Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANKAN SEBAGAI

ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN BANK


(Studi Kasus PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk
Surabaya periode 2009-2012)

Audri Ayuwardani Parathon


Dzulkirom
Devi Farah
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja keuangan bank berdasarkan
hasil analisis rasio keuangan perbankan.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil
analisis rasio keuangan perbankan pada analisis rasio likuiditas menunjukkan kondisi
kinerja keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk 2009-2012 dapat
dikatakan baik. Rata-rata loan to deposit ratio sebesar 78,485% telah memenuhi standar
yang ditetapkan Bank Indonesia. Pada analisis rasio rentabilitas, kondisi kinerja keuangan
dapat dikatakan baik, rata-rata pada ROA sebesar 4,431%, ROE sebesar 30,549%, dan
BO/PO sebesar 63,403% telah memenuhi standar Bank Indonesia. Pada hasil analisis rasio
solvabilitas kondisi kinerja keuangan dapat dikatakan baik karena perolehan rata-rata pada
capital adequacy ratio sebesar 21,033% telah memenuhi standar Bank Indonesia.

Kata kunci : rasio keuangan, kinerja keuangan

1. PENDAHULUAN
diubah dan ditambah terakhir dengan
Dunia perbankan di Indonesia
keputusan Menteri Keuangan No.
memasuki masa persaingan yang sangat
280/KMK/10/1989 tanggal 25 Maret 1989
kompetitif, hal ini disebabkan banyaknya
tentang pengawasan dan pembinaan
bank yang beroperasi di Indonesia baik
lembaga keuangan bukan bank serta
yang beroperasi secara lokal maupun yang
ditindak lanjuti dengan Surat Edaran Bank
beroperasi berskala internasional.
Indonesia No. SE. 23/21/BPPP disebutkan
Perkembangan dunia perbankan yang
bahwa kinerja lembaga keuangan adalah
sangat pesat serta tingkat kompleksitas
mengenai permodalan, kualitas aktiva
usaha perbankan yang tinggi dapat
produktif, aspek manajemen, rentabilitas,
berpengaruh terhadap kinerja keuangan
dan likuiditas.
suatu bank. Lemahnya kondisi internal
Informasi mengenai laporan
bank seperti manajemen yang kurang
keuangan bank sebagai salah satu upaya
memadai, pemberian kredit kepada
untuk membantu para pelaku bisnis dalam
kelompok atau group usaha sendiri serta
menilai kondisi keuangan suatu bank.
modal yang tidak dapat mengcover
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh
terhadap risiko-risiko yang dihadapi oleh
bank merupakan salah satu sumber
bank tersebut dapat menyebabkan kinerja
informasi mengenai posisi keuangan bank,
bank menurun.Ukuran kinerja keuangan
kinerja serta perubahan posisi keuangan
berdasarkan SK Men.Keu. Nomor KEP.
bank yang sangat berguna untuk menilai
792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember
kinerja keuangan suatu bank. Laporan
1970 tentang lembaga keuangan yang telah
keuangan bank dapat dijadikan ukuran

1
kinerja suatu bank dengan melakukan yang pendirian dan modalnya dimiliki
analisis laporan keuangan. swasta. Agar bank pemerintah dapat
Analisis kinerja keuangan bank tumbuh dan berkembang di masa
dimulai dengan me-review data laporan persaingan perbankan yang kompetitif,
keuangan, menghitung, membandingkan tentunya bank pemerintah harus
atau mengukur, menginterpretasikan dan mempunyai kinerja keuangan yang baik.
memberi solusi. Perhitungan yang Kinerja keuangan yang disajikan oleh bank
dilakukan untuk menganalisis kinerja dapat digunakan pihak-pihak yang terkait
keuangan bank dapat dilakukan dengan seperti investor, kreditor, dan pihak-pihak
menggunakan berbagai teknik analisis, lain untuk memprediksi kinerja keuangan
diantaranya adalah dengan menggunakan yang sebenarnya dan di masa yang akan
teknik analisis rasio. Analisis rasio datang pada setiap periode.
merupakan analisis yang digunakan untuk PT. Bank Pembangunan Daerah
mengetahui hubungan pos-pos yang ada Jawa Timur, Tbk merupakan bank
dalam suatu laporan keuangan atau pos- pemerintah yang sebagian besar sahamnya
pos antara laporan keuangan neraca dan dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I
laporan laba rugi (Kasmir, 2012:72). sebesar 64,33% dan Pemerintah Daerah
Analisis rasio keuangan merupakan teknik Tingkat II sebesar 35,67% (SURYA, 26
analisis yang sering dipakai, karena Maret 2012: 5). Peneliti memilih PT. Bank
merupakan teknik yang paling cepat untuk Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk
mengetahui kinerja keuangan bank. (BPD Jatim) dikarenakan BPD Jatim
Penelitian ini menggunakan merupakan bank pemerintah yang
pengukuran rasio keuangan perbankan mempunyai misi mendorong pertumbuhan
yaitu rasio rentabilitas (earning ratios), ekonomi daerah dan perolehan laba yang
rasio likuiditas (liquidity ratios), dan rasio optimal (http://www.bankjatim.co.id/). Hal
solvabilitas (capital ratios). Alasan ini dapat dibuktikan dengan perolehan laba
peneliti mengambil ketiga rasio keuangan BPD Jatim yang mengalami peningkatan
tersebut adalah pertama mempermudah sebesar 411 milyar pada tahun 2007, 490
melihat perkembangan kondisi keuangan milyar pada tahun 2008, 516 milyar pada
suatu bank secara periodik atau “time tahun 2009, dan 850 milyar pada tahun
series”. Alasan kedua karena rasio 2010 serta 860 milyar pada tahun 2011
keuangan tersebut merupakan pengganti (http://bi.go.id). Survei yang dihasilkan
yang lebih sederhana dari informasi yang Biro Riset Infobank untuk kelompok bank
disajikan laporan keuangan suatu bank yang bermodalkan Rp 100 miliar sampai
yang sangat rinci dan rumit. Ketiga dengan dengan kurang dari Rp 1 triliun pada tahun
mengukur melalui rasio rentabilitas, 2011, Bank Pembangunan Daerah Jawa
likuiditas, dan solvabilitas, maka dapat Timur memperoleh peringkat kedua
dijadikan dasar penilaian kinerja keuangan (http://www.infobanknews.com/).
bank. Kinerja keuangan bank merupakan Penelitian ini bertujuan untuk
kemampuan bank untuk memenuhi mendeskripsikan kinerja keuangan bank
kewajiban jangka pendek dengan segera, berdasarkan hasil analisis rasio keuangan
mendayagunakan aktiva secara optimal, perbankan.
memenuhi kewajiban jangka pendek dan
jangka panjang, serta menghasilkan laba. 2. KAJIAN PUSTAKA
Perbedaan antara bank pemerintah Setiap jenis usaha atau perusahaan
dan bank swasta adalah terletak pada segi mempunyai catatan laporan keuangan
kepemilikannya. Bank pemerintah yang berguna untuk menguji dan
merupakan bank yang pendirian dan
mengetahui serta menilai kondisi dan
modalnya dimiliki oleh pemerintah, posisi keuangan perusahaan tersebut.
sedangkan bank swasta merupakan bank “Laporan keuangan adalah laporan yang

2
menunjukkan kondisi keuangan keuangan melibatkan penilaian terhadap
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu keuangan dimasa yang akan datang, dan
periode tertentu”(Kasmir, 2012:7). untuk menentukan keunggulan suatu
Analisis laporan keuangan sangat kinerja. Kinerja keuangan bank dapat
bergantung pada informasi yang diambil dinilai dari kinerja untuk tahun yang lalu
dari laporan keuangan. Menurut Baridwan maupun yang sedang berjalan dengan
(2000: 17) “Laporan keuangan merupakan menganalisis laporan keuangan.
ringkasan dari suatu proses pencatatan. Penilaian kinerja keuangan dapat
Merupakan ringkasan dari transaksi- dinilai dengan perhitungan rasio keuangan.
transaksi keuangan yang etrjadi selama Rasio keuangan yang menghubungkan dua
tahun buku yang bersangkutan.” data keuangan (laporan keuangan), yaitu
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia neraca dan laporan laba rugi. Nilai rasio
(2002: 2), mendefinisikan laporan keuangan tersebut yang nantinya
keuangan sebagai berikut: Laporan dibandingkan dengan tolok ukur yang
keuangan merupakan bagian dari proses telah ada. Analisis dan interpretasi nilai
pelaporan keuangan. Laporan keuangan rasio keuangan yang telah diperoleh dapat
yang lengkap biasanya meliputi neraca, memberikan pandangan yang lebih baik
laporan rugi/laba, laporan perubahan posisi dan mendalam tentang kinerja keuangan.
keuangan (yang dapat disajikan dalam Analisis kinerja keuangan bank
berbagai cara seperti misalnya sebagai mempunyai tujuan antara lain (Abdullah,
laporan arus kas atau laporan arus dana), 2005: 120):
catatan dan laporan lain serta materi 1. Untuk mengetahui keberhasilan
penjelasan yang merupakan bagian dari pengelolaan keuangan bank terutama
laporan keuangan. kondisi likuiditas, kecukupan modal
Kesimpulan dari berbagai definisi dan profitabilitas yang dicapai dalam
tersebut adalah bahwa laporan keuangan tahun berjalan maupun tahun
pada dasarnya merupakan suatu daftar sebelumnya.
yang di dalamnya berisi ringkasan atas 2. Untuk mengetahui kemampuan bank
transaksi yang terjadi selama tahun buku dalam mendayagunakan semua aktiva
yang bersangkutan. Laporan keuangan yang dimiliki dalam menghasilkan
pokok meliputi neraca, laporan rugi/laba, profit.
dan laporan perubahan posisi keuangan. Adanya informasi yang benar dan
Neraca menunjukkan jumlah aktiva, pemahaman mengenai kinerja bank maka
kewajiban, dan modal suatu perusahaan. diharapkan kepercayaan masyarakat
Laporan rugi/laba menunjukkan hasil yang terhadap perbankan semakin meningkat.
telah dicapai oleh perusahaan serta biaya- Perhitungan yang dilakukan untuk
biaya yang dikeluarkan selama periode menganalisis kinerja keuangan bank dapat
tertentu, sedangkan laporan perubahan dilakukan dengan menggunakan metode
posisi keuangan menunjukkan sumber dan yang umum dilakukan, yaitu dengan
penggunaan aatau alasan-alasan yang menggunakan analisis rasio keuangan.
menyebabkan perubahan modal Membandingkan nilai rasio keuangan yang
perusahaan. diperoleh dari tahun ke tahun merupakan
langkah berikutnya. Langkah ini perlu
2.1. Kinerja Keuangan Bank dilakukan guna mengetahui kondisi hasil
Kinerja keuangan adalah penentuan perhitungan tersebut apakah baik atau
secara periodik tampilan keuangan kurang baik.
berdasarkan sasaran, standar dan kinerja Perkembangan kinerja keuangan
yang telah ditetapkan sebelumnya. perusahaan akan dapat dilihat dari tahun
Mengukur kinerja keuangan digunakan ke tahun sehingga dengan melihat
analisis keuangan karena analisis perkembangan tersebut perusahaan dapat

3
membuat rencana-rencana untuk masa c) Loan to Assets Ratio (LAR)
yang akan datang dan perkembangan yang Loan to Assets Ratio dirumuskan
tidak diinginkan haruslah segera diperbaiki sebagai berikut (Kasmir, 2010:
dan diarahkan pada tujuan yang telah 286):
ditetapkan semula.
Langkah selanjutnya setelah
melakukan perbandingan adalah
melakukan interpretasi terhadap hasil yang 2. Rasio Rentabilitas
diperoleh. Interpretasi merupakan a) Return On Assets (ROA)
perpaduan antara hasil perbandingan Return On Assets dirumuskan
dengan teori yang berlaku. Hasil sebagai berikut (SE BI
interpretasi mencerminkan keberhasilan 13/30/DPNP 16 Desember 2011):
maupun permasalahan yang dicapai oleh
perusahaan dalam pengelolaan b) Return On Equity (ROE)
keuangannya. Pemahaman atas masalah Return On Equity dirumuskan
keuangan ang dihadapi oleh perusahaan sebagai berikut (SE BI
akan dapat memberikan solusi yang tepat. 13/30/DPNP 16 Desember 2011):

2.2. Analisis Rasio Keuangan


c) Net Profit Margin (NPM)
“Analisis perbandingan (ratio Net Profit Margin dirumuskan
analysis) merupakan suatu teknik atau sebagai berikut (Kasmir, 2010:
peralatan untuk mengevaluasi kondisi 286):
financial dan kinerja sebuah organisasi
perusahaan.” (Darmawi, 2011: 201)
d) Beban Oerasi / Pendapatan
Menurut Abdullah (2005: 123,
Operasi (BOPO)
“analisis ratio keuangan merupakan teknik
Rasio BO/PO dirumuskan sebagai
analisis keuangan untuk mengetahui
berkut (SE BI 13/30/DPNP 16
hubungan di antara pos-pos tertentu dalam
Desember 2011):
neraca maupun laporan laba rugi baik
secara individu maupun secara simultan.”
Kesimpulan dari beberapa definisi
bahwa analisis rasio keuangan merupakan
3. Rasio Solvabilitas
suatu teknik analisis untuk mengevaluasi
a) Capital Adequacy Ratio (CAR)
kondisi kinerja sebuah perusahaan dengan
Capital Adequacy Ratio
melakukan analisis pada laporan keuangan
dirumuskan sebagai berikut
perusahaan tersebut.
(Kasmir, 2010: 286):
Macam-macam rasio keuangan
perbankan:
1. Rasio Likuiditas
b) Debt to Equity Ratio (DER)
a) Quick Ratio (QR)
Debt to Equity Ratio dirumuskan
Quick Ratio dirumuskan sebagai
sebagai berikut (Dendawijaya,
berikut (Kasmir, 2010: 286):
2005: 122):

b) Loan to Deposit Ratio (LDR)


Loan to Deposit Ratio dirumuskan
sebagai berikut (SE BI
13/30/DPNP 16 Desember 2011):

4
2.3. Hubungan Laporan Keuangan Rugi dan Perhitungan Kewajiban
sebagai Sumber Data dengan Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
Penilaian Kinerja Keuangan 2. Analisis rasio keuangan bank yang
sesuai dengan teori dan peraturan
Laporan keuangan merupakan suatu
perbankan Indonesia yang relevan,
daftar yang di dalamnya berisi ringkasan
yang terdiri dari:
atas transaksi yang terjadi selama tahun
Rasio Likuiditas (Quick Ratio, Loan to
buku yang bersangkutan. Ringkasan dan
Deposit Ratio, Loan to Assets Ratio),
transaksi yang terjadi selama tahun buku
Rasio Rentabilitas (Return On Assets,
yang bersangkutan tersebut merupakan
Return On Equity, Net Profit Margin,
suatu sumber data yang dapat digunakan
Beban Operasi / Pendapatan Operasi),
untuk mengukur kinerja keuangan bank.
Rasio Solvabilitas (Capital Adequacy
Mengukur kinerja keuangan bank dapat
Ratio dan Debt to Equiy Ratio).
dilakukan dengan menggunakan analisis
Adapun tahapan-tahapan dalam
keuangan. Analisis laporan keuangan
analisis data dapat diperinci sebagai
penting dilakukan untuk mengetahui
berikut:
kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan.
1. Review data keuangan (laporan
Informasi tersebut diperlukan untuk
keuangan) bank khususnya yang
mengevaluasi kinerja yang dicapai
berkaitan dengan kinerja keuangan
manajemen bank di masa yang lalu serta
pada PT. Bank Pembangunan Daerah
sebagai bahan pertimbangan dalam
Jawa Timur, Tbk Surabaya. Laporan
menyusun rencana kinerja manajemen ke
Keuangan tersebut terdiri dari Neraca,
depan.
Laporan Laba Rugi, dan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum dari
3. METODE PENELITIAN
tahun 2009-2012.
Penelitian ini menggunakan jenis 2. Melakukan perhitungan atas rasio
penelitian deskriptif dimana menurut likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas
Sugiyono (2005: 14) penelitian deskriptif pada Laporan Keuangan bank.
adalah penelitian yang dilakukan untuk Perhitungan ini menggunakan rasio
mengetahui nilai variabel mandiri, baik keuangan perbankan yang terdiri dari:
satu variabel atau lebih (independent) a) Rasio Likuiditas
tanpa membuat perbandingan atau 1) Quick Ratio (QR)
menghubungkan antara satu variabel 2) Loan to Deposit Ratio (LDR)
dengan variabel lain. Menurut Kountur 3) Loan to Assets Ratio (LAR)
(2009:108), penelitian deskriptif adalah b) Rasio Rentabilitas
penelitian yang memberikan gambaran 1) Return On Assets (ROA)
atau uraian atas suatu keadaan sejelas 2) Return On Equity (ROE)
mungkin tanpa ada perlakuan terhadap 3) Beban Operasi / Pendapatan
objek yang diteliti. Tujuan dari penelitian Operasi (BOPO)
deskriptif ini adalah untuk membuat 4) Net Profit Margin (NPM)
deskripsi, gambaran atau lukisan secara c) Rasio Solvabilitas
sistematis, faktual, dan akurat mengenai 1) Capital Adequacy Ratio (CAR)
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar 2) Debt to Equiy Ratio (DER)
fenomena yang diselidiki. 3. Membandingkan hasil perhitungan
Fokus penelitian dalam penelitian rasio keuangan perbankan dengan
ini adalah: metode time series analysis, yaitu
1. Laporan Keuangan tahunan PT. Bank dengan membandingkan hasil
Pembangunan Daerah Jawa Timur, perhitungan rasio keuangan PT. Bank
Tbk Surabaya dari tahun 2009-2012, Pembangunan Daerah Jawa Timur,
yang terdiri dari:Neraca, Laporan Laba Tbk tahun 2009-2012.

5
4. Menginterpretasikan nilai rasio yang tidak berimbangnya peningkatan antara
telah dihitung dan membandingkannya kredit yaitu sebesar Rp16.135.173.000.000
dengan tolok ukur Bank Indonesia dengan peningkatan dana pihak ketiga
untuk menilai kinerja keuangan bank menjadi Rp20.156.017.000.000.
yang bersangkutan. Peningkatan yang signifikan terjadi pada
tahun 2012 menjadi sebesar 83,551%.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan tersebut dikarenakan
peningkatan kredit menjadi
4.1. Rasio Likuiditas
Rp18.556.329.000.000 dibanding tahun
Perkembangan quick ratio PT Bank
2011, dan peningkatan pada dana pihak
Pembangunan Daerah Jawa Timur (BPD
ketiga menjadi Rp 22.209.572.000.000
Jatim), Tbk dalam empat tahun
dibanding tahun 2011.
menunjukkan kecenderungan yang
Perkembangan loan to assets ratio
fluktuatif. Tahun 2009 nilai quick ratio
BPD Jatim dalam empat tahun
sebesar 35,895% yang berarti bahwa bank
menunjukkan kecenderungan yang
mampu untuk membayar kembali
fluktuatif. Tahun 2009 nilai loan to assets
simpanan sebesar 35,895% dari total
ratio sebesar 58,088%, mengalami
simpanan yang dimiliki oleh para deposan,
penurunan sebesar 7,397% menjadi
hanya dengan menggunakan cash assets
65,485% pada tahun 2010. Penurunan
yang dimiliki oleh bank pada tahun 2009.
tersebut dikarenakan peningkatan kredit
Begitu juga untuk tahun-tahun berikutnya.
pada tahun 2010 menjadi sebesar
Pada tahun 2010 quick ratio BPD
Rp13.088.127.000.000 dibanding tahun
Jatim mengalami peningkatan sebesar
2009 dan peningkatan pada total aset
1,457% menjadi 37,352%. Peningkatan
ditahun 2010 menjadi sebesar
tersebut disebabkan karena manajemen
Rp19.986.474.000.000.
bank mampu meningkatkan cash assets
Peningkatan loan to assets ratio
pada tahun 2010 menjadi sebesar
pada BPD Jatim yang signifikan terjadi
Rp 6.059.528.000.000 dibanding cash
pada tahun 2012 menjadi sebesar
assets pada tahun 2009, sedangkan total
63,285%. Peningkatan tersebut disebabkan
deposit juga mengalami peningkatan
karenapeningkatan pada kredit menjadi Rp
menjadi sebesar Rp 16.222.779.000.000
18.556.329.000.000, dibanding dengan
dibandingkan pada tahun 2009.
peningkatan pada total aset yang menjadi
Peningkatan yang signifikan sebesar
sebesar Rp 29.321.828.000.000.
5,039% terjadi pada tahun 2012 menjadi
41,013%. Peningkatan tersebut disebabkan
karena pada tahun 2012 cash assets 4.2. Rasio Rentabilitas
mengalami peningkatan menjadi sebesar Perkembangan ROA BPD Jatim
Rp 9.108.745.000.000 dan total deposit dalam empat tahun menunjukkan
juga mengalami peningkatan menjadi kecenderungan yang fluktuatif. Tahun
sebesar Rp 22.209.572.000.000. 2009 nilai ROA sebesar 3,772%
Perkembangan loan to deposit ratio mempunyai arti bahwa manajemen bank
BPD Jatim dalam empat tahun mampu mendapatkan keuntungan sebesar
menunjukkan kecenderungan yang 3,772% dari total aktivanya.
fluktuatif. Tahun 2009 nilai loan to deposit ROA BPD Jatim mengalami
ratio sebesar 69,664%, mengalami peningkatan sebesar 1,811% pada tahun
kenaikan sebesar 11,014% sehingga pada 2010 menjadi 5,583%. Pada tahun 2011,
tahun 2010 nilai loan to deposit ratio ROA BPD Jatim mengalami penurunan
menjadi 80,677%. Pada tahun 2011 nilai sebesar 0,623% menjadi sebesar 4,960%.
loan to deposit ratio BPD Jatim Penurunan tersebut dikarenakan tidak
mengalami penurunan menjadi sebesar berimbangnya peningkatan pada laba
80,051%. Penurunan tersebut dikarenakan sebelum pajak menjadi Rp

6
1.187.613.000.000 dibanding peningkatan sebesar 23,518% dari total pendapatan
total aset pada tahun 2011 menjadi Rp operasi yang diterima.
23.945.035.000.000. Penurunan signifikan Pada tahun 2010 net profit margin
sebesar 1,549% terjadi pada tahun 2012 BPD Jatim mengalami peningkatan
menjadi sebesar 3,411%.Penurunan sebesar 6,499% menjadi 30,017%.
tersebut terjadi karena adanya penurunan Penurunan yang signifikan sebesar 4,895%
menjadi Rp 1.024.296.000.000 pada laba terjadi pada tahun 2012 menjadi sebesar
sebelum pajak dibanding dengan 24,238%. Penurunan tersebut dikarenakan
peningkatan total aset menjadi sebesar Rp terjadi penurunan net income menjadi
30.028.822.000.000. Penurunan tersebut sebesar Rp 768.222.000.000 dibandingkan
menunjukkan bahwa kinerja manajemen dengan peningkatan pada operating
bank dalam mengelola aktiva untuk income pada tahun 2012 menjadi Rp
mendapatkan laba tidak berjalan baik. 3.169.498.000.000.
Perkembangan ROE BPD Jatim Rasio BO/PO adalah perbandingan
dalam empat tahun menunjukkan antara biaya operasional dan pendapatan
kecenderungan yang fluktuatif. operasional. Pendapatan operasional yang
Perhitungan ROE BPD Jatim pada tahun semakin besar nilainya semakin bagus
2009 sebesar 28,584%. ROE sebesar karena biaya operasionalnya dapat
28,584% ini mempunyai arti bahwa laba tertutupi dari pendapatan operasional.
bersih yang dihasilkan oleh manajemen Perkembangan BO/PO BPD Jatim dalam
BPD Jatim pada tahun 2009 sebesar empat tahun menunjukkan kecenderungan
28,584% dari modal inti yang dimiliki, yang fluktuatif. Tahun 2009 nilai BO/PO
begitu pula pada arti ROE pada tahun- sebesar 66,038% mempunyai arti bahwa
tahun berikutnya. biaya operasional yang dikeluarkan oleh
ROE BPD Jatim mengalami manajemen BPD Jatim sebesar 66,038%
peningkatan sebesar 11,991% pada tahun dari total pendapatan operasional. Begitu
2010 menjadi 40,575%. Peningkatan pula arti BO/PO untuk tahun-tahun
tersebut dikarenakan peningkatan pada berikutnya.
laba sesudah pajak menjadi sebesar Rp Pada tahun 2010 mengalami
850.382.000.000 sebanding dengan peningkatan sebesar 6,681% menjadi
peningkatan pada modal inti BPD Jatim 59,357%. BO/PO BPD Jatim mengalami
pada tahun 2010 menjadi Rp penurunan yang signifikan sebesar 8,186%
2.095.848.000.000. Penurunan yang pada tahun 2012 menjadi 68,201%.
signifikan sebesar 14,258% terjadi pada Penurunan tersebut dikarenakan
tahun 2012 menjadi sebesar 19,390%. menurunnya biaya operasional menjadi Rp
Penurunan tersebut terjadi karena adanya 852.262.000.000 dibandingkan
penurunan pada laba sesudah pajak BPD peningkatan pada tahun 2012 menjadi
Jatim menjadi Rp 768.222.000.000 sebesar Rp 3.169.498.000.000.
dibanding dengan modal inti yang dimiliki
di tahun 2012 sebesar Rp 4.3. Rasio Solvabilitas
3.961.939.000.000. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Perkembangannet profit margin adalah rasio yang memperlihatkan
BPD Jatim dalam empat tahun seberapa jauh seluruh aktiva bank yang
menunjukkan kecenderungan yang mengandung risiko (kredit, penyertaan,
fluktuatif.Perhitungan net profit margin surat berharga, tagihan pada bank lain)
BPD Jatim tahun 2009 sebesar 23,518%. ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank.
Nilai net profit margin sebesar 23,518% Nilai CAR yang semakin besar maka
berarti bahwa laba bersih yang dihasilkan
semakin aman dana deposan pada bank
manajemen BPD Jatim pada tahun 2009, yang bersangkutan. PerkembanganCAR
BPD Jatim dalam empat tahun

7
menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif. Tahun 2009 nilai debt to equity
fluktuatif.Tahun 2009 nilai CAR sebesar ratio sebesar 853,422%, mempunyai arti
21,316%.Mengalami penurunan pada bahwa jumlah hutang BPD Jatim sebesar
tahun 2010 sebesar 2,124% menjadi 853,422% dibiayai dari modal inti bank.
19,192%. Penurunan ini disebabkan Perhitungan debt to equity ratio pada
peningkatan pada modal bank menjadi tahun 2010 mengalami peningkatan
Rp 2.361.929.000.000 yang tidak sebesar 80,416% menjadi sebesar
berimbang dibandingkan dengan 773,006%. Peningkatan tersebut
peningkatan ATMR menjadi sebesar Rp dikarenakan meningkatnya jumlah utang
12.307.153.000.000. Pada tahun 2012 yang tidak berimbang dengan peningkatan
terjadi peningkatan yang signifikan modal inti bank menjadi sebesar Rp
sebesar 10,578% menjadi 27,104%. 2.229.057.000.000.
Peningkatan ini terjadi dikarenakan Penurunan terjadi pada tahun 2011
peningkatan pada modal bank menjadi Rp menjadi 828,820%, dimana penurunan
4.851.960.000.000 berimbang dengan tersebut disebabkan karena tidak
peningkatan ATMR menjadi Rp berimbangnya peningkatan yang dialami
17.901.158.000.000. pada jumlah utang menjadi
Debt to Equity Ratio adalah rasio Rp21.586.397.000.000 dibandingkan
yang digunakan untuk mengukur modal inti. Peningkatan yang signifikan
kemampuan bank dalam menutup sebagian terjadi pada tahun 2012 sebesar 319,775%
atau seluruh utang-utangnya baik jangka menjadi 509,045%. Peningkatan yang
panjang maupun jangka pendek. Apabila terjadi pada tahun 2012 yang tinggi
hasil debt to equity ratio turun maka akan dikarenakan peningkatan modal inti yang
semakin bagus karena tingkat hutang bank tinggi dibanding peningkatan modal inti
kecil apabila meningkat maka semakin pada tahun 2011, sedangkan tidak
beresiko tinggi karena tingkat utang tinggi berimbang dengan peningkatan pada
yang dibiayai dari modal sendiri. jumlah utang tahun 2012 dibanding tahun
Perkembangan debt to equity ratio BPD 2011.
Jatim menunjukkan kecenderungan yang

Tabel 1 Rekapitulasi Perhitungan Rasio Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk
Periode Ketentuan/
Kriteria
Rasio Rata-rata
Bank
2009 2010 2011 2012 Indonesia
Likuiditas
a. Quick Ratio 35,895% 37,352% 35,973% 41,013% 37,558% -
b. Loan to Deposit > 78 <
Ratio 69,664% 80,677% 80,051% 83,551% 78,486% 100%
c. Loan to Assets Ratio 58,088% 65,485% 64,939% 63,285% 62,949% -

Rentabilitas
a. Return On Assets 3,772% 5,583% 4,960% 3,411% 4,432% > 1,22%
b. Return On Equity 28,584% 40,575% 33,648% 19,390% 30,549% > 17,5%
c. Net Profit Margin 23,518% 30,017% 29,133% 24,238% 26,727% -
d. Rasio BO/PO 66,038% 59,357% 60,015% 68,201% 63,403% < 94%

Solvabilitas
a. Capital Adequacy
Ratio 21,316% 19,192% 16,527% 27,104% 21,035% > 8%
b. Debt to Equity Ratio 853,422% 773,006% 828,820% 509,045% 741,073% -
Sumber: data diolah.

