Kompas Geologi - JPG
Kompas Geologi - JPG
POSTS COMMENTS
GEO-TEK
GT Medan
GT Materi Kuliah
Geologi Fisik
Geomorfologi
Geologi Struktur
Geologi Laut
Petrologi
Sedimentologi
Geologi Sejarah
Endapan Mineral
Kristal Mineralogi
Petrografi
Mineral Optik
Geologi Teknik
Mekanika Tanah
Vulkanologi
Teknik Pantai
Geologi Lingkungan
Hidrogeologi
Hidrologi DAS
Geologi Migas
Prinsi Stratigrafi
Teknik Komunikasi Ilmiah
Dasar-dasar Pemetaan
Batuan Karbonat
Geofisika
GT Praktikum
Geologi Fisik
Geomorfologi
Geologi Struktur
Petrologi
Sedimentologi
Endapan Mineral
Kristal Mineralogi
Petrografi
Mineral Optik
Hidrogeologi
Hidrologi DAS
Geologi Migas
Prinsi Stratigrafi
Dasar-dasar Pemetaan
Geofisika
GT Lapangan
GT Riset
Top of Form
GEO-TEK
MEDIANYA GEOLOGI
Website ini Memuat Materi-Materi yang berhubungan dengan Ilmu Geologi. dipersembahkan
kepada seluruh Geologi Mania dimanapun berada, umumya Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, dan
saya khususkan Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
DAFTAR ISI
DAFTAR POSTING
▼ 2009 (4)
▼ Mei (4)
Analisa Profil
Hukum Stratigrafi
Seismik
Kompas, klinometer, dan “hand level” merupakan alat-alat yang dipakai dalam berbagai kegiatan
survei, dan dapat digunakan untuk mengukur kedudukan unsur-unsur struktur geologi. Kompas
geologi merupakan kombinasi dari ketiga fungsi alat tersebut. Jenis kompas yang akan dibahas disini
adalah tipe Brunton dari berbagai merek.
II.1.1 Bagian-Bagian utama kompas geologi
Bagian-bagian utama kompas geologi tipe Brunton diperlihatkan dalam (Gambar II.1). Yang
terpenting diantaranya adalah :
1. Jarum magnet
Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi (bukan kutub utara
geografi). Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi utara geografi yang kita kenal sebagai
deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Agar kompas dapat menunjuk
posisi geografi yang benar maka “graduated circle” harus diputar.
Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian mengingat tanda yang digunakan untuk
mengenal ujung utara jarum kompas itu. Biasanya diberi warna (merah, biru atau putih).
Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada kompas geologi, yaitu kompas Azimuth dengan
pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) sampai 360o, tertulis berlawanan dengan arah
perputaran jarum jam dan kompas kwadran dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara
(N) dengan selatan (S), sampai 90o pada arah timur (E) dan barat (W). (Gambar II.2)
3. Klinometer
Yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu bidang atau
lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan
pembagian skala (Gb. II.3A). Pembagian skala tersebut dinyatakan dalam derajat dan persen.
Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah inklinasi dan
deklinasinya telah disesuaikan dengan keadaan tempat pekerjaan.
II.2.1.1 Inklinasi
Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografi suatu
daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0 (horizontal) apabila kita berada di
dekat/di sekitar equator, dan semakin bertambah besar apabila mendekati kutub-kutub bumi.
Dengan demikian, maka tiap tempat di atas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-
beda.
Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik, kedudukan jarum harus
horizontal. Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada) yang dapat digeser sepanjang jarum
kompas (Gambar II.2B – beban).
II.2.1.2 Deklinasi
Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara jarum kompas dan arah utara sebenarnya
(Utara geografi), sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara magnit dan titik utara geografi.
Besarnya deklinasi di suatu daerah umumnya ditunjukkan pada peta topografi daerah tersebut.
Untuk menyesuaikan agar kompas yang akan dipakai menunjukkan arah utara yang sebenarnya,
lingkaran derajat pada kompas harus digeser dengan cara memutar “adjusting screw” yang terdapat
pada sisi kompas sebesar deklinasi yang disebutkan (11 pada gambar II.1) contoh :
Artinya, utara magnetik berada 15o sebelah barat dari utara geografi. Dalam hal ini lingkaran derajat
harus diputar, sehingga index (13 pada gambar II.1) akan menunjuk pada angka 15o sebelah barat
titik 0o.
Kompas geologi selain digunakan untuk menentukan arah, juga dapat dipakai untuk mengukur
besarnya sudut lereng.
Arah yang dimaksudkan disini adalah arah dari titik tempat berdiri ke tempat yang dibidik atau
dituju. Titik tersebut dapat berupa : puncak bukti, patok yang sengaja dipasang, dan lain-lain. Untuk
mendapatkan hasil pembacaan yang baik, dianjurkan mengikuti tahapan sebagai berikut :
1. Kompas dipegang dengan tangan kiri setinggi pinggang (Gambar II. 4A)
2. Kompas dibuat horizontal (dengan bantuan “mata lembu” – 8 pada Gb. II.1) dan dipertahankan
demikian selama pengamatan.
3. Cermin diatur, terbuka kurang lebih 135o menghadap ke depan dan sighting arm dibuka
horizontal dengan peep sight ditegakkan (Gambar II. 4B).
4. Badan diputar sedemikian rupa sehingga titik atau benda yang dimaksud tampak pada cermin dan
berimpit dengan ujung sighting arm dan garis tengah dan garis tengah pada cermin. Sangat penting
diingat bahwa : bukan hanya tangan dengan kompas yang berputar tetapi seluruh badan.
5. Baca jarum utara kompas, setelah jarum tidak bergerak. Hasil bacaan adalah arah yang dimaksud.
Pada gambar II.A, azimuth = S 45o dan pada gambar II.B, azimuth = N 220o E.
Hasil pembacaan arah dapat dipakai untuk menentukan lokasi dimana pengamat berdiri, dengan
dibantu peta topografi. Pembidikan dapat dilakukan ke beberapa obyek yang lokasinya diketahui
dengan pasti di peta (biasanya tiga obyek) kemudian arah-arah tersebut ditarik pada peta dengan
menggunakan busur derajat dan segitiga. Titik potong ketiganya, yang bila pembacaannya tepat,
akan hanya berpotongan di satu titik. Titik tersebut adalah titik dimana pengamat berdiri (lihat juga
II.6).
Membaca arah dapat juga dilakukan dengan memegang dan menempatkan kompas pada posisi
mata (Gambar II. 5A).
Kompas dipegang horizontal dengan cermin dilipat 45o dan menghadap ke mata (Gambar II. 5B).
Arah yang ditunjukkan jarum dapat dibaca melalui cermin. Karena tangan penunjuk arah terbalik
(menghadap kita), maka yang dibaca adalah ujung selatan jarum kompas. Yang mana dari kedua cara
ini yang paling baik adalah tergantung dari kebiasaan kita dan keadaan medan.
II.3.2 Mengukur besarnya sudut suatu lereng dan menentukan ketinggian suatu titik
1. Tutup kompas dibuka kurang lebih 45o, sighting arm dibuka dan ujungnya di tekuk 90o.
2. Kompas dipegang dengan posisi seperti yang diperlihatkan dalam Gb. II.6. Skala klinometer harus
di sebelah bawah.
3. Melalui lubang peep-sight dan sighting-window dibidik titik yang dituju. Usahakan agar titik
tersebut mempunyai tinggi yang sama dengan jarak antara mata pengamat dengan tanah tempat
berdiri.
4. Klinometer kemudian diatur dengan jalan memutar pengatur di bagian belakang kompas,
sehingga gelembung udara dalam “clinometer level” berada tepat di tengah (Gambar II.3A).
5. Baca skala yang ditunjukkan klinometer seperti yang ditunjukkan dalam Gb. II. 3B. Satuan
kemiringan dapat dinyatakan dalam derajat maupun dalam persen.
Apabila jarak antara tempat berdiri dan titik yang dibidik diketahui, misalnya dengan mengukurnya
di peta maka perbedaan tinggi antara kedua titik tersebut dapat dihitung. Perbedaan tinggi tersebut
dapat juga diketahui dengan cara seperti yang diperlihatkan dalam Gb. II.7. Dalam hal ini, ikutilah
prosedur sebagai berikut :
2. Pegang kompas seperti Gb. II.6, gerakan dalam arah vertikal sedemikian rupa sehingga gelembung
udara berada di tengah (no. 9 dalam Gb. II.1 atau Gb. II.3A).
3. Bidiklah melalui lubang pengintip sehingga mata, lubang pengintip dan garis pada jendela panjang
(no. 4 pada Gb. II.1) berada dalam satu garis lurus. Perpanjangan dari garis lurus tersebut akan
“menembus” permukaan tanah di depan pada suatu titik tertentu. Ingat-ingatlah titik “tembus” ini.
4. Beda tinggi antara pengamat berdiri dan “titik tembus” tadi sama dengan tinggi pengamat dari
telapak sepatu sampai mata.
5. Berpindahlah ke “titik tembus” tadi dan ulanglah prosedur no. 2 dan 3 di atas sampai daerah yang
akan anda ukur selesai.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti dalam pengukuran arah dan sudut lereng, dapat
digunakan kaki –tiga (tripod) seperti pada gambar II.8.
Dalam geologi kita hanya mengenal adanya 2 (dua) jenis unsur struktur, yaitu struktur bidang dan
struktur garis.
