Pada praktikum ini menjelaskan salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk
memisahkan campuran yaitu teknik sentrifugasi, yaitu metode yang digunakan dalam untuk
mempercepat proses pengendapan dengan memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-
partikelnya.. Apabila dalam larutan yang mengandung pertikel yang berbeda ukuran, bentuk,
reaksi terhadap kecepatan sentripetal, berat molekul dan kepadatan sel yang berbeda, pada
akhirnya akan terbentuk endapan yang menunjukkan telah terjadi pemisahan menurut
komponennya. Jumlah endapan dan keberhasilan pemisahan campuran tergantung pada sifat
kelarutan komponen terlarut dan vikositas campuran. Komponen zat yang mudah larut dalam
pelarutnya dan yang memiliki berat jenis molekul yang tidak terlalu besar akan sulit dipisahkan
atau endapan yang dihasilkan sedikit. Viskositas juga mempengaruhi hasil pemisahan. Campuran
yang viskositasnya tinggi, zat terlarutnya sangat banyak sehingga tidak ada ruang dalam
campuran tersebut untuk partikel mampu berpindah dan berada pada posisi sesuai dengan berat
jenisnya oleh adanya gaya sentrifugal dan gravitasi. Kecepatan juga mempengaruhi hasil
pemisahan, kecepatan yang lebih tinggi dan dalam waktu yang cukup, maka proses sentrifugasi
berjalan lebih sempurna, ukuran partikel yang diperolehpun semakin kecil (Zulfikar, 2008).
Sentrifugasi yang digunakan dalam praktikum ini adalah centrifuge, di mana prinsip kerja
alat ini adalah menggunakan rotor penggerak yang memutar sampel untuk menciptakan gaya
sentrifugal yang berpengaruh pada berat jenis molekul sampel sehingga terjadi pemisahan
campuran. Centrifuge ini terdiri atas rotor yang jumlahnya bervariasi, mulai dari 2, 4, 6, 8 dan
seterusnya yang dilengkapi dengan pengatur waktu dan kecepatan dalam menit dan rpm.
Spesifikasi centrifuge adalah vaccum chamber, rotor, oil seal, shaft, air bearing, air inlet dan
turbine (Rickwood, 1984).
Sentrifus digunakan dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut yaitu pertama, bobot
tabung yang digunakan harus seimbang agar gaya sentrifugal pada sentrifus menjadi seimbang.
Keseimbangan tersebut juga mempengaruhi kecepatan rotor. Jika tidak seimbang maka dapat
menyebabkan suspensi menjadi rusak bahkan terlempar ke luar bila sentrifus tidak terkunci rapat
karena timbulnya presisi (Robinson 1975). Kedua, Sebelum dijalankan sentrifus harus dalam
keadaan vakum supaya tidak ada lagi gesekan dengan udara dan suhu tidak naik ketika rotor
sedang berputar. Kemudian yang ketiga, homogenisasi dan fraksinasi dilakukan pada suhu 4 0C
agar meminimalisir degradasi enzim-enzim terhadap komponen sel (Miller 2000). Sentrifus yang
digunakan pada percobaan ini adalah sentrifus berkecepatan tinggi yang sering digunakan dalam
laboratorium biokimia (Hendra 1989).
DAFTAR PUSTAKA
Artika IM, Safithri M. 2010. Diktat Kuliah Struktur dan Fungsi Subseluler. Bogor:Departemen
Biokimia.
Hendra Adijuwana. 1989. Teknik pemisahan Dalam Analisis Biologis. Bogor: IPB Press.
Miller J.N. 2000. Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed. Harlow: Prentice.
Hall.
Robinson J.R. 1975. Fundamental Of Acid-Base Regulation, 5th edition. Oxford: Blackwell
Scientific Publication.