Oleh :
Limbah cair biogas dari pabrik kelapa sawit memiliki kandungan nutrien yang
tinggi dan dapat digunakan untuk pertumbuhan mikroalga yaitu Chlorella sp. Untuk
mengetahui pemanfaatan limbah cair sebagai media untuk pertumbuhan Chlorella sp.,
dilakukan penelitian dari bulan September – Oktober 2016. Kultur dilakukan pada ruang
terbuka. Terdiri dari 4 perlakuan, yaitu P0 (0% limbah), P1 (15% limbah), P2 (20%
limbah), dan P3 (25% limbah). Parameter yang diukur yaitu kelimpahan dan biomassa
dari Chlorella sp., kandungan nitrat dan fosfat, pH, dan suhu. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan pertumbuhan Chlorella sp. terbaik terdapat pada P1, dengan kelimpahan
7.252.800 sel/mL dan biomassa 3,51 gr/L. Pertumbuhan Chlorella sp. diikuti oleh
penurunan konsentrasi nitrat dan fosfat, yaitu dari 11,1 menjadi 1,51 mg/L (nitrat) dan
dari 0,617 menjadi 0,033 mg/L (fosfat). Disimpulkan bahwa nutrien yang tersedia dapat
digunakan untuk pertumbuhan mikroalga Chlorella sp. Berdasarkan data diatas, dapat
disimpulkan limbah cair biogas dari pabrik kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai
nutrisi untuk pertumbuhan Chlorella sp.
Kata Kunci : limbah cair kelapa sawit, nutrien, mikroalga, Chlorella sp.
1. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2. Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
The effectiveness of biogas liquid waste originated from palm oil industry to
produce Chlorella sp. in the outdoor scale
By
Puspita Wulan Sari , M. Hasbi2), T. Dahril2)
1)
Abstarct
The biogass liquid waste originated from palm oil industry contains high
nutrient and it can be used for growing microalgae such as Chlorella sp. To understand
the effectiveness of the waste as a medium to grow Chlorella sp., a study was conducted
from September – October 2016. The culture was conducted in the outdoor scale.
There were 4 treatments applied, namely P0 (0% waste), P1 (15% waste), P2 (20%
waste), and P3 (25% waste). Parameters measured were the abundance and the biomass
of Chlorella sp., nitrate and phosphate content, pH, TDS, and temperature. Results
shown that the best growth of Chlorella sp. was in the P1, the abundance was 7,252,800
cells/ml and the biomass was 3.51 gr/L. The growth of Chlorella sp. was able to
reduce the nitrate and phosphate concentration, from 11.1 to 1.51 mg/l (nitrate) and
from 0.617 to 0.033 mg/l (phosphate) respectively. This fact indicates that the nutrient
have been used for growing the microalgae. Based on data obtained, it can be concluded
that the palm oil liquid waste can be used as nutrient source for Chlorella sp.
Key words : palm oil industry liquid waste, nutrient, microalgae, Chlorella sp.
1) Student of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau
2) Lecture of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau
4,000,000
8,000,000
3,000,000 P0 (0%) 7,000,000
2,000,000 P1 (10%)6,000,000
Kelimpahan (sel/ml)
P2 (20%)5,000,000
1,000,000 P3 (30%)
4,000,000
0 P0 (0%)
3,000,000
1 3 5 7 9 P1 (15%)
2,000,000
P2 (20%)
Hari ke- 1,000,000 P3 (25%)
0
Gambar 6 : Grafik Kelimpahan
Chlorella sp. pada Uji Pendahuluan
Hari ke-
Hasil penelitian pendahuluan
menunjukkan bahwa, pertumbuhan Berdasarkan pada grafik diatas
Chlorella sp. yang paling optimal dapat dilihat peningkatan pertumbuhan
terjadi pada P2(20%) di hari ke- 5 sel Chlorella sp. Meningkatnya
dengan kelimpahan mencapai 5.460.888 kelimpahan sel Chlorella sp. disebabkan
sel/mL. Tingginya kelimpahan oleh banyaknya jumlah unsur hara nitrat
Chlorella sp. pada P2(20%) dijadikan dan fosfat yang termanfaatkan oleh
acuan untuk menentukan konsentrasi Chlorella sp., tidak hanya itu,
limbah cair biogas dari pabrik kelapa meningkatnya kelimpahan Chlorella sp.
sawit pada penelitian utama. juga disebabkan karena cukupnya
Pertumbuhan Chlorella sp. ini didukung intensitas cahaya yang diperlukan oleh
oleh faktor lingkungan seperti pH, dan Chlorella sp. untuk proses fotosintesis,
suhu, dan karena terpenuhinya nutrisi sehingga dapat dengan mudah dilihat
untuk pertumbuhan Chlorella sp. fase-fase pertumbuhan Chlorella sp.
Pertumbuhan pada kontrol tidak terjadi Tingginya kelimpahan mikroalga
secara signifikan selama uji Chlorella sp. pada P1 dibandingkan
pendahuluan karena kurangnya nutrisi dengan P0, P2 dan P3 disebabkan
untuk pertumbuhan Chlorella sp. karena besarnya jumlah pemanfaatan
nutrien baik nitrat maupun fosfat, pada
Kelimpahan Sel Chlorella sp. pada P1 jumlah pemanfaatan nitrat dari hari
Penelitian Utama ke- 1 sampai hari ke- 7 yaitu sebanyak
65%, dan jumlah pemanfaatan nitrat
Kultur Chlorella sp. pada penelitian dari hari ke- 7 sampai hari ke- 12 yaitu
inti ini dilakukan selama 12 hari, sebanyak 60%. Jumlah pemanfaatan
dengan konsentrasi 0%, 15%, 20%, dan fosfat juga sama dengan pemanfaatan
25%. Grafik pertumbuhan Chlorella nitrat, dimana jumlah pemanfaatan pada
sp. yang dihasilkan masing-masing P1 lebih besar dibandingkan dengan
jumlah pemanfaatan pada P0, P2 dan Gambar 6. Histogram Biomassa
P3, jumlah pemanfaatan dari hari ke- 1 Chlorella sp. Tiap
sampai hari ke- 7 yaitu sebanyak 49% Perlakuan
dan jumlah pemanfaatan fosfat dari hari
Berdasarkan grafik di atas biomassa
ke- 7 sampai hari ke- 12 yaitu 89%.
Chlorella sp. tertinggi terdapat pada P1.
Meningkatnya kelimpahan dari ke-1
Salah satu faktor P1 memiliki biomassa
sampai hari ke- 7 sebabkan karena
lebih tinggi dari perlakuan lainnya
banyaknya kandungan nitrat dan fosfat
adalah karena laju pemanfaatan nitrat
yang dimanfaatkan Chlorella sp. dan
dan fosfat tertinggi terjadi pada P1,
menurunnya kelimpahan Chlorella sp.
dimana unsur hara yang terdapat pada
dari hari ke-7 sampai hari ke- 12
media kultur dimanfaatkan oleh
disebabkan karena sudah berkurangnya
Chlorella sp. untuk melakukan proses
kandungan nitrat dan fosfat pada limbah
fotosintesis, ini di dukung oleh pendapat
cair biogas. Pertumbuhan Chlorella sp.
(Garno dalam Arifin, 2008) bahwa
juga terjadi pada P0 dimana pada P0
unsur hara yang larut dalam badan air
tidak ada sumber nutrisi untuk
langsung dimanfaatkan oleh
pertumbuhan Chlorella sp., tetapi
fitoplankton untuk pertumbuhannya
Chlorella sp. dapat tumbuh, hal ini
sehingga populasi dan kelimpahannya
terjadi diduga karena nutrisi berasal dari
meningkat. Nurtiyani dalam Sidabutar
bibit yang digunakan. Bibit yang
(2016) juga mengatakan bahwa faktor
digunakan berupa l00 mL larutan,
tingginya pertumbuhan biomassa
sehingga nutrisi yang terbawa bersama
Chlorella sp. dipengaruhi oleh jumlah
bibit dimanfaatkan selama masa kultur
unsur hara yang larut dalam air limbah.
pada P0.
Faktor yang Mempengaruhi
Biomassa Mikroalga Chlorella sp.
Pertumbuhan Chlorella sp.
pada penelitian utama
Fospat (mg/L)
12 0.6
Nitrat (mg/L)
10 0.5 P0 (0%)
8 P0 (0%) 0.4 P1 (15%)
6 P1 (15%) 0.3 P2 (20%)
0.2
4 P2 (20%) 0.1 P3 (25%)
P3 (25%) 0
2 1 7 12
0 Hari ke-
1 7 12
Hari ke-
Gambar 10. Grafik Analisis Fospat
Kultur Chlorella sp.
Gambar 9. Pemanfaatan Nitrat pada
Kultur Chlorella sp.
Sama seperti grafik kandungan
Pemanfaatan unsur nitrat tertinggi nitrat, grafik kandungan fospat pada
oleh mikroalga Chlorella sp. terdapat limah cair biogas juga mengalami
pada P1, tingginya pemanfaatan kadar penurunan. Penurunan konsentrasi
nitrat pada P1 berbanding lurus dengan fospat terjadi karena mikroalga
meningkatnya kelimpahan Chlorella sp. Chlorella sp. memanfaatkan nutrien
pada P1. Hal ini menunjukkan bahwa fospat yang ada pada limbah cair biogas
dengan adanya penurunan kadar nitrat untuk pertumbuhannya. Fospat
pada P1, berarti banyak kadar nitrat dimanfaatkan oleh Chlorella sp. untuk
yang dimanfaatkan oleh Chlorella sp. pembentukan klorofil dan pembelahan
sehingga kelimpahan Chlorella sp. sel sehingga semakin cepat pembelahan
tinggi. Menurut Boroh (2012), sel maka semakin cepat pertumbuhan
pertumbuhan fitoplankton akan dan kepadatan sel (Amini, 2004).
melimpah apabila kadar nitrat mencapai
3 - 15,5 mg/L dan kadar nitrat yang 3. pH
kurang dari 0,0114 mg/L yang Pengukuran ph dilakukan setiap hari
merupakan faktor pembatas bagi selama 12 hari penelitian. Grafik
pertumbuhan fitoplankton. Nilai analisis perubahan pH pada setiap perlakuan
nitrat pada penelitian ini sesuai untuk dapat dilihat pada Gambar 7.
mendukung pertumbuhan mikroalga 10
9
Chlorella sp.
8
7
2. Fospat 6 P0
P1
Berdasarkan penelitian yang telah 5
pH
4 P2
dilakukan grafik analisis fospat yang 3 P3
terkandung pada limbah cair biogas 2
disajikan pada Gambar 10. dan hasil 1
analisis fospat dapat dilihat dari pada 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
tabel 9.
Gambar 11. Grafik Rata-rata 34
Perubahan pH pad Tiap Perlakuan 33
32
Suhu (°C)
Dari gambar diatas terlihat bahwa 31 P0 (0%)
nilai pH pada setiap perlakuan 30 P1 (15%)
29 P2 (20%)
mengalami perubahan dan relatif
28 P3 (25%)
meningkat meski tidak beraturan. 2 4 6 8 10 12
Peningkatan ini dikarenakan adanya
Hari ke-
aktivitas fotosintesis yang dilakukan
oleh mikroalga Chlorella sp. Gambar 12. Perubahan Rata-rata
Karbondioksida (CO2) merupakan Suhu pada Media Kultur Chlorella
komponen utama dalam proses sp.
fotosintesis. Dikarenakan menurunnya
Kisaran suhu yang diperoleh
kadar CO2 dalam air limbah,
selama penelitian berkisar 30 0C - 33 0C.
menyebabkan nilai pH meningkat dari
Suhu selama penelitian tidak sama,
keadaan asam menjadi netral atau
tetapi rata-rata perubahan suhu pada
bahkan basa (Arifin, 2012). Rentang
setiap perlakuan selama penelitian
perubahan pH tersebut masih termasuk
berlangsung tidak jauh berbeda. Hal ini
dalam rentang pH optimal pertumbuhan
dikarenakan pengukuran suhu dilakuan
Chlorella sp. yaitu 4,5 – 9,3 (Prihantini
pada waktu yang berbeda, pengitungan
dalam Vitriani,2016). Tingginya
suhu lebih sering dilakuan pada jam 4
kelimpahan mikroalga Chlorella sp.
sore. Namun, pada jam 4 sore itu
sejalan dengan perubahan pH pada
dengan kondisi cuaca yang berbeda
media kultur, pertumbuhan mikroalga
pula. Hal ini berbeda dengan penelitian
Chlorella sp. akan lebih baik pada
Yolanda (2016) suhu pada penelitiannya
rentang pH yang bersifat sedikit lebih
pada ruang terkontrol (laboratorium)
basa dibandingkan dengan rentang pH
relatif sama yang berkisar 29,30C -
asam (Zulfarina et al dalam Vitriani,
29,80C, dimana kondisi lingkungan
2016).
tidak terlalu mempengaruhi suhu.
Kisaran suhu pada konsentrasi terbaik
4. Suhu
yaitu P1 berkisar 310C - 330C
Pengukuran suhu dilakukan setiap 2
merupakan suhu optimal bagi
hari sekali selama 12 hari. Hasil
perkembangbiakan Chlorella sp., sesuai
pengukuran suhu selama pengkulturan
dengan pendapat Cotteau dalam
mikroalga Chlorella sp. disajikan pada
Prabowo (2009) bahwa fitoplankton
Gambar 8.
toleran terhadap suhu antara 160C -
350C. Suhu dibawah 160C menyebabkan
lambatnya pertumbuhannya, dan suhu di
atas 350C menyebabkan kematian pada
fitoplankton.
Berdasarkan gambar diatas, rata-rata
perubahan suhu pada setiap perlakuan
tidak berbeda jauh. Rentang perubahan Universitas Diponegoro. 9
suhu tersebut masih termasuk dalam (4) :206-210.
rentang suhu optimal untuk Arifin, R. 2012. Distribusu Spacial dan
pertumbuhan mikroalga Chlorella sp. Temporal Biomassa
Menurut Boroh (2012) suhu 250C -320C Fitoplankton (klorofil-a) dan
merupakan suhu normal untuk Keterkaitannya dengan
pertumbuhan mikroalga Chlorella sp. Kesuburan Perairan Estuaria
Sungai Brantas, jawa Timur.
KESIMPULAN Skripsi. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan IPB. Bogor.
Dari hasil penelitian dapat (tidak diterbitkan).
disimpulkan bahwa : Boroh, R. 2012. Pengaruh Pertumbuhan
- Konsentrasi limbah cair kelapa Chlorella sp. pada Beberapa
sawit terbaik adalah 15% (P1) dan Kombinasi media Kultur.
mengahasilkan kelimpahan Biologi FMIPA. UNHAS.
7.252.800 sel/ml Chlorella sp. dan Makassar. (tidak diterbitkan).
biomassa sebanyak 3,51 gr/l. Mahajoeno E, B. W. Lay, S. Hadi S,
- Dari hasil uji statistik, hipotesis Siswanto. 2008. Potensi
yang diajukan pada penelitian ini Limbah Cair Pabrik Minyak
diterima, hal ini menunjukkan Kelapa Sawit untuk Produksi
limbah cair biogas dari pabrik Biogas. Jurnal
kelapa sawit dapat menjadi nutrisi Biodiversitas.Vol 9, No 1.
dan memberikan pengaruh yang Hal : 48-52.
sangat nyata terhadap pertumbuhan
mikroalga Chlorella sp. Niczyporuk, A. P., Bajguz, A.,
- Peningkatan pertumbuhan Zambrzycka, E., &
mikroalga Chlorella sp. diikuti Zylkiewiczb, G. B. 2012.
dengan penurunan konsentrasi Phytohormones as Regulators
nitrat yaitu 11,1 mg/L menjadi 1,51 of Heavy Metal Biosorption
mg/L dan fospat yaitu 0,617 mg/l and Toxicity.
menjadi 0,033 mg/l. Suhu selama Prabowo, D. 2009. Optimasi
pengkulturan berkisar antara 30,10C Pengembangan Media untuk
- 330C. pH tertinggi terdapat pada Pertumbuhan Chlorella sp.
P1 dengan kisaran antara 8,2-9,3, pada Skala Laboratorium.
dan nilai TDS berkisar antara 47 Fakultas Perikanan dan Ilmu
ppm -1403,3 ppm. Kelautan Institut Pertanian
Bogor. 108 hal.
DAFTAR PUSTAKA Sidabutar, H. 2016. Pemanfaatan
Limbah Cair Tahu untuk
Amini. 2004. Kajian Nutritif Pertumbuhan Mikroalga
Phytoplankton Pakan Alami Chlorella sp. Skripsi. Fakultas
pada Sistem kultivasi Massal. Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Jurnal Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Pekanbaru.
(tidak diterbitkan).
Steenblock,D. 2000. Chlorella:
Makanan Sehat Alami,
terjemahan, Muhilal dan U.
L.Siagian, PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Sugiharto. 2007. Dasar-dasar
Pengolahan Air Limbah. UI-
PRESS, Jakarta.
Sudjana, M. A. 1992. Desain dan
Analisis Eksperimen. Edisi II.
Bandung. 412 halaman.
Togatorop, R. 2009. Korelasi Antara
Biological Oxygen Demand
(BOD) Limbah Cair Pabrik
Kelapa Sawit Terhadap pH,
Total Suspended Solid (TSS),
Alkaliniti dan Minyak/Lemak.
Pascasarjana Universitas
Sumatra Utara. Medan. (tidak
diterbitkan).
Vitriani, F. N. 2016. Pengaruh
Pemberian Limbah Cair
Kelapa Sawit Terhadap
Pertumbuhan Mikroalga
Chlorella sp. Pada Ruang
Terbuka. Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Riau. Pekanbaru.
(tidak terbit).