8
Berdasarkan tabel rekapitulasi >1,22%. Hasil perhitungan return on
perhitungan rasio keuangan BPD Jatim assets dari tahun 2009 sampai dengan
dapat dilihat bahwa pada rasio likuiditas, tahun 2012 tersebut cenderung mengalami
kondisi kinerja keuangan BPD Jatim pada penurunan dikarenakan perolehan laba
tahun 2009-2012 dilihat dari quick yang dihasilkan mengalami penurunan,
ratiodapat dikatakan baik. Perkembangan sedangkan jumlah aset yang dikelola untuk
quick ratio BPD Jatim yang berfluktuasi keuntungan yang optimal mengalami
mengalami peningkatan yang signifikan di peningkatan dari 2009-2012. Hasil
tahun 2012. Peningkatan tersebut penurunan pada perhitungan return on
disebabkan karena manajemen BPD Jatim assets masih dapat dikatakan baik, karena
mampu meningkatkan cash assets pada nilai penurunan tersebut masih berada
tahun 2012 menjadi sebesar Rp dalam standar Bank Indonesia.
9.108.745.000.000 dibanding cash assets Pada hasil analisis return on equity,
pada tahun sebelumnya. Nilai rata-rata kinerja keuangan BPD Jatim dapat
quick ratio diperoleh sebesar 37,558%; dikatakanbaik. Rata-rata return on equity
artinya setiap hutang lancar sebesar Rp 1 sebesar 30,549% tersebut telah memenuhi
dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0,37. kriteria standar yang ditetapkan Bank
Pada hasil analisis loan to deposit Indonesia sebesar 17,5%. Hasil
ratio, kinerja keuangan BPD Jatim dapat perhitungan return on equity dari tahun
dikatakan baik. Tingkat perkembangan 2009 sampai dengan tahun 2012 tersebut
loan to deposit ratio tahun 2009 sampai cenderung mengalami penurunan
dengan tahun 2012 menunjukkan dikarenakan perolehan laba yang
perkembangan yang baik karena dihasilkan tahun mengalami penurunan,
kecenderungan nilai loan to deposit ratio sedangkan jumlah modal yang dikelola
yang meningkat. Rata-rata loan to deposit untuk keuntungan yang optimal
ratio sebesar 78,485%. Kondisi ini mengalami peningkatan dari 2009-2012.
mencerminkan kemampuan BPD Jatim Hasil penurunan pada perhitungan
untuk menyalurkan dana pihak ketiga yang return on equity masih dapat dikatakan
diterima kedalam bentuk kredit, masih baik, karena nilai penurunan tersebut
berada dalam standar yang ditetapkan masih berada dalam standar Bank
Bank Indonesia sebesar 78%-100%. Hasil Indonesia. Pada hasil analisis net profit
analisis loan to assets ratio, kinerja margin, kinerja keuangan BPD Jatimdapat
keuangan BPD Jatim dapat dikatakan baik. dikatakan kurang baik. Perkembangan net
Tingkat perkembangan loan to assets ratio profit margin BPD Jatim tahun 2009
dari tahun 2009 sampai dengan 2012 sampai dengan 2012 yang berfluktuasi,
cenderung mengalami peningkatan. cenderung mengalami penurunan.
Peningkatan yang signifikan terjadi dari Penurunan signifikan terjadi di tahun
tahun 2012. Kondisi ini mencerminkan 2012.Pada hasil analisis BO/PO, kinerja
permintaan kredit yang diterima BPD keuangan BPD Jatim dapat dikatakan
Jatim melebihi total aktiva yang dimiliki baik.Rata-rata BO/PO sebesar 63,403%
oleh bank, sehingga bank perlu tersebut telah memenuhi kriteria standar
mengurangi permintaan kredit yang yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar
diajukan agar likuiditas bank terjaga. <94%.Hasil perhitungan BO/PO tahun
Pada rasio rentabilitas, kondisi 2009 sampai dengan tahun 2012
kinerja keuangan BPD Jatim pada tahun cenderung mengalami penurunan.Hasil
2009-2012, dilihat dari return on penurunan pada perhitungan BO/POmasih
assetsdapat dikatakan baik. Rata-rata dapat dikatakan baik, karena nilai
return on assets sebesar 4,431% tersebut penurunan tersebut masih berada dalam
telah memenuhi kriteria standar yang standar Bank Indonesia.
ditetapkan Bank Indonesia sebesar

