 52,4%
disusul responden dewasa akhir sebesar 43,5%, data yang didapatkan menunjukkan
bahwa diabetes melitus lebih banyak dialami oleh orang yang berusia dewasa tengah
menderita sehingga tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan yang cukup. Pada
menempati urutan keempat terbesar dalam jumlah penderita DMdi dunia setelah
penderita DM dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
penduduk Indonesia usia 20 tahun keatas sebanyak 125 juta jiwa dengan asumsi
prepalensi DM sebesar 4,6% diperkirakan pada tahun 2000 sebanyak 5,6 juta
penduduksaat ini, diperkirakan pada tahun 2020 akan ada 178 juta penduduk berusia
diatas 20 tahun, dengan asumsi prevalensi diabetes mellitus sebesar 4,6% maka
diperkirakan akan ada 8,2 juta penderita diabetes mellitus di Indonesia (WHO, 2010,
Suyono, 2009).
prevalensi diabetes mellitus tahun 1982 sebesar 1,7%, kemudian menjadi 5,7% di
tahun 1962, disusul Depok pada tahun 2001 menjadi 12,8%. Peningkatan diabetes
mellitus juga terjadi di Ujung Pandang (daerah kota), meningkat dari 1,5% pada
tahun 1981 menjadi 2,9% di tahun 1998 dan 12,5% pada tahun 2005. Sedangkan
didaerah rural yang dilakukan oleh Arifindi suatu kota kecil di Jawa Barat prevalensi
DM hanya 1,1 dan di suatu daerah terpencil di Tanah Toraja didapatkan prevalensi
Indonesia sebesar 2,6 dan prevalensi nasional sebesar 2,1 % (Depkes, 2013).
pasien rawat jalan DM menempati urutan kedua setelah hipertensi (Dinkes Kota
Lhokseumawe)
1.2. Permasalahan
1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1.4. Hipotesis
2. Ada pengaruh aktifitas fisik terhadap kejadian pradiabetes pada usia<45 tahun di
mengenai pradiabetes.