Anda di halaman 1dari 25

MODEL PEMBELAJARAN PRAKTIK INSTALASI PENERANGAN

LISTRIK BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN


QUANTUM LEARNING

Darmawati
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Pascasarjana Universitas Negeri Makassar
E-mail: dariayuqih@yahoo.co.id

ABSTRAK

DARMAWATI. 2015. Model pembelajaran praktik Instalasi Penerangan Listrik


berbasis masalah dengan pendekatan Quantumm learning.
(Dibimbing Oleh: Abdul Muis Mappalotteng dan Hasanah Nur)

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengembangkan model pembelajaran


praktik Intalasi Penerangan Listrik berbasis masalah dengan pendekatan quantumm
learning di SMK Negeri 1 Pattallassang Kab. Gowa . (2) Untuk mengembangkan
model pembelajaran praktik Instalasi Penerangan Listrik berbasis masalah dengan
pendekatan quantumm learning di SMK Negeri 1 Pattallassang Kab. Gowa ditinjau
dari kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan. (3) Untuk mengetahui aktivitas belajar
peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran praktik Instalasi Penerangan
Listrik berbasis masalah dengan pendekatan quantumm learning di SMK Negeri 1
Pattallassang Kab. Gowa. (3) Untuk mengetahui respon peserta didik pada penerapan
model pembelajaran praktik Instalasi Penerangan Listrik berbasis masalah dengan
pendekatan quantumm learning di SMK Negeri 1 Pattallassang Kab. Gowa.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang difokuskan pada
pengembangan model dan bahan ajar. Model pengembangan yang digunakan dalam
penelitian ini mengacu pada model pengembangan Four-D yang dilakukan dengan
beberapa tahap yakni (1) pendefinisian (define), (2) Perancangan (design), (3)
Pengembangan (development), (4) Penyebaran (disseminate). Model pembelajaran
praktik Instalasi Penerangan Listrik berbasis masalah dengan pendekatan quantumm
learning yang telah dikembangkan, divalidasi oleh dua orang ahli dan mengalami
revisi sehingga di dapatkan hasil yang layak untuk digunakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran praktik Instalasi
Penerangan Listrik ber basis masalah dengan pendekatan quantumm learning yang
dikembangkan setelah dilakukan validasi tersebut dinyatakan valid. Model
pembelajaran praktik Instalasi Penerangan Listrik berbasis masalah dengan
pendekatan quantumm learning dikatakan praktis karena seluruh aspek dalam
pembelajaran berada pada kategori sangat baik. Model pembelajaran praktik Instalasi
Penerangan Listrik berbasis masalah dengan pendekatan quantumm learning
dikatakan efektif karena telah memenuhi kriteria keefektifan, dengan hasil: (1)
memenuhi syarat kevalidan, (2) aktivitas belajar peserta didik terlaksana seluruhnya
dan, (3) aktivitas guru terlaksana seluruhnya (4) peserta didik memberikan respon
yang positif terhadap model pembelajaran praktik Instalasi Penerangan Listrik
berbasis masalah dengan pendekatan quantumm learning

Kata Kunci : Pengembangan, Model Pembelajaran Praktik Berbasis Masalah

ABSTRACT

Darmawati.2015. The practical work of electricity installation using quantumm


learning approach: A learning model.
(Supervised by Abdul Muis Mappalotteng & Hasanah Nur)

This research of students of SMKN 1 Pattallassang Kab Gowa is conducted to


meet several goals. Firstly, it is carried out to improve a teaching model of electricity
installation using the quantumm learning approach. Secondly, it aims to verify and
confirm the approach used in terms of validity, efficacy and practicality. Another
objective is to measure the efficacy of the quantumm learning approach, and lastly it
is conducted to understand students’ responses towards the approach used.
This is a ’development’ research focuses on improving learning model and
teaching resources. This research particularly employs the Four-D model which is
done within several steps covering defining, designing, developing and
disseminating. The improved teaching model used in the site of the study had been
validated by two experts and had been revised for feasibility purposes.
The result of the study shows that the teaching model of electricity installation
using quantumm learning approach is categorized valid. It is also contended to be
practical as all learning aspects receive very good responses. This model is also
signified to be effective because it meets all validity requirements, it enables
researcher/teacher to accomplish all prepared teaching and learning activities, and it
receives students’ positive responses.

Keywords: Development, Teaching Model Problem Base Learning.

PENDAHULUAN

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang


sistem pendidikan nasional, dijelaskan bahwa pendidikan nasional Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pembelajaran praktik dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip yang sahih
untuk memberikan peluang peserta didik belajar cerdas, kritis, kreatif, inovatif, dan
memecahkan masalah. Pembelajaran praktik yang diupayakan pendidik Instalasi
penerangan listrik belum menunjukkan sebagai suatu proses pengembangan kreati
vitas peserta didik. Didukung hasil pengamatan awal, yaitu adanya kecenderungan
pendidik dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran praktik yang
bersifat spekulatif, yang berakibat kegiatan pembelajaran praktik kurang menarik,
membosankan, tidak menantang, produk yang dihasilkan tidak maksimal dan
kecenderungan gagal, dan tidak layak.
Pengembangan model pembelajaran yang baik harus disesuaikan dengan
kondisi tertentu. Kondisi ini adalah besar kecil atau kompleks tidaknya suatu lembaga
pendidikan, ruang lingkup tugas lembaga pendidikan, serta kemampuan pengelola.
Joyce & Weil (1996:87) menjelaskan model pembelajaran adalah suatu perencanaan
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat pembelajaran serta
mengarahkan kita dalam mendisain pembelajaran untuk membantu pebelajar sedemi
kian hingga tujuan pembelajaran tercapai.
Model-model pembelajaran menurut taksonomi Gustafson ini dibagi menjadi
empat kategori, yaitu, model yang berorientasi pada; (1) kelas, (2) produk, (3) sistem,
dan (4) organisasi. Menurutnya model pembuatan produk mempunyai tiga karak
teristik utama; (1) adanya asumsi bahwa produk pembelajaran diperlukan, (2) diper
lukan uji coba dan revisi berulang kali hingga mantap dan (3) adanya asumsi bahwa
produk itu harus dapat digunakan oleh berbagai pengelola pembelajaran. (Sudjana,
2003:112)
Secara teoretis dan empiris salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya
hasil belajar peserta didik sehingga mengalami kesulitan belajar dalam pembelajaran
instalasi penerangan listrik adalah penggunaan strategi, metode pendekatan
pembelajaran yang monoton dan tidak tepat. Pendidik merupakan kunci dalam
pembelajaran. Keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran ditentukan oleh peran
pendidik dalam mengelola proses pembelajaran (Sardiman A.M, 2001)
Berdasarkan pengalaman penulis sebagai pendidik produktif banyak
mengalami kendala dalam proses pembelajaran dan hasil diskusi dari beberapa
pendidik produktif yang memiliki keinginan agar peserta didik memiliki hasil belajar
yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran Instalasi Penerangan Listrik. Sebagai
pendidik memiliki pengalaman mengajar selama tidak lebih 12 tahun. Dalam rentang
waktu tersebut penulis mengalami beberapa hambatan dalam proses Pembelajaran
Instalasi Penerangan Listrik.
Permasalahannya adalah bagaimana pendidik dapat mengemas proses
pembelajaran agar dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.
Lingkungan belajar harus dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik diberi
kesempatan untuk berlatih memecahkan masalah. Pemecahan masalah tersebut dapat
dilakukan dengan kegiatan mental, sehingga peserta didik akan menemukan sendiri
konsep maupun prinsip. Dengan demikian pendidik hanya bertindak sebagai
fasilitator, membantu anak dalam kegiatan pembelajaran.
Hambatan itu antara lain adalah rendahnya hasil belajar peserta didik dalam
proses pembelajaran Instalasi Penerangan Listrik di kelas. Nilai rata-rata hasil belajar
(ulangan harian setiap KD) Instalasi Penerangan Listrik kelas XI di SMK Negeri 1
Pattallassang Kab. Gowa semester genap tahun pelajaran 2013-2014 masih tergolong
rendah yaitu 70,00 masih di bawah standar KKM yaitu 80,00
Fakta menunjukkan bahwa, pelaksanaan proses pembelajaran yang di
ketemukan di SMKN 1 Pattallassang Kab. Gowa adalah sebagai berikut:
1. Masih banyak proses pembelajaran Instalasi Penerangan Listrik yang terbatas
pada penguasaan konsep, produk atau fakta saja, serta masih dilaksanakan secara
konvensional.
2. Fakta lain ditemukan bahwa pembelajaran Instalasi Penerangan Listrik tidak
melaksanakan praktik, kerja kelompok dan diskusi. Hal ini mencerminkan
pembelajaran Instalasi Penerangan Listrik umumnya pasif, verbalistik, dan
cenderung berpusat pada pendidik
3. Pendidik Instalasi Penerangan Listrik di SMK Negeri 1 Pattallassang Kab. Gowa
mengatakan bahwa selama ini mereka mengajarkan Instalasi Penerangan Listrik
hanya berupa produk atau fakta, konsep dan teori saja dengan menggunakan
metode ceramah dan resitasi seluruh kelas. Lebih lanjut mereka mengatakan
bahwa pemilihan metode tersebut disebabkan antara lain: 1) metode ceramah dan
resitasi seluruh kelas dianggap mampu memecahkan kepadatan materi yang harus
diajarkan dalam waktu singkat, 2) metode ceramah dan resitasi seluruh kelas
sudah sering dipergunakan dan sangat dikuasai oleh pendidik di SMK Negeri 1
Pattallassang Kab. Gowa.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi suksesnya proses pembelajaran di
kelas, seperti: metode, strategi, pendekatan, dan model. Pada penelitian ini penulis
akan mengkaji dan mengembangkan model pembelajaran praktik berbasis masalah
dengan pendekatan pembelajaran quantum.
Model sangat berguna bagi pendidik dan peserta didik, bagi pendidik model
dapat dijadikan pedoman atau acuan untuk bertindak secara sistematis dalam
pelaksanaan pembelajaran. bagi peserta didik dapat mempermudah proses pembela
jaran dan lebih mudah menyerap materi yang di ajarkan oleh pendidik.
Penggunaan model dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk
mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
Tanpa adanya model yang jelas, maka proses pembelajaran tidak akan terarah
sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang populer disebut “Quantum
learning”. (De Porter, 2000:14), yang pada prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat
dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan
sugesti posistif atau negatif.
Beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif adalah
menempatkan peserta didik secara nyaman, memasang instrumen musik latar di
kelas, menyemprotkan wewangian dikelas, meningkatkan partisipasi individu,
menggunakan poster afirmasi penguatan pembelajaran. Yang kesemuanaya itu adalah
membantu mekanisme kerja otak kanan oleh otak kiri dengan jalan memberikan
kebebasan berekspresi positif peserta didik didalam mengikuti pembelajaran dikelas
pendekatan quantum learning menggunakan strategi moving kelas pada bengkel yang
telah ditata sebelumnya.
Pengembangan model pembelajaran praktik Instalasi Penerangan Listrik ber
basis masalah, diharapkan menjadi salah satu solusi alternatif untuk mengatasi masa
lah pembelajaran di kelas sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian Reasearch and Development (R&D)


untuk menghasilkan model pembelajaran praktik pada mata pelajaran Instalasi
Penerangan Listrik berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan dan
pencapaaian kompetensi keterampilan proses peserta didik. Model pengembangan
yang digunakan pada penelitian ini adalah Model 4 D yaitu: Define, Design, Develop,
dan Disseminate yang dikemukakan oleh Thiagarajan dan Semmel (1974).

Objek penelitian ini adalah model pembelajaran praktik Instalasi Penerangan


Listrik berbasis masalah. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Pattallassang.
dengan harapan hasil penelitian ini dapat berkonstribusi positif secara langsung pada
sekolah ini.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI jurusan Teknik
Instalasi Tenaga Listrik (TITL) SMKN 1 Pattallassang. Subjek penelitian ini dipilih
dengan pertimbangan karena mata pelajaran Instalasi Penerangan Listrik di kelas XI
adalah merupakan salah satu kompetensi kejuruan pada jurusan Teknik Instalasi
Tenaga Listrik (TITL) semester genap tahun pelajaran 2014-2015. Dengan jumlah
peserta didik 30 orang.
Dengan rincian laki-laki 25 0rang dan perempuan 5 orang dengan kemampuan relatif
hampir sama. Tahap penelitian, adalah tahap pengembangan dan tahap evaluasi
(ujicoba produk, ujicoba kelompok kecil dan ujicoba lapangan) dilakukan pada mata
pelajaran Instalasi Penerangan Listrik, peserta didik dilibatkan sebagai subjek
penelitian mulai dari ujicoba produk, ujicoba kelompok kecil dan ujicoba lapangan
selama penelitian.
Definisi operasional variabel pada penelitian dimaksudkan untuk mendeskrip
sikan batasan-batasan yang akan menjadi pedoman, sebagai variabel yang akan
diamati pada penelitian ini, akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan prosedur
yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman perencanaan
pembelajaran ulang dibuat oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2. Model pembelajaran praktik adalah suatu model pembelajaran yang memberikan
peluang kepada peserta didik untuk menerapkan, menguji dan menyesuaikan teori
dengan kondisi sesungguhnya melalui kegiatan praktik atau untuk mengembang
kan dan menyempurnakan keterampilan yang diperlukan.
3. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran praktik yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk
belajar berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah dan untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensi pada pembelajaran.
4. Instalasi listrik adalah suatu bagian penting yang terdapat dalam sebuah bangunan
gedung, yang berfungsi sebagai penunjang kenyamanan penghuninya .
5. Pendekatan quantum learning adalah pendekatan yang menciptakan iklim belajar
dan pembelajaran yang nyaman, aman, tenang dan menyenangkan (joyfull
teaching and learning), yang mampu menumbuhkan semangat belajar peserta
didik, sehingga mampu mengembangkan dirinya secara optimal dalam pen
capaian tujuan pembelajaran.

Model pengembangan (R&D) yang digunakan pada penelitian ini, adalah


model pengembangan dari Thiagarajan da Semmel, yang dikenal dengan four-D,
yaitu Define (pendefinisian), Design, (perancangan), Develop (pengembangan), dan
Disseminate (penyebaran). Model penelitelian ini bertujuan untuk mengahasilkaan
sebuah produk, berupa model pembelajaran praktik, untuk meningkatkan kompetensi
keterampilan proses dalam pembelajaran. Hasil pengembangan sebatas menghasilkan
naskah final dan tahap penyebaran dilakukan dengan mensosialisasikan model
pembelajaran praktik yang telah dikembangkan kepada pendidik mata pelajaran lain
di sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil validasi berupa skor kelayakan dan saran-saran dijadikan bahan


masukan untuk melakukan revisi berdasarkan temuan uji coba pakar/ahli. Adapun
hasil analisis data validasi RPP model pembelajaran praktik IPL berbasis masalah
dapat dilihat pada tabel 4. 2.
Tabel 4. 2. Hasil Analisis Data Validasi RPP Model Pembelajaran
Praktik IPL Berbasis Masalah
Nilai
No Aspek yang dinilai Rerata Kategori
V1 V2
A Tujuan 3,42 3,57 3,49 Valid
B Materi yang disajikan 4,00 4,00 4,00 Sangat Valid
C Bahasa 3,00 4,00 3,50 Sangat Valid
D Sarana dan alat bantu pembelajaran 3,66 3,66 3,66 Sangat Valid
E Metode dan kegiatan pembelajaran 2,50 3,00 2,75 Valid
F Waktu 3,00 4,00 3,50 Sangat Valid
Rata-rata Total 3,26 3,7 3,48 Valid

Tabel 4. 3. Hasil Analisis Data Validasi Tes Hasil Belajar

Nilai
No Aspek yang dinilai Rerata Kategori
V1 V2
A Materi Soal 3,50 3,25 3,37 Valid
B Bahasa 3,66 4,00 3,83 Sangat Valid
C Konstruksi 3,66 3,33 3,50 Sangat Valid
D Waktu 4,00 4,00 4,00 Sangat Valid
Rata-rata Total 3,70 3,64 3,67 Sangat Valid

Tabel 4. 6. Rangkuman Hasil Analisis Data Uji Coba (One To One) 5 Responden
Terhadap Model Pembelajaran Praktik
N Skor
Pertanyaan atau Pernyataan % Kategori
o Rerata
Model pembelajaran praktik yang dilakukan
1 menarik perhatian peserta didik sehingga 3,80 95,00 Sangat Baik
termotivasi dalam pembelajaran
Skenario model pembelajaran praktik me
2 3,40 85,00 Sangat Baik
narik perhatian peserta didik
Model pembelajaran praktik mempermudah
3 pemahaman peserta didik terhadap pengua 3,80 95,00 Sangat Baik
saan materi Instalasi Penerangan Listrik
Model pembelajaran praktik ini sangat ber
4 manfaat karena melatih peserta didik mela 3,60 90,00 Sangat Baik
kukan kegitan praktik di bengkel
Model pembelajaran praktik ini sangat
5 mem bantu peserta didik dalam 4,00 100,00 Sangat Baik
pembelajaran
Model pembelajaran praktik ini menambah
6 interaksi komunikasi peserta didik dengan 3,40 85,00 Sangat Baik
peserta didik yang lain
Model pembelajaran praktik ini menumbuh
7 kan suasana kerja sama yang baik dengan 3,40 85,00 Sangat Baik
peserta didik yang lain
Model pembelajaran praktik ini disajikan
8 dengan berbagai masalah menarik yang 3,00 75,00 Baik
tidak membosankan
Model pembelajaran praktik ini dapat me
ngembangkan kemampuan berpikir peserta
9 2,80 70,00 Baik
didik mengenai pemecahan masalah yang
berbeda
Model pembelajaran praktik ini dapat
10 mengembangkan sikap ketelitian peserta 3,20 80,00 Baik
didik dalam melakukan kegiatan praktik
Model pembelajaran praktik ini dapat me
11 ngembangkan kemampuan berpikir peserta 4,00 100,00 Sangat Baik
didik memahami teori IPL
12 Model pembelajaran praktik ini sangat mem 3,80 95,00 Sangat Baik
bantu pesera didik dalam kegiatan praktik
kerja industri
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
13 bantu peserta didik dalam mengembangkan 4,00 100,00 Sangat Baik
bakat dan minat dalam pembelajaran
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
14 bantu peserta didik dalam mengaplikasikan 3,20 80,00 Sangat Baik
teori dalam bentuk praktik
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
15 bantu peserta didik dalam meningkatkan 3,40 85,00 Sangat Baik
prestasi akademik
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
16 bantu peserta didik dalam 3,40 85,00 Sangat Baik
mengembangkan ketrampilan proses
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
17 bantu peserta didik dalam pengembangan 3,80 95,00 Sangat Baik
karya tulis ilmiah remaja sederhana dalam
bentuk penyusunan laporan
Rerata 3,53 88,25 Sangat Baik

Tabel 4. 7. Rangkuman Hasil Analisis Data Uji Coba Kelompok Kecil


10 Responden Terhadap Model Pembelajaran Praktik
N Skor
Pertanyaan atau Pernyataan % Kategori
o Rerata
Model pembelajaran praktik yang dilakukan
1 menarik perhatian peserta didik sehingga ter 3,78 94,50 Sangat Baik
motivasi dalam pembelajaran
2 Skenario model pembelajaran praktik me 3,22 80,50 Baik
narik perhatian peserta didik
Model pembelajaran praktik mempermudah
3 pemahaman peserta didik terhadap pengua 3,56 89,00 Sangat Baik
saan materi Instalasi Penerangan Listrik
Model pembelajaran praktik ini sangat ber
4 manfaat karena melatih peserta didik melaku 3,89 97,25 Sangat Baik
kan kegiatan praktik di bengkel

N Skor
Pertanyaan atau Pernyataan % Kategori
o Rerata
Model pembelajaran praktik ini sangat mem
5 3,78 94,50 Sangat Baik
bantu peserta didik dalam pembelajaran
Model pembelajaran praktik ini menambah
6 interaksi komunikasi peserta didik dengan 3,56 89,00 Sangat Baik
peserta didik yang lain
Model pembelajaran praktik ini menumbuh
7 kan suasana kerja sama yang baik dengan 3,67 91,75 Sangat Baik
peserta didik yang lain
Model pembelajaran praktik ini disajikan
8 dengan berbagai masalah menarik yang tidak 3,00 75,00 Baik
membosankan
Model pembelajaran praktik ini dapat me
ngembangkan kemampuan berpikir peserta
9 3,22 80,50 Sangat Baik
didik mengenai pemecahan masalah yang
berbeda
Model pembelajaran praktik ini dapat
10 mengembangkan sikap ketelitian peserta 3,56 89,00 Sangat Baik
didik dalam melakukan kegiatan praktik
Model pembelajaran praktik ini dapat me
11 ngembangkan kemampuan berpikir peserta 3,78 94,50 Sangat Baik
didik memahami teori IPL
12 Model pembelajaran praktik ini sangat mem 3,67 91,75 Sangat Baik
bantu pesera didik dalam kegiatan Prakerin
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
13 bantu peserta didik dalam mengem bangkan 3,67 91,75 Sangat Baik
bakat dan minat dalam pembelajaran
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
14 bantu peserta didik dalam mengaplikasikan 3,78 94,50 Sangat Baik
teori dalam bentuk praktik
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
15 bantu peserta didik dalam meningkatkan 3,78 94,50 Sangat Baik
prestasi akademik
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
16 bantu peserta didik dalam mengembangkan 3,67 91,75 Sangat Baik
ketrampilan proses
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
17 bantu peserta didik dalam pengembangan 3,44 86,00 Sangat Baik
karya tulis ilmiah remaja sederhana dalam
bentuk penyusunan laporan
Rerata 3,59 89,75 Sangat Baik

Tabel 4. 8. Rangkuman Hasil Analisis Data Uji Coba Lapangan Terbatas


30 Responden Terhadap Model Pembelajaran Praktik
N Skor
Pertanyaan atau Pernyataan % Kategori
o Rerata
Model pembelajaran praktik yang dilakukan
1 menarik perhatian peserta didik sehingga 3,50 87,50 Sangat Baik
termotivasi dalam pembelajaran
2 Skenario model pembelajaran praktik me 3,00 75,00 Baik
narik perhatian peserta didik
Model pembelajaran praktik mempermudah
3 pemahaman peserta didik terhadap pengua 3,60 90,00 Sangat Baik
saan materi Instalasi Penerangan Listrik
Model pembelajaran praktik ini sangat ber
4 manfaat karena melatih peserta didik mela 3,50 87,50 Sangat Baik
kukan kegitan praktik di bengkel
Model pembelajaran praktik ini sangat
5 mem bantu peserta didik dalam proses 3,40 85,00 Sangat Baik
pembe lajaran
Model pembelajaran praktik ini menambah
6 interaksi komunikasi peserta didik dengan 3,10 77,50 Baik
peserta didik yang lain
Model pembelajaran praktik ini menumbuh
7 kan suasana kerja sama yang baik dengan 3,40 85,00 Sangat Baik
peserta didik yang lain
Model pembelajaran praktik ini disajikan
8 dengan berbagai masalah menarik yang 2,70 67,50 Baik
tidak membosankan
Model pembelajaran praktik ini dapat me
ngembangkan kemampuan berpikir peserta
9 3,00 75,00 Sangat Baik
didik mengenai pemecahan masalah yang
berbeda
Model pembelajaran praktik ini dapat
10 mengembangkan sikap ketelitian peserta 3,40 85,00 Sangat Baik
didik dalam melakukan kegiatan praktik
Model pembelajaran praktik ini dapat me
11 ngembangkan kemampuan berpikir peserta 3,40 85,00 Sangat Baik
didik memahami teori IPL
Model pembelajaran praktik ini sangat mem
12 bantu pesera didik dalam kegiatan praktik 3,60 90,00 Sangat Baik
kerja industri
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
13 bantu peserta didik dalam mengem bangkan 3,50 87,50 Sangat Baik
bakat dan minat dalam pembelajaran
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
14 bantu peserta didik dalam mengaplikasikan 3,30 82,50 Sangat Baik
teori dalam bentuk praktik
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
15 bantu peserta didik dalam meningkatkan 3,30 82,50 Sangat Baik
prestasi akademik
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
16 bantu peserta didik dalam 3,40 85,00 Sangat Baik
mengembangkan ketrampilan proses
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
bantu peserta didik dalam pengembangan
17 3,20 80,00 Baik
karya tulis ilmiah remaja sederhana dalam
bentuk penyusunan laporan
Rerata 3,32 83,00 Sangat Baik
Tabel 4. 9. Rangkuman Hasil Analisis Data Respon Pendidik
Terhadap Model Pembelajaran Praktik
N Skor
Pertanyaan atau Pernyataan % Kategori
o Rerata
Model pembelajaran praktik yang dilakukan
1 menarik perhatian peserta didik sehingga 3,78 94,44 Sangat Baik
termotivasi dalam pembelajaran
Skenario model pembelajaran praktik me
2 narik perhatian peserta didik 3,44 86,11 Sangat Baik
Model pembelajaran praktik mempermudah
3 pemahaman peserta didik terhadap pengua 3,56 88,89 Sangat Baik
saan materi Instalasi Penerangan Listrik
Model pembelajaran praktik ini sangat ber
4 manfaat karena melatih peserta didik mela 3,44 86,11 Sangat Baik
kukan kegitan praktik di bengkel
Model pembelajaran praktik ini sangat
5 mem bantu peserta didik dalam proses 3,56 88,89 Sangat Baik
pembe lajaran
Model pembelajaran praktik ini menambah
6 interaksi komunikasi peserta didik dengan 3,67 91,67 Sangat Baik
peserta didik yang lain
Model pembelajaran praktik ini menumbuh
7 kan suasana kerja sama yang baik dengan 3,44 86,11 Sangat Baik
peserta didik yang lain
Model pembelajaran praktik ini disajikan
8 dengan berbagai masalah menarik yang 3,44 86,11 Sangat Baik
tidak membosankan
Model pembelajaran praktik ini dapat me
ngembangkan kemampuan berpikir peserta
9 didik mengenai pemecahan masalah yang 3,56 88,89 Sangat Baik
berbeda
Model pembelajaran praktik ini dapat
10 mengembangkan sikap ketelitian peserta 3,78 94,44 Sangat Baik
didik dalam melakukan kegiatan praktik
Model pembelajaran praktik ini dapat me
11 ngembangkan kemampuan berpikir peserta 3,78 94,44 Sangat Baik
didik memahami teori IPL
Model pembelajaran praktik ini sangat mem
12 bantu pesera didik dalam kegiatan praktik 3,67 91,67 Sangat Baik
kerja industri
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
13 bantu peserta didik dalam mengem bangkan 3,78 94,44 Sangat Baik
bakat dan minat dalam pembelajaran
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
14 bantu peserta didik dalam mengaplikasikan 3,67 91,67 Sangat Baik
teori dalam bentuk praktik
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
15 bantu peserta didik dalam meningkatkan 3,56 88,89 Sangat Baik
prestasi akademik
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
16 bantu peserta didik dalam 3,67 91,67 Sangat Baik
mengembangkan ketrampilan proses
Model pembelajaran praktik ini dapat mem
17 bantu peserta didik dalam pengembangan 3,56 88,89 Sangat Baik
karya tulis ilmiah remaja sederhana dalam
bentuk penyusunan laporan
Rerata 3,61 90,20 Sangat Baik

Tabel 4. 10. Rangkuman Hasil Analisis Data Skor Rata-Rata


Pengamatan Aktivitas Peserta Didik
Kode Aktivitas Peserta Didik (Kegiatan 1-13)
No Peserta Rerata Setiap Pertemuan Rerata Kategori
Didik Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
1 A 3,50 3,58 3,62 3,56 Sangat Aktif
2 B 3,62 3,62 3,77 3,67 Sangat Aktif
3 C 3,58 3,85 3,62 3,68 Sangat Aktif
4 D 3,54 3,38 3,85 3,59 Sangat Aktif
5 E 3,46 3,62 3,62 3,57 Sangat Aktif
6 F 3,50 3,69 3,62 3,60 Sangat Aktif
7 G 3,62 3,92 3,69 3,74 Sangat Aktif
8 H 3,62 3,69 3,85 3,72 Sangat Aktif
9 I 0,00 3,77 3,85 2,54 Cukup Aktif
10 J 3,62 4,00 3,62 3,75 Sangat Aktif
11 K 3,42 3,62 3,62 3,55 Sangat Aktif
12 L 3,62 3,62 3,69 3,64 Sangat Aktif
13 M 3,62 0,00 3,62 2,41 Cukup Aktif
14 N 3,85 3,69 3,73 3,76 Sangat Aktif
15 O 0,00 0,00 0,00 0,00 Tidak Hadir
16 P 3,46 3,62 3,85 3,64 Sangat Aktif
17 Q 0,00 3,69 4,00 2,56 Cukup Aktif
18 R 3,62 3,77 3,54 3,64 Sangat Aktif
19 S 3,46 3,54 3,69 3,56 Sangat Aktif
20 T 3,62 3,50 3,77 3,63 Sangat Aktif
21 U 3,54 0,00 3,54 2,36 Cukup Aktif
22 V 3,54 3,54 3,54 3,54 Sangat Aktif
23 W 3,69 3,69 3,54 3,64 Sangat Aktif
24 X 3,54 3,85 3,69 3,69 Sangat Aktif
25 Y 3,62 3,00 3,69 3,44 Aktif
26 Z 3,50 3,54 3,54 3,53 Sangat Aktif
27 AA 3,46 3,46 3,69 3,54 Sangat Aktif
28 BB 3,62 3,77 3,69 3,69 Sangat Aktif
29 CC 3,62 3,77 3,77 3,72 Sangat Aktif
30 DD 3,73 3,77 3,62 3,71 Sangat Aktif
Skor Total 96,58 98,56 106,93 100,69
Rerata 3,22 3,28 3,56 3,36 Aktif
Tabel 4. 11. Rangkuman Hasil Analisis Data Skor Rata-Rata
Pengamatan Aktivitas Pendidik
Skor Aktivitas Pendidik Total
No Indikator Kategori
Pengamat 1 Pengamat 2 Rerata
Pendidik membuka pembelaja
1 3,67 4,00 3,84 Sangat Aktif
ran praktik
Pendidik melakukan apersepsi
2 4,00 3,33 3,67 Sangat Aktif
kepada peserta didik
Pendidik memberikan motivasi
3 4,00 3,67 3,84 Sangat Aktif
kepada peserta didik
Pendidik menyampaikan tujuan
4 4,00 4,00 4,00 Sangat Aktif
pembelajaran praktik
Pendidik menyampaikan deskrip
5 si singkat tentang pembelajaran 3,67 3,00 3,34 Aktif
praktik yang akan di lakukan
6 Pendidik memperlihatkan LK 3,67 4,00 3,84 Sangat Aktif
Pendidik membagikan foto copy
7 3,67 4,00 3,84 Sangat Aktif
LK pada peserta didik
Pendidik memberikan kesempa
tan bertanya pada peserta didik
8 4,00 3,67 3,84 Sangat Aktif
mengenai hal-hal yang belum
jelas pada LK
Pendidik memeriksa seluruh
9 rangkaian listrik sebelum pembe 3,67 3,67 3,67 Sangat Aktif
lajaran praktik dimulai
Pendidik membimbing/menga
10 rahkan peserta didik melaku kan 3,33 3,33 3,33 Aktif
pembelajaran praktik sesuai LK
Pendidik membimbing dan me
ngarahkan peserta didik menye
11 4,00 3,33 3,67 Sangat Aktif
lesaikan tugas pada LK secara
mandiri
Pendidik memberikan umpan
12 3,00 3,00 3,00 Aktif
balik kepada peserta didik
Pendidik menyampaikan simpu
13 3,67 3,33 3,50 Sangat Aktif
lan pembelajaran praktik
14 Pendidik menyampaikan pengu 4,00 3,67 3,84 Sangat Aktif
atan pembelajaran praktik
Pendidik menutup kegiatan pem
15 4,00 4,00 4,00 Sangat Aktif
belajaran praktik
16 Rerata 3,76 3,60 3,68 Sangat Aktif

Tabel 4. 12. Simpulan Hasil Skor Perbandingan THB Pre Test dan Post Test
Hasil Tes Hasil Belajar Rerata Kategori (KKM ≥ 80)
Rerata hasil pre test 78,60 Tidak Tuntas
Rerata hasil post test 82,90 Tuntas
Selisih rerata 4,3 Efektif dan Praktis
Tabel 4. 13. Rangkuman Hasil Analisis Skor Rata-Rata Data Respon
30 Peserta Didik Terhadap Angket Lembar Kerja

N
Kode Peserta Didik Skor Rerata Persentase (%) Kategori
o
1 A 3,56 89,00 Sangat Baik
2 B 3,44 86,00 Sangat Baik
3 C 3,50 87,50 Sangat Baik
4 D 3,61 90,25 Sangat Baik
5 E 3,39 84,75 Sangat Baik
6 F 3,50 87,50 Sangat Baik
7 G 3,72 93,00 Sangat Baik
8 H 3,56 89,00 Sangat Baik
9 I 0,00 0,00 Tidak Hadir
10 J 3,44 86,00 Sangat Baik
11 K 3,28 82,00 Sangat Baik
12 L 3,67 91,75 Sangat Baik
13 M 3,67 91,75 Sangat Baik
14 N 3,72 93,00 Sangat Baik
15 O 0,00 0,00 Tidak Hadir
16 P 3,39 84,75 Sangat Baik
17 Q 0,00 0,00 Tidak Hadir
18 R 3,61 90,25 Sangat Baik
19 S 3,56 89,00 Sangat Baik
20 T 3,61 90,25 Sangat Baik
21 U 0,00 0,00 Tidak Hadir
22 V 3,39 84,75 Sangat Baik
23 W 3,56 89,00 Sangat Baik
24 X 3,50 87,50 Sangat Baik
25 Y 3,56 89,00 Sangat Baik
26 Z 3,61 90,25 Sangat Baik
27 AA 3,22 80,50 Baik
28 BB 3,67 91,75 Sangat Baik
29 CC 3,72 93,00 Sangat Baik
30 DD 3,61 90,25 Sangat Baik
Rerata 3,17 79,33 Baik
Tabel 4. 15. Hasil Analisis Data Respon Peserta Didik Terhadap Angket
Pendekatan Quantum Learning (Pertemuan 1)

Karakteristik pendekatan Respon Peserta Didik/Jumlah Peserta Didik


Quantum Learning SS % S % Rg % Jumlah (%)
Pada saat mengerjakan tugas
IPL disediakan musik lembut 25 83,33 3 10,00 2 6,67 30 100,00
untuk mengiringi pembelajaran
Ruang belajar IPL diberikan
aroma wewangian membuat
24 80,00 3 10,00 3 10,00 30 100,00
suasana pembelajaran menjadi
segar.
Ruang belajar akan lebih baik
jika ditata sesuai dengan karak 26 86,67 2 6,67 2 6,67 30 100,00
teristik mata pelajaran IPL
Ruang belajar IPL dipasang
poster yang berisi konsep 26 86,67 3 10,00 1 3,33 30 100,00
utama/rumus penting IPL
Peserta didik dilibatkan di
27 90,00 3 10,00 0 0,00 30 100,00
dalam penataan ruang kelas
Ruang kelas IPL disiapkan
karpet untuk memajang hasil 28 93,33 2 6,67 0 0,00 30 100,00
karya peserta didik
Dengan moving kelas peserta
didik menikmati lingkungan 27 90,00 0 0,00 3 10,00 30 100,00
belajar yang bervariasi
Perpindahan kelas membuat
suasana selalu segar untuk 20 66,67 7 23,33 3 10,00 30 100,00
menerima pelajaran IPL
Rata-rata persentase 25,38 84,58 2,88 9,58 1,75 5,83 30 100,00

Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju Rg = Ragu-ragu

Tabel 4. 16. Hasil Analisis Data Respon Peserta Didik Terhadap Angket
Pendekatan Quantum Learning (Pertemuan ke 2)
Karakteristik pendekatan Respon Peserta Didik/Jumlah Peserta Didik
Quantum Learning SS % S % Rg % Jumlah (%)
Pada saat mengerjakan tugas
IPL disediakan musik lembut 25 83,33 4 13,33 1 3,33 30 100,00
untuk mengiringi pembelajaran
Ruang belajar IPL diberikan
aroma wewangian membuat
26 86,67 3 10,00 1 3,33 30 100,00
suasana pembelajaran menjadi
segar.
Ruang belajar akan lebih baik
jika ditata sesuai dengan karak 27 90,00 3 10,00 0 0,00 30 100,00
teristik mata pelajaran IPL
Ruang belajar IPL dipasang
poster yang berisi konsep 28 93,33 2 6,67 0 0,00 30 100,00
utama/rumus penting IPL
Peserta didik dilibatkan di 28 93,33 1 3,33 1 3,33 30 100,00
dalam penataan ruang kelas
Ruang kelas IPL disiapkan
karpet untuk memajang hasil 28 93,33 1 3,33 1 3,33 30 100,00
karya peserta didik
Dengan moving kelas peserta
didik menikmati lingkungan 26 86,67 3 10,00 1 3,33 30 100,00
belajar yang bervariasi
Perpindahan kelas membuat
suasana selalu segar untuk 25 83,33 3 10,00 2 6,67 30 100,00
menerima pelajaran IPL
Rata-rata persentase 26,63 88,75 2,50 8,33 0,88 2,92 30 100,00
Tabel 4. 17 Hasil Analisis Data Respon Peserta Didik Terhadap Angket
Pendekatan Pembelajaran Quantum Learning (Pertemuan 3)
Karakteristik pendekatan Respon Peserta Didik/Jumlah Peserta Didik
Quantum Learning SS % S % Rg % Jumlah (%)
Pada saat mengerjakan tugas
IPL disediakan musik lembut 28 93,33 1 3,33 1 3,33 30 100,00
untuk mengiringi pembelajaran
Ruang belajar IPL diberikan
aroma wewangian membuat
29 96,67 0 0,00 1 3,33 30 100,00
suasana pembelajaran menjadi
segar.
Ruang belajar akan lebih baik
jika ditata sesuai dengan karak 28 93,33 1 3,33 1 3,33 30 100,00
teristik mata pelajaran IPL
Ruang belajar IPL dipasang
poster yang berisi konsep 29 96,67 1 3,33 0 0,00 30 100,00
utama/rumus penting IPL
Peserta didik dilibatkan di
28 93,33 1 3,33 1 3,33 30 100,00
dalam penataan ruang kelas
Ruang kelas IPL disiapkan
karpet untuk memajang hasil 28 93,33 1 3,33 1 3,33 30 100,00
karya peserta didik
Dengan moving kelas peserta
didik menikmati lingkungan 27 90,00 2 6,67 1 3,33 30 100,00
belajar yang bervariasi
Perpindahan kelas membuat 28 93,33 2 6,67 0 0,00 30 100,00
suasana selalu segar untuk
menerima pelajaran IPL
Rata-rata persentase 28,13 93,75 1,13 3,75 0,75 2,50 30 100,00

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan pada penelitian


ini adalah sebagai berikut:1. Proses pengembangan model pembelajaran praktik
Instalasi Penerangan Listrik berbasis masalah pada peserta didik Kelas XI TITL di
SMKN 1 Pattallassang Kab. Gowa menggunakan model pengembangan Four-D yang
diadaptasi menjadi model pembelajaran praktik 4-D, dengan tahapan pengembangan
yaitu: pendefenisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan
penyebaran (disseminate), 2. Respon peserta didik dan pendidik terhadap model
pembelajaran praktik Instalasi Penerangan Listrik berbasis masalah, berada pada
kategori sangat baik atau sangat positif,3. Model pembelajaran praktik Instalasi
Penerangan Listrik berbasis masalah yang dikembangkan telah memenuhi kriteria
valid, sehingga layak digunakan pada kegiatan pembelajaran,4. Model pembelajaran
praktik Instalasi Penerangan Listrik berbasis masalah yang dikembangkan telah
memenuhi kriteria praktis, sehingga layak digunakan pada kegiatan
pembelajaran,5.Model pembelajaran praktik Instalasi Penerangan Listrik berbasis
masalah yang dikembangkan telah memenuhi kriteria efektif, sehingga layak
digunakan pada kegiatan pembelajaran
Agar dapat membenahi bengkel listrik dari ketidakstabilan tegangan dan
keterbatasan daya listrik, sehingga kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran praktik Instalasi Penerangan Listrik berbasis masalah dapat
berjalan dengan baik.

REFERENSI

Achmad, Fendi., Endryansyah. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kendali


Elektromagnetik Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk Meningkatkan
Basil Belajar Peserta didik Pada Standar Kompetensi Mengoperasikan Sistem
Pengendali Elektromagnetik Pada Kelas XIITJTL I Di SMKN 7 Surabaya. (online),
vol. • 2, No. (http://ejounal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-teknik-elektro
article/view/2376/1471. diakses 6 Pebruari 2015).
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL
2000), Standar Nasional Indonesia (SNI). Jakarta: Yayasan PUIL.
Borg, Walter R; Meredith D;Gall,P Joice. 2003. Educational Research An
Introduction. Boston: Pearson Educational Inc.
BSNP, Kemdikbud. 2013. Tentang Badan Standar Nasional Pendidikan. (online),
(http://bsnp.indonesia.org.id, diakses 6 Pebruari 2015).
Buhari, Bustang. 2010. Four-D Model (Model Pengembangan Perangkat
PembelajarandariThiagarajan, dkk).(online),
(http://bustangbuhari.wordpress.com/2011/08/25/four-d-model-model-
pengembangan-perangkat-pembelajaran-dari-thiagarajan-dkk/, diakses 15
Januari 2015.
Daryanto. 2002. Pengetahuan Teknik Listrik Jakarta: PT Bumi Aksara.
Depdiknas. 2003a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar, (online) (www.dikti.co.id , diakses
18 november 2014).
Depdiknas. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta: Depdiknas.
De Porter, Bobbi. 2008. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Djojonegoro, Wardiman. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Sekolah
Menengah Kejuruan. Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset.
Hapiddin, Asep. 2011. Tata Cora Memasang Instalasi Listrik di rumah. Jakarta:Griya
Kreasi.
Harijanto, Mohammad. 2007. Pengembangan Bahan Ajar Untuk Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Program Pendidikan Pembelajar Sekolah Dasar. (online), Vol.2 No.l
(http://www.utsurabava.file.wordpress.com. diakses 5 Pebruari 2015).
Https://zuriatigm.wordpress.com/2012/06/29/a-model-pembelajaran-menurut-joyce-
&weil-tahapan-inovasi-kurikulum diakses tanggal 15 Januari 2015
Ibrahim, M., & Nur, M. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa
University Press.
Ibrahim. 2011. Pengembangan Bahan Ajar Matematika Sekolah Berbasis Masalah
Terbuka Untuk Memfasilitasi Pencapaian kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Peserta didik. (online), ISBN :978-979rl 635-6-3
(http://www.eprints.uny.ac.id.pdf, diakses 5 Pebruari 2015).
Kamus Oxford. 1998. Oxford English Dictionary.
Kusnandar, A. 2001. Pemasangan Dasar Instalasi Listrik Bandung: Armico.
Kusnandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lako, Andreas. 2012. Etika flmiah Dalam Penulisan Buku Ajar, (online),
(http://storage.kopertis.or.id/.../materi pelatihan Etika Ilmiah Dalam Penulisan Buku
Ajar (Prof.Dr. Andreas Lako.pptx. diakses 5 Pebruari 2015).
Leod, Gregory, learning theory and Instruction Design, (online), (http
://www.principals.in/instructionalStrategie/learningtheory.diakses18
november2013).
Miarso, Yusufhadi. 2005. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Mulyasa, E. 2005, Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT. RosdaKarya
Mursid, 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi
Berorientasi Produksi Cakrawala Pendidikan, Pebruari 2013, Th. XXXII, No.
1 diakses 15 Januari 2015
Nurdin, Syafruddin. 2007. Guru Profesional dan Implementasi Materi Pembelajaran.
Jakarta: Quantum Teaching.
Oemar Hamalik, 2007. Prosed Belajar Mengajar. Jakarta Aksara.
Paryanto, 2010. Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Praktik Pemesinan
MahaPeserta didik D3 Teknik Mesin UNY Dengan Model Integratif Learning.
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
penyelenggaraan Pendidikan Menengah Kejuruan, (online),
(http://madrasah.kemenag.go.id/files/files/PP_29_th_1990_ttg__Pend_Menengah.pdf,
diakses 6 Pebruari 2015).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah,(online),
(http://madrasah.kemenag.go.id/files/files/PP_29_th_1990_ttg_Pend_Menengah.pdf,
diakses 6 Pebruari 2015).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pendidikan
Menengah,(online),
(http://madrasah.kemenag.go.id/files/files/PP_29_th_1990_ttg_Pend_Menengah.pdf,
diakses 6 Pebruari 2015).
Permediknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar KeMusan SMK. Jakarta.
Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pribadi, A Benny. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Putra, Nusa. 2013. Research & Development: Penelitian dan Pengembangan, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Reksoatmodjo, Tedjo N. 2010. Pengembangan Kurikulum Pendididikan Teknologi dan Kejuruan.
Bandung: PT Refika Aditama.
Riduwan,dkk. 2011. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Riyanto, Y. 2009. Paradigma Bam Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik
dalam Implementasi PembelajaranyangEfektifdan Berkualitas. Jakarta: Kencana.
Rubi, Ageng Prakoso. & Zamtiah. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta
didik Pada Mata Diktat Praktik Dasar Intalasi Listrik (PDIL) Di SMK
Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
(online),Vol.1,No.1,Oktober2012(http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/1783/48
/262, diakses 12 Pebruari 2015).
Rusrnan. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sanjaya, W. 2013. Penelitian Pendidikan jenis, metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana.
Sariman A.M, 2001. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Shanti Astri Noviani. 2012. Fasilitas Untuk Praktikum Di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Diunduh dari: http://shantinoviani92.blogspot.com/
2012/03/fasilitas-untuk-praktikum, diakses 5 Pebruari 2015.
Sudarman. 2007. Pengaruh Persepsi Peserta didik Tentang Penerapan Quantum
Teaching Di Ruang Kelas Belajar Kimia Kelas IX SMAN 2 Tinggimoncong
Kab. Gowa. KTI, Pemilihan Guru Berprestasi 2007
Sudira, Putu.2006. Pembelajaran di SMK. Jakarta: Depdiknas. (online") (http://www.s
taff.uny.ac.id/site/defeult/files/BUKU-PEMBELAJARAN di SMK.pdf, diakses 10
Pebruari 2015).
Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suhardjono. 2008, Metode Penelitian Bidang Teknik Sumberdaya Air, Buku Ajar, Malang: FT
Unibraw.

Sukmadinata, N.S. 2005. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Tarigan, Henry Guntur. 1986. Telaah Kurikulum dan Buku Teks. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Tenri, 2014. Pengembangan Buku Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran
Teknik Instalasi Dasar Di SMK Negeri 1 Majauleng”.Tesis Magister
Pendidikan. Universitas Negeri Makassar.
Tiya, Kadir., Kadir., & Hasmiah. 2012 Jurnal pendidikan fisika .vol 3 no.2 juli 2012.
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil
Belajar Melalui Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta didik. (online), vol
3, No. 2 (http://jurnal-pmat.webs.com/JUR05 JULI2012 TIYA 149 158.pdf.
diakses 12 Pebruari 2015).
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam teori dan Praktek. Surabaya: Pustaka
Ilmu.
Uno, Hamzah B. 2012. Belajar dengan Pendekatan Pailkem: pembelajaran, aktif,
inovatif, lingkungan, kreatif, menarik, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Zakiyah, Millatuz. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Berpikir Kritis Melalui
pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Di SMA/MA Kelas XI, (online),
(http://jumalonline.um.ac.id/data/artikel/artikel.pdf. diakses 6 Pebruari 2015).

Anda mungkin juga menyukai