Anda di halaman 1dari 47

Oleh Kelompok (Kelas B) :

Vania Eunike Setiabudi ( 3203009254)

Alexander Arif Christian ( 3203012189)

Chandra Arianto ( 3203012211)

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Fakultas Bisnis

Jurusan Akuntansi

Tahun 2015

Semester Genap
Pendahuluan
Latar Belakang

Dewasa ini peranan akuntansi bagi perusahaan – perusahaan di Indonesia


baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil khususnya bagi perusahaan –
perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia semakin besar.
Sebagimana kita ketahui akuntansi berfungsi untuk menyediakan sebuah
informasi keuangan bagi para pengambil keputusan dalam organisasi. Informasi
keuangan tersebut berbentuk laporan keuangan. Laporan Keuangan berisi,
Laporan Posisi Keuangan ( Neraca ), Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan
Modal, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Untuk perusahaan
– perusahaan besar ataupun perusahaan go public bahkan setiap tahunnnya
membuat Laporan Tahuan (Annual Report) dan Laporan Keuangan ( Financial
Reporting ) merupakan bagian dari Laporan Tahunan. Laporan Keuangan yang
disajikan oleh akuntan perusahaan haruslah dapat dibaca dan dimengerti oleh
pengguna dari Laporan Keuangan tersebut. Para pengguna dari Laporan
Keuangan dapat berasal dari dalam perusahaan seperti Dewan Komisaris, Dewan
Direksi, Jajaran Manajemen, dan Karyawan perusahaan tersebut. Sedangkan para
pengguna Laporan Keuangan yang berasal dari luar perusahaan diantaranya :
investor, kreditor, vendor/ pemasok, pelanggan, auditor eksternal, masyarakat, dan
pemeritah. Agar laporan keuangan yang dibuat oleh akuntan dapat dipahami dan
dimengerti baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan maka perlulah
dibuatkan Standar Akuntansi. Di Indonesia terdapat Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) yang bertugas untuk menetapkan standar tersebut dan IAI mengeluarkan
sebuah buku pedoman bagi penyusunan Laporan Keuangan yaitu : Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Indonesia sebagai anggota dari melalui
forum G 20 yang diadakan di Washington DC pada 15 November 2008
“Strengthening Transparency and Accountability” dan di London pada 2 April
2009 selain itu sebagi anggota pada IFAC maka Indonesia harus tunduk pada
SMO (Statement Membership Obligation) dimana mengharuskan Indonesia untuk
menggunakan standar yang telah dikeluarkan oleh IASB Badan Standar Akuntansi
Internasional yaitu IFRS. Dengan penggunaan IFRS sebagai Standar Akuntansi
maka Indonesia melalui IAI juga harus melakukan penyesuaian terhadap Standar
Akuntansi yang selama ini telah berlaku di Indonesia. Penyesuaian tersebut
dilakukan melalui Buku Pedoman PSAK pada 2012, karena Indonesia baru
melakukan penyesuaian penuh tahap 1 terhadap IFRS pada tahun 2012 sedangan
penyesuaian pada tahap 2 akan dilakukan pada tahun 2015 ini.

Rumusan Masalah

1. Mengapa Indonesia perlu mengadopsi IFRS dalam Standar Akuntansi


yang selama ini telah berlaku di Indonesia ?

2. Bagaimanakah konvergensi IFRS yang telah dilakukan di Indonesia


selama ini ?

3. Bagaimanakah perbedaan PSAK sebelum dan sesudah konvergensi IFRS ?

Tujuan Makalah

1. Ingin mengetahui latar belakang / alasan dari dilakukannya konvergensi


IFRS untuk Standar Keuangan yang berlaku di Indonesia.

2. Ingin mengetahui konvergensi IFRS yang telah dilakukan di Indonesia.

3. Mengetahui manfaat yang diperoleh dari dilakukannya konvergensi IFRS


di Indonesia.

4. Mengetahui hambatan yang terjadi dalam implementasi dan adopsi IFRS


di Indonesia.

5. Mengetahui perbedaan PSAK sebelum dan sesudah konvergensi IFRS.


Teori – teori yang Terkait
Akuntansi

Pengertian dan Definisi Akuntansi

 Suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan


menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan
keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya
dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan
lainnya.
 Pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi
yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat
keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam
perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni
dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas
keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis".[1]
Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang
akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan,
dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau
pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan
istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari
akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat,
diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing,
satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah
suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan
suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang
masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan
kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.

 Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila


diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau
mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh
kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga
disebut sebagai bahasa bisnis.

Laporan Keuangan adalah

Catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang
dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi :

Neraca
Laporan laba rugi komprehensif

Laporan perubahan ekuitas

Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan


arus kas atau laporan arus dana

Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan


adalah aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan
pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.
Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba
rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.

Standar Akuntansi adalah

Standar akutansi merupakan pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang


merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan
oleh badan yang berwenang dan berlaku dalam lingkungan tertentu. biasanya
berisi tentang definisi, pengukuran/penilaian, pengakuan, dan pengungkapan
elemen laporan keuangan.
PSAK

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam


melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir
semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya
melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang
tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Dengan kata lain, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku
petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal yang ada
hubungannya dengan akuntansi.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mencakup :

1. Konvensi
2. Peraturan
3. Prosedur yang sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (standard
setting body) pada saat tertentu.

GAAP ( Generally Accepted Accounting Principles atau Prinsif-prinsif


Standar Akuntansi Keuangan berlaku umum )

Standar umum akuntansi dan perusahaan go public yang telah dikembangkan


selama bertahun-tahun, dan yang digunakan oleh bisnis untuk mengatur informasi
keuangan mereka menjadi catatan transaksi akuntansi yang ringkas dalam
pelaporan keuangan, serta mengungkapkan informasi pendukung tertentu.

