Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN


KLORIDA
OLEH:
NAMA : SUCI FAMATRISIA ANANDA
NO.BP : 1310941001
KELOMPOK : III (TIGA) SHIFT 1
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 09 OKTOBER 2014
REKAN KERJA : 1. AMIRA (1310941025)

2. DITTIA RAHMA (1310941027)

3. RIYAN HEXA (1310941044)

4. SARAH ANDESLI (1310942009)

ASISTEN :
SILDA ADI RAHAYU

LABORATORIUM AIR
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan pada praktikum ini adalah Untuk menentukan kadar klorida
dalam sampel.

1.2 Metode Percobaan


Metode percobaan yang digunakan pada praktikum ini adalah Titrasi Argentometri
cara Mohr
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pada praktikum ini adalah:
Klorida dalam suasana netral diendapkan dengan AgNO3 membentuk AgCl.
Kelebihan sedikit Ag+ dengan adanya indikator K2CrO4 akan terbentuk endapan
merah bata pada titik akhir titrasi.
Cl- + Ag+ AgCl
(putih)
CrO4-2 + 2Ag+ Ag2CrO4
(merah bata)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Eksisting Wilayah Sampling

2.2 Teori

2.2.1 Klorida
2.2.1.1 Pengertian

Klorida dalam bentuk ion klorida adalah salah satu anion anorganik yang besar
dalam air dan limbah. Pada air laut, rasa asin diproduksi oleh kadar konsentrasi
klorida yang bervariasi dan tergantung dari komposisinya dalam air. Beberapa air
mengandung 250 mg/l ion Cl- memungkinkan terdapatnya rasa asin jika kationnya
adalah sodium. Sebaliknya, rasa asin mungkin tidak ditemukan pada air yang
mengandung 1000 mg/l jika kationnya adalah Ca dan Mg. Konsentrasi klorida
pada air buangan lebih besar, karena NaCl merupakan kandungan umum yang
tidak dapat diubah melalui sistem pencernaan. Sepanjang garis pantai, klorida
akan ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi karena kebocoran pipa air
buangan. Selain itu disebabkan juga oleh proses industri. (Alaerts, dkk, 1984)

2.2.1.2 Sumber-sumber Pencemar Klorida

Sumber-sumber Pencemar Klorida adalah (Hasan, 2006):


1. Bidang kesehatan
Klorin digunakan sebagai disinfektan pada pengolahan air minum. Klorin yang
digunakan sebagai disinfektan adalah gas klor (Cl2) atau kalsium hipoklorit
[Ca(OCl)2];
2. Bidang pertanian
Pestisida dari kelompok organoklorin merupakan pestisida yang mengandung
klorin yaitu dikloro defenil trikloroetana (DDT), aldrin dan dieldrin;

3. Bidang industri kimia dan lainnya


Pemakaian klorin dalam berbagai industri dapat dijumpai, misalnya produk yang
berbahan bakar plastik;

4. Bidang pembangkit listrik


Pada pembangkit listrik seperti: Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), pemakaian klorin yang digunakan
pada system pendingin sebagai pengontrol biological fouling.

2.2.1.3 Dampak Klorida

Klorin dalam bentuk produk kimia buatan menimbulkan dampak terhadap


lingkungan, seperti lapisan ozon dan pemanasan global. Sumber atau kegiatan dari
penggunaan klorin yang berpotensi merusak lingkungan, dapat dibedaan menjadi
beberapa kegiatan, yaitu (Hasan, 2006):
1. Kebocoran klorin;
2. Penggunaan klorin indusri;
3. Penggunaan produk kandungan klorin.

2.2.1.4 Metode yang Digunakan


Ada 5 metode yang dapat digunakan untuk menentukan nilai klorida, yaitu
(Alaerts dkk, 1984) :

1. Mercurie Nitrate Method (Metode HgNO3)


Metode ini menentukan banyak sedikitnya kandungan klorida dengan
perbandingan metode Mohr. Pada metode ini, diphenyl carbazone adalah
indikator yang digunakan untuk menunjukkan adanya kelebihan ion Hg2+
menurut reaksi :
Hg2+ + 2Cl- HgCl2 (K = 2,6 x 10-15)

2. Mohr Method (Argentometri)


Metode ini merupakan metode yang dapat menghasilkan data yang lebih
memuaskan daripada metode HgNO3. Metode Mohr ini menggunakan AgNO3
sebagai zat pentitrasi dan menganjurkan menggunakan metode standar. Dalam
proses titrasi ion klorida akan terbentuk klorida dengan lapisan endapan putih
perak.
Ag+ + Cl- AgCl (Ksp = 3 x 10-10)
Indikator yang biasa digunakan untuk menentukan adanya ion Ag+ adalah
potassium chromate. Indikator ini akan mengubah warna putih perak menjadi
endapan merah bata.
3. Potensiometer;
4. Ferrisianida otomatis;
5. Penggunaan ion chromatography.

2.2.2 Titrasi Argentrometri

Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan ᄃ yang tidak mudah larut
antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan
NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk
garam yang tidak mudah larut AgCl (Nyoman,2011).

Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) -> AgCl(s) + NaNO3(aq)

Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi
dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42- ᄃ dimana
dengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan
sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain yang bisa dipakai
adalah tiosianida ᄃ danindicator adsorbsi ᄃ . Berdasarkan jenis indicator dan teknik
titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan atas Argentometri dengan
metode Mohr ᄃ , Volhard ᄃ , atau F ᄃ ajans ᄃ . Selain menggunakan jenis indicator
diatas maka kita juga dapat menggunakan metode potensiometri untuk menentukan
titik ekuivalen (nyoman,2011).

2.2.3 Klorida Dalam Air

Klorida banyak ditemukan di alam, hal ini di karenakan sifatnya yang mudah
larut. Kandungan klorida di alam berkisar < 1 mg/l sampai dengan beberapa ribu
mg/ldi dalam air laut. Air buangan industri kebanyakan menaikkan kandungan
klorida demikian juga manusia dan hewan membuang material klorida dan
nitrogen yang tinggi. Kadar Cl dalam air dibatasi oleh standar untuk berbagai
pemanfaatan yaitu air minum, irigasi dan konstruksi. Konsentrasi 250 mg/l unsur
ini dalam air merupakan batas maksimal konsentrasi yang dapat mengakibatkan
timbulnya rasa asin. Konsentrasi klorida dalam air dapat meningkat dengan
tiba-tiba dengan adanya kontak dengan air bekas. Klorida mencapai air alam
dengan banyak cara. (Sutrisno.T, 2004).

Kotoran manusia khususnya urine, mengandung klorida dalam jumlah yang kira-
kira sama dengan klorida yang dikonsumsi lewat makanan dan air. Jumlah ini
rata-rata kira-kira 6 gr klorida perorangan perhari dan menambah jumlah Cl dalam
air bekas kira-kira 15 mg/l di atas konsentrasi didalam air yang membawanya, di
Universitas Sumatera Utara samping itu banyak air buangan dari industri yang
mengandung klorida dalam jumlah yang cukup besar. Klorida dalam konsentrasi
yang layak adalah tidak berbahaya bagi manusia. Klorida dalam jumlah kecil
dibutuhkan untuk desinfectan. Unsur ini apabila berikatan dengan ion Na+ dapat
menyebabkan rasa asin, dan dapat merusak pipa-pipa air. Konsentrasi maksimal
klorida dalam air yang ditetapkan sebagai standar persyaratan oleh Dep. Kes. R.I.
adalah sebesar 200,0 mg/l sebagai konsentrasi maksimal yang dianjurkan,
dan 600,0 mg/l sebagai konsentrasi maksimal yang diperbolehkan (Sutrisno.T,
2004).

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum klorida ini antara lain:


1. Gelas ukur 100 ml 1 buah, digunakan untuk mengukur sampel yang akan
digunakan;
2. Erlenmeyer 200 ml 2 buah, digunakan untuk meletakkan sampel pada saat
percobaan;
3. Buret 1 buah, digunakan untuk meletekkan larutan pentitrasi pada saat titrasi;
4. Statip 1 buah, digunakan untuk meletakkan buret pada saat titrasi;
5. Pipet tetes 1 buah, digunakan untuk menakar larutan dalam jumlah kecil.

3.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum klorida ini antara lain:


1. Larutan standar NaCl sebagai salah satu larutan yang dititrasi dan sebagai
pembanding terhadap sampel yang dititrasi;
2. larutan K2CrO4 10%, sebagai indikator;
3. larutan AgNO3 1/35,45 N sebagai penitrasi;
4. sampel sebagai contoh uji.

3.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum klorida ini antara lain:

3.3.1 Standardisasi Larutan AgNO3


1. Diukur 10 mL larutan NaCl ke dalam gelas ukur;
2. dimasukan 10 mL larutan NaCl ke dalam erlenmeyer;
3. ditambahkan 3–5 tetes larutan indikator K2CrO4 10%;
4. dititrasi dengan AgNO3 1/35,45 N sampai terjadi endapan merah bata;
5. dicatat banyaknya AgNO3 1/35,45 N yang digunakan.
3.3.2 Cara Kerja yang Dilakukan dalam Praktikum
1. Diambil 1 mL sampel di masuan ke dalam labu ukur;
2. Di tambahkan 100 mL aquades (diencerkan)
3. 100 mL contoh air dimasukkan ke dalam erlenmeyer;
4. ditambahkan 3–5 tetes larutan indikator K2CrO4 10%;
5. dititrasi dengan larutan AgNO3 1/35,35 N sampai terjadi endapan merah bata;
6. volume larutan AgNO3 1/35,35 N yang digunakan dicatat.

3.4 Rumus Perhitungan


10
Faktor ketelitian AgNO3 =
mL AgNO 3
Klorida = x (mL AgNO3 – 0,3 mL) 1000
1
x faktor ketelitian x N x 35,45 35,45
100
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Standarisasi Larutan AgNO3

No. Sampel Volume AgNO3 (ml)


1 NaCl 10 ml 10,6
2 Sampel air 1 ml 3,6 (pengenceran x 100)

4.2 Perhitungan

Kandungan Klorida dalam Sampel

= 3381,18mg/l
4.3 Pembahasan

Pada praktikum klorida ini, sampel air diambil dari sungai di daerah muaro panjalinan.
Untuk menentukan kadar klorida yang ada di dalaam air, pada praktikum ini digunakan
metode Argentrometri cara Mohr. Percobaan kali ini dilakukan titrasi terhadap larutan
standar NaCl dan sampel air. Ternyata diperlukan 10,6 mL AgNO3 hingga larutan berubah
menjadi bewarna merah bata.

Dari hasil percobaan yang dilakukan, volume AgNO 3 yang terpakai pada saat titrasi
dengan larutan standar NaCl yakni sebanyak 13,5 ml. Sedangkan pada saat titrasi
terhadap sampel, jumlah volume AgNO3 yang terpakai hingga terbentuk warna merah
bata adalah 3,6 mL. Setelah diperoleh data-data tersebut maka dilakukan perhitungan,
sehingga didapatkan kadar klorida dalam sampel sebesar 3381,18 mg/l.

Berdasarkan PP nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan


Pengendalian Pencemaran Air, menetapkan bahwa kadar klorida maksimal yang
terdapat didalam air adalah 600 mg/l untuk kelas no 1. Pada percobaan, kadar
klorida sampel yang didapat yaitu sebesar 3381,18 mg/l yang menunjukkan
bahwa kadar klorida pada sampel yang diambil dari air sungai di sekitar jembatam
muaro tersebut kloridanya sangat tinggi dan berada diatas baku mutu 600mg/l.

Hal ini disebabkan karena sungai di daerah muaro panjalinan tersebut dekat
dengan laut, dan air laut tersebut juga mengalir ke sungai. Seperti yang kita
ketahui air laut memiliki kadar garam yang sangat tinggi, dan oleh sebab itu air
yang ada di sungai tersebut terasa asin.

Dampak yang dirasakan jika kadar klorida pada air sangat tinggi, tentunya akan
memberikan dampak negatif pada lingkungan seperti menyebabkan air menjadi
payau, menimbulkan korosi, menyebabkan rasa asin yang berlebihan serta tidak
bisa untuk dikonsumsi dan terancam punahnya biota pada air laut tersebut. Selain
itu juga berdampak pada kesehatan manusia seperti tekanan darah menjadi tinggi,
gangguan pada fungsi ginjal sehingga merusak sistem ekskresi, gangguan
kehamilan hingga menyebabkan keguguran serta gangguan syaraf.

Teknologi penanggulangan pada air yang mengandung klorida adalah dengan cara
bioremediasi dan reverse osmosis. Bioremediasi merupakan suatu proses yang melibatkan
mikroorganisme, fungi, tanaman hijau maupun enzim yang dihasilkannya untuk
mengembalikan kondisi lingkungan yang telah diubah oleh adanya kontaminan menjadi
seperti kondisi sebelumnya. Metode yang digunakan dalam bioremediasi adalah dengan
menggunakan bakteri untuk mengumpulkan bahan pencemar dan mengambilnya dari
lokasi tercemar.
Sebagai sarjana Teknik Lingkungan, hal yang dapat dilakukan adalah dengan cara
mengadakan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar tentang air bersih dan
kesehatan lingkungan. Karna kadar klorida berada di atas baku mutu maka
mahasiswa teknik lingkungan lebih mensosialisaskan kepada masyarakat bahwa
air sungai tersebut di baik untuk di konsumsi, dan memberikan solusi seperti
berlangganan (BPAM) Badan Penyediaan Air minu di daerah tersebut
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan bahwa:


1. Kadar Klorida dalam sampel air 3381,18 mg/L;
2. Klorida yang terkandung dalam air diatur pada PP nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air yaitu 600
mg/L;
3. Sampel air di sungai tersebut berada di atas baku mutu.

5.2. Saran

Setelah dilakukan percobaan, maka saran yang dapat diberikan adalah:


1. Untuk masyarakat sekitar sungai hendaklah untuk tidak mengonsumsi air
yang banyak mengandung klorida;
2. Sebagai calon sarjana Teknik Lingkungan harus memahami dan
meningkatkan kemampuannya dalam pengujian klorida dalam air serta
mengetahui cara pengolahannya supaya air tersebut dapat memenui standar
baku mutu yang ditentukan;
3. Melakukan percobaan dengan penuh ketelitian, agar nantinya didapatkan
hasil yang diinginkan;
4. pada saat titrasi hendaknya praktikan melakukannya dengan hati-hati agar
didapatkan endapan merah bata pada titik yang tepat;
5. pahami terlebih dahulu tujuan, prinsip, dan metode percobaan yang
dilakukan;
6. jangan lakukan hal-hal yang tidak berhubungan dengan praktikum;
7. mencuci semua peralatan praktikum sebelum dan sesudah praktikum
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Titis Utami. 2009. Analisis Kadar Klorida pada Air dan Limbah dengan
Menggunakan Metode Argentometri. Jurusan Kimia Analisis Universitas
Sumatera Utara.

Alaerts dan Sri Sumestri. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional

Sutrisno,T. 2004 . Konsentrasi Klorida Dalam air. Fakultas Pertanian, Universitas


Sumatra Utara

Hasan, achmad. 2006. Jurnal Dampak Penggunaan Klorin.


http://digilib.bppt.go.id/opac/. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2014.

Nyoman, sudarman. 2011. Titrasi Argentrometri


http://sudarmanyoman86.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 09
Oktober 2014

Anda mungkin juga menyukai