OLEH:
NI MADE VANIA SUKMASARI MARSHA (1605511044)
SAGUNG ARI DIPRATARI (1605511058)
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka daapt dirumuskan tujuan:
1. Mengetahui pengertian dari pesaing.
2. Mengetahui indentifikasi dari pesaing.
3. Mengetahui sasaran pesaing.
4. Mengetahui strategi pesaing.
5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing.
6. Mengetahui reaksi pesaing.
7. Mengetahui strategi untuk menghadapi pesaing.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Menentukan Sasaran Pesaing
Pesaing ada dua jenis, yaitu pesaing terdekat dan pesaing jauh. Pesaingterdekat
adalah perusahaan yang mempunyai produk yang hampir sejenis, misal sebuah bank maka
pesaing terdekatnya adalah bank umum, BPR, bank syariah, atau bank asing. Pesaing jauh
adalah perusahaan yang memiliki produk yang mirip. Contoh pesaing untuk bank adalah
lembaga keuangan yang kegiatannya memilki kesamaan dengan bank seperti asuransi, pos
giro, pegadaian, koperasi simpan pinjam, leasing, money changer, atau dana pensiun.
Setelah kita mengetahui pesaing dan market share yang dikuasai, kita perlu
mengetahui sasaran dari pesaing dan siapa yang menjadi target mereka selanjutnya. Sasaran
pesaing antara lain memaksimalkan laba, memperbesar market share, meningkatkan mutu
produk, atau mungkin juga mematikan atau menghambat pesaing lainnya.
Jika sasaran mereka memaksimalkan laba, maka kita perlu mengetahui laba jangka
pendek atau laba jangka panjang dan apa tindakan yang akan mereka ambil. Sasaran untuk
memaksimalkan laba ini dapat dilakukan
melalui peningkatan kepuasan konsumen dengan berbagai cara, misalnya
melalui pelayan atau harga yang relatif murah.
Jika sasarannya untuk memperbesar pasar, maka kita perlu mengetahui apakah
pertumbuhan market share yang dimiliki cukup besar. Biasanya, meningkatkan market share
dapat dilakukan dengan promosi yang cukup gencar dengan diimbangi pembukaan cabang
baru yang gencar pula. Peningkatan market share juga dapat dilakukan dengan cara
penurunan harga mengingat mereka memiliki biaya operasional yang relatif lebih ren-dah.
Hal yang juga perlu diselidiki adalah bahwa peningkatan market share dapat pula dilakukan
dengan cara mengambil market share pesaing lainnya.
Begitu pula untuk menggaet nasabah milik pesaing, maka kita perlu meningkatkan
mutu produk dengan memberikan berbagai kelebihan baik itu dari segi pelayanan atau
kelebihan lainnya dibanding dengan produk pesaing. Misalnya bagi hasil yang kompetitif,
jumlah jaringan atau teknologi yang dimiliki, margin yang rendah.
6
2. Mencari tahu kekuatan dan kelemahan pesaing baik itu dalam hal keuangan, sumber
daya manusia, teknologi maupun dalam hal letak/posisi di pasar.
3. Mengetahui market share yang dikuasai oleh pesaing serta tindakan yang dilakukan
pesaing terhadap pelanggan.
Michael Porter telah mengidentifikasi lima kekuatan, dan lima kekuatan tersebut
adalah para pesaing industri, calon pendatang, substitusi, pembeli dan pemasok.
Adapun lima ancaman yang ditimbulkan kekuatan tersebut antara lain:
1. Ancaman persaingan segmen yang ketat
Segmen tertentu menjadi tidak menarik, jika ia telah memiliki pesaing yang banyak,
kuat, atau agresif.
2. Ancaman pendatang baru
Daya tarik segmen berbeda-beda menurut tingginya hambatan untuk masuk
dan keluarnya.
3. Ancaman produk substitusi
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat substitusi produk yang aktual
atau potensial.
4. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pembeli
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan posisi tawar
(bargaining power) yang kuat atau semakin meningkat.
5. Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika para pemasok perusahaan mampu
menaikkan harga atau mengurangi kuantitas yang mereka pasok.
Sebuah perusahaan perlu informasi tentang kekuatan dan kelemahan pesaing. Kotler
menyatakan bahwa sebuah perusahaan akan menempati satu di antara enam posisi
kompetitif didalam pasar sasaran berikut ini:
1. Dominan
Perusahaan ini mengendalikan perilaku pesaing yang lain dan memliki pilihan
strategis yang luas.
2. Kuat
Perusahaan ini bisa mengambil tindakan mandiri tanpa membahayakan posisi jangka
panjangnya dan dapat mempertahankan posisi jangka panjangnya apapun tidakan
yang dilakukan oleh pesaing.
3. Cukup baik
7
Perusahaan ini memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan dan peluang yang ada
diatas rata-rata untuk meningkatkan posisinya.
4. Cukup
Perusahaan ini memiliki kinerja pada tingkat yang cukup untuk mencapai hasil yang
bisa terus bertahan dalam bisnis. Namun, perusahaan ini ada karena dibiarkan oleh
perusahaan yang dominan dan memiliki peluang dibawah rata-rata untuk
meningkatkan posisinya.
5. Lemah
Perusahaan ini memiliki kinerja yang tidak memuaskan, tetapi adapeluang
untuk memperbaiki. Perusahaan ini harus berubah atau kalau tidak keluar dari pasar.
6. Tidak berpeluang
Perusahaan ini memiliki kinerja yang tidak memuaskan dan tidak ada peluang untuk
memperbaiki.
2.5.2 Peluang dan Ancaman
Langkah yang perlu dilakukan adalah menganalisa semua faktor di luar organisasi
yang mungkin mempengaruhi event. Analisa eksternal ini akan membantu mengidentifikasi
peluang dan ancaman yang terkait dengan event. Segera setelah menentukan ancaman-
ancaman atas event, bisa menaksir ulang situasi dan menganalisa bagaimana cara mengubah
ancaman itu menjadi peluang. Penting sekali memusatkan perhatian pada masing-masing
ancaman atas sebuah event saat menjalankan perencanaan, untuk memastikan keberhasilan
event tersebut. Pengkategorisasian suatu ancaman akan menentukan cara merespon
ancaman untuk meminimalkan efeknya:
1. Monitor
Ancaman yang diputuskan untuk “sekedar dimonitor” adalah jenis ancaman yang
tidak atau sedikit dapat di kontrol, tetapi tidak berdampak besar pada event. Hanya
ingin tahu apa yang akan terjadi.
2. Monitor dan Analisa
Ancaman yang diputuskan untuk “di monitor dan di analisa” merupakan ancaman
yang bisa sedikit dikontrol, tetapi perlu dipastikan bagaimana ancaman tersebut
dapat mempengaruhi event.
3. Strategi-strategi Kontingensi
Ancaman yang diputuskan untuk “di respon dengan suatu startegi kontingensi”,
adalah semua ancaman yang dapat dikurangi pengaruhnya dengan perencanaan.
Sebagai contoh jika cuaca buruk adalah ancaman bagi event di luar ruangan, bisa
8
menetapkan bagaimana akan menanganinya, menunda event, pindah ke indoor,
pawang hujan atau sedikit merubah konsep.
4. Analisa in-depth dan Strategi Pengembangan
Ancaman yang diputuskan untuk “di respon dangan analisa in-depth dan strategi
pengembangan” adalah semua ancaman yang memiliki kemungkinan paling besar
untuk mempengaruhi event. Faktor-faktor teknologi, pesaing dan legislatif adalah
contoh-contoh ancaman yang mungkin memerlukan analisa dan strategi
pengembangan lebih detil lagi
Setelah semua telah dianalisa dengan baik, barulah dapat menentukan langkah
selanjutnya untuk menjalankan event yang telah direncanakan, dan alangkah baiknya
apabila juga dapat melakukan analisa pesaing dan strategi pemasaran terhadap event
tersebut.
9
2.7.2 Strategi Penetapan Harga
Harga merupakan suatu strategi bagi seorang penjual untuk mengadakan pembedaan
penawaran produknya dari pesaing, sehingga penetapan harga adalah salah satu bagian
penting dalam pemasaran. Penetapan harga dalam menghadapi pasar, antara lain:
1. Penetapan harga sama dengan harga pesaing.
2. Penetapan harga di bawah pesaing.
3. Menetapkan harga di atas harga pesaing
Berapa harga yang ditetapkan untuk suatu barang, pengusaha (penjual )melihat pada
suatu pangkal tolak, yang disebut orientasi. Ada empat macam orientasi, antara lain:
1. Orientasi Pada Harga Pokok (Cost)
Dalam menetapkan harga dengan orientasi pada harga pokok, seorang pengusaha
selalu menanyakan terlebih dulu berapa harga pokok (biaya pembuatan/harga-
beli)-nya baru kemudian menetapkan harga jualnya.
2. Orientasi Pada Permintaan Pasar
Orientasi pada permintaan pasar terlebih dahulu melihat harga-harga di pasar dan
kekuatan permintaan pasar. Berapakah kira-kira banyaknya barang yang
diperlukan, dan berapakah kira-kira kemampuan untuk membayar. Jika ditaksir
permintaan kuat, maka harga ditetapkan relatif tinggi; jika ditaksir permintaan
lemah, maka harga ditetapkan relatif rendah. Jika permintaan berbeda-beda
kekuatannya atau keinginannya, maka kepada pembeli dapat diberikan harga yang
berbeda-beda, yang disebut harga diskriminasi.
3. Orientasi Pada Persaingan
Orientasi pada persaingan, yang dilihat oleh penjual bukannya harga pokok atau
permintaan pasar terlebih dahulu, melainkan berapakah harga yang ditetapkan oleh
pesaingnya.
Ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu mengikuti saja harga yang sedang berlaku
yang dipasang oleh pesaingnya artinya tinggal meniru saja atau harga yang
ditetapkan lebih rendah daripada yang ditawarkan/ditetapkan oleh pesaingnya.
4. Kombinasi
Yaitu melihat kepada ketiga-tiganya, baik biaya pembuatannya, permintaan pasar,
maupun persaingan yang ada.
2.7.3 Strategi Promosi
Promosi dilaksanakan dengan pendekatan komunikasi yang bersifat persuasi
(persuasive) atau membujuk. Sifat membujuk dapat dilakukan dengan cara:
10
1. Model retorika
Merupakan suatu model/cara seseorang berbicara dihadapan suatu kelompok,
misalnya berpidato dihadapan umum, salesman produk kepada pembeli.
2. Model propaganda
Suatu cara untuk mencari pendukung oleh seseorang atau lembaga, cara ini
dilakukan dengan:
1) Rhetoric, memanipulasi kata-katanya menjadi menarik.
2) Atmosphere, yaitu suasana senang yang diciptakan
sehingga memberikan dorongan agar mau mengikuti atau menerima apa
yang dikatakan.
3) Event, yaitu suatu kejadian yang digunakan sebagai alat propaganda agar
dapat menimbulkan kesan yang sulit dilupakan.
3. Model negoisasi
Suatu perundingan antara seseorang negosiator dengan negosiator lainnya saling
berhadapan. Masing-masing berusaha untuk mengusahakan pihaknya.
2.7.4 Strategi Distribusi
Untuk menyalurkan barang-barang konsumsi ada beberapa jenis saluran distribusi
yang dapat dipergunakan, yaitu:
1. Zero Stage: Manufacture Direct to Consumer (Saluran Distribusi Langsung ke
Konsumen)
2. One Stage: Manufacture To Retailer To Consumer (Saluran Distribusi Produsen ke
Pengencer ke Konsumen)
3. Two Stage: Manufacture to Whole Seller to Retailer to Consumer (Produsen ke
Pedagang Besar ke Pengencer ke Konsumen)
4. Three Stage: Manufacture to Agent to Whole seller to Retailer to Consumer (Saluran
Melalui Agen)
Bila ada lawan yang menduduki daerah pemasaran tertentu, maka ada lima strategi
penyerangan yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Serangan Frontal (Frontal Attack)
Penyerang dikatakan melakukan serangan frontal bila ia mengerahkan massa dan
kekuatannya tepat berhadapan dengan lawan. Ia lebih menyerang kekuatan lawan
daripada titik kelemahan lawan.
2. Serangan Samping (Flanking Attack)
11
Penyerang bersikap seolah-olah akan menyerang bagian yang kuat, sehingga lawan
mengerahkan semua daya ke bagian tersebut, namun serangan yang sesungguhnya
akan diarahkan pada bagian sayap atau belakang.
3. Serangan Mengepung (Encirclement Attack)
Serangan mengepung merupakan usaha menembus daerah pemasaran lawan.
Manuver mengepung ini dijalankan dengan serangan besar-besaran terhadap
berbagai front, sehingga lawan harus melindungi bagian depan, samping dan
belakang pada saat bersamaan.
4. Serangan Melambung (Bypass Attack)
Serangan jenis ini adalah strategi menyerang secara tidak langsung serta menjauhkan
diri dari setiap gerakan yang mengarah ke daerah pemasaran pesaing.
5. Serangan Gerilya (Guerilla Attack)
Serangan gerilya dilancarkan dengan serangan kecil dan terputus-putus pada
berbagai wilayah lawan.
Adapun perlindungan diri dalam bentuk pertahanan yang dapat digunakan antara
lain:
1. Pertahanan frontal
Pertahanan frontal adalah pertahanan dari segala penjuru. Untuk pertahanan ini
diperlukan kekuatan sumber daya yang cukup besar. Tujuannya agar pesaing tidak
dapat melakukan serangan paling tidak untuk sementara waktu.
2. Pertahanan samping
Pertahanan samping adalah pertahanan untuk menutupi kelemahan
yang dimiliki agar tidak diserang oleh pesaing. Kelemahan harus segera untuk
ditutupi, jangan tunggu sampai diserang pesaing duluan.
3. Pertahanan menyerang lebih dulu
Pertahanan menyerang lebih dulu merupakan pertahanan dimana perusahaan harus
menyerang lebih dahulu ke pesaing. Tujuannya adalah agar pesaing menjadi salah
langkah untuk melakukan serangan pada perusahaan kita atau bahkan pesaing
mungkin akan membatalkan serangannya.
4. Pertahanan menyerang balik
Pertahanan ini dilakukan setelah terjadi serangan dari pihak lawan, jadi agar kita
tidak kalah maka kita sebaiknya melakukan penyerangan balik.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang dan jasa yang
sama atau mirip dengan produk yang ditawarkan.
Analisis pesaing merupakan suatu perbuatan menganalisa atau mengidentifikasi apa-
apa saja yang dilakukan oleh pihak pesaing atau perusahaan yang menghasilkan barang atau
jasa yang mirip dengan produk kita.
Beberapa hal yang perlu diketahui dari pesaing:
1. Kelengkapan mutu, desain dan bentuk produk
2. Harga yang ditawarkan
3. Saluran distribusi atau lokasi cabang yang dimiliki
4. Promosi yang dijalankan
5. Rencana kegiatan pesaing ke depan
Untuk mengetahui informasi tersebut, maka perusahaan perlu mengadakan analisis
pesaing dengan cara:
1. Mengidentifikasikan pesaing
2. Menentukan sasaran pesaing
3. Identifikasi strategi pesaing
4. Analisis kekuatan dan kelemahan pesaing
5. Identifikasi reaksi pesaing
6. Strategi menghadapi pesaing
Untuk menghadapi pesaing, maka kita harus mengetahui strategi dan sasaran yang
diinginkan pesaing sehingga kita dapat menindaklanjutinya dengan mengeluarkan strategi-
strategi yang dapat mematahkan strategi pesaing kita. Strategi dalam menghadapi pesaing
dalam pemasaran antara lain:
1. Strategi produk
2. Strategi penetapan harga
3. Strategi promosi
4. Strategi distribusi
Strategi untuk menghadapi pesaing dapat dilakukan untuk posisi-posisi sebagai
berikut:
1. Strategi pemimpin pasar
13
2. Strategi penantang pasar
3. Strategi pengikut pasar
4. Strategi relung pasar
Strategi penyerangan yang dapat dilakukan terhadap pesaing ada lima cara, yaitu :
1. Serangan frontal
2. Serangan samping
3. Serangan pengepungan
4. Serangan melambung
5. Serangan gerilya
Adapun perlindungan diri dalam bentuk pertahanan yang dapat digunakan paling
tidak ada empat cara:
1. Pertahanan frontal
2. Pertahanan samping
3. Pertahanan menyerang lebih dulu
4. Pertahanan menyerang balik
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan semua hal diatas, maka dapat
dipastikan perusahaan akan dapat menetukan dengan baik strategi pemasarannya serta
strategi bersaingnya, untuk tetap maju dan berkembang ditengah-tengah persaingannya.
3.2 Saran
Strategi pemasaran yang dibuat hendaknya harus mempertimbangkan situasi dan
keadaan perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau lingkungan mikro
perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang dikenal dengan lingkungan
makro perusahaan.
Sudah selayaknya perusahaan memiliki strategi pemasarannya sendiri sebelum
mereka menjalankan ataupun memasarkan produk/jasanya.
Penentuan strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan
mempertimbangkan perusahaan besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar.
Karena perusahaan yang besar mungkin dapat menerapkan strategi tertentu, yang tidak bisa
dilakukan oleh perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya, bukanlah menjadi sesuatu yang
jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya sendiri mampu menghasilkan
tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik dari pada perusahaan besar.
14
DAFTAR PUSTAKA
15