PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam konteks Islam apabila sistem zakat dapat dijalankan secara baik dan
benar, maka tidak ada orang atau kelompok masyarakat yang menderita sementara
sebagian yang lain hidup berkemakmuran dan kemewahan. Semangat yang ingin
ditanamkan dalam Islam kepada seluruh manusia melalui ajaran zakat, yaitu
semangat untuk berusaha dan memperbaiki kehidupan ekonomi masyarakat
(umat).Untuk itu pendayagunaan zakat perlu diarahkan dan difokuskan sebagai
salah satu instrument dalam pemberdayaan ekonomi dan kehidupan masyarakat
(umat). Perkembangan Zakat Dari masa kemasa Zakat merupakan guru
perekonomian Islam yang sejak lama telah diSyariatkan dan dikembangkan sejak
zaman Rasulullah SAW.
Selain itu Zakat, di samping sebagai rukun Islam yang ketiga, bagian dari
ibadah mahdah kepada Allah SWT, juga ibadah maliyah iztimaiyah yang
memiliki berbagai fungsi sosial yang sangat strategis dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan umat. Secara empirik, hal ini pernah terbukti dalam sejarah pada
masa Khalifah Umar bin Abdul Azis. Ketika itu, zakat dikelola oleh para petugas
(amil zakat) yang amanah dan profesional, di bawah kendali pemerintah yang adil
dan bertanggung jawab, ternyata mampu meningkatkan kesejahteraan umat dan
meminimalisir hal-hal yang berkaitan dengan kemiskinan.
Namun demikian, permasalahan zakat yang dihadapi saat ini sangat
kompleks, dari mulai masih adanya sebagian orang yang belum mempunyai
kesadaran membayar zakat, distribusi zakat yang belum tertata rapi,
sistem pengelolaan model zakat. Sehingga, perlu adanya strategi untuk menyiasati
adanya masalah-masalah tersebut.
Dalam suatu organisasi, strategi menjadi sesuatu yang penting untuk
mempertajam terealisasinya sebuah tujuan. Karenanya, dalam profil BAZNAS
kota Sangatta tercantum tujuh point strategi setelah visi dan misi.
Dari permasalahan tersebut, pemakalah akan membahas permasalahan
strategi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) kota Sangatta dalam
peningkatkan jumlah Muzakki untuk menunaikan zakat, dan sejauh mana
pencapaianya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi yang digunakan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kota Sangatta?.
2. Sejauh mana strategi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Sangatta
dalam meningkatkan jumlah muzakki?.
C. Tujuan
Mengetahui Bagaimana strategi yang digunakan Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota Sangatta dalam meningkatkan jumlah Muzakki
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Prof. Didin Hafidhudin dalam buku yang berjudul Zakat Dalam
Perekonomian Modern bahwa, salah satu sebab belum berfungsinya zakat sebagai
instrumen pemerataan dan belum terkumpulkan zakat secara optimal di lembaga-
lembaga pengumpul zakat, karena pengetahuan masyarakat terhadap harta yang
wajib dikeluarkan zakatnya masih terbatas pada sumber-sumber konvensional
yang secara jelas dinyatakan dalam al-Quran dan Hadits dengan persyaratan
tertentu. Oleh karena itu, salah satu pembahasasn yang penting dalam fiqih zakat
adalah menentukan sumber-sumber harta yang wajib dikeluarkan zakatnya (al-
amwaal az-zakawiyyah) apalagi bila dikaitkan dengan kegiatan ekonomi yang
terus berkembang dari waktu ke waktu.
B. Pengertian Zakat
Pengertian zakat ditinjau dari segi bahasa, zakat mempunyai banyak arti
yaitu, al-barakatu yang artinya keberkahan, al-nammaa yang artinya
pertumbuhan dan perkembangan, at-thaharatu yang artinya kesucian, dan as-
shalaahu artinya keberesan.
Secara istilah, Didin Hafidhudin menjelaskan, meskipun para ulama’
mengemukakan dengan redaksi yang agak berbeda antara satu dan lainya, akan
tetapi pada prinsipnya adalah sama yaitu, bahwa zakat adalah bagian dari harta
dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT. Mewajibkan kepada pemiliknya,
untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan persyaratan tertentu
pula.
Adapun persyaratan harta yang wajib dizakatkan itu, antara lain sebagai
berikut: Pertama, al-Milk at tam yang berarti harta itu dikuasai secara penuh dan
dimiliki secara sah, yang didapat dari usaha, bekerja, warisan, atau pemberian
yang sah, dimungkinkan untuk diambil manfaatnya, atau kemudian disimpan. Di
luar itu, seperti hasil korupsi, kolusi, suap, atau perbuatan tercela lainnya, tidak
sah dan tak akan diterima zakatnya. Kedua, an-Namaaadalah harta yang
berkembang jika diusahakan atau memiliki potensi untuk berkembang misalnya
harta perdagangan, peternakan, pertanian, deposito mudhorobah, usaha bersama,
obligasi dan lain sebagainya. Ketiga, telah mencapainishab, harta itu mencapai
ukuran tertentu. Misalnya untuk hasil pertanian telah mencapai jumlah 653 kg,
emas/perak telah senilai 85 gram, perdagangan telah mencapai 85 gram emas,
peternakan sapi telah mencapai 30 ekor, dan sebagainya. Keempat, telah mencapai
satu tahun (haul), untuk harta-harta tertentu, misalnya perdagangan. Akan tetapi,
untuk tanaman dikeluarkan zakatnya pada saat memanen.
Dalam ayat tersebut, terdapat kata anfiqu yang merupakan bentuk perintah (fiil
amr) dari anfaqo yang berarti menurut Didin Hafidhuddin sebagai berikut :
C. Hikmah Zakat
Zakat adalah ibadah yang mengandung hikmah dan manfaat yang sangat besar
dan mulia, baik yang berkaitan dengan orang yang berzakat (muzakki), orang
yang menerimanya (mustahik), harta yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi
masyarakat secara keseluruhan. Hikmah tersebut lebih jelasnya tersimpul sebagai
berikut ;
Zakat adalah sumber utama kas negara, dan sekaligus merupakan sokoguru
dari kehidupan ekonomi yang dicanangkan Al-Qur;an. Zakat akan mencegah
terjadinya akumulasi harta pada satu tangan dan pada saat yang sama mendorong
untuk melakukan investasi dan mempromosikan distribusi. Zakat juga
merupakan institusi yang komprehensif untuk distribusi harta karena hal ini
menyangkut harta setiap muslim secara praktis, saat hartanya sampai melewati
nishab. Akumulasi harta di tangan seseorang atau sekelompok orang kaya
saja secara tegas dilarang Allah SWT, sebagaimana dala Al-Qur’an al-Hasyr : 7
D. Sumber-sumber Zakat
Ajaran Islam selalu menetapkan standar umum pada setiap kewajiban yang
dibebankan pada umatnya, dalam penetapan harta menjadi sumber atau obyek
zakat pun terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi. Apabila harta seorang
muslim tidak memenuhi salah satu ketentuan, misalnya belum
mencapai nishab, maka harta tersebut belum menjadi sumber atau obyek yang
wajib untuk dikeluarkan zakatnya. Meski demikian , ajaran Islam telah membuka
pintu yang sangat longgar yang dapat dilakukan setiap muslim dalam dalam setiap
situasi dan kondisi yaitu, infak dan sedekah.
a. Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan halal. Artinya
harta yang haram baik substansi benda maupun cara mendapatkanya tidak
dapat dikenakan kewajiban zakat, karena Allah tidak akan menerimanya. Hal
ini dijelaskan dalam surah al-Baqarah : 267, : 188, dan an-Nisaa’ : 29.
b. Harta tersebut harus berkembang atau berpotensi untuk dikembangkan,
seperti melalui kegiatan usaha, perdagangan, pembelian saham, atau
ditabungkan, baik melalui sendiri maupun pihak lain. Sebaliknya, harta yang
tidak berkembang atau tidak berpotensi untuk berkembang maka tidak
dikenakan kewajiban zakat.
c. Milik penuh, artinya harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaan
pemiliknya, atau seperti menurut sebagian ulama bahwa, harta itu berada di
tangan pemiliknya, di dalamnya tidak tersangkut hak orang lain, dan pemilik
harta dapat menikmatinya.
d. Mencapai nishab, harta tersebut menurut jumhur ulama sudah mencapai
nishab, yaitu jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena wajib zakat.
Adapun contoh nishab yaitu ; nishab zakat emas 85 gram, nishab zakat ternak
kambing 40 ekor, dan sebagainya.
e. Dalam tenggang satu tahun, artinya sumber-sumber zakat tertentu seperti
perdagangan, peternakan, emes dan perak, harus sudah berada atau dimiliki
ataupun diusahakan oleh muzakki dalam tenggang waktu satu tahun.
Sedangkan untuk zakat pertanian harus dikeluarkan setiap panen.
f. Setelah terpenuhi kebutuhan pokok, sebagian ulama mazhab Hanafi
mensyaratkan bahwa kewajiban mengeluarka zakat setelah terpenuhi
kebutuhan pokok, atau dengan kata lain, zakat dikeluarkan setelah terpenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari yang terdiri atas kebutuhan sandang, pangan, dan
papan.
E. Pengelolaan Zakat
a. Banyak yang telah mati jiwanya, buta mata hatinya, tidak sadar akan
tanggung jawabnyaterhadap orang fakir yang mempunyai hak milik yang
tersimpan dalam harta benda mereka.
b. Untuk memelihara hubungan baik antara muzakki dan mustahik, menjaga
kehormatan dan kehormatan para mustahik. Dengan mengambil haknya dari
pemerintah mereka terhindar dari perkataan menyakitkan dari phak pemberi.
c. Agar pendistribusianya tidak kacau, semerawut, dan salah atur,. Bisa saja
seorang atau sekelompokorang fakir miskin akan menerimah jatah
yangberlimpah ruah, sementara yang lainya lebih menderita, tidak mendapat
jatah zakat sama sekali.
d. Agar ada pemerataan dalam pendistribusianya, bukan hannya sebatas pada
orang-orang miskin dan mereka yang dalam perjalanan, namun pada pihak
lain yang berkaitan erat dengan kemaslahatan ummat.
e. Zakat merupakan dana terpenting dan permanen yang dapat membantu
pemerintah dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam mengayomi dan
membawa rakyatnya dalam kemakmuran dan keadilan yang beradab.
Akan tetapi, pada realisasinya ada saja permasalahan yang timbul jika zakat
harus sepenuhnya ditangani langsung oleh pemerintah, terlebih lagi pemerintah
sendiri juga menetapkan adanya pajak yang wajib dibayar bagi semua rakyat.
1. Badan Amil Zakat adalah organisasi pengelola zakat yang dibentuk oleh
pemerintah terdiri dari unsur masyarakat dan pemerintah dengan tugas
mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan
ketentuan agama
2. Lembaga Amil Zakat adalah institusi pengelola zakat yang sepenuhnya
dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak di
bidang da'wah, pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat Islam.
3. Unit Pengumpulan Zakat adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh badan
amil zakat untuk melayani muzakki, yang berada pada desa/kelurahan,
instansi-instansi pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun luar
negeri.
BAB III
STRATEGI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KOTA
SANGATTA DALAM PENINGKATAN JUMLAH MUZAKKI
Gambaran di atas bukan sebuah harapan dan mimpi tidak berpijak. Karena
sejak mimpi dan harapan kota zakat di kumandangkan, sejak itu pula BAZNAS
kota Sangatta bergerak dengan sejumlah langkah untuk terus mendekatkan mimpi
itu menjadi kenyataan. Sejak awal, baznas kota Sangatta memahami untuk
mendorong mimpi itu menjadi kenyataan, akan tetapi BAZNAS kota Sangatta
tidak dapat bergerak sendiri perlu langkah sinergi dari berbagi pihak seperti dinas
di lingkungan pemerintah kota Sangatta. Maka, sejak awal pula, BAZNAS kota
Sangatta terus berdialog dengan berbagi pihak tersebut untuk terus bersinergi
dalam upaya mendorong mimpi itu menjadi kenyataan.
B. Sejarah Singkat Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Sangatta
Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna, BAZNAS Kutai
Timur menjalankan sesuai dengan syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan,
kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat.
C. Visi, Misi, dan Strategi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota
Sangatta
Visi
Misi
Program Pengumpulan
Pendistribusian
- Guru Ngajiku
Pemberian santunan bagi guru ngaji dhuafa yang telah secara sukarela
mendedikasikan hidupnya untuk mengajarkan Al-quran pada warga kota Sangatta.
- Beasantri
Merupakan pemberian beasiswa bagi para santri yang khusus berasal dari kota
Sangatta. langkah ini diharapkan untuk memperkokoh dakwah islam di kota
Sangatta dengan menciptakan generasi Qur'ani.
- Beastudi
Salah satu aktifitas rutin yang dilakukan adalah penyeleksiaan dan penyaluran
beasiswa ini diberikan untuk memperbantu para pelajar ditingkat SMP, SMA, dan
SMK/MA dari kalangan dhuafa untuk memastikan proses pendidikan tetap
berlanjut di tengah keterbatasan ekonomi.
- Kaum Duafa
- Kutim Sehat
Program Kutim Sehat diawali tahun 2016 dengan tantangan yang tidak ringan.
Tantangan itu adalah besarnya jumlah pengajuan yang masuk ke BAZ Kota
Sangatta. Program Kutim Sehat merupakan program yang membantu pasien
dhuafa untuk membayar sisa biaya rumah sakit yang sebelumnya dibantu oleh
jamkesda.
E. Layanan (BAZNAS) Kota Sangatta
- Kalkulator Zakat
- Jemput Zakat
- Konfirmasi Zakat
- Registrasi Muzzaki
Menurut Irfan Syauqi Beik dalam artikel yang berjudul Politik Regional dan
Penguatan Zakat Daerah menyebutkan, ketika dukungan kepala daerah dan DPRD
sangat kuat, maka pembangunan zakat akan terakselerasi dengan baik. Terjadi
peningkatan jumlah zakat yang berhasil dihimpun dan peningkatan ‘coverage’
penyaluran zakat, baik dari sisi jumlah mustahik maupun cakupan wilayah
penyalurannya. Sebaliknya, lemahnya dukungan kepala daerah dan DPRD akan
berdampak pada lemahnya institusi zakat yang ada, sehingga potensi instrumen
zakat menjadi tidak optimal. Kondisi ini mengakibatkan ketidakseragaman kinerja
pengelolaan zakat di daerah, baik pada tingkat provinsi maupun tingkat
kabupaten/kota.
Untuk itu, perlu dilakukan komunikasi politik yang efektif dengan para
pemimpin di daerah, agar tercipta kondisi yang mendukung pembangunan zakat.
Komunikasi ini dititikberatkan pada dua aspek utama. Pertama, aspek manfaat
atau benefit terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Kedua, aspek
regulasi atau perundang-undangan, dimana setiap daerah dituntut untuk
melaksanakan segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku di negara ini
tanpa kecuali.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Saran
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi kita semua, hususnya
bagi penulis sendiri. Penulis sadar makalah ini jauh dari kesempunaan, untuk itu
kritik dan saran sangat dibutuhkan dari semua pihak guna menambah wawasan
keilmuan penulis itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
An-Nakhrawi, Asrifin, Sucikan Hati dan Bertambah Rizki Bersama Zakat, Delta
Prima Press, 2011.
Marthon, Said Sa’ad, Ekonomi Islam, Di Tengah Krisis Ekonomi Global, Zikrul
Hakim, Jakarta, 2007.
http://www.baznaskaltim.org/
http://pusat.baznas.go.id/posko-aceh/baznas-siapkan-strategi-kebangkitan-zakat/