Analisis Pola Dispersi Dan Tingkat Pence
Analisis Pola Dispersi Dan Tingkat Pence
ABSTRAK
Polusi udara sangat berpengaruh pada kawasan jalan raya di Kota Pontianak.
Berdasarkan hasil Laporan Akhir Dinas Perhubungan Kota Pontianak tentang “Kinerja Ruas Jalan
Utama di Kota Pontianak Tahun 2011” tidak dilakukan perhitungan pada Jalan Sultan Syarif
Abdurrahman dan Jalan Sutan Syahrir dari 46 jalan yang masuk dalam laporan. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat pencemaran dan pola sebaran dari gas CO sumber
transportasi di Jalan Sultan Syarif Abdurrahman dan Jalan Sutan Syahrir. Metode yang digunakan
adalah pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan dengan jumlah titik pengukuran 3 titik
untuk kedua jalan. Dasar pemilihan 3 titik pengukuran dikarenakan ketiga titik tersebut
membentuk 1 garis lurus. Analisis data dilakukan dengan menggunakan model CALINE4 ver 2.1
dengan bantuan visual surfer 8. Berdasarkan baku mutu udara ambien nasional menurut PP RI
No. 41 tahun 1999 dan Indeks Standar Pencemar Udara KEP MENLH No. 45 tahun 1997. Hasil
pengukuran road side dan pemodelan CALINE4 pada 3 titik pengukuran di Jalan Sultan Syarif
Abdurrahman dan Jalan Sutan Syahrir, tingkat pencemaran gas CO yang terjadi masih tergolong
aman berkisar pada tingkat baik (1946,83 - 4924,34 μgr/Nm3) dan sedang (5153,37 - 9963,19
μgr/Nm3), serta berada dibawah baku mutu udara ambien nasional untuk gas CO pengukuran 1
jam yaitu dibawah 30000 μgr/Nm3. Tingkat akurasi dan validasi dari pemodelan CALINE4 pada
hari Senin yang RMSPE terpenuhi <10% sebesar 83%, sedangkan hari Jum’at sebesar 61%.
Perbedaan tingkat akurasi dan validasi antara hari Senin 83% dan Jum’at 61% dikarenakan
adanya faktor lain yang mempengaruhi kondisi stabilitas atmosfer di lokasi penelitian salah
satunya penyinaran matahari. Pola dispersi atau sebaran yang terbentuk dari hasil visual
pemodelan CALINE4 mengikuti arah angin yang terjadi. Pola dispersi gas CO cenderung
membentuk pola yang hampir sama atau mirip jika faktor arah anginnya sama.
ABSTRACT
Air pollution is very influential in the area of highway in the city of Pontianak. Based on
the results of the Final Report of the Department of Transportation in Pontianak "Performance
Main Roads in the city of Pontianak in 2011" can not be calculated on Sultan Syarif Abdurrahman
Street and Sutan Sjahrir Street than 46 roads are included in the report. This research was
conducted to determine the level of contamination and the distribution pattern of CO from
transportation sources in Sultan Syarif Abdurrahman Street and Sutan Sjahrir Street. The method
used is observation and measurement directly in the field with the number of measurement
points is 3 points for the both road. Basic selection of 3 measurement points because the three
points form one straight line. Data analysis was performed using a model CALINE4 ver 2.1 with
the help of visual surfer 8. Based on the national ambient air quality standard according to
Regulation No. 41 in 1999 and air pollution index KEP MENLH No. 45 in 1997. The results of
roadside and modeling CALINE4 at 3 measurement points in Sultan Syarif Abdurrahman Street
and Sutan Sjahrir Street, the level of CO pollution that occurs is still relatively safe range on good
level (1946.83 to 4924.34 μgr / Nm3) and medium level (5153, 37 to 9963.19 μgr / Nm3), as well
as under the national ambient air quality standard for the 1 hour measurement of CO is below
30000 μgr / Nm3. The level of accuracy and validation of modeling CALINE4 on Monday that
1
RMSPE fulfilled <10% by 83%, while Friday by 61%. Differences in levels of accuracy and validation
between Monday 83% and Friday 61% due to other factors affecting the stability of the
atmospheric conditions at the research location is the solar radiation. Dispersion or distribution
pattern formed from the visual modeling CALINE4 follow the direction the wind happens. CO
dispersion patterns tend to form a pattern which is almost the same or similar if the same wind
direction factor.
1. PENDAHULUAN
Kota Pontianak adalah salah satu kota besar di Indonesia yang perkembangan
kotanya semakin pesat, ditambah dengan perkembangan penduduk yang semakin
meningkat telah membuat sistem transportasi di Kota Pontianak mengalami tingkat
kompleksitas yang tinggi. Dampak lingkungan yang dihasilkan salah satunya adalah
polusi udara yang menyebabkan menurunnya kualitas udara ambien. Polusi udara
sangat berpengaruh pada kawasan jalan raya di Kota Pontianak. Berdasarkan hasil
Laporan Akhir Dinas Perhubungan Kota Pontianak tentang “Kinerja Ruas Jalan Utama di
Kota Pontianak Tahun 2011” tidak dilakukannya perhitungan pada Jalan Sultan Syarif
Abdurrahman dan Jalan Sutan Syahrir dari 46 jalan yang masuk dalam laporan.
Oleh karena itu, perlunya dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat
pencemaran dan pola sebaran dari gas CO sumber transportasi di Jalan Sultan Syarif
Abdurrahman dan Jalan Sutan Syahrir. Pada penelitian ini menggunakan model CALINE4
ver 2.1, CALINE4 digunakan untuk membuat pola sebaran gas CO dan divisualkan
dengan menggunakan bantuan program Surfer 8.
2. METODOLOGI PENELITIAN
A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Jalan Sultan Syarif Abdurrahman dan Jalan Sutan
Syahrir Kota Pontianak. Waktu penelitian terhitung selama 10 bulan yaitu dimulai dari
bulan Juli 2015 sampai April 2016.
Terdapat 3 titik pengukuran yang telah ditentukan pada penelitian ini, berikut
secara detail 3 titik tersebut, Titik 1: titik awal Jl. Sultan Sy. Abdurrahman, Titik 2: titik
akhir Jl. Sultan Sy. Abdurrahman dan juga sebagai titik awal Jl. Sutan Syahrir , Titik 3: titik
2
akhir Jl. Sutan Syahrir. Dasar pemilihan 3 titik pengukuran tersebut adalah karena titik-
titik tersebut membentuk 1 garis lurus.
D. ANALISIS DATA
Berikut adalah tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini :
Pengolahan Data Meteorologi
Pengolahan data meteorologi dari hasil pengukuran dilakukan dengan menggunakan
program WRPLOT View. Dari hasil pengolahan tersebut dihasilkan keluaran berupa
Wind rose yang digunakan untuk memperoleh gambaran global mengenai arah angin
3
dan kecepatan angin dominan pada suatu tempat maupun waktu. Tahapan
pengolahan data meteorologi menggunakan WRPLOT View dilakukan dalam format
SAMSON.
Pemodelan CALINE4
Pemodelan CALINE4 meliputi pemasukan data input dan eksekusi. File input dalam
penggunaan model CALINE4 terdiri dari beberapa tipe masukan yaitu, Job Parameter,
Run Condition, Link Geometry, Link Activity dan Receptor Positions. Hasil eksekusi
model dari CALINE4 dalam bentuk data notepad.
Proses Visual Surfer 8
Proses visual program Surfer 8 dilakukan dengan menggunakan data-data hasil
pemodelan yang telah dibuat oleh CALINE4. Data-data tersebut adalah koordinat
masing-masing titik pengukuran dan nilai konsentrasinya, dari proses visual
menggunakan Surfer 8 tersebut menghasilkan sebuah peta isopleth sebaran polutan.
Pembuatan peta isopleth menggunakan opsi Base Map, Contour Map dan Post Map.
Validasi Model dan Persentase Error
Validasi model ini dilakukan dengan menggunakan metode Root Mean Square
Percent Error (RMSPE). Nilai RMSPE akan valid jika diperoleh nilai persentase <10%.
Berikut ini persamaan untuk menghitung nilai RMSPE yang dirumuskan oleh Pindyck
dan Rubinfeld pada tahun 1991 :
RMSPE = ................................................................................(1)
Dengan :
At = data hasil simulasi model
St = data hasil pengukuran di lapangan
n = jumlah pengamatan
4
Tabel 1. Kondisi Meterologi
Stdev Kec.
Jam Mata Stabilitas
Hari Arah Angin Kategori Suhu (OC)
(WIB) Angin Atmosfer
Angin (m/s)
06.00-07.00 Utara 2,0 D Netral 26
0
07.00-08.00 Utara 2,0 D Netral 29
11.00-12.00 Barat. D 4,0 B T. Stabil 35
Senin 32
12.00-13.00 Barat 3,0 B T. Stabil 38
15.00-16.00 Utara 2,3 D Netral 33
0
16.00-17.00 Utara 2,3 D Netral 30
06.00-07.00 Barat 2,2 A ST. Stabil 27
32
07.00-08.00 Barat. L 2,3 A ST. Stabil 29
11.00-12.00 Utara 3,3 D Netral 37
Jum’at 0
12.00-13.00 Utara 3,1 D Netral 33
15.00-16.00 Barat. L 2,3 A ST. Stabil 30
32
16.00-17.00 Barat 2,1 A ST. Stabil 29
Sumber: Hasil Pengukuran dan Analisis, 2015
Berdasarkan Tabel 1, data arah dan kecepatan angin tersebut digunakan sebagai
data input dalam pembuatan Wind Rose pada program WRPLOT View. Berikut ini adalah
gambar hasil pembuatan Wind Rose hari Senin dan Jum’at, dapat dilihat pada Gambar
2.
Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa dari wind rose yang dibuat untuk
hari Senin arah angin dominan adalah arah utara ke selatan dengan kecepatan angin
yang dominan adalah 2,1-3,6 m/s. Pada wind rose hari Jum’at dapat dilihat bahwa arah
angin dominannya berimbang antara arah utara ke selatan, barat ke timur dan barat laut
ke tenggara, dengan kecepatan angin yang dominan sama dengan hari Senin yaitu 2,1-
3,6 m/s.
Berdasarkan hasil penentuan kelas stabilitas atmosfer diketahui bahwa pada
hari Senin kelas stabilitas atmosfer yang sering muncul adalah D (netral) yaitu pada pagi
dan sore hari, sedangkan untuk siang hari adalah B (tidak stabil). Pada hari Jum’at kelas
stabilitas atmosfer yang sering muncul adalah A (sangat tidak stabil) yaitu pada pagi dan
5
sore hari, sedangkan untuk siang hari D (netral). Kondisi atmosfer yang tidak stabil
menguntungkan dalam pendispersian polutan, karena polutan dengan segera terdispersi
dengan lingkungan sekitar sehingga reseptor tidak mengalami paparan konsentrasi
pencemar yang tinggi. Kondisi atmosfer yang stabil bersifat tidak menguntungkan bagi
reseptor, karena reseptor menerima paparan konsentrasi pencemar yang tinggi (Copper
dan Alley, 1994).
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat pada hari Senin di Jalan Sultan Syarif
Abdurrahman, jumlah kendaraan tertinggi sebesar 12704 unit saat pagi hari jam 06.00-
07.00, sedangkan jumlah kendaraan terendah pada hari Senin adalah sebesar 7568 unit
saat siang hari jam 11.00-12.00. Pada hari Jum’at di Jalan Sultan Syarif Abdurrahman
jumlah kendaraan tertinggi sebesar 11272 unit saat pagi hari jam 07.00-08.00,
sedangkan jumlah kendaraan terendah pada hari Jum’at adalah sebesar 6940 unit saat
siang hari jam 11.00-12.00.