IFRS adalah

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh


International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional
(International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama
dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat
Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi
Akuntansi Internasioanal (IFAC).
Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB) yang dahulu bernama Komisi
Standar Akuntansi Internasional (AISC), merupakan lembaga independen untuk
menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan mengembangkan dan
mendorong penggunaan standar akuntansi global yang berkualitas tinggi, dapat
dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al., 1999 dalam Intan Immanuela,
puslit2.petra.ac.id)

Struktur IFRS

International Financial Reporting Standards mencakup:

 International Financial Reporting Standards (IFRS) – standar yang


diterbitkan setelah tahun 2001
 International Accounting Standards (IAS) – standar yang diterbitkan
sebelum tahun 2001
 Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting
Interpretations Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001
 Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee
(SIC) – sebelum tahun 2001

Tujuan IFRS

Memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan


untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan,
mengandung informasi berkualitas tinggi yang :

1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode


yang disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan
pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna.

IASB (International Accounting Standards Board)


Agreement and Contitution IASB memberikan IASB otoritas untuk
menyebarluaskan standard penyajian laporan keuangan yang telah diaudit oleh
setiap organisasi bisnis dan mengendalikan penerimaan standard di seluruh dunia.
Penyelarasan berbagai perbedaan antara standar nasional diharapkan dapat
meningkatkan keandalan dan tingkat komparatif laporan keuangan asing untuk
dapat meningkatkan ketepatan dalam pengambilan keputusan. Tujuan IASB yaitu
merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi yang dapat dipatuhi dalam
penyajian laporan keuangan dan untuk mengendalikan penerimaan dan ketaatan
standard di seluruh dunia. Anggota IASB setuju untuk mendukung dan bekerja
keras untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
standard, auditor berkewenangan untuk menegakkan standard dan untuk persuasi
kepada pemerintah, bursa, dan lembaga lainnya untuk mendukung standard yang
telah ditetapkan.

Standar pelaporan keuangan internasional (IFRS) diadaptasi oleh Badan Standar


Akuntansi Internasional (IASB). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru
mengambil alih tanggung jawab guna menyusun Standar Akuntansi Internasional
dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan
SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-
standar barunya dengan nama IFRS.

IFAC (Internasional Federation of Accountants)

Federasi Akuntan Internasional atau International Federation of Accountants


(IFAC) adalah organisasi global bagi profesi akuntansi. IFAC memiliki 167
anggota dan asosiasi di 127 negara dan yurisdiksi, yang mewakili lebih dari 2,5
juta akuntan dipekerjakan dalam praktek umum, industri dan perdagangan,
pemerintah, dan akademisi. Organisasi, melalui Dewan penetapan standar yang
independen, menetapkan standar internasional tentang etika, audit dan jaminan,
pendidikan akuntansi, dan akuntansi sektor publik. Hal ini juga mengeluarkan
panduan untuk mendorong kinerja berkualitas tinggi dengan akuntan profesional
dalam bisnis.
IFAC didedikasikan untuk melayani kepentingan umum melalui penguatan profesi
akuntansi dan berkontribusi dalam pembangunan perekonomian internasional.
Kebanggaan tersendiri bagi Indonesia karena salah satu wakil orang Indonesia
telah menjadi akuntan Indonesia pertama yang mendapatkan kehormatan karena
berkesempatan menjadi anggota dewan IFAC. Hal ini sangat mendukung
Indonesia dalam meningkatkan nilai dan mutu profesi akuntan Indonesia di mata
Internasional. Hal tersebut juga mengukuhkan kualitas akuntan Indonesia yang
tidak kalah dengan di negara lain seperti di Eropa dan Amerika.
IFAC mendirikan International Public Accounting Standard Board (IPASB) untuk
mengembangkan Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional (IPSAS). Standar
– standar ini didasarkan pada Standar Pelaporan Keuangan Internasional (SAK)
yang dikeluarkan oleh IASB dengan modifikasi yang cocok dan relevan untuk
akuntansi sektor publik.

G-20 atau Kelompok 20 ekonomi utama adalah

Kelompok 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan Uni


Eropa. Secara resmi G-20 dinamakan The Group of Twenty (G-20) Finance
Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Duapuluh Menteri
Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Kelompok ini dibentuk tahun 1999 sebagai
forum yang secara sistematis menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan
berkembang untuk membahas isu-isu penting perekonomian dunia. Pertemuan
perdana G-20 berlangsung di Berlin, 15-16 Desember 1999 dengan tuan rumah
menteri keuangan Jerman dan Kanada

Latar belakang pembentukan forum ini berawal dari terjadinya Krisis Keuangan
1998 dan pendapat yang muncul pada forum G-7 mengenai kurang efektifnya
pertemuan itu bila tidak melibatkan kekuatan-kekuatan ekonomi lain agar
keputusan-keputusan yang mereka buat memiliki pengaruh yang lebih besar dan
mendengarkan kepentingan-kepentingan yang barangkali tidak tercakup dalam
kelompok kecil itu. Kelompok ini menghimpun hampir 90% GNP dunia, 80%
total perdagangan dunia dan dua per tiga penduduk dunia.

Sebagai forum ekonomi, G-20 lebih banyak menjadi ajang konsultasi dan kerja
sama hal-hal yang berkaitan dengan sistem moneter internasional. Terdapat
pertemuan yang teratur untuk mengkaji, meninjau, dan mendorong diskusi di
antara negara industri maju dan sedang berkembang terkemuka mengenai
kebijakan-kebijakan yang mengarah pada stabilitas keuangan internasional dan
mencari upaya-upaya pemecahan masalah yang tidak dapat diatasi oleh satu
negara tertentu saja.

Anggota

G-20 tidak memiliki staf tetap. Kursi ketua dirotasi di antara anggota-anggotanya
dan dipegang oleh Troika yang beranggotakan tiga anggota: ketua tahun berjalan,
ketua tahun lalu, dan ketua tahun berikut. Sistem ini dipilih untuk menjamin
keberlangsungan kegiatan dan pengelolaan. Ketua tahun berjalan membuka
sekretariat tidak tetap yang buka hanya selama masa tugasnya.

Sebagian besar anggota adalah negara-negara dengan Keseimbangan Kemampuan


Berbelanja (PPP) terbesar dengan sedikit modifikasi. Belanda, Polandia, dan
Spanyol, yang termasuk big 20, diwakili oleh Uni Eropa. Iran dan Taiwan tidak
diikutsertakan. Thailand juga tidak diikutsertakan, walaupun posisinya di atas
Afrika Selatan.

Negara-negara anggota
1. Afrika Selatan
2. Amerika Serikat 12. Jepang

3. Arab Saudi 13. Jerman

4. Argentina 14. Kanada

5. Australia 15. Korea Selatan

6. Brasil 16. Meksiko

7. Britania Raya 17. Perancis

8. RRT 18. Rusia

9. India 19. Turki

10. Indonesia 20. Uni Eropa

11. Italia
IASC adalah

IASC didirikan pada tahun 1973 dan beranggotakan anggota organisasi profesi
akuntan dari sepuluh negara. Di tahun 1999, keanggotaan IASC terdiri dari 134
organisasi profesi akuntan dari 104 negara, termasuk Indonesia.

IASC memiliki kelompok konsultatif yang disebut IASC Consultative Group


yang terdiri dari pihak-pihak yang mewakili para pengguna laporan keuangan,
pembuat laporan keuangan, lembaga-lembaga pembuat standar, dan pengamat dari
organisasi antar-pemerintah. Kelompok ini bertemu secara teratur untuk
membicarakan kebijakan, prinsip dan hal-hal yang berkaitan dengan peranan
IASC. IFRS (Internasional Financial Accounting Standard) adalah suatu upaya
untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang
terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.

Tujuan IASC adalah

1. Merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi sehubungan dengan


pelaporan keuangan dan mempromosikannya untuk bisa diterima secara
luas di seluruh dunia, serta

2. Bekerja untuk pengembangan dan harmonisasi standar dan prosedur


akuntansi sehubungan dengan pelaporan keuangan.
Pembahasan
Standart Akuntansi
Standar akutansi merupakan pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang
merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi tertentu yang dikeluarkan
oleh badan yang berwenang dan berlaku dalam lingkungan tertentu. biasanya
berisi tentang definisi, pengukuran/penilaian, pengakuan, dan pengungkapan
elemen laporan keuangan.

Standar akuntansi biasanya terdiri atas 3 bagian (Baxter, 1979) :


 Deskripsi tentang masalah yang dihadapi
 Diskusi logis cara pemecahan masalah
 Dalam kaitannya dengan keputusan teori, diajukan suatu solusi

Edey (1977) membagi standar dalam 4 tipe :


 Tipe 1 = akuntan harus memberitahukan kepada pemakai tentang apa yang
mereka kerjakan dengan cara mengungkapkan metode dan asumsi yang
dianut
 Tipe 2 = membantu pencapaian beberapa keseragaman penyajian tentang
pernyataan akuntansi tertentu
 Tipe 3 = menghendaki pengungkapan hal-hal khusus yang mempengaruhi
pertimbangan pemakai
 Tipe 4 = menghendaki keputusan eksplisit/implisit yang harus dibuat
tentang penilaian aktiva dan penentuan laba yang disetujui

Standart Akuntansi digunakan untuk :


1) Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan
reliable (representational faitfullness)
2) Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku
sehingga meminimalkan bias dari penyusun
3) Memudahkan auditor dalam mengaudit
4) Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
5) Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat
menjelaskan kepada masing-masing pengguna

Ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi :


 Yang pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau
informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi
untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan
dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.
 Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan
untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat
terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan
keuangan (pada tanggal neraca).
 Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria
yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga
elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan.
 Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan.
Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan
bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan
keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca,
Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai
laporan keuangan (Chariri, 2009).
Arti Penting Standar Akuntansi
Beberapa alasan yang menyebabkan penentuan standar memiliki peranan penting
dalam penyajian laporan keuangan :
1) Memberi informasi kepada pemakai tentang posisi keuangan, hasil usaha,
dan hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan. informasi tersebut
diasumsikan jelas, konsisten, dapat dipercaya, dan dapat diperbandingkan
2) Memberi pedoman dn aturan bagi akuntan public untuk melaksanakan
kegiatan audit dan menguji validitas laporan keuangan
3) Memberi data dasar bagi pemerintah tentang berbagai variable yang
dipandang penting dalam mendukung pengenaan pajak, pembuatan
regulasi, perencanaan ekonomi, dan peningkatan efisiensi dan tujuan
social lainnya
4) Menghasilkan prinsip-prinsip dan teori bagi mereka yang tertarik dengan
disiplin akuntansi

Pemakai Laporan Keuangan : B. Pemakai Tidak Langsung :


A. Pemakai Langsung :  Analis dan konsultan
 Pemilik perusahaan keuangan
 Kreditor dan supplier  Pasar modal
 Manajemen  Pengacara
 Kantor perpajakan  Badan pembuat peraturan
 Karyawan perusahaan perundang-undangan
 Pelanggan  Agen pelaporan
 Asosiasi pedagang
 Serikat pekerja
 Pesaing
 Masyarakat umum
 Departemen pemerintah
Pendekatan dalam penentuan standar :
A. Pendekatan Pasar Bebas
Dilandasi asumsi dasar bahwa informasi akuntansi merupakan komoditi
ekonomi serupa barang/jasa lain. atas dasar asumsi tersebut, jumlah
informasi akuntansi yang disajikan akan dipengaruhi oleh kekuatan
permintaan dan penawaran. permintaan muncul dari pemakai yang
berkepentingan, sedangkan penawaran dilakukan oleh perusahaan dalam
bentuk laporan keuangan.
Pihak yang terlibat :
 Permintaan = pihak yang menggunakan laporan keuangan
 Penawaran = pihak yang membuat laporan keuangan

B. Pendekatan Regulasi
Adanya berbagai krisis dalam penentuan standar mendorong munculnya
kebijakan regulasi akuntansi. permintaan terhadap kebijakan atau standar
didorong oleh krisis yang muncul, pihak penentu standar akuntansi
menanggapi dengan car menyediakan kebijakan tersebut. kebijakan
tersebut lebih menitikberatkan pada kepentingan regulator/pemerintah
sebagai penguasa.

Pihak yang terlibat :


 Permintaan = pihak yang menggunakan laporan keuangan
 Penawaran = pihak yang membuat laporan keuangan
 Regulator = pemerintah
Overload Standar Akuntansi
Kondisi yang mencerminkan adanya overload antara lain (Belkaoui, 1993) :
Terlalu banyak standar
Standar yang terlalu rinci
Tidak ada standar yang berjenjang, sehingga pilihan sulit dilakukan
Standar akuntansi bertujuan umum gagal membedakan kebutuhan
penyusun, pemakai dan akuntan publik
Standar akuntansi berterima umum gagal membedakan antara :
Entitas public dan non public
Laporan keuangan tahuna dan interm
Perusahaan besar dan kecil
Laporan keuangan auditan dan non auditan
Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya overload standar akuntansi


diantaranya :

1) Dengan munculnya berbagai pertanyaan tentang apa yang harus


diungkapkan dan yang tidak perlu diungkapkan, akuntan mulai
mengeluarkan begitu banyak standar yang cenderung mengabaikan
pertimbangan dan mengurangi permasalahan yang melibatkan prinsip
akuntansi

2) Alasan untuk melindungi kepentingan public dan membantu investor


menghasilkan berbagai regulasi dan pengungkapan professional dan
pemerintahan

3) Keinginan untuk memuaskan kebutuhan berbagai pemakai yang


memerlukan standar yang lebih rinci
Pengaruh Overload Standar Akuntansi

a. Akuntan
Kehilangan pandangan tentang pekerjaan riil karena data yang
begitu banyak diperlukan untk menyesuaikan dengan standar yang
ada.
b. Auditor
Kegagalan audit karena kondisi dimana akuntan kehilangan focus
audit dan melupakan prosedur audit yang baku. hal ini
menyebabkan terkikisnya profesi akuntan public karena
ketidakpuasan klien yang terbebani dengan standar tersebut
c. Pemakai
Bingung menghadapi jumlah dan kompleksitas catatan yang
diperlukan untuk menjelaskan persyaratan seperti yang
dikehendaki oleh standar yang berlaku
d. Manajer
Mengalami masalah yang berkaitan dengan jumlah dan
kompleksitas standar yang berlaku. mungkin dapat tergoda
meninjau kembali kontrak dan mengubah praktik bisnis sehingga
menyimpang dari standar akuntansi yang ada.

Solusi terhadap masalah Overload Standar


AICPA melakukan evaluasi terhadap berbagai pendekatan yang berkaitan dengan
overload:

1) Tidak ada perubahan (mempertahankan status quo).


2) Melakukan perubahan terhadap konsep GAAP menjadi dua jenis GAAP,
misalnya GAAP khusus untuk pengusaha besar dan GAAP khusus untuk
pengusaha kecil.
3) Melakukan perubahan GAAP untuk menyederhanakan penerapannya bagi
semua perusahaan.
4) Menentukan pengungkapan dan pengukuran yang berbeda.
5) Menentukan perubahan terhadap standar akuntansi public untuk pelaporan
informasi keuangan.
6) Memberi alternative bagi GAAP sebagai basis pilihan dalam penyajian
laporan keuangan.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Pengertian
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam
melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir
semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya
melibatkan sekumpulan orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang
tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Dengan kata lain, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku
petunjuk bagi pelaku akuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal yang ada
hubungannya dengan akuntansi.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mencakup konvensi, peraturan dan prosedur


yang sudah disusun dan disahkan oleh lembaga resmi (standard setting body) pada
saat tertentu.

Maka Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan buku petunjuk


tentang akuntansi yang berisi konvensi atau kesepakatan, peraturan dan prosedur
yang telah disahkan oleh suatu lembaga atau institut resmi. Dengan kata lain
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)merupakan sebuah peraturan
tentang prosedur akuntansi yang telah disepakati dan telah disahkan oleh sebuah
lembaga atau institut resmi.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh lembaga Ikatan Akuntan
Indonesia selalu mengacu pada teori-teori yang berlaku dan memberikan tafsiran
dan penalaran yang telah mendalam dalam hal praktek terutama dalam pembuatan
laporan keuangan dalam memperolah informasi yang akurat sehubungan data
ekonomi.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat dipahami bahwa Pernyataan Standar


Akuntansi Keuangan (PSAK) mengacu pada penafsiran dan penalaran teori-teori
yang “berlaku” dalam hal praktek “pembuatan laporan keuangan” guna
memperoleh inforamsi tentang kondisi ekonomi.
Pemahaman di atas memberikan gambaran bahwa Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) berisi “tata cara penyusunan laporan keuangan” yang selalu
mengacu pada teori yang berlaku, atau dengan kata lain didasarkan pada kondisi
yang sedang berlangsung.

Hal ini menyebabkan tidak menutup kemungkinan Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan (PSAK) dapat mengalami perubahan/penyesuaian dari waktu ke waktu
sejalan dengan perubahan kebutuhan informasi ekonomi.

Dari keseluruhan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pernyataan Standar


Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan suatu buku petunjuk dari prosedur
akuntansi yang berisi peraturan tentang perlakuan, pencatatan, penyusunan dan
penyajian laporan keuangan yang disusun oleh lembaga IAI yang didasarkan pada
kondisi yang sedang berlangsung dan telah disepakati (konvensi) serta telah
disahkan oleh lembaga atau institut resmi.

Sebagai suatu pedoman, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) bukan


merupakan suatu kemutlakan bagi setiap perusahasan dalam membuat laporann
keuangan. Namun paling tidak dapat memastikan bahwa penempatan unsur-unsur
atau elemen data ekonomi harus ditempatkan pada posisi yang tepat agar semua
dat ekonomi dapat tersaji dengan baik, sehingga dapat memudahkan bagi pihak-
pihak yang berkepentingan dalam menginterpretasikan dan megevaluasi suatu
laporan keuangan guna mengambil keputusan ekonomi yang baik bagi tiap-tiap
pihak.

Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) atau Prinsip-


prinsip Standar Akuntansi Keuangan berlaku umum.

 Standar umum akuntansi dan perusahaan go public yang telah


dikembangkan selama bertahun-tahun, dan yang digunakan oleh bisnis
untuk mengatur informasi keuangan mereka menjadi catatan transaksi
akuntansi yang ringkas dalam pelaporan keuangan, serta mengungkapkan
informasi pendukung tertentu.

 Konvensi, peraturan, dan prosedur yang mendefinisikan praktik akuntansi


yang lazim yang diterapkan di AS, termasuk panduan kasar dan prosedur
yang terperinci; doktrin dasarnya diajukan oleh Accounting Principles
Board of the American Institute of Certified Public Acountants, yang pada
tahun 1973 digantikan oleh Financial Accounting Standard Board

Salah satu alasan untuk menggunakan GAAP adalah agar pembaca laporan
keuangan dibeberapa perusahaan memiliki dasar yang memadai untuk
perbandingan, karena semua perusahaan yang menggunakan GAAP telah
membuat laporan keuangan dengan menggunakan aturan yang sama.

Yang termasuk susunan GAAP yaitu :


1. Laporan keuangan 8. Derivatif dan lindung nilai
2. Aktiva 9. Nilai wajar
3. Kewajiban 10. Mata uang asing
4. Keadilan 11. Sewa
5. Pendapatan 12. Non moneter transaksi
6. Beban 13. Kejadian setelah tanggal
7. Penggabungan usaha neraca
Khusus industri akuntansi, seperti maskapai penerbangan, kegiatan ekstraktif, dan
perawatan kesehatan GAAP berasal dari pernyataan dari serangkaian disponsori
pemerintah entitas akuntansi, di mana Dewan Standar Akuntansi Keuangan
(FASB) adalah yang terbaru. Komisi Sekuritas dan Bursa juga masalah pernyataan
akuntansi melalui Buletin Akuntansi Staf dan pengumuman lain yang hanya
berlaku untuk perusahaan publik yang diadakan, dan yang dianggap sebagai
bagian dari GAAP. GAAP dikodifikasikan ke dalam Kodifikasi Standar Akuntansi
(ASC), yang tersedia online dan (lebih terbaca) dalam bentuk cetakan.

GAAP digunakan terutama oleh perusahaan melaporkan hasil keuangan mereka di


Amerika Serikat. International Financial Reporting Standards, atau IFRS, adalah
kerangka akuntansi yang digunakan di sebagian besar negara . GAAP jauh lebih
dari aturan berbasis dari IFRS. IFRS lebih berfokus pada prinsip-prinsip umum
dari GAAP, yang membuat IFRS kerja jauh lebih kecil, bersih, dan lebih mudah
dipahami daripada GAAP.

Ada beberapa kelompok kerja yang secara bertahap mengurangi perbedaan antara
GAAP dan kerangka kerja akuntansi IFRS, sehingga akhirnya harus ada
perbedaan kecil dalam hasil yang dilaporkan bisnis jika beralih antara dua
kerangka kerja.
IFRS

IFRS (International Financial Reporting Standard) adalah standar akuntansi


internasional yang diterbitkan oleh IASB (International AccountingStandard
Board).

Di mana disusun oleh 4 organisasi utama dunia yaitu

 (IASB) Badan Standar Akuntansi Internasional


 (EC) Komisi Masyarakat Eropa

 (IOSOC) Organisasi Internasional Pasar Modal

 (IFAC) Federasi Akuntansi Internasional

Tujuan IFRS yakni memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimaksukan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung
informasi berkualitas tinggi yang :

1. Transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang


peiode yang disajikan
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan
pada IFRS

3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna

Manfaat dari adanya suatu standard global:

1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh
dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan keuangan berkualitas
tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan
memperbaiki efisiensi alokasi local
2. Investor dapat membuat keputusan yang lebih baik
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan
mengenai merger dan akuisisi

4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standard dapat


disebarkan dalam mengembangkan standar global yang berkualitas
tertinggi.

Karakteristik IFRS diantarnya :

1. IFRS menggunakan “Principles Base “ :


a. Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar
sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.

b. Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan


evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas
ekonomi.

c. Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar


akuntansi.

2. Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif
harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan
jasa penilai

3. Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik


kuantitaif maupun kualitatif

4. IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan


bisnis dan kebutuhan informasi para pengguna.

5. IFRS = Principles

6. Penerapan standard mengacu pada substansi ekonomi bukan bentuk


hukumnya.

7. Pemahaman underlying transaksi dan detail kontrak menjadi penting


8. Pengajaran dengan menggunakan kasus

Alasan negara kita saat ini mengacu pada IFRS adalah

• Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (Statement
Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai
accounting standard.
• Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia
sebagai anggota G20 forum.
• Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15
November 2008 :
– “Strengthening Transparency and Accountability”
• Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk
Strengthening Financial Supervision and Regulation, “ to call on the
accounting standard setters to work urgently with supervisors and
regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve
a single set of high-quality global accounting standards.”
• Kita tidak bisa menolak arus globalisasi karena bagaimanapun juga agar
negara kita dapat disetarakan dalam kegiatan perekonomian internasional,
dan dalam pembuatan laporan keuangan yang dapat diakui secara
internasional. Dapat dilihat dari semakin banyaknya investasi asing yang
masuk ke Indonesia. Di mana kita harus siap bersaing dengan tenaga
asing, khususnya akuntan luar negeri yang akan berdatangan sehubungan
akan tingginya permintaan akuntan berstandar internasional. Secara tidak
langsung negara kita pun tidak mau ketinggalan dalam bersaing oleh
karena itu kita harus segera mengejar target konvergensi IFRS tersebut.

Natawidnyana (2008) menyatakan bahwa sebagian besar standar yang menjadi


bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standard
(IAS). Kemudian IASB mengadopsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan
standar yang dilakukan.
Standar yang diterbitkan diantaranya :

Setelah tahun 2001:

 International Financial Reporting Standard (IFRS)


 Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting
Interpretations Committee (IFRIC)

Sebelum tahun 2001 :

 International Accounting Standard (IAS)


 Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee
(SIC)

Manfaat IFRS diantaranya :

 Meningkatkan daya banding laporan keuangan.


 Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional

 Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi


perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

 Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan


biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.

 Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

Konvergensi IFRS

Pengertian konvergensi IFRS yang digunakan merupakan awal untuk memahami


apakah penyimpangan dari PSAK harus diatur dalam standar akuntansi keuangan.
Pendapat yang memahami konvergensi IFRS adalah full adoption menyatakan
Indonesia harus mengadopsi penuh seluruh ketentuan dalam IFRS, termasuk
penyimpangan dari IFRSs sebagaimana yang diatur dalam IAS 1 (2009):
Presentation of Financial Statements paragraf 19-24. IFRS menekankan pada
principle base dibandingkan rule base.

Tujuan akhir dari konvergensi IFRS adalah PSAK sama dengan IFRS tanpa
adanya modifikasi sedikitpun. Di sisi lain, tanpa perlu mendefinisikan
konvergensi IFRS itu sendiri, berdasarkan pengalaman konvergensi beberapa
IFRS yang sudah dilakukan di Indonesia tidak dilakukan secara full adoption.

Sistem kepengurusan perusahaan di Indonesia yang memiliki dewan direksi dan


dewan komisaris (dual board system) berpengaruh terhadap penentuan kapan
peristiwa setelah tanggal neraca, sebagai contoh lain dari perbedaan antara PSAK
dengan IFRS. Indonesia melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) –
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sedang melakukan proses konvergensi IFRS
dengan target penyelesaian tahun 2012. IFRS menekankan pada principle base
dibandingkan rule base.

Indonesia akan mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012, Strategi adopsi yang
dilakukan untuk konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual
strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui
tahapan – tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju.
Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi
ini digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.

Sasaran Konvergensi IFRS tahun 2012, yaitu merevisi PSAK agar secara material
sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012,
Konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap. Adapun manfaat yang
diperoleh dari konvergensi IFRS adalah memudahkan pemahaman atas laporan
keuangan dengan penggunaan SAK yang dikenal secara internasional,
meningkatkan arus investasi global melalui transparansi, menurunkan biaya
modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global,
menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS adalah untuk :


1. Mengurangi peran dari badan otoritas dan panduan terbatas pada industri-
industri spesifik.
2. Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana
merefleksikan realitas ekonomi yang ada.

3. Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi


yang berkualitas di pasar modal internasional.

4. Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi


perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

5. Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan


biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.

6. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.

Manfaat konvergensi IFRS diantaranya adalah :

 Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar


Akuntansi Keuangan yang dikenal secara internasional.
 Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

 Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui


pasar modal secara global.

 Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

 Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan mengurangi kesempatan


untuk melakukan earning management.

Permasalahan yang dihadapi dalam implementasi dan adopsi IFRS diantaranya


adalah :

 Translasi Standar Internasional


 Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional
 Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional

 Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional Seperti


contoh IFRS menekankan pada fair value dan meninggalkan historical
value.

Tiga permasalahan utama yang dihadapi oleh Indonesia dalam melakukan adopsi
penuh IFRS :

1. Kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK (Dewan Standar Akuntansi


Keuangan) sebagai financial accounting standard setter di Indonesia.
Dewasa ini banyak munculnya perusahaan yg bergerak dalam
financial,dan mereka memiliki suatu sistem dlm mengatur financialnya
masing2. Sedangkan sistem tsb belum tentu memenuhi kriteria
SAK,seharusnya DSAK dan Pemerintah bekerjasama untuk dapat
mengaudit atau mengecek perusahaan tst agar memenuhi SAK.
2. Kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sinkron dengan
IFRS.

Pemerintahan Indonesia dalam membuat RUU mempertimbangan


beberapa hal yang mempengaruhi perekonomian Indonesia,sehingga
perundang-undangan yang ada belum tentu sinkron dengan IFRS.

3. Kurang siapnya sumber manusia dan dunia pendidikan di Indonesia.

Pengaruh pendidikan,sumber daya manusia dan perekonomian sangat


kuat,dalam hal ini peran pemerintah sangat penting dalam menciptakan
SDM yang baik untuk memperlancar Pembangunan.

Ruang lingkup standar :


Standar ini berlaku apabila sebuah perusahaan menerapkan IFRS untuk
pertamakalinya melalui suatu pernyataan eksplisit tanpa syarat tentang kesesuaian
dengan IFRS. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan
perusahaan yang pertamakalinya berdasarkan IFRS (termasuk laporan keuangan
interim untuk periode pelaporan tertentu ) menyediakan titik awal yang memadai
dan transparan kepada para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang seluruh
periode disajikan.

Perbedaan PSAK sebelum dan sesudah konvergensi IFRS :


Sebelum adanya IFRS sebagai Standar Pelaporan Keuangan Indonesia mengacu
pada GAAP yang diadopsi dari Amerika sedangkan IFRS diterbitkan oleh IASB
Konseptual Framework US – GAAP
Konseptual Framework – IFRS
Presently, the Conceptual Framework is comprises of the following.
• Chapter 1: The Objective of General Purpose Financial Reporting
• Chapter 2: The Reporting Entity (not yet issued)
• Chapter 3: Qualitative Characteristics of Useful Financial Information
• Chapter 4: The Framework, comprised of the following:
1. Underlying assumption—the going concern assumption;
2. The elements of financial statements;
3. Recognition of the elements of financial statements;
4. Measurement of the elements of financial statements; and
5. Concepts of capital and capital maintenance.
Overview of Conseptual Framework
Three Levels
 First Level = Objectives of Financial Reporting
 Second Level = Qualitative Characteristics and Elements of
Financial Statements
 Third Level = Recognition, Measurement, and Disclosure
Concepts.
Second Level Fundamental Concepts

Perubahan terhadap PSAK 1 tahun 2013 :


 Judul Laporan Laba Rugi Komprehensif menjadi Laporan
Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.
 Informasi komparatif minimun dan tambahan
 Pemisahan penghasilan komprehensif lain termasuk juga pajak
terkait :
o Akan direklasifikasi ke laporan laba rugi periode
berikutnya
o Tidak akan direklasifikasi ke laporan laba rugi.
 Tambahan definisi : Laba rugi, Pemilik, material, Penyesuaian
Reklasifikasi, tidak praktis, Total penghasilan Komprehensif
 Sinkronisasi dengan terbitnya PSAK lain:
o PSAK 65 Konsolidasian, PSAK 4 Laporan Keuangan
Tersendiri
o PSAK 15 Investasi pada Asosiasi dan Ventura Bersama
o PSAK 68
 PSAK 1 à Penyajian Laporan Keuangan
o Komponen
o Tanggung jawab laporan keuangan

Karakteristik Umum dari PSAK setelah konvergensi IFRS


Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK
1. Menyebutkan secara explisit kepatuhan terhadap SAK
2. Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah (kondisi
jarang terjadi) à tidak sesuai PSAK
Kelangsungan usaha
 Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,
mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi
Dasar akrual
Material dan agregasi
Saling hapus => Tidak boleh kecuali disyaratkan atau diizinkan
suatu PSAK
Frekuensi pelaporan => Tahunan
Informasi komparatif => Periode sebelumnya
Konsistensi penyajian => Penyajian dan klasifikasi

Kebijakan Umum
 Dasar Penyusunan
– Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk
laporan arus kas konsolidasian adalah dasar akrual. Saling Hapus
Antar Aset Keuangan dan
 Saling Hapus Aset Keuangan Liabilitas Keuangan
– Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak saling
hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan
jika dan hanya jika:
Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk
melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui
tersebut; dan
Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk
merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara
simultan.

Laporan Posisi Keuangan ( Neraca )


 Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan
neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
 Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas
dan hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-
controlling interest)
 Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan
bagian laba bukan sebagai pengurang labaà LK konsolidasian
 Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian
retroaktif à perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan
 Minimum line item Penyajian Neraca
Properti Investasi
Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
Aset yang dimiliki untuk dijual
dll
 Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK
1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)

Laporan Laba Rugi Komprehensif


 Laporan Laba rugi menjadi Laporan Laba Rugi Komprehensif.
 Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif
 Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas
 Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
 Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan
fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat
 Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi
 Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak,
pendapatan investasi asosiasi, Penghasilan komprehensif lain, dll
 Penghasilan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak
mempengaruhi laba pada periode rugi.
 Alternatif penyajian laporan tunggal atau dua laporan
 Pendapatan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak
mempengaruhi laba pada periode rugi
– Selisih revaluasi aset tetap
– Perubahan nilai investasi available for sales
– Dampak translasi laporan keuangan
 Dalam dua laporan :
– Laba sebelum laba komprehensif
– Laporan laba komprehensif dimulai dari laba/rugi bersih

PSAK 24 Imbalan Kerja


 Imbalan kerja yang diberikan kepada pekerja:
o Imbalan kerja jangka pendek
o Imbalan pasca-kerja,
o Imbalan kerja jangka panjang lainnya
o Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja (PKK)
o Imbalan berbasis ekuitas
 Imbalan jangka pendek < 12 bulan
 Imbalan jangka panjang seperti pensiun
 Pesangon PKK diakui sebagai kewajiban dan beban jika, perusahaan
berkomitmen untuk:
o memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal
pensiun normal; atau
o menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran
mengundurkan diri secara sukarela.
 Imbalan berbasis ekuitas diatur dalam PSAK 53

Latar Belakang Perubahan


 Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti dan aset program
didefinisikan dengan cara yang lebih mudah dipahami
 Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar yang ada, membatasi
komparabilitas à opsi ditiadakan
 Amandemen diperlukan untuk mengklarifikasi area dimana keragaman
dalam praktik yang ada
 Penyempurnaan pengungkapan tentang risiko yang timbul dari program
imbalan pasti yang diperlukan
Perubahan yang signifikan
Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria
Perubahan komponen imbalan pasti dan aset program
Persyaratan pengungkapan
Perubahan lainnya
 Imbalan kerja jangka pendek
 Pesangon
 Perubahan penting lainnya
Ruang Lingkup

Pengakuan dan Pengukuran Imbalan Jangka Pendek


Program bagi Laba dan Bonus

Imbalan Paska Kerja

Program Iuran Pasti


Program Manfaat Pasti
 Perusahaan memiliki kewajiban hukum dan konstrukstif untuk
memenuhi pembayaran imbalan setelah pekerja pensiun.
 Mungkin tidak didanai, seluruhnya atau sebagian didanai
 Imbalan dihitung dengan asumsi aktuarial à asumsi demografi dan
keuangan.
 Dana diakumulasikan dalam Aset Program
 Risiko atas manfaat pasti:
o Risiko aktuarial à jumlah kewajiban imbalan pasti berbeda dari
yang diharapkan karena perubahan asumsi aktuaria
o Risiko investasi à hasil investasi atas aset program berbeda dari
yang diharapkan.
Risiko Menimbulkan Keuntungan /Kerugian Aktuarial
Laporan Posisi Keuangan

Konsep Nilai Wajar PSAK 68


 Tujuan :
o mendefinisikan nilai wajar (fair value);
o menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar; dan
o mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
 Konvergensi US GAAP dengan IFRS à menggunakan konsep yang sama
Penutup
Kesimpulan

Indonesia wajib melakukan konvergensi IFRS terhadap Standar Pelaporan


Keuangan di Indonesia dikarenakan Indonesia meruapakan bagian dari G – 20
yang di dalam Forumnya mewajibkan adanya Standar Pelaporan Keuangan
Internasional dan IFRS adalah standar tersebut, selain itu keanggotaan Indonesia
dari IFAC mengharuskan Indonesia untuk tunduk pada SMO (Statement
Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai accounting
standard. Juga adanya arus globalisasi yang menuntut Indonesia untuk mengikuti
standar di dalam perekonomian internasional salah satunya yaitu dengan
melakukan konvergensi terhadap Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Arus
globalisasi tersebut ditandai dengan masuknya investasi dan tenaga kerja asing
dari luar negeri sehingga Negara Indonesia wajib untuk memoersiapkan dan
menyesuaikan diri. Dengan adanya konvergensi IFRS ini maka Indonesia melalui
IAI melakukan penyesuaian terhadap Standar Pelaporan Keuangan yang telah ada
yaitu PSAK. Konvergensi IFRS dilakukan selama 2 tahap yaitu tahun 2012 dan
2015. Selain itu untuk TextBook Akuntansi pun sudah melakukan penyesuaian
terhadap IFRS dan sudah diajarkan pada perguruan – perguruan tinggi di
Indonesia. Manfaat yang dapat dirasakan dari adanya konvergensi tersebut maka
Laporan Keuangan Indonesia dapat dimengerti oleh “Dunia Internasional”
sehingga investasi asing pun dapat masuk ke Indonesia selain itu konvergensi
IFRS meningkatkan efisiensi penyusunan dan kualitas dari Laporan Keuangan.
Proses Konvergensi IFRS tersebut bukan terjadi tanpa adanya masalah, masalah –
masalah yang dialami di Indonesia diantaranya belum siapkan hukum dan
infrastruktur di Indonesia untuk mengadopsi IFRS sebagai Standar Pelaporan
Keuangan. Yang kedua masalah Sumber Daya Manusia dan dunia pendidikan di
Indonesia. Perbedaan yang ada di dalam PSAK sebelum dan sesudah konvergensi
IFRS diantaranya IFRS mendasarkan pada konsep bukannya TextBook akuntansi
maka dari pengajaran di kelas menggunakan kasus – kasus kemudian IFRS
menekankan pada fair value di dalam penilaian asset perusahaan dan
meninggalkan historical value. Ada perbedaan utama dari konvergensi IFRS
terhadap PSAK yang pertama yaitu konseptual framework, dan adanya perubahan
pada PSAK yaitu : PSAK 1, PSAK 24 Imbalan Kerja.

Demikian Makalah Teori Akuntansi mengenai PSAK sebelum dan sesudah


konvergensi IFRS, kami mohon maaf jika ada kesalahan di dalam tata bahasa
maupun pengetikan dalam makalah ini. Terima kasih.
Daftar Pustaka
Djakman, D. Chaerul, Jusuf, Amir Abadi (Penerjemah).2009.Pengantar Akuntansi
Adaptasi Indonesia.Jakarta : Salemba Empat.

Suwardjono.2014.Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi


Ketiga.Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.

Warfield, D. Terry, Weygandt, Jerry J. dan Kieso, Donald E. Intermediate


Accounting.United States of America : John Wiley and Sons.

PSAK 2012

www.wikipedia.co.id

https://staff.blog.ui.ac.id/martani/

http://www.pajakpribadi.com/artikel/pembukuan.htm

http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-dan-penjelasan-dasar-akuntansi-
definisi-arti-fungsi-dan-kegunaan-belajar-ilmu-akutansi-accounting.html

http://sistem-akuntansi1000.blogspot.com/2012/09/pengertian-standar-akuntansi-
keuangan.html

http://ardianjelek.blogspot.com/2011/05/pengertian-ifrs.html

https://uciikhusy.wordpress.com/2012/02/09/standar-akuntansi/

http://mariaancela.blogspot.com/2014/03/tentang-ifac-dan-iasb.html

https://galuhwardhani.wordpress.com/2012/04/18/alasan-perlunya-konvergensi-
ke-ifrs/

http://www.scribd.com/doc/40773968/Definisi-Dan-Sejarah-Ifrs

http://akuntansionline.yolasite.com/diskusi-4/kendala-adopsi-penuh-ifrs-di-
indonesia
http://www.antaranews.com/berita/268227/penerapan-ifrs-efisienkan-penyusunan-
laporan-keuangan

http://financeaccountingtraining.blogspot.com/2010/05/penerapan-ifrs-di-
indonesia-2012.html

http://akuntansi-unsika.blogspot.com/

http://www.mediabpr.com/

Anda mungkin juga menyukai