Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis,
makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan
pebuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Kesemuanya
itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia. Berbagai
tantangan yang dihadapi oleh aparatur sipil negara dalam mencapai tujuan tersebut
semakin banyak dan berat, baik berasal dari luar maupun dalam negeri yang menuntut
aparatur sipil negara untuk meningkatkan profesionalitasnya dalam menjalankan tugas
dan fungsinya serta bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan-
tantangan tersebut, pemerintah melalui Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil
negara yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas,
profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN,
serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
Undang-undang tersebut juga mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib
memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) selama satu (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Pelatihan terintegrasi ini
adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab,
dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Dengan demikian UU ASN
mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) dalam
membentuk Calon Pengawai Negeri Sipilnya Formasi 2017 memiliki struktur kurikulum
berupa berupa Kurikulum Pembentukan Karakter PNS dan Kurikulum Penguatan
Kompetensi Teknis Bidang Tugas yang akan diuraikan oleh Penulis secara lebih jelas
dalam Laporan Final Individu 4 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ini.

1
A. GAMBARAN UMUM
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR)
menggunakan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara sebagai
dasar pedoman dalam menyelenggarakan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) formasi 2017 di tahun 2018 ini. Dalam pasal 65 UU tersebut disebutkan syarat
pengangkatan PNS antara lain: 1) Calon PNS yang diangkat menjadi PNS harus
memenuhi persyaratan (a) lulus pendidikan dan pelatihan; dan (b) sehat jasmani dan
rohani; 2) Calon PNS yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud diangkat
menjadi PNS oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan; 3) Calon PNS yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud akan
diberhentikan sebagai calon PNS.
CPNS wajib menjalani masa percobaan selama 1 (satu) tahun melalui proses
pendidikan dan pelatihan (diklat) terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat, dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggungjawab, serta memperkuat profesionalisme serta kompetensi
bidang. Di tahun ini, diklat prajabatan diubah nomenklaturnya menjadi pelatihan dasar
(latsar) CPNS.
Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, ASN
berfungsi sebagai: 1). Pelaksana kebijakan publik; 2). Pelayan publik; dan 3). Perekat
dan pemersatu bangsa. Fungsi-fungsi ASN ini harus dilakukan dengan penuh tanggung
jawab dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Oleh karena itu, kompetensi
latsar CPNS yang diharapkan yaitu “PNS sebagai pelayan masyarakat yang
professional”, diindikasikan dengan kemampuan: 1) Menunjukkan sikap perilaku dan
disiplin PNS; 2) Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya; 3) Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI;
dan 4) Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang
tugas.
Struktur Kurikulum yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu kurikulum
pembentukan karakter dan kurikulum penguatan kompetensi teknis bidang tugas.
Kurikulum Pembentukan Karakter terdiri dari 1) Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara
selama 12 hari kerja dan 2) Pelatihan Dasar Calon PNS selama 53 hari kerja yang terdiri
dari a) Agenda Sikap dan Perilaku Displin PNS; b) Agenda Nilai–Nilai Dasar PNS dan
c) Agenda Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI; dan d) Agenda Habituasi.

2
Kurikulum Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas terdiri dari dua kompetensi
yaitu kompetensi teknis umum/administrasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang bersifat umum/administratif dan kompetensi teknis substantif untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang bersifat substantif yang diperlukan
untuk mendukung tugas jabatan fungsional. Kurikulum ini terdiri dari beberapa diklat
yaitu a) Pelatihan Dasar Fungsional selama 3 hari kerja; b) Manajemen Konstruksi
selama 6 hari kerja; c) Pelatihan Dasar Teknik selama 6 hari kerja dan d) On Job
Training Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) KemenPUPR selama 42 hari
kerja.

Gambar 1. Jadwal Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan CPNS Kementerian PUPR Formasi 2017

B. MATERI YANG DITERIMA


1. Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara
 Wawasan Kebangsaan
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada hakikatnya terkait dengan
pembangunan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berarti sikap dan tingkah
laku PNS harus sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya
dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam
Pembukaan UUD 1945) melalui: a) Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan
bangsa dan negara Indonesia yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang
mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan
beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang berbeda-beda. Kemajemukan
itu diikat dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945; b) Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan perilaku yang patriotik dimulai

3
dari hal-hal yang sederhana yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan
kerukunan beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai agama
masing-masing, saling menghormati dengan sesama dan menjaga keamanan
lingkungan; dan c) Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara
Indonesia yang menghormati lambang-lambang negara dan mentaati peraturan
perundang-undangan.
 Analisis Isu Kontemporer
Penguatan untuk menunjukan kemampuan berpikir kritis dengan mengidentifikasi
dan menganalisis isu-isu kritikal melalui isu-isu startegis kontemporer yang dapat
menjadi pemicu munculnya perubahan lingkungan strategis dan berdampak
terhadap kinerja birokrasi secara umum dan secara khusus berdampak pada
pelaksanaan tugas jabatan sebagai PNS pelayan masyarakat. Kontemporer yang
dimaksud disini adalah sesuatu hal yang modern, yang eksis dan terjadi dan masih
berlangsung sampai sekarang, atau segala hal yang berkaitan dengan saat ini. Isu-
isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi diantaranya; bahaya
paham radikalisme/ terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry,
korupsi, dan proxy war.
 Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan Bela Negara merupakan kondisi Warga Negara yang secara fisik
memiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang prima serta secara
kondisi psikis yang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik,
senantiasa memelihara jiwa dan raganya memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja
keras dan tahan uji, merupakan sikap mental dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI
1945 dalam menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Kesiapsiagaan bela negara diarahkan untuk menangkal faham-faham, ideologi, dan
budaya yang bertentangan dengan nilai kepribadian bangsa Indonesia, merupakan
kesiapsiagaan yang terintegrasi guna menghadapi situasi kontijensi dan eskalasi
ancaman sebagai dampak dari dinamika perkembangan lingkungan strategis yang
juga mempengaruhi kondisi dalam negeri yang dipicu oleh faktor ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.

4
2. Pelatihan Dasar Calon PNS
a. Pelatihan Dasar
 Agenda II yaitu Nilai-Nilai Dasar PNS, yang terdiri dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
1) Akuntabilitas
Akuntabilitas mengacu pada harapan implisit atau eksplisit bahwa keputusan
atau tindakan seseorang akan di evaluasi oleh pihak lain dan hasil
evaluasinya dapat berupa reward atau punishment. Akuntabilitas yang
dilakukan oleh PNS akan teruji ketika PNS tersebut mengalami
permasalahan dalam transparansi dan akses informasi, penyalahgunaan
kewenangan, penggunaan sumber daya milik negara dan konflik
kepentingan. Seorang PNS dapat dikatakan PNS yang akuntabel apabila
mampu mengatasi masalah-masalah tersebut. Dalam artian mampu
mengambil pilihan yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak
terlibat dalam politik praktis, melayani warga secara adil dan konsisten
dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
2) Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme
Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3) Etika Publik
Etika Publik berupa nilai-nilai dasar etika publik melalui pembelajaran kode
etik dan perilaku pejabat publik, bentuk-bentuk kode etik dan implikasinya,
serta aktualisasi kode etik PNS.
5
4) Komitmen Mutu
Komitmen Mutu yaitu tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi,
mengandung inovasi, dan kinerja yang berorientasi mutu, khususnya dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
5) Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena
dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup, pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek,
namun dapat berdampak secara jangka panjang
 Agenda III yaitu Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI
1) Manajemen ASN
Beberapa perubahan dasar dalam manajemen SDM yaitu pertama berupa
perubahan dari pendekatan personel administration yang hanya berupa
pencatatan administratif kepegawaian kepada human resource management
yang menganggap adalah sumber daya manusia dan sebagai aset negara yang
harus dikelola, dihargai, dan dikembangkan dengan baik. Kedua, perubahan
dari pendekatan closed career system yang sangat berorientasi kepada
senioritas dan kepangkatan, kepada open career system yang mengedepankan
kompetisi dan kompetensi ASN dalam promosi dan pengisian jabatan. UU
ASN juga menempatkan pegawai ASN sebagai sebuah profesi yang harus
memiliki standar pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku
profesi, pendidikan dan pengembangan profesi, serta memiliki organisasi
profesi yang dapat menjaga nilai-nilai dasar profesi.
2) Pelayanan Publik
Negara (pemerintah) yang harus bertanggung jawab menyediakan barang dan
jasa yang dibutuhkan oleh para individu atau warga negara. Berbagai
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyediakan barang/jasa
yang dibutuhkan oleh warga negara ketika pasar tidak bisa menyediakannya
kemudian memunculkan kegiatan yang disebut sebagai pelayanan publik.
PNS sebagai pelayan publik maka praktik etiket pelayanan publik menjadi

6
sangat penting sebab kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh sebuah
negara pada gilirannya akan sangat mempengaruhi kesejahteraan warganya.
3) Whole of Government
Di tubuh pemerintahan, keberagaman menjadi warna sektor yang relatif
berbeda satu sama lain. Perbedaan antar sektor secara alami mendorong
adanya perbedaan visi dan orientasi masing-masing sektor yang pada
akhirnya mendorong adanya kompetisi atau persaingan antar sektor yang
menajam. Satu sektor memandang sektor lain tidak lebih penting dari
sektornya sendiri, demikian pula sebaliknya. Mentalitas sempit yang lebih
mementingkan sektornya masing-masing ini bisa terus menguat manakala
perekat antar sektor melemah atau tidak ada. Aparatur Sipil Negara (ASN)
sebagai aparatur penyelenggara negara sudah seharusnya menjadi motor
penggerak persatuan dan kesatuan serta menjadi contoh bagi warga bangsa
dalam mencapainya, bukan sebaliknya menjadi contoh buruk dalam
mendorong disintegrasi bangsa dan fragmentasi sektor. Di luar itu, beberapa
hal terkait penyelenggaraan pemerintahan pun masih menjadi pertanyaan
mendasar, seperti mengapa satu isu atau masalah dapat diatasi oleh kebijakan
atau institusi tertentu, akan tapi isu atau masalah lain memerlukan upaya
lebih dari sekedar jawaban kebijakan atau penanganan institusi.
 Agenda IV yaitu Habituasi
Mengaktualisasikan substansi materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui
proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam pembelajaran agenda Habituasi.
b. Pelatihan Dasar Fungsional
Pejabat Fungsional Teknik Tata Bangunan dan Perumahan adalah Pegawai
Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh
oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis penyelenggaraan
tata bangunan, perumahan dan permukiman serta pengembangan profesi. Angka
Kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi kerja
yang telah dicapai oleh seorang Pejabat Fungsional Teknik Tata bangunan dan
Perumahan dalam mengerjakan butir rincian kegiatan. Jabatan Fungsional
berkedudukan sebagai pelaksanaan teknis fungsional pada unit kerja yang
bersangkutan, baik di Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota di seluruh wilayah Indonesia. Tugas Pokok Pejabat Fungsional
adalah melaksanakan penyelenggaraan tata bangunan dan perumahan yang
7
merupakan bagian dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi Pemerintah,
Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mencapai tujuan
organisasi di bidang tata bangunan, perumahan dan permukiman.
c. Manajemen Konstruksi
Manajemen Konstruksi adalah usaha yang dilakukan melalui proses manajemen
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan
proyek dari awal sampai akhir dengan mengalokasikan sumber-sumber daya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil yang memuaskan sesuai sasaran
yang diinginkan. Setiap proyek konstruksi, terdapat sumber daya yang akan
diproses, pada saat proses inilah diperlukan manajemen agar proses ini berjalan
efektif dan efisien, dan diperoleh hasil yang memuaskan. Sumber daya tersebut
berupa uang, bahan, peralatan, tenaga manusia, pasar, metode dan informasi,
ruang, dan waktu.
d. Pelatihan Dasar Teknik
Pengenalan tugas dan fungsi unit kerja berupa Direktorat Penataan Bangunan
dan Lingkungan; Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat
Rumah Susun, Direktorat Rumah Khusus, Direktorat Rumah Swadaya dan
Direktorat Rumah Umum dan Komersial.
e. OJT Balitbang
 Balai Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (AMPLP)
Balai ini memiliki tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang air
minum dan penyehatan lingkungan permukiman. Inovasi bidang AMPLP antara
lain: 1) Pengolahan air tercemar menjadi air minum (sistem dynamic mixer,
merotek, meralis, upflow filtrasi pasir lambat, brikret granular dan busa, filtrasi
multimedia dan membran tekanan rendah, hybrid sedimentasi dan filtasi
multimedia); 2) Pengolahan air limbah (sistem biotour, biofilm, biority, bio-3,
biofilter-multimedia, biosanter, biomembran; 3) Manajemen persampahan
(sistem pengolahan sampah kantor, pengelolaan sampah terpadu berbasis 3R,
tungku pembakaran sampah nir racun/SANIRA, revitalisasi TPA, dan bank
sampah)
 Balai Bahan dan Struktur Bangunan
Balai ini memiliki tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang
bahan dan struktur bangunan. Inovasi bidang bahan dan struktur bangunan

8
antara lain : a) Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA); b) Tenda Bencana
Skala Keluarga; dan c) Rumah Tradisional Huni Wamena.
 Balai Sains Bangunan
Balai ini memiliki tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang
sains bangunan. Inovasi bidang sains bangunan antara lain Selimut Api dan
Teralis Aman Kebakaran .
 Balai Tata Bangunan dan Lingkungan
Balai ini memiliki tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang
tata bangunan dan lingkungan. Produk dari balai ini adalah penataan kawasan
kumuh, penataan kawasan permukiman di atas air, perencanaan kawasan
permukiman rendah emisi CO2, pengembangan konsep eco-settlements di hulu
DAS Cimanuk, dan zonasi rumah sederhana sehat berbasis kearifan lokal.
3. Habituasi Unor
Selama habituasi, penulis ditempatkan di Subdirektorat Standardisasi dan
Kelembagaan, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat Jenderal
Cipta Karya. Penulis mendapatkan tugas untuk :
a. Membaca dan menelaah produk perundang-undangan
b. Membantu persiapan pelaksanaan acara rapat/workshop yang akan dilaksanakan
oleh Subdit
c. Menyusun notulensi kegiatan rapat yang dilaksanakan oleh Subdit
d. Menyusun prosiding acara besar seperti rapat koordinasi yang dilaksanakan oleh
Subdit
e. Menghadiri undangan rapat/workshop/lokakarya sesuai disposisi dari kepala seksi
f. Menyusun nota dinas setelah menghadiri undangan rapat/workshop/lokakarya
sesuai disposisi dari kepala seksi

C. HARAPAN
Sebagai peserta CPNS di KemenPUPR yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
bidang infrastruktur, penulis memiliki harapan untuk dapat memahami bidang pekerjaan
yang akan dihadapi dengan mengikuti pelaksaan pendidikan dan pelatihan bidang teknis
yang diselenggarakan. Selain itu sebagai calon abdi negara, penulis juga memiliki
harapan untuk dapat memahami nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh seorang

9
Aparatur Sipil Negara dengan mengikuti pelaksaan dan pelatihan dasar yang diinisiasi
oleh Lembaga Administrasi Negara.
1. Untuk mendapat ilmu pengetahuan nilai-nilai dasar ASN
2. Untuk mendapat ilmu pengetahuan bidang kerja teknis
3. Untuk mendapat pengalaman langsung dalam bidang kerja teknis

D. PENGALAMAN SEBAGAI PESERTA ORIENTASI


Selama mengikuti orientasi CPNS meliputi diklat bela negara selama 12 hari kerja,
diklat dasar selama 53 hari kerja, diklat fungsional selama 3 hari kerja; diklat manajemen
konstruksi selama 6 hari kerja; diklat dasar teknik selama 6 hari kerja; On Job Training
Balitbang selama 42 hari kerja dan habituasi di Unit Organisasi, penulis mendapatkan
pengalaman antara lain :
1. Mendapatkan teman-teman baru yang seperjuangan dan setujuan selama mengikuti
diklat. Pengalaman ini memberikan banyak manfaat karena penulis dapat bertukar
ilmu, pemikiran dan pengetahuan yang berguna dengan sesama peserta diklat.
2. Mendapatkan ilmu pengetahuan nilai-nilai dasar ASN dan bidang teknis. Pengalaman
ini tentu saja memberikan banyak manfaat untuk penulis yang baru saja masuk dalam
bidang ASN khususnya menangani bagian infrastruktur.
3. Mendapatkan koneksi kerja. Pengalaman ini memberikan manfaat bagi penulis karena
penulis dapat bertemu dan berkenalan dengan banyak widyaiswara maupun pengajar
yang telah ahli pada bidangnya masing-masing sehingga memperluas koneksi jaringan
kerja penulis.
4. Mendapatkan pengetahuan tentang budaya dan lingkungan kerja seorang ASN di
KemenPUPR. Dengan agenda habituasi yang dijalani oleh penulis di Subdit
Standardisadi dan Kelembagaan, penulis dapat mengetahui dan memahami bagaimana
lingkungan dan budaya kerja yang sesungguhnya secara langsung.

E. LESSON LEARNED
Pelajaran berharga yang dapat diambil oleh penulis saat menjadi peserta pada masa
orientasi CPNS KemenPUPR selama kurang lebih 1 tahun yaitu penulis mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman secara langsung tentang substansi kerja dan budaya
lingkungan kerja di unit organisasi KemenPUPR yang dituangkan dalam tugas
aktualisasi penulis.

10
Dalam tugas tersebut, penulis mengamati permasalahan/isu di lingkungan kerja
penugasan yaitu di Subdit Standardisasi dan Kelembagaan, kemudian penulis
merumuskan solusi dari permasalahan yang diangkat berdasarkan urgensinya, dan
selanjutnya penulis berusaha membiasakan solusi tersebut pada kegiatan-kegiatan
selanjutnya. Pengalaman ini memberikan pembelajaran bagi penulis untuk peka terhadap
lingkungan organisasinya dengan melihat, mengamati, merefleksi dan menemukan
gagasan-gagasan kreatif dalam berbagai praktik dan hasil-hasil penyelenggaraan kegiatan
di unit organisasinya. Perenungan-perenungan yang bersumber dari fakta di sekeliling
pada gilirannya akan terus menerus menjadi menginspirasi untuk mengaktualisasikan
materi-materi yang diperoleh selama mengikuti Pelatihan Dasar Calon PNS. Perpaduan
antara dimensi kognitif, dan dimensi afektif inilah yang dapat menjadikan aktualisasi
lebih hidup dan kaya makna.

F. KESIMPULAN
Pembelajaran dalam pendidikan dan pelatihan CPNS merupakan langkah nyata untuk
mewujudkan PNS profesional yang berkarakter sebagai pelayan masyarakat melalui
substansi materi pokok yang dipelajari pada setiap tahap pembelajaran, sehingga yang
awalnya bersifat konseptual menjadi nyata dan terlihat. Langkah-langkah nyata ini
membutuhkan konsistensi yang dilengkapi dimensi afektif atau kepekaan dan kepedulian
terhadap masalah yang terjadi, baik berasal dari kinerja individu atau unit kerja dan
organisasi. Selanjutnya, bagaimana peserta pendidikan dan pelatihan memiliki motivasi
yang tinggi untuk menerapkan kompetensi tersebut, tentunya sangat tergantung pada diri
peserta. Untuk membangun sistem ini, peserta perlu mengolah dan memperdalam
pengetahuan pada dimensi kognitif, dan mengolah dan memperdalam rasa pada dimensi
afektif. Hal tersebut sudah sesuai dengan profesi sebagai PNS yaitu sebagai pelayan
masyarakat dimana kepentingan masyarakatlah yang menjadi tujuan utama bekerja.

G. SARAN
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan CPNS KemenPUPR di tahun 2018 ini sudah
berjalan dengan baik dan lancar. Untuk menjaga keberlangsungan diklat yang lebih
maksimal di tahun selanjutnya, penulis menyarankan agar materi yang diberikan kepada
peserta khususnya materi teknis bidang penelitian dan pengembangan (OJT Balitbang)
lebih efektif dan efisien sehingga peserta dapat menerimanya dengan lebih baik.

11

Anda mungkin juga menyukai