Anda di halaman 1dari 4

AULIA RAHMAH

20174011054

MANFAAT MADU BAGI KESEHATAN

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, washolatu wasalmu’ala ashrofil ambya’i walmursalin, wa ‘ala


alihi washohbihi aj’mangin. Ama ba’du…

Teman-teman yang dimuliakan Allah, marilah kita panjatkan puji syukur atas segala nikmat yang
diberikan Allah kepada kita, utamanya adalah nikmat islam, kesehatan, kekuatan dan
kesempatan.
Tak lupa salam dan shalawat semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
Shallahu ‘alaihi wassalam, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah
melaksanakan ajarannya. Aamin yaa robbal ‘alamiin..
Teman-teman yang dirahmati Allah, pada kesempatan kali ini saya akan membacakan sebuah
kultum dengan tema:
Manfaat madu bagi kesehatan
Lebih dari 1.400 tahun yang lalu, Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Muhammad SAW
bahwa madu dapat menyembuhkan manusia dari berbagai macam penyakit. Madu digambarkan
di dalam Al-Quran sebagai sumber penyembuhan:
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-
pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia,’ kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”(Quran Surat An-
Nahl Ayat 68-69)

Dalam ayat lainnya, madu juga digambarkan sebagai salah satu makanan yang ada di surga:

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang


bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya,
sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat
rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka
memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama
dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih
sehingga memotong ususnya?”  (Quran Surat Muhammad Ayat 15)

Terkait madu sebagai obat untuk penyembuhan, terdapat beberapa hadist yang
meriwayatkannya:

“Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu : dalam pisau pembekam, meminumkan madu, atau
pengobatan dengan besi panas (kayy). Dan aku melarang ummatku melakukan pengobatan
dengan besi panas (kayy)”[1]

Dalam hadist lain madu secara spesifik disebutkan sebagai obat untuk menyembuhkan sakit
perut:

“Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku


mengeluhkan sakit pada perutnya (dalam riwayat lainnya: sakit diare).’

Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’

Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya,

Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’

Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga,

Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan:
‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah mencret).’

Nabi bersabda: ‘Allah Maha Benar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’

Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.”[2]

Cara Nabi Mengkonsumsi Madu

Terkait konsumsi madu dalam kehidupan sehari-hari, menurut dr Brilianto M Soenarwo, penulis
buku ‘Sehat ala Rosul’, ketika bangun tidur, Nabi selalu mengambil madu. “Cara Rasul minum
madu mungkin berbeda dengan kita, kebanyakan kita mungkin minum madu yang sudah
dicairkan dengan air,” ujarnya.[3]

Praktisi kesehatan yang akrab disapa dokter Toni itu menjelaskan bahwa Nabi mengambil madu
lalu mengulum di mulutnya hingga lumer ketika bercampur dengan air liur. Lebih lanjut dia
menjelaskan bahwa madu yang mengandung fruktosa lebih baik dicampur dengan air liur agar
mudah larut dan dicerna oleh lambung.[4]

Kebiasaan Nabi mengkonsumsi madu di pagi hari ternyata berkaitan dengan soal pencernaan,
yakni mencegah penyakit maag. “Pada pagi hari perut kosong karena Nabi makan malam ringan
sekitar jam delapan malam. Madu dapat melapisi dinding lambung sehingga Nabi tidak terkena
maag,” ujar dokter Toni. Nabi biasanya makan malam dengan porsi yang sedikit, untuk porsi
makan yang lebih banyak Nabi biasa melakukannya ketika makan siang.[5]

Larangan Medis

Meskipun Al-Quran dan Hadist menganjurkan madu untuk penyembuhan dan kesehatan, namun
secara medis terdapat beberapa pengecualian untuk kondisi tertentu. Untuk kondisi-kondisi di
bawah ini, sebaiknya orang-orang lebih berhati-hati dalam mengkomsumsi madu[6]:

1. Bayi di bawah usia satu tahun sebaiknya tidak diberi madu karena kemungkinan dapat
mengalami botulisme(keracunan yang disebabkan oleh bakteri Clostridium botulinum).
Keracunan makanan jenis ini bisa mematikan, bagaimanapun, tampaknya hal tersebut hanya
mempengaruhi bayi di bawah usia satu tahun.
2. Jika anda memiliki alergi terhadap tanaman tertentu, maka anda harus memastikan bahwa
madu yang anda konsumsi tidak diproduksi dari tanaman itu.
3. Orang-orang yang alergi terhadap sengatan lebah harus berhati-hati saat menggunakan
produk terkait lebah lainnya seperti propolis atau royal jelly.

Di luar ketiga hal di atas, maka madu secara medis sangat bermanfaat bagi kesehatan dan
penyembuhan.

Penggunaan obat tradisional untuk mengobati infeksi telah dipraktekkan sejak asal usul manusia
itu sendiri, dan madu yang dihasilkan oleh Apis mellifera (A. mellifera) adalah salah satu obat
tradisional tertua yang dianggap penting dalam pengobatan beberapa penyakit manusia. Saat ini,
banyak peneliti telah melaporkan aktivitas antibakteri pada madu dan menemukan bahwa madu
alami yang tidak dipanaskan memiliki aktivitas antibakteri dengan spektrum yang lebih luas saat
diuji melawan bakteri patogen, bakteri mulut, serta bakteri pembusuk makanan.[6]

Dalam kebanyakan budaya kuno, madu telah digunakan untuk keperluan nutrisi dan medis.
Keyakinan bahwa madu adalah nutrisi, obat, dan salep juga dipercaya di masa kini. Dengan
demikian, cabang pengobatan alternatif, yang disebut apitherapy, telah dikembangkan dalam
beberapa tahun terakhir, menawarkan perawatan berdasarkan madu dan produk lebah lainnya
terhadap banyak penyakit, termasuk infeksi karena bakteri.[7]

Madu adalah obat kuno untuk mengobati luka yang terinfeksi, yang belum lama ini baru
“diungkap kembali” oleh dunia medis, terutama ketika pengobatan konvensional modern
mengalami kegagalan. Namun sesungguhnya, referensi tertulis pertama tentang madu sebagai
obat dapat ditemukan dalam batu tulis Sumeria, yang berasal dari tahun 2100-2000 SM, yang
mengatakan bahwa madu digunakan sebagai obat yang dimakan dan sebagai salep.[8]

Lebih dari empat ribu tahun yang lalu, madu digunakan sebagai obat dalam pengobatan
Ayurveda (ilmu medis tradisional India), di mana madu dianggap efektif dalam mengobati
ketidakseimbangan material di dalam tubuh; Pada masa pra-Mesir Kuno, madu digunakan secara
topikal (permukaan kulit) untuk mengobati luka; Lebih dari lima ribu tahun yang lalu, orang
Mesir menggunakan madu untuk senyawa dalam obat; Orang Yunani kuno percaya bahwa madu
yang dikonsumsi bisa membantu membuat hidup lebih lama; Nabi Muhammad memuliakan
kekuatan penyembuhan madu, dan bahkan Al-Quran juga juga memuji kemampuan
penyembuhan madu.[9]

Oleh karena itu, begitu besarnya manfaat madu menurut al Quran dan Hadist serta di dukung
oleh bukti-bukti ilmiah membuat kita semakin yakin, bahwa dengan mengkonsumsi madu dapat
menjaga kesehatan. Dan dapat kita amalkan di kehidapan sehari-hari.

Demikianlah sedikit yang dapat saya sampaikan. Kurang lebihnya saya mohon maaf.
Billahitaufik walhidayah.. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wa barokaatuuh..

Anda mungkin juga menyukai