TINJAUAN PUSTAKA
serapan dan emisi atom. Bila suatu molekul mempunyai bentuk spektra pita, maka
suatu atom mempunyai spektra garis. Atom-atom yang terlibat dalam metode
dapat diamati. Pengamatan garis spektra yang spesifik ini dapat digunakan untuk
Absorbsi (serapan) atom adalah suatu proses penyerapan bagian sinar oleh
atom-atom bebas pada panjang gelombang (λ) tertentu dari atom itu sendiri
dengan konsentrasi suatu analit, maka metode ini dapat digunakan untuk sistem
sebagai suatu teknik untuk menentukan konsentrasi unsue logam tertentu dalam
konsentrasi lebih dari 62 jenis unsur logam. Teknik Spektrometri Serapan Atom
yang dipimpin oleh Alan Walsh, di CSIRO (Commonwealth Science and Industry
deteksi pada teknik pengukuran ini dapat mencapai < 1 mg/L (1 ppm) bila
menggunakan lampu nyala biasa dan dapat dicapai sampai 0,1 ppm dengan
pelebaran garis spektra merupakan suatu problem dalam sistem analisis metode
ini. Dua hal yang paling sering menimbulkan problem ini adalah pelebaran efek
Selama proses atomisasi atau ionisasi, suatu spesies yang sedang diukur dapat
bergerak menjauhi atau melalui detektor. Hal ini dapat menimbulkan loncatan
Doppler pada spektra garis yang dihasilkan, sehingga garis spektra yang
seharusnya berkisar antara 1-15 nm menjadi kira-kira 100 kali lebih lebar. Tidak
banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghindari efek Doppler ini kecuali
perubahan energi. Efek ini semakin besar pengaruhnya sejalan dengan kenaikan
suhu.
2. Dalam setiap atom tersebut ada sejumlah tingkat energi diskrit yang
ditempati oleh elektron. Tingkat energy biasanay dimulai dengan bila berada
Atom yang tidak tereksitasi, berada dalam keadaan dasar (ground state).
Untuk mengeksitasi atom, satu atau lebih elektron harus berpindah ke tingkat
energi yang lebih tinggi dengan cara penyerapan energi oleh atom itu. Energi
dapat disuplai oleh foton atau dari peristiwa tabrakan yang disebabkan oleh panas.
Dengan peristiwa itu, elektron terluar akan menjauhi inti paling tidak adalah ke
tingkat energi pertama E1. Energi yang dibutuhkan adalah setara dengan selisih
E=
Energi yang dibutuhkan untuk transisi elektron itu dapat dipenuhi oleh foton atau
E = hv
Dalam SSA, selisih energi ( ) kecil, hal ini disebabkan karena hanya
bagian elektron terluar yang teresksitasi, disebabkan oleh pengendalian suhu yang
saling bertabrakan, serta menyerap dalam kisaran yang sangat sempit. Oleh
karena energi sempit ini, walaupun pada proses pembakaran terjadi kabut
dari berbagai atom, tapi hanya atom tertentu yang dapat menyerap sumber enrergi
atau foton. Hal ini merupakan sifat selektif yang spesifik dari SSA.
penyerapan yang sempit dengan lebar berkisar 0,001 nm menjadi kendala dalam
analisis. Tidak ada monokromator yang mampu menghasilkan pita radiasi yang
sekecil puncak absorpsi atom (0,001 nm). Bila digunakan sumber radiasi kontinu,
monokromator akan melakukan suatu pita yang lebarnya 3-10 nm jadi hanya
relatif intensitas pita radiasi yang dilakukan sangat kecil dibandingkan dengan
dengan yang sama dengan radiasi elemen yang akan dianalisis yang dihasilkan
oleh Hollow Cathode Lamp (HCL) atau Electrodeless Discharge Lamp (EDL).
Lamp (EDL), atom elemen yang dimaksud dalam keadaan gas dieksitasikan
mengemisikan radiasi khas bila kembali ke tingkat energi yang lebih rendah.
Sebagian dari radiasi yang diemisi akan mempunyai persis sama dengan garis
absorpsi resonansi. Dengan sumber radiasi yang dipilih dengan cermat, garis-garis
emisi dapat mempunyai pita yang lebarnya lebih kecil dari pita absorpsi.
Walaupun masalah pita radiasi sudah dapat dipecahkan, SSA ini masih
sebagian besar atom dalam keadaaan energi dasar (ground state) dan sejumlah
besar elektron harus dapat dieksitasi ke tingkat energi pertama ( ketika foton
berupa nyala api, karbon atomizer, atau plasma atomizer (misal generator hidrid).
suatu atomizer harus dapat memberikan energi yang cukup. Energi ini
mempengaruhi jumlah atom bebas yang terbentuk, tergatung pada jenis ikatan
kimia molekul cuplikan. Sebagai contoh, untuk pembentukan atom bebas besi
Titik-titik air yang halus dihasilkan dari nebulizer yang menghisap larutan
menyala. Pelarut cuplikan menguap lebih dulu meninggalkan partikel padat yang
logam yang akan dianalisis menyerap energi dengan bertabrakan dan lalu
tereksitasi.
bagian yang sangat penting karena pada sistem ini ditempatkan senyawa yang
akan dianalisis. Pada sistem pengatoman, unsur yang akan dianalisis diubah
nyala.
Atomisasi NaCl +
Eksitasi Na + hv
Bila suhu nyala terlalu tinggi akan terjadi peristiwa ionisasi sebagai berikut :
Ionisasi Na +
Bagian ini terdiri dari system pengabut (nebulizer) dan sistem pembakar
macam campuran gas sebagai gas pengoksidasi dan bahan bakar yang jenis serta
komposisinya tergantung pada suhu nyala api yang dikehendaki. Pada waktu
spektrofotometer serapan atom digunakan, diperlukan tekanan dan aliran gas yang
Proses atomisasi dengan grafit ini berlangsung dalam ruang tertutup yang dialiri
gas inert (biasanya Argon). Sedangkan untuk sistem pengatoman dengan cara
plasma atau pembentukan hidrid biasanya untuk menetapkan raksa (Hg), karena
raksa pada suhu biasa mudah menguap, dan dalam keadaan atom bebas.
monokromator, tempat cuplikan (dalam hal ini nyala), detector dan indikator
atom merupakan metode yang sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi
rendah. Teknik ini adalah teknik yang paling umum dipakai untuk analisis
unsur. Teknik-teknik ini didasarkan pada emisi dan absorbansi dari uap
sistem (alat) yang dipakai untuk menghasilkan uap atom dalam sampel.
menjadi atom bebas. Atom tersebut mengapsorbsi radiasi dari sumber cahaya
yang dipancarkan dari lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung
unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada
terjadi eksitasi elektron dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi. Maka setiap
E=h. .
sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung atom unsur-unsur
yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala,
tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan
oleh sumber radiasi yang terbuat oleh unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang
gelombang yang dihasilkan oleh sumber radiasi adalah sama dengan panjang
lurus dengan panjang nyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam
nyala. Kedua variabel ini sulit untuk ditentukan tetapi panjang nyala dapat dibuat
Lambert-Beer, yaitu:
A = ε . b . c atau A = a . b . c
Dimana :
A = Absorbansi
a = Absorptivitas (gr/L)
c = Konsentrasi (ppm)
Absorpsivitas molar (ε) dan absorpsivitas (a) adalah suatu konstanta dan
nilainya spesifik untuk jenis zat dan panjang gelombang tertentu, sedangkan tebal
media (sel) dalam prakteknya tetap. Dengan demikian absorbansi suatu spesies
skematik berikut:
Sumber radiasi SSA adalah Hallow Cathode Lamp (HCL). Setiap pengukuran
dengan SSA kita harus menggunakan Hallow Cathode Lamp khusus misalnya
akan menentukan konsentrasi tembaga dari suatu cuplikan. Maka kita harus
energi radiasi yang sesuai dengan energi yang diperlukan untuk transisi elektron
atom.
Hallow Cathode Lamp terdiri dari katoda cekung yang silindris yang
terbuat dari unsur yang sama dengan yang akan dianalisis dan anoda yang terbuat
dari tungsten. Dengan pemberian tegangan pada arus tertentu, logam mulai
gelombang tertentu.
Lamp” lampu ini mempunyai prinsip kerja hampir sama dengan Hallow Cathode
Lamp (lampu katoda cekung), tetapi mempunyai output radiasi lebih tinggi dan
biasanya digunakan untuk analisis unsur-unsur As dan Se, karena lampu HCL
untuk unsur-unsur ini mempunyai signal yang lemah dan tidak stabil.
2. Sumber atomisasi
Sumber atomisasi dibagi menjadi dua yaitu sistem nyala dan sistem tanpa
nyala oleh ruang penyemprot (chamber spray). Jenis nyala yang digunakan
secara luas untuk pengukuran analitik adalah udara-asetilen dan nitrous oksida-
asetilen. Dengan kedua jenis nyala ini, kondisi analisis yang sesuai untuk
yang lebih rendah mendorong terbentuknya atom netral dan dengan nyala yang
kaya bahan bakar pembentukan oksida dari banyak unsur dapat diminimalkan.
b. Nitrous oksida-asetilen
dan sulit terurai. Hal ini disebabkan karena temperatur nyala yang dihasilkan
relatif tinggi. Unsur-unsur tersebut adalah: Al, B, Mo, Si, So, Ti, V, dan W.
Prinsip dari SSA, larutan sampel diaspirasikan ke suatu nyala dan unsur-
unsur di dalam sampel diubah menjadi uap atom sehingga nyala mengandung
atom unsur-unsur yang dianalisis. Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara
termal oleh nyala, tetapi kebanyakan atom tetap tinggal sebagai atom netral dalam
keadaan dasar ( ground state ). Atom-atom ground state ini kemudian menyerap
bersangkutan.
3. Monokromator
tidak diperlukan dari spektrum radiasi lain yang dihasilkan oleh Hallow Cathode
Lamp
4. Detektor
Detektor merupakan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik,
yang memberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya radiasi yang
5. Sistem pengolah
Sistem pengolah berfungsi untuk mengolah kuat arus dari detektor menjadi
besaran daya serap atom transmisi yang selanjutnya diubah menjadi data dalam
sistem pembacaan.
6. Sistem pembacaan
Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang
anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsure hara dari dalam
tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan factor
apakah yang perlu diberikan kepada tanah sehubungan dengan kekurangan zat-zat
tersebut yang terkandung di dalam tanah yang perlu guna pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dalam rangka produksinya agar tercapai hasil yang tinggi.
A. Pengertian Kalium
Elemen ini dapat dikatakan bukan elemen yang langsung pembentuk bahan
organik. Dalam hal ini dapat pula ditegaskan bahwa kalium berperan membantu
yaitu :
penelitian , kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang
banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium. Pada sel-
oleh tekanan osmotis. Selain itu ion kalium mempunyai fungsi fisiologis yang
khusus pada asimilasi zat arang, yang berarti apabila tanaman sama sekali tidak
Yang terdapat pada abu tanaman, misalnya pada abu daun the yang muda
mengandung sekitar 50% K2O, sedang pada pucuk tebu yang muda mengandung
sekitar 60-70% K2O. Zat kalium mempunyai sifat mudah larut dan hanyut, selain
dibandingkan dengan penggunaan pupuk Nitrogen (N) dan Fosfor (P). Hal ini
tidak berarti bahwa pupuk Kalium tidak digunakan bagi pertanaman, mungkin
pada pertanaman rakyatlah yang kurang, sebab kurang adanya respon. Sedangkan
terbanyak.
Bagi usaha tani persawahan kurang adanya respon karena Kalium bagi
persawahan sumbernya memang ada pada air irigasi pupuk Kalium sesungguhnya
penelitian Kalium yang terdapat pada air irigasi itu kurang mencukupi bagi
unsure Kalium.
tanah kering Kalium kenyataannya lebih banyak yang hilang atau terangkut oleh
bahwa di dalam tanah Kalium didapat dalam bentuk anorganik, yaitu dalam
sumber-sumbernya yaitu :
b. Segera tersedia
- Feldspat dan Mika 90-98% dari kalium total yang relative tahan
pelapukan, akan tetapi lama kelamaan aka tersedia pula dalam tanah
dipertukarkan dan diserap oleh koloid dan dalam bentuk larutan tanah.
Walaupun sebagian besar dari Kalium tersedia ini berupa Kalium dapat
tukar, tetapi Kalium dalam larutan tanah lebih mudah diserap akar
berada dalam kesimbangan dengan Kalium dapat tukar. Hal ini dari
segi praktis adalah penting. Serapan kalium dari larutan hara akan
- Bentuk kalium lambat tersedia. Dalam hal ini apabila dalam tanah di
jumpai liat vermikulit dan illit atau liat yang mempunyai tipe
maka kalium dari KCl ini tidak saja menjadi terikat akan tetapi dalam
apabila kebutuhan akan kalium tidak tercukupi akan terjadi translokasi kalium
dari bagian-bagian tanaman yang tua ke bagian yang muda. Berbeda dengan
unsure-unsur Nitrogen, Sulfur, dan Fosfor (terdapat dalam protein) tetapi kalium
hanya bersifat sebagai katalisator. Terlepas dari kenyataan ini kalium mempunyai
ditampakkan ketika tanaman masih muda, jadi agak berlainan dengan gejala-
selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini
tampak pula diantara tulang-tulang daun, pada akhirnya daun tampak pula bercak-
bercak kotor, berwarna coklat, sering pula bagian yang berbercak ini jatuh
sehingga daun tampak bergerigi, dan kemudian mati. Pada tanaman kentang
gejala yang terdapat pada daun yaitu pengkerutan dan penggulungan, warna daun
Gejala yang terdapat pada batang yaitu batangnya lemah dan pendek-
pendek, sehingga tanaman tampak kerdil. Gejala yang tampak pada buah,
misalnya buah kelapa dan jeruk banyak yang berjatuhan sebelum masak, sedang
masaknya buah pun berlangsung lambat. Bagi tanaman yang berumbi yang
menderita defisiensi kalium hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas
bahan organik yang berasal dari tanaman atau kotoran hewan yang telah melalui
proses rekayasa dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai
bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
(Simanungkalit, 2006)
1) Zat N harus dalam bentuk senyawa organik yang dapat dengan mudah diserap
oleh tanaman.
3) Ramah lingkungan
5) Mampu menyerap dan menampung air lebih lama dibanding dengan pupuk
anorganik
sisa tanaman dan binatang (makhluk hidup) misalnya pupuk kandang, pupuk
hijau, kompos, bungkil, guano, dan lain sebagainya. Proses penguraian senyawa
Anaerob
Bahan organik + hara + humus
Mikroorganisme
tanaman seperti nitrat, fosfat, sulfat, borat, dan klorida serta meningkatkan
ketersediaan hara makro untuk kebutuhan tanaman dan memperbaiki sifat fisika,
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar
di pasaran. Pupuk organik cair lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-
unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui akar
namun daun juga memiliki kemampuan menyerap hara, oleh sebab itu pupuk cair
dapat disemprotkan pada daun. Keuntungan dari penggunaan pupuk organik cair,
kita dapat melakukan tiga macam proses dalam sekali pekerjaan, yaitu memupuk
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi tumbuhan yang pada umumnya sangat
tanaman, seperti daun batang dan akar tetapi kalau terlalu banyak dapat
yang lebih hijau, kekurangan nitrogen menyebabkan khlorosis (pada daun muda
berwarna kuning).
Fosfor terdapat dalam bentuk phitin, nuklein dan fostide merupakan bagian dari
protoplasma dan initi sel. Sebagai bagian dari inti sel sangat penting dalam
tanaman dewasa
buah terlambat, warna daun lebih hijau dari pada keadaan normalnya, daun yang
tua tampak menguning sebelum waktunya serta hasil buah atau biji menurun.
Hara fosfor yang terdapat dalam pupuk cair akan lebih efektif
langsung pada tanaman mengakibatkan fosfor tidak akan mudah tercuci oleh air
dalam tanaman. Bentuk utama dalam tanaman adalah monovalensi, kation ini
unik dalam sel tanaman. Unsur K sangat berlimpah dan mempunyai energi hidrasi
rendah sehingga tidak menyebabkan polarisasi molekul air. Jadi unsur ini dapat
Ion K bberperan vital dalam hubungannya dengan air, ion K meningkatkan turgor
ion K bergerak dengan arah berlawanan terhadap gerakan ion H. Ini penting
translokasi floem.
4) Aktivitas enzim
hampir setiap kasus, ion K adalah ion yang paling efisien dalam mempengaruhi
semua proses untuk menunjang hidup tanaman. Petani sering menyebut bahwa
Kalium mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion . Kalium
tergolong unsur yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan
tanaman, maupun dalam xylem dan floem. Kalium banyak terdapat dalam
sitoplasma.
ada dalam berbagai bentuk, yang potensi penyerapannya untuk setiap tanaman
membebaskan diri sebagai akibat dari pengaruh iklim. Persediaan mineral dalam
bentuk kalium ini terutama penting bagi tanah liat dari laut yang masih muda.
Bertambah banyak persediaan ini di dalam tanah, maka akan lebih banyak pula
kalium di bebaskan sebagai akibat dari pengaruh iklim yang diserap oleh tanaman.
(Yuliarti,2009)
Meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar, dan warna yang lebih
baik
(KCl). Berbagai tempat di dunia terdapat banyak tumpukkan dari garam yang
mengelilinginya lebih dulu dalam bentuk yang agak kasar dinamakan garam kasar
kalium. Garam ini mengandung sejumlah presentase kotoran yang sangat tinggi
(60-80%), karena ongkos angkutnya mahal, maka dewasa ini sebagian besar dari
kotoran itu dibersihkan dari produk yang sudah dibersihkan, hamper semuanya
tahan terhadap ion maka sebagian dari KCl secara kimiawi ditransformasikan
ke dalam kalium sulfat ( ). Hasilnya adalah pupuk kalium dan kalium sulfat.
(Sutejo,1990)