Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep defisit perawatan diri


1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatn diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene) berpakaian berhias, makan , dan
BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2014).
Defisit perawatan diri adalah suatu tindakan untuk mmelihara suatu
kebersihan dan kesehatan seseotang untuk kesejahteraan fisik dan psikis atau
gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri (mandi, berhias,
maka, toileting) (Riyadi. S dan Harmoko 2012)
Defisit perawatan diri adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan
untuk dirinya (potter dan Perry 2006)
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan
dlam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari-hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi ecara teratur, tidak
menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri merupakan salah masalah yang timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidak pedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan
pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat (Fitrysari, rizky PK
2015)

Jadi, dapat dapat disimpulkan bahwa defisit perawatan diri ialah sutau
ketidakmampuan seseorang atau gangguan dalam hal aktivitas perawatan diri
secara mandiri seperti (mandi, berhias, makan dan toileting).
2. Jenis-jenis perawatan diri
a) Kuarng perawatan diri : mandi/kebersihan kurang perawatn diri (mandi)
adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mand/kebersihan
diri.
b) Kurang perawatan diri : kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas sendiri.
c) Kurang perawatan diri : kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan
kemampuan untuk menunjukan aktivitas makan.
d) Kurang perawatan diri : kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.
(nurjannah 2004 dikutip dalam dermawan, deden 2013: 130)
3. Lingkup Defisit Perawatan Diri
a) Kebersihan diri
Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, pakaian kotor, bau badan,bau
napas, dan penampialan tidak rapi.
b) Berdandan atau berhias
Kurangnya minat dalam memiliki pakaian yang sesuai, tidak menyisir rambut,
atau kemencukur rambut, atau mencukur kumis.
c) Makan
Mengalami kesukaran dalam mengambil, ketidakmampuan membawa
makanan dari piring ke mulut dan makanya habya beberapa suap makanan
dari piring.
d) Toileeting
Ketidakmampuan atau tidak adanya keinginan untuk melakuakn defekasi atau
berkemih tanpa bantuan.

Etiologi

(menurut Tarwoto dan Wartonah 2003 dikutip dalam buku dermawan, deden
2013 : 130 ). Penyebab kurag perawatan diri adalah sebagai berikut :
a) Kelelahan fisik
b) Penurunan kesadaran

( menurut Depkes 2000 dikutip dalam buku dermawan , deden 2013 : 131),
penyebab kurang perawatn diri adalah :
1. Faktor predisposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri.
c) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkunag termasuk perawatan diri.
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatn diri.
2. Faktor presitipasi
Yang merupakan faktor presitipasi defisit perawatan diri adalah kurang
penurunan motavasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lemas/lelah,
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakuakn perawatab diri.
(menurut Depkes 2000 dikutip dalam buku dermawan, deden 2013 : 131),
faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah :
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanaja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan poka ersonal hygiene.
c. Status sosial ekonomi.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes melitus ia harus menjaga kebersian kakinya.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
f. Kebiasaan orang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertetu dalam perawatan
diri seperti pengguanaan sabun, shampo dan lain-lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.

Dampak yang sering timbul pada defisit perawatan diri


a. Dampak fisik
banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik
yang sering terjadi adalah : gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dn gangguan
fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosal yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
krbutuhan harga diri, aktualisasi dari Dan gangguan interaksi sosial.

Tanda dan gejala

Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut fitria (2009) adalah sebagai
berikut :

a. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihakan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalm meletakan atau mengambil potongan pakaian,
meninggalkan pakaian serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien memiliki
ketidak mampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memlih pakaian, menggunakan
alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos
kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil dan
mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka conteiner, memanipulasi makanan dalam mulut,
melengkapi makanan, mencernakan makanan menurut cara yang di terima
masyarakat, mengambil cangkir atau gelas, serta mencerna makanan cukup dengan
aman.
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidak mampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban
Kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelas BAB/BAK dengan tepat, dengan menyiram kamar kecil.
Menurut Depkes (2006) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah :
a. Fisik
a) Badan bau, pakaian kotor
b) Rambut dan kulit kotor
c) Kuku panjang dan kotor
d) Gigi kotor disertai mulut bau
e) Penamilai tidak rapih
b. Fisikologis
a) Malas, tidak ada inisiatif
b) Menarik diri, isolasi diri
c) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
c. Sosial
a) Intraksi kurang
b) Kegiatan kurang
c) Tidak mampu berprilaku sesuai norma
d) Cara mandi tidak teratur BAK dan BAB disembarang tempat, gosok gigi dan
mandi tidak mampu mandiri

Anda mungkin juga menyukai