Anda di halaman 1dari 6

Hari yang sangat melelahkan, banyak sekali pekerjaan yang “Iya.


harus aku selesaikan., belum tugas kuliah yang menumpuk setelah
libur semester ini. Apalagi tugas rumah yang harus aku lakukan “Lusa sibuk gak?”
untuk membantu bunda. Tapi semua akan berlalu bila dijalanin, “Lusa? Sepertinya enggak,, kenapa?”
seperti angin berlalu.
“Lusa gue ngadain party, loe bisa datang khan?”
“Gin, bisa bantu bunda, tolong kamu ke tempat ibu Marni
ambilkan pesanan kain bunda yah, si Ejes bunda minta untuk “Oh party,, gue usahain yach,”
menjemput Angga pulang les..”
“Sip dech.. Loe dari mana siang-siang gini kok jalan sendiri,
“Iya bun, sebentar ya, aku bereskan cucian dulu, sedikit lagi itu apa?” Randy menunjuk kearah dua buah kantong plastik besar
kok” ditanganku..

“Makasih sayang...” bunda adalah orang yang sangat berarti “Oh,, ini kain pesanan bunda dari tante Marni..”
untuk ku setelah kepergian ayah 10 tahun yang lalu.
“Sini gue bantuin,” Randy langsung mengambil kantong besar
Aku dan ke dua adik ku mambantu bunda membangun hidup berwarna hitam itu dari tangan ku, lalu membawanya dengan
kami dengan membuka sebuah toko kecil tempat bunda menjahit tangannya yang agak berotot karena bermain basket setiap hari.
semua pesanan baju dari para pelanggannya. Bunda memang Bukan hanya sekedar bermain, Randy juga adalah seorang kapten
terkenal bagus dan rapi dalam menyelesaikan baju pesanan basket di kampus.
pelanggan, makanya tak heran banyak sekali orang yang meminta
“Gak usah gue bisa kok,” tapi Randy sudah terlanjur
bunda untuk menjahitkan baju mereka...
membawanya dan berjalan di depan ku, dari belakangnya aku bisa
~~~ meliat tubuhnya yang tinggi tegap dengan kulit putihnya yang
benar-benar membuat aku iri, karena aku gak seputih dia. Dia benar-
“Gina..?” seseorang memanggil dari belakang. benar putih bersih, dan wangi farfumnya yang kalem terbawa angin
“Randy?” tenang, persis seperti pembawaannya.

“Boleh bicara sebentar aku pun berhenti di bawah pohon besar “Loe gak kepanasan Gin?”
di pinggir jalan untuk mendengarkannya.

Created. Orchid.kristanty4@gmail.com
“Ach gak kok” aku langsung menunjukkan senyum manis ku “Oke gue pergi dulu yach,”
padanya, karena cuman itu senjata andalan ku untuk meyakinkan
orang lain. “Iya, hati-hati,” pesan ku

Sepanjang jalan aku dan Randy bicara banyak hal, kami sudah “Um, jangan lupa lusa yach,”
berteman hampir 1 tahun, semenjak aku masuk kuliah di universitas “Okey,” jawab ku sambil membentuk huruf O dengan jari
negeri setempat dan Randy juga salah satu mahasiswa disana. Randy telunjuk dan jempol ku.
itu orang yang baik, ramah dan dia orang yang pertama kali yang
memberikan sepatunya kepada ku saat OSPEK Fakultas setahun “Bye...” balas Randy kemudian.
yang lalu. Saat itu aku mendapat hukuman berdiri di depan tiang
“Dah..” jauh di depan mata aku melihat Randy pergi
bendera karena terlambat datang dan tidak membawa kartu nama,
meninggalkan halaman rumah ku. Yach pria itu, aku selalu senang
jadinya hukuman ku ditambah aku juga tidak diperbolehkan
bersamanya dan entah bagaimana dengannya,, tapi aku sendiri masih
menggunakan sepatu ku. Pada saat itu Randy yang juga terlambat
mencari kejelasan itu pada diri ku sendiri...
kasihan melihat aku yang pada saat itu tidak menggunakan sepatu,
jadi ia meminjamkan sepatunya pada ku secara diam-diam. Sejak itu
Randy dan aku mulai dekat, bahkan anak-anak sering meledek kami
“kenapa gak jadian aja”, aku terkadang ketawa sendiri kalau ditanya
begitu.

“Oke sudah sampai,” kata Randy mengagetkan ku dari


lamunanku.
~~~
“Loe gak mampir dulu Ran,?”

“Kayanya gue langsung aja dech soalnya tadi nyokap pesan


buat beli beberapa barang di mini market depan,” Randi lalu
meletekkan kantong plastik hitam besar itu di teras rumah ku.

“Oh..., ya sudah, kalau gitu makasih yach Ran,”

Created. Orchid.kristanty4@gmail.com
Hari ini pestanya Randy, but sial banget aku malah dapat tugas “Gue gak ingat,” maklum lach aku emang memiliki kadar
dari dosen buat nyusun tugas seminar kelompok besok dan harus kepikunan yang melebihi batas usia. Aku benar-benar merasa
dukumpulin hari ini juga. Terpaksa aku dan Fery mengerjakannya di bersalah terhadap Randy dan angin malam itu terasa sangat kencang
kampus. Aku bersyukur Fery mau membantu aku sampai selesai gak bertiup.
seperti teman satu kelompok lainnya.

“Yach handphone gue habis batrei,,”

“Kenapa Gin?”

“Handphone gue mati Fe, gue gak bisa ngehubungin Randy


kalau gue gak bisa datang ke pestanya malam ini.”

“Oh gitu, gimana kalau loe pakai handphone gue dech,” aku ~~~
langsung menekan layar handphone Fery dan mencari nama Randy,
yah dan ketemu... aku langsung menekan call,,

“Kok gak aktif yach,,”

“Coba lagi dech,,” lagi-lagi yang terdengar hanya bunyi alat


elektronik itu bicara, the number your are calling is not actif, please Um, hari ini gue musti ketemu Randy, dia pasti marah besar
try again in the view minute. kalau gue gak jelasin semua ke dia, pikir ku dalam hati.

“Iya gak aktif nich, gue ngerasa gak enak dengan Randy” “Permisi ada yang liat Randy gak,”

“Oh, apa mungkin itu nomer handphone Randy yang lama, “Tadi gue liat dia ada di taman samping kantin,”
gue gak ada nomernya yang baru,”
“Oke thank’s ya,”
“Ach, bisa jadi, gimana yach,”
“Gin, Gina.....!” seseorang datang dari arah samping dan
“Loe gak hafal nomernya Randy?” mendekati aku.

Created. Orchid.kristanty4@gmail.com
“Abe? Kenapa Be?” “Um,” Randy membalas malas tanpa melirik ke arah ku dn
masih sibuk dengan laptopnya.
“Loe kemaren kemana aja tadi malam kok gak datang, Randy
nyariin loe tuh,,” “Ran, gue minta maaf kemaren, gue gak bisa datang,” aku pun
mengambil posisi duduk yang nyaman di samping Randy.
“Iya sorry banget kemaren gue kepepet ngumpulin tugas
seminar ke pak Johar, loe tau khan Pak Johar itu gimana?” “Yach, gue tau,” jawaban Randy tenang. Lalu perlahan ia
mematikan laptopnya dan menyimpannya dalam tasnya. Aku masih
“Lagian loe, kenapa gak ngabarin sich kalau gak datang, takut melihat sikapnya, tapi tiba-tiba ia menatap kearah ku dengan
Randy bad mood banget kemaren, padahal ia udah buat party dalam, lebih dalam, rasanya seperti menusuk, persisnya ke dalam
semeriah itu buat meghibur semua yang datang, itu semua gara-gara jantung. Sehingga kini jantungku berdetak lebih cepat.
loe gak datang. Dia juga tau waktu itu kamu berduaan aja khan sama
Fery. Gin, Randy masih gak suka banget sama Fery.” “Randy??” kini kedua tangan Randy yang atletis berada di
kedua lengan ku dan merangkulnya dengan kuat tapi hangat. Aku,
“Dulu mereka hampir beramtem karena masalah pertandingan aku hanya bisa diam dan menunggu yang akan terjadi selanjutnya
bakset,”
“Gina Alexsandria Putri, setiap malam selama setahun ini gue
“Iya gue tau, sekarang gue juga lagi nyari Randy, gue mau gak pernah bisa tidur dengan tenang, loe tahu kenapa? Karena gue
jelasin ke dia semuanya,” selalu mikirin loe. Entah kenapa gue selalu merasa nyaman dekat
“Oke dech kalau begitu, semoga sukses Gin, eh itu Randy!” loe, gue ingin loe jujur ke gue, apa selama ini loe ada perasaan ke
Abe menunjuk kearah sebuah bangku taman di samping kantin dan gue? Apa loe suka gue? Tolong jawab gue dengan jujur..”
disana tampak Randy sedang duduk sambil memainkan laptopnya. Randy menyerangku dengan pertanyaan yang bertubi-tubi..
“Thank’s ya Be, gue kesana dulu ya..” aku pun memberanikan sehingga membuat aku bingung. Apa ini??,, apa yang Randy
diri untuk bicara ke Randy, melihat Randy dari jauh saja seperti katakan,, aku gugup kanapa Randy tiba-tiba mendadak seperti ini.
melihat akan ada angin badai yang akan menyeretku jauh-jauh. “Ran, apa yang loe maksud?” aku berusaha menenangkan diri
“Hei Ran?” dan mencoba melepaskan diri dari genggaman Randy tapi percuma
tangannya kuat menahan, dan entah kenapa aku pun jadi merasa

Created. Orchid.kristanty4@gmail.com
lemah karena sikapnya itu. Tiba-tiba terasa angin hangat yang bertiup sepoi-sepoi membelai lembut, aku pun membalasnya dengan
berada di sekitar ku yang mengelilingi kami. pelukan.

“Gina loe sadar gak sich, sekarang gue sedang ngungkapin Itulah akhir dari perasaan yang tidak pernah aku pahami,
perasaan gue selama setahun ini buat loe. Gue suka dan sayang sama bahkan semuanya menjadi sangat indah pada waktunya, perasaan
loe Gin, sejak setahun yang lalu, tapi gue gak berani buat yang mengagumkan seperti angin berhembus, membawa ketenangan
ngungkapin semua dengan cepat karena gue takut loe bakal nolak dan kenyaman walau kadang tanpa arti...
gue.. Jadi gue nyari waktu yang tepat untuk mengungkapkan
semuanya... Rencananya tadi malam, pada saat pesta itu,, gue udah
banyangin loe datang dan gue bakal nembak loe dengan beberapa THE END
kejutan yang udah gue siapin. Tapi sepertinya ide itu gagal, jadi
sekarang, bagaimana, apa loe juga memiliki perasaan yang sama
dengan gue?”

Wow,, daebakk... luar biasa sepertinya jantung ku berlomba


memompa dengan paru-paru ke seluruh tubuh,, aku benar-benar
gugup dan dada ku sesak seperti tidak ada angin disekitar ku..

“Sebelumnya gue minta maaf sudah menbuat rencana loe


gagal, tapi maaf gue bukan gadis yang bisa membuat rencana
seseorang gagal untuk kedua kalinya, dan Arthur Randyka Pieter,
gue juga sayang loe,” tiba-tiba saja kata-kata itu keluar dari mulut ku
dan tanpa sengaja air mata pun juga menetes dari mataku, aku
merasakan kebahagiaan itu, kabahagian yang sering aku bayangkan
saat memikirkan Randy.

Randy dengan lembut mengahapus air mata dari pipiku,


tangannya yang hangat menyentuh kedua pipi ku, mencoba
menenangkan ku, lalu perlahan bibirnya mencium bibirku dengan
lembut, terasa hangat dan nyaman ditemani semilir angin yang

Created. Orchid.kristanty4@gmail.com
ANGIN
Bagaimanakah perasaan mu,, seperti
anginkah??? Aku selalu tidak pernah mengerti
bagaimana angin bertiup,,

Tapi aku selalu percaya angin itu memiliki arah


dan tujuan, seperti aku yang tidak bisa membuat
rencana seseorang gagal untuk kedua kalinya..

(Gina Alexandria Putri)

Created. Orchid.kristanty4@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai