Anda di halaman 1dari 18

Turbin Uap

BY: ONNY

Sebuah sistem turbin uap - generator yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga
uap berfungsi untuk mengkonversikan energi panas dari uap air menjadi energi listrik.
Proses yang terjadi adalah energi panas yang ditunjukkan oleh gradien/perubahan
temperatur dikonversikan oleh turbin menjadi energi kinetik dan sudu-sudu turbin
mengkonversikan energi kinetik ini menjadi energi mekanik pada poros/shaft. Pada
akhirnya, generator mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Panas dari
uap air yang tidak terkonversi menjadi energi mekanik, terdisipasi/dibuang di kondenser
oleh air pendingin.

Turbin Uap Multistage

Umumnya PLTU menggunakan turbin uap tipe multistage, yakni turbin uap yang terdiri
atas lebih dari 1 stage turbin (Turbin High Pressure, Intermediate Pressure, dan Low
Pressure). Uap air superheater yang dihasilkan oleh boiler masuk ke turbin High
Pressure (HP), dan keluar pada sisi exhaust menuju ke boiler lagi untuk proses
reheater. Uap air yang dipanaskan kembali ini dimasukkan kembali ke turbin uap
sisiIntermediate Pressure (IP), dan uap yang keluar dari turbin IP akan langsung masuk
ke Turbin Low Pressure (LP). Selanjutnya uap air yang keluar dari turbin LP masuk ke
dalam kondenser untuk mengalami proses kondensasi.

Berikut adalah beberapa bagian-bagian penting dari turbin uap:


1. Shaft Seals
Shaft seals adalah bagian dari turbin antara poros dengan casing yang berfungsi untuk
mencegah uap air keluar dari dalam turbin melewati sela-sela antara poros
dengan casing akibat perbedaan tekanan dan juga untuk mencegah udara masuk ke
dalam turbin (terutama turbin LP karena tekanan uap air yang lebih vakum) selama
turbin uap beroperasi.

Turbin uap menggunakan sistem labyrinth seal untuk shaft seals. Sistem ini berupa
bagian yang berkelak-kelok pada poros dan casing-nya yang kedua sisinya saling
bertemu secara berselang-seling. Antaralabyrinth poros dengan labyrinth casing ada
sedikit rongga dengan jaraj tertentu. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi tekanan
uap air di dalam turbin yang masuk ke sela-sela labyrinth sehingga tekanan antara uap
air dengan udara luar akan mencapai nilai yang sama pada titik tertentu.

Prinsip dan Jenis Labyrinth Seals


Selain adanya sistem labyrinth seal, ada satu sistem tambahan bernama sistem seal &
gland steam. Sistem ini bertugas untuk menjaga tekanan di labyrinth seal pada nilai
tertentu terutama pada saat start upawal atau shut down turbin dimana pada saat
tersebut tidak ada uap air yang masuk ke dalam turbin uap.

2. Turbine Bearings
Bearing / bantalan pada turbin uap memiliki fungsi sebagai berikut:

 Menahan diam komponen rotor secara aksial


 Menahan berat dari rotor
 Menahan berbagai macam gaya tidak stabil dari uap air terhadap sudu turbin
 Menahan gaya kinetik akibat dari sisa-sisa ketidakseimbangan atau ketidakseimbangan
karena kerusakan sudu (antisipasi)
 Menahan gaya aksial pada beban listrik yang bervariasi

Jenis bearing yang digunakan dalam desain turbin uap yaitu thrust bearing, journal
bearing, dan kombinasi antara keduanya. Selain itu juga dibutuhkan sebuah sistem
pelumasan menggunakan oli, yang secara terus-menerus disirkulasi dan didinginkan
untuk melumasi bearingyang terus mengalami pergesekan pada saat turbin uap
beroperasi normal.

3. Balance Piston
Pada turbin uap, ada 50%ngaya reaksi dari sudu yang berputar menghasilkan gaya
aksial terhadap sisi belakang dari silinder pertama turbin, gaya inilah yang perlu dilawan
oleh sistem balance piston.

4. Turbine Stop Valves


Atau disebut juga Emergency Stop Valve karena berfungsi untuk mengisolasi turbin
dari supply uap air pada keadaan darurat untuk menghindari kerusakan atau
juga overspeed.

5. Turbine Control Valve


Berfungsi untuk mengontrol supply dari uap air yang masuk ke dalam turbin sesuai
dengan sistem kontrol yang bergantung pada besar beban listrik.
6. Turning Device
Adalah suatu mekanisme untuk memutar rotor dari turbin pada saat start awal atau
pada saat setelah shut down untuk mencegah terjadinya distorsi/bending akibat dari
proses pemanasan atau pendinginan yang tidak seragam pada rotor.
Fungsi Nozzle

WRITTEN ❖ MARGONO MARGONO ❖ ENGINE

Nozzle - Dalam artian saya sendiri nozzle artinya penyemprot, karena fungsi pokoknya
adalah sebagai penyemprot bahan bakar kedalam ruang bakar, untuk mengupas tentang
nozzle ini mari kita kupas satu persatu

Pengertian Nozzle

Nozzle truk hyundai

Nozzle bahan bakar disebut juga dengan pengabut atau ada yang menyebut dengan
Injektor. Disebut injector karena tugas dari komponen ini adalah menginjeksi, dan disebut
pengabut karena bahan bakar keluar dari komponen ini dalam bentuk kabut, sedangkan
disebut nosel karena ujung komponen ini luas penampangnya makin mengecil.

