Anda di halaman 1dari 6

Nama heru suherda

Prodi Administrasi Pendidikan


Kelas C
Uas Filsafat Ilmu

1. Saudara sebutkan apa saja “Kriteria Ilmu” menurut filsafat ilmu. Selanjutnya,
berdasarkan kriteria ilmu tersebut Saudara buktikan dengan penjelasan bahwa
Administrasi Pendidikan itu adalah “Ilmu.”
2. Saudara jelaskan keterkaitan filsafat ilmu dengan nilai dan moral. Selanjutnya saudara
berikan contoh dan penjelasan tentang keterkaitan filsafat ilmu dengan nilai dan moral
tersebut dalam bidang Administrasi Pendidikan.
3. Saudara jelaskan keterkaitan filsafat ilmu dengan sosial-kemanusiaan. Selanjutnya
saudara berikan contoh dan penjelasan tentang keterkaitan filsafat ilmu dengan sosial-
kemanusiaan tersebut dalam bidang Administrasi Pendidikan.
4. Saudara jelaskan etika dalam pengembangan ilmu dan teknologi. Selanjutnya saudara
berikan contoh dan penjelasan tentang etika dalam pengembangan ilmu dan teknologi
tersebut dalam bidang Administrasi Pendidikan.
5. Saudara jelaskan paradigma positivistik dan post-positivistik dalam pengembangan
ilmu. Selanjutnya saudara berikan contoh dan penjelasan paradigma positivistik dan
post-positivistik dalam pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan.

Jawaban
1. Ilmu adalah kumpulan dari pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan penelitian
ilmiah yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuwan. Ilmu
merupakan produk dari proses berfikir manusia. Ilmu bersifat netral pada bagian
epistemologi dan ontologi saja sedangkan pada tingkat aksiologi ilmu terikat dengan
nilai-nilai.
Ilmu merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk memperadab dirinya.
Ketika manusia merenung tentang apa artinya menjadi seorang manusia,lambat laun
mereka sampai pada kesimpulan bahwa mengetahui kebenaran adalah tujuan yang
paling utama dari manusia. Perkembangan ilmu pada waktu lampau dan sekarang
merupakan jawaban dari rasa keinginan manusia untuk mengetahui kebenaran.
Ilmu dapat di anggap sebagai suatu sistem yang menghasilkan kebenaran. Dan seperti
juga sistem- sistem yang lainnya mempunyai komponen- komponen yang
berhubungan satu sama lainnya. Komponen utama dari sistem ilmu adalah:
a. Perumusan masalah
b. Pengamatan dan diskripsi
c. Penjelasan
d. Ramalan dan kontrol
dalam filsafat ilmu, ilmu di tuntut untuk memiliki nilai kebenaran, Kebenaran
merupakan suatu hubungan tertentu antara suatu kepercayaan dengan suatu fakta atau
lebih diluar kepercayaan. Bila hubungan ini tidak ada, maka kepercayaan itu adalah
salah. Suatu kalimat dapat disebut “banar” atau “salah”, meskipun tak seorang pun
mempercayainnya, asalkan jika kalimat itu dipercaya, banar atau salahnya
kepercayaan itu terletak pada masalahnya. Ada dua cara berfikir yang dapat kita
gunakan untuk mendaptkan pengetahuan baru yang benar, yaitu melalui metode
induksi dan metode deduksi Induksi adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan
yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai
dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum. Cara penalaran ini mempunyai dua keuntungan.
Pertama, kita dapat berfikir secara ekonomis. Meskipun eksperimen terbatas pada
beberapa kasus individual, kita dapat bisa mendapat pengetahuan yang lebih umum
tidak sekedar kasus yang menjadi dasar pemikiran kita. Kedua, pernyataan yang di
hasilkan melalui cara berfikir induksi tadi memungkinkan proses penalaran
selanjutnya, baik secar induktiv maupun deduktif.
Drs.M.Ngalim Purwanto mendefinisikan Administrasi Pendidikan ialah segenap
proses pengarahan dan penintegrasian segala sesuatu baik personal ,spiritual dan
material yang bdersangkut paut dengan tercapainya tujuan pendidikan. Sedangkan
menurut pendapat para ahli yang lainnya Adminitrasi pendidikan adalah suatu cara
bekerja dengan orang –orang dalam rangka usaha mencapai tujuan pendidikan yang
efektif ,yang berarti mendatangkan hasil yang baik dan tepat ,sesuai dengan tujuan
pendidikan yang telah ditentukan.atau administrasi pendidikan adalah semua kegiatan
sekolah yang meliputi usaha-usaha besar seperti perumusan polis,pengarahan usaha
,koordinasi,konsultasi ,korespondensi,control dan seterusnya ,sampai kepada usaha-
usaha kecil dan sederhana seperti menjaga sekolah ,menyapu halaman dan lain
sebagainya. dari beberapa pengertian diatas saya menyimpulkan
a. Bahwa seluruh administrasi pendidikan itu merupakan proses keseluruhan dan
kegiatan-kegiatan bersama yang harus dilakukan oleh semua pihak yang ada
sangkut pautnya dengan tugas-tugas pendidikan.
b. Bahwa administrasi pendidikan itu mencakup kegiatan-kegiatan yang luas
yang meliputi kegiatan perencanaan ,pengorganisasian,pengarahan dan
pengawasan ,khususnya dalam bidang pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah-sekolah.
c. Bahwa administrasi pendidikan itu bukan hanya sekedar kegiatan tata usaha
seperti dilakukan di kantor-kantor ,inspeksi pendidikan lainnya.
dari kesimpulan ini terlihat adanya suatuproses dalam dunia AP, ada hal perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang tentunya memelukan
pengetahuan yang didapat dari penelitian ilmiah sebelumnya. hal ini menunjukan
bahwa administrasi pendidikan merupakan suatu ilmu, dan merupakan ilmu yang
penting dalam dunia pendidikan.

2. Ilmu merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji


secaraterbuka oleh masyarakat.(Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu, 1990, hal. 237).
Jikalau hasil penemuan perseorangan tersebut memenuhi syarat-syarat keilmuan maka
ia akan diterimasebagai bagian dari kumpulan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan
dalam masyarakat. Moral merupakan tekad manusia untuk menemukan kebenaran,
sebab untuk menemukan kebenaran dan terlebih-lebih lagi untuk mempertahankan
kebenaran, diperlukankeberanian moral. Moral berkaitan dengan metafisika keilmuan
maka masalah moral berkaitan dengan cara penggunaan pengetahuan ilmiah. (Jujun S.
Suriasumantri, FilsafatIlmu, 1990, hal. 234 – 235. Nilai adalah sesuatu yang berharga,
bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. dari pengertian diatas
dapat diambil kesimpulan filsafat ilmu sangat berterkaitan dengan nilai dan moral
karena nilai dan moral bersentuhan langsung dengan manusia sebagai pengguna ilmu.
nilai merupakan bagian dari filsafat atau cabang dari filsafat yang membahas
mengenai nilai-nilai yang ada dalam filsafat itu sendiri yaitu nilai etika,etiket, norma
dan nilai estetika yang keduanya membutuh pemikiran secara mendalam untuk
mendapatkan hakikat dari nilai-nilai itu. moral yang menjadi pembatas dalam
pengunanaan ilmu pengetahuan. dalam bidang administrasi pendidikan nilai dan
moral sangat dijunjung tinggi karena disini kita mempelajari bangaimana manajemen
suatau pendidikan yang baik dimana objek dari kebijakan akan berhubungan langsung
dengan warga sekolah sehingga perlu memandang nilai dan norma dalam penerapan
kebijakan yang diambil.

3. Hubungan ilmu dengan kemanusiaan sangatlah erat sekali dikarenakan ilmu bisa
berkembang karena keberadaan manusia,manusia mewujudkan sifat-sifat baiknya
untuk memelihara kelangsungan hidup ini didunia dan manusia memenuhi kebutuhan
hidupnya juga dengan ilmu. Pada masa lampau kedudukan ilmu pengetahuan dalam
kehidupan sehari-hari belum dapat dirasakan. Ilmu sama sekali tidak memberikan
pengaruhnya terhadap masyarakat. Ungkapan Aristoteles tentang ilmu “Umat manusia
menjamin urusannya untuk hidup sehari-hari, barulah ia arahkan perhatiannya kepada
ilmu pengetahuan”. Dewasa ini ilmu menjadi sangat berguna dalam kehidupan sehari-
hari, seolah-olah manusia tidak dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan. Kebutuhan yang
sederhanapun sekarang memerlukan ilmu, misalnya kebutuhan sandang, papan ,dan
papan sangat tergantung dengan ilmu. Dengan demikian, ilmu pada dewasa ini
mengalami fungsi yang berubah secara radikal, dari tidak berguna sama sekali dalam
kehidupan praktis menjadi “ tempat tergantung “ kehidupan manusia. Oleh karena itu
keterkaitan ilmu dengan kemanusiaan sangatlah erat hubungannya dan tidak dapat
dipisahkan sendiri-sendiri. Hal ini disebabkan ilmu tanpa manusia tidak akan
berkembang pesat sampai sekarang ini dan manusia tanpa ilmu juga tidak dapat hidup
untuk proses pemenuhan kebutuhan yang kompleks. Dengan ilmu manusia dapat
memanfaatkan segala sesuatu didasari nilai yang positif sehingga dalam kehidupan
bersosialnya dapat terjalin hubungan yang serasi, seimbang, selaras. dalam
administrasi pendidikan ketika mengambil kebijakan akan selalu di pertimbangkan
hubungan sosial-kemanusian, dengan mempelajari admistrai pendidikan kita akan
dapat dapat memanfaatkan segala sesuatu didasari nilai yang positif sehingga dalam
kehidupan bersosialnya dapat terjalin hubungan yang serasi, seimbang, selaras.

4. Etika memang bukanlah bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Etika
lebih merupakan sarana untuk memperoleh orientasi kritis yang berhadapan dengan
moralitas. Kendati demikian etika tetaplah berperan penting dalam IPTEK. Penerapan
IPTEK dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari memerlukan adanya dimensi etis
sebagai pertimbangan yang terkadang ikut berpengaruh dalam proses perkembangan
IPTEK selanjutnya. Pada awalnya teknologi diciptakan untuk meringankan dan
membebaskan manusia dari kesulitan hidupnya. Namun manusia justru terjebak
dalam kondisi konsumerisme, Di sinilah peran etika untuk ikut mengontrol
perkembangan IPTEK agar tidak bertentangan dengan niilai dan norma dalam
masyarakat, serta tidak merugikan manusia sendiri. Etika, terutama etika keilmuan
sangatlah penting dalam kehidupan ilmiah karena etika keilmuan menyoroti
kejujuran, tanggung jawab, serta bebas nilai atau tidak bebas nilai dalam ilmu
pengetahuaan. Sebenarnya ilmu itu sendiri bersifat netral, ilmu tidak mengenal sifat
baik atau buruk dan pemilik pengetahuan itulah yang harus mempunyai sikap dan
etika, jalan mana yang akan ditempuh dalam memanfaatkan kekuasaan yang besar itu
terletak pada sistem nilai pemilik pengetahun. Untuk itu tanggung jawab seorang
ilmuwan haruslah dijaga dengan baik, dalah hal tanggung jawab akademis ataupun
moral. seperti halnya dalam administrasi pendidikan sorang kepala sekolah
merupakan top manajemen yang bertnggung jawab dalam memanagemen suatu
sekolah, tentunya kemampuan manajemen memerlukan ilmu pengetahuan dalam
penerapannya. ketika hendak melakukan pengambilan kebijakan diperlukan hal hal
yang menjadi pertimbangan oleh seorang top manajemen, di pendidikan AP ini lah
kita mempelajari bagaimana mengambil kebijakan yang baik bagaimana cara
penerapan kebijakan tersebut dan tentunya kebijkan kita harus memandang etika dan
moral yang berlaku di masyarakat sekitar. misalnya pada pengambilan keputusan
tentang hari besar keagaman disekolah, kepala sekolah sebagai top manajemen akan
membuat kebijakan tentang perayaan keagamaan tersebut dengan memandang
keadaan sosial yang ada dilingkungan sekolah, kelompok akan menjadi pertimbangan
kepala sekolah sehingga jangan sampai perayaan keagaaman menggangu nilai dan
norma didalam masayarat.

5. Paradigma positivistik (fakta sosial) menganggap realitas itu sebagai sesuatu yang
empiris atau benar-benar nyata dan dapat diobservasi. Dalam meneliti, peneliti dan
obyek yang diteliti bersifat independen dan saling tidak berinteraksi. Cara menelitinya
bisa dengan percobaan atau manipulasi sehingga dapat dikontrol obyektivitasnya.
Menurut positivistik, fenomena sosial dipahami dari perspektif luar berdasarkan teori-
teori yang ada. Maka dalam pandangan posivistik (perspektif makro) : (1) realitas
adalah fenomena yang keberadaannya ditentukan oleh fenomena lain, (2) realitas
sosial dapat diklasifikasikan dan keberadaannya dapat digambarkan dalam sebuah
simbol dengan atribut tertentu.
Paradigma post-positivistik (naturalistik) merupakan paradigma dalam penelitian
kualitatif. Menurut naturalistik, fenomena sosial dipahami dari perspektif dalam
berdasarkan subjek pelaku. Penelitian yang menggunakan paradigma ini bertujuan
untuk memahami (understanding) makna perilaku, simbol-simbol, dan fenomena-
fenomena. Tiga prinsip yang dikembangkan oleh aliran ini dalam membaca fenomena
sosial, yaitu:
a. Individu menyikapi sesuatu atau apa saja dalam lingkungannya berdasarkan
makna sesuatu itu bagi dirinya
b. Makna tersebut diberikan berdasarkan interaksi sosial yang dijalin dengan
individu lain.
c. Makna tersebut dipahami dan dimodivikasi oleh individu melalui proses
interpretatif yang berkaitan dengan hal-hal lain yang dijumpainya.
dalam pendidikan AP, pradikma poritivistik dipakai dalam penelitian yang bertujuan
untuk melakukan eksplanasi (menjelaskan), eksplorasi (penjajakan/penyelidikan),
deskripsi (penggambaran), verifikasi (pengujian) tentang fenomena mengapa
peristiwa terjadi, bagaimana frekwensinya (intensitasnya), proses kejadiannya,
hubungan antar variabel, rekaman perkembangan, bentuk dan polanya, misalnya
menjelaskan bagaimana cara melakukan manajemen perubahan yang baik,
menyelidiki kenapa terjadi penurunan kinerja pegawai, mengambarkan perkembangan
kurikulum dan melakukan pengujian efektifitas kurikulum. sedangkan pradigma post
positivistik dalam bidang AP bertujuan melakukan deskriptif (penggambaran)
verstehen (pemahaman/pemaknaan), interpretasi (penafsiran), pengembangan,
eksploratif (penemuan) dan komparatif (perbandingan). di Administrasi pendidikan
kita di ajarkan untuk melakukan deskrtipsi atau pengambaran keadaan suatu
manajemen sekolah atau perguruan tinggi yang baik, melakukan pemahaman tentang
mutu pendidikan, mempelajari bagaimana menapsirkan suatu kebijakan yang baik dan
benar, melakukan pengembangan mutu pendidikan serta melakukan pembandingan
berbagai macam cara manajemen sekolah yang baik.

Anda mungkin juga menyukai