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mengukur kedudukan struktur demikian di
lapangan, dan cara mana yang paling baik tergantung dari selera masing-masing atau telah
ditetapkan dan merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh instansi tempat kita bekerja. Di sini hanya
akan dikemukakan 3 (tiga) cara saja yang paling lazim dilakukan dan dapat dimengerti oleh setiap
pemeta atau geologiawan.
Mengukur jurus dan kemiringan dengan kompas azimuth, ikutilah prosedur sebagai berikut :
2. Letakkan salah satu sisi kompas yang bertanda E atau W (bukan N atau S) pada bidang yang akan
diukur.
3. Aturlah posisi kompas sedemikian rupa sampai horizontal dengan bantuan “mata lembu”. Tetapi
harus dijaga agar sisi kompas tetap menempel pada bidang yang diukur (bila bidangnya renjul,
lakukanlah itu dengan bantuan clipboard atau yang semacamnya).
4. Bacalah jarum utara dan segera catat agar tidak lupa (bila kompas diangkat, jarum akan bergerak).
Angka yang anda baca adalah jurus bidang yang diukur.
5. Tandailah garis potong antara : bidang yang diukur dengan bidang dasar kompas (= bidang
horizontal). Biasanya dengan menekan angka keras atau menggeser agak keras.
6. Ubahlan posisi kompas sehingga bidang dasar komp;as tegak lurus terhadap garis potong (= jurus)
pada nomor 5.
7. Aturlah klinometer sehingga gelembung pengatur horizontal terletak di tengah. Kemudian bacalah
angka yang ditunjukkan (dalam hal ini kompas dapat diangkat). Hasil yang diperoleh adalah besarnya
kemiringan.
8. Putarlah kompas sedemikian rupa sehingga posisinya seperti dalam gambar II. 9C. Buatlah
horizontal dan bacalah arah yang ditunjukkan jarum utara : misalnya N, NE, E, SE, S, SW, W, NW.
Angkanya tidak perlu dicatat. Hasil pembacaan adalah arah kemiringan.
Kedudukan struktur bidang yang diukur dapat dicatat sebagai berikut : (misalnya) N 45oE/20oSE,
artinya : jurus bidang adalah timur laut dan miring atau condong 20o ke arah tenggara. Bidang N
45oE/20o SE bisa juga dibaca dan dicatat sebagai N 225oE/20oSE. Angka yang pertama diperoleh
karena yang ditempel adalah sisi yang bertanda E sedang angka yang kedua karena yang ditempel
adalah sisi yang bertanda W.
Untuk mengukur jurus, lekatkan sisi kompas yang bertanda E atau W, letakkan horizontal dan baca
salah satu ujung jarum. Dianjurkan agar selalu membaca angka pada belahan utara kompas (atau
bagian dengan tanda N). Dengan demikian kita akan mempunyai bacaan-bacaan sebagai berikut N
…E atau N….W (tidak akan terjadi S…E atau S…..W).
Untuk mendapatkan kemiringan prosedurnya sama seperti pada kompas azimuth, dan harus
dinyatakan kemana arah kemiringannya. Untuk arah kemiringan hanya jarum utara yang dibaca.
N 40o W/20o NW
Cara ini dapat diterapkan baik untuk kompas azimuth maupun kwadran. Pada dasarnya cara ini
adalah mengukur arah dan besarnya kemiringan bidang. Artinya kemana arah kemiringannya dan
berapa besarnya. Jurusnya tidak diukur, tetapi dapat diketahui dengan sendirinya yaitu tegak lurus
pada arah kemiringan. Perbedaannya dengan kedua cara terdahulu adalah pencatatan dan plotting
dalam peta.
a. Pengukuran jurus
b. Pengukuran kemiringan
a. Letakkan sisi kompas dengan cermin sejajar bidang yang diukur (atau sama dengan mendekatkan
sisi kompas dengan tanda S) – Gb. II. 9C
c. Besarnya kemiringan diketahui dengan prosedur-prosedur yang sama seperti pada cara pertama
dan kedua (Gambar II. 9B)
d. Hasil bacaanyna akan ditulis : 20o N 45o E artinya : bidang itu miring 20o ke arah timur laut.
Cara ini lebih cepat (karena hanya satu kali menentukan arah) dan tidak mungkin terjadi kekeliruan
dalam menentukan arah kemiringan bidang (kesalahan hanya akan terjadi apabila kita salah
membaca jarum kompas) cara ini juga banyak diterapkan terutama di Eropa (Inggris) dan
perusahaan-perusahaan minyak.
Struktur garis yang dimaksud disini dapat berupa : poros lipatan, Perpotongan 2 bidang, liniasi
mineral, garis-garis pada cermin sesar, liniasi fragmen pada breaksi dan sebagainya.
Gambar
Kedudukannya dinyatakan dengan arah dan besarnya penunjaman atau (“plunge”) dan “pitch”. Yang
dimaksud dengan arah disini adalah sama dengan yang dibahas pada II.3.1 (menentukan azimuth),
jadi cara mengukurnya juga sama. Letakkan atau arahkan kompas dalam posisi horizontal
sedemikian rupa sehingga salah satu sisinya berimpit dengan liniasi yang akan diukur dan “sighting
arm” sejajar dengan arah garis, kemudian dibaca jarum utara. Cara mengukurnya, dapat dilakukan
dengan meletakkan langsung kompas itu pada struktur yang diukur, atau sambil berdiri seperti pada
gambar. Adapun penunjaman atau “plunge” adalah besarnya sudut yang dibuat oleh struktur garis
tersebut dengan bidang horizontal diukur pada bidang vertikal melalui garis tersebut (Gambar II.10).
Cara menentukan besarnya penunjaman atau “plunge” (dibaca plans), adalah dengan membaca
klinometer pada saat kedudukan kompas vertikal dan sisinya diletakkan seluruhnya (jangan hanya
ujungnya) pada garis yang diukur.
Perlu diingat bahwa untuk membaca arah, baik kompas azimuth maupun kwadran, jarum yang
diperhatikan hanyalah jarum utara. Dalam gambar II.2A arah yang ditunjukkan kompas adalah S
45o E sedangkan dalam gambar II.2B adalah N 220o E.
Membaca jurus lapisan sama persis dengan membaca arah oleh karena jurus tidak lain dari pada
arah garis potong antara bidang lapisan dengan bidang horizontal.
Telah dianjurkan dalam II.4.1.2 bahwa membaca jurus pada kompas kwadran sebaiknya diamati
jarum yang berada di setengah lingkaran kompas yang bertanda N. Oleh karena itu dapat terjadi
bahwa yang berada di bagian yang bertanda N adalah jarum selatan.
Untuk membaca ketiga parameter di atas dipergunakan klinometer. Pada umumnya yang dibaca
adalah skala “derajat”, tetapi khusus untuk sudut lereng kadang-kadang juga skala persentase (%).
Untuk skala “derajat”, pembacaan dapat dilakukan sampai “menit” yaitu dengan memperhatikan
nonius yang tertera pada klinometer. Pada gambar II.3B, besarnya kemiringan adalah 10o 30’. Cara
pembacaannya adalah sebagai berikut :
- Garis berangka 0 (nol) pada klinometer menunjuk diantara angka 100 dan 110. Artinya lebih besar
dari 10o tetapi kurang dari 11o.
- Untuk membaca kelebihannya dari 10o, perhatikan garis-garis pada nonius, garis yang mana yang
berimpit dengan skala pada derajat. Dalam contoh adalah garis 30. Dengan demikian angka
kemiringannya adalah 10o 30’.
KOMENTAR :
pada hari
kalo bisa tambahkan gambar .... thanks krn sudah membantu tugas kul sy...
pada hari
pada hari
pada hari
Teman - teman kesulitan untuk Belajar Komputer karena kesibukan? kini kami memfasilitasi kursus
komputer jarak jauh via online, silahkan kunjungi website kami di asianbrilliant.com, Master
Komputer, Kursus Online, Kursus Jarak Jauh, Kursus Programming, Kursus Desain Grafis, Ilmu
Komputer
Ayah, Bunda..butuh guru untuk mengajar anak-anak dirumah ? kami memfasilitasi 1000 guru untuk
anak-anak ayah dan bunda datang kerumah, silahkan kunjungi website kami
di smartsukses.com, Bimbingan Belajar, Les Private, Les Privat, Les Private Mata Pelajaran, Guru
Datang Ke Rumah, Guru Private
POSTING KOMENTAR
PIMPINAN REDAKSI
GABRO G'04 UH
Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, saya selalu bermimpi
jadi seorang consultan Geologist dibidang Geologi Teknik. Nama favorit saya GABRO, Salah satu
nama yang disakralkan di geologi, konon GABRO itu SEGITIGA BERMUDANYA Teknik GEOLOGI. Tanpa
GABRO digeologi maka hampalah kejayaan geologi. tidak semua anda baca benar, yang benarnya
GABRO itu orang Gagahnya ana' Geologi.
GEO-TEK NAVIGASI
GOOGLE TRANSLATE
Powered by
↑ Grab this Widget
Batuan Karbonat
Endapan Mineral
Geologi Fisik
Geologi Komputerisasi
Geologi Laut
Geologi Linkungan
Geologi Struktur
Geologi Teknik
Hidro DAS
Hidrogeologi
Kristalminaralogi
Mekanika Tanah
Mineral Optik
Pemetaan
Prinsip Stratigarafi
Teknik Pantai
Vulkanologi