9
Pada rasio solvabilitas, kondisi standar yang ditetapkan Bank Indonesia
kinerja keuangan BPD Jatim pada tahun sebesar 17,5%.Pada hasil analisisnet profit
2009-2012, dilihat dari capital adequacy margin kinerja keuangandapat dikatakan
ratio dapat dikatakan baik. Rata-rata kurang baik karenaperhitungan rasio
capital adequacy ratiosebesar 21,033% cenderung mengalami penurunan. Hasil
tersebut telah memenuhi kriteria standar analisis biaya operasional/pendapatan
yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar operasional (BO/PO) dapat dikatakan baik
>8%.Perkembangan capital adequacy karena rata-rata BO/PO sebesar 63,403%
ratio yang cenderung mengalami telah memenuhi kriteria standar yang
penurunan masih dapat dikatakan baik ditetapkan Bank Indonesia sebesar <94%.
karena nilai capital adequacy ratio masih Hasil analisis rasio solvabilitas.
berada dalam standar Bank Indonesia. Kondisi kinerja keuangan PT. Bank
Pada hasil analisis debt to equity ratio, Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk
kinerja keuangan BPD Jatimdapat pada tahun 2009-2012 dilihat dari capital
dikatakan baik karena cenderung adequacy ratio dapat dikatakan baik
mengalami peningkatan. Dilihat secara karena rata-rata capital adequacy ratio
keseluruhan peningkatan yang signifikan sebesar 21,033% telah memenuhi kriteria
terjadi di tahun 2012. Peningkatan tersebut standar yang ditetapkan Bank Indonesia
disebabkan karena terjadi peningkatan sebesar >8%. Pada hasil analisisdebt to
jumlah modal inti yang signifikan di tahun equity ratio kinerja keuangan BPD Jatim
2012 dibanding pada tahun sebelumnya. dapat dikatakan baik karena cederung
mengalami peningkatan.Peningkatan yang
5. KESIMPULAN DAN SARAN signifikan terjadi di tahun 2012.
5.1. Kesimpulan
Hasil analisis rasio likuiditas. 5.2. Saran
Kondisi kinerja keuangan PT. Bank Diharapkan pihak manajemen PT.
Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur,
pada tahun 2009-2012 dilihat dari quick Tbk melakukan upaya dalam
ratio dapat dikatakan baik karena dilihat menempatkan kelebihan dana pada bidang
secara keseluruhan hasil analisis yang menguntungkan dan mempunyai
cenderung mengalami peningkatan. Rata- tingkat keamanan.
rata loan to deposit ratio sebesar 78,485% Diharapkan pihak manajemen PT.
telah memenuhi kriteria standar yang Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur,
ditetapkan Bank Indonesia sebesar 78%- Tbk selalu berupaya untuk
100%, mencerminkan kinerja memaksimalkan atas penggunaan total
keuanganyang baik. Hasil analisis loan to aktiva dan modal yang disetor dalam
assets ratio kinerja keuangan dapat upaya untuk meningkatkan pencapaian
dikatakan baik karena cenderung laba untuk rasio yang cenderung
mengalami peningkatan. mengalami penurunan yaitu ROA dan
Hasil analisis rasio rentabilitas. ROE.
Kondisi kinerja keuangan PT. Bank Diharapkan pihak manajemen PT.
Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur,
pada tahun 2009-2012 dilihat dari return Tbkmempertahankan atas kemampuan
on assets dapat dikatakan baik karena rata- yang dimiliki dalam upaya untuk menjaga
rata return on assets sebesar 4,431% telah kualitas permodalannya, dengan menjalin
memenuhi kriteria standar yang ditetapkan hubungan baik dengan para pemegang
Bank Indonesia. Pada hasil return on saham dan mempertahankan perolehan
equitykinerja keuangan dapat dikatakan laba/rugi, serta menambahkan modal
baik karena rata-rata yang diperoleh disetor untuk laba ditahan dari hasil
sebesar 30,549% telah memenuhi kriteria keuntungan tahun sebelumnya agar diawal

10
tahun berikutnya pihak bank akan
mempunyai kelebihan modal untuk
menjaga tingkat likuiditasnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Faizal, Drs. MM. 2005.
Manajemen Perbankan (Teknik
Analisis Kinerja Keuangan
Bank).Malang: UMM Press.
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate
Accounting. Yogyakarta: BPFE
Universitas Gajah Mada.
Darmawi, Herman. 2011. Manajemen
Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dendawijaya, Lukman, Ir. Drs. 2005.
Manajemen Perbankan. Edisi
Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2002.
Standar Akuntansi Kuangan (Revisi
2000). Jakarta: Slemba Empat.
Kasmir, S.E., MM. 2010.Manajemen
Perbankan. Jakarta: Rajawali Press.
. 2012. Analisis
Laporan Keuangan. Jakarta:
Rajawali Press.
Kountur, R. 2009. Metode Penelitian.
Edisi Revisi. Jakarta: Buana
Printing.
Rating 120 Bank Versi Infobank, diakses
pada Tanggal 4 Februari 2013 dari
http://www.infobanknews.com/2011
/06/rating-120-bank-versi-infobank-
2011/
Sugiyono, Prof. Dr. 2008.Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R & D. Bandung: Alfabeta.
Visi Misi Bank Jatim, diakses pada
Tanggal 8 November 2012 dari
http://www.bankjatim.co.id/visi-
misi/
Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/ 30/
DPNP 16 Desember 2011, diakses
pada Tanggal 8 November 2012
dari http://www.bi.go.id/

11

Anda mungkin juga menyukai