Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 10 : Ni Komang Ayu Inda Rumesa 1607532043

Putu Eka Rahmayanti 1607532065


Ni Luh Putu Indah Anggreni
1607532066

AGENCY THEORY

Agency theory merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan
riset akuntansi yang merupakan modifikasi dari perkembangan model akuntansi
keuangan dengan menambahkan aspek perilaku manusia dalam model ekonomi.
Menurut teori ini hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar
tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan (Conflict of Interest).
Pertentangan dan tarik menarik kepentingan antara prinsipal dan agen dapat
menimbulkan permasalahan yang dalam Agency Theory dikenal sebagai Asymmetric
Information (AI) yaitu informasi yang tidak seimbang yang disebabkan karena adanya
distribusi informasi yang tidak sama antara prinsipal dan agen. Ketergantungan pihak
eksternal pada angka akuntansi, kecenderungan manajer untuk mencari keuntungan
sendiri dan tingkat AI yang tinggi, menyebabkan keinginan besar bagi manajer untuk
memanipulasi kerja yang dilaporkan untuk kepentingan diri sendiri.
Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk
bertindak atas nama prisipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat
oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk
mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanat oleh prinsipal kepadanya.
Adanya agency problem di atas, menimbulkan biaya keagenan (agency cost), yang
menurut Jensen dan Meckling (1976) terdiri dari :
1. The monitoring expenditures by the principle , biaya monitoring dikeluarkan
oleh prinsipal untuk memonitor prilaku agen
2. The bonding expeditures by the agent , the bonding cost dikeluarkan oleh
agen untuk menjamin bahwa agen tidak akan menggunakan tindakan tertentu
yang akan merugikan prinsipal
3. The residual loss, merupakan penurunan tingkat kesajahteraan prinsipal
maupun agen setelah adanya agency relationship.
Inti dari Agency Theory ( Teori Keagenan) adalah pendesainan kotrak yang
tepat untuk menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen dalam hal terjadi konflik
kepentingan. Kontrak kerja merupakan aturan yang mengatur mekanisme bagi hasil,
baik keuntungan,return maupun resiko-resiko yang disetujui prinsipal dan agen.
Kontrak kerja akan optimal bila kontrak dapat fairness yaitu mampu
menyeimbangkan antara pelaksanaan kewajiban yang optimal oleh agen dan
pemberian insentif/imbalan khusus yang memuaskan dari prinsipal ke agen.

Pertanyaan : jika seorang manajer memanipulasi pendapatan perusahaannya


yang bertujuan memperkecil beban pajak, padahal laba perusahaan tersebut
meningkat. Tentunya hal tersebut melanggar aturan pajak, siapakah yang bertanggung
jawab atas kasus tersebut? Mohon penjelasan terhadap masalah tersebut

Anda mungkin juga menyukai