PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang, penulis dapat merumuskan beberapa
masalah yang meliputi:
1. Apa itu overview pertumbuhan dan perkembangan remaja?
2. Apa saja permasalahan kesehatan emosional remaja?
3. Apa saja masalah kesehatan kekerasan dan penggunaan zat terlarang?
4. Apa saja permasalahan kesehatan seksualitas, penyakit menular seksual dan
kehamila pada remaja?
5. Bagaimana proses asuhan keperawatan kounitas pada remaja?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan karakteristik remaja,
tahapan pertumbuhan dan perkembangan remaja, masalah yang sering dialami oleh
remaja serta peran perawat komunitas dalam menangani masalah, dan asuhan
keperawatan yang tepat pada setting agregat remaja.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fase remaja adalah masa transisi atau peralihan dari akhir masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola pikir dan tingkah lakunya merupakan
peralihan dari anak-anak menjadi orang dewasa (Damaiyanti, 2008).
Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa
kanak-kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja
sangat berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman
sebaya) lebih erat dibandingkan hubungan dengan orang tua.
3
C. Tahap Pertumbuhan remaja
Tahap perkembangan remaja dimulai dari fase praremaja sampai dengan fase remaja
akhir berdasarkan pendapat Sullivan (1892-1949). Pada fase-fase ini terdapat beragam
ciri khas pada masing-masing fase.
1. Fase Praremaja
Periode transisi antara masa kanak-kanak dan adolesens sering sikenal sebagai
praremaja oleh profesional dalam ilmu perilaku (Potter&Perry, 2005). Menurut Hall
seorang sarjana psikologi Amerika Serikat, masa muda (youth or preadolescence)
adalah masa perkembangan manusia yang terjadi pada umur 8-12 tahun.
Fase praremaja ini ditandai dengan kebutuhan menjalin hubungan dengan teman
sejenis, kebutuhan akan sahabat yang dapat dipercaya, bekerja sama dalam
melaksanakan tugas, dan memecahkan masalah kehidupan, dan kebutuhan dalam
membangun hubungan dengan teman sebaya yang memiliki persamaan, kerja sama,
tindakan timbal balik, sehingga tidak kesepian (Sunaryo,2004:56).
Fase remaja awal merupakan fase yang lanjutan dari praremaja. pada fase ini
ketertarikan pada lawan jenis mulai nampak. Sehingga, remaja mencari suatu pola
untuk memuaskan dorongan genitalnya. Menurut Steinberg (dalam Santrock, 2002: 42)
mengemukakan bahwa masa remaja awal adalah suatu periode ketika konflik dengan
orang tua meningkat melampaui tingkat masa anak-anak.
Fase remaja akhir merupakan fase dengan ciri khas aktivitas seksual yang sudah
terpolakan. Hal ini didapatkan melalui pendidikan hingga terbentuk pola hubungan
antarpribadi yang sungguh-sungguh matang. Fase ini merupakan inisiasi ke arah hak,
kewajiban, kepuasan, tanggung jawab kehidupan sebagai masyarakat dan warga
negara.
4
Sunaryo (2004:57) mengatakan bahwa tugas perkembangan fase remaja akhir
adalah economically, intelectually, dan emotionally self sufficient.
1. Perkembanang Biologis
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu
meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik
itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan
tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya
alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki)
dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarwono, 2006: 52).
2. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2003: 110) secara lebih nyata pemikiran
opersional formal bersifat lebih abstrak, idealistis dan logis. Remaja berpikir lebih
abstrak dibandingkan dengan anak-anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan
aljabar abstrak. Remaja juga lebih idealistis dalam berpikir seperti memikirkan
karakteristik ideal dari diri sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis
yang mulai berpikir seperti ilmuwan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan
masalah dan secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan. Dalam
perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan sosial. Hal ini
5
menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif
remaja
3. Perkembangan Sosial
A. Ansietas
1. Pengertian Ansietas
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri,2007:73)
kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam,dan merupakan
hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan,pengalaman baru atau
yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.
