NK Di Kumpul A
NK Di Kumpul A
Tn. ZUlfa, laki-laki usia 69 tahun, pekerjaan petani, dirujuk ke IGD RSMH dengan keluhan
utama nyeri seluruh perut sejak 1 hari SMRH.
Di Indonesia peritonitis ditemukan diantara 6-15% pada usia 20-50 tahun, semakin
meningkantnya usia maka prevalensinya pun semakin tinggi.
Umumnya terjadi pada pria, orang tua dan kelompok dengan tingkat sosial ekonomi
rendah.
1. Traktus gastrointestinal
– Appendicitis
– Hernia inkarserata
– Perforasi usus
– Diverticulitis
– Akut kolesistisis
– Akut kholangitis
– Abses hepar
– Hepatitis akut
– Infrak spleen
3. Pancreas
– Akut pancreatitis
4. Traktus urinarius
– Kolik renal
– Akut pyelonefritis
5. Ginekologi
– Akut salpingitis
6. Vascular
– Mesenteric thrombosis
7. Peritoneum
– Peritonitis
8. Retroperitoneum
– Perdarahan retroperitoneum
2. Keluhan tambahan
1 hari SMRS penderita mengeluh nyeri seluruh perut , mual (+), muntah (-), BAB (-),
flatus (-).
1 hari SMRS penderita mengeluh nyeri seluruh perut , mual (+), muntah (-), BAB (-),
flatus (-). Riwayat sering nyeri ulu hati (+), Riwayat trauma disangkal . Ada riwayat BAB
hitam, tidak ada riwayat muntah darah.
a. Mengapa terjadi keluhan pada nyeri ulu hati kemudian berlanjut nyeri pada
seluruhperut?
Konsumsi Hambatan sintesis PG lesi mukosa
OAINS akan mengurangi lambung
ketahanan mukosa
Infeksi menyebar
ke rongga
peritoneum
Terjadi peritonitis
yang tidak Nyeri seluruh
terlokalisir perut
4. Riwayat Pengobatan
Obat antirematik
DMARDs merupakan ukuran yang paling penting dalam sukses pengobatan rheumatoid
arthritis. Zat ini dapat menghambat atau mencegah perkembangan penyakit dan,
dengan demikian, kerusakan sendi dan hilangnya fungsi. Terapi DMARD sukses dapat
menghilangkan kebutuhan untuk obat anti-inflamasi atau analgesik lainnya, namun,
sampai tindakan penuh DMARDs berlaku, obat anti-inflamasi atau analgesik mungkin
diperlukan sebagai bridging terapi untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Leflunomide (Arava) blok autoimun antibodi dan mengurangi peradangan. Hal ini juga
menghambat dehidrogenase dihydroorotate, enzim dalam jalur novo sintesis de
pirimidin. CBC dan jumlah enzim hati harus dipantau. Leflunomide, inhibitor sintesis
pirimidin, sangat teratogenik dan mutlak dikontraindikasikan pada kehamilan. Umur
Waktu paru adalah 14-15 hari, tetapi metabolit aktif mengalami sirkulasi enterohepatik
yang luas, dengan demikian, obat memakan waktu sampai 2 tahun untuk menjadi tidak
terdeteksi dalam plasma. Akibatnya, penghentian obat sebelum kehamilan tidak cukup.
Penicillamine (Cuprimine, Depen) Menekan beredar faktor rheumatoid IgM dan sel T,
tetapi tidak sel-B aktivitas.
Ibuprofen (Motrin, Advil) Ibuprofen diindikasikan untuk pasien dengan nyeri ringan
sampai sedang. Menghambat reaksi inflamasi dan rasa sakit dengan mengurangi sintesis
prostaglandin.
Ketoprofen (Orudis, Oruvail) Agen ini digunakan untuk meringankan nyeri ringan
sampai sedang dan peradangan. Dosis kecil pada awalnya diindikasikan pada pasien kecil
dan orang tua dan pada mereka dengan ginjal atau penyakit hati. Dosis lebih dari 75 mg
tidak meningkatkan efek terapeutik. Mengatur dosis tinggi dengan hati-hati dan melihat
dari dekat pasien untuk respon.
Diklofenak (Voltaren, Cataflam) Ini adalah salah satu dari serangkaian asam fenilasetat
yang telah menunjukkan sifat anti-inflamasi dan analgesik dalam studi farmakologis. Hal
ini diyakini untuk menghambat siklooksigenase enzim, yang penting dalam biosintesis
prostaglandin. Diklofenak dapat menyebabkan hepatotoksisitas, maka, enzim hati harus
dipantau dalam 8 minggu pertama pengobatan. Hal ini diserap dengan cepat;
metabolisme terjadi di hati dengan demethylation, deasetilasi, dan konjugasi
glukuronida. Para tertunda-release, salut enterik adalah bentuk natrium diklofenak, dan
bentuk segera-release adalah kalium diklofenak.
Tramadol (Ultram, Ultram ER) Tramadol menghambat naik jalur nyeri, mengubah
persepsi dan respon terhadap rasa sakit. Hal ini juga menghambat reuptake norepinefrin
dan serotonin.
Kortikosteroid
Agen ini ampuh antiperadangan obat yang biasa digunakan pada pasien dengan
rheumatoid arthritis (RA) untuk menjembatani waktu sampai DMARDs efektif. Dosis
hingga 10 mg / d prednison biasanya digunakan, tetapi beberapa pasien mungkin
memerlukan dosis yang lebih tinggi. Efek samping terkait dengan penggunaan jangka
panjang steroid membuat penurunan dosis dan penghentian penting pada waktunya.
Sebuah dosis rendah, dimodifikasi-release prednison (Rayos) disetujui oleh FDA pada
bulan Juli 2012. Administrasi sirkadian (yaitu, qHS) dari modified-release prednison
ditunjukkan untuk mengurangi kekakuan pagi dengan RA
b. Bagaimana kaitan antar riwayat minum obat antirematik sejak 2 bulan dengan
keluhan pasien sekarang pada kasus?
Konsumsi OAINS --> Hambatan sintesis PG akan mengurangi ketahanan mukosa ---> lesi
mukosa lambung ---> asam lambung yang membasahi luka ---> nyeri
TB 169 cm, BB 60 kg, TD 110/80 mmHg, nadi 110x/menit, RR 22x/menit, suhu 37,9 c
Diastolik: 80-84
Nadi 110x/menit 60 - 100 x/menit Takikardi
Mekanisme Abnormal:
1) Takikardi :
Takikardia dapat terjadi karena sebagai akibat dari pelepasan mediator
inflamasi.
Pada peritonitis harus diperhatikan episode peritonitis sebelumnya,
penggunaan immunosuppressive agents, dan adanya penyakit penyerta
(eg, inflammatory bowel disease, diverticulitis, peptic ulcer disease)
yang mana merupakan faktor predisposisi infeksi intra-abdominal.
Infeksi inilah yang dapat dapat memicu terjadinya proses peradangan /
inflamasi dan memicu terjadinya takikardi
2) Demam Subfebris
Kepala
Regio abdomen
Inspeksi: Cembung
Ekstremitas: palmar eritem (-), akral pucat (-), edem perifer (-)
b. Bagaimana mekanisme abnormal pada pemeriksaan fisik khusus umum pada kasus?
Regio abdomen
Inspeksi: Cembung Asites
Palpasi: Defans muscular (+) Menunjukkan adanya proses inflamasi
yang mengenai peritoneum parietale
Perkusi: Timpani, pekak hati menghilang. Penumpukan cairan di rongga peritoneum
normal
TSA baik
Mukosa licin
Regio abdomen
Inspeksi: Cembung
Peritoneum parietal dipersarafi oleh nervus somatik dan viseral yang sangat sensitif.
Nyeri tekan dan defans muskular (rigidity) menunjukkan adanya proses inflamasi yang
mengenai peritoneum parietale (nyeri somatik). Otot dinding perut menunjukkan defans
muskular secara refleks untuk melindungi bagian yang meradang dan menghindari
gerakan atau tekanan setempat.
Terjadi perlengketan organ-organ intra abdominal dan lapisan peritoneum visceral dan
parietal , timbulnya perlengketan ini menyebabkan aktivitas peristaltik berkurang dan
menandakan terjadinya obstruksi usus
7. Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium: Hb 12,2 g/dl (normal 12-16 g/dl) , Ht 38 vol % (40-48 vol %), Leukosit
12.400/mm3 (5.000- 10.000 / mm3) , trombosit 308.000 (150.000-450.000)
Interpretasi
USG abdomen: cairan Terjadi perforasi ulkus
bebas (+) di hepato renal peptikum
LI
1. Anatomi region abdomen
2. Acute abdomen