Oleh :
HILDA LESTARI
NPM :0200110033
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud
reproduksi bagi semua penduduk pada tahun 2015. Sesuai dengan apa yang
pasal 19, bahwa kesakitan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan
2011).
Wanita lanjut usia atau lansia akan mengalami perubahan fisik dan
kenyataan yang harus diterima oleh semua wanita. Seorang wanita lanjut usia
disertai dengan paritas tinggi akan mengalami perubahan fisik khususnya pada
alat reproduksi akan terjadi penurunan uterus atau yang dikenal dengan istilah
prolaps genitalia, walaupun angka kejadian ini terbilang masih sedikit. Namun
keadaan atau kelainan ini perlu ditangani secara seksama baik oleh keluarga
1
2
Prolapsus uteri adalah keadaan yang terjadi akibat otot penyangga uterus
menjadi kendor sehingga uterus akan turun atau bergeser kebawah dan dapat
menonjol keluar dari vagina. Terjadinya prolapsus genitalis juga meningkat pada
lansia wanita yang mengalami penurunan kadar hormon estrogen dan jaringan
penyebab prolaps uteri pada wanita menopause adalah keadaan organ reproduksi
yang kering, memiliki paritas banyak dan riwayat persalinan (Widjanarko, 2009).
faktor yang berhubungan dengan kejadian prolaps uteri pada pasien kunjungan
dibandingkan dengan dua kali yaitu 2,36(1,22-4,55, IK 95%). Pada hasil akhir
analisis multivariat hanya faktor risiko usia yang dapat masuk ke regresi logistik
pada periode yang sama di Hamburg 5,4%, Roma 6,7%. Dilaporkan di Mesir,
India, dan Jepang kejadiannya tinggi, sedangkan pada orang Negro Amerika dan
Indonesia kurang.
prolaps organ panggul di Indonesia cukuplah tinggi. Pada tahun 2010, jumlah
3
wanita yang mengidap POP di Indonesia sebanyak 166 ribu. Frekuensi prolapsus
uteri di Indonesia hanya 1,5% dan lebih sering dijumpai pada wanita yang telah
melahirkan, wanita tua dan wanita dengan pekerja berat. Dari 5.372 kasus
di Ruang Poli Kandungan diperoleh data bahwa tahun 2012 wanita menopause
Hal yang dapat terjadi dari komplikasi prolaps uteri ini adalah Keratinisasi
mukosa vagina dan porsio uteri, gangguan miksi, Infeksi jalan kencing, Hemoroid
dan lain-lain, untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, maka untuk prolaps ringan
dapat dibantu dengan latihan otot dasar panggul, stimulasi otot-otot dengan alat
le fort) dan operasi transposisi dari watkins (interposisi operasi dari wertheim)v
(Widjanarko, 2009).
4
B. Rumusan Masalah
Prolaps uteri merupakan keadaan uterus atau rahim turun ke bawah melalui
dasar panggul sebagai akibat penyangga uterus yang kendor sehingga menonjol
ke luar vagina, hal ini dapat disebabkan karena paritas tinggi dan riwayat
persalinan. Hasil studi pendahuluan di Ruang Poli Kandungan RSU dr. Soekardjo
uraian latar belakang di atas, maka perlu kiranya dilakukan penelitian mengenai
gambaran kasus prolaps uteri pada wanita menopause di RSU dr. Soekardjo
Tasikmalaya
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat praktis
2. Manfat teoritis
Hasil pengkajian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi rumah
b. Bagi Masyarakat
E. Keaslian Penelitian
uteri. Diperoleh nilai x2 hitung sebesar 6,642 dengan taraf signifikansi 0,05,
derajat kebebasan (dk)=2, dan x2 tabel sebesar 3,841 dengan nilai signifikansi
0,011 < 0,05 artinya terdapat hubungan antara paritas dengan prolapsus uteri.
rumah sakit umum dr.Zainoel Abidin Banda Aceh, diperoleh data terdapat 71
kasus prolapsus uteri selama 4 tahun (2007 sampai 2011), 19 kasus pada 2007, 9
kasus 2008, 22 kasus 2009 dan 21 kasus 2010. Terbanyak dari kasus adalah pada
usia 60-80 tahun (57,74%). Terdapat 4 kasus dengan penyakit lain seperti
Perbedaan dengan penelitian yang sekarang adalah terletak pada judul yaitu
gambaran kasus prolaps uteri pada wanita menopause di RSU dr. Soekardjo
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Prolaps Uteri
1. Pengertian
uterus menjadi kendor sehingga uterus akan turun atau bergeser kebawah dan
Prolapsus uteri adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh
uterus menjadi kendor sehingga uterus akan turun atau bergeser kebawah dan
dimana uterus atau rahim turun ke bawah melalui dasar panggul sebagai akibat
7
8
yang satu dengan prolaps yang cukup berat tidak mempunyai keluhan apapun.
Prolaps dapat terjadi secara akut, dalam hal ini dapat timbul gejala nyeri yang
eksterna.
vagina
penuh di vagina.
3. Etiologi
panggul yang lemah oleh kerusakan dasar panggul pada partus (rupture
perinea atau regangan) atau karena usia lanjut dan hormon estrogen telah
4. Faktor penyebab
a. Paritas
Kebanyakan wanita yang pernah melahirkan empat kali atau lebih akan
empat kali atau lebih akan mengalami kelemahan otot besar panggul
b. Riwayat persalinan
tingkat, dari yang paling ringan sampai prolapsus uteri kompleta atau
c. Ras
komponen genetik
d. Hormon
(Rasyidi, 2013).
5. Klasifikasi
pendapat antara ahli ginekologi. Friedman dan Little (1961) dalam Widjanarko
vagina; Prolapsus uteri tingkat II, di mana serviks menonjol keluar dari
12
introitus vagina; Prolapsus uteri tingkat III, seluruh uterus keluar dari
uteri tingkat III, serviks keluar dari introitus, sedang pada prosidensia uteri,
tingkat II, uterus keluar dari introitus kurang dari 1/2 bagian; Prolapsus
uteri tingkat III, uterus keluar dari introitus lebih besar dari 1/2 bagian.
uteri tingkat II, serviks terdapat antara prosessus spinosus dan introitus
6. Patofisiologi
berfungsi dan kadar estrogen semakin menurun, alat kelamin dapat mengalami
kering tanpa lendir dan pengecilan ukuran rahim (Manuaba, 2009). Organ-
organ pelvik wanita ditunjang oleh kompleksitas jalinan otot-otot (levator), fa-
pada salah satu struktur ini berpotensi menimbulkan kelemahan atau hilangnya
celana yang dipakai oleh wanita dan lambat laun bisa berbentuk ulkus, yang
dinamakan ulkus dekubitus. Jika fascia didepan dinding vagina kendor oleh
Sistokel ini pada mulanya hanya ringan saja, dapat menjadi besar karena
atau harus diselesaikan dengan menggunakan peralatan. Uretra dapat pula ikut
serta dalam penurunan itu dan menyebabkan urethrokel. Uretherokel ini harus
Enterokel adalah suatu hernia dari cavum douglasi. Dinding vagina atas
bagian belakang turun , oleh karena itu menonjol kedepan, isi kantong hernia
Estrogen menurun
7. Diagnosis
pemeriksaan dengan jari, apakah porsio uteri pada posisi normal, atau
porsio sampai introitus vagina, atau apakah serviks uteri sudah keluar dari
vagina.
15
pula panjangnya serviks uteri. Serviks uteri yang lebih panjang dari biasa
dan, tidak nyeri tekan. Benjolan ini bertambah besar jika penderita
kateter itu diarahkan ke dalam sistokel, dapat diraba kateter tersebut dekat
memanjang dari proksimal ke distal, kistik dan tidak nyeri. Untuk memastikan
lumen vagina lebih atas dari rektokel. Pada pemeriksaan rektal dinding rektum
8. Komplikasi
karena itu mukosa vagina dan serviks uteri menjadi tebal serta berkerut,
b. Dekubitus.
Jika serviks uteri terus keluar dari vagina, ujungnya bergeser dengan paha
dan pakaian dalam; hal itu dapat menyebabkan luka dan radang, dan
Jika serviks uteri turun ke dalam vagina sedangkan jaringan penahan dan
mengalami hipertrofi dan menjadi panjang pula. Hal yang terakhir ini
periksa raba. Pada elangasio kolli serviks uteri pada periksa raba lebih
f. Hemoroid.
timbul hemoroid.
kemungkinan tidak dapat direposisi lagi. Dalam hal ini perlu dilakukan
9. Penatalaksanaan
Cara ini dilakukan pada prolapsus ringan tanpa keluhan, atau penderita masih
ingin mendapat anak lagi, atau penderita menolak untuk dioperasi, atau
terjadi pada pasca persalinan yang belum lewat 6 bulan. Tujuannya untuk
ialah bahwa alat tersebut mengadakan tekanan pada dinding vagina bagian
atas, sehingga bagian dari vagina tersebut beserta uterus tidak dapat turun
dan melewati vagina bagian bawah. Jika pessarium terlalu kecil atau dasar
panggul terlalu lemah, pessarium jatuh dan prolapsus uteri akan timbul
lagi. Pessarium yang paling baik untuk prolapsus genitalis ialah pessarium
cincin, terbuat dari plastik. Jika dasar panggul terlalu lemah dapat
digunakan pessarium Napier. Pessarium ini terdiri atas suatu gagang (stem)
19
dengan ujung atas suatu mangkok (cup) dengan beberapa lobang, dan di
dengan jari jarak antara forniks vagina dengan pinggir atas introitus
dalam vagina. Setelah bagian atas masuk ke dalam vagina, bagian tersebut
ini dapat dikecilkan dengan menjepit pinggir kanan dan kiri antara 2 jari,
batuk atau mengejan. Jika pessarium tidak keluar, penderita disuruh jalan-
pessarium bentuk cincin dan kalau perlu ditambah tampon kasa serta tidur
a. Hysterektomi vagina
patologi portio atau tumor dari uterus, juga pada prolaps uteri tingkat
lanjut.
b. Manchester – Fothergill
Pada wanita tua yang seksual tidak aktif lagi dapat dilakukan operasi
vagina yang tertutup itu. Akan tetapi operasi ini dapat mengakibatkan
telah ada.
Prinsipnya ialah menjahit dinding depan uterus pada dinding depan vagina,
sehingga korpus uteri dengan demikian terletak antara dinding vagina dan
Etiologi : Predisposisi :
Kelemahan penyangga a. Paritas
organ panggul b. Riwayat persalinan
(Wiknjosastro, 2007)
Prolaps uteri
Penatalaksanaan
a. Latihan-latihan otot dasar
panggul
b. Stimulasi otot-otot dengan alat
listrik
c. Pengobatan dengan pessarium
d. Hysterektomi vagina
e. Manchester – Fothergill
f. Kolpocleisis ( Neugebauer – Le
Gambar
Fort ) 3.1 Kerangka Alur Pikir
Operasi transposisi dari Watkins
BAB III
A. Definisi Istilah
1. Prolaps uteri adalah suatu kondisi dimana keadaan dimana uterus atau rahim
turun ke bawah melalui dasar panggul sebagai akibat penyagga uterus yang
2. Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu menopause sehingga
grandemultipara
persalinan melalui jalan lahir yang terlampau sering dan menggunakan alat
B. Pendekatan Penelitian
prolaps uteri.
23
24
Subjek studi kasus dalam studi kasus ini adalah ibu menopause dengan
D. Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Wawancara
Melakukan tanya jawab langsung dengan ibu yang mengalami prolaps uteri,
Studi kasus ini akan dilaksanakan pada bulan April tahun 2014 di RSU dr.
F. Instrumen Penelitian
1. Pedoman Wawancara
(tape recorder) dan alat tulis untuk mengetahui paritas dan riwayat persalinan
yang lalu.
25
2. Rekam Medik
3. Format Observasi
penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang maksud dan tujuan dari studi kasus,
untuk ditandatangani, setelah diajukan informed consent ibu dan kelurga bersedia
penelitian ini tidak akan berdampak buruk dan menjamin kepada responden
bahwa semua data yang telah diperoleh akan dirahasikan dan hanya data yang
yang telah diperoleh dari responden terkait dengan penelitian ini. Pernyataan
BAB IV
Lokasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya yang terletak di Jalan Rumah Sakit
Ruangan Unit Perawatan dan lainnya yang dipergunakan untuk Unit Rawat
lainnya serta Pelayanan Administrasi berdiri diatas areal seluas 32. 700 m2,
dengan luas keseluruhan bangunan ada penambahan dari tahun yang lalu yaitu
16. 859m2 tahun 2002 menjadi 17. 030 tahun 2003, tahun 2004 sampai dengan
tahun 2007 menjadi 17. 777, 55 m2, dan tahun 2008 bertambah sebanyak 252
m2, untuk penambahan ruang kelas III sehingga keseluruhnnya menjadi 18.
Tenaga kesehatan yang ada di Ruang Poli Kandungan teridiri dari dokter
teridiri dari Ruang tunggu, Ruang Ginekologi, Ruang Obsstetri, Ruang USG
26
27
B. Hasil Penelitian
1. Subjek Penelitian 1
a. Identitas
suami berpendidikan dari SD dan sampai saat ini Ny. N bekerja sebagai
b. Penegakkan Diagnosa
bahwa kasus prolaps uteri yang dialami diagnosis berdasarkan pada gejala
yang dialami seperti ibu merasa ada yang mengganjal pada perut bagian
bawah, perasaan berat dan penuh pada daerah panggul sehingga Ny. N
merasa terganggu. Gejala lain yang dirasakan menganggu adalah ibu juga
sedikit-sedikit namun sering, bahkan Ny. N merasa tidak puas saat BAK.
mengatakan jarak kehamilan antara tiap anak rata-rata 3-4 tahun tahun.
d. Riwayat persalinan
setiap bersalin Ny. N ditolong oleh dukun paraji. Ny. N memiliki riwayat
persalinan yang kurang baik yaitu meneran sebelum lengkap, dimana ibu
meneran saat ada mules. Ny. N mengungkapkan bersalin dari jalan lahir
dan tidak pernah melahirkan dengan bedah operasi atau dengan bantuan
e. Penatalaksanaan
informed consent kepada pasien untuk memilih pilihan terapi apakah akan
tindakan yang dilakukan pada Ny. N adalah pessarium. Hal yang menjadi
kembali pada 2 hari kemudian atau apabila mengalami keluhan, setelah itu
2. Subjek Penelitian 2
a. Identitas Informan 2
SD, ibu tinggal bersama suami, sehari-hari ibu bekerja sebagai ibu rumah
tangga.
b. Penegakkan Diagnosa
dengan gejala ada yang mengganjal pada perut bagian bawah dan perasaan
berat dan penuh pada daerah panggul sehingga Ny. M merasa terganggu.
Ibu juga merasakan adanya nyeri atau muntah bahkan jatuh pingsan,
diagnosa lain adalah adanya luka atau lecet di daerah kewanitaan ibu, atau
BAK sedikit-sedikit dan sering atau perasaan tidak puas saat BAK.
30
c. Faktor paritas
7 orang. Usia anak pertama 53 tahun, usia anak kedua 49 tahun,usia anak
d. Riwayat Persalinan
oleh paraji, sedangkan saat melahirkan anak ke tujuh ditolong oleh bidan,
enam, bayi tidak langsung lahir karena merasa lelah. Ibu mengatakan tidak
pernah melahirkan dengan bedah operasi atau dengan bantuan alat seperti
e. Penatalaksanaan
informed consent kepada pasien untuk memilih pilihan terapi apakah akan
tindakan yang dilakukan pada Ny. M adalah pessarium. Hal yang menjadi
kembali pada 2 hari kemudian atau apabila mengalami keluhan, setelah itu
Tabel 4.1
Analisa kasus ibu menopause dengan prolaps uteri di RSU dr. Soekardjo
Tasikmalaya
Jawaban
Hal yang diukur Informan 1 Informan 2
1. Diagnosis
a. Perasaan ada yang mengganjal Ya Ya
atau menonjol di genitalia
eksterna
b. Sakit panggul dan pinggang, dan Ya Ya
hilang apabila berbaring
c. Perasaan berat dan penuh pada Ya Ya
daerah panggul.
d. Nyeri atau muntah bahkan jatuh Tidak Ya
pingsan (kolaps)
e. Luka lecet daerah kewanitaan Ya Ya
f. Gangguan BAK
1) Miksi atau kencing sedikit- Ya Ya
sedikit
2) Tidak puas saat BAK Ya Ya
32
Jawaban
Hal yang diukur Informan 1 Informan 2
3) Tidak dapat menahan Tidak Tidak
kencing jika batuk
4) Masalah saat BAB Tidak Tidak
2. Faktor risiko
C. Pembahasan
1. Diagnosa
bahwa kasus prolaps uteri yang dialami diagnosis berdasarkan pada gejala
yaitu ada perasaan yang mengganjal pada perut bagian bawah, perasaan berat
dan penuh pada daerah panggul, perih pada kewanitaan ibu. Kemudian dari
dan dapat hilang ketika berbaring. BAK sedikit-sedikit namun sering, bahkan
gejala yang sama, namun ibu merasakan adanya nyeri atau muntah bahkan
jatuh pingsan. Hasil dari diagnosis tersebut, diperoleh keterangan bahwa Ny.
33
tanda dan gejala yang dirasakan oleh kedua informan sesuai dengan teori
bahwa kedua informan mengalami prolaps organ panggul yaitu prolaps uteri
grade II. Gejala yang timbul pada prolapsus uteri bersifat individual dan
berbeda-beda. Gejala yang biasa muncul adalah tekanan kuat pada vagina,
serta terdapat pembengkakan pada introitus vagina dan ketika diperiksa dapat
beberapa macam klasifikasi yang dikenal yaitu prolapsus uteri tingkat II, di
mana serviks uteri turun sampai introitus vagina namun, serviks masih berada
di dalam vagina. Prolapsus uteri tingkat II, di mana serviks menonjol keluar
dari introitus vagina kurang dari 1/2 bagian, serviks terdapat antara prosessus
spinosus dan introitus vagina. Sedangkan pada prolapsus uteri tingkat III,
seluruh uterus keluar dari vagina, serviks keluar dari introitus, uterus
pada pasien POP tidak spesifik untuk membedakan prolaps dari beberapa
Pada saat terjadi penurunan serviks ke dalam vagina, seorang wanita tidak
adanya protrusi ketika prolaps masih diatas hymen, tetapi mereka mengalami
penekanan pada panggul atau merasa berat. Nyeri panggul dan nyeri
Dari hasil wawancara juga ditemukan bahwa ibu merasa nyeri panggul
saat berdiri namun terasa hilang atau berkurang saat berbaring dan adanya
vagina anterior berat, tidak mengalaminya. Pada kasus lain, wanita dengan
pemeriksaan panggul, dimulai dengan inspeksi pada vulva dan vagina untuk
mengidentifikasi adanya erosi, ulserasi, atau lesi lain. Lesi yang mencurigakan
harus dibiopsi dengan segera. Ulkus yang nampak jinak harus diobservasi
dengan ketat dan dibiopsi jika tidak sembuh dengan pemberian terapi.
(vagina anterior dan posterior, serviks atau ujung vagina) biasanya tidak sulit.
35
2. Paritas
antara tiap anak rata-rata 3-4 tahun tahun. Kemudian Ny. M termasuk
penulis berpendapat bahwa partus yang berulang kali dan terjadi terlampau
melahirkan empat kali atau lebih akan mengalami kelemahan otot besar
panggul sehingga terjadi penurunan organ panggul. Hal ini sesuai dengan
yang dengan partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering
pernah melahirkan empat kali atau lebih akan mengalami kelemahan otot
besar panggul.
6,642 > χ2 tabel sebesar 3,84 dengan demikian Ho ditolak, maka dapat
kejadian prolapsus uteri, dengan hubungan keeratan yaitu 0,365. Besar nilai
36
odds ratio yang diperoleh adalah lebih besar dari 1 (OR>1), ini menunjukkan
atau lebih akan mengalami kelemahan otot besar panggul sehingga terjadi
3. Riwayat persalinan
setiap bersalin Ny. N ditolong oleh dukun paraji. Ny. N memiliki riwayat
persalinan yang kurang baik yaitu meneran sebelum lengkap, dimana ibu
meneran saat ada mules. Ny. N mengungkapkan bersalin dari jalan lahir dan
tidak pernah melahirkan dengan bedah operasi atau dengan bantuan alat
persalinan anak ke satu sampai keenam ditolong oleh paraji, sedangkan saat
karena saat persalinan anak yang ke enam, bayi tidak langsung lahir karena
merasa lelah.
persalinan yang buruk yang diperberat dengan penolong persalinan oleh non
37
hari. Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa kedua informan ditolong
pembengkakan atau edema pada mulut rahim. Kondisi itu akan mempersulit
proses persalinan selanjutnya, dan menyebabkan prolaps otot panggul. Hal ini
degeneratif dan tidak kuat menopang sistem organ di atasnya, seperti rahim
tingkat, dari yang paling ringan sampai prolapsus uteri kompleta atau totalis.
otot berkurang.
38
4. Penatalaksanaan
untuk memilih pilihan terapi apakah akan di bedah atau dipasang pesarium.
dilakukan dengan pessarium. Hal ini didasarkan atas indikasi medis dimana
melakukan operasi pada pasien tua dan lemah. Pesarium juga dapat digunakan
pada semua keadaan dimana pasien memilih untuk tidak operasi. Pesarium
tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dikategorikan sebagai
yang sering digunakan untuk prolaps meliputi pesarium cincin (dengan atau
keluar, secara hati-hati dan pelan-pelan namun pasti sehingga organ tersebut
terkunci dalam jalan lahir. Hal ini sesuai dengan Pratiwi (2011) yang
bulan, pasien dengan POP merasa puas dengan terapi menggunakan pesarium.
pemakaian pesarium.
kedua informan dalam kondisi tua dan lemah. Selain itu, pentaalaksanaan ini
didasarkan pula terhadap grade dari prolaps uterus sendiri, dimana pada hasil
BAB V
A. Kesimpulan
gambaran faktor yang menyebabkan prolaps uteri pada wanita menopause di RSU
B. Saran
40
41
2. Bagi Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Khailullah, 2011. Jurnal : Prolapsus Uteri Pada Rumah Sakit Umum dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh, Indonesia Selama 2007 sampai 2010.
Http://www.ucu.ac.id diakses tanggal 5 April 2014
Lestari, 2011. Faktor yang berhubungan dengan kejadian prolaps uteri pada pasien
kunjungan baru di poli kandungan RSUD dr. Soetomo Surabaya
Nadir, 2014. Sering Terabaikan, Kasus Prolaps Organ Panggul di Indonesia Cukup
Tinggi
Scott, James R, et all. 2002. Danforth Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Widya Medika
43
Yulifitra, 2013. Artikel RS Mitra Keluarga : BPH dan Prolaps Uteri : Sembuh dengan
Terapi Medikamentosa atau Operatif. Juni : 2013. Edisi 9
http//www.rsmitrakeluarga.com diakses tanggal 5 April 2014