Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Spektrofotometri Serapan Atom

Spektrometri atomik adalah metode pengukuran spektrum yang berkaitan dengan

serapan dan emisi atom. Bila suatu molekul mempunyai bentuk spektra pita, maka

suatu atom mempunyai spektra garis. Atom-atom yang terlibat dalam metode

pengukuran spektrometri atomik haruslah atom-atom bebas yang garis spektranya

dapat diamati. Pengamatan garis spektra yang spesifik ini dapat digunakan untuk

analisis unsur baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Absorbsi (serapan) atom adalah suatu proses penyerapan bagian sinar oleh

atom-atom bebas pada panjang gelombang (λ) tertentu dari atom itu sendiri

sehingga konsentrasi suatu logam dapat ditentukan. Karena absorbansi sebanding

dengan konsentrasi suatu analit, maka metode ini dapat digunakan untuk sistem

pengukuran atau analisis kuantitatif.

Spektrometri Serapan Atom (SSA) dalam kimia analitik dapat diartikan

sebagai suatu teknik untuk menentukan konsentrasi unsue logam tertentu dalam

suatu cuplikan. Teknik pengukuran ini dapat digunakan untuk menganalisis

konsentrasi lebih dari 62 jenis unsur logam. Teknik Spektrometri Serapan Atom

Universitas Sumatera Utara


(SSA) dikembangkan oleh suatu tim peneliti kimia Australia pada tahun 1950-an,

yang dipimpin oleh Alan Walsh, di CSIRO (Commonwealth Science and Industry

Research Organization) bagian kimia fisik di Melbourne, Australia.

Unsur-unsur dalam cuplikan diidentifikasi dengan sensitivitas dan limit

deteksi pada teknik pengukuran ini dapat mencapai < 1 mg/L (1 ppm) bila

menggunakan lampu nyala biasa dan dapat dicapai sampai 0,1 ppm dengan

menggunakan prosedur SSA yang lebih canggih.

Dalam spektroskopi atomik, faktor-faktor yang dapat menyebabkan

pelebaran garis spektra merupakan suatu problem dalam sistem analisis metode

ini. Dua hal yang paling sering menimbulkan problem ini adalah pelebaran efek

Doppler (Doppler Boardening) dan pelebaran tekanan (Pressure Boardening).

a. Pelebaran Efek Doppler (Doppler Boardening)

Selama proses atomisasi atau ionisasi, suatu spesies yang sedang diukur dapat

bergerak menjauhi atau melalui detektor. Hal ini dapat menimbulkan loncatan

Doppler pada spektra garis yang dihasilkan, sehingga garis spektra yang

seharusnya berkisar antara 1-15 nm menjadi kira-kira 100 kali lebih lebar. Tidak

banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghindari efek Doppler ini kecuali

hanya mengenali mengapa hal tersebut terjadi.

b. Pelebaran Tekanan (Pressure Boardening)

Universitas Sumatera Utara


Efek ini dapat timbul bila suatu analit bertabrakan dengan spesies lain karena

perubahan energi. Efek ini semakin besar pengaruhnya sejalan dengan kenaikan

suhu.

Prinsip Dasar SSA :

1. Cuplikan atau larutan cuplikan dibakar dalam suatu nyala atau

dipanaskan dalam suatu tabung khusus (misal tungku api).

2. Dalam setiap atom tersebut ada sejumlah tingkat energi diskrit yang

ditempati oleh elektron. Tingkat energy biasanay dimulai dengan bila berada

pada keadaan dasar (grouns state level) sampai , sampai .

Atom yang tidak tereksitasi, berada dalam keadaan dasar (ground state).

Untuk mengeksitasi atom, satu atau lebih elektron harus berpindah ke tingkat

energi yang lebih tinggi dengan cara penyerapan energi oleh atom itu. Energi

dapat disuplai oleh foton atau dari peristiwa tabrakan yang disebabkan oleh panas.

Dengan peristiwa itu, elektron terluar akan menjauhi inti paling tidak adalah ke

tingkat energi pertama E1. Energi yang dibutuhkan adalah setara dengan selisih

dari energi tingkat satu dengan energi dasar.

E=

Energi yang dibutuhkan untuk transisi elektron itu dapat dipenuhi oleh foton atau

cahaya yang setara dengan :

E = hv

Dengan h = tetapan Planck dan v = frekuensi

Universitas Sumatera Utara


Untuk beberapa peristiwa eksitasi misalnya pada UV atau sinar-X

spektrometri selisih energi ( ) sangat lebar, berkisar 100-900 nm.

Dalam SSA, selisih energi ( ) kecil, hal ini disebabkan karena hanya

bagian elektron terluar yang teresksitasi, disebabkan oleh pengendalian suhu yang

cermat. Bila suhu terlampau tinggi sebagian atom akan terionisasi.

Atom-atom dalam kabut tersebut bergerak dengan kecepatan tinggi dan

saling bertabrakan, serta menyerap dalam kisaran yang sangat sempit. Oleh

karena energi sempit ini, walaupun pada proses pembakaran terjadi kabut

dari berbagai atom, tapi hanya atom tertentu yang dapat menyerap sumber enrergi

atau foton. Hal ini merupakan sifat selektif yang spesifik dari SSA.

Kespesifikan itu juga merupakan suatu kekurangan karena lebar pita

penyerapan yang sempit dengan lebar berkisar 0,001 nm menjadi kendala dalam

analisis. Tidak ada monokromator yang mampu menghasilkan pita radiasi yang

sekecil puncak absorpsi atom (0,001 nm). Bila digunakan sumber radiasi kontinu,

monokromator akan melakukan suatu pita yang lebarnya 3-10 nm jadi hanya

sebagian kecil radiasi yang diabsorpsi

Dalam keadaan demikian hukum Beer tidak berlaku karena perubahan

relatif intensitas pita radiasi yang dilakukan sangat kecil dibandingkan dengan

perubahan radiasi yang bersesuaian dengan puncak absorpsi.

Universitas Sumatera Utara


Untuk mengatasi hal ini, digunakan sumber radiasi yang mengemisi garis

dengan yang sama dengan radiasi elemen yang akan dianalisis yang dihasilkan

oleh Hollow Cathode Lamp (HCL) atau Electrodeless Discharge Lamp (EDL).

Di dalam Hollow Cathode Lamp (HCL) atau Electrodeless Discharge

Lamp (EDL), atom elemen yang dimaksud dalam keadaan gas dieksitasikan

dengan pengawamuatan (discharge) listrik. Atom-atom yang tereksitasi

mengemisikan radiasi khas bila kembali ke tingkat energi yang lebih rendah.

Sebagian dari radiasi yang diemisi akan mempunyai persis sama dengan garis

absorpsi resonansi. Dengan sumber radiasi yang dipilih dengan cermat, garis-garis

emisi dapat mempunyai pita yang lebarnya lebih kecil dari pita absorpsi.

Walaupun masalah pita radiasi sudah dapat dipecahkan, SSA ini masih

mempunyai keterbatasan, yaitu untuk setiap analisis diperlukan adanya Hollow

Cathode Lamp (HCL) yang sesuai dengan elemen yang dianalisis.

Persyaratan lain untuk memperoleh sinyal penyerapan yang tinggi adalah

sebagian besar atom dalam keadaaan energi dasar (ground state) dan sejumlah

besar elektron harus dapat dieksitasi ke tingkat energi pertama ( ketika foton

dengan frekuensi yang tepat diserap.

Pembentukan Atom-Atom Bebas

Universitas Sumatera Utara


Kemampuan menghasilkan atom bebas merupakan kunci sukses dalam

AAS. Untuk menghasilkan atom-atom bebas digunakan atomizer yang dapat

berupa nyala api, karbon atomizer, atau plasma atomizer (misal generator hidrid).

Untuk memecah ikatan molekul yang mengubahnya menjadi atom bebas,

suatu atomizer harus dapat memberikan energi yang cukup. Energi ini

mempengaruhi jumlah atom bebas yang terbentuk, tergatung pada jenis ikatan

kimia molekul cuplikan. Sebagai contoh, untuk pembentukan atom bebas besi

yang terdapat dalam larutan jumlahnya akan berbeda bila dibandingkan

dengan larutan kompleks Fe-EDTA, walaupun konsentrasi besinya sama.

Fenomena ini menjadi dasar mengenai efek-efek ion-ion penggangu.

Pembentukan Atom-Atom Bebas dengan Nyala

Titik-titik air yang halus dihasilkan dari nebulizer yang menghisap larutan

cuplikan yang kemudian disemburkan ke bagian tengah pembakar yang telah

menyala. Pelarut cuplikan menguap lebih dulu meninggalkan partikel padat yang

kecil-kecil. Partikel-partikel ini kemudian meleleh dan menguap membentuk

campuran senyawa yang kemudian terurai menjadi atom-atom bebas. Atom-atom

logam yang akan dianalisis menyerap energi dengan bertabrakan dan lalu

tereksitasi.

Sistem pengatoman dalam spektrofotometer serapan atom merupakan

bagian yang sangat penting karena pada sistem ini ditempatkan senyawa yang

akan dianalisis. Pada sistem pengatoman, unsur yang akan dianalisis diubah

Universitas Sumatera Utara


bentuknya dari ion dalam larutan menjadi atom netral dalam keadaan dasar pada

nyala.

contoh reaksi terjadinya atom bebas dari Natrium.

Atomisasi NaCl +

Eksitasi Na + hv

Bila suhu nyala terlalu tinggi akan terjadi peristiwa ionisasi sebagai berikut :

Ionisasi Na +

Bagian ini terdiri dari system pengabut (nebulizer) dan sistem pembakar

(burner) sehingga sering disebut system pengabut pembakar. Untuk menghasilkan

nyala yang diperlukan dalam spektrofotometer serapan atom, dipakai bermacam-

macam campuran gas sebagai gas pengoksidasi dan bahan bakar yang jenis serta

komposisinya tergantung pada suhu nyala api yang dikehendaki. Pada waktu

spektrofotometer serapan atom digunakan, diperlukan tekanan dan aliran gas yang

konstan. Hal ini diperlukan untuk menjaga agar suhu konstan.

Pembentukan Atom-Atom Bebas Selain dengan Nyala

Pada sistem pengatoman tanpa nyala biasanya memakai tungku grafit.

Proses atomisasi dengan grafit ini berlangsung dalam ruang tertutup yang dialiri

gas inert (biasanya Argon). Sedangkan untuk sistem pengatoman dengan cara

plasma atau pembentukan hidrid biasanya untuk menetapkan raksa (Hg), karena

raksa pada suhu biasa mudah menguap, dan dalam keadaan atom bebas.

Universitas Sumatera Utara


Suatu alat absorpsi atom terjadi dari komponen-komponen dasar yang

sama seperti spetrofotometer biasa, jadi mengandung : sumber radiasi,

monokromator, tempat cuplikan (dalam hal ini nyala), detector dan indikator

penguatan (amplifier). Spektrofotometer absorpsi atom ada yang single-beam dan

ada pula yang double-beam. (Basset, 1939)

Secara umum prinsip dasar Spektrofotometri serapan atom adalah

interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan sampel. Spektrofotometri serapan

atom merupakan metode yang sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi

rendah. Teknik ini adalah teknik yang paling umum dipakai untuk analisis

unsur. Teknik-teknik ini didasarkan pada emisi dan absorbansi dari uap

atom. Komponen kunci pada metode spektrofotometri Serapan Atom adalah

sistem (alat) yang dipakai untuk menghasilkan uap atom dalam sampel.

Cara kerja Spektroskopi Serapan Atom ini adalah berdasarkan atas

penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah

menjadi atom bebas. Atom tersebut mengapsorbsi radiasi dari sumber cahaya

yang dipancarkan dari lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung

unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada

panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya.

Jika radiasi elektromagnetik dikenakan kepada suatu atom, maka akan

terjadi eksitasi elektron dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi. Maka setiap

panjang gelombang memiliki energi yang spesifik untuk dapat tereksitasi ke

Universitas Sumatera Utara


tingkat yang lebih tingggi. Besarnya energi dari tiap panjang gelombang dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan :

E=h. .

Dimana: E = Energi (Joule)

h = Tetapan Planck ( 6,63 . 10 -34 J.s)

= Kecepatan Cahaya ( 3. 10 8 m/s), dan

= Panjang gelombang (nm)

Larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-unsur di dalam

sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung atom unsur-unsur

yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala,

tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan

dasar (ground state).

Atom-atom ground state ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan

oleh sumber radiasi yang terbuat oleh unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang

gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan panjang

gelombang yang diabsorpsi oleh atom dalam nyala.

Absorpsi ini mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu absorbansi berbanding

lurus dengan panjang nyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam

nyala. Kedua variabel ini sulit untuk ditentukan tetapi panjang nyala dapat dibuat

konstan sehingga absorbansi hanya berbanding langsung dengan konsentrasi

Universitas Sumatera Utara


analit dalam larutan sampel. Teknik-teknik analisisnya yaitu kurva kalibrasi,

standar tunggal dan kurva adisi standar.

Aspek kuantitatif dari metode spektrofotometri diterangkan oleh hukum

Lambert-Beer, yaitu:

A = ε . b . c atau A = a . b . c

Dimana :

A = Absorbansi

ε = Absorptivitas molar (mol/L)

a = Absorptivitas (gr/L)

b = Tebal nyala (nm)

c = Konsentrasi (ppm)

Absorpsivitas molar (ε) dan absorpsivitas (a) adalah suatu konstanta dan

nilainya spesifik untuk jenis zat dan panjang gelombang tertentu, sedangkan tebal

media (sel) dalam prakteknya tetap. Dengan demikian absorbansi suatu spesies

akan merupakan fungsi linier dari konsentrasi, sehingga dengan mengukur

absorbansi suatu spesies konsentrasinya dapat ditentukan dengan

membandingkannya dengan konsentrasi larutan standar.

2.2 Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom

Alat spektrofotometer serapan atom terdiri dari rangkaian dalam diagram

skematik berikut:

Komponen-komponen Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

Universitas Sumatera Utara


1. Sumber Sinar

Sumber radiasi SSA adalah Hallow Cathode Lamp (HCL). Setiap pengukuran

dengan SSA kita harus menggunakan Hallow Cathode Lamp khusus misalnya

akan menentukan konsentrasi tembaga dari suatu cuplikan. Maka kita harus

menggunakan Hallow Cathode khusus. Hallow Cathode akan memancarkan

energi radiasi yang sesuai dengan energi yang diperlukan untuk transisi elektron

atom.

Hallow Cathode Lamp terdiri dari katoda cekung yang silindris yang

terbuat dari unsur yang sama dengan yang akan dianalisis dan anoda yang terbuat

dari tungsten. Dengan pemberian tegangan pada arus tertentu, logam mulai

memijar dan dan atom-atom logam katodanya akan teruapkan dengan

pemercikan. Atom akan tereksitasi kemudian mengemisikan radiasi pada panjang

gelombang tertentu.

Sumber radiasi lain yang sering dipakai adalah ”Electrodless Dischcarge

Lamp” lampu ini mempunyai prinsip kerja hampir sama dengan Hallow Cathode

Lamp (lampu katoda cekung), tetapi mempunyai output radiasi lebih tinggi dan

biasanya digunakan untuk analisis unsur-unsur As dan Se, karena lampu HCL

untuk unsur-unsur ini mempunyai signal yang lemah dan tidak stabil.

2. Sumber atomisasi

Sumber atomisasi dibagi menjadi dua yaitu sistem nyala dan sistem tanpa

nyala. Kebanyakan instrumen sumber atomisasinya adalah nyala dan sampel

Universitas Sumatera Utara


diintroduksikan dalam bentuk larutan. Sampel masuk ke nyala dalam bentuk

aerosol. Aerosol biasa dihasilkan oleh nebulizer/pengabut yang dihubungkan ke

nyala oleh ruang penyemprot (chamber spray). Jenis nyala yang digunakan

secara luas untuk pengukuran analitik adalah udara-asetilen dan nitrous oksida-

asetilen. Dengan kedua jenis nyala ini, kondisi analisis yang sesuai untuk

kebanyakan analit dapat ditentukan dengan menggunakan metode-metode emisi,

absorbsi dan juga fluorosensi.

a. Nyala udara asetilen

Biasanya menjadi pilihan untuk analisis mengunakan SSA. Temperatur nyalanya

yang lebih rendah mendorong terbentuknya atom netral dan dengan nyala yang

kaya bahan bakar pembentukan oksida dari banyak unsur dapat diminimalkan.

b. Nitrous oksida-asetilen

Dianjurkan dipakai untuk penentuan unsur-unsur yang mudah membentuk oksida

dan sulit terurai. Hal ini disebabkan karena temperatur nyala yang dihasilkan

relatif tinggi. Unsur-unsur tersebut adalah: Al, B, Mo, Si, So, Ti, V, dan W.

Prinsip dari SSA, larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-

unsur di dalam sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung

atom unsur-unsur yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara

termal oleh nyala, tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam

keadaan dasar ( ground state ). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap

Universitas Sumatera Utara


radiasi yang diberikan oleh sumber radiasi yang terbuat dari unsur-unsur yang

bersangkutan.

Panjang gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama

dengan panjang gelombang yang diabsorbsi oleh atom dalam nyala.

3. Monokromator

Monokromator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan radiasi yang

tidak diperlukan dari spektrum radiasi lain yang dihasilkan oleh Hallow Cathode

Lamp

4. Detektor

Detektor merupakan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik,

yang memberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya radiasi yang

diserap oleh permukaan yang peka.

5. Sistem pengolah

Sistem pengolah berfungsi untuk mengolah kuat arus dari detektor menjadi

besaran daya serap atom transmisi yang selanjutnya diubah menjadi data dalam

sistem pembacaan.

6. Sistem pembacaan

Universitas Sumatera Utara


Sistem pembacaan merupakan bagian yang menampilkan suatu angka atau

gambar yang dapat dibaca oleh mata. (Khopkar, 1990)

2.3 Pengertian Pupuk

Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang

anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsure hara dari dalam

tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan factor

keliling atau lingkungan yang baik.

Ilmu mememupuk adalah ilmu yang bertujuan menyelidiki tentang zat-zat

apakah yang perlu diberikan kepada tanah sehubungan dengan kekurangan zat-zat

tersebut yang terkandung di dalam tanah yang perlu guna pertumbuhan dan

perkembangan tanaman dalam rangka produksinya agar tercapai hasil yang tinggi.

A. Pengertian Kalium

Elemen ini dapat dikatakan bukan elemen yang langsung pembentuk bahan

organik. Dalam hal ini dapat pula ditegaskan bahwa kalium berperan membantu

yaitu :

1. Pembentukan protein dan karbohidrat

2. Mengeraskan jerami dan bagian kayu dari tanaman

3. Meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit

4. Meningkatan kualitas biji/buah

Kalium diserap dalam bentuk K+ (terutama pada tanaman muda). Menurut

penelitian , kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang

banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium. Pada sel-

Universitas Sumatera Utara


selzat ini terdapat sebagian ion di dalam cairan sel dan keadaan demikian akan

merupakan bagian yang penting dalam melaksanakan turgor yang disebabkan

oleh tekanan osmotis. Selain itu ion kalium mempunyai fungsi fisiologis yang

khusus pada asimilasi zat arang, yang berarti apabila tanaman sama sekali tidak

diberi kalium, maka asimilasi akan terhenti.

Tentang sumber-sumber kalium ialah :

1. Beberapa jenis mineral

2. Sisa-sisa tanaman dan jasad renik

3. Air irigasi serta larutan dalam tanah

4. Abu tanaman dan pupuk buatan

Yang terdapat pada abu tanaman, misalnya pada abu daun the yang muda

mengandung sekitar 50% K2O, sedang pada pucuk tebu yang muda mengandung

sekitar 60-70% K2O. Zat kalium mempunyai sifat mudah larut dan hanyut, selain

itu mudah difiksasi dalam tanah.

B. Dinamisasi / Tata Kalium dalam Tanah

Penggunaan pupuk Kalium (K) di Indonesia kurang mendapat perhatian bila

dibandingkan dengan penggunaan pupuk Nitrogen (N) dan Fosfor (P). Hal ini

tidak berarti bahwa pupuk Kalium tidak digunakan bagi pertanaman, mungkin

pada pertanaman rakyatlah yang kurang, sebab kurang adanya respon. Sedangkan

pada perkebunan-perkebunan merupakan konsumen pupuk Kalium yang

terbanyak.

Bagi usaha tani persawahan kurang adanya respon karena Kalium bagi

persawahan sumbernya memang ada pada air irigasi pupuk Kalium sesungguhnya

Universitas Sumatera Utara


sangat baik atau sangat nyata bagi pertanaman umbi-umbian. Menurut hasil

penelitian Kalium yang terdapat pada air irigasi itu kurang mencukupi bagi

keperluan pertumbuhan tanaman terutama untuk mendapatkan hasil yang

optimum, sehingga kalau tidak dimulai pemupukan dengan Kalium pada

persawahan-persawahan maka lama kelamaan akan mengakibatkan defisiensi

unsure Kalium.

Kalium sesungguhnya sangat diperlukan pada tanah kering karena pada

tanah kering Kalium kenyataannya lebih banyak yang hilang atau terangkut oleh

tanah melalui pencucian air hujan ataupun erosi.

Tetang persediaan kalium dalam tanah, hasil penyelidikan menyatakan

bahwa di dalam tanah Kalium didapat dalam bentuk anorganik, yaitu dalam

sumber-sumbernya yaitu :

- Mineral-mineral , misalnya Feldspar (sedikit) ---- Orto-klas

- Mika (lebih banyak kandungan Kaliumnya) ---- Biotit, Muscovite

- Silikat ---- Leusit

Kalium di dalam tanah merupakan satu-satunya kation monovalen yang

esensial bagi tanaman. Kandungan Kalium di dalam tanah berbeda-beda

tergantung dari bahan induknya da derajat pelapukan tanah. Tetapi kalau

dibandingkan dengan Nitrogen dan Fosfor dapatlah dinyatakan bahwa kandungan

kalium adalah lebih banyak.

Kalium di dalam tanah terdapat dalam bentuk :

a. Relative tidak tersedia

b. Segera tersedia

Universitas Sumatera Utara


c. Lambat tersedia

Hubungan ketiga bentuk tersebut dapat dikemukan sebagai berikut :

- Feldspat dan Mika 90-98% dari kalium total yang relative tahan

pelapukan, akan tetapi lama kelamaan aka tersedia pula dalam tanah

walaupun secara lambat.

- Kalium segera tersedia hanyalah meliputi 1-2% dari Kalium total

dalam tanah pada perbanyakan tanah mineral yang umum. Kalium

tersedia di dalam tanah ini dijumpai dalam bentuk Kalium dapat

dipertukarkan dan diserap oleh koloid dan dalam bentuk larutan tanah.

Walaupun sebagian besar dari Kalium tersedia ini berupa Kalium dapat

tukar, tetapi Kalium dalam larutan tanah lebih mudah diserap akar

tanaman dan lebih mudah terhadap pencucian. Kalium dalam larutan

berada dalam kesimbangan dengan Kalium dapat tukar. Hal ini dari

segi praktis adalah penting. Serapan kalium dari larutan hara akan

mempengaruhi keseimbangan, sehingga keseimbangan semula akan

terbentuk dengan baik.

- Bentuk kalium lambat tersedia. Dalam hal ini apabila dalam tanah di

jumpai liat vermikulit dan illit atau liat yang mempunyai tipe

perbandingan 2:1 lainya, kemudian diberi pupuk kalium misalnya KCl,

maka kalium dari KCl ini tidak saja menjadi terikat akan tetapi dalam

hal terfiksasinya tidak selamanya.

Universitas Sumatera Utara


Kebutuhan akan kalium ini sesungguhnya cukup tinggi dalam hal ini

apabila kebutuhan akan kalium tidak tercukupi akan terjadi translokasi kalium

dari bagian-bagian tanaman yang tua ke bagian yang muda. Berbeda dengan

unsure-unsur Nitrogen, Sulfur, dan Fosfor (terdapat dalam protein) tetapi kalium

tidak terdapat dalam protein,protoplasma, selulosa, sehingga diduga bahwa kalium

hanya bersifat sebagai katalisator. Terlepas dari kenyataan ini kalium mempunyai

peranan penting dalam tanaman, yaitu dalam peristiwa-peristiwa fisiologis,

misalnya sebagai berikut :

a. Kalium berfungsi dalam metabolism KH, berarti berperan dalam

pembentukkan pati, pemecahannya dan translokasi pati tersebut

b. Kalium berfungsi dalam metabolism nitrogen dan sintesa protein

c. Dapat menetralisasi asam-asam organik yang penting bagi proses fisiologi

d. Mengawasi dan mengatur berbagai aktifitas unsure mineral

e. Mengaktifkan berbagai enzim (invertase, peptase, diastase,katalase)

f. Mempercepat pertumbuhan jaringan meristimatik

g. Mengatur pergerakkan stoma dan hal yang berhubungan air atau

mempertahankan tugor tanaman yang dibutuhkan dalam proses fotosintesa

dan proses-proses lainnya agar dapat berlangsung dengan baik

h. Menambah resistensi tanaman

i. Kalium berpengaruh atas Pyrovic kinase pada beberapa tanaman

C. Kekurangan unsur kalium (K)

Universitas Sumatera Utara


Defisiensi kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang

ditampakkan ketika tanaman masih muda, jadi agak berlainan dengan gejala-

gejala karena defisiensi Nitrogen dan Fosfor.

Gejala yang terdapat pada daun terjadi secara setempat-setempat. Pada

permulaannya tampak agak mengkerut dan kadang-kadang mengkilap,

selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini

tampak pula diantara tulang-tulang daun, pada akhirnya daun tampak pula bercak-

bercak kotor, berwarna coklat, sering pula bagian yang berbercak ini jatuh

sehingga daun tampak bergerigi, dan kemudian mati. Pada tanaman kentang

gejala yang terdapat pada daun yaitu pengkerutan dan penggulungan, warna daun

hijau tua berubah menjadi kuning bertitik-titik coklat.

Gejala yang terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan pendek-

pendek, sehingga tanaman tampak kerdil. Gejala yang tampak pada buah,

misalnya buah kelapa dan jeruk banyak yang berjatuhan sebelum masak, sedang

masaknya buah pun berlangsung lambat. Bagi tanaman yang berumbi yang

menderita defisiensi kalium hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat

arangnya demikian rendah.

2.4 Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas

bahan organik yang berasal dari tanaman atau kotoran hewan yang telah melalui

proses rekayasa dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai

bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

(Simanungkalit, 2006)

Universitas Sumatera Utara


Agar dapat disebut sebagai pupuk organik, pupuk yang dibuat dari bahan

alami tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain:

1) Zat N harus dalam bentuk senyawa organik yang dapat dengan mudah diserap

oleh tanaman.

2) Pupuk tersebut tidak meninggalkan sisa asam organik didalam tanah.

3) Menpunyai kadar C organik yang tinggi seperti hidrat arang.

Pupuk organik memiliki banyak keunggulan, antara lain:

1) Dapat memperbaiki struktur tanah

2) Memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang lengkap

3) Ramah lingkungan

4) Murah dan mudah didapat bahkan dapat dibuat sendiri

5) Mampu menyerap dan menampung air lebih lama dibanding dengan pupuk

anorganik

6) Membantu meningkatkan julah mikroorganisme pada media tanaman, sehingga

dapat meningkatkan unsur hara pada tanaman. (Pranata, 2004)

Pupuk oganik merupakan hasil akhir dari penguraian bagian-bagian atau

sisa tanaman dan binatang (makhluk hidup) misalnya pupuk kandang, pupuk

hijau, kompos, bungkil, guano, dan lain sebagainya. Proses penguraian senyawa

organik oleh bakteri menjadi pupuk dapat digambarkan sebagai berikut:

Anaerob
Bahan organik + hara + humus
Mikroorganisme

Universitas Sumatera Utara


Pupuk organik dapat meningkatkan anion-anion utama untuk pertumbuhan

tanaman seperti nitrat, fosfat, sulfat, borat, dan klorida serta meningkatkan

ketersediaan hara makro untuk kebutuhan tanaman dan memperbaiki sifat fisika,

kimia dan biologi tanah.

Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar

di pasaran. Pupuk organik cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-

unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar

namun daun juga memiliki kemampuan menyerap hara, oleh sebab itu pupuk cair

dapat disemprotkan pada daun. Keuntungan dari penggunaan pupuk organik cair,

kita dapat melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan, yaitu memupuk

tanaman, menyiram tanaman, dan mengobati tanaman. (Yuliarti,2009)

2.4.1 Hara Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi tumbuhan yang pada umumnya sangat

diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagianbagian vegetatif

tanaman, seperti daun batang dan akar tetapi kalau terlalu banyak dapat

mengahambat pembuangan dan pembuahan pada tanaman.

Defisiensi menyebabkan kecepatan pertumbuhan sangat terganggu dan

tanaman kurus kering. N merupakan unsur dalam molekul klorofil sehingga

defisiensi N mengakibatkan daun menguning atau mengalami klorosis. Ini

Universitas Sumatera Utara


biasanya dimulai dari daun bagian bawah dan defisiensi yang kuat menyebabkan

coklat dan mati.

Fungsi nitrogen pada tanaman sebagai berikut

1) Untuk meningkatkan perumbuhan tanaman.

2) Dapat menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna

yang lebih hijau, kekurangan nitrogen menyebabkan khlorosis (pada daun muda

berwarna kuning).

3) Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman

4) Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan.

5) Meningkatkan berkembangbiaknya mikroorganisme didalam tanah.

2.4.2 Hara Fosfor

Fosfor terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fostide merupakan bagian dari

protoplasma dan initi sel. Sebagai bagian dari inti sel sangat penting dalam

pembelahan sel demikian pula bagi perkembangan jaringan meristem. Fosfor

diambil tanaman dalam bentuk dan .

Secara umum fungsi fosfor sebagai berikut:

1) Dapat mempercepat pertumbuhan akar semai

2) Dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi

tanaman dewasa

3) Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah biji atau gabah

4) Dapat meningkatkan produksi biji-biji (Sutejo, 1990).

Universitas Sumatera Utara


Kekurangan fosfor dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil,

pertumbuhan tidak baik, pertumbuhan akar atau ranting meruncing, pemasakan

buah terlambat, warna daun lebih hijau dari pada keadaan normalnya, daun yang

tua tampak menguning sebelum waktunya serta hasil buah atau biji menurun.

Hara fosfor yang terdapat dalam pupuk cair akan lebih efektif

penggunaanya dibandingkan dengan pupuk padat karena pengaplikasiannya yang

langsung pada tanaman mengakibatkan fosfor tidak akan mudah tercuci oleh air

dan dapat langsung diserap olah tanaman. (Pranata, 2004).

2.4.3 Hara Kalium

Kalium merupakan unsur kedua terbanyak setelah nitrogen dalam tanaman.

Kalium diserap dalam bentuk monovalensi dan tidak terjadi transformasi K

dalam tanaman. Bentuk utama dalam tanaman adalah monovalensi, kation ini

unik dalam sel tanaman. Unsur K sangat berlimpah dan mempunyai energi hidrasi

rendah sehingga tidak menyebabkan polarisasi molekul air. Jadi unsur ini dapat

berinterverensi dengan fase pelarut dari kloroplas.

Peranan kalium pada tanaman adalah sebagai berikut :

1) Membentuk protein dan karbohidrat

2) Mengeraskan jerami dan bagian bawah kayu dari tanaman

Universitas Sumatera Utara


3) Meningkatkan retensi tanaman tarhadap penyakit.

4) Meningkatkan kualitas biji/buah. (Sutejo,1990)

Peranan unsur K dalam tanaman dapat dikelompokan menjadi empat:

1) Netralisasi Asam Organik

Karena kelimpahannya ion bermuatan positif ini dapat menyeimbangi muatan

negatif gugus-gugus anion dari molekul seperti asam-asam organik.

2) Ion K aktif dalama osmosis

Ion K bberperan vital dalam hubungannya dengan air, ion K meningkatkan turgor

sel pada titik-titik tumbuh dan membantu dalam pemekaran sel

3) Peran dalam transfor pada membran sel

Gradien elektrokemis tidak stabil menyebrangi membran oleh pergerakan ion H,

ion K bergerak dengan arah berlawanan terhadap gerakan ion H. Ini penting

dalam bekerjanya kloroplas (fotosintesis), mitokondria (respirasi) dan transport

translokasi floem.

4) Aktivitas enzim

Lebih dari 60 enzim membutuhkan ion monovalensi untuk aktivitasnya. Dalam

hampir setiap kasus, ion K adalah ion yang paling efisien dalam mempengaruhi

aktivitas enzim tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Kalium merupakan unsur hara esensial yang digunakan hampir pada

semua proses untuk menunjang hidup tanaman. Petani sering menyebut bahwa

kalium adalah unsur hara mutu, karena berpengaruh pada

ukuran,rasa,bentuk,warna dan daya simpan.Kalium (K) merupakan unsur hara

utama ketiga setelah N dan P.

Kalium mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion . Kalium

tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan

tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Kalium banyak terdapat dalam

sitoplasma.

Tanaman menyerap kalium dalam bentuk ion . Kalium di dalam tanah

ada dalam berbagai bentuk, yang potensi penyerapannya untuk setiap tanaman

berbeda-beda. Ion-ion di dalam air tanah dan ion-ion yang di adsorpsi,

dapat langsung diserap. Di samping itu tanah mengandung juga persediaan

mineral tertentu dalm bentuk berbagai macam silikat, dimana kalium

membebaskan diri sebagai akibat dari pengaruh iklim. Persediaan mineral dalam

bentuk kalium ini terutama penting bagi tanah liat dari laut yang masih muda.

Bertambah banyak persediaan ini di dalam tanah, maka akan lebih banyak pula

kalium di bebaskan sebagai akibat dari pengaruh iklim yang diserap oleh tanaman.

(Yuliarti,2009)

Fungsi Kalium pada tanaman

Membentuk dan mengangkut karbohidrat,

Universitas Sumatera Utara


Sebagai katalisator dalam pembentukan protein

Mengatur kegiatan berbagai unsur mineral

Menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam organik

Menaikan pertumbuhan jaringan meristem

Mengatur pergerakan stomataMemperkuat tegaknya batang sehingga

tanaman tidak mudah roboh

Mengaktifkan enzim baik langsung maupun tidak langsung

Meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah

Membuat biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat

Meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar, dan warna yang lebih

baik

Membuat tanaman menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit

Membantu perkembangan akar tanaman.

Di alam bebas kalium paling banyak ditemukan dalam kalium klorida

(KCl). Berbagai tempat di dunia terdapat banyak tumpukkan dari garam yang

letaknya berbeda-beda, lapisan kalium itu adalah bagian endapan-endapan garam

yang telah berlangsung selama miliunan tahun yang lalu.

Berhubungan garam kalium biasanya terletak di tempat yang sangat dalam

sekali. Pertambangan ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, dengan

mengelilinginya lebih dulu dalam bentuk yang agak kasar dinamakan garam kasar

kalium. Garam ini mengandung sejumlah presentase kotoran yang sangat tinggi

(60-80%), karena ongkos angkutnya mahal, maka dewasa ini sebagian besar dari

kotoran itu dibersihkan dari produk yang sudah dibersihkan, hamper semuanya

Universitas Sumatera Utara


terdiri dari KCl, dengan kadar rata-rata 60% O. Beberapa macam tanaman tidak

tahan terhadap ion maka sebagian dari KCl secara kimiawi ditransformasikan

ke dalam kalium sulfat ( ). Hasilnya adalah pupuk kalium dan kalium sulfat.

(Sutejo,1990)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai