PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dunia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia tahun
2015 mencapai 255.461.686 jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 % per tahun.
Pemerintah berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan salah satu
menunjukkan bahwa pada tahun 2013 ada 8.500.247 PUS (Pasangan Usia Subur)
kontrasepsi perempuan yang digunakan jauh lebih besar dibanding dengan metode
hanya sebesar 6,34 %. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi laki-laki dalam
penggunaan alat kontrasepsi masih sangat kecil. Penggunaan alat kontrasepsi masih
Hal ini terjadi karena masih banyak keraguan mengenai potensi kontrasepsi pria dan
saat ini belum ada produk kontrasepsi pria yang memenuhi persyaratan, yaitu efektif,
1
aman, nyaman, reversible, murah dan dapat diterima.3 Alat kontrasepsi yang ideal
untuk pria harus dapat mencegah terjadinya fertilisasi, aman, mempunyai kinerja
cepat, tanpa efek samping dan tidak mempengaruhi potensi seks dan libido. Salah
satu hal yang sedang dikembangkan saat ini adalah penggunaan tanaman obat alami
Salah satu tanaman tradisional yang digunakan sebagai kontrasepsi pria adalah
buah pare (Momordica charantia L). Sejak diketahui bahwa tanaman pare berkhasiat
cucurbitaceae, pare juga mengandung bahan yang tergolong dalam glikosida triterpen
perkembangan sel spermatogenik melalui efek sitotosik dan melalui efek hormonal.6
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusuma menyatakan bahwa pemberian ekstrak
buah pare pada tikus jantan selama satu siklus spermatogenesis dapat menurunkan
strain wistar.7
Tanaman tradisional lain juga digunakan sebagai kontrasepsi pria yaitu biji
pepaya (Carica papaya L). Pepaya merupakan jenis tanaman yang bernilai ekonomis.
Hampir semua bagian tanaman papaya (dari daun sampai akarnya) dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan manusia, namun manfaat biji pepaya masih belum
2
mengandung senyawa alkaloid yang bersifat antifertilitas dan dapat digunakan
Berdasarkan dua tanaman tersebut yang mempunyai fungsi sama yaitu dapat
digunakan sebagai bahan kontrasepsi pria, maka peneliti tertarik untuk melakukan
diberi ekstrak buah pare (Momordica charantia L) dengan ekstrak biji pepaya
B. Rumusan Masalah
ekstrak buah pare (Momordica charantia L) dengan ekstrak biji pepaya (Carica
papaya L)?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
3
2. Tujuan khusus
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi untuk pembaca dan
sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya tentang pengaruh ekstrak buah pare
kualitas spermatozoa.
2. Manfaat Aplikatif
buah pare (Momordica charantia L) dengan ekstrak biji pepaya (Carica papaya
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Spermatogenesis
empat sperma. Setelah itu, tidak terjadi pembelahan lebih lanjut dan masing-
sperma yang matang dengan bagian-bagian kepala, leher, badan dan ekor.9
dapat bertahan sampai 42 hari. Jika sperma tidak dipancarkan keluar atau tidak
ejakulasi, sperma paling lama dapat bertahan selama 24 sampai 72 jam dalam
suhu tubuh. Pada suhu yang lebih rendah semen dapat disimpan selama bertahun-
tahun.9
6
Gambar 1. Proses spermatogenesis pada manusia
(FSHRH) dan luteinizing-hormone (LH) yang pada pria lebih umum dikenal
testis, penting bagi pertumbuhan dan pembelahan sel-sel germinal testis yang
7
merupakan tahap pertama pembentukan sperma. LH yang disekresi oleh kelenjar
yang juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior, merangsang sel-sel
Sertoli. Tanpa rangsangan ini, pengubahan spermatid menjadi sperma tidak akan
terjadi. Estrogen, dibentuk dari testosteron oleh sel-sel Sertoli dirangsang oleh
3. Analisa Sperma
Sperma adalah suatu zat setengah cair yang keluar melalui uretra pada pria
dewasa, terdiri dari dua bagian yaitu plasma sperma dan spermatozoa. Sperma
8
b. Warna. Warna sperma umumnya berwarna putih kelabu. Sperma akan tampak
lebih jernih bila mengandung sedikit sperma atau tidak ada sperma, berwarna
merah atau kecoklatan bila ada sel darah merah (hemospermia), dan berwarna
c. Bau. Bau khas sperma seperti seperti larutan encer hipoklorit. Bau yang
khas pada sperma disebabkan adanya spermin yang dihasilkan oleh kelenjar
prostat.
atau polispermia.
sudah mengalami proses likuefaksi sempurna dan sperma harus homogen atau
tercampur rata.
9
obstruksi. Toleransi jumlah sperma terendah yang masih dikatakan normal
(NP), dimana semua jenis spermatozoa yang tidak memiliki criteria progresif,
seperti berenang dalam lingkaran kecil, ekor atau flagel sulit menggerakkan
kepala atau hanya ekor saja yang bergerak. Immotility (IM), bila spermatozoa
10
Gambar 2. Morfologi sperma normal 10
11
Tabel 1. Klasifikasi Morfologi Spermatozoa
12
Tabel 2. Batasan Nilai Normal Sperma
Normal
Volume ≥ 1,5 ml
pH ≥ 7,2 - ≥7,8
dipohon dan pagar. Pare mudah tumbuh dan memerlukan banyak sinar matahari,
sehingga dapat tumbuh subur di tempat yang teduh dan terlindung dari sinar
mirip spiral membelit kuat untuk merambat mempunyai banyak cabang dan
13
batangnya segi lima. Pare berdaun tunggal, berjajar diantara batang berselang-
seling, bentuknya bulat panjang dengan panjang 3,5 - 8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Violales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Momordica
14
5. Pengaruh Buah Pare Terhadap Kualitas Spermatozoa
sel.14 Sebagai tumbuhan bangsa cucurbitaceae, pare juga mengandung bahan yang
perhidrofenantrena yang juga, dimiliki oleh steroid. Dari penelitian Jackson dan
reversibel. Dengan dasar ini maka, bila ekstrak buah Pare diberikan pada mamalia
dengan pasti apakah momordikosida tersebut bekerja secara steroid atau secara
sitotoksik. 15,16
buah dan daun pare pada mencit jantan dengan dosis buah pare (0,7 - 0,8
mg/ekor/hari) dan dosis daun pare (0,9 - 1,0 mg/ekor/hari) cukup efektif
oleh bahan aktif golongan glikosida triterpen yang terkandung dalam buah pare.17
15
6. Pepaya (Carica papaya L)
Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan sekitar
kawasan Meksiko dan Costa Rika. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik
normal tanaman ini dapat mencapai ketinggian hingga 8 meter. Pohon pepaya
umumnya tidak bercabang, dengan daun dan buah-buahan tumbuh langsung dari
batang pohon yang berdiameter hingga 20 cm. Pohon pepaya tumbuh sangat cepat
dan berkayu lunak. Tanaman tropis ini tidak tahan dingin, bila suhu mendekati nol
akan mati.18
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Caricales
Famili : Caricaceae
16
a. b.
testis tikus yang diberi ekstrak pepaya.21 Papain juga diduga dapat menurunkan
total lipid pada jaringan testis dan epididimis. Lipid adalah sumber energi bagi sel
mamalia. Ekstrak pepaya menurunkan aktivitas lipase pada testis dan epididimis
17
spermatozoa kemungkinan disebabkan karena kandungan glikosinolat pada
B. Kerangka Teori
Kualitas spermatozoa
18
C. Kerangka Konsep
Kualitas spermatozoa
D. Hipotesis
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
2016.
Populasi pada penelitian ini adalah tikus wistar jantan (Rattus norvegicus).
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus wistar jantan (Rattus
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
20
c. Besar sampel
D. Variabel Penelitian
E. Definisi Operasional
adalah tikus wistar dewasa yang berumur 12 - 14 minggu dengan berat badan
150 - 200 gram. Tikus yang digunakan adalah tikus yang sehat dan belum
Pare/Paria (Momordica charantia) dengan bahan murni buah pare. Dosis yang
3. Ekstrak biji pepaya (Carica papaya L ) yang digunakan adalah Kapsul Biji
Pepaya dengan bahan murni biji papaya. Dosis yang digunakan adalah
70mg/kgBB/hari.
4. Kualitas sperma yang dinilai adalah konsentrasi sperma, motilitas sperma, dan
morfologi spermatozoa.
21
F. Instrumen Penelitian
1. Alat
yang terbuat dari bahan plastik. Dasar kandang diberikan sekam. Kandang
kaca objek, kaca penutup, pengaduk kaca, pinset, jarum pentul, kasa,
c. Sonde lambung
d. Timbangan digital.
e. Kamera digital.
2. Bahan
b. Makanan dan minuman untuk tikus wistar berupa pellet AD2 dan air
ledeng.
22
G. Prosedur Penelitian
terpisah. Perlakuan pemberian ekstrak buah pare dan ekstrak biji papaya
berikut:
70mg/kgBB/hari.
dosis 70mg/kgBB/hari.
Pemberian larutan ekstrak buah pare dan ekstrak biji papaya diberikan
dengan dosis yang sama dan dilakukan setiap hari dengan frekuensi
pemberian satu kali dalam sehari selama 50 hari. Pada hari ke - 51 semua
2. Pengambilan Sampel
dissecting kit untuk mengambil organ testis dan kauda epididimis. Epididimis
cawan petri yang berisi 5 tetes larutan NaCl 0,9 %, kemudian epididimis
dipotong sedikit dengan gunting lalu ditekan hingga sekresi cairan epididimis
23
keluar dan tersuspensi dengan larutan NaCl 0,9 %. Suspensi sperma ini dapat
3. Pengamatan Sampel
a. Konsentrasi spermatozoa
sampel, setelah itu hisap cairan pengencer dalam pipet sampai tanda
11.
mikroskop.
- Lensa objek diatur pada pembesaran 100 kali kemudian dibuat garis
24
- Jumlah spermatozoa dalam setiap kuadran dihitung kemudian
dijumlahkan.
suspensi.
b. Motilitas spermatozoa
c: bergerak di tempat.
d: tidak bergerak.
25
c. Morfologi spermatozoa
dikeringkan.
26
H. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
2. Analisis Normalitas
3. Analisis Homogenitas
4. Analisis komparabilitas
sample t-test.
27