BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
2
Sumber daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia
untuk mewujudkan perannya sebagai mahkluk sosial yang adaptif dan
transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi
manusia demi menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang
indah dan berkelanjutan. Sumber daya manusia merupakan aset organisasi
yang paling penting dan membuat sumber daya organisasi lainnya memiliki
etos bekerja (Mulyasa, 2007: 227).Sumber daya manusia mampu memengaruhi
2
3
Sumber daya manusia yang dalam hal ini manusia sebagai kekuatan untuk
menjadikan sebuah organisasi (sekolah) dapat lebih berkembang. Maka dari
itu, agar sekolah dapat berkembang dengan baik atas segala usaha dan tujuan
yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya manusia yang telah
tersedia saat ini, maka sekolah tidak cukup hanya dengan jalan memperoleh
orang yang dianggap paling tepat untuk jabatannya, akan tetapi kepala sekolah
menjadi tokoh utama dalam upaya menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas di sekolahnya (Mulyasa, 2007: 183)
3
4
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah ini diuraikan
sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan apa sejarah dari kepemimpinan
2. Untuk menjelaskan apa itu teori genetis
3. Untuk menjelaskan apa itu teori sifat
4. Untuk menjelaskan apa teori kontigensi
5. Untuk menjelaskan apa situasional
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kepemimpinan adalah seni yang usianya setua usia manusia di bumi, yang
telah dipraktekkan dalam sepanjang sejarahmanusia. Kebenaran tentang
kepemimpinan yang telah dipraktekkan dalam sepanjang sejarah ini ditegaskan
oleh Bernard M. Bass yang menjelaskan bahwa berdasarkan fakta, seni
kepemimpinan itu telah ada serta diterapkan secara umum, karena kepemimpinan
itu adalah seni yang bersifat universal.
Dalam sejarah di dunia Barat, diakui bahwa istilah leader atau pemimpin
itu telah ada dalam kamus berbahasa Inggris sejak tahun 1300, tetapi penggunaan
5
6
istilah kepemimpinan itu baru saja ada pada pertengahan abad ke sembilanbelas.
Dalam studi Timur klasik pun sudah ditemukan adanya upaya penerapan seni
kepemimpinan dalam peran pemimpin serta upaya perkembangan pemimpin.
Namun dapat dilihat adanya indikasi kecenderungan yang sama yaitu belum
adanya konsep baku tentang kepemimpinan yang dikembangkan serta diterapkan
secara ilmiah. Implikasi di atas ini cukup menarik untuk disimak sebagai dasar
untuk mengidentifikasi perkembangan sejarah kepemimpinan sebagai suatu ilmu.
Upaya mengidentifikasi perkembangan ilmu kepemimpinan telah dilakukan oleh,
Profesor Dr. J. Robert Clintondari Fuller Theological Seminary, School of Inter-
cultural Studies.
6
7
7
8
ciri pemimpin yang tidak efektif. Akan tetapi studi tentang cirri-ciri ini
mengalami kegagalan untuk mengungkap secara jelas dan konsisten yang
membedakan pemimpin dan pengikut. Hasil penelitian ini dikemukakan oleh
Cecil A. Gibb bahwa pemimpin satu kelompok diketahui agak lebih tinggi, lebih
cemerlang, lebih terbuka, dan lebih percaya diri daripada yang bukan pemimpin.
Tetapi banyak orang yang memiliki ciri-ciri ini dan kebanyakan dari mereka
tidak pernah menjadi pemimpin. Salah satu temuannya, orang yang terlalu
cerdas dibanding dengan anggota dalam kelompok tidak muncul atau tidak
menjadi seseorang pemimpin, barang kali orang ini berbeda terlalu jauh dengan
kelompoknya.
Pada teori ini mengasumsikan manusia yang mewarisi sifat-sifat tertentu dan
sifat-sifat yang membuat mereka lebih cocok untuk menjalankan fungsi
kepemimpinan. Selain itu juga menempatkankan sejumlah sifat
atau kualitas yang dikaitkan dengan keberadaan pemimpim yang memungkinkan
pekerjaan atau tugas kepemimpinannya akan menjadi sukses ataupun efektif di
mata orang lain. Seorang pemimpin akan sukses atau efektif apabila dia
memiliki sifat-sifat seperti berani bersaing, percaya diri, bersedia berperan
sebagai pelayanan orang lain, loyalitas tinggi, intelegensi tinggi, hubungan
interpersonal baik, dan lain sebagainya. Menurut JudithR.Gordon menyatakan
bahwa seorang pemimpin harus memiliki karakter, seperti kemampuan
intelektual, kematangan pribadi, pendidikan, status sosial ekonomi, human
relations, motivasi intrisik dan dorongan untuk maju (achievement drive).
Sedangkan menurut SondangP.Siagan, bahwa seorang pemimpin harus memiliki
ciri-ciri ideal diantaranya:
8
9
c. Kemampuanuntukbertumbuhdanberkembang,analitik,menentukan skala
prioritas,membedakan yang penting dan yang tida
kpenting,keterampilanmendidik,danberkomunikasisecaraefektif.
Menurut Ronggowarsito, menjekaskan bahwa seorang pemimpin
harus memiliki Hasta brata,yaitu delapan sifat unggul seorang
pemimpinyang dikaitkan dengan sifat-sifat alam antaranya:
a) Bagaikan surya
Menerangidunia,memberi kehidupan, menjadi penerang, pembuat senang,
arif, jujur, adil, dan rajin bkerja sehingga aman sentosa.
b) Bagaikancandraataurembulan
Memberikancahayapeneranganketeduhanpadahatiyangtengahdalam
kesulitan,bersifatmelindungisehigngasetiaporangdapattekunmenjalani
tugasnya masing-masing dan memberi ketenangan.
c) Bagaikan kartika atau bintang
menjadi pusat pandangan sebagai sum ber kesusilaan, menjadi kiblat
ketauladanan dan menjadi sumber pedoman.
d) Bagaikan meja atau awan
Menciptakan kewibawaan, mengayomi menuduhi sehingga semua tindakan
menimbulkan ketaatan.
e) Bagaimkan bumi
Teguh, kokoh pendiriannya dan brsahaja dalam ucapannya.
f) Bagaikan samudra
Luas pandangan, lebar dadanya, dan dapat membuat rakyat seiya sekata.
g) Bagaikan hagni atau api
Adil, m enghukum tanpa memandang bulu, yang salah menjalankan
hukuman dan yang baik mendapat pahala.
h) Bagaikan bayu atau angin
Adil, jujur, terbuka dan tidak ragu-ragu.
Dari penjelasan diatas, bahwa karakter istimewa yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin mencakup karakter bawaaan dan karakter yang diperoleh
kemudian dikembangkan pada kemudian. Adapun kelemahan dari seorang
pemimpin pada teori sifat diantaranya:
9
10
a) Terlampaubanyaksifat-sifatyangharusdimilikiseorangpemimpin
b) Mengabaikan unsur follower dan situasi serta pengaruhnya terhadap
efektifitas pemimpin
c) Tidak semua ciri cocok untuk segala situasi
d) Terlampau banyak memusatkan pada sifat-sifat kepemimpinan dan
mengabaikan apa yang sebenarnya dilakukan oleh pemimpin.
2.2.3 Teori Kontigensi
Pendekatan kontigensi yang di gunakan banyak para ahli penelitian dan
dalam penelitian seperti ini adalah dalam rangka memberikan masukan faktor-
faktor yang sebaiknya dipertimbangkan dalam perancanaan sistem akuntansi
manajemen. Premis umum yang di gunakan pada pendekatan kontigensi dalam
mendesain sistem akuntansi secara auniversal selalu tepat untuk bisa di terapkan
pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan ( outley 1980). Hal ini
membuktikan bahwa desain dengan berbagai komponen informasi sistem
akuntansi manajemen tergantung kontigensi khusus.
10
11
11
12
Pendekatan Kontingensi :
Pendekatan kontingensi di gunakan untuk menjebatani celah antara
teori dan praktek senjatanya. Biasanya antara teori dengan praktek
berbeda, maka harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kondisi
lingkungan akan memperhatikan aplikasi konsep dan teknik manajemen
yang berbeda. Pendekatan ini di pandang sebagai hubungan fungsional
bila maka. Hubungan fungsional yaitu keterkaitan antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain. Bila ada perubahan satu variabel akan
mempengaruhi nilai variabel lainya. Bila merupakan variabel bebas dan
maka merupakan variabel tergantung.
Dari cara pandang ini, seorang pemimpin agar efektif ia harus mampu
menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan situasi yang berubah-ubah. Teori
12
13
13
14
S1: Telling(Pemberitahu)
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut rendah (R1). Ini
menekankan perilaku tugas tinggi dan perilaku hubungan yang terbatas. Gaya
kepemimpinantelling (kadang-kadang disebut directing) adalah karakteristik gaya
kepemimpinan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberitahu individu
atau kelompok soal apa, bagaimana, mengapa, kapan dan dimana sebuah
pekerjaan dilaksanakan. Pemimpin selalu memberikan instruksi yang jelas, arahan
yang rinci, serta mengawasi pekerjaan secara langsung.
S2: Selling(Penjual)
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut moderat (R2). Ini
menekankan pada jumlah tugas dan perilaku hubungan yang tinggi. Pada tahapan
gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih memberi arahan namun ia
menggunakan komunikasi dua arah dan memberi dukungan secara emosional
14
15
terhadap individu atau kelompok guna memotivasi dan rasa percaya diri pengikut.
Gaya ini muncul kala kompetensi individu atau kelompok meningkat, sehingga
pemimpin perlu terus menyediakan sikap membimbing akibat individu atau
kelompok belum siap mengambil tanggung jawab penuh atas proses dalam
pekerjaan.
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi dengan motivasi
moderat (R3). Ini menekankan pada jumlah tinggi perilaku hubungan tetapi
jumlah perilaku tugas rendah. Gaya kepemimpinan pada tahap ini mendorong
individu atau kelompok untuk saling berbagi gagasan dan sekaligus memfasilitasi
pekerjaan dengan semangat yang mereka tunjukkan. Gaya ini muncul tatkala
pengikut merasa percaya diri dalam melakukan pekerjaannya sehingga pemimpin
tidak lagi terlalu bersikap sebagai pengarah. Pemimpin tetap memelihara
komunikasi terbuka, tetapi kini melakukannya dengan cenderung untuk lebih
menjadi pendengar yang baik serta siap membantu pengikutnya. Tugas seorang
pemimpin adalah memelihara kualitas hubungan antar individu atau kelompok.
Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut tinggi (R4). Ini menekankan
pada kedua sisi yaitu tingginya perilaku kerja dan perilaku hubungan dimana gaya
kepemimpinan pada tahap ini cenderung mengalihkan tanggung jawab atas proses
pembuatan keputusan dan pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala individu atau
kelompok berada pada level kompetensi yang tinggi sehubungan dengan
pekerjaannya. Gaya ini efektif karena pengikut dianggap telah kompeten dan
termotivasi penuh untuk mengambil tanggung jawab atas pekerjaannya. Tugas
seorang pemimpin hanyalah memonitor berlangsungnya sebuah pekerjaan.
Dari keempat notasi diatas, tidak ada yang bisa disebut teroptimal setiap saat bagi
seorang pemimpin. Pemimpin yang efektif butuh fleksibitas, dan harus
beradaptasi di setiap situasi. Prinsip “One Size Fits All” tidak berlaku dalam gaya
kepemimpinan, terutama menghadapi tingkat kesiapan bawahan yang berbeda.
15
16
Dalam rangka untuk membuat siklus yang efektif, seorang pemimpin perlu
memotivasi pengikutnya dengan benar.
16
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwakepemimpinan
adalah seni yang usianya setua usia manuasia dibumi, yang telah
dipraktekkan dalam sepanjang sejarah manuasia. Kebenaran tentang
kepemimpinan yang telah dipraktekkan dalam sepanjang sejarah ini
ditegaskan oleh bernard M. Bassyang menjelaskan bahwa berdasarkan
fakta.seni kepemimpinan itu telah ada serta diterapkan secara umum, karena
kepemimpinan itu adalah seni yang bersifat universal.
Teori kontigensi, Pendekatan kontigensi yang di gunakan banyak para ahli
penelitian dan dalam penelitian seperti ini adalah dalam rangka memberikan
masukan faktor-faktor yang sebaiknya dipertimbangkan dalam perancanaan
sistem akuntansi manajemen. Premis umum yang di gunakan pada
pendekatan kontigensi dalam mendesain sistem akuntansi secara auniversal
selalu tepat untuk bisa di terapkan pada seluruh organisasi dalam setiap
keadaan ( outley 1980). Teori sifat kepemiminan membedakan pada
pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berfokus pada
berbagai sifat dan karakteristik pribadi masing-masing. Pada teori ini bertolak
dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh
sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimilikinya. teori kepemimpinan situational
adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda,
tergantung dari tingkat kesiapan para pengikutnya.Pemahaman fundamen dari
teori kepemimpinan situasional adalah tentang tidak adanya gaya
kepemimpinan yang terbaik.Teori genetis inti dari teori ini mengatakan
bahwa pemimpin itu dilahirkan dari bakat bukannya dibuat. Para penganut ini
mengenengahkan pendapatnya bahwaseorang pemimpinakan menjadi
pemimpinkarena dia telah dilahirkan dengan bakal kepemimpinan.
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya kami akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
17
18
makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya
dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga
bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang
telah di jelaskan
18
19
DAFTAR PUSTAKA
http://yakobtomatala.com/2016/04/15/sejarah-ilmu-kepemimpinan/.viewfile
http://tugas%20kepemimpinan/kep%202.pdf
http://perilakuorganisasi.com/teori-kepemimpinan-situasional.index.file
https://UniversitasGunadarma-Kepemimpinan/ardiprawiro.staff.gunadarma.ac.id
http://yakobtomatala.com.sejarah-ilmu-kepemimpinan/2017
https://articel.ukrida.ac.id>article>down/pemimpin/sejarah.file
19