Baca Juga : Keuntungan memasang GPS pada kendaraan

Fungsi Nozzle
Injector berfungsi untuk menghantarkan bahan bakar diesel dari injection pump ke dalam
silinder pada setiap akhir langkah kompresi dimana torak (piston) mendekati posisi TMA.
Injector yang dirancang sedemikian rupa merubah tekanan bahan bakar dari injection pump
yang bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang bertekanan antara 60 sampai 200
kg/cm², tekanan ini mengakibatkan peningkatan suhu pembakaran didalam silinder
meningkat menjadi 600°C.

Tekanan undara dalam bentuk kabut melaui Injector ini hanya berlangsung satu kali pada
setiap siklusnya yakni pada setiap akhir langkah kompresi saja sehingga setelah sekali
penyemprotan dalam kapasitas tertentu dimana kondisi pengabutan yang sempurna maka
injector yang dilengkapi dengan jarum yang berfungsi untuk menutup atau membuka
saluran injectror ini sehingga kelebihan bahan bakar yang tidak mengabut akan dialirkan
kembali kebagian lain atau ke tangki bahan bakar sebagai kelebihan aliran (overflow).

Cara Kerja Nozzle

a. Sebelum Penginjeksian
Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi melalui saluran minyak
pada nozzle holder menuju ke oil pool pada bagian bawah nozzle body.

b. Penginjeksian Bahan Bakar


Bila tekanan bahan bakar pada oil pool naik, ini akan menekan permukaan ujung needle,
bila tekanan ini melebihi kekuatan pegas, maka nozzle needle akan terdorong keatas oleh
tekanan bahan bakar dan nozzle needle terlepas dari nozzle body seat. Kejadian ini
menyebabkan nozzle menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar.

c. Akhir Penginjeksian
Bila pompa injeksi berhenti mengalir bahan bakar, tekanan bahan bakar turun dan tekanan
pegas (pressure spring) mengembalikan nozzle needle ke posisi semula. Pada saat ini
needle tertekan kuat pada nozzle body seat dan menutup saluran bahan bakar.

Sebagian bahan bakar tersisa diantara nozzle needle dan nozzle body, antara pressure pin
dan nozzle holder dan lain-lain, melumasi semua komponen dan kembali ke over flow pipe
Seperti terlihat diatas, nozzle needle dan nozzle body membentuk sejenis katup untuk
mengatur awal dan akhir injeksi bahan bakar dengan tekanan bahan bakar.

Baca juga :Sparepart yang perlu anda waspadai ketika banjir


Untuk Truk Hyundai sendiri injektor ini part yang ada didalamnya dapat diganti dengan
menggunakan sparepart milik truk mitshubisi, dikarenakan saya pernah mengganti daleman
nozzle dengan milik truk mitshubisi, tapi jangan heran dan kaget kalau harganya waaahhh
mahal sekali,

anda tinggal pergi saja ke bengkel injektor dan minta saja ganti, pasti montirnya akan
paham kok,, jadi g perlu repot kalau bahan bakar hyundai anda mula begitu boros dengan
tenaga yang tidak seberapa, cukup stel ulang nozzle atau ganti dah nozzlenya.

Komponen Nozzle dan fungsinya

komponen nozzle dan fungsinya

1. Body Nozzle
tempat dimana seluruh komponen nozzel dipasang sehingga dapat bekerja sesuai dengan
fungsinya masing masing, body ini memegang peranan penting atas kinerja dari masing-
masing komponen, kerusakan pada body akan berakibat tidak dapat berfungsinya seluruh
komponen nozzel.

Baca juga : Mengenal warna plat nomor kendaraan

2. Pegas nozzle
mengatur nozzel needle agar dapat membuka dan menutup sempurna, kerusakan pada
pegas ini akan berakibat pada tidak sempurnanya nozzel needle pada dudukannya, bila
pegas sudah lemah maka akan terjadi celah antara seat needle dengan body nozzle.
3. Nozzel Needle
adalah sebuah jarum yang berfungsi untuk mengatur buka tutup solar yang akan
menyemprot ke dalam ruang bakar, ketika tekanan yang dialami oleh pegas nozzle
melampaui daya tekannya maka nozzle needle akan terangkat sehingga solar akan
mengalir menuju ruang bakar, ujung needle dibuat meruncing menjadikan pengabutan solar
menjadi semakin sempurna dengan kompresi yang tinggi.

4. Nozzle hole
merupakan lubang bagi solar untuk menuju ke ruang bakar, ada berbagai jenis nozzle hole
ini, semakin banya lubang yang ada di ujung nozzle maka akan semakin cepat kabut solar
yang didistribusikan ke ruang bakar

Demikian kiranya info yang bisa saya bagi tentang fungsi nozzle, terima kasih telah
berkunjung
Cara kerja Boiler ( ketel Uap )
Posted by Yanto Tea

» Tentang Perkapalan

» Jumat, 03 Januari 2014


Cara Kerja Boiler ( Ketel Uap )

Cara kerja boiler

A. PENGERTIAN BOILER

Di kapal-kapal tangker untuk menunjang kelancaran pelayanan dan pelayaran dibutuhkan pesawat-
pesawat bantu di antaranya adalah auxiliary boiler di mana berfungsi sebagai penghasil uap panas
yang akan di gunakan untuk memanaskan muatan, memompa keluar muatan, memanaskan bahan
bakar, sebagai pengontrol suhu udara bila kita berlayar di daerah dingin dan di gunakan untuk
keperluan lainnya. sehingga boiler mengalami gangguan atau mengalami kerusakan.

Adalah suatu kenyataan bahwa sampai saat ini masih banyak kapal-kapal yang menggunakan
instalasi tenaga uap, baik itu instalasi induk maupun untuk penggunaan pesawat bantu. Di kapal
tanker uap hasil dari boiler tersebut biasanya di gunakan sebagai pemanas, baik pemanas bahan
bakar, pemanas ruangan, pemanas air, pemanas cara ataupun untuk keperluan yang lain sehingga
operasional kapal dapat berjalan lancar.

Boiler atau boleh juga kita sebut juga dengan ketel uap adalah sebuah bejana tertutup yang dapat
membentuk uap dengan tekanan lebih besar dari sari atmosfer dengan jalan memanaskan air boiler
yang berada di dalamnya dengan gas-gas panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Sebuah boiler
atau ketel uap harus di lengkapi paralatan dapat membantu kinerjanya sehingga operasional boiler
berjalan dengan aman. Boiler atau ketel uap harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :

1. Dapat menghasilkan uap dengan berat tertentu dalam waktu tertentu pula, dan tekanannya lebih
besar dari satu atmosfer.
2. Kadar air yang di hasilkan pada uap panas harus sedikit mungkit.
3. Uap harus di bentuk dengan jumblah bahan bakar sehemat mungkin.
4. Jika pemakaian uap berubah-ubah, maka tekanan uap tidak boleh berubah banyak.
B. JENIS BOILER DAN APPEDANSINYA / PERLENGKAPANNYA

Pada kapal-kapal motor penggunaan uap sudah barang tentu hanya di gunakan pada pesawat
bantu saja. Sedangkan pada kapal-kapal uap, penggunaan utama dari uap adalah untuk
menggerakkan mesin induk, sedangkan penggunaan lain adalah untuk keperluan pesawat bantu.
Maka dari itu boiler atau ketel uap dapat di bedakan menurut zat-zat yang mengalir kedalam pipa-
pipa, yaitu:

a. Ketel Pipa Api

Adalah sebuah ketel di mana gas-gas pembakaran mengalir di dalam pipa-pipa sedang di luarnya
mengalir air ketel.

b. Ketel Pipa Air

Adalah sebuah ketel di mana air boiler mengalir di dalam pipa-pipa sedangkan di luarnya terdapat
gas-gas pembakaran.

Telah kita ketahui bahwa boiler harus di lengkapi dengan appedansi dan beberapa peralatan agar
boiler dapat berjalan lancar dan untuk menjamin keamanan boiler. Menurut hukum uap maka yang
termasuk dalam appendansi adalah:

a. Yang berhubungan dengan ruang uap.

- Katub keamanan
Katub ini mempunyai fungsi untuk mencegah agar tekanan di dalam boiler tidak melebihi dari
tekanan kerja yang ditentukan menurut peraturan.
- Katub utama dan bantu adalah katub yang dipakai untuk mengatur pemberian uap untuk
pemanasan muatan, sedangkan katub bantu dipergunakan untuk mengatur aliran ke pesawat-
pesawat bantu. Katub harus dipasang sedekat mungkin dengan boiler dan katub harus dapat di
buka dan ditutup dengan baik dan lancar.

- Manometer

Alat ini untuk menunjukkan dan mengetahui tekanan uap sambungan yang berada dalam sebuah
ketel dengan jelas dan tepat, dengan adanya manometer ini pengoperasian boiler akan lebih aman.
b. Yang berhubungan dengan ruang air.

- Katub pengisian boiler

Fungsi katub ini adalah untuk mengatur jumlah air pengisian yang masuk ke dalam boiler dan
mencegah air boiler tidak kembali ke saluran pengisian.

§ Kran Spui atau Blow down.

Adalah untuk mengeluarkan sebagian atau seluruhnya air boiler untuk membuang kotoran yang
mengendap di bagian bawah boiler.

Gelas Penduga

Adalah sebagai pengontrol air yang ada di dalam boiler.

Disamping itu ada alat tambahan, tapi tidak termasuk appendansi yaitu :
- Kran Brain
- Kran Garam
- Garis Api
- Plat stempel

Pada boiler modern, disamping alat-alat tersebut masih dilengkapi dengan alat-alat lain untuk
mempertinggi daya guna boiler, yaitu :

1. Pemanas uap lanjut atau OVO


2. Pemanas udara atau LUVO
3. Pemanas awal air pengisi ketel atau ECO

C. PENGOPERASIAN BOILER

a. Persiapan Pengoperasian.

1. Yakinkan bahwa alat-alat di bawah ini telah dilakukan pengecekan sebelum pengoperasian boiler
dilakukan.

2. Water Level Gauge atau Petunjuk Level Air


Drain cock harus ditutup penuh juga gauge cock bagian atas dan bawah dari petunjuk level air,
yakinkan bahwa level air yang diinginkan dari drum boiler dapat diindikasi oleh petunjuk level air.
Bagaimanapun juga petunjuk level air menunjukkan bahwa level air tidak boleh berada di bawah
dari level air yang aman di saat terjadi perubahan naik turunnya level air secara berkala terhadap
kenaikan suhu air pada boiler.

3. Pressure Gauge atau Penunjuk Tekanan.

Yakinkan Drain Cock terbuka penuh dan jarum menunjukkan angka nol. Petunjuk tekanan
ditempatkan dibawah sehingga mudah untuk dilihat.

4. Blow Off Valve atau Kran Blow Down.


Yakinkan kran tengah dan kran blow down di kapal tertutup penuh. Segera lakukan tindakan yang
perlu dilakukan jika ada kebocoran pada sistem ini.

5. Water Feed Valve atau Kran Air Pengisian.


Jaga kran stop air pengisian selalu terbuka untuk menambah air tiap saat guna level air dapat
terkontrol. Tutup kran pengecek air pengisian agar tidak ada penambahan dalam pemakaian
kapasitas air pengisian yang berlebihan.

6. Steam Stop Valve atau Kran Stop Uap.

Dengan membuka atau menutup pengendali kran ini, yakinkan bahwa kran tertutup penuh.

7. Safety Valve atau Kran Keamanan.


Yakinkan tidak ada kesalahan yang terjadi dalam membuka kran pembagi secara manual (The
Manual Valve Opening Device) dan juga pipa drain pada body di buka.

8. Air Vent. Valve atau Kran Ventilasi Udara.


Buka kran ventilasi udara secara penuh ketika steam pertama kali dialirkan, dan tutup kembali
setelah itu udara yang masuk ke dalam boiler dibuang.

9. Other Unit atau Unit Lainnya.


Hindari kesalahan selama pengoperasian, cek unit lainnya secara teliti dan cermat.

b. Pemanasan Bahan Bakar

Salah satu syarat sempurnanya pembakaran bahan bakar adalah adanya pemanasan dan
penyampuran yang baik antara bahan bakar dengan udara juga adanya panas yang sesuai. Maksud
diadakannya pemanasan pada bahan bakar adalah :

1. Supaya minyak menjadi encer sehingga mudah dipisahkan atau dibersihkan dari kotoran serta
mencapai viscosity pengabutan yang sempurna.

2. Dengan suhu setinggi mungkin minyak dapat dengan mudah dipompakan sampai di pembakaran
oleh karena viscositas yang sudah rendah maka pengabutan minyak akan berjalan dengan lancar
dan segera bisa dibakar.
Pemanasan dilakukan sampai mencapai suhu sekitar 10° C dibawah titik nyala dan viscositasnya
kira-kira 2° Engler. Jika pemanasan melampaui titik nyala, maka akan timbul kesukaran selama
dalam perjalanan ke pembakaran dikarenakan suhu yang tinggi mengakibatkan pengendapan pada
pipa yang nantinya akan melekat di pipa sehingga akan memperkecil saluran pipa.

3. Pembakaran Bahan Bakar.


Bahan bakar minyak pada dasarnya mengandung unsur-unsur kimia karbon (C), hidrogen (H) dan
sedikit belerang (S). Masing-masing unsur tersebut dalam proses pembakaran dengan unsur
oksigen (O2) dari udara akan menimbulkan panas. Secara sederhana reaksi kimia dalam proses
pembakaran tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
C + O2 ® CO 2 + panas

2H2 + O2 ® 2H2O + panas

S + O2 ® SO2 + panas

Dari reaksi diatas ternyata pada proses pembakaran dihasilkan H2O yaitu air. Disinilah yang
menyebabkan perbedaan pendapat terhadap jumlah panas yang dihasilkan. Untuk dapat mencapai
suatu pembakaran yang sempurna, maka perbandingan antara jumlah minyak dan udara harus
baik. Agar diperoleh pembakaran yang sempurna dibutuhkan :

1. Minyak opak ketel harus bersih dari segala kotoran yang sifatnya padat atau cair.
2. Minyak harus dipanasi lebih dahulu sampai suhu tertentu.
3. Saat meninggalkan mulut pembakaran minyak mempunyai kecepatan yang cukup dan dalam
keadaan dikabutkan bisa terbakar dan tidak akan mengenai dinding pembakaran.
4. Udara yang masuk mempunyai kecepatan yang cukup dan mempunyai cara penyampuran
dengan bahan bakar dengan baik sehingga tiap bagian dari minyak terbakar habis. Untuk itu cara
memasukkan udara ke dalam dapur pembakaran mengikuti arah suatu perputaran, dan udara yang
masuk harus dipanasi agar bisa membantu terlaksananya pembakaran.

d. Pengoperasian Boiler

1. Feed Water to the boiler atau air pengisian ke boiler


- Buka semua kran air pengisian dari tangki cascade ke boiler begitu juga dengan ventilasi udara
dari feed pump dan sistemnya.
- Nyalakan sumber tebaga dari boiler.
- Pindahkan pompa pengisian dari manual ke otomatis. Juga pilih pompa pengisian No.1 atau No.2.
- Tekan tombol untuk pengoperasian pompa pengisian dan pastikan pilot lamp menyala, pilot lamp
menyala untuk level air rendah juga buzzer alarm level air rendah.
- Pastikan motor pompa pengisian berjalan dengan halus dan panasnya tidak berlebihan.
- Pastikan compound gauge dan pressure gauge bekerja dengan normal
- Cek sistem pipa dari kebocoran.
- Hidupkan stop switch untuk alarm buzzer level air rendah.

2. Ventilasi udara dari sirkulasi bahan bakar


- Buka semua kran sistem bahan bakar.
- Tutup kran cock dari kran pengembalian bahan bakar, juga udara ventilasi dari sistem bahan bakar
dan pompa pengisian.
- Naikkan setting dari alarm termostat suhu rendah sesuai sirkulasi dari bahan bakar.
- Pindahkan pembakaran ke pengoperasian otomatis dan pindahkan switch pembakaran ke posisi
ON.
- Buka cock ventilasi udara pada pipa pengembalian bahan bakar untuk semua pembuangan udara
dari sisem.
- Cek sistem bahan bakar dari kebocoran.
- Pastikan motor poma bahan bakar dan fan force drop berjalan lembut dan panasnya terkontrol.
- Pastikan bahwa termometer mencatat sesuai dengan suhun pemanasan bahan bakar dan tidak
ada kebocoran saat melewati pipa nozzle.

3. Pembakaran
- Jika suhu pemanasan bahan bakar sudah sesuai dan tidak ada masalah dalam setiap unitnya,
nyalakan termostat alarm pada suhu normal.
- Pembuangan air setiap 35 menit.
- Pembakaran mulai beberapa detik setelah lampu pilot pembakaran menyala.
- Pemeriksaan saat pembakaran
- Warna, tingkat pengabutan dan stabilitas penyalaan
- Warna asap, bocornya gasbuang dari sisi atas dan pelindung.
- Getaran tidak normal.
- Jika terjadi masalah segera hentikan pembakaran dan cek tekanan minyak, suhu minyak, dan
ujung nozzle.
- Buka kran uap utama perlahan-lahan untuk mencegah ketukan air dalam sistem.
- Periksa sistem dari kebocoran

4. Shut down atau pembuangan


- Menaikan tekanan uap mendekati maksimum tekana kerja normal
- Tutup kran uap utama, blow off permukaan air.
- Pembakaran di nyalakan kembali, mendekati maksimum tekanan kerja normal.
- Matikan switch pembakaran, tekan pengunci penghentian pengoperasian dan putus sumber
tenaga listrik.
- Tutup kran sistem pengisian, periksa level air dalam tanki cascade dari jumblah minyak dalam
tanki harian - - sebelum penutupan kran utama.

5. Cold starting atau jalankan pada kondisi dingin


Keyika tekanan uap jatuh pada nol atau khususnya dalam kasus ini adalah percobaan
pengoperasian atau boiler baru, perhatikan hal-hal di bawah ini :
- Sejak bagian dalam boiler dingin hindari penyalaan pembakaran tiba-tiba. Jangan menikan
tekanan uap tiba-tiba tapi ambil waktu yang baik sampai tekanan naik ke 1 Kg/cm².
- Periksa semua sistem dan lakukan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah hal-hal yamh
tidak diingikan.

D. KOROSI PADA BOILER

a. Bentuk Korosi Pada Boiler.


Dalam bab ini akan diuraikan berbagai bentuk korosi yang terdapat pada boiler. Korosi dapat
terjadidi sisi air dan di sisi gas asap bahan. Yang di maksud dengan korosi adalah penyentuhan
yang tidak disukai pada bahan oleh pengaruh kimia dipermukaannya. Korosi di sisi air dapat di
cegah dengan penanganan air secara baik, sedangkan korosi di sisi gas lebih rumit.
Pencegahannya terutama terletak di bidang konstruksi, dalam arti kata dalam bentuk boiler, pola
pemipaan, letak pemanas lanjut, pengaturan suhu pendingin gas asap, dan sebagainya. Rancangan
boiler masa kini terutama di tunjukkan pada pencegahan korosi di sisi gas asap.
Terkecuali logam mulia emas, perak dan platina logam terdapat dalam alam sebagai oksida, dalam
arti kata bersenyawa dengan zat asam. Pengolahan logam murni untuk penerapan praktis terjadi
melalui proses reduksi sebagai berikut :
MeO + R ® Me + RO
MeO adalah oksida logam, R sarana reduksi, Me logam dan RO oksida sarana reduksi. Misalnya
reduksi Fe2O3dengan CO, seperti berlangsung dalam dapur tinggi adalah sebagai berikut :
Fe2 O3 + 3CO ® 2Fe + 3CO2
Walaupun kebanyakan logam tidak dalam bentuk murnimnya tetapi di terapkan sebagai paduan,
logam akan mencoba kembali ke bentuk asalnya yaitu oksida. Karena itu oksida dianggap sebagai
gejala alami. Pemberantasannya setiap tahun membutuhkan biaya yang sangat besar untuk
perbaikan dan sarana pemberantasan di satu pihak dan rugi bahan di lain pihak. Korosi dapat di
bagi dalam arti manifestasinya, yaitu :

1. Penyentuhan di seluruh permukaan.


2. Penyentuhan setempat (pembentukan kubangan, lekukan).
3. Garis antar kristal, yaitu penyentuhan di batas-batas kristal pada atau dekat bawah permukaan.
Bagian lain adalah menurut mekanisme korosi :
1. Korosi kimia murni.
2. Koroso elektro kimia
b. Penyebab Korosi Pada Boiler
1. Pengkorosian disebabkan oleh air boiler

Korosi akan terjadi pada bagian dimana air di uapkan secara terus-menerus bila corong asap di atas
ruang pembakaran dan menunjukkan pipa air menuju ruang pembakaran, saat beberapa korosi
terjadi segera atasi dengan reaksi kimia, ketika reaksi berlangsung cepat maka korosi terjadi tidak
sampai mengakar. Jika, bagaimanapun melakukan pencucian dengan reaksi kimia akan
memperlambat terjadinya korosi. Beberapa penyebab terjadinya korosi adalah kelalaian dalam blow
off, tidak bersihnya pembersihan dalam boiler, tidak cukupnya sirkulasi air boiler dan pemakaian
berlebihan.

2 .Korosi yang di sebabkan oleh zat-zat lain

a. Reaksi gas dalam air boiler

Besi berkarat atau berkorosi akibat terendam dalam air atau suhu yang tinggi dan pemakaian bahan
yang mudah korosif. Dalam kasus ini terkandungnya oksigen dalam penyediaan air sangat bagus
untuk pengubangan atau pelubangan, kejadian ini bagian dalam ruangan uap dimana kurangnya
pergantian air, jalannya air dari drum boiler dan pipa-pipa, pipa air dan economiser. Asam karbon
hasil dari karbon dioxida ketika pelarutan dalam air dan bereaksi dengan besi untuk menghasilkan
karbon besi. Karbon besi bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan oksida besi kedua. Sejak
proses reaksi ini berlangsung di mana karbon dioksida terbebaskan, dengan demikian mempercepat
siklus pengkorosian lainnya.

b. Korosi oleh alam


Satu bagian dari pengubangan atau pelubangan, perluasan area pengkorosian di sebabkan oleh
terpisahnya asam-asam dalam air boiler dan terpisahnya asam besar/gemuk dari binatang atau
tanaman tenunan dalam air boiler.

c. Korosi oleh garam


Korosi magnesium klorida pada boiler terjadi sampai berakar. Keadian ini karena terpisahnya hasil
asam hidroklorik dalam air boiler dan ini tidak berhenti dalam pelubangan tapi berhenti dalam bentuk
karat skala ikan melakukan perluasan, dimana sering terjadi dalam bagian-bagian menunjukkan
untuk kuatnya panas dimana gelembung-gelembung udara sukar untuk di lepaskan.

d. Korosi oleh uap panas yang nerlebihan.


Uap adalah pemisah dalam hidrogen dan oksigen ketika suhu dari permukaan baja naik menjadi
400 degrees centrigrade atau lebih tinggi. Oksigen adalah pengkorosi bagian penampang baja.

E. AIR BOILER DAN AIR PENGISI BOILER

a. Pengertian air boiler dan air pengisi boiler


Kita memerlukan air yang sangat murni untuk mengisi boiler dan untuk menambah akibat dari
kebocoran yang terjadi dalam peredaran lingkar yaitu memanaskan — menguap —
mengkondensasi dengan maksud memberi energi. Untuk maksud ini berbagai pesawat terdapat
dalam peredaran lingkar yaitu ketel uap — turbin — kondensor dan pesawat bantu lainnya seperti
pompa, pemanas muatan, pemanas bahan bakar dan sebagainya.
Selama peredaran lingkar terdapat rugi air 2%, rugi ini harus di ganti. Di kapal laut, hal ini di lakukan
degan penguapan air laut. Uap di kondensasi lagi dan sebagai air suling di simpan dalam tanki
persediaan, dari tanki ini di masukkan kembali dalam peredaran lingkar tetapi masih banyak kapal
mengambil persediaan air pengisi boiler dari darat.
Jadi pengertian dari air pengisi boiler adalah air yang di sediakan untuk menambah air boiler yang
telah hilang dalam peredaran lingkar. Sedangkan air boiler adalah air yang telah ikut atau
mengalami peredaran dalam siklus terjadinya uap, hingga di kondensasi, dan jadi uap lagi.

b. Syarat air pengisi boiler


Pada prinsipnya air pengisi harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
- Sejauh mungkin gas O2 dan CO2 terbatas, yang terlarut dalam air boiler menyebabkan terjadinya
reaksi oksidasi terhadap logam atau pipa besi pada boiler.
- Kadar garam dapur (NaCl dan Na2SO4) serendah mungkin sebab garam ini menyebabkan air
boiler mendidih.
- Jika air pengisi boiler terjadi endapan, maka harus dalam keadaan yang dapat di keluarkan dari
boiler.
- Air pengisi harus bersifat tidak agresif pada besi, cenderung Ph ke arah basa.

c. Penanganan air boiler dan air pengisi boiler


1. Pelunakan thermis pada air pengisi boiler
Hal ini dilakukan di luar boiler di dalam apa yang di sebut deaerator, pembuang gas atau pembuang
angin. Sebuah alat pemanas muka campur, di mana kondensat di campur dengan uap. Suhu
campuran kira-kira 110ºC. Bikarbonat diuraikan sebagai berikut :
Ca(HCO3)2 + Q ® CaCO3 ¯ + H2O + CO2

Mg(HCO3)2 + Q ® Mg(OH)2¯ + 2CO2


CaCO3 dan Mg(OH)2 sebagai lumpur halus oleh air di bawa ke dalam boiler. Dengan zat-zat
lainnya dalam air boiler di coagulasi menjadi lumpur halus mengambang yang dengan mudah dapat
di kuras.

2. Pelunakan kimia pada air boiler


Setelah pelunakan thermis, kekerasan sementara hilang, berarti bahwa ion Ca++ dan Mg++ yang
terikat pada HCO3– hilang, kini dalam air masih ada Na++, SO4– – dan Cl–. Ca++ dan Mg++ harus
terikat sedemikian rupa sehingga zat yang tidak menghasilkan endapan yang membahayakan (batu
boiler) dan mudah dapat di kuras. Untuk pelunakan kimia ini dapat di pergunakan Na2Co3 (soda),
Na2Co3 dalam keadaan tertentu terurai sebagai berikut :
Na2CO3 ® 2Na+ + Co3– –
Dalam boiler timbul CO2 yang tidak dikehendaki, sedangkan Ph air naik, karena ion-ion H+ di tarik
dari air juga di pertahankan adanya kelebihan PO4– sebanyak 15 s/d 25ppm PO4. Pada kelebihan
PO4 tidak ada lagi Ca++ karena diubah menjadi :
2PO4 + 3Ca++ ® Ca3(PO4)2 ¯
Fosfat kalsium tudak larut dan di singkirkan pada aktu pengurasan. Pelunakan air di katakan di
bawah kontrol apabila di pertahankan kelebihan PO4 tertentu untuk Ca++ dan Ph tertentu untuk
Mg++, juga karena alasan lain bahwa air boiler mempunyai Ph tertentu (korosi). Pelunakan air perlu
karena pada kondensor yang agak bocor Ca++ dan Mg++ masuk ke dalam sistem air pendingin.
Dengan ini suplai Ca++ dan Mg++ masuk ke dalam sistem.

3. Pengawasan terhadap air boiler dan air pengisi boiler.


Pada dasarnya pengawasan yang di lakukan pada air boiler dan air pengisi boiler adalah sama yang
meliputi beberapa hal, yaitu :

NO
PEMERISAAN
SATUAN
NILAI

1
PH

2
ALKALINITAS-P

3
ALKALINITAS-M

4
ZAT ASAM

5
HIDRASIN

6
FOSFAT

7
KHLORIDA (Cl)
Kondensor dan prinsip kerjanya- Dalam dunia industri, terdapat berbagai macam peralatan
dengan fungsinya masing-masing, tidak terkecuali industri migas, entah itu peralatan utama maupun
peralatan pendukung. Peralatan tersebut digunakan sesuai fungsinya masing-masing dengan tujuan
tertentu, Kali ini kita akan sedikit membahas tentang suatu alat yang disebut dengan kondensor, alat
ini sering ditemui pada suatu industri yang bergerak dibidang energi maupun kimia, misalnya saja
unit pengolahan migas, pembangkit listrik, industri petrokimia dan sebagainya.

Kondensor
Kondensor adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa dan digunakan untuk mengubah uap
menjadi zat cair (air). dapat juga diartikan sebagai alat penukar kalor (panas) yang berfungsi untuk
mengkondensasikan fluida. Dalam penggunaanya kondensor diletakkan diluar ruangan yang
sedang didinginkan supaya panas yang keluar saat pengoprasiannya dapat dibuang keluar
sehingga tidak mengganggu proses pendinginan.

Cara kerja kondensor- revsangmane.blogspot.com

Prinsip Kerja Kondensor


Prinsip kerja kondensor tergantung dari jenis kondensor tersebut, secara umum terdapat dua jenis
kondensor yaitu surface condenser dan direct contact condenser. Berikut klasifiksi kedua jenis
kondesor tersebut:

1. Surface Condenser

Cara kerja dari jenis alat ini ialah proses pengubahan dilakukan dengan cara mengalirkan uap
kedalam ruangan yang berisi susunan pipa dan uap tersebut akan memenuhi permukaan luar pipa
sedangkan air yang berfungsi sebagai pendingin akan mengalir di dalam pipa (tube side), maka
akan terjadi kontak antara keduanya dimana uap yang memiliki temperatur panas akan
bersinggungan dengan air pendingin yang berfungsi untuk menyerap kalor dari uap tersebut,
sehingga temperatur steam (uap) akan turun dan terkondensasi. Surface condenser terdiri dari dua
jenis yang dibedakan oleh cara masuknya uap dan air pendingin, berikut jenis-jenisnya:

1. Type Horizontal Condenser


Pada type kondesor ini, air pendingin masuk melalui bagian bawah, kemudian masuk
kedalam pipa (tube) dan akan keluar pada bagian atas, sedangkap uap akan masuk pada
bagian tengah kondensor dan akan keluar sebgai kondensat pada bagian bawah.
2. Type Vertical condenser
Pada jenis kondensor ini, tempat masuknya air pendingin melalui bagian bawah dan akan
mengalir di dalam pipa selanjutnya akan keluar pada bagian atas kondensor, sedangkan
steam akan masuk pada bagian atas dan air kondesat akan keluar pada bagian bawah.
2. Direct Contact Condenser

Cara kerja dari kondensor jenis ini yaitu proses kondensasi dilakukan dengan cara mencampurkan
air pendingin dan uap secara langsung. Jenis dari kondensor ini disebut spray condenser, pada alat
ini proses pencampuran dilakukan dengan menyemprotkan air pendingin ke arah uap. Sehingga
steam akan menempel pada butiran-butiran air pendingin tersebut dan akan mengalami kontak
temperatur, selanjutnya uap akan terkondensasi dan tercampur dengan air pendingin yang
mendekati fase saturated (basah).

Perlu kita ketahui, bahwa setiap industri terkadang memiliki cara kerja pertukaran panas yang
berbeda-beda, misalnya saja pada industri migas, fraksi yang panas akan mengalir melalui pipa
sedangkan minyak mentah (dingin) akan mengalir diluar pipa. Hal ini dikarenakan fraksi yang
mengalir di dalam pipa merupakan hasil yang telah diolah pada menara destilasi sehingga memiliki
temperatur yang panas, panas dari fraksi inilah yang dimanfaatkan untuk memanaskan miyak
mentah yang akan dimasukkan kedalam kolom destilasi.

Air Pendingin Kondensor


Air pendingin dalam kondensor sangat memiliki peranan penting dalam proses kondensasi uap
menjadi condensat water. Bahan baku air pendingin biasanya didapatkan dari danau dan air laut
(sea water, dalam proses pengambilannya biasanya digunakan alat sejenis jaring yang berfungsi
untuk menjaring kotoran serta benda-benda padat lainnya agar tidak terikut kedalam hisapan pompa
yang tentunya dapat mengganggu kinerja kondensor bahkan kerusakan pada peralatan.

Penyebab Penurunan Kinerja Kondensor


Kondensor sangat rentan terhadap gangguan-gangguan yang dapat menghambat kinerjanya,
berikut masalah-masalah yang sering terjadi pada kondensor:

1. Non Condesable Gases (gas yang tidak dapat terkondensasi).

Gas ini dapat meneyebabkan kenaikan pressure terhadap kondensor dan menyelimuti permukaan
tube-tube yang dapat menghambat transfer panas antara uap dengan cooling water, sehingga gas-
gas ini harus dikeluarkan atau dibuang dari dalam kondensor. Cara untuk mengeluarkan udara
tersebut biasanya dilakukan dengan bantuan venting pump dan primming pump yang merupakan
pompa vakum.

2. Terjadi Fouling Terhadap Kondensor.

Fouling atau endapan sangat mungkin terjadi pada kondensor, endapan yang mengotori tube-tube
kondensor ini berasal dari sumber pengambilan bahan baku air pendingin. Seperti yang kita ketahui
tempat pengambilan air pendingin berasal dari laut dan kemungkinan besar air tersebut
mengandung endapan-endapam kotoran yang ikut masuk dan mengendap pada tube-tube
kondensor, hal ini dapat menyebebakan menurunnya laju perpindahan panas pada kondensor,
sehingga kualitas air pendingin sangat diperlukan agar mengurangi penyebab fouling pada
kondensor. Cara untuk mengeluarkan kotoran tersebut biasanya dilakukan dengan cara:
 backwash kondensor, yaitu dengan membalikkan arah aliran air pendingin dengan tujuan
membuang kotoran yang masuk ke dalam waterbox inlet yang menghalangi proses perpindahan
panas pada kondensor, proses ini dilakukan dengan cara membalikkan arah aliran inlet dan outlet.
 Ball Cleaning, proses pembersihan dengan cara ini dapat dilakukan dengan bola sebgai alat
untuk membersihkan tube kondensor. Cara kerjanya yaitu bola akan dimasukkan pada inlet
mengikuti aliran kondensor dan keluar pada waterbox outlet.

Demikianlah sedikit pembahasan tentang kondensor dan prinsip kerjanya, dimana


alat merupakan salah satu peralatan industri di berbagai sektor, semoga bermanfaat bagi pembaca.
Tentunya artikel ini masih memiliki banyak kekurangan sehingga kritik dan saran yang mendukung
sangat saya harapkan, Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai