Anda di halaman 1dari 32

Panduan Penerapan

SNI 8152:2015 - Pasar Rakyat

Refiano Andores
Murni Aryani
Tegar Ega Pragita
Tim Yayasan Danamon Peduli

Badan Standardisasi Nasional


Panduan Penerapan
SNI 8152:2015 - Pasar Rakyat

Penyusun:
Refiano Andores
Murni Aryani
Tegar Ega Pragita
Tim Yayasan Danamon Peduli

Penerbit:
Badan Standardisasi Nasional
Gedung I BPPT, Jl. M.H. Thamrin 8, Kebon Sirih,
Jakarta 10340 – Indonesia
T: 021-3917300 (hunting) | F: 021-3927527
bsn.go.id | perpustakaan.bsn.go.id

© BSN 2019 - Hak cipta dilindungi undang-undang.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan sehingga buku panduan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) 8152:2015 – Pasar
Rakyat ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tak lupa ucapan terima kasih serta penghargaan selayaknya disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan hingga penerbitan buku panduan ini. Kami sadari buku ini jauh dari sempurna,
sehingga besar harapan kami kritik dan masukan untuk menyempurnakannya. Meski demikian semoga
buku ini bermanfaat bagi semua pihak dan kalangan, khususnya calon penerap SNI 8152:2015 – Pasar
Rakyat.

Jakarta, November 2018


Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Kata pengantar....................................................................................................................................... iii


Daftar isi ................................................................................................................................................. iv
1. Tentang buku panduan ini ............................................................................................................ 1
2. SNI Pasar Rakyat ........................................................................................................................... 1
2.1 Latar belakang .............................................................................................................................. 1
2.2 Definisi Pasar Rakyat..................................................................................................................... 2
2.3 Mengapa diperlukan SNI Pasar Rakyat? ....................................................................................... 2
2.4 Kerangka Kerja SNI Pasar Rakyat .................................................................................................. 2
2.5 Elemen SNI Pasar Rakyat .............................................................................................................. 3
3. Klasifikasi Pasar ............................................................................................................................. 3
4. Persyaratan Pasar Rakyat ............................................................................................................. 3
4.1 Persyaratan Umum ....................................................................................................................... 3
4.2 Persyaratan Teknis........................................................................................................................ 5
4.3 Persyaratan Pengelolaan ............................................................................................................ 14
5. Proses Sertifikasi ......................................................................................................................... 17
5.1 Pengajuan Permohonan Sertifikasi............................................................................................. 17
5.2 Tinjauan Permohonan Sertifikasi ................................................................................................ 18
5.3 Penandatanganan Perjanjian Sertifikasi ..................................................................................... 18
5.4 Inspeksi Sarana, Prasarana Pasar dan Audit Sistem Manajemen Pengelolaan Pasar ................ 18
5.5 Audit Dokumentasi Sistem Manajemen Pengelolaan Pasar ...................................................... 18
5.6 Review ........................................................................................................................................ 18
5.7 Penetapan Keputusan Sertifikasi ................................................................................................ 19
5.8 Sertifikat Kesesuaian................................................................................................................... 19
5.9 Persetujuan Penggunaan Tanda SNI ........................................................................................... 19
5.10 Survailen dan Re-sertifikasi ........................................................................................................ 20
6. tantangan dalam proses penerapan SNI 8152:2015 .................................................................. 21
7. Cerita sukses penerapan SNI dari pasar yang sudah sertifikasi .................................................. 21
7.1 Pasar Bunder Sragen................................................................................................................... 21
7.2 Pasar Ibuh Payakumbuh ............................................................................................................. 22
7.3 Pasar Rejowinangun Magelang .................................................................................................. 24
Lampiran I ............................................................................................................................................. 25
Lampiran II ............................................................................................................................................ 28

iv
1. TENTANG BUKU PANDUAN INI
Buku panduan ini bertujuan membantu pengelola pasar rakyat dalam penerapan SNI 8152:2015 – Pasar
Rakyat (selanjutnya disebut juga SNI Pasar Rakyat) dan tata cara sertifikasinya berdasarkan Peraturan
Kepala Badan Standardisasi Nasional No.7 Tahun 2015 tentang Skema Sertifikasi Pasar Rakyat. Buku
ini disusun sedemikian rupa untuk memudahkan pengelola pasar rakyat dalam memahami isi SNI
8152:2015.

2. SNI PASAR RAKYAT


2.1 Latar belakang
Pasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual
beli barang atau jasa. Di dalam pasar biasanya menjual berbagai macam barang baik itu berupa sayuran,
buah-buahan, pakaian, dan peralatan rumah tangga.
Pasar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pasar modern dan pasar tradisional. Pasar modern
biasanya berupa mall, supermarket, hypermarket, dll. Kemudian pasar tradisional biasanya berupa pasar
daerah yang menjual kebutuhan sehari–hari dengan sistem tawar menawar, dll.
Pasar dengan sistem tradisional saat ini mengalami penurunan perekonomian yang sangat tinggi karena
kalah bersaing dengan pasar modern. Padahal di dalamnya terdapat pedagang- pedagang yang sebagian
besar termasuk dalam keluarga ekonomi menengah ke bawah. Untuk itu pemerintah menilai bahwa
pasar tradisional harus diaktifkan dan diberdayakan kembali secara berkelanjutan. Kondisi pasar yang
kumuh dan kotor dinilai menjadi suatu hal yang harus segera diperbaiki. Supaya pasar tradisional
menjadi bersih dan pengunjung merasa nyaman untuk membeli kebutuhan sehari–hari di pasar. Modal
utama yang telah dimiliki pasar tradisional adalah harganya yang masih murah dan terdapat sistem tawar
menawar dibandingkan dengan pasar modern.
Sesuai dengan Undang Undang No.7 tahun 2014 tentang Perdagangan maka Pasar Tradisonal berganti
nama menjadi Pasar Rakyat. Dalam Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa bahwa salah satu peran
pemerintah dalam bidang perdagangan diantaranya program revitalisasi pasar, yang sesuai target
pemerintah hingga 2019 akan melakukan revitalisasi pasar sebanyak 5.000 pasar. Revitalisasi pasar
rakyat bertujuan untuk menjadikan pasar sebagai tempat jual beli yang bersih, lengkap dan kompetitif
sehingga tidak kalah dengan mall modern. Dengan begitu perekonomian dan kesejahteraan para
pedagang akan meningkat. Konsumenpun akan menyambut baik apabila pasar lebih bersih dan rapi
sehingga mereka tidak enggan untuk ke pasar, apalagi harga yang ditawarkan jauh lebih murah
dibandingkan dengan pasar modern.
Dalam merevitalisasi ini, Presiden akan menerapkan acuan standar dalam pasar rakyat yaitu SNI
8152:2015 Pasar Rakyat. SNI Pasar Rakyat ini merupakan standar yang telah ditetapkan oleh Badan
Standardisasi Nasional (BSN) pada tahun 2015. Berdasarkan SNI 8152:2015 Pasar Rakyat, terdapat tiga
(3) persyaratan pasar rakyat yang meliputi persyaratan umum, persyaratan teknis, dan persyaratan
pengelolaan.
Persyaratan umum terdiri dari lokasi pasar, kebersihan dan kesehatan, serta keamanan dan
kenyamanan.
Persyaratan teknis terdiri dari ruang dagang, aksesibilitas dan zonasi, pos ukur ulang dan sidang tera,
fasilitas umum, elemen bangunan, keselamatan dalam bangunan, pencahayaan, sirkulasi udara, drainase,
ketersediaan air bersih, pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah, sarana telekomunikasi, dan
keselamatan dalam bangunan. Persyaratan pengelolaan terdiri dari prinsip pengelolaan pasar, tugas
pokok dan fungsi pengelola pasar, prosedur kerja pengelola pasar, struktur pengelola pasar,
pemberdayaan pedagang, serta pembangunan pasar.

1
2.2 Definisi Pasar Rakyat
Berdasarkan SNI 8152:2015, pasar rakyat merupakan pasar dengan lokasi tetap yang berupa sejumlah
toko, kios, los, dan bentuk lainya dengan pengelolaan tertentu yang menjadi tempat jual beli dengan
proses tawar menawar. Pasar yang memperdagangkan komoditi khusus (pasar tematik), seperti pasar
hewan, pasar bunga, dan lain-lain, tidak termasuk dapat menerapkan SNI ini.

2.3 Mengapa diperlukan SNI Pasar Rakyat?


Pasar rakyat merupakan suatu lembaga ekonomi yang mempunyai fungsi strategis, diantaranya: simpul
kekuatan ekonomi lokal; memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah; meningkatkan
kesempatan kerja; menyediakan sarana berjualan, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil dan
menengah; menjadi referensi harga bahan pokok yang mendasari perhitungan tingkat inflasi dan
indikator kestabilan harga; meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD); sebagai salah satu sarana
keberlanjutan budaya setempat; serta merupakan hulu sekaligus muara dari perekonomian informal
yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.

2.4 Kerangka Kerja SNI Pasar Rakyat


Tahapan penerapan SNI Pasar Rakyat:
 Persiapan
Merupakan tahapan sosialisasi awal SNI Pasar Rakyat, untuk menginformasikan kepada pengelola
pasar dan stakeholder terkait pasar tentang tujuan dan manfaat diterapkannya SNI Pasar Rakyat.
Sosialisasi ini dapat dilakukan sendiri oleh pengelola pasar, misal kepala dinas mensosiliasikan kepada
bawahannya, atau kepala pasar mensosialisasikan kepada bawahannya. Selain sosialisasi, dilakukan
juga analisis kesenjangan antara seluruh indikator SNI dengan kondisi- eksisting pasar, sebagai acuan
awal perbaikan atau penyesuaian.
 Pengembangan sistem
Merupakan tahapan pembuatan Standar Operating Procedure (SOP) pengelolaan pasar. Selain SOP
teknis pekerjaan juga dibuat SOP pengendalian dokumen, pengendalian rekaman, audit internal,
tinjauan manajeman, tindakan perbaikan, sebagai SOP tambahan.
 Implementasi
Merupakan tahapan menjalankan SOP yang telah dibuat. Proses implementasi ini minimal dilakukan
tiga (3) bulan setelah SOP disahkan.
 Review
Merupakan tahapan menjalankan proses audit internal oleh auditor internal yang kompeten, dimana
auditor akan memeriksa rekaman dan perbaikan teknis yang telah dilakukan berdasarkan hasil
analisis kesenjangan di awal.
 Sertifikasi
Merupakan tahapan pengajuan permohonan, inspeksi, sampai penerbitan sertifikat kesesuaian serta
Surat Persetujuan Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI). Pasar yang sudah mendapatkan SPPT SNI
dapat menggunakan tanda SNI untuk dipajang di area pasar.
Pada panduan ini, bentuk lisan berikut digunakan:
 “harus” menunjukkan persyaratan utama
 “sebaiknya” menunjukan persyaratan penunjang (rekomendasi)
Persyaratan utama merupakan persyaratan yang harus 100% terpenuhi, sedangkan persyaratan
penunjang merupakan persyaratan yang boleh kurang dari 100% terpenuhinya.

2
2.5 Elemen SNI Pasar Rakyat
Elemen utama dalam menunjang keberhasilan penerapan SNI ini, yakni perlunya dilakukan sinergi antara
perilaku konsumen, pedagang, dan pengelolanya, dan butuh komitmen dari pemerintah daerah yang
membawahi pasar tersebut. Selain itu perlu dilakukan stakeholder mapping untuk memudahkan
koordinasi dalam proses penerapan SNI Pasar Rakyat ini.

3. KLASIFIKASI PASAR
Klasifikasi pasar rakyat terbagi menjadi empat (4) tipe:

Tipe Jumlah Pedagang

I > 750 orang

II 501-750 orang

III 250 – 500 orang

IV < 250 orang

4. PERSYARATAN PASAR RAKYAT


4.1 Persyaratan Umum
4.1.1. Lokasi Pasar
Lokasi pasar merupakan hal yang penting dalam persyaratan pasar. Setiap lokasi pasar harus
mempunyai bukti kepemilikan yang sah, seperti: Akta pendirian tanah, sertifikat yang masih berlaku.
Lokasi pasar juga harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah setempat, yang dapat terlihat pada
dokumen Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RT/RW). Dokumen bukti kepemilikan yang sah tersebut
pada umumnya disimpan di kantor dinas yang menaungi pasar atau kantor bupati/walikota setempat.
Pengelola pasar sebaiknya memiliki arsip hardcopy atau softcopy dokumen tersebut.
Untuk pembangunan pasar di lokasi baru, jalan menuju pasar harus mudah diakses dan didukung
dengan transportasi umum sehingga menjamin kelancaran kegiatan bongkar muat dan distribusi. Pasar
harus terletak di daerah yang aman dari banjir dan longsor dan tidak terletak di daerah aliran sungai
serta tidak terletak di daerah penyerapan air. Tidak terletak pada bekas tempat pembuangan sampah
atau bekas pabrik bahan kimia
Pasar harus memiliki sistem drainase yang baik, pasar yang sistem drainasenya terdapat sedimentasi
dapat berpotensi banjir. Pasar juga harus jauh dari fasilitas yang berpotensi membahayakan, seperti
pabrik atau gudang bahan kimia berbahaya, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau tempat
pembuangan sampah/limbah kimia. Jika terdapat tempat yang membahayakan tersebut sebaiknya
berada dengan jarak minimal 10 m.

4.1.2. Kebersihan dan Kesehatan


Aspek kebersihan dan kesehatan merupakan hal yang penting dalam persyaratan pasar. Kurang
diperhatikannya aspek kebersihan dapat mengkontaminasi barang-barang yang dijual di pasar, serta
dapat mengganggu kesehatan orang-orang yang beraktivitas di dalamnya. Fasilitas pasar harus
memenuhi ketentuan kebersihan yaitu bebas dari binatang penular penyakit dan tempat perindukannya
(tempat berkembang biak) seperti: lalat, kecoa, tikus, dan nyamuk. Jenis hewan yang menularkan
penyakit: tikus, kecoa, lalat, kucing. Pasar yang bebas 100% dari binatang sangat sulit dilakukan, namun

3
harus ada usaha yang dilakukan untuk mengendalikannya. Contoh seperti lem lalat, kecoa dan tikus,
lampu insect killer, perangkap tikus, penyemprotan sebaiknya minimal dua (2) kali setahun (Permenkes
No. 519/Menkes/SK/VI/2008) dan usaha-usaha lainnya.
Dalam penerapan SNI Pasar Rakyat ini, keberadaan binatang tersebut dapat ditoleransi, disesuaikan
dengan zonasi seperti :
 Tikus dan kucing tidak boleh ada di zonasi pangan basah, pangan siap saji, bahan pangan kering dan
tempat pemotongan unggas hidup.
 Kucing diperbolehkan ada di zonasi non pangan.
 Lalat minimal tidak ditemukan pada saat inspeksi yang menempel pada pangan siap saji.
Fasilitas dan peralatan ruang dagang seperti tempat penjualan makanan siap saji harus menyajikan
makanan secara tertutup, minimal menggunakan penutup yang tidak dapat dimasuki hewan yang
menularkan penyakit seperti container transparan, etalase kaca.

Gambar 1. container transparan, etalase kaca

Pada ruang dagang bahan pangan basah, harus tersedia tempat penyimpanan bahan pangan basah
bersuhu rendah (4–10)0 C. Untuk penyajian karkas daging di zonasi daging harus digantung, hal ini
dilakukan untuk mempercepat proses pelayuan daging sehingga ketika dimasak lebih empuk. Selain itu
menggantung karkas daging dapat menghindari daging sapi gelonggongan, daging gelonggongan yang
digantung akan terlihat air yang menetes. Selain digantung, daging dapat diletakkan di bawah dengan
diberi alas kain tahan air (hal ini terjadi pada daerah tertentu yang sudah membudaya dimana daging
tidak digantung).
Alas pemotong (talenan) yang digunakan oleh pedagang tidak mengandung bahan beracun, kedap air,
dan mudah dibersihkan. Talenan sebaiknya dibedakan untuk bahan mentah dan matang. Talenan
tersebut tidak boleh menggunakan bahan kayu karena tidak kedap air. Jenis yang dianjurkan minimal
talenan plastik non B3. Talenan mudah dibersihkan maksudnya kotoran yang menempel dapat
dihilangkan. Pisau untuk memotong bahan mentah dan matang harus berbeda dan tidak berkarat.
Di zonasi pangan basah, pangan siap saji dan tempat pemotongan unggas hidup minimal tersedia tempat
untuk pencucian bahan pangan dan peralatan. Khusus di tempat penjualan bahan pangan basah
sebaiknya tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.
Ruang desinfektan juga sebaiknya tersedia bila ada kegiatan pemotongan unggas hidup yang dilakukan
di dalam pasar. Ruang ini sebaiknya tidak jauh dari ruang bongkar muat unggas hidup.

4
4.1.3. Keamanan dan Kenyamanan
Aspek keamanan dan kenyamanan merupakan hal yang penting dalam persyaratan pasar. Kurang
diperhatikannya aspek-aspek tersebut dapat mengurangi pengunjung, serta dapat mengganggu
kenyamanan orang-orang yang beraktivitas di dalamnya. Penataan sirkulasi yang memudahkan
pengunjung dapat bergerak dengan leluasa di mana penataan sirkulasi lalu lalang orang, minimal gang
akses orang tidak terhalang oleh apapun seperti barang dagangan, alat pengangkut dan sejenisnya. Bahan
bangunan hendaknya berupa bahan yang memudahkan perawatan dan kotoran yang menempel pada
bahan bangunan dapat dihilangkan. Contohnya: permukaan dinding sebaiknya halus, bahan bangunan
dilapisi cat minyak, dan sebagainya.

4.2 Persyaratan Teknis


Persyaratan teknis bangunan pasar meliputi ruang dagang, aksesibilitas, zonasi, pos ukur ulang, sidang
tera, fasilitas umum, elemen dalam bangunan, keselamatan, pencahayaan, sirkulasi udara, drainase,
ketersediaan air bersih, pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah dan sarana telekomonikasi.
Persyaratan teknis terbagi atas persyaratan utama dan penunjang yang dapat dilihat dalam lampiran 2
PerKa BSN No.7/2015, di mana persyaratan utama harus 100% penerapannya sedangkan persyaratan
penunjang ada toleransi penerapan 61 – 100 % untuk mutu 1 dan 25 – 60 % untuk mutu 2.

4.2.1. Ruang Dagang


Terdiri atas toko/kios, los dan jongko/konter/pelataran, yang pemempatanya tidak menutupi sirkulasi
udara, jendela, atau pintu keluar. Ruang dagang sebaiknya modular (memiliki ukuran yang sama).
Ukuran luas ruang dagang pasar harus sesuai di mana tipe 1-III minimal 2 m2 dan tipe IV minimal 1 m2.
Jongko/konter/pelataran tersebut tidak mengganggu akses keluar-masuk pasar dan tidak menutupi
pandangan toko/kios atau los.

Gambar 2. Ruang dagang modular


4.2.2. Aksesibilitas dan Zonasi
Aksesibilitas bisa diartikan sebagai derajat kemudahan dicapai oleh orang, terhadap bangunan, pelayanan
ataupun lingkungan pasar. Kemudahan akses tersebut diimplementasikan pada bangunan gedung,
lingkungan dan fasilitas umum lainnya.
Seluruh fasilitas sebaiknya dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang, termasuk penyandang
cacat dan lansia, bila akses untuk penyandang cacat tidak tersedia di seluruh fasilitas maka sebaiknya
dibuat informasi fasilitas mana saja yang dapat diakses oleh penyandang cacat. Untuk pasar tipe 1 dan
2 sebaiknya ada akses untuk kursi roda, sedang kan pasar tipe 3 dan 4 tidak.

5
Zonasi adalah pembagian atau pemecahan suatu areal menjadi beberapa bagian, sesuai dengan fungsi
dan tujuan pengelolaan. Zonasi pasar harus dikelompokkan secara terpisah antara bahan pangan basah,
kering, siap saji, non pangan, dan tempat pemotongan unggas hidup. Persentase pemenuhan zonasi ada
di skema sertifikasi di mana 60% pemenuhan terhadap persyaratan dinilai memenuhi yaitu pedagang
yang menjual barang dagangannya sesuai zonasinya. Pasar harus memiliki jalur yang mudah diakses untuk
seluruh konsumen dan tidak menimbulkan penumpukan pada satu lokasi tertentu. Penataan sirkulasi
minimal gang akses orang tidak terhalang oleh apapun seperti barang dagangan, alat pengangkut dan
sejenisnya. Tersedia papan nama yang menunjukkan keterangan lokasi zonasi.

Gambar 3. Papan Nama Zonasi

Parkir merupakan tempat pemberhentian kendaraan untuk sementara waktu. Pada tempat-tempat
umum seperti halnya pasar membutuhkan sarana ruang parkir yang memadai. Kebutuhan akan ruang
parkir merupakan hal yang penting, karena dapat menimbulkan masalah seperti antrian, penundaan atau
kemacetan, serta akan mengganggu terhadap kelancaran lalu lintas jika ketersediaan kapasitas jalan dan
area parkir di pasar tidak mampu menampung kendaraan yang akan parkir. Beberapa persyaratan sarana
parkir yang perlu diperhatikan pengelola pasar sebagai berikut:
 Area parkir yang tersedia harus proporsional dengan area pasar sesuai PP No. 43 tahun 1993.
 Tersedia pemisah yang jelas antara area parkir dan wilayah ruang dagang.
 Area parkir tersebut harus memiliki tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas dan dibedakan
antara jalur masuk dan keluar.
 Area parkir dipisahkan berdasarkan jenis alat angkut, seperti mobil, motor, sepeda, andong/delman
dan/atau becak.
 Memiliki area yang rata sehingga tidak menyebabkan genangan air dan mudah dibersihkan.

Gambar 4. Area Parkir

6
Aktivitas bongkar muat sangat penting dalam menunjang aktivitas perekonomian di pasar. Oleh karena
itu, akses langsung untuk kendaraan angkutan barang perlu diperhatikan. Sebaliknya juga penting untuk
menjaga kelancaran lalu lintas, keselamatan, dan kualitas barang. Hal ini bertujuan agar kendaraan-
kendaraan angkutan barang tersebut tidak selalu berhenti semena-mena, dan mengganggu lalu lintas
yang ada. Permasalahan yang kerap terjadi pada aktivitas bongkar muat barang adalah mobil/kendaraan
angkutan yang dipakai untuk menaikkan/menurunkan barang, kerap memakai badan jalan.
 Area bongkar muat sebaiknya terpisah dari tempat parkir pengunjung.
 Area bongkar muat hewan hidup, setelah digunakan harus dibersihkan dengan metode tertentu.
Metode tertentu yang dimaksud menjamin seluruh kotoran bongkar muat hewan hidup dapat
dihilangkan minimal ada proses desinfeksi. Minimal terdapat instruksi kerja terkait metode
pembersihan (termasuk ada proses desinfektan).
 Akses kendaraan bongkar muat barang harus berada di lokasi yang tidak menimbulkan kemacetan.
 Pintu masuk dan sirkulasi harus disediakan untuk menjamin ketercapaian semua fasilitas di dalam
pasar, baik ruang dagang maupun fasilitas umum, termasuk untuk menanggulangi bahaya kebakaran.

Gambar 5. Area Bongkar Muat

Koridor/gangway harus dapat memberikan kemudahan untuk sirkulasi pedagang dan pembeli,
termasuk penyandang cacat, dalam melakukan kegiatan transaksi dan keluar masuk barang dari area
bongkar muat ke toko/kios, los, maupun jongko/konter/pelataran, ukuran lebar koridor utama pasar
harus sesuai dimana tipe 1-II minimal 1,8 m, tipe III minimal 1,5 m dan tipe IV minimal 1,2 m.

4.2.3. Pos Ukur Ulang dan Sidang Tera


Pos ukur ulang atau timbangan digital difungsikan untuk memberikan kemudahan bagi konsumen.
Konsumen atau pembeli bisa kembali menimbang barang yang dibeli di pos ukur ulang tanpa ada
pungutan biaya (gratis).
 Pos ukur ulang harus memiliki alat ukur, takar, dan timbang yang sudah ditera/tera ulang dan masih
berlaku, serta ada penandaan untuk digunakan konsumen dan/atau pedagang secara mandiri guna
memeriksa barang yang dibeli dan/atau diperdagangkan.
 Pos ukur ulang harus pada ruang permanen atau menggunakan fasilitas lainnya yang memiliki lantai
datar dan terlindung dari hujan untuk kegiatan sidang tera/tera ulang.
 Jumlah pos ukur ulang pasar tipe 1-III minimal 2 pos dan tipe IV minimal 1 pos.

7
Gambar 6. Timbangan Ukur Ulang

4.2.4. Fasilitas Umum


Beberapa fasilitas umum yang ada dalam pasar rakyat sesuai SNI 8152:2015 Pasar Rakyat antara lain:
1. Kantor pengelola
Kantor pengelola harus merupakan ruangan tetap yang dapat berada di area pasar atau di luar pasar.
Lokasi kantor pengelola harus mudah dicapai oleh pengunjung maupun pedagang. Harus tersedia
Standard Operating Procedures (SOP) yang mendeskripsikan tugas, cara kerjadan alur kerja setiap
jabatan. SOP terdokumentasi dengan baik dan mudah diakses oleh pihak yang berwenang.

Gambar 7. Kantor Pengelola

2. Toilet/kamar mandi
Toilet/kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan harus terpisah dan dilengkapi tanda atau simbol.
Jumlah toilet yang disediakan pada pasar tipe 1 minimal empat (4) toilet laki-laki dan empat (4) toilet
perempuan di tiap minimal empat (4) lokasi berbeda, tipe II minimal tiga ( 3) toilet laki-laki dan tiga (3)
toilet perempuan di tiap minimal tiga (3) lokasi berbeda, tipe III minimal dua (2) toilet laki-laki dan dua
(2) toilet perempuan di tiap minimal dua (2) lokasi berbeda, tipe IV minimal satu (1) toilet laki-laki dan
satu (1) toilet perempuan di tiap minimal satu (1) lokasi berbeda.

8
Toilet harus terjaga kebersihannya dan letaknya terpisah dari tempat penjualan. Kebersihan yang
dilakukan meliputi bau, lantai bersih, tidak ada ceceran sampah, tersedia air bersih dan mengalir serta
dilengkapi derngan checklist pemeriksaan. Pada toilet tersedia jamban leher angsa dilengkapi dengan
tempat penampungan air. Tersedia ventilasi dan pencahayaan yang memadai. Ventilasi yang memadahi
yakni misalnya tersedia lubang angin-angin atau exhoust/ventilating fan. Pencahayaan yang memadai (200-
500 LUX). Penampungan air yang disediakan harus bersih dan bebas jentik. Tersedia tempat cuci
tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air mengalir. Limbah toilet/kamar mandi dibuang ke septic tank
atau lubang peresapan yang tidak mencemari air tanah. Lantai toilet dibuat tidak licin dan mudah
dibersihkan (kotoran yang menempel dapat dihilangkan). Tersedia tempat sampah yang kedap air,
tertutup dan mudah diangkat.

Gambar 8. Toilet

3. Ruang menyusui
Ruang menyusui sebaiknya tersedia ruangan sendiri yang nyaman dan tertutup (tidak transparan).
Jumlah ruang menyusui untuk pasar tipe 1 minimal dua (2) ruang, tipe II minimal satu (1) ruang, tipe III-
IV sebaiknya ada. Ruang menyusui minimal menggunakan gorden yang tidak transparan dan terdapat
pengaitnya dan atau dilengkapi tanda keterangan sedang digunakan/tidak digunakan. Ruang menyusui
harus nyaman dengan disediakannya tempat duduk untuk menyusui dan tempat ganti pakaian untuk
bayi. Sebaiknya tersedia fasilitas untuk menyimpan ASI yaitu lemari pendingin.Tersedia juga wastafel
dengan air mengalir untuk cuci tangan dan peralatan berdagang. Lantai ruangan memiliki permukaan
yang rata, tidak licin, tidak mudah retak, mudah dibersihkan dan terbuat dari bahan yang kedap air.
Ruangan memiliki ventilasi dan sirkulasi udara, penerangan dalam ruangan cukup dan tidak menyilaukan
(200-500 LUX).

Gambar 9. Ruang Menyusui

9
4. CCTV (Closed-circuit television)
CCTV sebaiknya tersedia dan ditempatkan di lokasi yang dapat memantau seluruh kegiatan pasar.
CCTV di pasar tipe 1-II minimal ada dua (2) lokasi berbeda, tipe III ada di minimal satu (1) lokasi
berbeda sedangkan untuk tipe IV boleh tidak ada CCTV. Pemantauan CCTV hanya dapat diakses oleh
pengelola pasar. CCTV tidak ditempatkan di wilayah yang bersifat pribadi seperti toilet, kamar mandi,
dan ruang menyusui.

Gambar 10. CCTV

5. Ruang peribadatan
Ruang peribadatan harus tersedia untuk melakukan ibadah yang memadai pada area pasar. Jumlah
ruang peribadatan pasar tipe I minimal dua (2) ruangan, tipe II-III minimal satu (1) ruangan dan tipe IV
ada ruangan.

Gambar 11. Ruang Peribadatan

6. Ruang bersama
Ruang bersama harus tersedia yang digunakan untuk kegiatan komunitas pasar tipe I-III sementara
pasar tipe IV tidak harus ada.
7. Pos kesehatan
Pos Kesehatan sebaiknya tersedia. Fasilitas pelayanan kesehatan untuk pengguna pasar dalam
menanggulangi keadaan darurat minimal Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

Gambar 12. Pos Kesehatan

10
8. Pos Keamanan
Pos Keamanan yang memadai harus tersedia di area pasar. Minimal satu (1) pos keamanan di tiap
pasar.

Gambar 13. Pos Keamanan

9. Area merokok
Area merokok yang memenuhi syarat kesehatan sebaiknya tersedia di area pasar, yaitu berada di
ruang terbuka dan dekat dengan area penghijauan. Disediakan juga tempat pembuangan abu dan
puntung rokok serta terdapat tanda area merokok.

Gambar 14. Area merokok

10. Ruang desinfektan


Ruang desinfektan adalah ruang untuk membersihkan sarana pengangkutan dan peralatan yang
digunakan untuk unggas. Untuk pasar tipe I-III sebaiknya ada tetapi pasar tipe IV diperbolehkan tidak
ada ruang desinfektan.

Gambar 15. Ruang desinfektan

11
11. Area penghijauan
Area penghijauan yang memadai harus tersedia pada area pasar. Area penghijauan sesuai dengan
peraturan di daerah masing-masing (perda/pergub/pebub/perwali). Area penghijauan yang disarankan
yaitu minimal terdapat pohon yang ditanam di tanah dengan tajuk rindang dan bisa mengurangi
pencemaran udara dan atau tanaman perdu baik di pot atau ditanam langsung. Lokasi area penghijauan
minimal di sepanjang pagar dan tengah lahan parkir pasar.

4.2.5. Elemen bangunan


Pertemuan lantai dengan dinding, serta pertemuan dua dinding sebaiknya berbentuk lengkung (conus)
untuk memudahkan pembersihan/kotoran tidak menumpuk di sudut). Conus diterapkan minimal untuk
zonasi pangan basah, agar pangan basah tidak terkontaminasi. Bila pasar memiliki lebih dari satu lantai,
ketinggian anak tangga sebaiknya maksimal 18 cm. Lantai yang selalu terkena air memiliki kemiringan
ke arah saluran pembuangan air sehingga tidak terjadi genangan. Meja berjualan mempunyai permukaan
yang rata, tepi berbentuk lengkung, mudah dibersihkan dan dilengkapi dengan lubang pembuangan air
sehingga tidak menimbulkan genangan, minimal di zonasi pangan basah. Meja berjualan di zonasi pangan
sebaiknya memiliki tinggi minimal 60 cm dari lantai dan terbuat dari bahan tahan karat dan bukan dari
kayu.

4.2.6. Keselamatan dalam bangunan


Memiliki prosedur keselamatan pengguna bangunan dari kondisi darurat. Minimal terdapat hidran
halaman dan harus tersedia APAR yang berfungsi. Harus tersedia jalur evakuasi dan titik kumpul
(assembly point) untuk kondisi darurat sesuai standar keselamatan pada bangunan. Tersedia sistem
pencegahan bahaya kebakaran. Untuk bangunan baru, perencanaan bangunan harus mengakomodasi
kemungkinan melokalisasi bagian bangunan yang terbakar untuk melindungi bagian bangunan lainnya.

Gambar 16. APAR, Hydrant dan Titik kumpul

4.2.7. Pencahayaan
Bangunan pasar harus memiliki pencahayaan alami atau pencahayaan buatan termasuk pencahayaan
darurat sesuai dengan fungsinya dengan persyaratan tertentu untuk pencahayaan umum, area sekitar
tangga, serta toilet dan kamar mandi. Untuk pencahayaan darurat minimal ada lampu emergency di tiap
tangga/pintu keluar dengan tingkat pencahayaan minimal 10 LUX.

12
4.2.8. Sirkulasi Udara
Bangunan pasar memiliki ventilasi alami atau buatan sesuai fungsinya. Bukaan saluran ventilasi dapat
dirancang untuk menghindari gangguan hewan (minimal lalat, kecoa, tikus, dan kucing). Teknis sistem
ventilasi terdiri dari bukaan permanen seperti jendela, pintu atau sarana lain yang dapat dibuka.

4.2.9. Drainase
Drainase adalah tempat aliran air limbah yang berasal dari buangan air limbah pedagang dan pengelola
pasar. Drainase ditutup dengan kisi sehingga saluran mudah dibersihkan. Drainase memiliki kemiringan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga mencegah genangan air. Tidak ada bangunan los/kios di
atas saluran drainase.

4.2.10. Ketersediaan Air Bersih


Jaringan air bersih disediakan untuk melayani kebutuhan pengguna dan kapasitasnya dihitung menurut
jenis dan jumlah pengguna.
Contoh cara perhitungan kebutuhan air bersih sesuai Pergub DKI Jakarta No. 122/2005 adalah minimal
40 liter/kios/hari. Tersedia air bersih secara berkesinambungan dan/atau tempat penampungan air
dilengkapi dengan kran supaya air bisa mengalir. Tersedia instalasi air bersih pada area pangan basah.
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan kualitas air bersih melalui pengujian secara berkala. Kualitas air
bersih diuji berkala tiap enam (6) bulan sekali (pasar tipe I-II), pengujian tiap satu (1) tahun sekali (pasar
tipe III-IV).

4.2.11. Pengelolaan air limbah


Pengelolaan air limbah direncanakan dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya serta
memisahkan pembuangan air limbah yang mengandung B3 (seperti oli bekas) dengan air limbah
domestik (mandi cuci kakus dan air buangan dari zona basah). Limbah cair diolah terlebih dahulu dengan
persyaratan tertentu sebelum dibuang ke saluran pembuangan umum. Target pengolahan limbah cair
adalah air tidak keruh. Minimal terdapat IPAL yang dikelola sesuai standar Nilai Ambang Batas (NAB)
untuk pembuangan air ke perairan umum. Jika IPAL dikelola oleh pihak ketiga, dokumen kontrak kerja
dan izin sebagai pengambil atau pengelola limbah diminta sebagai bukti pengelolaan air limbah. Tersedia
saluran pembuangan limbah tertutup yang tidak melewati area penjualan. Pemeriksaan kondisi limbah
cair sebaiknya dilakukan melalui pengujian secara berkala. Kualitas limbah cair diuji berkala tiap enam
(6) bulan sekali (pasar tipe I-II), pengujian tiap satu (1) tahun (pasar tipe III-IV). Pengujian limbah cair
sesuai dengan Permen LH No. 5 tahun 2014 dan perda terkait baku mutu air limbah.

4.2.12. Pengelolaan sampah


 Sistem pembuangan sampah direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas
penampungan dan sejenisnya.
 Tersedia fasilitas perwadahan yang memadai sehingga tidak menganggu kesehatan dan kenyamanan.
Tempat sampah yang memadai minimal tertutup dan tidak ada sampah tercecer di sekitar tempat
sampah.
 Tersedia tempat sampah yang kedap air, tertutup, dan mudah diangkat serta dipisahkan antara jenis
sampah organik dan non organik.
 Tersedia tempat sampah yang terpisah antara sampah kering dan basah dalam jumlah yang cukup,
minimal harus tersedia tempat sampah 1 set (basah dan kering) berada di setiap blok.

13
 Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup dan mudah
dibersihkan.
 Harus tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan, dan mudah dipindahkan
 Harus tersedia Tempat Penampungan Sampah (TPS) sementara yang kedap air, kuat, mudah
dibersihkan serta mudah dijangkau petugas pengangkut sampah.
 Lokasi TPS terpisah dari bangunan pasar dan memiliki akses tersendiri yang terpisah dari akses
pengunjung dan area bongkar muat barang.
 Sampah diangkut minimal 1x24 jam.
 Sebaiknya terdapat kegiatan pengelolaan sampah berdasarkan prinsip 3R (reduce, reuse, dan/atau
recycle) yang mempunyai nilai ekonomi (misalnya bank sampah dan pembuatan kompos).

Gambar 17. Tempat sampah dan TPS


4.2.13. Sarana Telekomunikasi
Sarana telekomunikasi yang berfungsi sebagai penunjang ketersediaan informasi harus
tersedia di kantor pengelola. Sarana telekomunikasi minimal TOA, telepon dan/atau handytalkie.

4.3 Persyaratan Pengelolaan


4.3.1. Prinsip pengelolaan pasar harus:
Efisien, dalam hal penggunaan sumber daya secara terukur, terkendali, rasional dan wajar. Efektif, dalam
hal pelaksanaan kegiatan operasional sesuai dengan tujuan pengelola. Produktif, dalam hal meningkatkan
pendapatan pedagang, contoh kegiatan seperti koperasi simpan pinjam. Akuntabel, dalam hal
pengelolaan administrasi, teknis maupun keuangan dengan hasil yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kepentingan umum, dalam hal pelaksanaan kegiatan untuk ikut mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Berwawasan lingkungan, dalam hal pelaksanaan kegiatan operasional agar selaras dengan
pengelolaan lingkungan. Tanggung jawab sosial, dalam hal alokasi dana untuk pemberdayaan komunitas
pasar. Gotong royong, dalam hal menjaga kebersihan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan pasar.

4.3.2. Tugas pokok dan fungsi pengelola pasar


Fungsi pengelola pasar untuk perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan perawatan area pasar.
Fungsi pengelola pasar untuk penyediaan, pemeliharaan dan perawatan sarana kelengkapan area pasar.
Fungsi pengelola pasar untuk pengawasan dan pengendalian pemanfaatan area pasar. Fungsi pengelola
pasar untuk pengelolaan dan pengembangan area pasar. Fungsi pengelola pasar untuk pembinaan
pedagang dalam rangka pemanfaatan area pasar. Fungsi pengelola pasar untuk bantuan terhadap
stabilitas harga barang. Fungsi pengelola pasar bantuan terhadap ketersediaan dan kelancaran distribusi

14
barang dan jasa. Fungsi pengelola pasar untuk pelaksanaan dan pengembangan kerja sama. Fungsi
pengelola pasar untuk pengendalian keamanan dan ketertiban area pasar.
Pengelola pasar melaksanakan tugas rutin misalnya pendataan pedagang, pendaftaran wajib retribusi
pasar, penagihan retribusi pasar, potensi pendapatan, pembukuan, pelaporan pendapatan pasar. Selain
itu tugas pengelola pasar yaitu: :
 Harus memberikan pelayanan informasi kepada konsumen, seperti nama pedagang, nomor dan
letak los atau kios, jenis komoditi yang diperdagangkan di pasar.
 Harus menyediakan informasi mengenai zonasi pasar yang dipampang secara jelas dan terbuka.
 Harus menyediakan informasi kisaran harga komoditas tertentu yang dipampang secara jelas dan
terbuka.
 Harus menyelenggarakan program pengembangan dan aktivasi pasar melalui diverisifikasi kegiatan
pasar seperti penambahan jam buka dengan aktivitas baru, festival pasar dan promosi.
 Harus menyelenggarakan program pembinaan dan pemberdayaan pedagang serta komunitas intansi
terkait.
 Melakukan pengawasan terhadap produk sesuai ketentuan, berkoordinasi dengan instansi terkait.
 Harus menyelenggarakan sidang tera dan tera ulang minimal satu (1) kali dalam setahun,
berkoordinasi dengan instansi terkait.

4.3.3. Prosedur kerja pengelola pasar


Harus tersedia prosedur kerja atau Standard Operating Procedures (SOP) yang mendeskripsikan
tugas, cara kerja dan alur kerja setiap jabatan serta peralatan yang digunakan. SOP terdokumentasi
dengan baik (diarsipkan hardcopy atau softcopy dokumennya) dan mudah diakses meliputi:
1. Pengenaan retribusi dan pajak pasar
Alur kerja dari pemungut retribusi sampai bendahara pasar yang mengumpulkan uang retribusi
serta pelaporan kepada kepala pasar.
2. Keamanan dan ketertiban
Alur kerja dari petugas keamanan dan ketertiban sampai pelaporan kepada kepala pasar.
3. Kebersihan dan penanganan sampah
Alur kerja dari petugas kebersihan dan penanganan sampah sampai pengumpulan sampai di TPS
serta pelaporan kepada kepala pasar.
4. Pemeliharaan sarana pasar
Alur kerja dari petugas pemeliharaan sarana pasar sampah sampai pelaporan kepada kepala
pasar.
5. Penataan pedagang pasar
Alur kerja dari petugas pemeliharaan sarana pasar sampah sampai pelaporan kepada kepala
pasar.
6. Penanggulangan kebakaran
Alur kerja dari petugas penanggulangan kebakaran internal sampai pelaporan kepada kepala
pasar untuk memanggil petugas pemadam kebakaran.
7. Penataan parkir di area pasar
Alur kerja dari petugas parkir (baik penjaga pintu maupun petugas lapangan) sampai pelaporan
kepada kepala pasar.
8. Penataan reklame di area pasar
Alur kerja dari pemohon izin pemasangan reklame sampai pelaporan kepada kepala pasar untuk
menata (menurunkan/memindahkan) reklame yang terpasang di pasar.
9. Mekanisme pengaduan dan penanganan pengelolaan pasar

15
Alur kerja dari pelapor pengaduan sampai pelaporan kepada kepala pasar untuk penanganan
masalah.
10. Pemakaian ruang dagang
Alur kerja dari calon pedagang yang akan memeakai ruang dagang sampai pelaporan kepada
kepala pasar untuk diberi izin dagang.
11. Sanksi dan peringatan
Alur kerja dari petugas ketertiban dalam memberi sanksi dan peringatan sampai pelaporan
kepada kepala pasar untuk ditindaklanjuti.
12. Pengawasan untuk memastikan tersedianya barang dagangan yang aman, sehat, dan bebas dari
bahan berbahaya serta memenuhi ketentuan yang berlaku
Alur kerja dari petugas pengambil sampel sampai pelaporan kepada kepala pasar untuk
ditindaklanjuti.
Selain 12 SOP wajib di atas juga harus ada lima (5) SOP tambahan yang mengatur tata cara pengendalian
dokumen, pengendalian rekaman, audit internal, tinjauan manajeman dan tindakan perbaikan.

4.3.4. Struktur pengelola pasar


Struktur pengelola pasar yang harus tersedia adalah:
 Kepala pasar
 Bidang Administrasi dan Keuangan
 Bidang Ketertiban dan Keamanan
 Bidang Pemeliharaan dan Kebersihan
 Bidang Pelayanan Pelanggan dan Pengembangan Komunitas
Jumlah pengelola pasar tipe I minimal lima (5) orang, tipe II minimal empat (4) orang, tipe III minimal
tiga (3) orang, tipe IV minimal dua (2) orang.

4.3.5. Pemberdayaan pedagang


Pemberdayaan pedagang harus ada dengan cara mengupayakan sumber alternatif permodalan
pedagang pasar. Pemberdayaan pedagang dengan cara mengupayakan sumber pasokan dan ketersediaan
barang untuk menjaga stabilitas harga. Pemberdayaan pedagang dengan cara peningkatan kompetensi,
pengetahuan, dan kapasitas pelayanan pedagang besar. Pemberdayaan pedagang dengan cara
memprioritaskan kesempatan memperoleh ruang dagang bagi pedagang pasar existing apabila dilakukan
revitalisasi atau relokasi. Pemberdayaan pedagang dengan cara memperkuat relasi sosial berdasarkan
kepercayaan dan gotong royong.

Gambar 18. Bank sampah

16
4.3.6. Pembangunan pasar
Persyaratan pembangunan pasar berlaku untuk pembangunan pasar di lokasi existing maupun di lokasi
yang baru. Proses pembangunan pasar meliputi proses studi kelayakan termasuk UKL, UPL, AMDAL,
perencanaan teknis, konstruksi dan pengoperasian pasar. Proses perencanaan teknis yang bersifat
partisipatif dengan melibatkan pemangku kepentingan. Rencana pembangunan pasar yang mendapatkan
izin dari pihak berwenang.

5. PROSES SERTIFIKASI

Sertifikasi
•Pasar
• BSN •LSPro •Organisasi
• KAN •Laboratorium •Pelaku Usaha

Akreditasi

Gambar 19. Hubungan antar lembaga dalam proses sertifikasi

Proses Sertifikasi dilakukan Lembaga Sertifikasi. Lembaga sertifikasi yang dapat mengeluarkan
sertifikat kesesuaian adalah Lembaga Sertifikasi yang sudah terakreditasi Komite Akreditasi Nasional
(KAN) yang ada di bawah BSN.

5.1 Pengajuan Permohonan Sertifikasi


Permohonan sertifikasi yang diajukan oleh pemohon paling sedikit harus mencakup informasi tentang:
 nama pasar;
 alamat pasar;
 personel penghubung dengan lembaga sertifikasi;
 legalitas hukum pengelola pasar (contoh: bukti dokumen yang sah/akta pendirian, NPWP, IMB,
rencana tata ruang wilayah, izin usaha pengelolaan pasar);
 struktur organisasi pengelola pasar dan jumlah personil organisasi pengelola pasar;
 evaluasi dan deskripsi tipe pasar berdasarkan klasifikasi jumlah pedagang;
 denah pasar;
 dokumentasi sistem manajemen pengelolaan pasar, yang paling sedikit memenuhi persyaratan
pengelolaan pasar yang ditetapkan dalam SNI 8152:2015 (contoh: pembuatan SOP yang
dipersyaratkan dalam Pasal 4.3.3 SNI 8152:2015);
 bila telah tersedia (tidak diwajibkan namun menjadi nilai tambah bagi pengelola pasar), sertifikat
sistem manajemen yang telah diperoleh oleh organisasi pengelola pasar yang relevan dengan
persyaratan pengelolaan pasar rakyat dari lembaga sertifikasi sistem manajemen yang telah
diakreditasi oleh KAN.
Permohonan sertifikasi tersebut dikirim kepada lembaga sertifikasi terakreditasi KAN yang memiliki
ruang lingkup pasar rakyat (info lembaga sertifikasi tersebut dapat dilihat di sispk.bsn.go.id).

17
5.2 Tinjauan Permohonan Sertifikasi
Lembaga Sertifikasi yang telah menerima permohonan akan harus melakukan tinjauan terhadap
kelengkapan permohonan sertifikasi untuk memastikan bahwa bukti administratif yang diperlukan untuk
penilaian kesesuaian terhadap persyaratan SNI 8152:2015 telah lengkap.

5.3 Penandatanganan Perjanjian Sertifikasi


Setelah permohonan dinyatakan lengkap, Lembaga Sertifikasi dan pemohon harus menandatangani
perjanjian sertifikasi yang memuat komitmen pemohon untuk mematuhi proses sertifikasi serta hak
dan kewajiban dari Lembaga Sertifikasi dan pemohon selama proses sertifikasi dilaksanakan.

5.4 Inspeksi Sarana, Prasarana Pasar dan Audit Sistem Manajemen


Pengelolaan Pasar
Setelah penandatanganan perjanjian Lembaga Sertifikasi akan melakukan kunjungan untuk menginspeksi
dan audit pasar tersebut, di mana:
 Inspeksi sarana dan prasarana pasar dilakukan untuk memastikan pemenuhan terhadap persyaratan
yang ditetapkan dalam Pasal 4.1 dan Pasal 4.2 dari SNI 8152:2015 Pasar Rakyat.
 Inspeksi terhadap sarana dan prasarana pengelolaan yang dilakukan mencakup keberadaan, jumlah,
kelayakan dan fungsinya.
 Audit sistem manajemen pengelolaan pasar dilakukan untuk memastikan bahwa dokumentasi sistem
manajemen pengelolaan pasar:
- telah dikomunikasikan kepada seluruh personel organisasi pengelola pasar sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya;
- telah diterapkan secara konsisten oleh seluruh unsur organisasi pengelola pasar sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya.
 Dalam melakukan inspeksi dan audit lapangan, Lembaga Sertifikasi harus melakukan penilaian
berdasarkan kriteria yang relevan dengan tipe pasar yang diajukan oleh pemohon, serta melakukan
penilaian terhadap mutu untuk tipe pasar sesuai dengan kriteria penilaian kesesuaian terhadap hasil
inspeksi dan auditnya.
 Bila laporan hasil inspeksi dan audit lapangan memuat ketidaksesuaian terhadap persyaratan, pihak
pengelola pasar harus diberi kesempatan untuk melakukan tindakan perbaikan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan kebijakan Lembaga Sertifikasi.

5.5 Audit Dokumentasi Sistem Manajemen Pengelolaan Pasar


Lembaga Sertifikasi akan harus memastikan bahwa dokumentasi sistem manajemen pengelolaan pasar
telah memenuhi persyaratan pengelolaan yang dipersyaratkan. Selain persyaratan pengelolaan pasar
yang disebutkan di atas, Lembaga Sertifikasi juga harus menilai pengendalian dokumen dan rekaman
terkait dengan pengelolaan pasar, audit intenal, kaji ulang manajemen yang telah dilakukan oleh
organisasi pengelola pasar, tindakan perbaikan, serta laporan audit sistem manajemen (jika ada).

5.6 Review
Setelah Lembaga Sertifikasi melakukan inspeksi dan audit, akan dilakukan:
 Review terhadap hasil inspeksi dan audit dilakukan oleh orang atau sekelompok orang yang tidak
terlibat dalam proses pada Pasal 5.4 sampai dengan Pasal 5.5 yang ditugaskan oleh Lembaga
Sertifikasi untuk memberikan rekomendasi berdasarkan bukti-bukti obyektif yang telah diperoleh
dari proses Pasal 5.2 sampai dengan Pasal 5.5.
 Rekomendasi berdasarkan hasil review dapat mencakup penetapan Tipe dan Mutu Pasar.

18
5.7 Penetapan Keputusan Sertifikasi
 Penetapan keputusan sertifikasi dilakukan berdasarkan rekomendasi yang dihasilkan dari proses
review.
 Penetapan keputusan sertifikasi harus dilakukan oleh orang atau sekelompok orang yang tidak
terlibat dalam proses pada Pasal 5.4 sampai dengan Pasal 5.5.
 Penetapan keputusan sertifikasi dapat dilakukan oleh orang atau sekelompok orang yang sama
dengan yang melakukan review.
 Rekomendasi untuk keputusan sertifikasi berdasarkan hasil review harus didokumentasikan, kecuali
review dan keputusan sertifikasi diselesaikan secara bersamaan oleh orang yang sama.
 Lembaga Sertifikasi harus memberitahu organisasi pengelola pasar terkait alasan menunda atau tidak
memberikan keputusan sertifikasi dan harus mengidentifikasikan alasan keputusan tersebut.
 Jika organisasi pemohon sertifikasi menunjukan keinginan untuk melanjutkan proses sertifikasi,
lembaga sertifikasi dapat memulai kembali proses evaluasi dari Pasal 5.4.

5.8 Sertifikat Kesesuaian


 Sertifikat kesesuaian diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi setelah penetapan keputusan sertifikasi.
 Sertifikat kesesuaian pasar rakyat paling sedikit harus memuat :
- nomor sertifikat atau identifikasi unik lainnya;
- nomor atau identifikasi lain skema sertifikasi;
- nama dan alamat Lembaga Sertifikasi;
- nama dan alamat pasar;
- nama dan alamat organisasi pengelola pasar (bila berbeda dengan alamat pasar);
- acuan ke perjanjian sertifikasi;
- pernyataan kesesuaian dengan persyaratan Tipe dan Mutu Pasar sesuai klasifikasinya;
- status akreditasi atau pengakuan Lembaga Sertifikasi;
- tanggal penerbitan sertifikat;
- tanggal berakhir masa berlaku sertifikat; dan
- tanda tangan yang mengikat secara hukum dari personel yang bertindak atas nama Lembaga
Sertifikasi.
 Sertifikat kesesuaian pasar rakyat berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal penerbitan.

5.9 Persetujuan Penggunaan Tanda SNI


 Pasar yang telah memiliki Sertifikat Kesesuaian dari Lembaga Sertifikasi dapat mengajukan
permohonan penggunaan Tanda SNI kepada BSN selaku pemilik tanda SNI. (Lampiran 1 Contoh
surat permohonannya)
 Pengajuan persetujuan penggunaan tanda SNI disampaikan oleh pengelola pasar selaku pemohon
kepada BSN, dengan menyampaikan lampiran:
1. Salinan Sertifikat Kesesuaian dari Lembaga Sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN,
2. Salinan sertifikat tanah/dokumen RTRW pasar, dan
3. Surat pernyataan kesediaan (Lampiran II contoh surat pernyataan kesediaan mematuhi
kewajiban penggunaan tanda SNI.
 BSN menerima Surat Permohonan dan memverifikasi kelengkapan dokumen.
- Apabila dokumen permohonan dinilai lengkap, BSN melanjutkan ke tahap verifikasi keabsahan
dokumen permohonan.
- Apabila dokumen permohonan dinilai tidak lengkap, BSN menyampaikan pemberitahuan
kepada pemohon paling lambat satu (1) hari kerja terhitung sejak dokumen permohonan dinilai.

19
Selanjutnya pemohon dapat mengajukan kembali permohonan persetujuan penggunaan Tanda
SNI, dan dicatat sebagai permohonan baru dengan nomor permohonan baru.
 BSN memverifikasi keabsahan dokumen dengan cara:
- mengecek keabsahan sertifikat yang disampaikan pemohon, melalui konfrimasi kepada Lembaga
Sertifikasi yang tertulis dalam sertifikat atau konfirmasi kepada KAN;
- mengecek kesesuaian ruang lingkup dan akreditasi Lembaga Sertifikasi yang menerbitkan
sertifikat; melalui konfirmasi kepada KAN.
 Apabila dokumen permohonan dinilai tidak benar (tidak absah), BSN menyampaikan pemberitahuan
kepada pemohon paling lambat satu (I) hari kerja terhitung sejak dokumen permohonan dinilai.
Selanjutnya pemohon dapat mengajukan kembali permohonan persetujuan penggunaan Tanda SNI,
dan dicatat sebagai permohonan baru dengan nomor permohonan baru.
 Apabila dokumen permohonan dinilai benar (absah), BSN menerbitkan Surat Persetujuan
Penggunaan Tandar SNI (SPPT SNI).
 BSN menerbitkan Surat Perjanjian Persetujuan Penggunaan Tanda SNI, sebagaimana tercantum
dalam Peraturan Kepala BSN tentang tata cara penggunaan tanda SNI.
 Perjanjian persetujuan penggunaan tanda SNI berlaku sampai dengan masa berakhir sertifikat
kesesuaian.
 Perjanjian persetujuan penggunaan tanda SNI dicabut bila sertifikat kesesuaian yang dimiliki
pengelola pasar sudah tidak berlaku dan atau dicabut oleh Lembaga Sertifikasi karena pengelola
pasar tidak memenuhi persyaratan SNI 8152: 2015 dan atau persyaratan ini.
 Tanda SNI yang dimaksud dalam dokumen ini adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
PerKa BSN No.7/2015.
 Tanda SNI dapat digunakan oleh pengelola pasar di bangunan pasar, dokumen, surat, publikasi dan
informasi yang berkaitan dengan pasar yang telah memenuhi persyaratan SNI 8152:2015
berdasarkan Sertifikat Kesesuaian yang telah diperoleh.

5.10 Survailen dan Re-sertifikasi


Pasar yang telah mendapatkan sertifikat kesesuaian, diharapakan mempertahankan dan meningkatkan
pemenuhan terhadap penerapan SNI 8152:2015. Hal tersebut diikuti dengan pemeliharaan sertifikat
yang telah dimiliki dengan proses survailen dan re-sertifikasi dimana:
 Kunjungan survailen dilakukan paling sedikit satu (1) kali dalam periode sertifikasi, selambat-
lambatnya pada bulan ke-12 setelah tanggal penetapan sertifikasi.
 Kunjungan re-sertifikasi dilakukan selambat-lambatnya pada bulan ke-30 setelah tanggal penetapan
sertifikasi.
 Prosedur pelaksanaan resertifikasi dilakukan sesuai dengan Pasal 5.2 sampai dengan Pasal 5.8.
 Pengelola pasar dapat mengajukan perubahan Mutu Pasar pada saat survailen maupun asesmen.
 Prosedur sertifikasi untuk perubahan Mutu Pasar dilakukan sesuai dengan Pasal 5.2 sampai dengan
Pasal 5.8.
 Survailen dilakukan untuk memastikan konsistensi pengelola pasar terhadap persyaratan sertifikasi
yang mencakup kegiatan:
- inspeksi sarana dan prasarana pasar; dan
- asesmen pada saat proses jual beli di pasar dan audit sistem manajemen pengelolaan pasar.

20
6. TANTANGAN DALAM PROSES PENERAPAN SNI 8152:2015

- Untuk mencapai SNI Pasar Rakyat maka sangat diperlukan komitmen Pemda dan pengelola
pasar dalam memenuhi persyaratan SNI Pasar Rakyat.
- Kondisi fisik bangunan pasar menjadi tantangan tersendiri karena biasanya bangunan pasar lama
belum memenuhi persyaratan SNI Pasar Rakyat, termasuk belum adanya zonasi-zonasi
pedagang di dalam pasar, dan lebar gangway utama.
- Dalam memenuhi persyaratan pengelolaan dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola
pasar untuk membuat dan menerapkan SOP yang dipersyaratkan.
- Anggaran perbaikan dalam rangka pemenuhan persyaratan SNI pasar rakyat harus disiapkan;
jumlah anggaran bergantung pada kondisi pasar.
- Pelibatan komunitas pedagang dapat dilakukan sejak awal, karena dapat membantu penerapan
peraturan (persyaratan pengelolaan), komunitas pedagang juga menjadi garda terdepan dalam
merawat sarana prasarana pasar.

7. CERITA SUKSES PENERAPAN SNI DARI PASAR YANG SUDAH SERTIFIKASI


7.1 Pasar Bunder Sragen
Pasar Bunder merupakan pasar terbesar di Sragen dengan jumlah pedagang mencapai 2.379 pedagang
(2018). Terakhir mengalami revitalisasi total di tahun 2006, secara fisik, pasar ini belum mengadopsi
SNI 8152: 2015 Pasar Rakyat.
Sejak tahun 2010, Pasar Bunder menjadi salah satu pasar dampingan Yayasan Danamon Peduli dalam
Program Pasar Sejahtera. Di tahun 2016, program ini mulai menjadikan SNI 8152:2015 Pasar Rakyat
sebagai acuan. Advokasi intensif dilakukan ke Bupati dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagai
dinas yang membawahi pasar. Pada akhir 2016, terbentuk tim SNI Pasar Rakyat kabupaten Sragen yang
terdiri dari dinas-dinas yang mempunyai tugas, peran, dan fungsi di pasar.
Titik berat dalam proses pendampingan penerapan SNI ini adalah perbaikan persyaratan pengelolaan.
Tim SNI Pasar Rakyatlah yang merumuskan strategi pengelolaan pasar termasuk pembuatan 16 SOP
pengelolaan pasar dibimbing oleh BSN.
Pararel dengan pembenahan persyaratan pengelolaan, pembenahan persyaratan utama dan teknis yang
ditemukan dalam gap analysis juga dilakukan. Yang tidak kalah penting, sosialisasi mengenai SNI Pasar
Rakyat secara intensif juga dilakukan kepada komunitas Pasar Bunder (pedagang, buruh gendong, jasa
angkut). Sosialisasi ini dilakukan melalui diskusi kelompok, talkshow dan adlibs di Radioland Swara
Swadaya (radio komunitas pasar), dan banner-banner yang dipasang di area pasar. Hal ini dimaksudkan
agar penerapan SNI Pasar Rakyat ini menjadi usaha bersama antara pembuat kebijakan, pengelola pasar,
dan komunitas pasar itu sendiri. Cara yang sama juga dilakukan untuk mensosialisasikan SOP
pengelolaan pasar; terutama yang sangat berkaitan dengan pedagang seperti retribusi, ruang dagang,
kebersihan dan keamanan.

21
Gambar 20. Sarana sosialisasi

Setelah dua tahun lebih berproses, pada Agustus 2018, Pasar Bunder mengajukan untuk audit
kesesuaian persyaratan SNI. Pada 30 Oktober 2018, Pasar Bunder mendapatkan sertifikat kesesuaian
pasar tipe 1 mutu 2.

Gambar 21. Pasar Bunder Sragen

7.2 Pasar Ibuh Payakumbuh


Pasar Ibuh merupakan pasar terbesar di Kota Payakumbuh yang terletak di Jalan Ahmad Yani No.114,
Daya Bangun, Payakumbuh Barat, Kota Payakumbuh dengan jumlah pedagang sebanyak 1.625 (2016).
Pasar Ibuh terdiri dari 2 wilayah yaitu Pasar Ibuh Barat dan Ibuh Timur dengan luas total ±4,5 Ha.
Kawasan Ibuh Barat (±2 Ha) dibangun pada tahun 1982 yang didanai dengan Inpres Pasar No.7 tahun
1982/1983, sedangkan kawasan Ibuh Timur (±2,5 Ha) dibangun pada tahun 1983 yang didanai dengan
Inpres Pasar No.10 tahun 1983/1984.
Pasar Ibuh merupakan salah satu lokasi terbaik dari 31 lokasi program Danamon Go Green–kegiatan
berbasis komunitas pasar yang diinisiasi Danamon Peduli selama 2008–2011. Tidak hanya itu, pada 2010
lalu, Pasar Ibuh juga terpilih sebagai ‘Pasar Sehat’ dari Kementerian Kesehatan, hal ini menjadi landasan
Danamon Peduli untuk melanjutkan kegiatan pendampingan melalui program Pasar Sejahtera. Sehingga
di 2016, program Pasar Sejahtera mulai difokuskan untuk mewujudkan SNI 8152:2015 Pasar Rakyat di
Pasar Ibuh. Advokasi dan komunikasi intensif dilakukan ke Walikota dan Dinas Koperasi dan UKM
Payakumbuh sebagai dinas yang mengelola pasar rakyat. Pada akhir 2017, terbentuk inisiasi tim SNI
Pasar Rakyat Kota Payakumbuh dari dinas-dinas yang mempunyai tugas, peran, dan fungsi di pasar.
Dinas Koperasi dan UKM Payakumbuh bersama Danamon Peduli sudah memulai langkah intensif
perwujudan SNI 8152:2015 Pasar Rakyat pada 2017-2018. Tahap terberat dalam pendampingan yaitu
penyusunan dan perbaikan persyaratan pengelolaan (dokumen sistem manajemen mutu dan SOP
teknis) dan melengkapi berkas persyaratan umum. Kepala Dinas bersama Kepala Bidang Pengelolaan
Pasar mengambil tindakan saat dinas terkait belum terlibat secara maksimal yaitu memfokuskan rencana
aksi menuju SNI Pasar Rakyat di internal Dinas Koperasi dan UKM. Pada 2017, bidang pengelolaan

22
pasar berhasil menyusun draft 12 SOP Teknis dan 6 SOP Manajemen Mutu yang didampingi oleh BSN
dan Danamon Peduli.
Koordinasi antar dinas dan sosialisasi kepada masyarakat Pasar Ibuh adalah tantangan terbesar yang
dihadapi bidang pengelolaan pasar. Hal ini dikarenakan kesibukan dinas terkait, kurangnya motivasi
untuk belajar, dan minimnya keterlibatan pedagang. Akan tetapi, bidang pengelolaan pasar di 2018
bergerak cepat dalam melakukan koordinasi antar dinas untuk memenuhi dokumen persyaratan umum
dan pengelolaan. Sosialisasi mengenai SNI Pasar Rakyat dikenalkan juga kepada seluruh komunitas
pedagang Pasar Ibuh. Sosialisasi ini dilakukan melalui diskusi kelompok, talkshow dan adlibs di Radioland
Pasar Ibuh, dan banner gantung yang bertema “Mari Wujudkan SNI Pasar Rakyat di Pasar Ibuh”, Selain
mengenalkan SNI Pasar Rakyat melalui media audio visual, bidang pengelolaan pasar juga mengenalkan
12 SOP teknis khususnya yang terkait dengan pedagang seperti retribusi, ruang dagang, ketertiban dan
keamanan berdagang, dan kebersihan pasar. Hal ini dilakukan agar penerapan SNI Pasar Rakyat menjadi
langkah ikhtiar bersama antara pembuat kebijakan, pengelola pasar, dan seluruh komunitas pasar.

Gambar 22. Sarana sosialisasi

Selama dua tahun berproses, pada Agustus 2018, Pasar Ibuh mengajukan untuk melakukan audit
kesesuaian persyaratan SNI Pasar Rakyat. Beberapa temuan di lapangan berhasil diselesaikan oleh
bidang pengelolaan pasar, sehingga pada 30 Oktober 2018, Pasar Ibuh mendapatkan sertifikat
kesesuaian pasar rakyat tipe 1 dengan mutu 2.

Gambar 19. Pasar Ibuh Payakumbuh

23
7.3 Pasar Rejowinangun Magelang
Tahun 2017 Pasar Rejowinangun meraih penghargaan dengan memenangkan award anugerah
pancawara karena berinovasi dalam pengelolaan pasar rakyat. Pasar Rejowinangun mulai didampingi
bulan April 2018 oleh Yayasan Danamon Peduli dan Badan Standardisasi Nasional. Pemerintah Kota
Magelang dalam hal ini Dinas Peridustrian dan Perdagangan selaku yang membawahi Pasar
Rejowinangun berkomitmen untuk memenuhi persyaratan SNI Pasar Rakyat. Selain komitmen juga
didukung oleh pengelola pasar yang memiliki SDM yang pembelajar dan mau berubah ke arah yang lebih
baik dalam memenuhi persyaratan SNI Pasar Rakyat. Sebelum kami dampingi Pasar Rejowinagun sudah
dikelola dengan baik, teratur, tertata dan sudah menerapkan beberapa SOP . Hal ini sangat membantu
dan memudahkan dalam proses sertifikasi dibandingkan dengan pasar yang kondisinya tidak teratur dan
pengelola pasarnya tidak menerapkan SOP sama sekali. Selain itu juga kondisi fisik Pasar Rejowinangun
bangunan baru dan cukup lengkap fasilitasnya, sehingga tidak membutuhkan biaya besar dalam
melengkapi persyaratan SNI pasar rakyat. Setalah dilakukan gap analisis maka dilakukan pendampingan
dalam pembuatan SOP dan pemenuhan persyaratan sampai bulan Oktober. Pengajuan proses sertifikasi
dilakukan bulan akhir Oktober-Desember dan pada akhirnya sertifikat pemenuhan persyaratan SNI
pasar rakyat keluar pada 12 Desember 2018.
Dapat kami simpulkan kunci sukses penerapan SNI pasar rakyat di Pasar Rejowinangun adalah,
komitmen pengelola, SDM pembelajar, struktur organisasi yang lengkap, anggaran perbaikan.

Gambar 20. Pasar Rejowinangun Magelang

24
LAMPIRAN I

(KOP DAN ALAMAT PEMOHON )

........................, ................ 20...


Nomor: .....................................

Kepada Yth.
Kepala Badan Standardisasi Nasional
Gedung I BPPT Lantai 9 – 14
Jl. M.H. Thamrin 8, Jakarta Pusat

Perihal : Permohonan Persetujuan Penggunaan Tanda SNI

Bersama ini kami mengajukan permohonan/perpanjangan*) Persetujuan Penggunaan Tanda SNI untuk
JASA, dengan informasi sebagai berikut:

I. Identitas pemohon

1. Tipe Organisasi : A /B/ C *)

2. Nama Organisasi : …………………………………………………………….


pemohon
a. Alamat : …………………………………………………………….
…………………………………………………………….
…………………………………………………………….
Telp/Faks : …………………………………………………………….
E-mail :

b. Alamat lokasi Jasa : …………………………………………………………….


…………………………………………………………….
…………………………………………………………….

Telp/Faks : …………………………………………………………….
E-mail : …………………………………………………………….

3. Pimpinan Organisasi : …………………………………………………………….


Jabatan : …………………………………………………………….

4. Personil penghubung : …………………………………………………………….


Jabatan : …………………………………………………………….
Telp/Faks/Hp : …………………………………………………………….

25
II. Ruang lingkup persetujuan penggunaan tanda SNI yang diajukan

1 Merk dagang : …………………………………………………


2 Persyaratan acuan yang telah : …………………………………………………


dipenuhi …………………………………………………
……

3 Nomor Sertifikat Kesesuaian : …………………………………………………



Penerbit : …………………………………………………

Tanggal Terbit Sertifikat : ………………………. s.d. ................................

4 Rencana wilayah pemasaran : 1. Propinsi .....


2. Propinsi ....
3. Propinsi ....
4. .........

III. Dokumen Kelengkapan Lainnya


1. Fotokopi sertifikat hasil pemenuhan Persyaratan Acuan
2. Fotokopi Surat keterangan domisili/SIUP

IV. Pernyataan
Dengan ini kami menyatakan bersedia untuk mematuhi kewajiban penggunaan tanda SNI sebagaimana
terlampir.

Pimpinan organisasi

Tanda tangan :

Nama :

Catatan:
*) Coret yang tidak diperlukan

Permohonan ini dapat disampaikan langsung kepada BSN, atau melalui:


email: tandaSNI@bsn.go.id
fax: +62 213927528

26
Penjelasan Pelaku Usaha jenis JASA yang dapat mengusulkan persetujuan penggunaan
Tanda SNI sesuai Peraturan Kepala BSN No. 2 tahun 2017

Tipe Pelaku Berkedudukan hukum di Memegang hak atas Jasa dan


Perjanjian dengan pihak lain
usaha Republik Indonesia merek dagang
Memegang hak berdasarkan
hukum terhadap jasa dan merek
A Ya jasa sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku di wilayah
hukum RI
Memegang hak berdasarkan
hukum terhadap jasa dan merek
memiliki perjanjian dengan pihak lain di
B Ya jasa sesuai dengan ketentuan
Indonesia atau di luar Indonesia
hukum yang berlaku di wilayah
hukum RI
Memegang hak berdasarkan
hukum terhadap jasa dan merek
memiliki perjanjian dengan pihak lain di
C Ya jasa sesuai dengan ketentuan
Indonesia atau di luar Indonesia
hukum yang berlaku di wilayah
hukum RI

27
LAMPIRAN II

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN


MEMATUHI KEWAJIBAN PENGGUNAAN TANDA SNI

Sehubungan dengan pengajuan permohonan Penggunaan Tanda SNI, dengan ini kami menyatakan
bersedia untuk:
1) Menjaga dan mengendalikan kesesuaian barang/jasa/proses/sistem/personal*) sebagaimana
dimaksud dalam dokumen persetujuan penggunaan tanda SNI untuk diproduksi atau dipasok sesuai
dengan karakteristik yang sama dengan contoh atau sampel barang/jasa/proses/sistem/personal*)
yang telah disertifikasi oleh LPK serta dinyatakan memenuhi standar yang diacu.
2) Membubuhkan tanda SNI bagi barang/jasa/proses/sistem/personal*) yang dimaksud dalam dokumen
persetujuan penggunaan tanda SNI.
3) Menginformasikan segala perubahan yang dilakukan dan menyebabkan perubahan pemenuhan
karakteristik barang/jasa/proses/sistem/personal*) dengan karakteristik
barang/jasa/proses/sistem/personal*) contoh atau sampel pada saat dilakukan sertifikasi oleh LPK
dalam rangka pemenuhan terhadap standar yang diacu.
4) Menginformasikan segala perubahan lain yang dilakukan yang mempengaruhi dokumen yang
disampaikan pada saat pengusulan persetujuan penggunaan tanda SNI.
5) Mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan bila terdapat laporan hasil monitoring atau
pengawasan ditemukan ketidakmampuan menjaga dan mengendalikan kesesuaian
barang/jasa/proses/sistem/personal*) sebagaimana dimaksud dalam dokumen persetujuan
penggunaan tanda SNI.
6) Tidak mencantumkan tanda SNI pada barang/jasa/proses/sistem/personal*) dalam hal SPPT SNI
dibekukan, dicabut atau berakhir masa berlakunya.

Tempat, Tanggal :

Pimpinan organisasi pasar :

MATERAI 6000

Tanda tangan

Nama :
Jabatan :

*) Coret yang tidak perlu

28

Anda mungkin juga menyukai