Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI

METODE PENELITIAN AKUNTANSI


SAP 11

OLEH :

Anak Agung Krisna D. Handayani (1607531017 / 02)

Ni Komang Ning Saniardi (1607531021 / 03)

Ni Putu Atik Widiastini (1607531024 / 04)

Putu Agus Cahya Wira Putra (1607531097 / 08)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2018
I. MACAM-MACAM METODE ANALISIS DATA
Ada dua metode secara umum yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu analisis data
secara kualitatif yang digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.
Pada analisis ini tidak menggunakan alat statistik, akan tetapi dilakukan dengan menbaca
tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang tersedia kemudian melakukan uraian dan
penafsiran.
Analisis data secara kuantitatif digunakan pada penelitian dengan pendekatan kuantitatif.
Pada pendekatan seperti ini menggunakan alat statistik. Bila pendekatan menggunakan alat
statistik berarti analisis data dilakukan menurut dasar-dasar statistik. Ada dua macam alat
statistik yang digunakan yaitu: Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial.
Jika dilihat dari jumlah variabel yang dianalisis ada 3 jenis analisis data yaitu:
1. Analisis Univariat, analisis yang menggunakan 1 variabel.
2. Analisis Bivariat, analisis yang menggunakan 2 variabel.
3. Analisis Multivariat, analisis yang menggunakan 3 atau lebih variabel
Jika dengan menganalisis data kualitatif diperoleh gambaran yang teratur tentang suatu
peristiwa atau kejadian maka statistik ini disebut “Deskriftif” misalnya pengukuran nilai
sentral (Rata-rata, Median, Modus), deviasi, perhitungan angka indeks, ukuran korelasi, dan
trend. Metode lebih lanjut dimana dalam analisis tersebut memberikan cara bagaimana
menarik kesimpulan mengenai ciri-ciri populasi tertentu berdasarkan hasil dari analisis
serangkaian sampel yang diambil dari populasi tersebut dinamakan “Metode Statistik
Inferensial”.

II. PEMILIHAN METODE ANALISIS DATA


Pemilihan metode analisis data menggunakan pendekatan kualitatif atau kuantitatif.
Dalam pendekatan kuantitatif persyaratan pertama yang harus terpenuhi adalah alat uji
statistik yang akan digunakan harus sesuai. Pertimbangan utama dalam memilih alat uji
statistic ditentukan oleh pertanyaan untuk apa penelitian tersebut dilakukan dan ditentukan
oleh tingkat/skala, distribusi dan penyebaran data. Pertimbangan kedua dalam memilih alat
uji statistik ini adalah luasnya pengetahuan statistik yang dimiliki serta ketersediaan sumber-
sumber dalam hubungannya dengan perhitungan dan penafsiran data.
Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif berbeda dengan pendekatan kuantitatif,
dalam pendekatan kualitatif perhatian dipusatkan kepada prinsip umum yang mendasari
perwujudan dan satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia atau pola yang ada.
Analisis yang dilakukan adalah gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan
masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh pola yang berlaku, dan pola tersebut
dianalisis dengan teori yang objektif.
Penelitian kualitatif mampu mengungkapkan gejala yang ada di masyarakat secara
sistematis. Oleh karena itu urutan atau sistimatika yang ada dalam penelitian memberikan
urutan serta pola berfikir secara sistematis dan komplek. Penelitian dengan pendekatan
kualitatif ini mampu mengungkap gejala yang ada di masyarakat secara sistematis secara
mampu mengungkapkan kejadian yang sebenarnya sehingga akan sulit ditolak kebenarannya.
Dalam memilih metode analisis perlu dipertimbangkan:
 Kecocokan/kesesuaian metode.
 Kehandalan/ketangguhan.
 Kepekaan
 Kecepatan/kemudahan.
 Kepraktisan / fleksibel.
 Keamanan.
Cara menentukan metode analisis yang akan digunakan:
 Menetapkan tujuan.
 Jenis metode.
 Kemungkinan penggunaan metode.
 Macam atribut metode yang digunakan.
 Pemilihan metode alternative.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode analisis adalah:
 Apakah analisis dilakukan untuk 1 sampel, jarang atau sering dengan contoh yang
sama.
 Pereaksi apa saja yang harus tersedia.
 Berapa lama waktu yang diperlukan.
 Apa jenis matriks sampel yang dianalisis.
 Berapa tingkat ketelitian yang diharapkan.
 Apa ada zat pengganggu.
 Apa ada badan khusus atau persyaratan peraturan, batas tindakan, atau batas
pelaporan.
 Apakah diperlukan prosedur yang mampu menseleksi,mendeteksi, dan identifikasi
untuk campuran.
 Berapa biaya yang harus dibayar pelanggan.
Jika menggunakan metode yang dikembangkan sendiri harus:
 Merupakan kegiatan yang direncanakan
 Ditugaskan kepada personil yang memenuhi persyaratan
 Dilengkapi dengan sumber daya laboratorium yang memadai.
Apabila menggunakan metode non standar, maka harus :
- Mendapat persetujuan pemilik sampel
- Memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pemilik sampel
- Sesuai dengan tujuan analisis.

III. PEMILIHAN METODE STATISTIK MENURUT SKALA PENGUKURAN


Pemilihan terhadap alat statistika dalam penelitian kuantitatif sangat tergantung pada
skala pengukuran dari variabel yang digunakan. Dalam analisis nantinya apakah
menggunakan statistik parametrik atau statistik non parametrik. Bila dalam analisis kuantitatif
tersebut dimana skala ukuran variabel adalah nominal atau ordinal umumnya menggunakan
statistik non parametrik. Apabila skala ukuran variabel yang digunakan adalah interval atau
rasio maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Walaupun demikian untuk
skala interval atau rasio dapat juga menggunakan alat statistik non parametrik namun banyak
sekali kehilangan informasi yang dimiliki oleh data dengan skala interval dan rasio tersebut.
Penggunaan statistik parametrik dan non parametrik untuk menganalisis data khususnya
menguji hipotesis yang diajukan. Contoh statistik parametrik antara lain korelasi product
moment, korelasi parsial, korelasi ganda, regresi, analisis varian dan sebagainya. Contoh
statistik non parametrik adalah Chi kuadrat, Mann Whitney, Mc Memar, Cochran, Coefisien
contingency, korelasi Rank Spearman, Kruskal Wallis, dan sebagainya.
Menurut sugiono (2003:147), hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan statistik
parametrik merupakan dugaan terhadap nilai dalam satu sampel dibandingkan dengan
standar, sedangkan hipotesis deskriftif yang akan diuji dengan statistik non parametrik
merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai antar kelompok dalam satu
sampel. Hipotesis komparatif merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan
nilai-nilai 2 kelompok atau lebih. Hipotesis asosiatif adalah dugaan terhadap ada tidaknya
hubungan secara signifikan antara dua variabel atau lebih.
Dibawah ini diberikan tabel yang berisi tentang penggunaan statistik parametrik dan
non parametrik untuk menguji hipotesis.
Maca Bentuk Hipotesis
m data Deskript Komparatif (2 Komparatif (lebih Asosiatif
if (satu sampel) dari dua sampel)
variabel Relatif Independ Relatif Independ
atau en en
satu
sample)
Nomin Binomial Mc Fisher Cochran X2 untuk k Contingen
al X2 satu Memar Exact Q sampel cy
sampel Probability Coefficien
X2 dua t
sampel
Ordina Run Test Sign Median Priedman Median Spearman
l Test Test Two Way Extension Rank
Wilcox Mann Anova Kruskal Correlatio
on Whitney Wallis one n
Matche Test Way Kendall
d Pairs Kormogor Anova Tahu
ov
Semmirno
v
Wald
Wolfowitz
Interva t-test t-test of t-test One-Way One-Way Korelasi
l relative independe Anova Anova product
Rasio nt moment
Two-Way  Two-Way Korelasi
Anova Anova parsial
Korelasi
ganda
Regresi
sederhana
dan ganda

Pemilihan metode statistik juga dipengaruhi oleh tipe skala pengukuran yang digunakan
(skala nominal, skala ordinal, skala interval, skala rasio). Tipe skala pengukuran menjadi
pertimbangan peneliti untuk menetukan pemilihan metode parametrik dan non parametrik
dalam statistik inferensial. Jika suatu penelitian menggunakan skala interval dan skala rasio
dengan ukuran sampel relative besar (n>30) statistik parametrik merupakan metode analisis
data yang tepat, dengan asumsi bahwa distribusi populasi datanya normal. Jika peneliti tidak
menggunakan asumsi normalitas, penggunaan statistik non parametrik merupakan metode
analisis yang tepat.
IV. INTERPRETASI HASIL ANALISIS DATA
Untuk interpretasi yang didasarkan atas statistik deskriptif khususnya tabulasi silang
ada ketentuan atau aturan yang perlu diperhatikan. Jika diasumsikan ada satu variabel yang
bertindak sebagai variabel pengaruh dan satunya lagi sebagai variabel terpengaruh maka arah
perhitungan untuk tabulasi silang selalu dihitung searah dengan variabel pengaruhnya. Dalam
menginterpretasikan tabulasi silang tersebut dengan membandingkan angka persen pada sel
tabel searah dengan variabel pengaruhnya.
Interpretasi hasil penelitian dilakukan untuk mencari makna dan implikasi yang lebih
luas dari hasil-hasil penelitian. Interpretasi hasil analisis dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu sebagai berikut:
1. Interpretasi secara terbatas karena peneliti hanya melakukan interpretasi atas data dan
hubungan yang ada dalam penelitiannya.
2. Peneliti mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil yang telah
didapatkannya dari analisis.
Interpretasi secara terbatas karena peneliti hanya melakukan interpretasi atas data dan
hubungan yang ada dalam penelitiannya. Interpretasi ini dalam pengertian sempit tetapi
paling sering dilakukan.
Pada waktu menganalisis data penelitian, secara otomatis peneliti membuat interpretasi
dimana analisis dan interpretasi yang dilakukan sangat erat hubungannya karena keduanya
dilakukan hampir bersamaan.
Apabila peneliti mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil yang
telah didapatkannya dari analisis. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan cara
membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan dengan menghubungkan
kembali interpretasinya dengan teori. Tahap ini sangat penting dilakukan, namun sering tidak
dilakukan oleh peneliti social.
Misalnya suatu penelitian menggunakan teknik korelasi untuk mencari hubungan dua
variabel. Setelah dihitung diperoleh hasil koefisien korelasi yang cukup tinggi (r = 0,85)
dengan tingkat signifikansi 0,001, tahap inilah yang dinamakan analisa. Proses analisa
kemudian dilanjutkan dengan menginterpretasikan koefisien korelasi yang diperoleh tersebut.
Dalam proses interpretasi ada serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang
peneliti yaitu sebagai berikut ini:
1. Apakah arti koefisien korelasi 0,85 tersebut?
2. Apakah arti yang lebih luas dari penemuan tersebut bila dibandingkan dengan hasil
penelitian-penelitian terdahulu?
Arti koefisien korelasi 0,85 ini adalah karena nilainya tinggi dan signifikan dapat
dikatakan bahwa korelasi yang tinggi dapat disimpulkan bahwa hubungan yang tinggi antara
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya bukan terjadi secara kebetulan tetapi secara
sistematis. Maka dapat dikatakan hipotesis tersebut didukung oleh observasi atau realitas,
dengan demikian hasil ini dapat dikatakan mendukung teori dengan konsisten.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Bisinis. Bandung : ALFABETA


Rahyuda, Murjana Yasa, Yuliarmi. 2004. Metodologi Penelitian. FEB Unud.
Nazir, Ph.d, Moh. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Bogor.

Anda mungkin juga menyukai