Pada hari Senin di Jalan Sutan Syahrir jumlah kendaraan tertinggi sebesar 6384
unit saat pagi hari jam 06.00-07.00, sedangkan jumlah kendaraan terendah pada hari
Senin adalah sebesar 3532 unit saat sore hari jam 15.00-16.00. Pada hari Jum’at di Jalan
Sutan Syahrir jumlah kendaraan tertinggi sebesar 7448 unit saat pagi hari jam 07.00-
08.00, sedangkan jumlah kendaraan terendah pada hari Jum’at adalah sebesar 4052 unit
saat siang hari jam 12.00-13.00.
6
Tabel 3. Hasil Road Side
Konsentrasi CO (μgr/Nm3)
Senin Jum’at
Waktu
T1 T2 T3 T1 T2 T3
06.00-07.00 9161,55 5725,97 4580,78 8016,36 3435,58 3435,58
07.00-08.00 8016,36 5725,97 3435,58 6871,17 3435,58 3435,58
11.00-12.00 6871,17 4580,78 2290,39 6871,17 3435,58 3435,58
12.00-13.00 5725,97 3435,58 2290,39 5725,97 3435,58 2290,39
15.00-16.00 8016,36 4580,78 3435,58 6871,17 3435,58 2290,39
16.00-17.00 6871,17 4580,78 3435,58 6871,17 3435,58 3435,58
Sumber: Hasil Pengukuran, 2015
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa dari hasil pengukuran Road Side hari
Senin nilai konsentrasi tertinggi berada pada T1 sebesar 9161,55 μgr/Nm3 saat pagi jam
06.00-07.00. Nilai konsentrasi terendah sebesar 2290,39 μgr/Nm3 berada pada T3 saat
siang jam 11.00-13.00. Hasil pengukuran Road Side hari Jum’at nilai konsentrasi tertinggi
berada pada T1 sebesar 8016,36 μgr/Nm3 saat pagi jam 06.00-07.00. Nilai konsentrasi
terendah sebesar 2290,39 μgr/Nm3 berada pada T3 saat siang jam 12.00-13.00 dan sore
jam 15.00-16.00
Nilai konsentrasi CO dipengaruhi oleh jumlah kendaraan seperti yang
diungkapkan oleh Fardiaz tahun 1992 kendaraan menghasilkan CO terbanyak daripada
sumber lain terutama kendaraan pengguna bensin, semakin banyak kendaraan maka CO
yang dihasilkan semakin besar. Konsentrasi CO juga dipengaruhi faktor-faktor
meterologi seperti arah angin, kecepatan angin dan stabilitas atmosfer (Arya,1999).
Copper dan Alley pada tahun 1994 mengungkapkan bahwa, kondisi atmosfer yang tidak
stabil menguntungkan dalam pendispersian polutan, karena polutan dengan segera
terdispersi dengan lingkungan sekitar sehingga reseptor tidak mengalami paparan
konsentrasi pencemar yang tinggi. Kondisi atmosfer yang stabil bersifat tidak
menguntungkan bagi reseptor, karena reseptor menerima paparan konsentrasi
pencemar yang tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa benar saat kondisi atmosfer
tidak dalam keadaan tidak stabil maka konsentrasi CO lebih tinggi.
Mengacu pada baku mutu PP RI No.41 tahun 1999 konsentrasi CO hasil road
side pada lokasi penelitian masih aman berada dibawah baku mutu udara ambien
nasional untuk gas CO dalam pengkuran 1 jam yaitu dibawah 30000 μgr/Nm3. Dalam
Indeks Standar Pencemaran Udara KEP MENLH No. 45 tahun 1997 tingkat pencemaran
yang terjadi di lokasi penelitian berada pada rentang kategori baik (2290,39 – 4580,78
μgr/Nm3) dan sedang (5725,97 – 9161,55 μgr/Nm3).
7
06.00-07.00 WIB 07.00-08.00 WIB
8
06.00-07.00 WIB 07.00-08.00 WIB
Secara keseluruhan konsentrasi CO hasil pemodelan CALINE4 dari hari Senin dan
Jum’at menunjukkan beberapa perbedaan dengan konsentrasi CO hasil pengukuran
road side, maka dari itu akan dihitung tingkat validitas dan persentase error dari
pemodelan CALINE4. Konsentrasi CO hasil pemodelan CALINE4, di Jalan Sultan Syarif
Abdurrahman dan Jalan Sutan Syahrir masih berada dibawah baku mutu udara ambien
nasional yaitu dibawah 30000 μgr/Nm3 untuk pengukuran 1 jam. Tingkat pencemaran
dari hasil pemodelan CALINE4 juga menunjukkan bahwa tingkat pencemaran yang
terjadi di lokasi penelitian saat ini masih berada dalam rentang baik (1946,83 - 4924,34
μgr/Nm3) dan sedang (5153,37 - 9963,19 μgr/Nm3).
9
Pola dispersi atau sebaran yang terbentuk dari hasil visual pemodelan CALINE4
di Jalan Sultan Syarif Abdurrahman dan Jalan Sutan Syahrir mengikuti arah angin yang
terjadi. Pola dispersi gas CO cenderung membentuk pola yang hampir sama atau mirip
jika faktor arah anginnya sama.
4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pemodelan yang telah dilakukan kesimpulan yang
dapat diambil adalah sebagai berikut :
Berdasarkan baku mutu udara ambien nasional menurut PP RI No. 41 tahun 1999 dan
Indeks Standar Pencemar Udara KEP MENLH No. 45 tahun 1997, hasil pengukuran
road side dan pemodelan CALINE4 pada 3 titik pengukuran di Jalan Sultan Syarif
Abdurrahman dan Jalan Sutan Syahrir, tingkat pencemaran gas CO yang terjadi masih
tergolong aman berkisar pada tingkat baik (1946,83 - 4924,34 μgr/Nm3) dan sedang
(5153,37 - 9963,19 μgr/Nm3), serta berada dibawah baku mutu udara ambien
nasional untuk gas CO pengukuran 1 jam yaitu dibawah 30000 μgr/Nm3.
Pola dispersi atau sebaran yang terbentuk dari hasil visual pemodelan CALINE4 di
Jalan Sultan Syarif Abdurrahman dan Jalan Sutan Syahrir mengikuti arah angin yang
terjadi. Pola dispersi gas CO cenderung membentuk pola yang hampir sama atau
mirip jika faktor arah anginnya sama.
Tingkat akurasi dan validasi dari pemodelan CALINE4 pada hari Senin yang RMSPE
terpenuhi <10% sebesar 83%, sedangkan hari Jum’at sebesar 61%. Perbedaan tingkat
akurasi dan validasi antara hari Senin 83% dan Jum’at 61% dikarenakan adanya faktor
lain yang mempengaruhi kondisi stabilitas atmosfer di lokasi penelitian salah satunya
penyinaran matahari.
DAFTAR PUSTAKA
Arya, S.P. 1999. Air Pollution Meteorology and Dispersion. New York: Oxford
University.
Cooper, D.C. and Alley, F.C. 1994. Air Pollution Control. Illinois: Waveland Press, Inc.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air & Udara. Yogyakarta: Kanisius.
Pindyck, R.S. and Rubinfeld, D.L. 1991. Econometric Models And Economic
Forecasts. New York: Mcgraw-Hill.
Republik Indonesia. 1997. Keputusan Menteri Linkungan Hidup Republik
Indonesia No. 45 Tahun 1997. Jakarta: Sekretariat Negara
10
Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta: Sekretariat Negara.
11