Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN DESA

WISATA
(Studi Pada Desa Pujonkidul Kecamatan Pujon Kabupaten Malang)

Septiofera Eresus Prabowo


Djamhur Hamid
Arik Prasetya
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
septiofera@gmail.com

ABSTRACT

Pujonkidul village is one of the tourist village that has been acknowledged since 2014 and involves some
communities in developing tourism village. This research used descriptive qualitative method and data
aggregation by interview. This reseearch’s purpose is to examine the type of community participation in
developing village. The type of Pujonkidul community participation are participation of idea that have not yet
involve the community to express idea related weakness and strength of Pujonkidul tourist village,
participation of physical that have been done by Pujonkidul community such as development of tourism
facilities and infrastructure, participation of skill and finesse that has involved some of the community in the
form of agricultural education, educational farms, typical food processing, outbound management, creation
of tour packages, providing homestay, and the provision of local guides, and participation of property with
“sapta pesona” application. Inhibiting factors of community participation are low motivation, low skill human
resource, political and regulatory difficulties in local food licensing. Supporting factors are caring and good
communication.

Key Word: Community Participation, Developing Tourism, Pujonkidul Village

ABSTRAK

Desa Wisata Pujonkidul salah satu desa wisata yang telah disahkan sejak tahun 2014 dan melibatkan beberapa
masyarakat dalam bentuk usaha pengembangan desa wisata. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dan pengumpulan data melalui wawancara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bentuk-
bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat
Pujonkidul yaitu partisipasi buah pikir yang belum melibatkan masyarakat untuk menuangkan ide-ide terkait
kekurangan atau kelebihan Desa Wisata Pujonkidul, partisipasi tenaga fisik yang sudah dilakukan masyarakat
Pujonkidul berupa pembangunan fasilitas dan infrastruktur wisata, partisipasi keterampilan dan kemahiran
yang sudah melibatkan beberapa masyarakat berupa edukasi pertanian, peternakan, pembuatan makanan khas,
pengelolaan outbound, pembuatan paket wisata, penyediaan homestay, dan penyediaan pemandu lokal, dan
partisipasi harta benda dengan penerapan sapta pesona. Faktor penghambat partisipasi masyarakat yaitu
motivasi rendah, SDM rendah, kesulitan di bidang politik dan regulasi dalam perizinan pembuatan makanan
khas. Faktor pendukung yaitu kepedulian dan komunikasi yang terjalin baik.

Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Pengembangan Desa Wisata, Desa Pujonkidul

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 18


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
PENDAHULUAN Mewujudkan hal tersebut, maka partisipasi aktif
Pengembangan pariwisata yang dilakukan pada secara merata menjadi prioritas utama.
suatu destinasi yaitu desa wisata. Desa wisata Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis
merupakan kawasan pedesaan yang memiliki dalam penelitian tertarik untuk mengangkat judul
berbagai macam atraksi wisata. Atraksi wisata “Analisis Partisipasi Masyarakat dalam
tersebut dikemas sedemikian rupa sehingga dapat Pengembangan Desa Wisata (Studi pada Desa
menarik wisatawan untuk berkunjung dan Pujonkidul Kecamatan Pujon Kabupaten
menetap, menghabiskan waktu berhari-hari, Malang).”
mengenal lebih dekat budaya desa, dan melakukan
aktivitas yang dilakukan masyarakat desa. KAJIAN TEORI
Pariwisata pedesaan menurut Hadiwijoyo (2012) Pariwisata
dapat dilihat sebagai suatu pemukiman dengan Pariwisata merupakan perjalanan yang
fasilitas lingkungan yang sesuai dengan tuntutan dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
wisatawan dalam menikmati, mengenal, dan dari satu tempat ke tempat lainnya dengan tujuan
menghayati kekhasan desa dengan segala daya bersenang-senang, menikmati waktu luang, tidak
tariknya dan tuntutan kegiatan hidup bermasyrakat. untuk mencari nafkah dan kunjungan tidak lebih
Salah satu pengembangan desa wisata saat ini dari enam bulan. WTO dalam Pitana (2009)
sudah mulai diterapkan di Jawa Timur khususnya menjelaskan bahwa batasan pariwisata secara
di Kabupaten Malang, di Desa Pujonkidul. Desa khusus sebagai komponen pokok sebagai berikut:
Pujonkidul memiliki potensi wisata yang menarik (1) seseorang atau sekelompok orang melakukan
untuk dijadikan atraksi wisata, diantaranya: wisata perjalanan antar dua atau tiga lebih lokasi disebut
alam air terjun sumber pitu, agrowisata petik sayur traveler, (2) seseorang atau sekelompok orang
dan buah, tracking Gunung Kawi, wisata melakukan perjalanan yang tidak menjadi tempat
outbound, kesenian sadukan, kesenian kuda tinggal dan melakukan perjalanan kurang dari 12
lumping, sentra olahan susu, dan wisata edukasi bulan, dengan tujuan perjalanan bukan untuk
ternak sapi. Pengembangan Desa wisata mencari nafkah di tempat tujuan disebut visitor, (3)
Pujonkidul harus didukung oleh masyarakat lokal, seseorang atau sekelompok orang yang
bahkan dalam pengelolaannya masyarakat harus menghabiskan waktu minimal 24 jam di daerah
turut berpartisipasi aktif. Muljadi (2014) yang dikunjungi disebut tourist.
menjelaskan bahwa masyarakat adalah pelaku aktif Wisatawan yang berwisata atau berkunjung ke
dalam kegiatan kepariwisataan yang bertujuan suatu daerah memiliki perbedaan yaitu (1) sunlust
untuk meningkatkan kesejahteraan bagi tourist, yang merupakan wisatawan dengan tipe
masyarakat itu sendiri dan kepariwisataan yang mengunjungi suatu daerah untuk beristitrahat atau
merupakan aktualisasi dari sistem ekonomi rekreasi dengan mengharapkan keadaan iklim,
kerakyatan yang merupakan kegiatan seluruh fasilitas, makan dan lainnya sesuai dengan negara
lapisan masyarakat Indonesia sebagai sumber asalnya, dan (2) wonderlust tourist, merupakan tipe
ekonomi kreatif masyarakat. wisatawan yang berwisata karena didorong oleh
Pembangunan masyarakat lokal yang motivasi untuk mendapatkan pengalaman baru,
mensyaratkan pengoptimalan dalam berpartisipasi mengetahui kebudayaan baru atau mengagumi
aktif pada Desa Wisata Pujonkidul dalam keindahan alam yang belum dilihat sebelumnya,
pengembangan desa wisata masih terkendala oleh tipe wisatawan seperti ini menerima fasilitas,
hambatan yang berasal dari masyarakat sendiri. makan dan lainnya sesuai dengan daerah sebagai
Masyarakat Desa Pujonkidul masih mengalami tujuan wisatanya (Pitana, 2009).
hambatan dalam proses partisipasi aktif yang
berasal dari kurangnya motivasi masyarakat, Desa Wisata
sosialisasi, sumber daya manusia rendah, Desa wisata merupakan suatu kawasan atau
keterbatasan lahan peternakan, kesulitan wilayah yang didalamnya terdapat banyak atraksi
masyarakat dalam mengurus perizinan terkait wisata (budaya, buatan, alam) yang dikemas
produk olahan makanan khas. Apabila masyarakat sedemikian rupa untuk menarik wisatawan
Pujonkidul berpartisipasi aktif secara merata, akan berkunjung. Hadiwijoyo (2012) menjelaskan
tercipta desa wisata yang diminati oleh wisatawan bahwa syarat sebuah desa wisata yaitu (1)
sebagai the next destination. Desa Wisata aksesibilitas baik, (2) terdapat obyek-obyek
Pujonkidul dapat menjadi desa wisata unggulan menarik, (3) masyarakat dan aparat menerima dan
jika elemen-elemen yang ada didalamnya turut mendukung, (4) keamanan, (5) tersedia fasilitas
berpartisipasi aktif dalam pelaksanaannya. desa wisata (akomodasi, telekomonukasi, tenaga
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 19
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kerja), (6) beriklim sejuk, dan (7) berhubungan METODE PENELITIAN
dengan obyek lain yang sudah dikenal masyarakat Jenis Penelitian
luas. Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif
yang digunakan oleh peneliti. Deskriptif yang
Partisipasi Masyarakat menggambarkan dan mendeskripsikan bentuk-
Adisasmita (2006) menjelaskan bahwa bentuk partisipasi masyarakat, faktor penghambat,
partisipasi masyarakat adalah suatu pemberdayaan faktor pendukung pada pengembangan desa wisata.
masyarakat dengan peran serta kegiatan Pendekatan kualitatif yang diperoleh melalui
penyusunan perencanaan dan implementasi wawancara, observasi, dan dokumentasi.
program atau proyek pembangunan dan merupakan
aktualisasi dari kesediaan dan kemauan atau Fokus Penelitian
kemampuan masyarakat untuk berkorban dan 1. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam
berkontribusi terhadap implementasi pengembangan Desa Wisata Pujonkidul, yaitu:
pembangunan. Empat bentuk-bentuk partisipasi a. partisipasi buah pikir
masyarakat seperti partisipasi buah pikir, tenaga b. partisipasi tenaga fisik
fisik, keterampilan dan kemahiran, dan harta benda c. partisipasi keterampilan dan kemahiran
(Dirjen PMD Direktorat Jendral Pembangunan meliputi (1) edukasi peternakan, (2) edukasi
Masyarakat Desa Depdagri dalam Sudriamunawar, pertanian, (3) pembuatan makanan khas, (4)
2006). Bentuk-bentuk partisipasi dari penulis pembuatan paket wisata, (5) pengelolaan
mengarahkan pada pengembangan desa wisata outbound, (6) penyediaan homestay, dan (7)
yaitu partisipasi buah pikir dengan pelibatan penyediaan pemandu lokal.
masyarakat dalam sumbangan ide-ide terkait 2. Faktor penghambat dan pendukung partisipasi
kekurangan atau kelebihan desa wisata, tenaga masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata
fisik dengan pelibatan masyarakat dalam Pujonkidul.
membangun fasilitas atau infrasruktur desa wisata,
keterampilan dan kemahiran dengan melibatkan Lokasi dan Situs Penelitian
masyarakat dalam usaha-usaha yang dapat Lokasi penelitian di Desa Pujonkidul dengan situs
menunjang atraksi tambahan dari desa wisata, harta penelitian di Dusun Krajan, Maron, dan
benda dengan pelibatan masyarakat secara pasif Tulungrejo.
apabila tidak berpartisipasi aktif.
Sumber Data
Pengembangan Desa Wisata Sumber data primer dan sekunder yang digunakan
Proses dan tipe pengelolaan desa dan kampung oleh peneliti. Primer diperoleh dari wawancara
wisata di Indonesia yang dijelaskan oleh pada Kepala Desa dan masyarakat Desa
Hadiwijoyo (2012) yaitu (1) tipe terstruktur dan (2) Pujonkidul, sedangkan sekunder diperoleh dari
tipe terbuka. United Nation Development program arsip kantor Desa Pujonkidul dan internet.
(UNDP) dalam Hadiwijoyo (2012) menjelaskan
Teknik Pengumpulan Data
bahwa ada 2 pendekatan dapat digunakan dalam
Observasi, wawancara, dan dokumentasi
perencanaan dan pengembangan desa wisata yaitu
merupakan teknik pengumpulan data yang
(1) pendekatan pasar pengembangan desa wisata
digunakan peneliti dalam melakukan penelitian.
dan (2) pendekatan fisik pengembangan desa
wisata. Pengembangan destinasi wisata memiliki 7 Instrumen Penelitian
fase atau tahap yaitu exploration, involvement, Instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat
development, cosolidation, stagnation, decline, dan dalam mengumpulkan data peneliti yang berupa:
rejuvenation (Butler dalam Pitana, 2005). peneliti sendiri, pedoman wawancara, recorder,
dan buku catatan.

Analisis Data
Analisis data Miles dan Huberman yang digunakan
oleh peneliti dalam analisis. Tahapan tersebut yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 20


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Keabsahan Data Masyarakat Desa Pujonkidul yang telah
Triangulasi sumber sebagai teknik keabsahan yang berpartisipasi aktif dalam keterampilan dan
digunakan peneliti, merupakan proses dengan cara kemahiran ini berupa pembuatan makanan khas
pengecekan data-data yang diberikan satu (stik susu, yogurt, dan permen susu). Pembuatan
narasumber kepada narasumber lainnya (Moleong, paket wisata, pemanduan lokal, pengelolaan
2012). outbound yang dilakukan oleh pokdarwis.
Masyarakat yang aktif dalam edukasi pertanian
HASIL DAN PEMBAHASAN dan peternakan masih minim yaitu pada edukasi
Hasil penelitian di Desa Wisata Pujonkidul yaitu: buah yang bersedia untuk mengedukasi
1. Partisipasi Buah Pikir wisatawan ada dua ladang apel dan satu ladang
Pada partisipasi ini masih belum melibatkan stroberi. Penyediaan homestay hanya berjumlah
masyarakat secara keseluruhan dalam lima yang siap, hal ini karena masyarakat masih
menuangkan ide-ide terkait kekurangan atau belum siap pada klasifikasi homestay yaitu
kelebihan yang dimiliki Desa Pujonkidul pada memiliki kamar mandi dalam. Masyarakat yang
sektor wisata. Masyarakat belum secara telah memiliki kriteria sebagai homestay masih
keseluruhan mengetahui terkait desa wisata dan belum mau karena tidak ingin ada orang asing
pengembangannya karena Desa Wisata yang tinggal di rumah tersebut.
Pujonkidul belum memiliki strategi 4. Partisipasi Harta Benda
pengembangan dalam mengembangkan desa Partisipasi harta benda dengan memberikan
wisata sehingga masyarakat belum memiliki sumbangan pada pengembangan desa wisata.
wadah untuk menuangkan pokok pikiran dari Masyarakat yang tidak berpartisipasi aktif
partisipasi ini. Namun, partisipasi buah pikir dalam pengembangan desa wisata dapat
dalam tindakan nyata saat melakukan melakukan partisipasi ini melalui penerapan
pemanduan dengan melakukan evaluasi disetiap sapta pesona. Penerapan sapta pesona lebih
kegiatan. Hal tersebut yang masih melibatkan penting dari pada iuran atau sumbangan untuk
sebagian masyarakat yang sekaligus sebagai pengembangan desa wisata karena dalam suatu
pengelola desa wisata atau disebut dengan destinasi masyarakat harus dapat menerapkan
pokdarwis. sapta pesona untuk lingkungan dan wisatawan.
2. Partisipasi Tenaga Fisik Pada Desa Wisata Pujonkidul penerapan
Partisipasi tenaga fisik yang merupakan bentuk keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan,
partisipasi dalam pembangunan fasilitas atau keindahan, keramah tamahan, dan kenangan
infrastruktur pengembangan desa wisata. telah terasa. Lingkungan Pujonkidul terbilang
Masyarakat Desa Pujonkidul sebagian telah aman dilihat dari tidak adanya tindak kejahatan
berpartisipasi aktif didalamnya. Hal yang atau kepalsuan informasi terkait obyek wisata.
dilakukan yaitu pembuatan toilet, pemasangan Lingkungan bersih dengan asrinya berupa
baner sapta pesona, pemasangan petunjuk arah banyak ditanami bungan-bunga dan tampak
menuju atraksi wisata, pembuatan rest area, dan banyak tumbuhan hijau pada lingkungan ini.
pembuatan jalan setapak menuju sumber pitu. Udara sejuk menjadi nilai tambah pada Desa
3. Partisipasi Keterampilan dan Kemahiran Wisata Pujonkidul serta warga yang ramah
Partisipasi keterampilan dan kemahiran kepada wisatawan ketika wisatawan berkunjung
masyarakat Desa Pujonkidul dalam wisata yaitu sehingga hal tersebut memberikan kesan
pembuatan makanan khas, penyediaan kenangan pada wisatawan yang berkunjung.
homestay, pembuatan paket wisata, pengelolaan
outbound, edukasi pertanian (sayur dan buah), Pengembangan Desa Wisata
dan penyediaan pemandu lokal. Masyarakat Pengembangan desa wisata khususnya pada
yang berpartisipasi aktif dalam hal ini masih produk olahan masyarakat Pujonkidul masih belum
minim. Hal tersebut karena masyarakat masih dilakukan secara optimal. Belum optimal dalam
belum sadar akan sektor wisata yang dapat pemanfaatan berupa hasil produksi unggulan pada
menghasilkan nilai tambah pada perekonomian sektor pertanian dan peternakan. Penguatan pada
keluarga. Selain itu, minimnya keikutsertaan sektor tersebut sebagai produksi utama masyarakat
masyarakat karena kurang siap untuk setempat dapat meningkatkan perekonomian.
menyediakan jasa kepada wisatawan. Kurang Kualitas produk berupa sumber daya manusia dan
siapnya masyarakat karena kurangnya pembuatan makanan atau sovenir lebih ditekankan
wisatawan yang berwisata ke Desa Wisata sehingga masyarakat mampu meningkatkan
Pujonkidul. kemampuan ekonomi di bidang pariwisata.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 21
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Penguatan sumber daya manusia setempat dengan sebagai the next destination bagi wisatawan
mengajarkan pelatihan-pelatihan terkait domestik atau mancanegara. Hal ini karena
pembuatan makanan (hasil olahan berbahan dasar keunikan, kekhasan, dan keaslian dari produk yang
pertanian dan peternakan). dimiliki. Atraksi Desa Wisata Pujonkidul berupa
Pengolahan hasil pertanian dan peternakan keindahan alam air terjun sumber pitu dan
tersebut, kemudian dikembangkan sebagai produk panorama alam pedesaan dengan aktivitas
utama yang dibuat oleh masyarakat Pujonkidul. masyarakatnya sebagai petani dan peternak sapi,
Mengacu pada penyediaan bahan baku yang selanjutnya terdapat budaya kesenian yang dimiliki
melimpah, serta masyarakat yang mampu yaitu perkusi, saduk, dan kuda lumping.
mengolah berbahan dasar pertanian dan Aksesibilitas yang ada di Desa Wisata Pujonkidul
peternakan, maka hal tersebut dikaitkan dengan yaitu adanya petunjuk arah menuju lokasi Desa
dukungan modal usaha dan alat produksi. Namun, Pujonkidul, petunjuk arah menuju atraksi wisata air
pembuatan makanan dari bahan dasar pertanian terjun sumber pitu, dan edukasi petik strobesi.
dan peternakan tidak membutuhkan modal besar. Amenitas yang tersedia di Desa Pujonkidul yaitu
Hanya membutuhkan motivasi masyarakat dalam tersedia homestay, warung-warung yang
melakukannya. Masyarakat yang termotivasi akan menyediakan makanan, pusat informasi, sarana
tergerak dalam pembuatan makanan-makanan komunikasi yang baik (jaringan signal stabil) serta
berbahan dasar pertanian dan peternakan. Serta tersedianya air bersih dan listrik. Aktivitas yang
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang dapat dilakukan oleh wisatawan yaitu melakukan
maksimal akan membawa motivasi masyarakat edukasi pertanian, edukasi peternakan, kebugaran
dalam pembuatan hasil produksi pertanian dan (outbound, offroad, dll), tracking air terjun sumber
peternakan, sehingga hal tersebut dapat menjadi pitu dan tracking gunung kawi. Pengemasan
tambahan perekonomian dari masyarakat setempat. produk wisata yang menarik akan lebih menarik
Peningkatan ekonomi masyarakat Pujonkidul wisatawan dalam mengunjungi sebuah destinasi
melalui sektor pariwisata (desa wisata) dapat wisata. Pemerintah, masyarakat sebagai pengelola
dilakukan dengan menanamkan kepercayaan pada dan masyarakat tidak menjadi pengelola turut serta
masyarakat setempat untuk bersama-sama dalam pengembangan desa wisata yang
mengelola desa wisata yang berkelanjutan. berkelanjutan. Faktor-faktor 4P diatas telah
Penguatan fungsi bidang-bidang pada bidang berkembang pada Desa Wisata Pujonkidul namun
pokdarwis Desa Wisata Pujonkidul yang akan belum optimal dalam motivasi masyarakat
menyongsong masyarakat secara luas untuk turut setempat sebagai pengemas serta penyedia dan
berpartisipasi aktif dalam hal industri kerajinan promosi yang kurang optimal dilakukan, sehingga
tangan dan makanan olahan masyarakat setempat. masih kurangnya minat wisatawan untuk berwisata
Faktor demand pada sektor wisata akan di Desa Pujonkidul.
mempengaruhi pendapatan masyarakat setempat.
Permintaan pasar akan produk yang ditawarkan
pada Desa Wisata Pujonkidul akan mempengaruhi
perekonomian masyarakat setempat. Penguatan
produk pada Desa Wisata Pujonkidul serta promosi
secara berkala dan selalu memperbaharui aktivitas
di Desa Wisata Pujonkidul kan merangsang minat
wisatawan untuk berkunjung atau berwisata ke
tempat tersebut. Keunggulan alam berupa air terjun
sumber pitu dan edukasi pertanian peternakan
serta wahana permainan lainnya diperkuat pada
ajang promosi. Hal tersebut apabila dilakukan
dengan seimbang antara penguatan masyarakat
setempat sebagai penyedia jasa dan wisatawan
sebagai penikmat jasa, maka akan tercipta
kepuasan pada wisatawan dan masyarakat lokal.
Hal ini akan berpengaruh pada perekonomian
masyarakat yang akan meningkat seiring dengan
kunjungan wisatawan yang menngkat juga.
Pengembangan Desa Wisata Pujonkidul
menjadi prospek yang bagus untuk dijadikan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 22
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
pada diri masyarakat untuk meningkatkan Desa
Pujonkidul menjadi terkenal. Beberapa masyarakat
Desa Wisata Pujonkidul: Tipologi yang telah terlibat dalam partisipasi keterampilan
Terbuka dan kemahiran memiliki motivasi tersebut, selain
itu keinginan untuk meningkatkan perekonomian
keluarga melalui desa wisata.
Desa Wisata Pujonkidul: Pendekatan
Pasar dengan Interaksi Langsung KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan
Bentuk-bentu partisipasi masyarakat Desa Wisata Pujonkidul meliputi partisipasi
Desa Wisata Pujonkidul: buah pikir, tenaga fisik, keterampilan dan
kemahiran, dan harta benda.
1. Partisipasi buah pikir, masih belum 2. Faktor penghambat masyarakat tidak
melibatkan masyarakat secara berpartisipasi dalam pengembangan desa wisata
keseluruhan untuk menuangkan ide- karena sumber daya manusia rendah, motivasi
ide terkait pengembangan desa yang rendah dalam diri masyarakat, pengurusan
wisata. perizinan produk makanan khas, politik, dan
2. Partisipasi tenaga fisik, sudah regulasi.
dilakukan dengan fasilitas desa 3. Faktor pendukung masyarakat berpartisipasi
wisata yaitu toilet, rest area, dalam pengembangan desa wisata karena
petunjuk arah dan sebagainya. komunikasi yang terjalin dengan baik antara
3. Partisipasi keterampailan dan pemerintah desa dengan masyarakat dan usia-
kemahiran yang telah melibatkan usia produktif.
beberapa masyarakat aktif di
dalamnya berupa edukasi pertanian, Saran
peternakan, makanan khas, 1. Saran untuk kepada Kepala Desa Wisata
homestay, pengelolaan outbound, Pujonkidul
penyediaan pemandu lokal, dan a. Peningkatan sosialisasi kepada seluruh
pembuatan paket wisata. masyarakat terkait pengembangan desa
4. Partisipasi harta benda, dilakukan wisata berupa edukasi pertanian dan
dengan penerapan sapta pesona. peternakan.
b. Pelatihan terkait pengembangan SDM terus
dilakukan secara berkala atau diprogramkan
Pengembangan Desa Wisata hingga masyarakat sadar dengan peran
Pujonkidul penting dari SDM itu sendiri.
c. Menyediakan shopping center berguna
Gambar 1. Alur Pembahasan
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2016
menampung keterampilan dan kemahiran
dari masyarakat, sehingga masyarakat dapat
Faktor Penghambat lebih percaya dengan kemampuan yang
1. Sumber daya manusia rendah yang berkaitan dimiliki dan untuk memfasilitasi wisatawan
dengan motivasi yang rendah pada masyarakat dalam membeli buah tangan dari Desa
Pujonkidul. Wisata Pujonkidul.
2. Kurangnya sosialisai kepada petani terkait 2. Saran untuk pokdarwis Desa Wisata Pujonkidul
edukasi pertanian. Sebagian masyarakat yang sebagai kelompok yang sadar wisata dan
berprofesi sebagai petani masih ada yang belum penggerak untuk masyarakat lainnya dalam
mengetahui terkait edukasi pertanian. pelibatan pada desa wisata berupa promosi terus
3. Terkendala oleh pekerjaan masyarakat dilakukan melalui media online dan offline.
Pujonkidul yang diluar desa, sehingga Online melalui media internet yaitu twitter,
masyarakat tidak dapat berpartisipasi aktif instagram, facebook, dan lainnya. Offline
dalam pengembangan desa wisata. melalui penyebaran brosur-brosur ke travel,
hotel, pusat informasi dan lainnya.
Faktor Pendukung 3. Saran untuk masyarakat Desa Wisata
Masyarakat Pujonkidul yang aktif dalam Pujonkidul yang dapat meningkatkan hasil
pengembangan desa wisata karena adanya motivasi perekonomian melalui sektor pariwisata dengan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 23


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
mengandalkan hasil pertanian dan peternakan
berupa:
a. Membuat produk olahan berbahan dasar
hasil pertanian berupa membuat kripik
kubis, wortel, kentang, tomat, cabai, dan
sebagainya.
b. Membuat produk olahan berbahan dasar
hasil peternakan berupa membuat kripik
susu, permen susu, kue susu, dan
sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Raharjo. 2006. Membangun Desa
Partisipastif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hadiwijoyo, Suryo Sakti. 2012. Perencanaan
Pariwisata Pedesaan Berbasis Masyarakat.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Moleong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Reamaja
Roskadarya.
Muljadi, A.J dan H. Andri Warman. 2014.
Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Pitana, I Gde dan Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi
Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Pitana, I Gde dan I Ketut Surya Diarta. 2009.


Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:
Andi Offset.

Sudriamunawar, Haryono. 2006. Kepemimpinan,


Peran Serta, Produktivitas. Bandung:
Mandar Maju.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 33 No. 2 April 2016| 24


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai