ASISTEN :
SILDA ADI RAHAYU
LABORATORIUM AIR
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah Untuk menentukan kadar klorida
dalam sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Teori
2.2.1 Klorida
2.2.1.1 Pengertian
Klorida dalam bentuk ion klorida adalah salah satu anion anorganik yang besar
dalam air dan limbah. Pada air laut, rasa asin diproduksi oleh kadar konsentrasi
klorida yang bervariasi dan tergantung dari komposisinya dalam air. Beberapa air
mengandung 250 mg/l ion Cl- memungkinkan terdapatnya rasa asin jika kationnya
adalah sodium. Sebaliknya, rasa asin mungkin tidak ditemukan pada air yang
mengandung 1000 mg/l jika kationnya adalah Ca dan Mg. Konsentrasi klorida
pada air buangan lebih besar, karena NaCl merupakan kandungan umum yang
tidak dapat diubah melalui sistem pencernaan. Sepanjang garis pantai, klorida
akan ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi karena kebocoran pipa air
buangan. Selain itu disebabkan juga oleh proses industri. (Alaerts, dkk, 1984)
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan ᄃ yang tidak mudah larut
antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan
NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk
garam yang tidak mudah larut AgCl (Nyoman,2011).
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi
dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42- ᄃ dimana
dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan
sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain yang bisa dipakai
adalah tiosianida ᄃ danindicator adsorbsi ᄃ . Berdasarkan jenis indicator dan teknik
titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan atas Argentometri dengan
metode Mohr ᄃ , Volhard ᄃ , atau F ᄃ ajans ᄃ . Selain menggunakan jenis indicator
diatas maka kita juga dapat menggunakan metode potensiometri untuk menentukan
titik ekuivalen (nyoman,2011).
Klorida banyak ditemukan di alam, hal ini di karenakan sifatnya yang mudah
larut. Kandungan klorida di alam berkisar < 1 mg/l sampai dengan beberapa ribu
mg/ldi dalam air laut. Air buangan industri kebanyakan menaikkan kandungan
klorida demikian juga manusia dan hewan membuang material klorida dan
nitrogen yang tinggi. Kadar Cl dalam air dibatasi oleh standar untuk berbagai
pemanfaatan yaitu air minum, irigasi dan konstruksi. Konsentrasi 250 mg/l unsur
ini dalam air merupakan batas maksimal konsentrasi yang dapat mengakibatkan
timbulnya rasa asin. Konsentrasi klorida dalam air dapat meningkat dengan
tiba-tiba dengan adanya kontak dengan air bekas. Klorida mencapai air alam
dengan banyak cara. (Sutrisno.T, 2004).
Kotoran manusia khususnya urine, mengandung klorida dalam jumlah yang kira-
kira sama dengan klorida yang dikonsumsi lewat makanan dan air. Jumlah ini
rata-rata kira-kira 6 gr klorida perorangan perhari dan menambah jumlah Cl dalam
air bekas kira-kira 15 mg/l di atas konsentrasi didalam air yang membawanya, di
Universitas Sumatera Utara samping itu banyak air buangan dari industri yang
mengandung klorida dalam jumlah yang cukup besar. Klorida dalam konsentrasi
yang layak adalah tidak berbahaya bagi manusia. Klorida dalam jumlah kecil
dibutuhkan untuk desinfectan. Unsur ini apabila berikatan dengan ion Na+ dapat
menyebabkan rasa asin, dan dapat merusak pipa-pipa air. Konsentrasi maksimal
klorida dalam air yang ditetapkan sebagai standar persyaratan oleh Dep. Kes. R.I.
adalah sebesar 200,0 mg/l sebagai konsentrasi maksimal yang dianjurkan,
dan 600,0 mg/l sebagai konsentrasi maksimal yang diperbolehkan (Sutrisno.T,
2004).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
3.2 Bahan
4.1 Data
4.2 Perhitungan
= 3381,18mg/l
4.3 Pembahasan
Pada praktikum klorida ini, sampel air diambil dari sungai di daerah muaro panjalinan.
Untuk menentukan kadar klorida yang ada di dalaam air, pada praktikum ini digunakan
metode Argentrometri cara Mohr. Percobaan kali ini dilakukan titrasi terhadap larutan
standar NaCl dan sampel air. Ternyata diperlukan 10,6 mL AgNO3 hingga larutan berubah
menjadi bewarna merah bata.
Dari hasil percobaan yang dilakukan, volume AgNO 3 yang terpakai pada saat titrasi
dengan larutan standar NaCl yakni sebanyak 13,5 ml. Sedangkan pada saat titrasi
terhadap sampel, jumlah volume AgNO3 yang terpakai hingga terbentuk warna merah
bata adalah 3,6 mL. Setelah diperoleh data-data tersebut maka dilakukan perhitungan,
sehingga didapatkan kadar klorida dalam sampel sebesar 3381,18 mg/l.
Hal ini disebabkan karena sungai di daerah muaro panjalinan tersebut dekat
dengan laut, dan air laut tersebut juga mengalir ke sungai. Seperti yang kita
ketahui air laut memiliki kadar garam yang sangat tinggi, dan oleh sebab itu air
yang ada di sungai tersebut terasa asin.
Dampak yang dirasakan jika kadar klorida pada air sangat tinggi, tentunya akan
memberikan dampak negatif pada lingkungan seperti menyebabkan air menjadi
payau, menimbulkan korosi, menyebabkan rasa asin yang berlebihan serta tidak
bisa untuk dikonsumsi dan terancam punahnya biota pada air laut tersebut. Selain
itu juga berdampak pada kesehatan manusia seperti tekanan darah menjadi tinggi,
gangguan pada fungsi ginjal sehingga merusak sistem ekskresi, gangguan
kehamilan hingga menyebabkan keguguran serta gangguan syaraf.
Teknologi penanggulangan pada air yang mengandung klorida adalah dengan cara
bioremediasi dan reverse osmosis. Bioremediasi merupakan suatu proses yang melibatkan
mikroorganisme, fungi, tanaman hijau maupun enzim yang dihasilkannya untuk
mengembalikan kondisi lingkungan yang telah diubah oleh adanya kontaminan menjadi
seperti kondisi sebelumnya. Metode yang digunakan dalam bioremediasi adalah dengan
menggunakan bakteri untuk mengumpulkan bahan pencemar dan mengambilnya dari
lokasi tercemar.
Sebagai sarjana Teknik Lingkungan, hal yang dapat dilakukan adalah dengan cara
mengadakan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar tentang air bersih dan
kesehatan lingkungan. Karna kadar klorida berada di atas baku mutu maka
mahasiswa teknik lingkungan lebih mensosialisaskan kepada masyarakat bahwa
air sungai tersebut di baik untuk di konsumsi, dan memberikan solusi seperti
berlangganan (BPAM) Badan Penyediaan Air minu di daerah tersebut
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Agung, Titis Utami. 2009. Analisis Kadar Klorida pada Air dan Limbah dengan
Menggunakan Metode Argentometri. Jurusan Kimia Analisis Universitas
Sumatera Utara.
Alaerts dan Sri Sumestri. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional