Fix Makalah Bab VII
Fix Makalah Bab VII
1 Opsi (Option)
Opsi adalah kontrak yang memberikan hak kepada pemilik opsi untuk membeli atau
menjual aset dengan harga tetap pada atau sebelum tanggal yang ditentukan. Misalnya, opsi
atas bangunan memberikan pembeli hak untuk membeli bangunan seharga $1 juta pada hari
Sabtu sebelum hari Rabu. Opsi merupakan tipe kontrak keuangan yang unik karena
memberikan hak kepada pembeli untuk melakukan sesuatu. Pembeli menggunakan opsi
hanya jika opsi tersebut menguntungkan, jika tidak maka opsi tidak perlu dilakukan
Pihak yang membeli opsi berarti telah memiliki hak untuk meminta pihak lain (penjual atau
writer dari opsi tersebut) membeli atau menjual aset (underlying) pada waktu yang telah ditentukan
dimasa yang akan datang. Pembeli memegang seluruh hak, sementara penjual yang memiliki
kewajiban. Terminologi dalam opsi :
1. Exercise/ strike price (harga penebusan) adalah harga beli atau jual dari aset yang mendasari
opsi (underlying assets)
2. Time to expiration adalah tanggal kadaluarsa (expiration date) yang merupakan batas akhir
pelaksanaan (exercise)
3. Underlying assets aalah aset yang menjadi subyek untuk dibeli atau dijual dalam opsi.
4. Option premium adalah harga yang dibayarkan oleh pembeli opsi kepada penjual opsi
5. Pembeli opsi adalah pihak yang membeli opsi
6. Penjual (writer) opsi adalah yang menjual opsi
Call option memberikan hak kepada pembeli (buyer / holder) opsi untuk membeli (call) aset
tertentu seperti saham, mata uang atau komoditas pada periode waktu dan harga yang ditetapkan.
Call option memberikan hak kepada pemilik opsi untuk membeli aset pada harga tetap
selama periode khusus. Tidak ada pembatasan jenis aset. Kemudian bagaimana nilai call
option pada saat berakhirnya akan dibahas sebagai berikut.
Put option memberikan hak kepada pembeli (buyer / holder ) untuk menjual (put) underlying
asset pada harga yang telah ditentukan
Pelaksanaan (exercise) sebuah opsi merupakan hak pembeli untuk melaksanakan atau tidak
melaksanakan opsi. Penjual opsi yang tidak memiliki pilihan karena harus melaksanakan opsi jika
pembeli opsi melakukan excercise atas opsi yang dimilikinya.
7.2 Transaksi opsi
1. Investor yang membeli call option sebuah saham berharap harga saham yang menjadi
underlying asset akan meningkat dimasa depan sehingga dapat memberikan keuntungan
kepada pemegang hak opsi.
2. Nilai intrinsik sebuah call option adalah nilai ketika harga penebusan (E) lebih rendah dari
harga pasar terkini (So).
a) Jika (E) < ( S0) maka nilai intrinsiknya positif atau disebut In the money
b) Jika (E) = ( S0) maka nilai intrinsiknya sama dengan nol atau disebut at the money
c) Jika (E) > ( S0) maka nilai intrinsiknya negatif atau disebut out of the money
Contoh : Seorang investor memiliki call option untuk membeli saham PT ABC sebanyak
200 lembar saham dengan harga penebusan (E) sebesar Rp 5.000/lembar. Jangka waktu call
option adalah 3 bulan.
Jika harga saham PT ABC saat ini sebesar Rp.5.500 ( S0) maka :
Jika harga saham PT ABC saat ini sebesar Rp.4800 ( S0) maka nilai intrinsic call option = 0
Time premium adalah biaya yang harus ditanggung atas lamanya opsi dipegang. Semakin
lama rentan waktu dari kontrak opsi dimulai dengan tanggal berakhir, maka semakin berisiko
investasi tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kenaikan pada time premium atas opsi tersebut.
Jika 3 bulan mendatang harga saham PT XYZ < Rp.2.950, maka manajemen PT ABC
akan melaksanakan haknya dengan mengirimkan 10.000 lembar saham PT XYZ kepada
penjual (writer) put option. PT ABC memperoleh uang sebesar Rp2.950 dari setiap lembar
saham PT XYZ yang dikirimkan. Kerugian diminimalkan sebesar harga beli (Rp3.000)
dikurangi dengan harga penebusan (Rp2.950) ditambah dengan option premium.
Strategi covered call adalah kegiatan menjual (write) call option suatu saham dan pada saat
yang bersamaan membeli saham tersebut di pasar. Posisi dalam opsi adalah mebeli/menjual
call option (short) dan dalam saham adalah membeli atau sudah memiliki sahamnya (long).
Tujuan dari strategi covered call adalah mencegah terjadinya kerugian dan transaksi
penjualan call option tanpa memiliki sahamnya terlebih dahulu apabila harga saham yang
menjadi underlying asset lebih tinggi dari harga penebusannya (exercise price).
Contoh :
Pada tanggal 1 juni 201, PT RST menjual call option yang dapat membeli saham PT SYX
sebesar 1.000 lembar dengan harga opsi Rp200. Harga penebusan sebesar Rp5.000 dan jatuh
tempo 3 bulan mendatang.
Jika harga saham PT SYX 3 bulan mendatang < Rp5.000, maka pembeli call option
tidak akan melaksanakan hak yang dimiliki tetapi langsung membeli ke pasar karna lebih
murah harganya.
PT RST sebagai penjual call option memperoleh keuntungan sebesar Rp200*100 lembar
(Rp200.000)
Jika harga saham PR SYX e bulan mendatang > Rp5.000, maka pembeli call option
akan melaksanakan haknya membeli saham PT SYX dari PT RST dengan harga Rp5.000
Misalnya jika harga saham PT SYX sebesar Rp6.000, maka PT RST harus membeli saham
PT SYXdipasar dengan harga Rp6.000
Semakin tinggi harga saham PT SYX, semakin besar kerugian yang harus ditanggung oleh
PT RST sebagai penjual call option
Kenaikan pada harga penebusan akan menurunkan harga call option. Misalnya
terdapat dua call option yaitu atas saham PT ABC dan PT EFG. Saat ini harga kedua
saham tersebut adalah Rp 6.000,-. Harga penebusan saham PT ABC adalah Rp 4.000,- (in
the money = Rp 2.000,-). Harga penebusan saham PT EFG adalah Rp 4.500,- (in the
money = Rp 1.500). Harga call option PT ABC lebih tinggi daripada PT EFG.
Semakin lama tanggal berakhihrnya opsi, maka semakin tinggi harga call option.
Tanggal berakhirnya opsi yang lebih panjang memungkinkan volatilitas harga saham
yang menjadi underlying asset juga lebih tinggi.
3. Harga saham
Semakin tinggi harga saham yang menjadi underlying asset sebuah call option,
semakin tinggi harga call optionnya. Hal ini terjadi karena nilai instrinsik call option S0-
E, semakin tinggi harga saham (S0) semakin tinggi pula nilai instrinsiknya.
Semakin besar variabilitas dari underlying asset maka call option semakin berharga.
5. Tingkat biaya
7.5 Rumusan Harga Opsi
1. Metode Binomial
a. Langkah pertama dalam metode binomial adalah menentukan harga tertinggi dan
terendah dari sebuah underlying asset di masa depan, misalnya harga di tahun depan
b. Dari harga yang tertinggi dan terendah suatu underlying asset, maka tentuka pay off
call option nya
c. Tentukan delta yang diperoleh dengan cara membagi selisih pay off call option
dengan selisih antara harga tertinggi dan terendah saham
d. Tentukan nilai sekarang dari jumlah yang harus dipinjam
e. Harga call option = harga saham saat ini X Delta – dikurangi pinjaman
Contoh:
Pay off call option pada harga Rp 4.250,- : Rp 750 (Rp 4.250 – 3.500)
2. Model Black-Scholes
Model penetapan harga option paling popular adalah Black-Scholes option pricing
model yang dikembangkan oleh Fisher Black dan Myron Scholes. Model ini dalam
menilai call option yang tidak membayarkan deviden menggunakan lima variabel, yaitu:
a. Harga Saham
b. Strike Price
c. Expiration Date
d. Tingkat Suku Bunga
e. Volatilitas Harga Saham
Saham dapat dianggap sebagai call option di perusahaan. Pemegang saham tidak
akan menerima apapun apabila arus kas kurang dari utang pokok dan beban bunga yang
telah ditentukan. Apabila arus kas dibawah utang pokok dan bunga maka seluruh arus
kas akan diberikan kepada pemegang obligasi.
Pemegang obligasi akan memperoleh seluruh kas apabila arus kas yang diperoleh
kurang dari besaran utang pokok dan bungan. Apabila arus kas lebih besar, pemegang
obligasi tetap memperoleh sebesar utang pokok dan bunga. Dalam hal ini pemegang
obligasi adalah penjual call option
Terdapat dua perusahaan yaitu PT A dan PT B. Kedua perusahaan memiliki arus kas
yang sifatnya musiman sehingga kedua manajemen perusahaan khawatir dengan arus kas
perusahaan. PT A akan menghasilkan arus kas yang baik selama musim kemarau
sedangkan PT B memiliki arus kas yang baik selama musin hujan. Jika kedua
perusahaan tersebut melakukan merjer akan memiliki arus kas yang lebih stabil. Dengan
kata lain merjer akan mendiversifikasi variasi musim dan membuat risiko kebangkrutan
menurun.
Namun merjer merupakan ide buruk untuk pemegang saham. Sebelum merjer nilai
saham dari 2 perusahaan mempunyai selisih. Selisih nilai ekuitas akan diambil oleh
pemegang obligasi. Merjer yang murni karena alasan keuangan semata adalah ide yang
buruk karena merjer tersebut justru makin melindungi pemegang obligasi karena utang
sekarang ditanggung 2 perusahaan. Keuntungan pemegang obligasi adalah kerugian bagi
pemegang saham.
Untuk perusahaan yang memiliki utang dalam struktur pendanaannya akan lebih
menyukai proyek-proyek yang menghasilkan NPV yang lebih rendah dibandingkan
proyek dengan NPV yang lebih tinggi. Pemegang saham bahkan terkadang mengambil
proyek dengan NPV yang negatif karena proyek yang NPV-nya rendah bahkan negatif
memiliki resiko yang tinggi dan akan memberikan tingkat pengembalian yang tinggi
pula untuk pemegang saham jika proyek tersebut berjalan dengan sukses.
Perusahaan menilai sebuah proyek saat ini dengan asumsi keputusan di masa depan
akan optimal. Meskipun demikian perusahaan masih belum terlalu yakin terkait
keputusan yang dibuat karena banyak informasi tentang kegiatan proyek di masa depan
yang diperoleh.
Kompensasi untuk eksekutif perusahaan umunya adalah gaji ditambah dengan hal-hal
berikut ini :
Di Amerika Serikat opsi saham adalah bagian terbesar dari kompensasi yang diberikan
kepada eksekutif perusahaan.
Opsi untuk membeli saham perusahaan menjadi alternatif kompensasi selain kenaikan
gaji karena berbagai alasan, yaitu:
1. Opsi saham membuat eksekutif perusahaan memiliki kepentingan yang sama dengan
pemegang saham perusahaan sehingga mereka akan mengambil keputusan untuk
kebaikan pemegang saham.
2. Opsi dapat mengurangi gaji yang dibayarkan untuk eksekutif
3. Opsi membuat perusahaan membayar eksekutif bergantung pada kinerja perusahaan.
Jika kinerja perusahaan baik diharapkan harga saham akan naik sehingga eksekutif
akan memperoleh keuntungan dari opsi saham yang dimilkinya.
Nilai ekonomis dari opsi saham untuk manajemen ditentukan oleh berbagai faktor
seperti volatilitas dari saham yang menjadi underlying asset dan periode pemberian opsi
saham. Nilai opsi saham per lembarnya dapat diperoleh dengan metode Black-Scholes.
Untuk mengkompensasi risiko kerugian yang mungkin akan diteerima oleh PT ABC,
manajemen PT XYZ akan membayar di awal sebesar $1 juta untuk memperoleh hak
membeli minyak diesel pada harga $2,10 dengan pengiriman minyak diesel pada 1
Desember. Apakah perjanjian bisnis itu adil?
Harga minyak diesel akan naik sebesar 37% ($2,74/$2-1) atau turun sebesar 27%
($1,46/$2-1). Pertumbuhan atau penurunan harga tersebut dapat dianggap sebagai return
sehingga return relatif untuk kenaikan harga adalah 1,37 (1+0,37)dan penurunan harga
sebesar 0,73 (1-0,27).
Probabilitas kenaikan harga dari tingkat pengembalian minyak diesel adalah sama
dengan tingkat suku bunga bebas risiko. Jika suku bunga bebas risiko adalah 8%/tahun
yang berarti sebesar 2% dalam 3 bulan maka probabilitas kenaikan harga adalah:
Hitung Kontrak
Jika harga minyak diesel naik menjadi $2,74 pada tanggal 1 Desember maka PT
XYZ akan membeli minyak diesel dari PT ABC pada harga $2,10 dan PT ABC akan
merugi sebesar $0,64 per galon karena harus membeli kepasar pada harga $2,74.
Jika harga minyak turun menjadi $1,46 maka PT XYZ tidak akan membeli minyak
dari PT ABC sehingga PT ABC tidak akan mempeeroleh kerugian atau keuntungan
pada harga $1,46.
Nilai kontrak yang negatif ini adalah nilai call option untuk PT ABC sedangkan nilai
kontrak untuk PT XZY adalah $694.118