TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Istilah Motivasi (motivasion) bersal dari bahasa latin, yakni movere yang
berarti ” menggerakkkan” (to move).
Motivasi adalah satu proses yang meghasilkan suatu intensitas, arah, dan
ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai tujuan.
Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang di kehendaki (Poerwodarminto, 2006).
Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang
merangsang perilaku tertentu dan respon instrinsik yang menampakkan perilaku-
perilaku manusia (Swanburg, 2006)
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah bagaimana menggerakkan orang agar mau bekerja dengan semangat dan
menunjukkan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai tujuan sesuai dengan peran
fungsi untuk keberhasil suatu organisasi dalam ini rumah sakit khususnya perawat
sebagai pemberi jasa pelayanan.
B. Teori Motivasi
a. Teori Motivasi Maslow
Teori Maslow Maslow dalam Reksohadiprojo dan Handoko (1996), membagi kebutuhan
manusia sebagai berikut:
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang
merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen,
tidur dan sebagainya.
2. Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang
kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi
keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan
kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak
lagi bekerja.
3. Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan
muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi
yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan
kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi
bersama dan sebagainya.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi
seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja
seseorang.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi.
Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya
dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi
yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri ada
kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan
perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang
akan tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa
anggapn-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia,
sesuai dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan
yang terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang
berdasarkan pada kenyataannya.
Anggapan dasar teori Y adalah :
a. Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau
istirahat.
b. Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya
menerima tetapi mencari tanggung jawab.
c. Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk
memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh
pegawai.
d. Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan
tercapainya tujuan organisasi.
Kelompok faktor kedua adalah ”iklim baik” dibuktikan bukan sebagai sumber
kepuasan kerja justru sebagai sumber ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi
kerja, hubungan antar pribadi, teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan
mengurangi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja.
Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini
akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.
e. Teori ERG Aldefer
Teori Aldefer merupakan teori motivasi yang mengatakan bahwa individu mempunyai
kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan
pertumbuhan (Growth) (G).
Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan
pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus-menerus
terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan menyebabkan individu
tersebut mengarahkan pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk
memenuhi kebutuhan yang lebih rendah.
Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang penting bagi manajer
tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat kebutuhan yang lebih tinggi dari
seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan nampak terkendali, mungkin karena
kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini harus menjadi perhatian utama manajer untuk
mencoba mengarahkan kembali upaya bawahan yang bersangkutan memenuhi
kebutuhan akan keterkaitan atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer
mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna
memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
C. Teori Motivasi
Teori motivasi merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja serta
hasil apa yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini maka, hasilnya akan diperoleh
baik untuk hari esok. Jadi hasil yang tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang
dilakukan seseorang.
1. Teori kebutuhan
Teori motivasi sekarang banyak orang adalah teori kebutuhan. Teori ini
beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya
adalah kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karena itu menurut teori ini apabila
seseorang, ia harus mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang-
orang yang dimotivasinya.
Sebagai pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan
kebutuhan pokok manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok manusia
yang dimaksud adalah :
a. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow.
Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk
bertahan hidup. Manusia memiliki lima macam kebutuhan yaitu:
i. Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas :Merupakan kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh
mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ atau sel.
ii. Kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan makanan: Bagian dari
kebutuhan dasar manusia secara fisiologis yang memiliki proporsi besar
dalam bagian tubuh hampir 90% dari total berat badan tubuh.
iii.Kebutuhan eliminasi urine dan alvi: Merupakan bagian dari kebutuhan
fisiologis dan bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa.
iv. Kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan aktivitas: Untuk memulihkan
status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-
hari terpenuhi.
v. Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh dan kebutuhan seksual: Merupakan
untuk memenuhi kebutuhan biologis dan untuk memperbanyak keturunan
(Hidayat, 2006).
b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safely and Security) adalah aman
dari berbagai aspek baik fisiologis maupun psikologis, kebutuhan meliputi :
i. Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan
infeksi.
ii. Bebas dari rasa takut dan kecemasan.
iii. Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru dan asing.
c. Kebutuhan sosial, yang meliputi antara lain :
i. Memberi dan menerima kasih sayang.
ii. Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain.
iii. Kehangatan dan penuh persahabatan.
iv. Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok serta lingkungan
sosial.
d. Kebutuhan harga diri
i. Perasaan tidak bergantung pada orang lain.
ii. Kompeten.
iii. Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization)
Kebutuhan seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi – potensi dan
ekspresi diri meliputi :
i. Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami
potensi diri).
ii. Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri.
iii. Tidak emosional.
iv. Mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan mempunyai kepercayaan diri
yang tinggi dan sebagainya (Mubarak, 2007).
2. Teori X dan Teori Y
Dikemukakan oleh Douglas McGregor, dimana Teori X mengandaikan bahwa
karyawan tidak menyukai kerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab, dan harus
dipaksa agar berprestasi. Sementara Teori Y mengandaikan bahwa karyawan
menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggung jawab, dan dapat menjalankan
pengarahan diri. Teori Z Menekankan pada teori humanistik, penganbilan
keputusan bersama, Supervisi secara tidak langsung, motivasi lebih pada human.
3. Teori Dua Faktor
Dikemukakan oleh Frederick Herzberg, dimana ada faktor-faktor intrinsik yang
berhubungan dengan kepuasan kerja (prestasi, pengakuan kerja, tanggung jawab,
kemajuan, pertumbuhan) dan faktor-faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan
ketidakpuasan kerja (kebijakan dan pimpinan perusahaan, penyeliaan, hubungan
antarpribadi, dan kondisi kerja). Disebutkan bahwa ada faktor hygiene seperti
kebijakan dan administrasi perusahaan, penyeliaan, dan gaji yang, bila memadai
dalam pekerjaan, menentramkan pekerja. Bila tidak memadai, maka orang-orang
akan tidak terpuaskan.
Gillies, DA. 1996. Manajemen Keperawan, Suatu Pendekatan Sistem. W.B Saunders
Compani: Philadelphia