Kecemasan adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan,
apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang dalam
kehidupannya.
Kecemasan adalah rasa khawatir , takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan
juga merupakan kekuatan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku, baik tingkah
laku yang menyimpang ataupun yang terganggu. Keduaduanya merupakan pernyataan,
penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan tersebut (Singgih D.
Gunarsa, 2008:27).
2. Gejala-Gejala Ansietas
6
Gejala-gejala yang bersifat fisik diantaranya adalah : jari tangan dingin,detak
jantung makin cepat, berkeringat dingin, kepala pusing, nafsu makan berkurang, tidur
tidak nyenyak, dada sesak. Gejala yang bersifat mental adalah :ketakutan merasa akan
ditimpa bahaya, tidak dapat memusatkan perhatian, tidak tenteram, ingin lari dari
kenyataan (Siti Sundari, 2004:62).
Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu dan sebagian besar
tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwaperistiwa atau situasi
khusus dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan.
Menurut Savitri Ramaiah (2003:11) ada beberapa faktor yang menunujukkan reaksi
kecemasan, diantaranya yaitu :
a. Lingkungan
7
Kecemasan bisa terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan keluar untuk
perasaannya sendiri dalam hubungan personal ini, terutama jika dirinya menekan rasa
marah atau frustasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
c. Sebab-sebab fisik
B. Depresi
1. Pengertian Depresi
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan atau emosi yang disertai
komponen psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa, dan tidak bahagia, serta
komponen somatik : anoreksia, kostipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan
denyut nadi menurun (Hidayat, dalam Yosep, 2009).Depresi adalah suatu gangguan
alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan berduka yang berlebihan dan
berkepanjangan (Puwaningsih dan Karlina, 2009).
2. Penyebab/Faktor
a. Teori biologi
Teori biologi terdiri dari teori genetik, teori neurokimia, pengaruh neuroendokrin, dan
siklus biologi (Videbeck, 2008). Selengkapnya seperti pada uraia berikut :
8
1) Teori genetik
Penelitian genetik melibatkan transmisi depresi unipolar pada kerabat tingkat pertama,
yang memiliki risiko dua kali lipat pada populasi umum. Kembar monozigot yang
dibesarkan secara terpisah memiliki insiden komorbiditas 54% lebih besar dan kembar
dizigot memiliki insiden 24% lebih besar. Hal ini memperlihatkan bahwa faktor
lingkungan tempat individu tersebut dibesarkan (Kelsoe, 2000, dalam Videnbeck,
2008).
2) Teori neurokimia
3) Pengaruh neuroendokrin
Fluktuasi hormonal sedang diteliti dalam hubungnya dengan depresi. Gangguan mood
dialami juga pada individu dengan gangguan endokrin, antara lain gangguan tiroid,
adrenal, paratiroid, dan hipofisis (Videbeck, 2008).
4) Siklus biologi
Pola tahunan terlihat pada gangguan afektif musiman, suatu depresi yang terjadi ketika
terdapat lebih sedikit sinar matahari dan berkurang ketika jumlah paparan matahari
meningkat. Terapi cahaya terbukti berhasil dalam mengobati gangguan ini.
9
b. Teori psikodinamik
Freud (1917, dalam Videbeck, 2008) mengajukan hipotesis bahwa depresi bermula dari
kemarahan yang tidak terkendali akibat pengabaian pada masa bayi karena ibu
meninggal, terpisah secara emosional, atau kealpaan lainnya. Kehilangan objek yang
dicintai ini menimbulkan rasa tidak aman, kehampaan, kesedihan, dan kemarahan.
Kehilangan ini terjadi pada tahap oral perkembangan, ketika bayi yang penuh
ketergantungan belum memiliki konsepsi tentang individuasi dari orang tua. Saat
menjadi dewasa, individu yang berduka kembali ke tahap oral dan mengintroyeksikan
kemarahan mereka tentang pengabaian atau konflik yang tidak selesai pada obyek yang
hilang menjadi kemarahan terhadap diri mereka sendiri.
c. Teori kognitif
Teori Aaron Beck (dalam Videbeck, 2008) tentang penyebab depresi berkaitan dengan
pikiran negatif komprehensif individu yang depresi. Mereka memandang diri sendiri,
dunia, dan masa depan mereka dalam bentuk kegagalan yang menyimpang dengan cara
berulang menginterprestasikan pengalaman sebagai hal yang sulit dan membebani serta
menginterprestasi diri mereka sebagai orang yang tidak konsekuen dan tidak kompeten.
d. Teori sosial/lingkungan
Kehilangan hubungan atau peran hidup yang penting dapat menyebabkan depresi.
Penganiayaan fisik atau seksual dapat menjadi suatu faktor dalam depresi. Isolasi sosial
dan keuangan yang sangat terbatas dikaitkan dengan depresi yang dialami warga
negara berusia lanjut (Boyd & Nihat, 1998, dalam Videbeck, 2008).
3. Gejala
a. Terdapat 5 (lima) atau lebih gejala yang ditemukan di bawah ini selama periode dua
minggu yang sama dan mewakili perubahan dari fungsinya sebagai individu
10
sebelumnya ( dari 5 gejala yang ada minimal ada salah satu gejala mood depresi atau
hilangnya minat atau bahagia)
b. Mood depresi hampir sepanjang hari, setiap hari ( merasa atau tampak sedih atau
kosong). Pada anak-anak atau remaja dapat bermanifestasi sebagai mood yang mudah
tersinggung.
c. Hilangnya minat yang jelas pada semua aspek atau hampir semua aspek sepanjang
hari hampir setiap hari.
d. Penurunan berat badan yang bermakna, tetapi individu yang bersangkutan tidak
melakukan diet atau olahraga yang rutin.
h. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak tepat.
k. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam
fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.
m. Gejala tidak lebih baik diterangkan oleh dukacita yaitu setelah kehilangan orang
yang dicintai, gejala menetap lebih dari dua bulan atau diikuti oleh gangguan lainnya.
11
2. Curhat dan Sharing. Kalau masalah tidak bisa dipecahkan secara sendiri lebih baik
mengajak temam untuk sharing, atau siapa pun orang yang kita percayai. Karena
dengan begitu siapa tahu kita bisa mendapat bantuan solusi untuk memecahkan
masalah.
3. Kerjakan banyak hal. Saat waktu senggang dan masih muda, banyak cara untuk
menghilangkan beban perasaan. Selain olahraga, membaca buku,menonton dan
istirahat adalah pentung artinya dalam hidup.
4. Kerjakan yang belum pernah. Bukan berarti coba-coba sesuatu yang mengundang
risiko, akan tetapi menguji nyali diri untuk melakukan tantangan yang dapat
mensupport diri.
A. Kekerasan
1. Pengertian Kekerasan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kekerasan diartikan sebagai perihal yang
bersifat, berciri keras, perbuatan seseorang yang menyebabkan cedera atau matinya
12
orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain, atau ada paksaan.
Menurut penjelasan ini, kekerasan merupakan wujud perbuatan yang lebih bersifat
fisik yang mengakibatkan luka, cacat, sakit, atau penderitaan pada orang lain. Dimana
salah satu unsur yang perlu diperhatikan adalah berupa paksaan atau ketidakrelaan atau
tidak adanya persetujuan pihak
Kasih Sayang orang tua merupakan satu hal yang sangat penting dalam
kehidupan remaja karena dukungan orang tualah yang bisa membuat remaja
termotivasi untuk berusaha dan untuk berprestasi tetapi jika orang tua sibuk dengan
urusan mereka sendiri dan tidak mempedulikan remaja tersebut, ia akan menjadi anak
yang kurang kasih sayang dan ia akan mencari kesenangan sendiri yang bisa membuat
dia tenang dan tidak memikirkan masalah dirumah, paling banyak kasus dari
kenakalan remaja ini Indonesia adalah mereka yang berasal dari golongan atas/ anak
dari orang tua yang berlebihan dalam materi, orang tua yang sibuk dengan segala
urusan bisnis membuat anaknya terlantar dan hanya diurusi oleh pembantu.
Akibat dari kurangnya kasih sayang dan pengawasan dari orang tua anak akan
mencari kesenangan di luar dan mereka akan bergaul bebas dengan siapa saja yang
mereka inginkan dan terkadang mereka mencari teman yang tidak sebaya. Yang lebih
dewasa dari mereka karena mereka merasa dilindungi sehingga mereka mencari teman-
teman yang lebih dewasa dari mereka. Dengan begitu mereka akan terpengaruh dangan
apa yang dilakukan orang dewasa.
Hal ini terkadang tidak terlalu diperhatikan oleh orang tua yang sibuk dengan
segala usaha dan kegiatan mereka dan juga oleh pihak sekolah terkadang kurang
13
memperhatikan hal ini. karena jika remaja tidak mendapat pendidikan agama yang baik
mereka akan jauh dari Tuhan dan pasti tingkah laku mereka akan sembarangan.
Ada orang tua yang dalam mendidik anak mereka menerapkan pola asuh yang
demokratis yang berlebihan sehingga anak menjadi yang keras kepala dan sering
memaksakan kehendaknya kepada orang tua dan pola asuh seperti ni akan berakibat
buruk pada anak.
1. Perlunya kerjasama dari berbagai pihak untuk mencegah terulangnya kembali kasus
kekerasan (serangan balasan karena dendam). Pihak sekolah, orang tua, dan
masyarakat perlu dilibatkan dalam upaya mencegah terulangnya kasus kekerasan di
kalangan remaja.
2. Identifikasi masalah pada anak remaja yang rentan, termasuk mereka yang merasa
terkucilkan dari pergaulan sosial dengan teman sebaya mereka.
3. Bimbingan dan konseling pada korban untuk mengatasi trauma atas kejadian
kekerasan yang mungkin dialami oleh remaja atau teman sebaya mereka.
Peredaran narkoba di kalangan remaja makin parah. Sekitar 4,7 persen pengguna
narkoba adalah pelajar dan mahasiswa. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengakui
14
pengaruh narkoba telah merambah ke berbagai kalangan. Berdasarkan survei BNN,
penggunaan narkoba tercatat sebanyak 921.695 orang adalah pelajar dan mahasiswa.
Berikut ini jenis dan golongan narkoba narkotika antara lain adalah sebagai berikut :
2. Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh jenis narkoba golongan dua
antara lain adalah : petidin, benzetidin, dan betametadol.
3. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh jenis narkoba golongan tiga
antara lain adalah : kodein dan turunannya.
15
Efek dampak penggunaan narkoba bisa dalam berbagai bentuk antara lain adalah
sebagai berikut :
2. Menghilangkan rasa.
Jika diambil rata- ratakan usia sasaran pengguna narkoba ini adalah usia pelajar,
yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Akibatnya, generasi harapan bangsa yang
tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran dari penyebaran narkoba ini
adalah kaum muda atau remaja. Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap
anak atau remaja pelajar antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pengertian
Penyakit menular Seksual (PMS) adalah suatu penyakit kelamin yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Kebanyakan PMS dapat ditularkan melalui hubungan
seksual antara penis, vagina, anus ataupun mulut. Penyakit ini telah lama dikenal dan
beberapa diantaranya sangat populer di Indonesia, yaitu Sifilis dan Kencing Nanah
(Gonorhoe/Gonorea).
16
2. Contoh Penyakit Menular Seksual
Sifilis
Sifilis atau dalam bahasa Indonesia sering disebut “raja singa” adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum.
Adapun gejala-gejala yang dialami oleh penderita sifilis adalah sebagai berikut :
- Timbul luka pada alat kelamin, rektum, lidah atau bibir tetapi tidak terasa sakit.
Selama menderita penyakit ini, gejala-gejala tersebut tidak akan hilang. Setelah
beberapa tahun, serangan penyakit ini dapat mengakibatkan kerusakan otak dan organ-
organ tubuh penting lainnya. Bahkan, sifilis dapat mengakibatkan kebutaan. Penularan
sifilis melalui kontak langsung antara luka di kulit dengan selaput lendir atau cairan
tubuh (air mani, darah dan cairan vagina) selama berhubungan seksual. Penularan bisa
melalui transfusi darah atau dari ibu hamil yang terinfeksi kepada bayi yang
dikandungnya.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoea. Penyakit ini dapat
menyerang laki-laki dan perempuan.
Secara umum penyakit kencing nanah ini ditandai dengan gejala-gejala berikut :
- Keluar nanah dari saluran kencing sehingga saat buang air kecil terasa sakit.
- Pada perempuan, nyeri di perut bagian bawah dan kadang disertai keputihan dengan
bau tidak sedap.
17
Namun, tidak jarang pula penyakit ini terjadi tanpa gejala dan keluhan apa pun
sehingga tidak disadari oleh penderita. Apabila terlambat diobati, penyakit ini dapat
menyebabkan kemandulan dan dapat diturunkan kepada bayi yang dilahirkan dari
orang tua yang mengidap penyakit ini.
Upaya remaja dalam pencegahan penyakit menular seksual bagi diri sendiri antara lain :
Gaya hidup bebas sesungguhnya bukanlah trend positif. Banyak sekali hal-hal
negative yang akan kita terima bila kita melakukannya, salah satunya adalah terkena
penyakit menular seksual. Remaja jaman sekarang sudah banyak yang menjalin
hubungan dengan lawan jenis. Seseorang tidak bisa mendeteksi apakah pasangan yang
sedang bersamanya tersebut memiliki perilaku yang sehat, apakah pasangan yang
sedang bersamanya tidak memiliki penyakit menular seksual, karena memang penyakit
menular seksual tidak bisa dilihat secara fisik. Belum tentu orang yang penampilannya
bersih tidak memiliki penyakit tersebut.
Penyakit menular seksual tidak hanya ditularkan melalui hubungan seksual tetapi
bisa juga karena kita tidak rajin membersihkan organ intim. Sebagai remaja yang sadar
akan kesehatan dan kebersihan, hendaknya kita rajin membersihkan organ intim agar
terhindar dari penyakit menular seksual.
Jangan pernah tergoda untuk memasuki dunia pergaulan bebas. Banyak anak
remaja yang terjerumus ke dalam dunia terlarang karena ajakan teman ataupun karena
faktor-faktor tertentu padahal dunia itu dapat membuatnya mudah terinfeksi penyakit
menular seksual.
18
Adapun peran remaja dalam mencegah penyakit menular seksual dalam lingkungan
kehidupan adalah sebagai berikut :
B. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan usia dini (usia muda/remaja) adalah kehamilan yang terjadi pada
remaja putri berusia <20 tahun. Kehamilan tersebut dapat disebabkan oleh karena
hubungan seksual (hubungan intim) dengan pacar, dengan suami, pemerkosaan,
maupun faktor-faktor lain yang menyebabkan sperma membuahi telurnya dalam rahim
perempuan tersebut (Masland, 2004).
Reproduksi sehat untuk hamil dan melahirkan adalah usia 20-30 tahun, jika
terjadi kehamilan di bawah atau di atas usia tersebut maka akan dikatakan beresiko
akan menyebabkan terjadinya kematian 2-4x lebih tinggi dari reproduksi sehat
(Manuaba, IBG. 2010) .
Kehamilan yang terjadi diusia muda merupakan salah satu resiko seks pranikah
atau sesk bebas (kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Menurut Kartono (1996)
kehamilan pranikah adalah kehamilan yang pada umumnya tidak direncanakan dan
menimbulkan perasaan bersalah, berdosa dan malu pada remaja yang mengalaminya,
ditambah lagi dengan adanya sangsi sosial dari masyarakat terhadap kehamilan dan
kelahiran anak tanpa ikatan pernikahan (Lesnapurnawan. 2009).
19
Menurut Manuaba (2010), penyulit pada kehamilan remaja lebih tinggi
dibandingkan dengan kurun reproduksi sehat yaitu umur 20-30 tahun. Keadaan ini
disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan
kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan
makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stress psikologis, sosial, ekonomi),
sehingga memudahkan terjadinya :
a. Keguguran (Abortus)
d. Anemia kehamilan
b. Perilaku seksual remaja yang juga dapat dipengaruhi oleh alkohol dan obat-obatan
g. Kemiskinan
20
h. Kekerasan dan pelecehan yang terjadi dalam rumah tangga.
j. Rendahnya kemampuan untuk mewujudkan tidak punya ambisi dan tujuan dalam
hal pendidikan
1. Pengkajian
a) Data Inti, meliputi : jumlah remaja, riwayat atau perkembangan remaja, kebiasaan,
perilaku yang ditampilkan, nilai, keyakinan, dan agama
b) Data lingkungan fisik, meliputi : bagaimana kondisi jalan, bangunan, fasilitas umum
seperti tempat perbelanjaan, sekolah, taman, dan lain-lain
21
c) Pelayanan kesehatan dan sosial, meliputi : bagaimana pelayanan kesehatan dan
sosial khusus remaja, seperti ada klinik konsultasi untuk remaja atau adanya kelompok
sosial remaja?
h) Pendidikan, meliputi : sekolah yang ada di sekitar remaja tinggal, kegiatan yang
dilakukan di luar sekolah? Bagaimana peran sekolah?
i) Rekreasi : tempat rekreasi yang sering dikunjungi remaja? Frekuensi rekreasi? Orang
yang mendampingi? Tempat rekreasi yang ada di dekat wilayah tempat tinggal remaja?
2. Diagnosa keperawatan
22
Resiko Tinggi Konflik keluarga (hubungan keluarga tidak harmonis) berhubungan
dengan ketidakmampuan mengenal masalah yang terjadi pada remaja.
Perencanaan :
4. Implementasi
3.5 Evaluasi
23
Anak dan remaja membutuhkan edukasi akurat dan komprehensif tentang
seksualitas untuk praktek perilaku seksual sebagai orang dewasa. Kini, eksploitasi atau
risiko aktivitas seksual mungkin menjadi masalah kesehatan dan social seperti
kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual meliputi HIV/AIDS.
24
4. Khusus menyediakan,kepercayaan,budaya sensitif dan konseling yang tidak ternilai
tentang isu penting seksualitas (konseling umum,pencegahan kehamilan tidak
diinginkan,strategi pencegahan penyakit menular HIV/AIDS)
6. Pelayanan ginekologi rutin disediakan untuk remaja putri yang menjalani perilaku
seksual. Skrining untuk kanker serviks dan PMS akan diberikan pada perempuan yang
menjalani seksual aktif.
25
pelayanan,peningkatan gaya hidup yang sehat,skrining fisik,emosi dan masalah
tingkah laku dan imunisasi.. tujuan GAPS adalah untuk membuat semua kunjungan
klinik bagian pengalaman peningkatan kesehatan.
26
2.7 Program Kesehatan Remaja
Deskripsi Singkat : Pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau oleh
remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai
remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya,
serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan tersebut.Singkatnya, PKPR
adalah pelayanan kesehatan kepada remaja yang mengakses semua golongan
remaja, dapat diterima, sesuai, komprehensif, efektif dan efisien.
Tujuan PKPR di Puskesmas
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
27
a. Dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung, secara perorangan atau
berkelompok.
b. Dapat dilaksanakan oleh guru, pendidik sebaya yang terlatih dari sekolah atau dari
lintas sektor terkait dengan menggunakan materi dari (atau sepengetahuan) Puskesmas.
d. Menggunakan sarana KIE yang lengkap, dengan bahasa yang sesuai dengan bahasa
sasaran (remaja, orang tua, guru ) dan mudah dimengerti. Khusus untuk remaja perlu
diingat untuk bersikap tidak menggurui serta perlu bersikap santai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melayani remaja yang berkunjung ke Puskesmas
adalah:
a. Bagi klien yang menderita penyakit tertentu tetap dilayani dengan mengacu pada
prosedur tetap penanganan penyakit tersebut.
b. Petugas dari BP umum, BP Gigi, KIA dll dalam menghadapi klien remaja yang
datang, diharapkan dapat menggali masalah psikososial atau yang berpotensi menjadi
masalah khusus remaja, untuk kemudian bila ada, menyalurkannya ke ruang konseling
bila diperlukan.
c. Petugas yang menjaring remaja dari ruang lain tersebut dan juga petugas penunjang
seperti loket dan laboratorium seperti halnya petugas khusus PKPS juga harus menjaga
kerahasiaan klien remaja, dan memenuhi kriteria peduli remaja.
d. Petugas PKPR harus menjaga kelangsungan pelayanan dan mencatat hasil rujukan
kasus per kasus.
3. Konseling
28
Konseling adalah hubungan yang saling membantu antara konselor dan klien
hingga tercapai komunikasi yang baik, dan pada saatnya konselor dapat menawarkan
dukungan, keahlian dan pengetahuan secara berkesinambungan hingga klien dapat
mengerti dan mengenali dirinya sendiri serta permasalahan yang dihadapinya dengan
lebih baik dan selanjutnya menolong dirinya sendiri dengan bantuan beberapa aspek
dari kehidupannya.
a. Membantu klien untuk dapat mengenali masalahnya dan membantunya agar dapat
mengambil keputusan dengan mantap tentang apa yang harus dilakukannya untuk
mengatasi masalah tersebut.
29
Contoh yang jelas bahwa peningkatan keterampilan psikososial ini dapat
memberi kontribusi yang berarti dalam kehidupan keseharian adalah keterampilan
mengatasi masalah perilaku yang berkaitan dengan ketidaksanggupan mengatasi stres
dan tekanan dalam hidup dengan baik. Keterampilan psikososial di bidang kesehatan
dikenal dengan istilah PKHS. PKHS dapat diberikan secara berkelompok di mana saja,
di sekolah, Puskesmas, sanggar, rumah singgah dan sebagainya.
Pelatihan ini merupakan salah satu upaya nyata mengikut sertakan remaja
sebagai salah satu syarat keberhasilan PKPR. Dengan melatih remaja menjadi kader
kesehatan remaja yang lazim disebut pendidik sebaya, beberapa keuntungan diperoleh
yaitu pendidik sebaya ini akan berperan sebagai agen pengubah sebayanya untuk
berperilaku sehat, sebagai agen promotor keberadaan PKPR, dan sebagai kelompok
yang siap membantu dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi PKPR. Pendidik
sebaya yang berminat, berbakat, dan sering menjadi tempat “curhat” bagi teman yang
membutuhkannya dapat diberikan pelatihan tambahan untuk memperdalam
keterampilan interpersonal relationship dan konseling, sehingga dapat berperan sebagai
konselor remaja.
6. Pelayanan rujukan.
30
diawali dengan komitmen antar institusi terkait, yang dibangun pada tahap awal
sebelum PKPR dimulai.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa
kanak-kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja
sangat berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman
sebaya) lebih erat dibandingkan hubungan dengan orang tua. Ada 3 tahap
perkembangan remaja, yaitu fase praremaja, fase remaja awal, dan fase remaja akhir.
32
Daftar Pustaka
Purwaningsi, W. Dan Karlina, I., 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa : Dilengkapi Terapi
Modalitas dan Standard Operating Procedure (SOP). Yogyakarta : Nuha Medika Press.
Karakteristik Remaja
http://belajarpsikologi.com/karakteristik-remaja
https://www.academia.edu/5108215/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KLIEN_
JIWA_DENGAN_KECEMASAN_ANXIETAS_
33