Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL GRUP DISKUSI

APOTEKER INDUSTRI DAN PBF

IAI KABUPATEN MALANG

PENANGANAN PRODUK RANTAI


DINGIN (COLD CHAIN PRODUCT) DI
INDUSTRI DAN DISTRIBUTOR

MINGGU, 25 NOV 2018


LAWANG, KABUPATEN MALANG

DAFTAR ISI

A.

Latar Belakang 1

B. Tujuan 1

C. Tema 1

D. Susuan Panitia 1

E. Peserta 1

F. Pelaksanaan 1

G. Susunan Acara 1
A. Latar Belakang
Sejak ditemukannya vaksin dan tehnik pembuatan vaksin yang semakin berkembang
pesat hingga saat ini, ada satu hal yang mutlak harus ada bila kita berbicara tentang
penyimpanan vaksin, yaitu rantai dingin atau cold chain, yaitu suatu sistim penyimpanan
vaksin dengan suhu antara 2 - 8 derajat Celsius, agar supaya komponen dalam vaksin yang
bersifat bioaktif tidak mengalami kerusakan karena suhu yang tinggi atau suhu yang terlalu
rendah, sehingga dengan suhu penyimpanan yang tepat, potensi proteksi vaksin akan tetap
terjaga maksimal hingga waktu yang telah ditentukan oleh pabrik pembuat vaksin, yang
ditentukan dengan yang disebut Expiration Date atau Waktu Kadaluarsa vaksin.
Hal ini kedengarannya gampang dilaksanakan, namun dalam kenyataannya adalah
cukup sulit dan rumit untuk diikuti. Sejak vaksin selesai dibuat dalam pebrik farmasi, maka
vaksin itu sudah harus disimpan dalam ruangan penyimpanan khusus dengan suhu yang
telah ditentukan untuk jenis vaksin tersebut, biasanya berkisar antara 2 - 8 derajat Celsius,
kecuali untuk jenis vaksin tertentu seperti vaksin polio oral OPV yang harus disimpan
dibawah - 20 derajat Celsius.
Sewaktu vaksin tersebut diangkut ke pelabuhan udara untuk dikirimkan kedaerah atau
negara lain, maka vaksin tersebut harus dikemas sedemikian rupa sehingga suhu dalam
kontainer vaksin ini tetap sekitar 2 - 8 derajat Celsius selama perjalanan hingga tiba
ditempat tujuan.
Setelah sampai ditempat tujuan, maka vaksin ini segera harus dipindahkan kedalam
fasilitas ruang penyimpanan khusus dengan suhu 2 - 8 derajat Celsius, bila nanti vaksin ini
dikeluarkan dari pelabuhan udara untuk dibawa ke distributor farmasi, maka juga
diperlukan mobil dengan sistim pendingin yang khusus untuk bisa tetap menjaga suhu
sehingga mutu dan potensi vaksin bisa tetap terjaga.
Cerita rantai dingin atau cold chain ini masih berlanjut dari gudang penyimpanan
distributor hingga tiba di rumah sakit, atau di klinik imunisasi atau dokter dan pasien
pemakai vaksin.
Semua perlengkapan dan sistim rantai dingin atau cold chain ini, sejak dari pebrik
pembuat vaksin hingga mencapai tempat dokter dan pasien pemakai vaksin, adalah rumit
dan berharga mahal. Jika ada kelainan atau kerusakan atau gangguan pada salah satu mata
rantai tersebut diatas, maka vaksin tersebut sudah pasti akan mengalami kerusakan pada
molekul bioaktif nya sehingga mutu dan potensi proteksi vaksin tersebut diragukan, dengan
akibat vaksin tersebut tidak dapat lagi dipakai untuk tujuan imunisasi terhadap suatu jenis
penyakit infeksi tertentu yang ditujukan oleh vaksin tersebut.
Setiap tahun diseluruh dunia ada sekitar 50% lebih vaksin yang terbuang percuma
karena masalah gangguan sistim rantai dingin atau cold chain ini, yang terjadi selama
perjalanan dari pabrik pembuat hingga ke tempat tujuan vaksin. Bisa kita bayangkan berapa
banyak pemborosan yang terjadi karenanya.
Oleh karena itu, Forum Diskusi Apoteker Industri Farmasi dan Pedagang Besar Farmasi IAI
Kab. Malang mengadakan acara sharing, diskusi mengenai penanganan produk rantai dingin
dengan pembicara dari Industri Farmasi PT. Sandoz Indonesia dan dari Distributor Kimia Farma
Malang melalui acara diskusi “ Penanganan Produk Rantai Dingin di Industri Farmasi dan
Distributor”. Harapannya melalui diskusi ini dapat memberikan dan meningkatkan
pengetahuan, pemahaman Apoteker tentang penanganan produk rantai dingin di lingkungan
kerja agar dapat lebih professional dalam menjalankan tugas kefarmasian

B. Tujuan
1. Memberikan informasi dan wawasan mengenai regulasi penangan Produk Rantai Dingin
(Cold Chain Product)
2. Memberikan informasi dan wawasan mengenai penanganan produk rantai dingin (Cold
Chain Product) baik pada Industri Farmasi maupun Distributor (PBF)
3. Pembahasan studi kasus studi kasus terkait dengan penanganan dan penyimpangan
handling produk rantai dingin yang dapt mempengaruhi kualitas obat

C. Tema
Penanganan Produk Rantai Dingin di Industri Farmasi dan Distributor

D. Susunan Panitia
Penasihat:
Bambang Arief Purwanto, S.Si., Apt
Koordinator Kegiatan Diskusi IF & PBF:
Berry Rachmattika, S.Farm., Apt
Ketua Pelaksana:
Wisang Seta Geni, S. Far., Apt
Pemateri:
Agustry Mahendra S. Farm., Apt

E. Peserta
Apoteker baik yang bekerja di Industri Farmasi, PBF dan bidang lainnya yang tertarik
untuk mengikuti kegiatan diskusi

F. Pelaksanaan
Hari, tanggal : Minggu, 25 Nov 2018
Waktu : Pukul 09.00 – 12.00
Tempat : Perumahan Mangliawan Permai Blok E 53 Mendit Pakis Malang
(Kediaman bapak Agustry Mahendra S. Farm., Apt)

G. Susunan Acara

Alokasi Waktu Kegiatan PIC


09.00 – 09.15 Sambutan dan Perkenalan Peserta Koordinator dan peserta
09.15 – 10.15 Pengenalan dan Regulasi Cold Chain Product Koordinator dan peserta
10.15 – 11.15 Handling Cold Chain Product di IF dan PBF Koordinator dan peserta
11.15 – 11.30 Diskusi dan tanya jawab Koordinator dan peserta
11.30 – 12.00 Ishoma Koordinator dan peserta
12.00 – 12.15 Penutupan Koordinator dan peserta

Demikian proposal forum diskusi ini kami buat, agar dapat dijadikan sebagai dasar penentuan
SKP serta gambaran kegiatan yang akan kami laksanakan. Semoga acara ini dapat berjalan
dengan baik serta membawa manfaat untuk Apoteker khususnya yang berpraktek di Kab.
Malang, Jawa Timur.

Lawang, 29 Oct 2018

Signed

Ketua Pelaksana
Wisang Seta Geni S. Far., Apt

Anda mungkin juga menyukai