Refiano Andores
Murni Aryani
Tegar Ega Pragita
Tim Yayasan Danamon Peduli
Penyusun:
Refiano Andores
Murni Aryani
Tegar Ega Pragita
Tim Yayasan Danamon Peduli
Penerbit:
Badan Standardisasi Nasional
Gedung I BPPT, Jl. M.H. Thamrin 8, Kebon Sirih,
Jakarta 10340 – Indonesia
T: 021-3917300 (hunting) | F: 021-3927527
bsn.go.id | perpustakaan.bsn.go.id
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan sehingga buku panduan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8152:2015 – Pasar
Rakyat ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tak lupa ucapan terima kasih serta penghargaan selayaknya disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan hingga penerbitan buku panduan ini. Kami sadari buku ini jauh dari sempurna,
sehingga besar harapan kami kritik dan masukan untuk menyempurnakannya. Meski demikian semoga
buku ini bermanfaat bagi semua pihak dan kalangan, khususnya calon penerap SNI 8152:2015 – Pasar
Rakyat.
iii
DAFTAR ISI
iv
1. TENTANG BUKU PANDUAN INI
Buku panduan ini bertujuan membantu pengelola pasar rakyat dalam penerapan SNI 8152:2015 – Pasar
Rakyat (selanjutnya disebut juga SNI Pasar Rakyat) dan tata cara sertifikasinya berdasarkan Peraturan
Kepala Badan Standardisasi Nasional No.7 Tahun 2015 tentang Skema Sertifikasi Pasar Rakyat. Buku
ini disusun sedemikian rupa untuk memudahkan pengelola pasar rakyat dalam memahami isi SNI
8152:2015.
1
2.2 Definisi Pasar Rakyat
Berdasarkan SNI 8152:2015, pasar rakyat merupakan pasar dengan lokasi tetap yang berupa sejumlah
toko, kios, los, dan bentuk lainya dengan pengelolaan tertentu yang menjadi tempat jual beli dengan
proses tawar menawar. Pasar yang memperdagangkan komoditi khusus (pasar tematik), seperti pasar
hewan, pasar bunga, dan lain-lain, tidak termasuk dapat menerapkan SNI ini.
2
2.5 Elemen SNI Pasar Rakyat
Elemen utama dalam menunjang keberhasilan penerapan SNI ini, yakni perlunya dilakukan sinergi antara
perilaku konsumen, pedagang, dan pengelolanya, dan butuh komitmen dari pemerintah daerah yang
membawahi pasar tersebut. Selain itu perlu dilakukan stakeholder mapping untuk memudahkan
koordinasi dalam proses penerapan SNI Pasar Rakyat ini.
3. KLASIFIKASI PASAR
Klasifikasi pasar rakyat terbagi menjadi empat (4) tipe:
II 501-750 orang
3
harus ada usaha yang dilakukan untuk mengendalikannya. Contoh seperti lem lalat, kecoa dan tikus,
lampu insect killer, perangkap tikus, penyemprotan sebaiknya minimal dua (2) kali setahun (Permenkes
No. 519/Menkes/SK/VI/2008) dan usaha-usaha lainnya.
Dalam penerapan SNI Pasar Rakyat ini, keberadaan binatang tersebut dapat ditoleransi, disesuaikan
dengan zonasi seperti :
Tikus dan kucing tidak boleh ada di zonasi pangan basah, pangan siap saji, bahan pangan kering dan
tempat pemotongan unggas hidup.
Kucing diperbolehkan ada di zonasi non pangan.
Lalat minimal tidak ditemukan pada saat inspeksi yang menempel pada pangan siap saji.
Fasilitas dan peralatan ruang dagang seperti tempat penjualan makanan siap saji harus menyajikan
makanan secara tertutup, minimal menggunakan penutup yang tidak dapat dimasuki hewan yang
menularkan penyakit seperti container transparan, etalase kaca.
Pada ruang dagang bahan pangan basah, harus tersedia tempat penyimpanan bahan pangan basah
bersuhu rendah (4–10)0 C. Untuk penyajian karkas daging di zonasi daging harus digantung, hal ini
dilakukan untuk mempercepat proses pelayuan daging sehingga ketika dimasak lebih empuk. Selain itu
menggantung karkas daging dapat menghindari daging sapi gelonggongan, daging gelonggongan yang
digantung akan terlihat air yang menetes. Selain digantung, daging dapat diletakkan di bawah dengan
diberi alas kain tahan air (hal ini terjadi pada daerah tertentu yang sudah membudaya dimana daging
tidak digantung).
Alas pemotong (talenan) yang digunakan oleh pedagang tidak mengandung bahan beracun, kedap air,
dan mudah dibersihkan. Talenan sebaiknya dibedakan untuk bahan mentah dan matang. Talenan
tersebut tidak boleh menggunakan bahan kayu karena tidak kedap air. Jenis yang dianjurkan minimal
talenan plastik non B3. Talenan mudah dibersihkan maksudnya kotoran yang menempel dapat
dihilangkan. Pisau untuk memotong bahan mentah dan matang harus berbeda dan tidak berkarat.
Di zonasi pangan basah, pangan siap saji dan tempat pemotongan unggas hidup minimal tersedia tempat
untuk pencucian bahan pangan dan peralatan. Khusus di tempat penjualan bahan pangan basah
sebaiknya tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.
Ruang desinfektan juga sebaiknya tersedia bila ada kegiatan pemotongan unggas hidup yang dilakukan
di dalam pasar. Ruang ini sebaiknya tidak jauh dari ruang bongkar muat unggas hidup.
4
4.1.3. Keamanan dan Kenyamanan
Aspek keamanan dan kenyamanan merupakan hal yang penting dalam persyaratan pasar. Kurang
diperhatikannya aspek-aspek tersebut dapat mengurangi pengunjung, serta dapat mengganggu
kenyamanan orang-orang yang beraktivitas di dalamnya. Penataan sirkulasi yang memudahkan
pengunjung dapat bergerak dengan leluasa di mana penataan sirkulasi lalu lalang orang, minimal gang
akses orang tidak terhalang oleh apapun seperti barang dagangan, alat pengangkut dan sejenisnya. Bahan
bangunan hendaknya berupa bahan yang memudahkan perawatan dan kotoran yang menempel pada
bahan bangunan dapat dihilangkan. Contohnya: permukaan dinding sebaiknya halus, bahan bangunan
dilapisi cat minyak, dan sebagainya.
5
Zonasi adalah pembagian atau pemecahan suatu areal menjadi beberapa bagian, sesuai dengan fungsi
dan tujuan pengelolaan. Zonasi pasar harus dikelompokkan secara terpisah antara bahan pangan basah,
kering, siap saji, non pangan, dan tempat pemotongan unggas hidup. Persentase pemenuhan zonasi ada
di skema sertifikasi di mana 60% pemenuhan terhadap persyaratan dinilai memenuhi yaitu pedagang
yang menjual barang dagangannya sesuai zonasinya. Pasar harus memiliki jalur yang mudah diakses untuk
seluruh konsumen dan tidak menimbulkan penumpukan pada satu lokasi tertentu. Penataan sirkulasi
minimal gang akses orang tidak terhalang oleh apapun seperti barang dagangan, alat pengangkut dan
sejenisnya. Tersedia papan nama yang menunjukkan keterangan lokasi zonasi.
Parkir merupakan tempat pemberhentian kendaraan untuk sementara waktu. Pada tempat-tempat
umum seperti halnya pasar membutuhkan sarana ruang parkir yang memadai. Kebutuhan akan ruang
parkir merupakan hal yang penting, karena dapat menimbulkan masalah seperti antrian, penundaan atau
kemacetan, serta akan mengganggu terhadap kelancaran lalu lintas jika ketersediaan kapasitas jalan dan
area parkir di pasar tidak mampu menampung kendaraan yang akan parkir. Beberapa persyaratan sarana
parkir yang perlu diperhatikan pengelola pasar sebagai berikut:
Area parkir yang tersedia harus proporsional dengan area pasar sesuai PP No. 43 tahun 1993.
Tersedia pemisah yang jelas antara area parkir dan wilayah ruang dagang.
Area parkir tersebut harus memiliki tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas dan dibedakan
antara jalur masuk dan keluar.
Area parkir dipisahkan berdasarkan jenis alat angkut, seperti mobil, motor, sepeda, andong/delman
dan/atau becak.
Memiliki area yang rata sehingga tidak menyebabkan genangan air dan mudah dibersihkan.
6
Aktivitas bongkar muat sangat penting dalam menunjang aktivitas perekonomian di pasar. Oleh karena
itu, akses langsung untuk kendaraan angkutan barang perlu diperhatikan. Sebaliknya juga penting untuk
menjaga kelancaran lalu lintas, keselamatan, dan kualitas barang. Hal ini bertujuan agar kendaraan-
kendaraan angkutan barang tersebut tidak selalu berhenti semena-mena, dan mengganggu lalu lintas
yang ada. Permasalahan yang kerap terjadi pada aktivitas bongkar muat barang adalah mobil/kendaraan
angkutan yang dipakai untuk menaikkan/menurunkan barang, kerap memakai badan jalan.
Area bongkar muat sebaiknya terpisah dari tempat parkir pengunjung.
Area bongkar muat hewan hidup, setelah digunakan harus dibersihkan dengan metode tertentu.
Metode tertentu yang dimaksud menjamin seluruh kotoran bongkar muat hewan hidup dapat
dihilangkan minimal ada proses desinfeksi. Minimal terdapat instruksi kerja terkait metode
pembersihan (termasuk ada proses desinfektan).
Akses kendaraan bongkar muat barang harus berada di lokasi yang tidak menimbulkan kemacetan.
Pintu masuk dan sirkulasi harus disediakan untuk menjamin ketercapaian semua fasilitas di dalam
pasar, baik ruang dagang maupun fasilitas umum, termasuk untuk menanggulangi bahaya kebakaran.
Koridor/gangway harus dapat memberikan kemudahan untuk sirkulasi pedagang dan pembeli,
termasuk penyandang cacat, dalam melakukan kegiatan transaksi dan keluar masuk barang dari area
bongkar muat ke toko/kios, los, maupun jongko/konter/pelataran, ukuran lebar koridor utama pasar
harus sesuai dimana tipe 1-II minimal 1,8 m, tipe III minimal 1,5 m dan tipe IV minimal 1,2 m.
7
Gambar 6. Timbangan Ukur Ulang
2. Toilet/kamar mandi
Toilet/kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan harus terpisah dan dilengkapi tanda atau simbol.
Jumlah toilet yang disediakan pada pasar tipe 1 minimal empat (4) toilet laki-laki dan empat (4) toilet
perempuan di tiap minimal empat (4) lokasi berbeda, tipe II minimal tiga ( 3) toilet laki-laki dan tiga (3)
toilet perempuan di tiap minimal tiga (3) lokasi berbeda, tipe III minimal dua (2) toilet laki-laki dan dua
(2) toilet perempuan di tiap minimal dua (2) lokasi berbeda, tipe IV minimal satu (1) toilet laki-laki dan
satu (1) toilet perempuan di tiap minimal satu (1) lokasi berbeda.
8
Toilet harus terjaga kebersihannya dan letaknya terpisah dari tempat penjualan. Kebersihan yang
dilakukan meliputi bau, lantai bersih, tidak ada ceceran sampah, tersedia air bersih dan mengalir serta
dilengkapi derngan checklist pemeriksaan. Pada toilet tersedia jamban leher angsa dilengkapi dengan
tempat penampungan air. Tersedia ventilasi dan pencahayaan yang memadai. Ventilasi yang memadahi
yakni misalnya tersedia lubang angin-angin atau exhoust/ventilating fan. Pencahayaan yang memadai (200-
500 LUX). Penampungan air yang disediakan harus bersih dan bebas jentik. Tersedia tempat cuci
tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air mengalir. Limbah toilet/kamar mandi dibuang ke septic tank
atau lubang peresapan yang tidak mencemari air tanah. Lantai toilet dibuat tidak licin dan mudah
dibersihkan (kotoran yang menempel dapat dihilangkan). Tersedia tempat sampah yang kedap air,
tertutup dan mudah diangkat.
Gambar 8. Toilet
3. Ruang menyusui
Ruang menyusui sebaiknya tersedia ruangan sendiri yang nyaman dan tertutup (tidak transparan).
Jumlah ruang menyusui untuk pasar tipe 1 minimal dua (2) ruang, tipe II minimal satu (1) ruang, tipe III-
IV sebaiknya ada. Ruang menyusui minimal menggunakan gorden yang tidak transparan dan terdapat
pengaitnya dan atau dilengkapi tanda keterangan sedang digunakan/tidak digunakan. Ruang menyusui
harus nyaman dengan disediakannya tempat duduk untuk menyusui dan tempat ganti pakaian untuk
bayi. Sebaiknya tersedia fasilitas untuk menyimpan ASI yaitu lemari pendingin.Tersedia juga wastafel
dengan air mengalir untuk cuci tangan dan peralatan berdagang. Lantai ruangan memiliki permukaan
yang rata, tidak licin, tidak mudah retak, mudah dibersihkan dan terbuat dari bahan yang kedap air.
Ruangan memiliki ventilasi dan sirkulasi udara, penerangan dalam ruangan cukup dan tidak menyilaukan
(200-500 LUX).
9
4. CCTV (Closed-circuit television)
CCTV sebaiknya tersedia dan ditempatkan di lokasi yang dapat memantau seluruh kegiatan pasar.
CCTV di pasar tipe 1-II minimal ada dua (2) lokasi berbeda, tipe III ada di minimal satu (1) lokasi
berbeda sedangkan untuk tipe IV boleh tidak ada CCTV. Pemantauan CCTV hanya dapat diakses oleh
pengelola pasar. CCTV tidak ditempatkan di wilayah yang bersifat pribadi seperti toilet, kamar mandi,
dan ruang menyusui.
5. Ruang peribadatan
Ruang peribadatan harus tersedia untuk melakukan ibadah yang memadai pada area pasar. Jumlah
ruang peribadatan pasar tipe I minimal dua (2) ruangan, tipe II-III minimal satu (1) ruangan dan tipe IV
ada ruangan.
6. Ruang bersama
Ruang bersama harus tersedia yang digunakan untuk kegiatan komunitas pasar tipe I-III sementara
pasar tipe IV tidak harus ada.
7. Pos kesehatan
Pos Kesehatan sebaiknya tersedia. Fasilitas pelayanan kesehatan untuk pengguna pasar dalam
menanggulangi keadaan darurat minimal Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
10
8. Pos Keamanan
Pos Keamanan yang memadai harus tersedia di area pasar. Minimal satu (1) pos keamanan di tiap
pasar.
9. Area merokok
Area merokok yang memenuhi syarat kesehatan sebaiknya tersedia di area pasar, yaitu berada di
ruang terbuka dan dekat dengan area penghijauan. Disediakan juga tempat pembuangan abu dan
puntung rokok serta terdapat tanda area merokok.
11
11. Area penghijauan
Area penghijauan yang memadai harus tersedia pada area pasar. Area penghijauan sesuai dengan
peraturan di daerah masing-masing (perda/pergub/pebub/perwali). Area penghijauan yang disarankan
yaitu minimal terdapat pohon yang ditanam di tanah dengan tajuk rindang dan bisa mengurangi
pencemaran udara dan atau tanaman perdu baik di pot atau ditanam langsung. Lokasi area penghijauan
minimal di sepanjang pagar dan tengah lahan parkir pasar.
4.2.7. Pencahayaan
Bangunan pasar harus memiliki pencahayaan alami atau pencahayaan buatan termasuk pencahayaan
darurat sesuai dengan fungsinya dengan persyaratan tertentu untuk pencahayaan umum, area sekitar
tangga, serta toilet dan kamar mandi. Untuk pencahayaan darurat minimal ada lampu emergency di tiap
tangga/pintu keluar dengan tingkat pencahayaan minimal 10 LUX.
12
4.2.8. Sirkulasi Udara
Bangunan pasar memiliki ventilasi alami atau buatan sesuai fungsinya. Bukaan saluran ventilasi dapat
dirancang untuk menghindari gangguan hewan (minimal lalat, kecoa, tikus, dan kucing). Teknis sistem
ventilasi terdiri dari bukaan permanen seperti jendela, pintu atau sarana lain yang dapat dibuka.
4.2.9. Drainase
Drainase adalah tempat aliran air limbah yang berasal dari buangan air limbah pedagang dan pengelola
pasar. Drainase ditutup dengan kisi sehingga saluran mudah dibersihkan. Drainase memiliki kemiringan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga mencegah genangan air. Tidak ada bangunan los/kios di
atas saluran drainase.
13
Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup dan mudah
dibersihkan.
Harus tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan, dan mudah dipindahkan
Harus tersedia Tempat Penampungan Sampah (TPS) sementara yang kedap air, kuat, mudah
dibersihkan serta mudah dijangkau petugas pengangkut sampah.
Lokasi TPS terpisah dari bangunan pasar dan memiliki akses tersendiri yang terpisah dari akses
pengunjung dan area bongkar muat barang.
Sampah diangkut minimal 1x24 jam.
Sebaiknya terdapat kegiatan pengelolaan sampah berdasarkan prinsip 3R (reduce, reuse, dan/atau
recycle) yang mempunyai nilai ekonomi (misalnya bank sampah dan pembuatan kompos).
14
barang dan jasa. Fungsi pengelola pasar untuk pelaksanaan dan pengembangan kerja sama. Fungsi
pengelola pasar untuk pengendalian keamanan dan ketertiban area pasar.
Pengelola pasar melaksanakan tugas rutin misalnya pendataan pedagang, pendaftaran wajib retribusi
pasar, penagihan retribusi pasar, potensi pendapatan, pembukuan, pelaporan pendapatan pasar. Selain
itu tugas pengelola pasar yaitu: :
Harus memberikan pelayanan informasi kepada konsumen, seperti nama pedagang, nomor dan
letak los atau kios, jenis komoditi yang diperdagangkan di pasar.
Harus menyediakan informasi mengenai zonasi pasar yang dipampang secara jelas dan terbuka.
Harus menyediakan informasi kisaran harga komoditas tertentu yang dipampang secara jelas dan
terbuka.
Harus menyelenggarakan program pengembangan dan aktivasi pasar melalui diverisifikasi kegiatan
pasar seperti penambahan jam buka dengan aktivitas baru, festival pasar dan promosi.
Harus menyelenggarakan program pembinaan dan pemberdayaan pedagang serta komunitas intansi
terkait.
Melakukan pengawasan terhadap produk sesuai ketentuan, berkoordinasi dengan instansi terkait.
Harus menyelenggarakan sidang tera dan tera ulang minimal satu (1) kali dalam setahun,
berkoordinasi dengan instansi terkait.
15
Alur kerja dari pelapor pengaduan sampai pelaporan kepada kepala pasar untuk penanganan
masalah.
10. Pemakaian ruang dagang
Alur kerja dari calon pedagang yang akan memeakai ruang dagang sampai pelaporan kepada
kepala pasar untuk diberi izin dagang.
11. Sanksi dan peringatan
Alur kerja dari petugas ketertiban dalam memberi sanksi dan peringatan sampai pelaporan
kepada kepala pasar untuk ditindaklanjuti.
12. Pengawasan untuk memastikan tersedianya barang dagangan yang aman, sehat, dan bebas dari
bahan berbahaya serta memenuhi ketentuan yang berlaku
Alur kerja dari petugas pengambil sampel sampai pelaporan kepada kepala pasar untuk
ditindaklanjuti.
Selain 12 SOP wajib di atas juga harus ada lima (5) SOP tambahan yang mengatur tata cara pengendalian
dokumen, pengendalian rekaman, audit internal, tinjauan manajeman dan tindakan perbaikan.
16
4.3.6. Pembangunan pasar
Persyaratan pembangunan pasar berlaku untuk pembangunan pasar di lokasi existing maupun di lokasi
yang baru. Proses pembangunan pasar meliputi proses studi kelayakan termasuk UKL, UPL, AMDAL,
perencanaan teknis, konstruksi dan pengoperasian pasar. Proses perencanaan teknis yang bersifat
partisipatif dengan melibatkan pemangku kepentingan. Rencana pembangunan pasar yang mendapatkan
izin dari pihak berwenang.
5. PROSES SERTIFIKASI
Sertifikasi
•Pasar
• BSN •LSPro •Organisasi
• KAN •Laboratorium •Pelaku Usaha
Akreditasi
Proses Sertifikasi dilakukan Lembaga Sertifikasi. Lembaga sertifikasi yang dapat mengeluarkan
sertifikat kesesuaian adalah Lembaga Sertifikasi yang sudah terakreditasi Komite Akreditasi Nasional
(KAN) yang ada di bawah BSN.
17
5.2 Tinjauan Permohonan Sertifikasi
Lembaga Sertifikasi yang telah menerima permohonan akan harus melakukan tinjauan terhadap
kelengkapan permohonan sertifikasi untuk memastikan bahwa bukti administratif yang diperlukan untuk
penilaian kesesuaian terhadap persyaratan SNI 8152:2015 telah lengkap.
5.6 Review
Setelah Lembaga Sertifikasi melakukan inspeksi dan audit, akan dilakukan:
Review terhadap hasil inspeksi dan audit dilakukan oleh orang atau sekelompok orang yang tidak
terlibat dalam proses pada Pasal 5.4 sampai dengan Pasal 5.5 yang ditugaskan oleh Lembaga
Sertifikasi untuk memberikan rekomendasi berdasarkan bukti-bukti obyektif yang telah diperoleh
dari proses Pasal 5.2 sampai dengan Pasal 5.5.
Rekomendasi berdasarkan hasil review dapat mencakup penetapan Tipe dan Mutu Pasar.
18
5.7 Penetapan Keputusan Sertifikasi
Penetapan keputusan sertifikasi dilakukan berdasarkan rekomendasi yang dihasilkan dari proses
review.
Penetapan keputusan sertifikasi harus dilakukan oleh orang atau sekelompok orang yang tidak
terlibat dalam proses pada Pasal 5.4 sampai dengan Pasal 5.5.
Penetapan keputusan sertifikasi dapat dilakukan oleh orang atau sekelompok orang yang sama
dengan yang melakukan review.
Rekomendasi untuk keputusan sertifikasi berdasarkan hasil review harus didokumentasikan, kecuali
review dan keputusan sertifikasi diselesaikan secara bersamaan oleh orang yang sama.
Lembaga Sertifikasi harus memberitahu organisasi pengelola pasar terkait alasan menunda atau tidak
memberikan keputusan sertifikasi dan harus mengidentifikasikan alasan keputusan tersebut.
Jika organisasi pemohon sertifikasi menunjukan keinginan untuk melanjutkan proses sertifikasi,
lembaga sertifikasi dapat memulai kembali proses evaluasi dari Pasal 5.4.
19
Selanjutnya pemohon dapat mengajukan kembali permohonan persetujuan penggunaan Tanda
SNI, dan dicatat sebagai permohonan baru dengan nomor permohonan baru.
BSN memverifikasi keabsahan dokumen dengan cara:
- mengecek keabsahan sertifikat yang disampaikan pemohon, melalui konfrimasi kepada Lembaga
Sertifikasi yang tertulis dalam sertifikat atau konfirmasi kepada KAN;
- mengecek kesesuaian ruang lingkup dan akreditasi Lembaga Sertifikasi yang menerbitkan
sertifikat; melalui konfirmasi kepada KAN.
Apabila dokumen permohonan dinilai tidak benar (tidak absah), BSN menyampaikan pemberitahuan
kepada pemohon paling lambat satu (I) hari kerja terhitung sejak dokumen permohonan dinilai.
Selanjutnya pemohon dapat mengajukan kembali permohonan persetujuan penggunaan Tanda SNI,
dan dicatat sebagai permohonan baru dengan nomor permohonan baru.
Apabila dokumen permohonan dinilai benar (absah), BSN menerbitkan Surat Persetujuan
Penggunaan Tandar SNI (SPPT SNI).
BSN menerbitkan Surat Perjanjian Persetujuan Penggunaan Tanda SNI, sebagaimana tercantum
dalam Peraturan Kepala BSN tentang tata cara penggunaan tanda SNI.
Perjanjian persetujuan penggunaan tanda SNI berlaku sampai dengan masa berakhir sertifikat
kesesuaian.
Perjanjian persetujuan penggunaan tanda SNI dicabut bila sertifikat kesesuaian yang dimiliki
pengelola pasar sudah tidak berlaku dan atau dicabut oleh Lembaga Sertifikasi karena pengelola
pasar tidak memenuhi persyaratan SNI 8152: 2015 dan atau persyaratan ini.
Tanda SNI yang dimaksud dalam dokumen ini adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
PerKa BSN No.7/2015.
Tanda SNI dapat digunakan oleh pengelola pasar di bangunan pasar, dokumen, surat, publikasi dan
informasi yang berkaitan dengan pasar yang telah memenuhi persyaratan SNI 8152:2015
berdasarkan Sertifikat Kesesuaian yang telah diperoleh.
20
6. TANTANGAN DALAM PROSES PENERAPAN SNI 8152:2015
- Untuk mencapai SNI Pasar Rakyat maka sangat diperlukan komitmen Pemda dan pengelola
pasar dalam memenuhi persyaratan SNI Pasar Rakyat.
- Kondisi fisik bangunan pasar menjadi tantangan tersendiri karena biasanya bangunan pasar lama
belum memenuhi persyaratan SNI Pasar Rakyat, termasuk belum adanya zonasi-zonasi
pedagang di dalam pasar, dan lebar gangway utama.
- Dalam memenuhi persyaratan pengelolaan dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola
pasar untuk membuat dan menerapkan SOP yang dipersyaratkan.
- Anggaran perbaikan dalam rangka pemenuhan persyaratan SNI pasar rakyat harus disiapkan;
jumlah anggaran bergantung pada kondisi pasar.
- Pelibatan komunitas pedagang dapat dilakukan sejak awal, karena dapat membantu penerapan
peraturan (persyaratan pengelolaan), komunitas pedagang juga menjadi garda terdepan dalam
merawat sarana prasarana pasar.
21
Gambar 20. Sarana sosialisasi
Setelah dua tahun lebih berproses, pada Agustus 2018, Pasar Bunder mengajukan untuk audit
kesesuaian persyaratan SNI. Pada 30 Oktober 2018, Pasar Bunder mendapatkan sertifikat kesesuaian
pasar tipe 1 mutu 2.
22
pasar berhasil menyusun draft 12 SOP Teknis dan 6 SOP Manajemen Mutu yang didampingi oleh BSN
dan Danamon Peduli.
Koordinasi antar dinas dan sosialisasi kepada masyarakat Pasar Ibuh adalah tantangan terbesar yang
dihadapi bidang pengelolaan pasar. Hal ini dikarenakan kesibukan dinas terkait, kurangnya motivasi
untuk belajar, dan minimnya keterlibatan pedagang. Akan tetapi, bidang pengelolaan pasar di 2018
bergerak cepat dalam melakukan koordinasi antar dinas untuk memenuhi dokumen persyaratan umum
dan pengelolaan. Sosialisasi mengenai SNI Pasar Rakyat dikenalkan juga kepada seluruh komunitas
pedagang Pasar Ibuh. Sosialisasi ini dilakukan melalui diskusi kelompok, talkshow dan adlibs di Radioland
Pasar Ibuh, dan banner gantung yang bertema “Mari Wujudkan SNI Pasar Rakyat di Pasar Ibuh”, Selain
mengenalkan SNI Pasar Rakyat melalui media audio visual, bidang pengelolaan pasar juga mengenalkan
12 SOP teknis khususnya yang terkait dengan pedagang seperti retribusi, ruang dagang, ketertiban dan
keamanan berdagang, dan kebersihan pasar. Hal ini dilakukan agar penerapan SNI Pasar Rakyat menjadi
langkah ikhtiar bersama antara pembuat kebijakan, pengelola pasar, dan seluruh komunitas pasar.
Selama dua tahun berproses, pada Agustus 2018, Pasar Ibuh mengajukan untuk melakukan audit
kesesuaian persyaratan SNI Pasar Rakyat. Beberapa temuan di lapangan berhasil diselesaikan oleh
bidang pengelolaan pasar, sehingga pada 30 Oktober 2018, Pasar Ibuh mendapatkan sertifikat
kesesuaian pasar rakyat tipe 1 dengan mutu 2.
23
7.3 Pasar Rejowinangun Magelang
Tahun 2017 Pasar Rejowinangun meraih penghargaan dengan memenangkan award anugerah
pancawara karena berinovasi dalam pengelolaan pasar rakyat. Pasar Rejowinangun mulai didampingi
bulan April 2018 oleh Yayasan Danamon Peduli dan Badan Standardisasi Nasional. Pemerintah Kota
Magelang dalam hal ini Dinas Peridustrian dan Perdagangan selaku yang membawahi Pasar
Rejowinangun berkomitmen untuk memenuhi persyaratan SNI Pasar Rakyat. Selain komitmen juga
didukung oleh pengelola pasar yang memiliki SDM yang pembelajar dan mau berubah ke arah yang lebih
baik dalam memenuhi persyaratan SNI Pasar Rakyat. Sebelum kami dampingi Pasar Rejowinagun sudah
dikelola dengan baik, teratur, tertata dan sudah menerapkan beberapa SOP . Hal ini sangat membantu
dan memudahkan dalam proses sertifikasi dibandingkan dengan pasar yang kondisinya tidak teratur dan
pengelola pasarnya tidak menerapkan SOP sama sekali. Selain itu juga kondisi fisik Pasar Rejowinangun
bangunan baru dan cukup lengkap fasilitasnya, sehingga tidak membutuhkan biaya besar dalam
melengkapi persyaratan SNI pasar rakyat. Setalah dilakukan gap analisis maka dilakukan pendampingan
dalam pembuatan SOP dan pemenuhan persyaratan sampai bulan Oktober. Pengajuan proses sertifikasi
dilakukan bulan akhir Oktober-Desember dan pada akhirnya sertifikat pemenuhan persyaratan SNI
pasar rakyat keluar pada 12 Desember 2018.
Dapat kami simpulkan kunci sukses penerapan SNI pasar rakyat di Pasar Rejowinangun adalah,
komitmen pengelola, SDM pembelajar, struktur organisasi yang lengkap, anggaran perbaikan.
24
LAMPIRAN I
Kepada Yth.
Kepala Badan Standardisasi Nasional
Gedung I BPPT Lantai 9 – 14
Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta Pusat
Bersama ini kami mengajukan permohonan/perpanjangan*) Persetujuan Penggunaan Tanda SNI untuk
JASA, dengan informasi sebagai berikut:
I. Identitas pemohon
Telp/Faks : …………………………………………………………….
E-mail : …………………………………………………………….
25
II. Ruang lingkup persetujuan penggunaan tanda SNI yang diajukan
IV. Pernyataan
Dengan ini kami menyatakan bersedia untuk mematuhi kewajiban penggunaan tanda SNI sebagaimana
terlampir.
Pimpinan organisasi
Tanda tangan :
Nama :
Catatan:
*) Coret yang tidak diperlukan
26
Penjelasan Pelaku Usaha jenis JASA yang dapat mengusulkan persetujuan penggunaan
Tanda SNI sesuai Peraturan Kepala BSN No. 2 tahun 2017
27
LAMPIRAN II
Sehubungan dengan pengajuan permohonan Penggunaan Tanda SNI, dengan ini kami menyatakan
bersedia untuk:
1) Menjaga dan mengendalikan kesesuaian barang/jasa/proses/sistem/personal*) sebagaimana
dimaksud dalam dokumen persetujuan penggunaan tanda SNI untuk diproduksi atau dipasok sesuai
dengan karakteristik yang sama dengan contoh atau sampel barang/jasa/proses/sistem/personal*)
yang telah disertifikasi oleh LPK serta dinyatakan memenuhi standar yang diacu.
2) Membubuhkan tanda SNI bagi barang/jasa/proses/sistem/personal*) yang dimaksud dalam dokumen
persetujuan penggunaan tanda SNI.
3) Menginformasikan segala perubahan yang dilakukan dan menyebabkan perubahan pemenuhan
karakteristik barang/jasa/proses/sistem/personal*) dengan karakteristik
barang/jasa/proses/sistem/personal*) contoh atau sampel pada saat dilakukan sertifikasi oleh LPK
dalam rangka pemenuhan terhadap standar yang diacu.
4) Menginformasikan segala perubahan lain yang dilakukan yang mempengaruhi dokumen yang
disampaikan pada saat pengusulan persetujuan penggunaan tanda SNI.
5) Mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan bila terdapat laporan hasil monitoring atau
pengawasan ditemukan ketidakmampuan menjaga dan mengendalikan kesesuaian
barang/jasa/proses/sistem/personal*) sebagaimana dimaksud dalam dokumen persetujuan
penggunaan tanda SNI.
6) Tidak mencantumkan tanda SNI pada barang/jasa/proses/sistem/personal*) dalam hal SPPT SNI
dibekukan, dicabut atau berakhir masa berlakunya.
Tempat, Tanggal :
MATERAI 6000
Tanda tangan
Nama :
Jabatan :
28