STRUKTUR BUMI
Disusun oleh:
WISDAYANTI
(NIM : G2 J1 17 034)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
rahmat dan ridho-Nyalah makalah yang berjudul “Struktur Bumi” dapat
terselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula kita panjatkan salam dan salawat
kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah membimbing kita
ke dunia yang penuh kebahagiaan ini.
Makalah ini merupakan tugas yang disusun sebagai bahan pembelajaran
dalam matakuliah “Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa” Jurusan Pendidikan
IPA Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo
Pada makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, kami menyadari
hal tersebut oleh karena itu kami menerima segala bentuk masukan dan saran
demi perbaikan pada makalah kali ini.
Makalah ini dapat terselesaikan karena adanya pihak-pihak yang
mendukung. Terutama bagi pada narasumber yang telah memberikan referensi
yang sangat baik kami ucapkan banyak terima kasih dan bagi semua pihak yang
terlibat dalam makalah ini kami lanturkan banyak terma kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................2
BAB II ISI
2.1 Bentuk dan Ukuran Bumi...........................................................................3
2.2 Interior Bumi...............................................................................................5
2.3 Litosfer........................................................................................................9
2.4 Lempeng Tektonik.....................................................................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................20
3.2 Saran..........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 Latar Belakang
4
2) Penulis dapat menjelaskan tentang interior bumi.
3) Penulis dapat menjelaskan tentang litosfer dan strukturnya.
4) Penulis dapat menjelaskan tentang lempeng tektonik dan bentuknya.
BAB II
ISI
5
2.1 Bentuk dan Ukuran Bumi
2.1.1. Bentuk Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid),
sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan
buncitan pada bagian khatulistiwa. Buncitan ini terjadi karena rotasi Bumi,
menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih besar dibandingkan
diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah 12.742
km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter pada awalnya didefinisikan
sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub utara melalui kota Paris,
Perancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk bulatan ideal yang mulus,
meski pada skala global, variasi ini sangat kecil. Bumi memiliki toleransi sekitar
satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan sempurna (reference spheroid), yang
lebih mulus jika dibandingkan dengan toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal
deviasi terbesar pada permukaan bumi adalah gunung Everest (8.848 m di atas
permukaan laut) dan palung Mariana (10.911 m di bawah permukaan laut).
Karena buncitan khatulistiwa, bagian bumi yang terletak paling jauh dari titik
tengah bumi sebenarnya adalah gunung Chimborazo di Ekuador.
Berikut kami rangkum ukuran bumi dalam bentuk Tabel ciri Fisik Bumi
6
Ciri Fisik Bumi
Jari-jari kutub 6,371.0 km
Kepepatan 6.378,1 km
0,0033528
40.075,02 km (khatulistiwa)
40.007,86 km (meridian)
Luas permukaan
40.041,47 km (rata-rata)
510.072.000 km²
148.940.000 km² daratan (29,2 %)
361.132.000 km² perairan (70,8 %)
Massa 5,9736×1024 kg
Kecepatan lepas
11,186 km/s
Kecepatan rotasi
1674,4 km/jam
Kemiringan sumbu
23,439281°
Albedo
0,367
7
2.2 Interior Bumi
2.2.1 Meneliti interior bumi
Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat-sifat fisika
bumi (geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat
fisik seperti misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan,
merambatkan gelombang (seismik), dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika
bumi inilah para akhli geofisika mempelajari susunan bumi, yaitu misalnya
dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi), sifat kemagnetan
bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang
seismik.
Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang
mengukur sifat rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada
dasarnya gelombang seismik dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau
gelombang Longitudinal dan gelombang Sekunder (S) atau gelombang
Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat dipengaruhi oleh sifat
dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada material berfasa
padat maupun cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada materi
yang berfasa cair. Perpedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang
dipakai untuk mengetahui jenis material dari interior bumi.
8
2.2.2. Model interior bumi
9
luar yang melebur. Di percaya merupakan bagian padat akibat tekanan dan
pendinginan.
10
40.000-kilometer (25.000 mil) , membentuk kerak samudra baru dengan
kecepatan 17 km3 per tahun, menutupi lantai samudra dengan basalt. Hawaii dan
Iceland adalah contoh akumulasi onggokan basalt.
11
bagian ini bercampur dengan hasil pemasukan komponen organis mahluk hidup
yang kemudian membentuk tanah yang dapat digunakan sebagai tempat hidup
organisme.
Tanah merupakan sumber berbagai jenis mineral bagi mahluk hidup.
Dalam wujud aslinya, mineral-mineral ini berupa batu-batuan yang treletak
berlapis di permukaan bumi. Melalui proses erosi mineral-mineral yang menjadi
sumber makanan mahluk hidup ini seringkali terbawa oleh aliran sungai ke laut
dan terdeposit di dasar laut.
12
benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu
bertebaran rata-rata 35 km.
Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kerak benua : merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di
bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini
yang merupakan benua.
- Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut
pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan
yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak
ini menempati dasar samudra.
2. Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun
oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO 2 dan
MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan
sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro
magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat
elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km .
Perhatikan gambar penampang bumi berikut ini:
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar
pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda.
Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer,
13
1. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang
membeku menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang
menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku. Berdasarkan tempat
terbentuknya magma beku. batuan beku dibagi menjadi tiga macam :
a. Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung
perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh
batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.
b. Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong
antara dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara
lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung
lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar.
Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan
beku korok.
c. Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma
membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung
berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin,
scoria, batuan apung (bumice).
14
3. Batuan Sedimen Organik
15
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas
terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku
dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat
tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu
geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength)
yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya
menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin,
melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic
plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng
yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer.
Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik
divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping).
Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung
samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng.
Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.
1. Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break
apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan
terbelah, membentuk batas divergen. Pada lempeng samudra, proses ini
menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada
16
lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley)
akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
2. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan ke arah kerak bumi yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain. Wilayah
dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng
samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona inilah
sering terjadi gempa. Pematang gunung api (volcanic ridges) dan parit samudra
(oceanic trenhes) juga terbentuk di wilayah ini.
3. Batas Transfrom
Terjadi apabila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar, yaitu
bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai
maupun saling menumpu. Batas transfrom umumnya berada didasar laut, namun
ada juga yang berada didaratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas di
California, USA. Sesar ini meruppakan pertemuan antara Lempeng Amerika
Utara yang bergerak ke Tenggara, degan lempeng Pasifik yang bergerak ke arah
barat laut.
Batas Konvergen
17
Ketika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua,
lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian
meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah deretan gunung berapi
(volcanic mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian terjadi
penunjaman, terbentuklah parit samudra (oceanic trench).
Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari
proses ini. Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan
Lempeng AmerikaUtara.
18
Lempeng - Lempeng Utama
19
di Bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu.
Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang
disebut Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang
menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana (yang menjadi benua
sisanya).
Gambar 6. Peta tektonik kepulauan Indonesia, tampak zona subduksi dan sesar aktif
20
terhadap lingkungan hidup adalah gaya inersia yang ditimbulkan oleh goncangan
gempa dan berakibat merobohkan bangunan-bangunan yang tidak didesain tahan
gempa. Sementara penyebab ikutan gempa berupa:
BAB III
21
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bentuk Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah
bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan
buncitan pada bagian khatulistiwa. Diameter rata-rata dari bulatan Bumi adalah
12.742 km.
Interior bumi terdiri dari inti dalam, inti luar, mantel bawah, daerah
transisi, dan kerak bumi. Litosfer yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan
terdiri atas batuan dengan ketebalan rata-rata 1200 km. Litosfer adalah lapisan
kerak bumi yang paling atas yang terdiri dari batuan. Lapisan litosfer dibagi
menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Teori Tektonika Lempeng
(bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam bidang geologi yang
dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan
skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Di bumi, terdapat tujuh lempeng
utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer
ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang
lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen
(bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas
vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya
umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng.
3.2 Saran
Setelah membahas dan mengkaji tentang struktur bumi yang meliputi
bentuk dan ukuran bumi, interior bumi, litosfer dan lempeng tektonik, kita ketahui
bahwa materi makalah ini tidak terbatas pada materi ilmu pengetahuan alam
(fisika) saja, tetapi juga ilmu pengetahuan sosial yang berupa ilmu bumi
(geografi) karena kedua bidang studi tersebut memiliki keterkaitan dalam makalah
ini. Sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam pembahasan tersebut nantinya.
22
DAFTAR PUSTAKA
23