Anda di halaman 1dari 12

Monday, February 11, 2019

POSTS COMMENTS

GEO-TEK

Medianya Anak Teknik Geologi

GT Medan

GT Materi Kuliah

Geologi Fisik

Geomorfologi

Geologi Struktur

Geologi Laut

Petrologi

Sedimentologi

Geologi Sejarah

Endapan Mineral

Kristal Mineralogi

Petrografi

Mineral Optik

Geologi Teknik

Mekanika Tanah

Vulkanologi

Teknik Pantai

Geologi Bawah Laut

Geologi Lingkungan

Hidrogeologi

Hidrologi DAS

Geologi Migas

Prinsi Stratigrafi
Teknik Komunikasi Ilmiah

Hukum Undang-Undang Kebumian

Metode Geologi Lapangan

Dasar-dasar Pemetaan

Batuan Karbonat

Pemodelan Air Tanah

Geofisika

GT Praktikum

Geologi Fisik

Geomorfologi

Geologi Struktur

Petrologi

Sedimentologi

Endapan Mineral

Kristal Mineralogi

Petrografi

Mineral Optik

Hidrogeologi

Hidrologi DAS

Geologi Migas

Prinsi Stratigrafi

Dasar-dasar Pemetaan

Geofisika

GT Lapangan

GT Riset

Top of Form

Search this w ebs GO


Bottom of Form

GEO-TEK

MEDIANYA GEOLOGI

Website ini Memuat Materi-Materi yang berhubungan dengan Ilmu Geologi. dipersembahkan
kepada seluruh Geologi Mania dimanapun berada, umumya Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, dan
saya khususkan Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

DAFTAR ISI

materi-pemetaan; kompas dan penggunaanya (1)

Materi-Prinsip Stratigrafi Analisa Profil (1)

Materi-Prinsip Stratigrafi Hukum superposisi (1)

Materi-Prinsip Stratigrafi seismik (1)

DAFTAR POSTING

▼ 2009 (4)

▼ Mei (4)

KOMPAS GEOLOGI DAN CARA PENGGUNAANNYA

Analisa Profil

Hukum Stratigrafi

Seismik

BURSA ILMU & DUIT

MINGGU, 24 MEI 2009

KOMPAS GEOLOGI DAN CARA PENGGUNAANNYA

II.1 Kompas Geologi

Kompas, klinometer, dan “hand level” merupakan alat-alat yang dipakai dalam berbagai kegiatan
survei, dan dapat digunakan untuk mengukur kedudukan unsur-unsur struktur geologi. Kompas
geologi merupakan kombinasi dari ketiga fungsi alat tersebut. Jenis kompas yang akan dibahas disini
adalah tipe Brunton dari berbagai merek.
II.1.1 Bagian-Bagian utama kompas geologi

Bagian-bagian utama kompas geologi tipe Brunton diperlihatkan dalam (Gambar II.1). Yang
terpenting diantaranya adalah :

1. Jarum magnet

Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi (bukan kutub utara
geografi). Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi utara geografi yang kita kenal sebagai
deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Agar kompas dapat menunjuk
posisi geografi yang benar maka “graduated circle” harus diputar.

Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat tanda yang digunakan untuk
mengenal ujung utara jarum kompas itu. Biasanya diberi warna (merah, biru atau putih).

2. Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)

Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada kompas geologi, yaitu kompas Azimuth dengan
pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) sampai 360o, tertulis berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam dan kompas kwadran dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara
(N) dengan selatan (S), sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W). (Gambar II.2)

3. Klinometer

Yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu bidang atau
lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan
pembagian skala (Gb. II.3A). Pembagian skala tersebut dinyatakan dalam derajat dan persen.

II.2 Menyesuaikan Inklinasi dan Deklinasi

Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah inklinasi dan
deklinasinya telah disesuaikan dengan keadaan tempat pekerjaan.

II.2.1.1 Inklinasi

Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografi suatu
daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0 (horizontal) apabila kita berada di
dekat/di sekitar equator, dan semakin bertambah besar apabila mendekati kutub-kutub bumi.
Dengan demikian, maka tiap tempat di atas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-
beda.

Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik, kedudukan jarum harus
horizontal. Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada) yang dapat digeser sepanjang jarum
kompas (Gambar II.2B – beban).

II.2.1.2 Deklinasi

Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara jarum kompas dan arah utara sebenarnya
(Utara geografi), sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara magnit dan titik utara geografi.
Besarnya deklinasi di suatu daerah umumnya ditunjukkan pada peta topografi daerah tersebut.
Untuk menyesuaikan agar kompas yang akan dipakai menunjukkan arah utara yang sebenarnya,
lingkaran derajat pada kompas harus digeser dengan cara memutar “adjusting screw” yang terdapat
pada sisi kompas sebesar deklinasi yang disebutkan (11 pada gambar II.1) contoh :

Deklinasi di suatu daerah adalah 15o West.

Artinya, utara magnetik berada 15o sebelah barat dari utara geografi. Dalam hal ini lingkaran derajat
harus diputar, sehingga index (13 pada gambar II.1) akan menunjuk pada angka 15o sebelah barat
titik 0o.

II.3 Penggunaan Kompas Geologi

Kompas geologi selain digunakan untuk menentukan arah, juga dapat dipakai untuk mengukur
besarnya sudut lereng.

II.3.1 Menentukan arah azimuth dan cara menentukan lokasi

Arah yang dimaksudkan disini adalah arah dari titik tempat berdiri ke tempat yang dibidik atau
dituju. Titik tersebut dapat berupa : puncak bukti, patok yang sengaja dipasang, dan lain-lain. Untuk
mendapatkan hasil pembacaan yang baik, dianjurkan mengikuti tahapan sebagai berikut :

1. Kompas dipegang dengan tangan kiri setinggi pinggang (Gambar II. 4A)

2. Kompas dibuat horizontal (dengan bantuan “mata lembu” – 8 pada Gb. II.1) dan dipertahankan
demikian selama pengamatan.

3. Cermin diatur, terbuka kurang lebih 135o menghadap ke depan dan sighting arm dibuka
horizontal dengan peep sight ditegakkan (Gambar II. 4B).

4. Badan diputar sedemikian rupa sehingga titik atau benda yang dimaksud tampak pada cermin dan
berimpit dengan ujung sighting arm dan garis tengah dan garis tengah pada cermin. Sangat penting
diingat bahwa : bukan hanya tangan dengan kompas yang berputar tetapi seluruh badan.

5. Baca jarum utara kompas, setelah jarum tidak bergerak. Hasil bacaan adalah arah yang dimaksud.
Pada gambar II.A, azimuth = S 45o dan pada gambar II.B, azimuth = N 220o E.

Hasil pembacaan arah dapat dipakai untuk menentukan lokasi dimana pengamat berdiri, dengan
dibantu peta topografi. Pembidikan dapat dilakukan ke beberapa obyek yang lokasinya diketahui
dengan pasti di peta (biasanya tiga obyek) kemudian arah-arah tersebut ditarik pada peta dengan
menggunakan busur derajat dan segitiga. Titik potong ketiganya, yang bila pembacaannya tepat,
akan hanya berpotongan di satu titik. Titik tersebut adalah titik dimana pengamat berdiri (lihat juga
II.6).

Membaca arah dapat juga dilakukan dengan memegang dan menempatkan kompas pada posisi
mata (Gambar II. 5A).

Kompas dipegang horizontal dengan cermin dilipat 45o dan menghadap ke mata (Gambar II. 5B).
Arah yang ditunjukkan jarum dapat dibaca melalui cermin. Karena tangan penunjuk arah terbalik
(menghadap kita), maka yang dibaca adalah ujung selatan jarum kompas. Yang mana dari kedua cara
ini yang paling baik adalah tergantung dari kebiasaan kita dan keadaan medan.

II.3.2 Mengukur besarnya sudut suatu lereng dan menentukan ketinggian suatu titik

Untuk mengukur besarnya sudut lereng dilakukan tahapan sebagai berikut :

1. Tutup kompas dibuka kurang lebih 45o, sighting arm dibuka dan ujungnya di tekuk 90o.

2. Kompas dipegang dengan posisi seperti yang diperlihatkan dalam Gb. II.6. Skala klinometer harus
di sebelah bawah.

3. Melalui lubang peep-sight dan sighting-window dibidik titik yang dituju. Usahakan agar titik
tersebut mempunyai tinggi yang sama dengan jarak antara mata pengamat dengan tanah tempat
berdiri.

4. Klinometer kemudian diatur dengan jalan memutar pengatur di bagian belakang kompas,
sehingga gelembung udara dalam “clinometer level” berada tepat di tengah (Gambar II.3A).

5. Baca skala yang ditunjukkan klinometer seperti yang ditunjukkan dalam Gb. II. 3B. Satuan
kemiringan dapat dinyatakan dalam derajat maupun dalam persen.

Apabila jarak antara tempat berdiri dan titik yang dibidik diketahui, misalnya dengan mengukurnya
di peta maka perbedaan tinggi antara kedua titik tersebut dapat dihitung. Perbedaan tinggi tersebut
dapat juga diketahui dengan cara seperti yang diperlihatkan dalam Gb. II.7. Dalam hal ini, ikutilah
prosedur sebagai berikut :

1. Letakkan angka 0 klinometer berimpit dengan angka 0 pada skala.

2. Pegang kompas seperti Gb. II.6, gerakan dalam arah vertikal sedemikian rupa sehingga gelembung
udara berada di tengah (no. 9 dalam Gb. II.1 atau Gb. II.3A).

3. Bidiklah melalui lubang pengintip sehingga mata, lubang pengintip dan garis pada jendela panjang
(no. 4 pada Gb. II.1) berada dalam satu garis lurus. Perpanjangan dari garis lurus tersebut akan
“menembus” permukaan tanah di depan pada suatu titik tertentu. Ingat-ingatlah titik “tembus” ini.

4. Beda tinggi antara pengamat berdiri dan “titik tembus” tadi sama dengan tinggi pengamat dari
telapak sepatu sampai mata.

5. Berpindahlah ke “titik tembus” tadi dan ulanglah prosedur no. 2 dan 3 di atas sampai daerah yang
akan anda ukur selesai.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dalam pengukuran arah dan sudut lereng, dapat
digunakan kaki –tiga (tripod) seperti pada gambar II.8.

II.4 Mengukur kedudukan unsur struktur

Dalam geologi kita hanya mengenal adanya 2 (dua) jenis unsur struktur, yaitu struktur bidang dan
struktur garis.

II.4.1 Mengukur kedudukan bidang


Yang dimaksud dengan struktur bidang adalah bidang perlapisan, kekar, sesar, foliasi, dan
sebagainya. Kedudukannya dapat dinyatakan dengan jurus dan kemiringan atau dengan arah
kemiringan dan kemiringan.

Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengukur kedudukan struktur demikian di
lapangan, dan cara mana yang paling baik tergantung dari selera masing-masing atau telah
ditetapkan dan merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh instansi tempat kita bekerja. Di sini hanya
akan dikemukakan 3 (tiga) cara saja yang paling lazim dilakukan dan dapat dimengerti oleh setiap
pemeta atau geologiawan.

II.4.1.1 Dengan kompas azimuth

Mengukur jurus dan kemiringan dengan kompas azimuth, ikutilah prosedur sebagai berikut :

1. Bukalah cermin kompas > 90o

2. Letakkan salah satu sisi kompas yang bertanda E atau W (bukan N atau S) pada bidang yang akan
diukur.

3. Aturlah posisi kompas sedemikian rupa sampai horizontal dengan bantuan “mata lembu”. Tetapi
harus dijaga agar sisi kompas tetap menempel pada bidang yang diukur (bila bidangnya renjul,
lakukanlah itu dengan bantuan clipboard atau yang semacamnya).

4. Bacalah jarum utara dan segera catat agar tidak lupa (bila kompas diangkat, jarum akan bergerak).
Angka yang anda baca adalah jurus bidang yang diukur.

5. Tandailah garis potong antara : bidang yang diukur dengan bidang dasar kompas (= bidang
horizontal). Biasanya dengan menekan angka keras atau menggeser agak keras.

6. Ubahlan posisi kompas sehingga bidang dasar komp;as tegak lurus terhadap garis potong (= jurus)
pada nomor 5.

7. Aturlah klinometer sehingga gelembung pengatur horizontal terletak di tengah. Kemudian bacalah
angka yang ditunjukkan (dalam hal ini kompas dapat diangkat). Hasil yang diperoleh adalah besarnya
kemiringan.

8. Putarlah kompas sedemikian rupa sehingga posisinya seperti dalam gambar II. 9C. Buatlah
horizontal dan bacalah arah yang ditunjukkan jarum utara : misalnya N, NE, E, SE, S, SW, W, NW.
Angkanya tidak perlu dicatat. Hasil pembacaan adalah arah kemiringan.

Kedudukan struktur bidang yang diukur dapat dicatat sebagai berikut : (misalnya) N 45oE/20oSE,
artinya : jurus bidang adalah timur laut dan miring atau condong 20o ke arah tenggara. Bidang N
45oE/20o SE bisa juga dibaca dan dicatat sebagai N 225oE/20oSE. Angka yang pertama diperoleh
karena yang ditempel adalah sisi yang bertanda E sedang angka yang kedua karena yang ditempel
adalah sisi yang bertanda W.

II.4.1.2 Dengan kompas kwadran

Untuk mengukur jurus, lekatkan sisi kompas yang bertanda E atau W, letakkan horizontal dan baca
salah satu ujung jarum. Dianjurkan agar selalu membaca angka pada belahan utara kompas (atau
bagian dengan tanda N). Dengan demikian kita akan mempunyai bacaan-bacaan sebagai berikut N
…E atau N….W (tidak akan terjadi S…E atau S…..W).

Untuk mendapatkan kemiringan prosedurnya sama seperti pada kompas azimuth, dan harus
dinyatakan kemana arah kemiringannya. Untuk arah kemiringan hanya jarum utara yang dibaca.

Contoh : N 30o E/15o NW

N 40o W/20o NW

N 40o W/25o SW dan sebagainya

II.4.1.3 Membaca arah dan besarnya kemiringan

Cara ini dapat diterapkan baik untuk kompas azimuth maupun kwadran. Pada dasarnya cara ini
adalah mengukur arah dan besarnya kemiringan bidang. Artinya kemana arah kemiringannya dan
berapa besarnya. Jurusnya tidak diukur, tetapi dapat diketahui dengan sendirinya yaitu tegak lurus
pada arah kemiringan. Perbedaannya dengan kedua cara terdahulu adalah pencatatan dan plotting
dalam peta.

a. Pengukuran jurus

b. Pengukuran kemiringan

c. Pengukuran arah kemiringan

Prosedur mengukurnya adalah sebagai berikut :

a. Letakkan sisi kompas dengan cermin sejajar bidang yang diukur (atau sama dengan mendekatkan
sisi kompas dengan tanda S) – Gb. II. 9C

b. Angka yang ditunjuk jarum utara adalah arah kemiringan bidang.

c. Besarnya kemiringan diketahui dengan prosedur-prosedur yang sama seperti pada cara pertama
dan kedua (Gambar II. 9B)

d. Hasil bacaanyna akan ditulis : 20o N 45o E artinya : bidang itu miring 20o ke arah timur laut.

Cara ini lebih cepat (karena hanya satu kali menentukan arah) dan tidak mungkin terjadi kekeliruan
dalam menentukan arah kemiringan bidang (kesalahan hanya akan terjadi apabila kita salah
membaca jarum kompas) cara ini juga banyak diterapkan terutama di Eropa (Inggris) dan
perusahaan-perusahaan minyak.

II.4.2 Mengukur kedudukan struktur garis

Struktur garis yang dimaksud disini dapat berupa : poros lipatan, Perpotongan 2 bidang, liniasi
mineral, garis-garis pada cermin sesar, liniasi fragmen pada breaksi dan sebagainya.

Gambar

Kedudukannya dinyatakan dengan arah dan besarnya penunjaman atau (“plunge”) dan “pitch”. Yang
dimaksud dengan arah disini adalah sama dengan yang dibahas pada II.3.1 (menentukan azimuth),
jadi cara mengukurnya juga sama. Letakkan atau arahkan kompas dalam posisi horizontal
sedemikian rupa sehingga salah satu sisinya berimpit dengan liniasi yang akan diukur dan “sighting
arm” sejajar dengan arah garis, kemudian dibaca jarum utara. Cara mengukurnya, dapat dilakukan
dengan meletakkan langsung kompas itu pada struktur yang diukur, atau sambil berdiri seperti pada
gambar. Adapun penunjaman atau “plunge” adalah besarnya sudut yang dibuat oleh struktur garis
tersebut dengan bidang horizontal diukur pada bidang vertikal melalui garis tersebut (Gambar II.10).

Cara menentukan besarnya penunjaman atau “plunge” (dibaca plans), adalah dengan membaca
klinometer pada saat kedudukan kompas vertikal dan sisinya diletakkan seluruhnya (jangan hanya
ujungnya) pada garis yang diukur.

II.5 Membaca kompas dan cara “plotting”

II.5.1 Membaca arah

Perlu diingat bahwa untuk membaca arah, baik kompas azimuth maupun kwadran, jarum yang
diperhatikan hanyalah jarum utara. Dalam gambar II.2A arah yang ditunjukkan kompas adalah S
45o E sedangkan dalam gambar II.2B adalah N 220o E.

II.5.2 Membaca jurus

Membaca jurus lapisan sama persis dengan membaca arah oleh karena jurus tidak lain dari pada
arah garis potong antara bidang lapisan dengan bidang horizontal.

Telah dianjurkan dalam II.4.1.2 bahwa membaca jurus pada kompas kwadran sebaiknya diamati
jarum yang berada di setengah lingkaran kompas yang bertanda N. Oleh karena itu dapat terjadi
bahwa yang berada di bagian yang bertanda N adalah jarum selatan.

II.5.3 Membaca sudut lereng, kemiringan lapisan atau penunjaman liniasi

Untuk membaca ketiga parameter di atas dipergunakan klinometer. Pada umumnya yang dibaca
adalah skala “derajat”, tetapi khusus untuk sudut lereng kadang-kadang juga skala persentase (%).

Untuk skala “derajat”, pembacaan dapat dilakukan sampai “menit” yaitu dengan memperhatikan
nonius yang tertera pada klinometer. Pada gambar II.3B, besarnya kemiringan adalah 10o 30’. Cara
pembacaannya adalah sebagai berikut :

- Garis berangka 0 (nol) pada klinometer menunjuk diantara angka 100 dan 110. Artinya lebih besar
dari 10o tetapi kurang dari 11o.

- Untuk membaca kelebihannya dari 10o, perhatikan garis-garis pada nonius, garis yang mana yang
berimpit dengan skala pada derajat. Dalam contoh adalah garis 30. Dengan demikian angka
kemiringannya adalah 10o 30’.

- Pada saat yang sama, kemiringan dalam “persen” adalah 19%.


Diposting oleh Gabro G'04 UH di 01.46

Label: materi-pemetaan; kompas dan penggunaanya

KOMENTAR :

ada 5 komentar ke “KOMPAS GEOLOGI DAN CARA PENGGUNAANNYA”

Teknik Tambang Undana mengatakan...

pada hari

5 Oktober 2009 15.54

kalo bisa tambahkan gambar .... thanks krn sudah membantu tugas kul sy...

Nindi Wulandari Igirisa mengatakan...

pada hari

21 Desember 2012 03.13

kok tdk ada gambarnya ea ??


bgmn bs di pahami ??
tp mksh krn sdh mnolong tugas sy :)

ikhsan geologi mengatakan...

pada hari

3 Mei 2013 05.37

makasih bwt materinya,akhirnya tukas saya bisa selesai

AsianBrilliant and SmartSukses mengatakan...

pada hari

28 November 2014 00.47

Teman - teman kesulitan untuk Belajar Komputer karena kesibukan? kini kami memfasilitasi kursus
komputer jarak jauh via online, silahkan kunjungi website kami di asianbrilliant.com, Master
Komputer, Kursus Online, Kursus Jarak Jauh, Kursus Programming, Kursus Desain Grafis, Ilmu
Komputer

Ayah, Bunda..butuh guru untuk mengajar anak-anak dirumah ? kami memfasilitasi 1000 guru untuk
anak-anak ayah dan bunda datang kerumah, silahkan kunjungi website kami
di smartsukses.com, Bimbingan Belajar, Les Private, Les Privat, Les Private Mata Pelajaran, Guru
Datang Ke Rumah, Guru Private

Yogik Irawan mengatakan...


pada hari

12 April 2016 08.11

dikasih gamabar labih jelas, tapi oke sdah membantu

POSTING KOMENTAR

PIMPINAN REDAKSI

GABRO G'04 UH

MAKASSAR, SUL-SEL, INDONESIA

Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, saya selalu bermimpi
jadi seorang consultan Geologist dibidang Geologi Teknik. Nama favorit saya GABRO, Salah satu
nama yang disakralkan di geologi, konon GABRO itu SEGITIGA BERMUDANYA Teknik GEOLOGI. Tanpa
GABRO digeologi maka hampalah kejayaan geologi. tidak semua anda baca benar, yang benarnya
GABRO itu orang Gagahnya ana' Geologi.

LIHAT PROFIL LENGKAPKU

GEO-TEK NAVIGASI

GOOGLE TRANSLATE

Powered by
↑ Grab this Widget

MATA KULIAH GEOLOGI

Batuan Karbonat

Endapan Mineral

Geologi Fisik

Geologi Komputerisasi

Geologi Laut
Geologi Linkungan

Geologi Minyak & Gas Bumi

Geologi Struktur

Geologi Teknik

Geomorfologi dan Geologi Citra

Hidro DAS

Hidrogeologi

Hukum Undang-Undang Bumi

Kristalminaralogi

Mekanika Tanah

Mineral Optik

Mtode Geologi Lapangan

Pemetaan

Pemodelan Air Tanah

Prinsip Stratigarafi

Teknik Komunikasi Ilmiah

Teknik Pantai

Vulkanologi

This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra

Anda mungkin juga menyukai