Anda di halaman 1dari 3

TUGAS : TEORI KEBIJKAN PUBLIK DAN APLIKASI

NAMA : NURSYAMSI. A
NPM : 2018.14.011

I. KEBIJAKAN GUBERNUR TENTANG KEWAJIBAN DOKTER SPESIALIS KEMBALI


MENGABDI PADA RSUD PROVINSI SULAWESI BARAT SETELAH
MENYELESAIKAN PENDIDIKAN.
kebijakan ini penting karena rumah sakit sebagai wadah pelayanan kesehatan
yang mempunyai fungsi utama menyelenggarakan uapaya kesehatan yang
bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi penderita (pasien). Komponen
utama di dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada rumah sakit
adalah dokter terutama dokter spesialis. Saat ini RSUD Provinsi Sulawesi Barat
sangat kekurangan dokter spesialis sehingga berdampak turunnya kunjungan
pasien rawat jalan dan rawat inap juga berdampak pada pendapatan rumah
sakit karena kontribusi pelayanan yang rendah. Pasien lebih membutuhkan
pelayanan dokter spesialis terutama tindakan yang khusus pada penyakit
tertentu karena dianggap lebih ahli dalam memberikan tindakan kesehatan.
Tujuan :
1. Agar dokter spesialis yang telah melanjutkan pendidikan baik
menggunakan biaya melalui kementrian kesehatan maupun biaya dari
pemerintah daerah, tidak mengabdikan diri di daerah lain.
2. Agar RSUD prov. Sulawesi Barat yang telah memberikan izin pada dokter
untuk melanjutkan pendidikan spesialis segera kembali mengabdi di RSUD
Provinsi Sulaesi Barat.
3. Memberikan sanksi pada dokter spesialis yang telah berbulan-bulan
bahkan telah lebih 1 tahun menyelesaikan pendidikan tetapi belum
kembali ke daerah asal (rumah sakit) untuk mengabdi.
4. Agar rumah sakit memebrikan pelayanan maksimal sehingga kunjungan
pasien meningkat.
II. KEBIJAKAN DIREKTUR TENTANG PENINGKATAN KOMPETENSI SDM RUMAH
SAKIT SATU PINTU.
Kebijakan ini penting karena di rumah sakit diperlukan petugas yang selalu
meningkatkan kompetensinya karena tehnologi, ilmu pengetahuan tentang
pelayanan kesehatan berkembang sangat pesat dari waktu ke waktu. Adanya
peralatan baru, metode perawatan yang berubah merupakan contoh betapa
perlunya pengembangan kompetensi. Kegiatan pengembangan kompetensi
ini antara lain dengan dilakukan pendidikan dan pelatihan, pemagangan di
rumah sakit lain, rotasi, mutasi. Rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan
rujukan utama bagi masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan
baik untuk pengobatan maupun untuk pemulihan kesehatannya. Sebagai
pusat rujukan kesehatan utama, rumah sakit dituntut mampu memberikan
pelayanan yang komprehensif bagi setiap pasiennya. Tapi bagaimana
masyarakat bisa mendapatkan pelayanan terbaik jika SDM didalamnya tidak
memenuhi standar mutu? Karena itu dibutuhkan perencanaan, pengelolaan
diklat satu pintu yang tepat untuk pengusulan jumlah jenis peningkatan
kompetensi yang diperlukan bagi SDM di rumah sakit.
Tujuan :
1. Agar usulan peningkatan kompetensi SDM di rumah sakit ke bidang
perencanaan tidak berulang khusus untuk pelatihan yang tidak perlu
berkesinambungan sehingga kompetensi yang telah berulang kali
diusulkan bisa diakomodir.
2. Agar data kompetensi SDM yang telah mendapatkan sertifikasi mudah di
update di bagian bina diklat.
3. Agar bagian diklat tepat sasaran dalam mengevaluaisi SDM Rumah sakit
yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan presentasi ilmu
yang telah diperoleh kepada petugas rumah sakit yang terkait.
4. Agar pejabat yang monopoli kewenangan tidak mengambil TUPOKSI
bagian diklat yang telah diatur dalam PERGUB no 4 tahun 2015.

III. KEBIJAKAN LARANGAN MEROKOK DI KAWASAN RUMAH SAKIT


Kebijakan ini penting sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan di rumah
sakit Prov. Sulawesi barat sehingga diperlukan penyelenggaraan pelayanan
yang bermutu tinggi. Agar pelayanan dapat terlaksana dengan baik maka
perlu adanya Peraturan Direktur tentang Kebijakan tersebut diatas sebagai
landasan bagi penyelenggaraan seluruh pelayanan di RSUD Prov. Sulawesi
Barat. kebijakan ini penting bagi seluruh petugas di rumah sakit agar tidak
menjadi contoh yang buruk dalam hal rokok bagi pengunjung Rumah sakit
terutama SATPAM yang memberikan pelayanan mulai dari pintu masuk
rumah sakit, Yang telah beberapa kali mendapatkan teguran dari profesi
berbeda yang bertugas di rumah sakit terutama bagian promosi kesehatan
tetapi SATPAM masih terkadang melakukan hal yang tidak baik tersebut.

Tujuan :
1. Untuk mewujudkan area (lingkungan) rumah sakit yang bersih, sehat, aman
dan nyaman.
2. Untuk menurunkan resiko tercemar asap rokok bagi petugas rumah sakit dan
pengunjung yang bisa menyebabkan kesakitan dan kematian
3. Agar pengunjung (keluarga pasien) tidak lagi merokok di ruang perawatan,
koridor dan ruang tunggu pasien.
4. Agar perokok jera jika diberikan sanksi sesua yang ada dalam Kebijakan
Direktur RSDU Prov. Sulawesi Barat

Anda mungkin juga menyukai