Anda di halaman 1dari 10

SISTEM ABS

A. Pengertian ABS
Anti Lock-Breake System (ABS)Pada Kendaraan adalah suatu sistem yang merupakan
pengembangan dari sistem rem pada kendaraan dimana dengan pemasangan sensor putaran roda
maka dapat diketahui apakah roda terjadi slip akibat perlambatan (Lock-Brake) dan kelengkapan
lain dipasang juga unit aktuator serta elektronic control unit (ECU), sehingga sensor dapat
memberikan sinyal ke ECU untuk diolah sedemikian rupa dan menghasilkan sinyal output ke
aktuator guna mengkondisikan roda tidak terjadi slip selama pengereman pada semua kondisi
permukaan jalan (kering - licin).

Keterangan :
1. Unit hidraulis
2. Sensor putaran roda
3. Kontrol unit ABS
4. Silinder master
5. Kaliper
6. Lampu kontrol ABS

B. Mengapa Lock breake ?


Lock breake adalah suatu kejadian/keadaan pada saat pengereman berlangsung roda berhenti
berputar sedangkan kendaraan masih memiliki kecepatan. Keadaan seperti ini terjadi dikarenakan
gaya pengereman lebih besar dari pada besarnya traksi ban, semakin kecil traksi semakin mudah
terjadi lock-breake seperti ditunjukkan dengan ilustrasi pada gambar berikut untuk menjelaskannya.
Gaya pengereman ”FR” didapatkan dari proses gesekan antara permukaan tromol dan kanvas rem
yang besarnya tergantung dari koefisien gesek antra kanvas rem dengan tromol (µR) dan gaya
normal yang bekerja pada sepatu/kanvas (N) :

Traksi ban ”FT” didapatkan dari proses gesekan antara permkaan jalan dan permukaan ban yang
besarnya tergantung dari koefisien gesek antara ban dengan permukaan jalan (µJ) dan berat
kendaraan (W) :

Terjadi lock-breake jika

Semakin kecil ”µJ” maka semakin kecil traksinya yang mengakibatkan dengan gaya pengereman
yang kecil saja terjadi lock-breake (slip pengereman), pada keadaan demikian laju kendaraan tidak
stabil saat pengereman (yawing) dan jarak pengereman bertambah jauh.

Untuk memperbaiki keadaan tersebut agar gaya rem tidak lebih besar dari traksi sehingga tidak
terjadi lock-breake (slip) dan laju kendaraan tetap stabil walaupun kondisi permukaan jalan licin
sekalipun, maka dikembangkan teknologi ABS unuk mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak
diinginkan (slip) selama proses pengereman berlangsung.

C. Tujuan ABS
Sistem rem kendaraan dilengkapi dengan ABS untuk memperbaiki kinerja sistem rem antara lain :

1. Kemampuan pengendalian stir baik saat pengereman penuh.


2. Stabilitas kendaraan tetap baik saat pengereman pada semua kondisi jalan.
3. Jarak pengereman sekecil mungkin dapat tercapai.
D. Komponen ABS dan fungsinya

1. Master silinder

Fungsi master silinder adalah sebagai pengkonversi gerakan mekanis dari pedal rem menjadi
tekanan hidrolik. Master silinder bekerja dengan menggunakan piston yang ditekan oleh pedal dan
piston ini menekan minyak rem. Minyak rem bertekanan ini akan disalurkan ke pompa ABS.

2. ABS hydraulic control valve

Katup ABS secara sederhana adalah pintu gerbang minyak rem dari master silinder menuju silinder
roda. Pada sistem rem non-ABS, minyak rem dari master silinder akan langsung ke silinder roda.
Namun pada sistem ABS, katup ini berfungsi untuk memanipulasi tekanan hidrolik dari master
silinder.

Setidaknya ada tiga posisi katup ABS yakni ;

Posisi satu, katup akan terbuka sehingga tekanan hidrolik minyak rem dari master silinder bisa
dilanjutkan ke silinder roda.
Posisi dua, katup akan tertutup sehingga aliran minyak rem akan terblokir, ini bertujuan untuk
mencegah tekanan hidrolik terlalu tinggi saat pengemudi menginjak pedal rem sekuat tenaga.
Dengan kata lain, saat posisi dua ini tekanan hidrolik sebelum katup ABS bisa lebih besar
dibandingkan setelah katup ABS.
Posisi tiga, katup akan mengurangi sebagian tekanan hidrolik pada silinder roda untuk
menyesuaikan beban pengereman dan mencegah roda terkunci.

Katup ini juga tidak hanya satu, tapi menyesuaikan roda kendaraan. Untuk mobil maka terdapat
empat buah katup yang akan mengatur tekanan hidrolik masing-masing roda secara independen.
3. ABS pump

Pompa ABS memiliki fungsi untuk mengembalikan tekanan hidrolik pada silinder roda setelah
tekanan hidrolik drop karena pembukaan katup ABS. inilah yang menyebabkan sistem rem tetap
bekerja meski katup ABS bekerja dengan mengurangi tekanan hidrolik pada silinder roda.

Mekanismenya, saat roda terkunci maka tekanan hidrolik pada roda tersebut akan dikurangi sampai
roda kembali berputar. Ketika roda sudah berhasil berputar, maka pompa ABS akan
mengembalikan tekanan hidrolik dengan cepat. Begitulah seterusnya mekanisme ini berlangsung,
tapi kita tidak merasakan siklus kerjanya karena dalam satu detik siklus ini bisa berlangsung hingga
5 kali.

Pompa ABS menggunakan motor listrik, sehingga sumber tenaganya jelas dari aki mobil.

4. ABS control module

Fungsi ABS control module adalah sebagai perangkat “processing unit” untuk mengatur kapan
waktunya, berapa lama interval katup terbuka dan tertutup. Selain itu, ABS control module ini juga
mengatur kapan ABS pump harus bekerja.

Module ini mirip ECM pada sistem efi mesin, bedanya module ini hanya mengatur pada area sistem
pengereman. Jadi ABS control module akan menerima info dari sensor, lalu melakukan perhitungan
dan hasilnya akan digunakan untuk memberi perintah ke aktuator dalam hal ini valve dan ABS
pump.

5. Speed sensor

Ini adalah sensor utama sistem ABS, fungsi speed sensor adalah untuk mendeteksi kecepatan
masing-masing roda. Beberapa orang juga menyebutnya dengan wheel speed sensor, atau sensor
ABS. meski fungsinya untuk mendeteksi kecepatan roda sensor ini sangat penting keberadaannya
untuk sistem ABS.

Karena yang mendeteksi roda terkunci atau selip ya sensor-sensor ini. Cara kerja sensor ini sama
seperti CKP sensor yang memnfaatkan induksi elektromagnet roda bergerigi dengan pick-up coil.
Jumlah sensor ini, juga menyesuaikan jumlah roda kendaraan.
6. Wheel cylinder

Silinder roda berfungsi untuk mengubah tekanan hidrolik pada minyak rem menjadi gerakan
mekanis yang mendorong kampas rem untuk menjepit ke piringan. Cara kerjanya juga sama seperti
master silinder dengan memanfaatkan piston, namun piston ini akan ditekan oleh minyak rem dan
hasilnya piston akan menekan kampas rem.

7. Hydraulic brake channels

Saluran hidrolik berfungsi sebagai jalur aliran minyak rem dari master silinder sampai ke silinder
roda. Kalau anda lihat, saluran hidrolik pada sistem ABS akan lebih rumit karena dari ABS valve
terdapat empat buah saluran yang mengarah ke masing-masing roda secara independen.

Bahan saluran ini, juga tetap mempertahankan material logam karena kuat terhadap panas, dan kuat
juga terhadap gesekan benda tajam.

Demikian artikel singkat tentang komponen rem ABS dan fungsinya semoga bisa menambah
wawasan kita semua.

E. Siklus kerja ABS


Proses pengaturan dalam sistem anti blokir (ABS) merupakan rangkaian proses tertutup yang
berlangsung berulang-ulang :.

1. Tekanan dari silinder (1), mengalir melalui katup elektro magnetis (2) ke kaliper (3).
2. Sensor putaran roda (4) mengukur putaran dan mengirim sinyal putaran tersebut ke kontrol
unit ABS (5).
3. Kontrol unit ABS (5) mengolah sinyal putaran dan menetapkan sinyal out put dan mengirim
ke katup elektro magnetis (2).
4. Katup elektro magnetis (2) ber dasarkan sinyal out put dari kontrol unit mengatur tekanan
rem dari silinder master ke kaliper sesuai dengan kebutuhan (menaikkan, menahan
dan menurunkan tekanan).

http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/ototronik/975-sistem-rem-
kendali-elektronik
Electric power steering system (EPS)

A. Pengertian EPS

Electric Power Steering (EPS) adalah sistem perubahan proses kerja power steering yang
mengalihkan sistem hidraulis ke sistem elektrik. Sistem Electronic Power Steering (EPS)
termasuk di dalamnya komponen yang sama seperti pada sistem power steering konvensional.
Sebagai tambahannya adalah sebuah solenoid valve pada power steering gear box, dan satu
control unit dekat dibawah audio yang terletak di panel farcia tengah. Untuk mengontrol aliran
oli pada steering gear box, disediakan satu solenoid yang bekerja berdasarkan arus dari control
module yang menerima sinyal dari VSS (Vehicle Speed Sensor) dan TPS.

B. Komponen utama EPS


1. Control Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
2. Motor elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir.
3. Vehicle Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas memberitahu control module
tentangkecepatan mobil.
4. Torque Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control module
jika setir mulai diputar oleh pengemudi.
5. Clutch: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk menghubungkan
dan melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.
6. Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja atau
tidak.
7. On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang akan menyala jika
ada

C. Macam-macam Electric power steering


a. Fully electric

Artinya motor listrik bekerja langsung dalam membantu gerakan kemudi. Baik yang letaknya
menempel pada batang kemudi, seperti pada Toyota Yaris dan Vios. Juga yang letaknya menempel
pada rack steer seperti Honda Jazz, Suzuki Karimun dan Swift. Bahkan pada generasi awal yang
diterapkan Mazda Vantrend lansiran 1995 ataupun Toyota Crown keluaran 2005, di tempatkan
pada gearbox steering.

b. Semi electric

Putaran motor elektrik hanya dimanfaatkan untuk mendorong hidraulis. Ini sebagai pengganti
pompa power steering,yang menempel di mesin dan diputar oleh sabuk V-belt. Misalnya seperti
pada Chevrolet Zafira dan Mercedes Benz A-Class.

Perangkat EPS yang digunakan tentunya tidak lagi menempel pada mesin. Namun masih
mengandalkan minyak untuk meringankan gerak setir. Biasanya perangkat ini juga masih
menggunakan slang tekan dan slang balik dari minyak.

D. Cara Kerja EPS


a. Saat kunci diputar ke posisi ON,
Control module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by bersamaan dengan itu,
indikator EPS pada panel instrumen menyala. Lampu ini menyala selama 2 detik dan
selanjutnya padam.
b. Saat kunci kontak ON (Trouble/bermasalah)
Bila power steering control module mendeteksi adanya kerusakan pada komponen
utama,maka lampu indikator EPS akan menyala dan tidak mati,untuk memberitahu adanya
kerusakan pada saat itu juga kerusakan akan tersimpan di back-up memory dari power
steering control module.
c. Saat mesin hidup, Noise Suppressor segera menginformasikan pada Control Module untuk
mengaktifkan motor listrik. Dan clutch pun langsung menghubungkan motor dengan batang
setir.Ada suatu sensor yang terletak pada steering rack bertugas memberi informasi pada
Control module ketika setir mulai diputar yaitu Torque Sensor. Torque sensor akan
mengirimkan informasi sejauh apa setir diputar & seberapa cepatputarannya. Dengan dua
informasi tersebut control module segera mengipllrim arus listrik sesuai yangdibutuhkan ke
motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu proses memutar setir
menjadiringan.
Vehicle Speed Sensor bertugas begitu mobil mulai melaju. Sensor ini menyediakan
informasi bagi control module tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi,
umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik akan dinonaktifkan oleh Control
Module. Dan akan menjadi seperti steering tipe manual.

d. Saat kendaraan Berjalan

Ketika kendaraan melaju,sinyal kecepatan kendaraan (vss) masui kecontrol module.Semakin tinggi
kecepatan kendaraan maka bantuan torsi dari motor juga akan menurun.Ketika kendaraan mencapai
kecepatan kurang lebih 80 Km/Jam,maka arus ke clucth akan diputus untuk menonaktifkan fungsi
EPS.

A. kelebihan EPS
a. Menghemat BBM 2-3%
b. Ramah lingkungan (power steering oil dan oil bebas dari kebocoran).
c. Pada saat mobil dalam keadaan stationer dan berjalan lambat putaran kemudi ringan.
d. d.pengaturan steering effort berdasarkan kecepatan kendaraan.
e. Pada saat kecepatan sedang dan cepat,steering effort secara akan bertambah untuk
menambakestabilan dan kenyamanan.
f. Pada saat kecepatan sedang dan cepat,ketika posisi kemudi berada atau mendekati posisi
netral,fungsi reactionary plunger plunger akan menanmbah steering effort agar kemudi lebih
stabil.
g. Ketika kendaraan melewati jalan yang rusak pada kecepatan sedang dan cepat,permukaan
jalan tidak akan mempengaruhi arah control kemudi,karena tekanan output hydraulic untuk
steering effort menjadi tinggi.
h. Sistem ini mempunyai fail safe sehingga meskipun sistemnya elektrikal,termasuk control
unit dan sensors,namun karakteristik power steering normal masih didapat.
i. Meningkatkan performa mesin:Manipulasi lebih akurat
j. Pada dasarnya steering force dikontrol berdasarkan kecepatan kendaraan;
 Sebagai tambahan dari faktor dasar (kecepatan kendaraan),beberapa logic seperti
damping control,friction control dipakai untuk mengoptimalkan kemampuan kemudi.
 Kemudi lebih ringan diputar ketika melaju pelan.
 Pada saat kecepatan tinggi,steering force yang dibutuhkan menjadi lebih berat untuk
meningkatkan keselamatan.
k. Bobot berkurang : sekitar 2.4 Kg
l. Performan kendaraan meningkat karena power mesin tidak digunakan menjalankan power
steering.
m. Status sistem dapat diperiksa dan diketahui dengan alat Hi-scan dan penggunaan lampu
peringatan.
n. Bunyi hydraulic dapat dihilangkan dan pada motor listrik terdapat fungsi penyerap getatan
yang timbul dari steering column sehingga getaran kemudi berkurang.

o. Pemasangannya mudah
 Titik pemasangan berkurang sebanyak 21(38-17) item
 Jumlah komponen berkurang sebanyak 28(47-19) item

B. Kekurangan EPS
a. biaya perbaikan mahal
b. rentan rusak jika terkena air
c. jika terjadi kerusakan kompoenen, jarang diperbaiki. biasanya langsung ganti dengan yang
baru.

C. Memelihara EPS
a. Gunakan gemuk berkualitas pada motir EPS

Untuk memperhalus dan mengurangi getaran mesin gunakan gemuk yang kental yang
tahan panas dan dapat melumasi gigi-gigi dengan baik.

b. Hindari melintasi genangan air yang tinggi

Pada beberapa jenis EPS posisi motor diletakan di luar kabin atau bawah rack setir,posisi
tersebut rentan terkenan air jadi lebih berhati-hati saat melintasi genangan air yang tinggi.

c. Hindari Modifikasi pada EPS


Jika dilakukan modifikasi pada system EPS seperti mengganti motor giginya atau
mengubah motornya secara otomatis ini akan berimbas pada faktor keamanan saat
berkendara.

d. Perhatikan socket EPS

Socket yang rusak atau retak sebaiknya diganti yang baru,jika tidak akan mempengaruhi kerja
system EPS.Jika ada kerusakan maka lampu indikator EPS akan menyala.

e. Berat dan Ringan dapat disetel

Untuk beberapa kendaraan seperti BMW atau mercedesSystem EPS-nya dapat disetel berat-
ringannya dari tombol setir atau G-scan untuk disesuaikan sesuai kenyamanan pengemudi.

https://materiotomotifsmk21.blogspot.com/2016/01/electric-power-steering-eps-sistem.html

Anda mungkin juga menyukai