Anda di halaman 1dari 6

BAB I

Skenario Pemicu

1.1 Skenario Pemicu

Seorang dokter perusahaan Bengkel Perkapalan mendapat laporan data pemeriksan


kesehatan berkala tahun 2016. Sebagai berikut:

1
2
1.2 Kata Kunci

 Dokter perusahaan
 Bengkel perkapalan
 Laporan kesehatan berkala 2016

1.3 Daftar Pembahasan

1. Penyakit Akibat Kerja


a. Definisi
b. Landasan hukum di Indonesia
c. 5 golongan penyebab penyakit akibat kerja di perusahaan secara
umum dan kasus
d. 7 langkah menegakkan diagnosis penyakit akibat kerja
e. Klasifikasi PAK menurut ICD – 10
f. Tatalaksana dan alur kasus PAK secara umum dan kasus
2. Bising
a. Definisi
b. 5 langkah pengendalian bising (noise control management) secara
umum dan kasus
c. Alat ukur untuk mengukur intensitas bising di tempat kerja dan
cara penggunaannya
d. Jenis paparan bising
e. Batas ambang bising (KEP-51/MEN/1999)
f. Efek bising pada manusia (audiotoir dan non audiotoir)
3. Hearing Loss Prevention Program (HLPP)
4. Hierarki pengendalian resiko di tempat kerja.
5. Tugas dan peran dokter perusahaan
6. Noice – Induced Hearling Loss (NIHL)
a. Definisi
b. Kriteria
c. Klasifikasi
d. Gejala
e. Dampak

3
f. Patofisiologi
g. Pencegahan dan terapi
7. Identifikasi berbagai faktor resiko penyebab NIHL sebagai dokter
perusahaan bersama Tim K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
8. Prioritas permasalahan berdasarkan hasil analisis
9. Rencana usulan kegiatan

4
BAB II

ANALISIS SITUASIONAL

2.1 Demografi PT. X

 PT. X adalah bengkel perbaikan mesin kapal.


 Lokasi PT. X bersebelahan dengan bengkel mesin.

2.2 Keadaan Situasi PT. X

 Jam kerja karyawan dimulai dari pukul 08.00 – 12.00 dan dilanjutkan
pukul 13.00 – 16.00 tanpa pergantian shift. (7 jam kerja)
 Tidak terdapat peredam pada mesin.
 Tidak ada penggunaan obat ototoksik pada karyawan.
 Tidak ada sekat antara mesin dan pekerja.
 Nilai ambang batas mesin
 Outfiting : 88,36 db
 Sarfas : 87,67 db
 Mesin : 99,46 db
 Lumbung : 180 db
 Sumber kebisingan
 Mesin bubut banyak ukuran
 Couter
 Freis
 Screp
 Propeler
 Penggunaan earphone hanya 5% dari total keseluruhan karyawan.
 Budaya penggunaan alat pelindung diri (APD) buruk.

2.3 Keadaan Sosial PT. X

 Aktivitas kerja yang berat membuat karyawan lelah fisik dan psikis.
 Motivasi kerja karyawan turun.

5
2.4 Pengumpulan Data

Data terakhir pada tahun 2016 dikumpulkan melalui laporan berkala PT. X

HIPERTENSI, 13
Tidak Sakit, 21
PJK, 3

Ketulian, 26

2.5 Masalah Kesehatan

Setelah melihat laporan kesehatan berkala tahun 2016 dari PT. X maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi masalah kesehatan utama dari 63
orang karyawan adalah ketulian. Ada berbagai faktor penyebab mengapa terjadi
masalah ketulian pada PT.X seperti budaya penggunaan APD yang buruk,
aktivitas kerja berat yang menyebabkan kelelahan fisik dan psikis, motivasi kerja
turun dan tidak ada sekat antara mesin dan pekerja.

Anda mungkin juga menyukai