Anda di halaman 1dari 107

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Johar Baru
1.1.1.1 Keadaan Geografis
Pada bulan Agustus 1966 di DKI Jakarta dibentuk beberapa kota
administrasi. Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkan lima wilayah
kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta
Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, yang dilengkapi dengan 22 Kecamatan dan
220 Kelurahan. Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan ini didasarkan atas asas
teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 200.000 jiwa untuk
Kecamatan, 30.000 jiwa untuk Kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk
Kelurahan pinggiran.
Kecamatan Johar Baru termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat
memiliki luas wilayah 237.70 Ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas
tanah tersebut terdiri dari perumahan 195,13 Ha, kantor dan gudang 26,87 Ha,
taman 4,66 Ha, lahan tidur 3,52 Ha, dan sisanya 7,52 Ha. Secara administratif
terdiri 4 kelurahan, 30 RW, 560 RT, 23.312 KK, 98 Posyandu dan 100.688 jiwa,
dengan kepadatan penduduk 46.481/ km2, dengan batas wilayah :
Utara : JL.Letjen Suprapto Kec. Kemayoran
Timur : JL. Pangkalan Asem Sepanjang Rel Kereta Api Kec. Senen
Selatan : JL. Percetakan Negara Raya Kec. Cempaka Putih
Barat Sepanjang Rel Kereta Api Kec. Senen

Kecamatan Johar Baru terdiri dari 4 Kelurahan, yaitu :


a) Kelurahan Tanah Tinggi : 62,29 Ha
b) Kelurahan Johar Baru : 119,10 Ha
c) Kelurahan Kampung Rawa : 30,11 Ha
d) Kelurahan Galur : 26,20 Ha

1
Gambar 1.1 Batas Wilayah Kecamatan Johar Baru

1.1.1.2 Keadaan Demografi


Secara demografis penduduk di wilayah kecamatan Johar Baru sangat
padat. Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Pusat pada bulan Juli 2016,
Kecamatan Johar Baru mempunyai jumlah penduduk sebanyak 118.391 jiwa.
Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Johar Baru tahun 2016.

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk di Wilayah Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun
2017
No Kelurahan Jumlah Penduduk
1 Kelurahan Johar Baru 38.623 Jiwa
2 Kelurahan Kampung Rawa 21.658 Jiwa
3 Kelurahan Tanah Tinggi 40.719 Jiwa
4 Kelurahan Galur 17.391 Jiwa
Jumlah 118.391 Jiwa
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2017

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Johar Baru menurut laporan Kecamatan Johar Baru tahun 2017
adalah sebagai berikut laki-laki 58.925 jiwa, perempuan 57.336 jiwa. Berikut
rincian kepadatan penduduk pada tiap kelurahan di Kecamatan Johar Baru pada
tahun 2017.

2
Tabel 1.2 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
Luas Jumlah Kepadatan Penduduk
Kelurahan
(km2) Penduduk (per Ha)
Kelurahan Johar Baru 119,10 38.623 Jiwa 557
Kelurahan Kampung Rawa 30,11 21.658 Jiwa 688
Kelurahan Tanah Tinggi 63,29 40.719 Jiwa 711
Kelurahan Galur 26,20 17.391 Jiwa 663
Jumlah 237,7 118.391 jiwa 583
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016

1.1.1.3 Data Penduduk Menurut Umur


Tabel 1.3 Jumlah Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
No Umur (tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0-4 5.421 5.108 10.529
2. 5-9 5.290 4.931 10.221
3. 10-14 4.440 4.205 8.645
4. 15-19 4.270 3.804 8.074
5. 20-24 4.519 4.846 9.365
6. 25-29 5.685 5.320 11.005
7. 30-34 5.782 5.377 11.159
8. 35-39 5.362 5.008 10.370
9. 40-44 4.640 4.510 9.150
10. 45-49 4.140 4.038 8.178
11. 50- 54 3.309 3.315 6.624
12. 55-59 2.463 2.607 5.070
13. 60-64 1.728 1.931 3.639
14. 65-69 1.114 1.355 2.469
15. 70-74 716 851 1.567
16. >75 560 757 1.317
Jumlah 59.439 57.936 117.402
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016

3
1.1.1.4 Data Penduduk Menurut Agama dan Kepercayaan
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Agama dan Kepercayaan di
Wilayah Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
Tanah Kampung Johar
Agama Galur
tinggi Rawa Baru
Islam 44.488 23.931 16.640 111.971
Protestan 3.336 2.116 1.032 9.936
Katolik 1.987 537 154 5.428
Budha 35 24 63 501
Hindu 78 34 19 344
Jumlah 49.924 26.642 17.908 49.924
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016

Tabel 1.5 Jumlah Tatanan di Wilayah Kecamatan Johar Baru Tahun 2016
Juml
TATANAN ah
KELURA
NO HAN Jumlah F. F. TT TP F.O. F.
PEMU
KE PE U M R KA
K
RW RT S ND NT
JOHAR 13,23
1 11 174 11,984 50 99 450 486 13 157
BARU 9
2 GALUR 7 84 7,716 67 146 745 346 35 24 9,079
KP. 10,39
3 8 104 9,531 54 51 414 264 3 73
RAWA 0
TANAH 14,45
4 14 196 13,085 80 84 282 649 23 248
TINGGI 1
JUMLA 25 47,15
40 558 42,316 380 1,89 1,74 74 502
H 1 9
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016

1.1.1.5 Keadaan Lingkungan


1.1.1.5.1 Sosio Ekonomi
Wilayah Kecamatan Johar Baru yang terletak di Pusat Kota Jakarta
terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), diwilayah tersebut
banyak terdapat industri besar, sedang, dan kecil sebagai penompang dalam

4
menambah Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta dan sebagai
penambah pendapatan devisa Indonesia, karena kawasan tersebut adalah
salah satu sentra produksi andalan dalam memacu perekonomian Indonesia.

1.1.1.5.2 Sarana dan Prasarana


Wilayah Kecamatan Johar Baru memiliki sarana ibadah, sarana
pendidikan, sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olah raga, sarana
kesehatan masyarakat dan keluarga berencana.
Sarana dan prasarana kesehatan yang yang ada saat ini banyak
diminati oleh masyarakat luas yang ada di wilayah Johar Baru dan
sekitarnya, hal ini terkait dengan lokasi dan banyaknya penduduk yang
bekerja di wilayah Johar Baru tetapi tidak berdomisili di daerah tersebut.
Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat pelayanan kesehatan
yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia
yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan
dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak
membedakan umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-
lain, akan tetapi lebih diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang
berpenghasilan rendah.

1.1.1.5.3 Fasilitas Kesehatan


Wilayah kerja puskesmas Kecamatan Johar Baru sangat minim fasilitas
kesehatan yang ada. Keadaan fasilitas kesehatan di Kecamatan Johar Baru
ini tidak sebanding dengan jumlah penduduk
Tabel 1.6 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Johar Baru Tahun 2015
Tanah Kampung Johar Jumla
No Uraian Galur
tinggi Rawa Baru h
1. Rumah sakit - - - 1 1
2. Rumah Bersalin 1 1 1 1 4
3. Puskesmas 1 1 1 3 6
4. Balkesmas/ Bpn - - - - 0

5
Tabel 1.6 (Lanjutan ) Fasilitas Kesehatan Kecamatan Johar Baru Tahun 2015
Tanah Kampung Johar Jumla
No Uraian Galur
tinggi Rawa Baru H
5. Laboratorium - - 1 2 3
6. Dr.Umum Praktek 4 5 5 6 20
Dr. Spesialis
7. - 1 - 1 2
Praktek
8. Praktek 24 Jam 1 1 1 7 10
9. Bidan Swasta 6 5 4 9 24
10. Apotek - - 1 4 5
11. Posyandu 18 24 15 15 72
12. Toko Obat - 2 2 3 7
13. Drg. Praktek 1 3 2 4 10
Jumlah 32 43 33 53 161
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Johar Baru Tahun 2016

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas


Kesehatan merupakan hak azasi yang tercantum dalam UUD 1945, pasal
28 H ayat 1 dan UU No 23 tahun 1992 sehingga kesehatan perlu diupayakan,
diperjuangkan, dan ditingkatkan serta dipelihara oleh setiap individu dan seluruh
komponen bangsa agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat yang pada
akhirnya dapat mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal.
Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya
oleh orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan
masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang
perlu dilakukan, salah satu diantaranya yang penting adalah menyelenggarakan
pelayanan kesehatan (Blum, 1974).
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan pelayanan
kesehatan strata pertama dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Untuk
mencapai hasil optimal dan meningkatkan mutu serta kinerja Puskesmas,
Departemen Kesehatan sejak tahun 2002 telah melaksanakan revitalisasi
Puskesmas yang meliputi pengembangan kebijakan Puskesmas, pengadaan
tenaga, perbaikan fisik dan peralatan (Depkes 2006). Pembahasan tentang

6
Puskesmas telah tertuang dalam SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan
masyarakat.
1.2 Puskesmas
1.2.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas ialah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu
wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan
kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan
tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Jumlah kegiatan pokok
puskesmas diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan
kemampuan sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan
kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak sebatas pada aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas merupakan salah satu jenis
organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan
semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang
mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma
pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat. Dengan paradigma baru ini,
mendorong terjadi perubahan konsep yang sangat mendasar dalam
pembangunan kesehatan, antara lain :

7
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee
for service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif
menjadi investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah
akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership)
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization)
menjadi otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring
dengan era desentralisasi.

1.2.2 Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan
keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan
wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah
tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota
/ bupati dengan saran teknis dari kepala dinas kesehatan kabupaten / kota.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000 -
50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas dibantu oleh puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan dengan jumlah
penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina yang
berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai
fungsi koordinasi.

8
1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :
9. Promotif (peningkatan kesehatan)
10. Preventif (upaya pencegahan)
11. Kuratif (pengobatan)
12. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak
membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai
meninggal.

1.2.4 Fungsi Puskesmas


Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan
fungsinya secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :
a. Pusat penggerak pembanguan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan
dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan
melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan dan memantau progran kesehatan. Pemberadayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan

9
memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat
setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas meliputi :
d. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap.
e. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan
jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses.


Proses ini dilaksanakan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.

10
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program Puskesmas.

Gambar 1.1 Fungsi Puskesmas


Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas

Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk


menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat
indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai
tatanan sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum
mempunyai indikator :
a. Tersedianya air bersih
b. Tersedianya jamban yang saniter
c. Tersedianya larangan merokok
d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP
2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
b. Tumbuh dan kembangnya LSM
c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama, meliputi :
a. Promosi kesehatan masyarakat
b. Kesehatan lingkungan

11
c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )
d. KB ( Keluarga Berencana )
e. Perbaikan gizi masyarakat
f. P2M ( Pemberantasan Penyakit Menular )
g. Pengobatan dasar

Sebagai satu unit organisasi yang melaksanakan berbagai usaha di bidang


kesehatan, Puskesmas memiliki wewenang dan tanggung jawab di wilayah kerja
tertentu, biasanya satu wilayah kerja Puskesmas didasarkan atas beberapa faktor
yaitu:
1. Jumlah penduduk
2. Keadaan geografis
3. Keadaan sarana dan perhubungan dan dan
4. Keadaan infra struktur masyarakat lainnya.

1.2.5 Peran Puskesmas


Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran
yang vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan
managerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan
kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana
kegiatan yang tersusun rapi serta sistem evaluasi dan pemantauan yang
akurat.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung-jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis


Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
12
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan
kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk
sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,
maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan
memperhatikan kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing – masing puskesmas tersebut secara operasional
bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

1.2.6 Visi Puskesmas


Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju
terwujudnya Indonesia sehat 2016. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat kecamatan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku
yang sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator kecamatan sehat adalah :
 Lingkungan sehat.
 Perilaku penduduk yang sehat.
 Cakupan kesehatan yang bermutu.
 Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan.

13
1.2.7 Misi Puskesmas
Dalam rangka untuk mewujudkan “Indonesia Sehat 2016” ditetapkan
misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
yang bertujuan guna mendukung tercapainya misi pembangunan
kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :
 Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan
sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar
memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya
terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.
 Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap
keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah
kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup
sehat.
 Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar dan berusaha untuk
memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan
kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana, sehingga
dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
 Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga
dan masyarakat beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu
berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan bertempat tinggal di
wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan
kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya
pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan Puskesmas
mencakup pula aspek lingkungan dari sisi yang bersangkutan.
14
Untuk mencapai misi Puskesmas di atas digunakan strategi sebagai berikut :
1. Meningkatkan profesionalisme petugas
2. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan
3. Mengembangkan kemandirian Puskesmas sesuai dengan kewenangan
yang diberikan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota
4. Mengembangkan dan menetapkan azas kemitraan serta pemberdayaan
masyarakat dan keluarga
1.3 Upaya Kesehatan Wajib Masyarakat
Upaya kesahatan wajib masyarakat adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib ini diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain :
 Promosi kesehatan masyarakat
 Kesehatan masyarakat
 KIA ( Kesehatan ibu dan anak )
 KB ( Keluarga Berencana )
 Perbaikan gizi masyarakat
 P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )
 Pengobatan Dasar
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas
ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat
di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan
pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).
Tabel 1.7 Upaya Kesehatan Wajib, Kegiatan dan Indikator dalam Puskesmas
Upaya Kesehatan
Kegiatan Indikator
Wajib
Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih Tatanan sehat
dan sehat
Perbaikan perilaku sehat

Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Cakupan air bersih


Cakupan jamban

15
Tabel 1.7 (Lanjutan) Upaya Kesehatan Wajib, Kegiatan dan Indikator dalam Puskesmas
Upaya Kesehatan
Kegiatan Indikator
Wajib
Keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
Kesehatan ibu dan anak ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan persalinan Cakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS


Imunisasi Cakupan imunisasi
Keluarga Berencana Pelayanan Keluarga Cakupan MKJP non
Berencana MKJP

Pemberantasan penyakit Diare Cakupan kasus diare


menular ISPA Cakupan kasus ISPA
DBD Cakupan kasus DBD
Cakupan kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan penemuan
Kasus
Angka penyembuhan

Gizi Distribusi vit A/ Fe / cap Cakupan vit A /Fe / cap


yodium Yodium
PSG % gizi kurang / buruk,
SKDN
Promosi Kesehatan % kadar gizi

Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan


UGD Jumlah kasus yang
Ditangani
Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan
Sumber : Trihono.2005.Manajemen Kesehatan , Arrimes,ed.

16
Di samping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas
seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk
melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat (contoh :
Pekan Imunisasi Nasional). Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan
maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan
Pemerintah Daerah.
Sedangkan upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya
yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya
kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas
yang telah ada yakni :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing/PHN)
3. Upaya Kesehatan Gigi dan mulut
4. Upaya Kesehatan Jiwa
5. Upaya Kesehatan Usia lanjut
6. Upaya Kesehatan Remaja

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya


inovasi yakni upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai
dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah
dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan
dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila
upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti
target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.
Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini
dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya
kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan
oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas

17
kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib menyelenggarakannya.
Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
Puskesmas adalah :
1. Upaya Kesehatan Dasar
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
c. Upaya Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya Kesehatan Lingkungan
f. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
g. Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan


a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
e. Upaya Kesehatan Jiwa
f. Upaya Kesehatan Mata
g. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
h. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Salah satu upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan di Kecamatan


Johar Baru yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), kegiatan yang dilakukan
antara lain:
1. Pembinaan
2. Penyuluhan
3. Deteksi dini (skrining kesehatan) pada anak sekolah kelas satu SD sampai
SMA
4. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada anak kelas satu, dua dan tiga
5. Program lomba sekolah sehat pada TK, SD, SLTP dan SLTA

18
Dokter kecil atau Docil membantu saat pelaksanaan deteksi dini (skrining
kesehatan) dengan melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.
Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi
puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar
dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah:

1. Azas pertanggungjawaban wilayah


Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat


Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat,
agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas.
Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui
pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang
harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan
masyarakat antara lain :

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)


b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

19
c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan
Pesantren (Pokestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).

3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang
menjadi tanggung jawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas
program antara lain:

i. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : Keterpaduan KIA


dengan P2M, gizi, promosi kesehatan dan pengobatan.
ii. UKS : Keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan jiwa.
iii. Puskesmas keliling : Keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
Gizi, promosi kesehatan, dan Kesehatan gigi.
iv. Posyandu : Keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, Kesehatan
jiwa dan promosi kesehatan.

b. Keterpaduan Lintas Sektor.


Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi

20
kemasyarakatn dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral
antara lain :

i. UKS : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala


desa, pendidikan dan agama.
ii. Promosi Kesehatan : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.
iii. KIA : Keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan
PLKB.
iv. Perbaikan Gizi : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi,
dunia usaha dan organisasi kemsyarakatan.
v. Kesehatan Kerja : Keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung
dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu
puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata
sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Kesehatan Perorangan (Medis)
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu,
maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan
yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya
kesehatan perorangan dibedakan atas :

21
i. Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis
(contoh : operasi) dan lain-lain.
ii. Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
iii. Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan Masyarakat (Kesehatan)


Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan
dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan
apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat
tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak
mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak mampu
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib
merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan kesehatan
masyarakat dibedakan atas tiga macam :
i. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.
ii. Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar biasa,
bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan kesehatan karena
bencana alam.
iii. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan kesehatan masyarakat kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas
tidak mampu.

Secara skematis pelaksanaan azas rujukan dapat digambarkan sebagai berikut :

22
Gambar 1.2 Sistem Rujukan Puskesmas
Sumber : Buku ARRIMES Manajemen Puskesmas

1.3.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Johar Baru


Puskesmas Kecamatan Johar Baru merupakan Puskesmas pembina sesuai
dengan SK Gubernur tahun 1992. Puskesmas ini berada di alamat Jl.Tanah
tinggi XXI Johar Baru Jakarta Pusat. Puskesmas Kecamatan Johar Baru
membawahi 7 Puskesmas yaitu 1 Puskesmas tingkat kecamatan, 5 Puskesmas
tingkat kelurahan, 2 Puskesmas terletak di Kelurahan Johar Baru (Johar Baru II,
Johar Baru III) dan Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi, Puskesmas Kelurahan
Kampung Rawa dan Puskesmas Kelurahan Galur.
Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah membawahi enam
Puskesmas kelurahan di empat kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Johar
Baru, yaitu:
1. Puskesmas Kelurahan Johar Baru
Puskesmas Kelurahan Johar Baru beralamat di Jl.Percetakan Negara II.
2. Puskesmas Kelurahan Galur
Puskesmas Kelurahan Galur beralamat di Jl.Kampung Rawa tengah Gg IX.
3. Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi
Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi beralamat di Jl. Tanah Tinggi Gg.
VII/12.

23
4. Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa
Puskesmas Kelurahan Kampung Rawa beralamat di Jl. Rawa Selatan 1 RT
2/1.

Kel. Galur

Kel.

Tinggi
Kel. Kampung
Rawa

Kel. Johar Baru

Gambar 1.3 Peta Letak Puskesmas se- Kecamatan Johar Baru


Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Johar Baru

1.3.4 Sarana dan Prasarana Puskesmas


Sarana yang tersedia di Puskesmas Kecamatan Johar Baru antara lain:

1.3.5 Bangunan Puskesmas Johar Baru


Puskesmas Kecamatan Johar Baru memiliki fasilitas gedung terdiri dari :
1. Luas bangunan: 1.305 m2
2. Luas tanah : 1.782 m2
3. Daya listrik: 45.000 W
4. Air : tanah
5. Telepon : 7 unit
6. Fax : 1 unit
7. Komputer : 20 unit
8. Laptop : 4 unit
9. Printer : 13 unit
10. AC : 26 unit
11. Mobil Puskesmas keliling: 1
12. Mobil dinas : 2
13. Motor : 8

24
14. Swing fog : 4
15. Dental unit : 9
16. Rontgen unit : -
17. Unit mata : -
Puskesmas Kecamatan Johar Baru terdiri dari 6 lantai:
1. Lantai 1:
a. Unit Gawat Darurat
b. Poli Umum Lansia
c. Loket (Loket Pendaftaran dan Loket Medical Record)
d. Apotek
2. Lantai 2:
a. Laboratorium
b. Poli KIA
c. Poli Gizi
3. Lantai 3:
a. Poli Umum
b. Poli Anak
c. Ruang Laktasi
d. Poli Mata
e. Poli IMS
4. Lantai 4 :
a. Poli Gigi
b. Laboratorium
5. Lantai 5 :
a. Aula
b. Ruang Pengadaan
c. Gudang Vaksin
6. Lantai 6 :
a. Ruang Kepala Puskesmas
b. Ruang Tata Usaha
1.3.6 Tenaga Kerja Medis dan Nonmedis
Medis :

25
a. Dokter umum dan Dokter gigi
b. Apoteker
c. Perawat dan Perawat gigi
d. Bidan
e. Ahli Gizi
Non Medis :
f. Pejabat Struktural
g. Staf Penunjang Administrasi

Tabel 1.8. Jumlah Tenaga Kerja medis dan non medis di sarana pelayanan
kesehatan di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Johar Baru Juli 2015
Jumlah Tenaga Kerja
Puskesmas Dokter Dokter Perawat Ahli Tenaga
Apoteker Bidan Perawat Jml
Umum Gigi Gigi gizi Nonmedis
Kec. Johar
24 8 1 18 26 2 3 29 111
Baru
Kel.Johar
2 2 0 3 3 1 0 4 15
Baru
Kel.Kampung
1 1 1 1 2 1 0 3 10
Rawa
Kel.Galur 1 1 0 1 2 0 1 2 8
Kel.Tanah
1 1 0 1 1 0 0 2 6
Tinggi
Jumlah 16 14 4 11 28 3 4 25 104
Sumber : Laporan Kecamatan Johar Baru Juli 2016

1.3.7 Alat Medis dan Non Medis


Medis:
 Peralatan Laboratorium (pemeriksaan darah, urine dan sputum)
 Unit Dental Unit
 USG
 Alat Apotek
 7 buah Tempat tidur (untuk pemeriksaan fisik pasien)

26
Non medis:
 Alat perlengkapan
 Kartu diagnosis
 Kartu pasien, Formulir Laporan
1.3.8 Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Motto Puskesmas Kecamatan Johar
Baru
1. Visi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Johar Baru yang memberikan
Pelayanan prima, berorientasi pada kepuasan menuju masyarakat sehat
dan mandiri.
2. Misi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
a. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan, medis dan non medis
Puskesmas.
b. Memberikan pelayanan kesehatan prima dan merata.
c. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan
d. Menggalang kemitraan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
3. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Puskesmas Kecamatan Johar Baru bertekad memberikan pelayanan
prima, menuju masyarakat sehat yang mandiri secara berkesinambungan
sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku, serta
senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambugan untuk
mencapai kepuasan pelanggan. Komitmen bersama Puskesmas
Kecamatan Johar Baru adalah “Prima Sehat Mandiri untuk semua”.

27
1.3.9 Struktur Organisasi

KEPALA PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU

drg. Endang Murdiati

KA. SUB. BAG TU

Issaban Widodo, SE

Ka. Sat. Pel. UKP Ka. Sat. Pel. UKM Ka. Sat. Pel. PKM

drg. Ekasari KEL. JOHAR BARU II


dr. Fitri Damayanti
(dr. Yohana AR)

JOHAR BARU III


(dr. Lili Wildhani P)

KEL. TANAH TINGGI


(drg. Arfianita)

KEL. KP. RAWA


(dr. Yohanes PK Ong)

KEL. GALUR
(drg. Katarina RH)

Gambar 1.4 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Johar Baru


Sumber: Puskesmas Kecamatan Johar Baru

28
1.3.10 Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas

LOKET GIGI

KIA

BP OBAT SELESAI

MATA

GIZI

JIWA

LABORATORIUM

Gambar 1.5 Alur Pelayanan Pasien di Puskesmas Kecamatan Johar Baru


Sumber: Puskesmas Kecamatan Johar Baru

1.4 Program Peningkatan Gizi di Puskesmas Kecamatan Johar Baru


Tabel 1.4.1 Indikator dan Target Kegiatan Program Gizi Periode Januari-
Maret 2018

Indikator Pelayanan Program Gizi


No. Indikator Target

1. Persentase kasus balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100%

2. Persentase balita yang ditimbang berat badannya 77%


3. Persentase bayi usia < 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif 44%
4. Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium 0%
5. Persentase balita 6-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A 85%
6. Presentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah 95%
(TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan

29
No. Indikator Target

7. Presentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang


mendapat makanan tambahan
8. Presentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan 100%
9. Persentasi remaja putri yang mendapatkan TTD (Tablet 25%
Tambah Darah)
10. Presentase Ibu nifas yang mendapatkan Vitamin A 0%
11. Persentase bayi lahir denga Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 0%
12. Presentase bayi dengan berat badan lahir rendah (berat badan < 9%
2500 gram)
13. Persentase balita mempunyai buku KIA/ KMS 100%
14. Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya (N/D) 74%
15. Persentasi balita yang tidak naik berat badannya (T) 4%
16. Persentase balita tidak naik berat badannya setelah ditimbang 4%
dua kali berturut-turt (2T)
17. Presentase balita di Bawah Garis Merah (BGM) 4%
18. Persentasi Ibu hamil dengan anemia 0%
Sumber : Laporan Puskesmas Johar Baru 2018

Dari 18 indikator yang terdapat dalam program tersebut, yang tidak


terdapat datanya, yaitu :
1. Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium
2. Presentase Ibu nifas yang mendapatkan Vitamin A
3. Persentase bayi lahir denga Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
4. Persentasi Ibu hamil dengan anemia

30
1.4.2 Cakupan Hasil Kegiatan Program Gizi Periode Januari-April 2018
Program gizi / PSM dilaksanakan setiap tahun kalender mulai bulan Januari sampai
dengan bulan Desember. Berikut adalah jenis kegiatan gizi yang dilaksanakan di
wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Sawah Besar.
a. Pembinaan Kader
Pembinaan kader merupakan program yang bertujuan meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan serta memotivasi kader agar meningkatkan kinerjanya.
Pembinaan ini dilaksanakan dalam bentuk pertemuan yang membahas mengenai
manajemen posyandu seperti pencatatan pelaporan posyandu dan masalah-maslah
yang timbul di posyandu. Selain itu dilakukan penyuluhan kesehatan tentang
masalah gizi dan kesehatan, seperti gizi seimbang, Kadarzi, dan PHBS.
Pembinaan tersebut berjalan baik dengan adanya tali ikatan Forum Komunikasi
Kader.
b. Intervens Balita BGM (Program PMT – P 90 hari)
Berat badan yang berada pada pita hijau selalu dipersepsikan sebagai gizi baik,
sementara berat badan dengan pita kuning merupakan warning kepada ibu-ibunya
agar jangan sampai memasuki ke pita merah atau biasa di sebut BGM, karena
apabila pada KMS sudah tercantum garis merah, dapat cenderung dikatakan anak
tersebut mengalami gizi buruk.

Tabel 1.4.2 Cakupan Balita di Bawah Garis Merah (BGM) se-


Kecamatan Kecamatan Johar Baru Januari – April 2018
No. Puskesmas Target Cakupan
1. Tanah Tinggi 0,3%
2. Johar 1 0% 0,3%
3. Galur 0,6%
4. Kampung Rawa 0,1%
5. Kecamatan Johar Baru 0,32%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar
Baru Januari-April 2018

31
c. Program MP-ASI dan Inisiasi Menysui Dini (IMD)
Pemberian ASI Eksklusif merupakan salah satu periode penting
dari 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak. Untuk itu
dilaksanakan kegiatan ini untuk dapat meningkatkan cakupan
pemberian ASI terutama ASI Eksklusif untuk bayi 0-6 bulan.

Tabel 1.4.3 Cakupan bayi < 6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif
se-Kecamatan Kecamatan Johar Baru Januari – April 2018
No. Puskesmas Target Cakupan
1. Tanah Tinggi 71,8%
2. Johar 1 40 % 87,5%
3. Galur 54,2%
4. Kampung Rawa 50%
5. Kecamatan Johar Baru 65,8%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

Tabel 1.4.4 Cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-


24 bulan keluarga miskin Januari Januari– April 2018
No. Puskesmas Target Cakupan
1. Tanah Tinggi 100%
2. Johar 1 100% 100%
3. Galur 100%
4. Kampung Rawa 100%
100%
5. Kecamatan Johar Baru

Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru


Januari-April 2018

32
d. Intervensi Bumil KEK
PMT-Pemulihan merupakan pemberian makanan tambahan
yang diberikan kepada ibu hamil yang mengalami kekurangan
energy kronik (KEK).

Tabel 1.4.5 Cakupan Ibu hamil Kurang Energi Kronik


(KEK) yang Mendapat Makanan Tambahan se-Kecamatan
Johar Baru Januari – April 2018
No. Puskesmas Target Cakupan
1. Tanah Tinggi 100%
2. Johar 1 80% 100%
3. Galur 100%
4. Kampung Rawa 100%
5. Kecamatan Johar Baru 100%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

e. Pelacakan dan Pencatatan Gizi Buruk


Kegiatan pelacakan dan kunjungan rumah balita gizi kurang dan
gizi buruk ini bertujuan untuk konfirmasi kasus yang dilaporkan,
melihat kondisi sosial ekonomi balita sasaran, pemantauan status
gizi balita serta pemberian PMT-Pemulihan

Tabel 1.4.6 Data Balita Gizi Buruk dan Pemberian PMT


se-Kecamatan Johar Baru Januari-April Tahun 2018

No. Kelurahan Target Cakupan


1. Tanah Tinggi 100%
2. Johar 1 100% 100%
3. Galur 100%
4. Kampung Rawa 100%
5. Kecamatan Johar Baru 100%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru Januari-
April 2018

33
Tabel 1.4.7 Cakupan balita kurus yang mendapat makanan
tambahan se-Kecamatan Johar Baru Besar Januari – April 2018

No. Puskesmas Target Cakupan


1. Tanah Tinggi 100%
2. Johar 1 100% 100%
3. Galur 100%
4. Kampung Rawa 100%
5. Kecamatan Johar Baru 100%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

f. Penyuluhan dan Pertemuan Orang Tua Balita Resiko Tinggi


Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua
balita resti mengenai gizi dan kesehatan balita. Yang dimaksud
balita resti disini adalah balita bawah garis merah (BGM), Gizi
Kurang dan Gizi Buruk. Sasarannya yaitu orang tua balita resti
yang ada di wilayah Kecamatan Johar Baru. Bentuk kegiatannya
antara lain pengukuran antropometri (BB, TB/PB) untuk
menentukan status gizi, pemberian materi mengenai gizi balita.

g. Rakor Gizi

h. Konseling Gizi Setiap Hari Kerja


Pelayanan konseling gizi pada pasien rawat jalan yang datang ke
Klinik Gizi meliputi pasien rujukan Poli MTBS, Poli umum, Poli
KIA, dan Poli TB Paru. Selain itu terdapat pula pasien yang
datang atas kemauan sendiri, rujukan dari puskesmas kelurahan
dan posyandu. Jumlah kunjungan berdasarkan jenis penyakit dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

34
Tabel 1.4.8
Jumlah Pasien Poli Gizi berdasar Penyakit Penyertanya
No. Penyakit Penyerta Jumlah
1. Anemia 93
2. Kekurangan Energi Protein (KEP) 52
3. Ibu Hamil KEK/Anemia 48
4. Lain-lain/komplikasi 43
5. Underweight 7
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penyakit yang paling
banyak adalah dan yang paling sedikit adalah pasien diabetes
dengan presentasi

i. Pemberian Vitamin A pada Balita 6-59 Bulan dan Ibu Dalam


Masa Nifas.
Tujuan dari kegiatan ini yaitu sebagai salah satu bentuk
upaya akselerasi cakupan vitamin A. Bentuk kegiatannya yaitu
kegiatan pemberian vitamin A pada anak yang belum
mendapatkan vitamin A pada bulan Februari.
Kegiatan ini dilaksanakan baik melalui pemberian vitamin
A di posyandu, kunjungan rumah, atau day care.
Tabel 1.4.9 Cakupan Balita 6-59 Bulan yang Mendapat
Vitamin A se-Kecamatan Johar Baru
Januari – April 2018
No. Puskesmas Target Cakupan
1. Tanah Tinggi 100%
2. Johar 1 85% 100%
3 Galur 100%
4. Kampung Rawa 100%
5. Kecamatan Johar Baru 100%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

35
j. Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi Ibu Hamil
Merupakan pemberian 90 tablet tambah darah selama masa
kehamilan untuk mencegah stunting dan mencegah anemia dalam
ibu hamil.
Tabel 1.4.11 Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat TTD se-
Kecamatan Kecamatan Johar Baru Januari – April 2018
No. Puskesmas Target Cakupan
1. Tanah Tinggi 97%
2. Johar 1 95% 76%
3. Galur 98%
4. Kampung Rawa 80%
5. Kecamatan Johar Baru 95%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

Tabel 1.4.12 Presentase Ibu Hamil dengan Anemia se-


Kecamatan Kecamatan Johar Baru Januari – April 2018
No. Puskesmas Target Cakupan
1. Tanah Tinggi 37%
2. Johar 1 - 0
3. Galur 3,2%
4. Kampung Rawa 3,5%
5. Kecamatan Johar Baru 10,9%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

k. Pemantauan garam beryodium dalam rumah tangga


Salah satu indikator keluarga sadar gizi (KADARZI) yaitu
mengkonsumsi garam beryodium, yang mana tujuannya yaitu
untuk mengurangi prevalensi Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY).

36
Sasaran kegiatan ini adalah kader posyandu. Bentuk
kegiatannya antara lain pemberian materi mengenai garam yodium
dan persiapan kegiatan pemantauan garam yodium yang akan
dilaksanakan di posyandu. Persiapannya yang dilakukan antara lain
pendataan jumlah sasaran dan kebutuhan iodium test untuk semua
posyandu, pencatatan dan pelaporan.
Namun, di Kecamatan Sawah Besar program ini belum
dilaksanakan dikarenakan tidak adanya penemuan kasus
kekurangan yodium, sehingga tidak ada data mengenai cakupan
rumah tangga yang mengonsumsi garam beryodium.

l. Pemantauan pertumbuhan balita 12x per tahun


Dari pemantauan dan penimbangan balita yang dilakukan,
dapat ditemukan balita yang naik beratnya saat ditimbang,
balita yang tidak naik beratnya, dan balita yang tidak naik
beratnya setelah ditimbang dua kali berturut-turut.

Tabel 1.4.13 Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)
se-Kecamatan Johar Baru Januari-April Tahun 2018
No. Puskesmas Target Cakupan
1. Tanah Tinggi 25,7%
2. Johar 1 74% 10,4%
3. Galur 23,7%
4. Kampung Rawa 23%
5. Kecamatan Johar Baru 207,%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

37
Tabel 1.4.14 Cakupan Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
se-Kecamatan Johar Baru Januari-April Tahun 2018
No. Puskesmas Target Cakupan
1. Tanah Tinggi 12,3%
2. Johar 1 4% 5,13%
3. Galur 7,24%
4. Kampung Rawa 10,4%
5. Kecamatan Johar Baru 8,76%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

Tabel 1.4.15 Cakupan Balita Tidak Naik Berat Badannya Setelah


Ditimbang Dua Kali Berturut-turut (2T) se-Kecamatan Johar
Baru Januari-April Tahun 2018
No. Puskesmas Target Cakupan
1. Tanah Tinggi 0,04%
2. Johar 1 4% 0,76%
3. Galur 1,5%
4. Kampung Rawa 1%
5. Kecamatan Johar Baru 4%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

m. Penimbangan Balita dan Operasi timbang


Kegiatan operasi timbang adalah kegiatan penimbangan
seluruh balita di posyandu. Apabila ada balita yang belum
ditimbang saat penimbangan, kader posyandu dapat melaksanakan
operasi timbang dengan cara melakukan penimbangan ulang diluar
jadwal posyandu maupun dengan kunjungan rumah. Tujuannya
yaitu untuk meningkatkan cakupan balita yang datang ke posyandu,
menjaring balita bawah garis merah (BGM) maupun balita gizi
kurang dan gizi buruk. Pelaksanan kegiatan ini adalah kader
posyandu dan dilaksanakan 2x/tahun.

38
Tabel 1.4.15 Cakupan Persentase balita yang ditimbang
berat badannya se-Kecamatan Johar Baru Januari – April
2018
No. Puskesmas Target Cakupan
1. Tanah Tinggi 90%
2. Johar 1 77% 56%
3. Galur 85,6%
4. Kampung Rawa 89,8%
5. Kecamatan Johar Baru 77%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

n. Suplementasi TTD REMATRI (Tablet tambah darah bagi


remaja putri)
Suplementasi tablet tambah darah bagi remaja putri bertujuan
untuk mengurangi prevalensi anemia pada remaja putri. Pada
Puskesmas Kecamatan Johar Baru.

Tabel 1.4.16 Cakupan Remaja Putri mendapat TTD se-


Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018
No. Puskesmas Target Cakupan
1. Tanah Tinggi 1,8%
2. Johar 1 25% 2%
3. Galur 2,2%
4. Kampung Rawa 1,9%
5. Kecamatan Johar Baru 3,76%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

o. Kegiatan Peningkatan Kapasitas Petugas Tentang Konseling


Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
Kegiatan Peningkatan Kapasitas Petugas Tentang Konseling
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam

39
melaksanakan konseling PMBA dalam rangka menunjang
keberhasilan program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Sasaran dari kegiatan ini adalah petugas gizi puskesmas kelurahan
dan kecamatan serta kader posyandu dari 4 kelurahan yang ada di
wilayah Kecamatan Johar Baru. Kegiatan ini dilaksanakan 1x/
tahun selama 3 hari yang diisi oleh narasumber profesional.
Kegiatan ini terdiri dari pemberian materi dan praktik.

p. Peningkatan dan Pengembangan Saka Bhakti Husada (SBH)


Saka Bhakti Husada adalah wadah pengembangan, pengetahuan,
pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian
kesempatan bagi anggota pramuka (SMP-SMA) untuk
membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.
Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan kader pembangunan
dibidang kesehatan, yang dapat membantu melembagakan norma
hidup sehat bagi semua anggota gerakan pramuka dan masyarakat
dilingkungannya. Kegiatan pembinaan ini dilaksanakan sebanyak
7x setahun dengan narasumber profesional.

q. Peningkatan Kapasitas Petugas Petugas Konselor ASI


Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas dalam melaksanakan Konseling Menyusui.
Sasaran dari kegiatan ini adalah petugas kesehatan (dokter,
perawat, bidan, ahli gizi). Bentuk kegiatannya adalah pemberian
materi dan praktik dari narasumber profesional. Melalui kegiatan
ini diharapkan dengan meningkatnya keterampilan petugas dapat
meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif.

40
r. Pencatatan Bayi Berat Lahir Rendah
Pencatatan ini dilakukan untuk melihat presentase bayi berat
lahir rendah agar selalu dalam pemantauan sehingga dikemudian
hari tidak mengalami stunting.

Tabel 1.4.16 Presentase bayi dengan berat badan lahir


rendah (berat badan < 2500) gram se-Kecamatan Sawah
Besar Januari – April 2018

No. Puskesmas Target Cakupan


1. Tanah Tinggi 0%
2. Johar 1 9% 0,1%
3. Galur 0,01%
4. Kampung Rawa 0,01%
5. Kecamatan Johar Baru 0,03%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

s. Pemberian dan Pencataan Balita yang Mempunyai KIA/KMS


Tabel 1.4.17 Persentase balita mempunyai buku
KIA/ KMS se-Kecamatan Sawah Besar
Januari – April 2018

No. Puskesmas Target Cakupan


1. Tanah Tinggi 100%
2. Johar 1 100% 100%
3. Galur 100%
4. Kampung Rawa 100%
5. Kecamatan Johar Baru 100%
Sumber: Laporan Evaluasi Program Gizi Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018

41
1.5 Identifikasi Masalah
Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan gizi yang dievaluasi di
Puskesmas Kecamatan Johar Baru periode Januari – April 2018 maka
didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal
90 tab selama kehamilan di Kelurahan Johar 1 Januari - April 2018
sebesar 76%
2. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal
90 tab selama kehamilan di Kelurahan Kampung Rawa Januari - April
2018 sebesar 80%

3. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Tanah Tinggi


Januari – April 2018 sebesar 0,3%
4. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Johar 1
Januari – April 2018 sebesar 0,3%
5. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Galur Januari
– April 2018 sebesar 0,6%
6. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Kampung
Rawa Januari – April 2018 sebesar 0,1%
7. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) se-Kecamatan Johar Baru
Januari – April 2018 sebesar 0,32%
8. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)
KelurahanTanah Tinggi Januari-April Tahun 2018 sebesar 25,7%
9. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan
Johar 1 Januari-April Tahun 2018 sebesar 17%
10. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan
Galur Januari-April Tahun 2018 sebesar 23,7%
11. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan
Kampung Rawa Januari-April Tahun 2018 sebesar 23%
12. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) se-
Kecematan Johar Baru Januari-April Tahun 2018 sebesar 20,7%

42
13. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahanTanah
Tinggi Januari-April Tahun 2018 sebesar 12,3%
14. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Johar 1
Januari-April Tahun 2018 sebesar 5,13%
15. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Galur
Januari-April Tahun 2018 sebesar 7,24%
16. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan
Kampung
Rawa Januari-April Tahun 2018 sebesar 10,4%
17. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) se-Kecamatan
Johar
Baru Januari-April Tahun 2018 sebesar 8,76%
18. Presentase balita yang ditimbang berat badannya kelurahan Johor 1
Januari -April 2018 sebesar 56%
19. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Tanah Tinggi Januari-
April
2018 sebesar 1,8%
20. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Johar 1 Januari-April 2018
sebesar 2%
21. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Galur Januari-April 2018
sebesar 2,2%
22. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Kampung Rawa Januari
- April 2018 sebesar 1,9%
23. Presentase Remaja Putri mendapat TTD se-Kecamatan Johar Baru Januari- April
2018 sebesar 3,76%

1.6 Rumusan Masalah


Setelah didapatkan identifikasi masalah dari program gizi di Puskesmas
Kecamatan Sawah Besar maka dengan cara menghitung dan membandingkan
nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah

43
terjadi (observed) akan dipilih dua masalah yang menjadi prioritas utama untuk
diselesaikan.
Selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang
baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah meliputi
4 W 1 H (What, Where, When, Whose, How much) Rumusan masalah dari
program gizi Puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal


90 tab selama kehamilan di Kelurahan Johar 1 Januari - April 2018
sebesar 76% kurang dari target sebesar 95%.
2. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal
90 tab selama kehamilan di Kelurahan Kampung Rawa Januari - April
2018 sebesar 80% kurang dari target sebesar 95%.

3. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Tanah Tinggi


Januari – April 2018 sebesar 0,3% melebihi dari target 0%.
4. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Johar 1
Januari – April 2018 sebesar 0,3% melebihi dari target 0%.
5. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Galur Januari
– April 2018 sebesar 0,6% melebihi dari target 0%.
6. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Kampung
Rawa Januari – April 2018 sebesar 0,1% melebihi dari target 0%.
7. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) se-Kecamatan Johar Baru
Januari – April 2018 sebesar 0,32% melebihi dari target 0%.
8. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)
KelurahanTanah Tinggi Januari-April Tahun 2018 sebesar 25,7% kurang
dari target 74%.
9. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan
Johar 1 Januari-April Tahun 2018 sebesar 17% kurang dari target 74%.
10. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan
Galur Januari-April Tahun 2018 sebesar 23,7% kurang dari target 74%.

44
11. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan
Kampung Rawa Januari-April Tahun 2018 sebesar 23% kurang dari target
74%.
12. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) se-
Kecematan Johar Baru Januari-April Tahun 2018 sebesar 20,7% kurang
dari target 74%.
13. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Tanah
Tinggi Januari-April Tahun 2018 sebesar 12,3% melebihi dari target 4%
14. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Johar 1
Januari-April Tahun 2018 sebesar 5,13% melebihi dari target 4%
15. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Galur
Januari-April Tahun 2018 sebesar 7,24% melebihi dari target 4%
16. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan
Kampung Rawa Januari-April Tahun 2018 sebesar 10,4% melebihi dari
target 4%
17. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) se-Kecamatan
Johar Baru Januari-April Tahun 2018 sebesar 8,76% melebihi dari target
4%
18. Presentase balita yang ditimbang berat badannya kelurahan Johor 1
Januari – April 2018 sebesar 56% kurang dari target 77%
19. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Tanah Tinggi Januari-
April 2018 sebesar 1,8% kurang dari target sebesar 25 %
20. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Johar 1 Januari-April
2018 sebesar 2% kurang dari target sebesar 25 %
21. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Galur Januari-April
2018 sebesar 2,2% kurang dari Target sebesar 25%
22. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Kampung Rawa
Januari-April 2018 sebesar 1,9% kurang dari target sebesar 25 %
23. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kecamatan Johar Baru Januari-
April 2018 sebesar 3,76% kurang dari target sebesar 25 %.

45
BAB II
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 Penetapan Prioritas Masalah


Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected)
dengan apa yang aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang
menjadi prioritas karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu
menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus. Setelah
pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan
prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari
data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta
adanya pengetahuan yang cukup.
Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan
pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring perlu
dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara
menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan
mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang
dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi.
1. Menetapkan kriteria
2. Memberikan bobot masalah
3. Menentukan skoring tiap masalah

Pada perumusan masalah, terdapat masalah yang terdapat pada program


Gizi di Puskesmas Kecamatan Sawah Besar. Hal tersebut disebabkan oleh
adanya keterbatasan sumber daya manusia, dana, dan waktu, sehingga dari
semua masalah yang telah dirumuskan perlu ditetapkan masalah yang menjadi
prioritas untuk diselesaikan.

2.1.1 Non-Scoring Technique


Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah
yang lazim digunakan adalah teknik non skoring. Dengan

46
menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok,
oleh sebab itu juga disebut “Nominal Group Technique” (NGT). NGT
terdiri dari dua, yaitu:
a. Metode Delbeq
Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini
dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang,
namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk
menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih
dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta
diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi
adalah prioritas utama.

b. Metode Delphi
Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok
orang yang mempunyai keahlian yang sama melalui pertemuan
khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan
pendapat mengenai beberapa masalah pokok. Masalah yang
terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi
prioritas masalah.

2.1.2 Scoring Technique

Berbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik


skoring antara lain:
a. Metode Bryant
Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1. Prevalence
Besarnya masalah yang dihadapi
2. Seriousness
Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat
dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan amgka kematian akibat
masalah kesehatan tersebut.

47
3. Manageability
Kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya
4. Community concern
Sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut.
Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang ingin dicari
prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah
satu sampai lima yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk
tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah
sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya.
Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah.
Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari
setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan
prioritas masalah yang akan diambil.

b. Scoring Technique Metode Matematik PAHO (Pan American Health


Organization)
Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah-
masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan
digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai
prioritas masalah. Kriteria yang dipakai adalah
1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang
ditunjukkan dengan angka prevalensi
2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality
rate masing- masing penyakit.
3. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk
mengatasi masalah tersebut.

48
4. Community and political concern
Menunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau
kegusaran masyarakat dan para politisi.
5. Affordability
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

c. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)


Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada
kesepakatan mengenai bobot kriteria yang akan digunakan, dan masalah-
masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Metode
ini memakai lima kriteria untuk penilaian masalah tetapi masing-masing
kriteria diberikan bobot penilaian dan dikalikan dengan penilaian
masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Masalah
dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria
yang dipakai terdiri dari:
1. Emergency
Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga
menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam
kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai
berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain,
maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun
angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.
Misalnya masalah imunisasi, maka yang digunakan sebagai parameter
adalah angka kesakitan bayi dan lain sebagainya.
2. Greatest member
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang
terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang
berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence
rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greetes member ditentukan
dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah
program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

49
3. Expanding Scope
Menunjukan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor
lain diluar sektor kesehatan. Parameter lain yang digunakan adalah
seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah
penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor
kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
4. Feasibility
Kriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa
mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan
adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah
kegiatan fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi
masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.
5. Policy
Berhubung orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah
kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah
masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah
kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut. Hal
tersebut dapat dinilai dengan apakah ada seruan atau kebijakan
pemerintah yang concern terhadap masalah tersebut, apakah ada lembaga
atau organisasi masyarakat yang concern terhadap permasalahan
tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi diberbagai media.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut di atas untuk


penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot
penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga
hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan
mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.
Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu
dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai
nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima,
dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.

50
o Bobot 5 : paling penting
o Bobot 4 : sangat penting sekali
o Bobot 3 : sangat penting
o Bobot 2 : penting
o Bobot 1 : cukup penting

2.1.3 Pemilihan Metode PAHO (Pan American Health Organization)


1. Magnitude
Berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang
ditunjukkan dengan angka prevalens.

Tabel 2.1.2.1
Scoring Magnitude
No. Interval Selisih Skor
1. 0-5,99 1
2. 6-11,99 2
3. 12-17,99 3
4. 18-23,99 4
5. 24-29,99 5
6. 30-35,99 6
7. 36-41,99 7
8. 42-47,99 8
9. 48-53,99 9
10. 54-59,99 10

51
Tabel 2.1.2.2 Score Magnitude Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018
No. Daftar Masalah Target Capaian Selisih Skor
1. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Tanah Tinggi Januari 0% 0,3% 0,3% 1
– April 2018.
2. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Johar 1 Januari – 0% 0,3% 0,3% 1
April 2018.
3. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Galur Januari – April 0% 0,6% 0,6% 1
2018.
4. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Kampung Rawa 0% 0,1% 0,1% 1
Januari – April 2018.
5. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Johar Baru 0% 0,32% 0,32% 1
Januari – April 2018.
6. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) KelurahanTanah 74% 25,7% 48,3% 9
Tinggi Januari - April Tahun 2018.

7. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Johar 74% 17% 57% 10
1 Januari-April Tahun 2018
8. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Galur 74% 23,7% 50,3% 10
Januari-April Tahun 2018.

52
Tabel 2.1.2.2 (Lanjutan) Score Magnitude Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018
No. Daftar Masalah Target Capaian Selisih Skor
9. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan 74% 23% 51% 9
Kampung Rawa Januari-April Tahun 2018.
10. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) se-Kecematan 74% 20,7% 53,3% 9
Januari-April Tahun 2018.
11. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Tanah 4% 12,3% 8,3% 2
Tinggi Januari-April Tahun 2018.
12. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Johar 1 4% 5,13% 1,13% 1
Januari-April Tahun 2018.
13. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Galur Januari- 4% 7,24% 3,24% 1
April Tahun 2018
14. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Kampung 4% 10,4% 6,4% 2
Rawa Januari-April Tahun 2018
15. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di Kecamatan Johar Baru 4% 8,76% 4,76% 1
Januari-April Tahun 2018
16. Presentase balita yang ditimbang berat badannya kelurahan Johor 1 Januari – 77% 56% 21% 4
April 2018

53
Tabel 2.1.2.2 (Lanjutan) Score Magnitude Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018
No. Daftar Masalah Target Capaian Selisih Skor
17. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Tanah Tinggi Januari-April 25 % 1,8% 23,2% 4
2018
18. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Johar 1 Januari-April 2018 25% 2,2% 22,8% 4
19. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Kampung Rawa Januari- 25% 1,9% 23,1% 4
April 2018
20. Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan Galur Baru Januari-April 25% 2,2% 22,8% 4
2018
21. Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kecamatan Johar Baru Januari-April 25% 3,76% 21,2% 4
2018
22. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tab 95% 76% 19% 4
selama kehamilan di Kelurahan Johar 1 Januari - April 2018
23. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tab 95% 80% 15% 3
selama kehamilan di Kelurahan Kampung Rawa Januari - April 2018

54
2. Severity
Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate
masing- masing penyakit.
Tabel 2.1.2.3
Proxy Severity
No. Interval Selisih Skor
1. 0-5,99 1
2. 6-11,99 2
3. 12-17,99 3
4. 18-23,99 4
5. 24-29,99 5
6. 30-35,99 6
7. 36-41,99 7
8. 42-47,99 8
9. 48-53,99 9
10. 54-59,99 10

55
Tabel 2.1.2.4 Scoring Severity Masalah Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018
No. Total Nilai
Kontribusi risiko
(Kontribusi
Daftar Masalah (Target (%) – Proxy Score
risiko +
Pencapaian (%))
Proxy)
Cakupan Presentase Balita di Bawah Garis Angka Kematian
1. Merah (BGM) Kelurahan Tanah Tinggi Januari 0,3% Balita = 26,2/1000 2,92% 1
– April 2018. (2,62%)
Cakupan Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Angka Kematian
2. Kelurahan Johar 1 Januari – April 2018 0,3% Balita = 26,2/1000 2,92% 1
(2,62%)
Cakupan Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Angka Kematian
3. Kelurahan Galur Januari – April 2018. 0,6% Balita = 26,2/1000 3,22% 1
(2,62%)
Cakupan Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Angka Kematian
4. Kelurahan Kampung Rawa Januari – April 2018 0,1% Balita = 26,2/1000 2,72% 1
(2,62%)
Cakupan Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di Angka Kematian
5. Kecamatan Johar Baru Januari – April 2018. 0,32% Balita = 26,2/1000 2,92% 1
(2,62%)
Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat 50,92%
Badannya (N/D) KelurahanTanah Tinggi Januari Angka Kematian
6. - April Tahun 2018. 48,3% Balita = 26,2/1000 9
(2,62%)

56
Total Nilai
Proxy (Kontribusi
Daftar Masalah Kontribusi risiko
risiko +
No. (Target (%) – Score
Proxy)
Pencapaian (%))

7. Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat 10


Angka Kematian 59,62%
Badannya (N/D) Kelurahan Johar 1 Januari- 57%
Balita = 26,2/1000
April Tahun 2018
(2,62%)
8. Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat 50,3% Angka Kematian 52,92% 9
Badannya (N/D) Kelurahan Galur Januari-April Balita = 26,2/1000
Tahun 2018. (2,62%)
9. Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat 51% Angka Kematian 53,62% 9
Badannya (N/D) Kelurahan Kampung Rawa Balita = 26,2/1000
Januari-April Tahun 2018. (2,62%)
10. Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat 53,3% Angka Kematian 55,92% 10
Badannya (N/D) se-Kecematan Januari-April Balita = 26,2/1000
Tahun 2018. (2,62%)
11. Cakupan Balita yang Tidak Naik Berat Badannya 8,3% Angka Kematian 10,92% 2
(T) kelurahan Tanah Tinggi Januari-April Balita = 26,2/1000
Tahun 2018. (2,62%)
12. Cakupan Balita yang Tidak Naik Berat Badannya 1,13% Angka Kematian 3,75% 1
(T) kelurahan Johar 1 Januari-April Tahun Balita = 26,2/1000
2018. (2,62%)

57
Tabel 2.1.2.4 Scoring Severity Masalah Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018
Total Nilai
Kontribusi risiko (Kontribusi
No. Daftar Masalah (Target (%) – Proxy risiko + Score
Pencapaian (%)) Proxy)
Angka Kematian
13. Cakupan Balita yang Tidak Naik Berat Badannya 3,24% 5,86% 1
Balita = 26,2/1000
(T) kelurahan Galur Januari-April Tahun 2018 (2,62%)
14. Cakupan Balita yang Tidak Naik Berat Badannya 6,4% Angka Kematian 9,02% 2
(T) kelurahan Kampung Rawa Januari-April Balita = 26,2/1000
Tahun 2018 (2,62%)
15. Cakupan Balita yang Tidak Naik Berat 4,76% Angka Kematian 7,18% 2
Badannya (T) di Kecamatan Johar Baru Januari- Balita = 26,2/1000
April Tahun 2018 (2,62%)
16. Cakupan Balitaa yang ditimbang berat badannya 21% Angka Kematian 23,62% 4
kelurahan Johor 1 Januari – April 2018 Balita = 26,2/1000
(2,62%)
17. Cakupan Remaja Putri mendapat TTD 23,2% Prevalesi Anemia 32,8% 6
Kelurahan Tanah Tinggi Januari-April 2018 WUS 9,6%
18. Cakupan Remaja Putri mendapat TTD 22,8% Prevalesi Anemia 32,4% 6
Kelurahan Johar 1 Januari-April 2018 WUS 9,6%

58
Tabel 2.1.2.4 (Lanjutan) Scoring Severity Masalah Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018

Kontribusi risiko Total Nilai


Daftar Masalah (Target (%) – (Kontribusi
No. Pencapaian (%)) Proxy risiko + Score
Proxy)

23,1% Prevalesi Anemia 6


Cakupan Remaja Putri mendapat TTD 32,7%
19. WUS 9,6%
Kelurahan Kampung Rawa Januari-April 2018
20. Cakupan Presentase Remaja Putri mendapat 22,8% Prevalesi Anemia 32,4% 6
TTD di Kelurahan Galur Baru Januari-April WUS 9,6%
2018
21. Cakupan Remaja Putri mendapat TTD di 21,1% Prevalesi Anemia 30,7% 6
Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018 WUS 9,6%
22. Cakupan ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah 19% Angka Kematian Ibu 19,3% 4
Darah (TTD) minimal 90 tab selama kehamilan = 305/100.000
di Kelurahan Johar 1 Januari - April 2018 (0,305%)
23. Cakupan ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah 15% Angka Kematian Ibu 15,3% 3
Darah (TTD) minimal 90 tab selama kehamilan = 305/100.000
di Kelurahan Kampung Rawa Januari - April (0,305%)
2018

59
1. Vulnerability
Sejauh mana ketersediaan sarana prasarana yang efektif untuk
mengatasi masalah tersebut.

Tabel 2.1.2.6
Skoring Ketersediaan Alat
No. Kategori Ketersediaan Alat Skor
1. Tidak Ada 1
2. Alat Ada Tetapi Kurang 2
3. Ada dan Cukup 3

Tabel 2.1.2.7
Skoring Ketersediaan Tempat
No. Kategori Ketersediaan Alat Skor
1. Tidak Ada 1
2. Tempat Ada Tetapi Kurang 2
3. Ada dan Cukup 3

Tabel 2.1.2.8
Skoring Ketersediaan Sumber Daya Manusia
No. Petugas : Penduduk Skor
1. 1:1-350 3
2. 1:350 – 1:1000 2
3. >1:1000 1

60
Tabel 2.1.2.9 Penentuan Skor Vulnerability terhadap Kegiatan Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari – Maret 2018

N No. Daftar Masalah Alat Tempat SDM Jumlah

Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Tanah Tinggi Januari –
1. 3 3 3 9
April 2018.
Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Johar 1 Januari – April
2. 2 3 1 6
2018.
Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Galur Januari – April
3. 3 2 1 6
2018.
Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Kampung Rawa Januari –
4. 3 2 3 7
April 2018.
Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Johar Baru Januari –
5. 3 2 3 8
April 2018.
Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) KelurahanTanah
6. 1 2 2 5
Tinggi Januari - April Tahun 2018.
Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Johar 1
.7 3 2 3 8
Januari-April Tahun 2018
Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Galur
8. 1 3 1 5
Januari-April Tahun 2018.
Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Kampung
9. 2 3 2 7
Rawa Januari-April Tahun 2018.
Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) se-Kecematan
10. 1 1 1 3
Januari-April Tahun 2018.

61
N No. Daftar Masalah Alat Tempat SDM Jumlah

11. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Tanah Tinggi 3 2 1 6
11. Januari-April Tahun 2018.

12. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Johar 1 Januari- 2 2 2 6
April Tahun 2018.
Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Galur Januari-April
13. 2 1 1 4
Tahun 2018.
Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Kampung Rawa
14. 2 3 2 7
Januari-April Tahun 2018
Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di Kecamatan Johar Baru
15. 2 3 2 7
Januari-April Tahun 2018
Presentase balita yang ditimbang berat badannya kelurahan Johor 1 Januari – April
16. 1 1 1 3
2018
17. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Tanah Tinggi Januari-April 2018 1 2 1 4
18. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Johar 1 Januari-April 2018 1 2 2 5
Presenta Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Kampung Rawa Januari-
19 2 1 1 4
April 2018
20. Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan Galur Baru Januari-April 2018 1 2 2 6
21. Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018 1 2 2 5
Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tab
22. 1 1 1 3
selama kehamilan di Kelurahan Johar 1 Januari - April 2018

62
N No. Daftar Masalah Alat Tempat SDM Jumlah

23. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tab 1 2 2 5
selama kehamilan di Kelurahan Kampung Rawa Januari - April 2018

63
1. Community and political concern
Menunjukan sejauh mana permasalahan tersebut menjadi perhatian
masyarakat dan politisi. Parameter yang digunakan utuk menilai seberapa
concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap
permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terdapat pada
peraturan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Selain itu, untuk mengetahui community concen, dapat ditentukan
dari seberapa seringnya masalah tersebut dibahas dalam sebuah
komunitas, yaitu dengan melihat seberapa sering masalah tersebut
dipublikasikan di berbagai media. Parameter tersebut diberikan nilai
berdasarkan parameter yang paling mungkin sampai ke masyarakat.
Parameter lain yang berkaitan dengan political dan community
concern adalah dengan melihat keterlibatan stakeholder dalam
berlangsungnya program. Semakin tinggi stakeholder yang terkait maka
masalah tersebut dianggap sebagai masalah yang lebih mendapat
perhatian.

Tabel 2.1.2.10
Skoring Political Concern
Parameter Skor
Kebijakan Kebijakan Pemerintah Pusat 15
Pemerintah Kebijakan Pemerintah Daerah 10
6 Jenis Media Publikasi 6
5 Jenis Media Publikasi 5
Jumlah Media
4 Jenis Media Publikasi 4
Publikasi Program
3 Jenis Media Publikasi 3
ke Masyarakat
2 Jenis Media Publikasi 2
1 Jenis Media Publikasi 1
Jumlah Kelompok 3 Jenis Kelompok Masyarakat 3
Masyarakat Yang 2 Jenis Kelompok Masyarakat 2
Terlibat 1 Jenis Kelompok Masyarakat 1

64
- Acuan Peraturan Pemerintah Mengenai Masalah Terkait
1. Fokus Pemerintah dalam Hari Gizi Nasional tahun 2018 yang
dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
tahun 2015-2019 oleh Kementerian Kesehatan RI yaitu mencegah
stunting dengan perbaikan gizi pada 3 hal :
a. Mengatasi gizi buruk dengan pemberian makanan tambahan (PMT) dan
pemantuan pertumbuhan balita dengan penimbangan rutin.
b. Meningkatkan Pemberian ASI Eksklusif
c. Meningkatkan Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Ibu Hamil.

Hal ini diperkuat oleh beberapa peraturan terkait seperti :


a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014
tentang Upaya Kesehatan Anak Pasal 21 ayat 2 mengenai Pelayanan
Kesehatan Bayi, Anak, Balita dan Prasekolah
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2014
tentang Upaya Kesehatan Anak Pasal 22 mengenai Pemantauan
Pertumbuhan
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 88 Tahun
2014 mengenai Tablet Tambah Darah Bagi Ibu Hamil
2. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2018 mengenai
pemberian Vitamin A anak dan pemberian tablet tambah darah bagi
remaja putri
3. Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 191 Tahun 2017 mengenai
Integrasi Pelayanan Gizi di Posyandu
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
155/Menkes/Per/I/2010 tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat
(KMS) Bagi Balita.

65
Tabel 2.1.2.12 Penghitungan Skor Publikasi Program Gizi Puskesmas Johar Baru Januari-April 2018

Publikasi ke
No. Daftar Masalah Skor
Masyarakat
1. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Tanah Tinggi Januari –
Leaflet 1
April 2018.
2. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Johar 1 Januari – April
Leaflet 1
2018.
3. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Galur Januari – April 2018. Leaflet 1
4. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Kampung Rawa Januari –
Leaflet 1
April 2018.
5. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Johar Baru Januari –
Leaflet 1
April 2018.
6. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) KelurahanTanah Tinggi
Leaflet, Poster 2
Januari - April Tahun 2018.
7. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Johar 1
Leaflet, Poster 2
Januari-April Tahun 2018
8. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Galur Januari-
Leaflet, Poster 2
April Tahun 2018.

66
Tabel 2.1.2.12 (Lanjutan) Penghitungan Skor Publikasi Program Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018
No. Daftar Masalah Publikasi ke
Skor
Masyarakat

9. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Kampung Leaflet, Poster
2
Rawa Januari-April Tahun 2018.
10. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) se-Kecematan Januari-
Leaflet, Poster 2
April Tahun 2018.
11.
Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Tanah Tinggi Leaflet, Poster 2
Januari-April Tahun 2018.
12. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Johar 1 Januari-April
Leaflet, Poster 2
Tahun 2018.
13. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Galur Januari-April
Leaflet, Poster 2
Tahun 2018.
14. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Kampung Rawa
Leaflet, Poster 2
Januari-April Tahun 2018
15. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di Kecamatan Johar Baru
Leaflet, Poster 2
Januari-April Tahun 2018
16. Presentase balita yang ditimbang berat badannya kelurahan Johor 1 Januari – April 2018 Leaflet, TV, Poste6 3

67
Tabel 2.1.2.12 (Lanjutan) Penghitungan Skor Publikasi Program Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018
No. Daftar Masalah Publikasi ke Skor
Masyarakat
17. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Tanah Tinggi Januari-April 2018 Leaflet, TV, Radio dan
Internet 4
18. Leaflet, TV, Radio dan
Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Johar 1 Januari-April 2018 4
Internet
19. Presenta Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Kampung Rawa Januari- Leaflet, TV, Radio dan
4
April 2018 Internet
20. Leaflet, TV, Radio dan
Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan Galur Baru Januari-April 2018 4
Internet
21. Leaflet, TV, Radio dan
Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018 4
Internet
22. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tab selama Poster, TV, Radio,
4
kehamilan di Kelurahan Johar 1 Januari - April 2018 Leaflet, Buletin
23. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tab selama Poster, TV, Radio,
4
kehamilan di Kelurahan Kampung Rawa Januari - April 2018 Leaflet, Buletin

68
Tabel 2.1.2.11 Penghitungan Skor Kelompok Masyarakat yang Terkait dalam Program Gizi Puskesmas Johar Baru Januari-April
2018
No. Daftar Masalah Kelompok Skor
Masyarakat yang
Terkait

1. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Tanah Tinggi Januari – April
2018 sebesar 0,3% melebihi dari target 0%. Organisasi Swasta
1

2. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Johar 1 Januari – April 2018
Organisasi Swasta
1
sebesar 0,3% melebihi dari target 0%.

3. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Galur Januari – April 2018
Organisasi Swasta
1
sebesar 0,6% melebihi dari target 0%.

4. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Kampung Rawa Januari –
Organisasi Swasta
1
April 2018 sebesar 0,1% melebihi dari target 0%.

5. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Johar Baru Januari – April
Organisasi Swasta
1
2018 sebesar 0,32% melebihi dari target 0% sebesar

69
Tabel 2.1.2.11 ( Lanjutan) Penghitungan Skor Kelompok Masyarakat
No. Daftar Masalah Kelompok Skor
Masyarakat yang
Terkait
6. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) KelurahanTanah Tinggi Organisasi Swasta
Januari-April Tahun 2018 sebesar 25,7% kurang dari target 74%. Non Government
3
Organization
Tokoh Masyarakat

7. Organisasi Swasta
Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Johar 1 Januari-
Non Government
April Tahun 2018 sebesar 17% kurang dari target 74%. Organization 3
Tokoh Masyarakat
8. Organisasi Swasta
Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Galur Januari-
Non Government
3
April Tahun 2018 sebesar 23,7% kurang dari target 74%. Organization
Tokoh Masyarakat
9. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Kampung Rawa Organisasi Swasta
Non Government
Januari-April Tahun 2018 sebesar 23% kurang dari target 74% 3
Organization
Tokoh Masyarakat
10. Organisasi Swasta
Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) se-Kecematan Januari-
Non Government
3
April Tahun 2018 sebesar 20,7% kurang dari target 74%. Organization
Tokoh Masyarakat

70
No. Daftar Masalah Skor
Kelompok
Masyarakat yang
Terkait

Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Tanah Tinggi Januari- Organisasi Swasta 2
Tokoh Masyarakat
11. April Tahun 2018 sebesar 12,3% melebihi dari target 4%

12. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Johar 1 Januari-April Organisasi Swasta
2
Tahun 2018 sebesar 5,13% melebihi dari target 4%. Tokoh Masyarakat

13. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Galur Januari-April Organisasi Swasta
2
Tahun 2018 sebesar 7,24% melebihi dari target 4% Tokoh Masyarakat

14. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Kampung Rawa
Organisasi Swasta
2
Januari-April Tahun 2018 sebesar 10,4% melebihi dari target 4%. Tokoh Masyarakat

15. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di Kecamatan Johar Baru Januari
Organisasi Swasta
2
April Tahun 2018 sebesar 8,76% melebihi dari target 4%. Tokoh Masyarakat

16. Presentase balita yang ditimbang berat badannya kelurahan Johor 1 Januari – April 2018 Organisasi Swasta
1
sebesar 56% kurang dari target 77%
17. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Tanah Tinggi Januari-April 2018 Non Government
Organization 2
sebesar 1,8% kurang dari target sebesar 25 %.
Tokoh Masyarakat

71
Kelompok
No. Daftar Masalah Masyarakat yang Skor
Terkait

18. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Johar 1 Januari-April 2018 sebesar Non Government 2
Organization
2% kurang dari target sebesar 25 %
Tokoh Masyarakat
19. Presenta Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Kampung Rawa Januari-April Non Government
Organization 2
2018 sebesar 2,2% kurang dari target sebesar 25%
Tokoh Masyarakat
20. Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan Galur Baru Januari-April 2018 Non Government
Organization 2
sebesar 1,9% kurang dari target sebesar 25 %
Tokoh Masyarakat
21. Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018 Non Government
sebesar 3,76% kurang dari target sebesar 25 % Organization 2
Tokoh Masyarakat
22. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tab selama Non Government
kehamilan di Kelurahan Johar 1 Januari - April 2018 sebesar 76% kurang dari target Organization 2
sebesar 95%. Tokoh Masyarakat

23. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tab selama Non Government
kehamilan di Kelurahan Kampung Rawa Januari - April 2018 sebesar 80% kurang dari Non Government
2
target sebesar 95%. Organization

72
Tabel 2.1.2.11 Penentuan Nilai Community and Political Concern terhadap Program Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru
Januari-April 2018
Jumlah Kelompok
No. Publikasi Ke Masyarakat yang Jumlah
Daftar Masalah Kebijakan
Masyarakat Terlibat dalam Skor
Program

1. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM)


10 1 2 13
Kelurahan Tanah Tinggi Januari – April 2018 sebesar
0,3% melebihi dari target 0%.
2. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM)
Kelurahan Johar 1 Januari – April 2018 sebesar 0,3% 10 1 2 13
melebihi dari target 0%.
3. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM)
Kelurahan Galur Januari – April 2018 sebesar 0,6% 10 1 2 13
melebihi dari target 0%.
4. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM)
Kelurahan Kampung Rawa Januari – April 2018 sebesar 10 1 2 13
0,1% melebihi dari target 0%.

73
Tabel 2.1.2.11 (Lanjutan) Penentuan Nilai Community and Political Concern terhadap Program Gizi Puskesmas Johar Baru
Januari-April 2018
Jumlah Kelompok
No. Daftar Masalah Kebijakan Publikasi Ke Masyarakat yang Jumlah
Masyarakat Terlibat dalam Skor
Program

6. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya


(N/D) KelurahanTanah Tinggi Januari-April Tahun 2018 15 1 3 19
sebesar 25,7% kurang dari target 74%.

7. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya


(N/D) Kelurahan Johar 1 Januari-April Tahun 2018 15 1 3 19
sebesar 17% kurang dari target 74%.
8. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya
(N/D) Kelurahan Galur Januari-April Tahun 2018 sebesar 15 1 3 19
23,7% kurang dari target 74%.
9. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya
(N/D) Kelurahan Kampung Rawa Januari-April Tahun 15 1 3 19
2018 sebesar 23% kurang dari target 74%

74
Tabel 2.1.2.11 (Lanjutan) Penentuan Nilai Community and Political Concern terhadap Program Gizi Puskesmas Johar Baru
Januari-April 2018
Jumlah Kelompok
Publikasi Ke Masyarakat yang Jumlah
No. Daftar Masalah Kebijakan
Masyarakat Terlibat dalam Skor
Program

10. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya


15 1 3 19
(N/D) se-Kecematan Januari-April Tahun 2018 sebesar
20,7% kurang dari target 74%.
Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
11. kelurahan Tanah Tinggi Januari-April Tahun 2018 15 1 2 18
sebesar 12,3% melebihi dari target 4%
12. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
kelurahan Johar 1 Januari-April Tahun 2018 sebesar 15 1 2 18
5,13% melebihi dari target 4%.
13. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
kelurahan Galur Januari-April Tahun 2018 sebesar 7,24% 15 1 2 18
melebihi dari target 4%
14. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T)
kelurahan Kampung Rawa Januari-April Tahun 2018 15 1 2 18
sebesar 10,4% melebihi dari target 4%.

75
Tabel 2.1.2.11 (Lanjutan) Penentuan Nilai Community and Political Concern terhadap Program Gizi Puskesmas Johar Baru
Januari-April 2018
Jumlah Kelompok
No. Daftar Masalah Kebijakan Publikasi Ke Masyarakat yang Jumlah
Masyarakat Terlibat dalam Skor
Program

15. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di


15 1 2 18
Kecamatan Johar Baru Januari April Tahun 2018 sebesar
8,76% melebihi dari target 4%.
16. Presentase balita yang ditimbang berat badannya
kelurahan Johor 1 Januari – April 2018 sebesar 56% 15 3 1
19
kurang dari target 77%
17. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Tanah
Tinggi Januari-April 2018 sebesar 1,8% kurang dari 15 4 1
20
target sebesar 25 %.
18. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Johar
15 4 1
1 Januari-April 2018 sebesar 2% kurang dari target 20
sebesar 25 %
19. Presenta Presentase Remaja Putri mendapat TTD
15 4 1
Kelurahan Kampung Rawa Januari-April 2018 sebesar 20
2,2% kurang dari target sebesar 25%

76
Tabel 2.1.2.11 (Lanjutan) Penentuan Nilai Community and Political Concern terhadap Program Gizi Puskesmas Johar Baru
Januari-April 2018
Jumlah Kelompok
No. Publikasi Ke Masyarakat yang Jumlah
Daftar Masalah Kebijakan
Masyarakat Terlibat dalam Skor
Program

20. Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan


15 4 1
Galur Baru Januari-April 2018 sebesar 1,9% kurang dari 20

target sebesar 25 %
21. Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kecamatan
Johar Baru Januari-April 2018 sebesar 3,76% kurang dari 15 4 1
20
target sebesar 25 %
22. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah
(TTD) minimal 90 tab selama kehamilan di Kelurahan
15 2 1 18
Johar 1 Januari - April 2018 sebesar 76% kurang dari
target sebesar 95%.
23. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah
(TTD) minimal 90 tab selama kehamilan di Kelurahan
15 2 1 18
Kampung Rawa Januari - April 2018 sebesar 80% kurang
dari target sebesar 95%.

77
5. Affordability
Affordability menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia. Hal ini
dapat di nilai dengan cara menggunakan Scoring tentang ketersediaan dana
terhadap setiap kegiatan Puskesmas Kecamatan Sawah Besar, dimana
sistem penilaiannya dibagi menjadi dua yaitu “cukup” dan “kurang”.
Penilaian tersebut didapatkan berdasarkan wawancara langsung dengan
pemegang program gizi di Puskesmas terkait.

Tabel 2.1.2.12
Skoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan
No. Dana Skor
1. Cukup 2
2. Kurang 1

78
Tabel 2.1.2.13 Penentuan Skor Affordability terhadap Program Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018
Skor
Daftar Masalah
1 Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Tanah Tinggi Januari – April 2018. 1
2. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Johar 1 Januari – April 2018. 1
3. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Galur Januari – April 2018. 1
4. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan Kampung Rawa Januari – April 2018. 1
5. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) di Kecamatan Johar Baru Januari – April 2018. 1
6. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) KelurahanTanah Tinggi Januari - April Tahun 2018. 1
7. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Johar 1 Januari-April Tahun 2018 2
8. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Galur Januari-April Tahun 2018. 1
9. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Kampung Rawa Januari-April Tahun 2018. 2
10. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) se-Kecematan Januari-April Tahun 2018. 1
11. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Tanah Tinggi Januari-April Tahun 2018. 1
12. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Johar 1 Januari-April Tahun 2018. 2
13. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Galur Januari-April Tahun 2018. 1
14. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) kelurahan Kampung Rawa Januari-April Tahun 2018 1
15. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di Kecamatan Johar Baru Januari-April Tahun 2018 1
16. Presentase balita yang ditimbang berat badannya kelurahan Johor 1 Januari – April 2018 2

79
Tabel 2.1.2.13 (Lanjutan) Penentuan Skor Affordability terhadap Program Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018
No. Daftar Masalah Skor

17. 2
Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Tanah Tinggi Januari-April 2018
18. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Johar 1 Januari-April 2018 2
19. Presenta Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Kampung Rawa Januari-April 2018 2
20. Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan Galur Baru Januari-April 2018 2
21. Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018 2
Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tab selama kehamilan di Kelurahan Johar 1
22. 1
Januari - April 2018
Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tab selama kehamilan di Kelurahan Kampung
23. 1
Rawa Januari - April 2018

80
Tabel 2.1.2.11 Final Skor Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Januari-April 2018
No. Daftar Masalah Magnitude Severity Vulnerability Community Affordability Final
and Score
Political
Concern

1. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan 1 1 9 13 1 117


Tanah Tinggi Januari – April 2018 sebesar 0,3% melebihi
dari target 0%.
2. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan 1 1 6 13 1 78
Johar 1 Januari – April 2018 sebesar 0,3% melebihi dari
target 0%.
3. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan 1 1 6 13 1 78
Galur Januari – April 2018 sebesar 0,6% melebihi dari
target 0%.
4. Presentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Kelurahan 1 1 7 13 1 91
Kampung Rawa Januari – April 2018 sebesar 0,1%
melebihi dari target 0%.
5. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya 9 9 5 19 1 7695
(N/D) KelurahanTanah Tinggi Januari-April Tahun 2018
sebesar 25,7% kurang dari target 74%.
6. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya 10 10 8 19 2 30400
(N/D) Kelurahan Johar 1 Januari-April Tahun 2018
sebesar 17% kurang dari target 74%.

81
Tabel 2.1.2.11 (Lanjutan) Final Skor Masalah Program Gizi Puskesmas Johar Baru Januari-April 2018
Community Affordability Final
No. Daftar Masalah Magnitude Severity Vulnerability and Score
Political
Concern
Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya 10 9 5 19 1 8550
7. (N/D) Kelurahan Galur Januari-April Tahun 2018 sebesar
23,7% kurang dari target 74%.
Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya 9 10 7 19 1 11970
8. (N/D) Kelurahan Kampung Rawa Januari-April Tahun
2018 sebesar 23% kurang dari target 74%
9. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya 9 9 3 19 2 9234
(N/D) Kelurahan Kampung Rawa Januari-April Tahun
2018 sebesar 23% kurang dari target 74%
10. Presentase Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya 2 9 3 19 1 1026
(N/D) se-Kecematan Januari-April Tahun 2018 sebesar
20,7% kurang dari target 74%.
11. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) 1 2 6 18 1 216
kelurahan Tanah Tinggi Januari-April Tahun 2018
sebesar 12,3% melebihi dari target 4%
12. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) 1 1 6 18 2 216
kelurahan Johar 1 Januari-April Tahun 2018 sebesar
5,13% melebihi dari target 4%.
13. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) 2 1 4 18 1 144
kelurahan Galur Januari-April Tahun 2018 sebesar 7,24%
melebihi dari target 4%

82
Tabel 2.1.2.11 (Lnnjutan) Final Skor Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018
Community
No. Daftar Masalah Magnitude Severity Vulnerability and Affordability Final
Political Score
Concern
14. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) 1 2 7 18 1 252
kelurahan Kampung Rawa Januari-April Tahun 2018
sebesar 10,4% melebihi dari target 4%.
15. Presentase Balita yang Tidak Naik Berat Badannya (T) di 4 2 7 18 1 1008
Kecamatan Johar Baru Januari April Tahun 2018 sebesar
8,76% melebihi dari target 4%.
16. Presentase balita yang ditimbang berat badannya kelurahan 4 4 3 19 2 1824
Johor 1 Januari – April 2018 sebesar 56% kurang dari
target 77%
17. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Tanah 4 6 4 20 2 3840
Tinggi Januari-April 2018 sebesar 1,8% kurang dari target
sebesar 25 %.
18. Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan Johar 1 4 6 5 20 2 4800
Januari-April 2018 sebesar 2% kurang dari target sebesar
25 %
19. Presenta Presentase Remaja Putri mendapat TTD Kelurahan 4 6 4 20 2 3840
Kampung Rawa Januari-April 2018 sebesar 2,2% kurang
dari target sebesar 25%
20. Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan 9 10 6 20 2 21600
Galur Baru Januari-April 2018 sebesar 1,9% kurang dari
target sebesar 25 %

83
Tabel 2.1.2.11 (Lnnjutan) Final Skor Masalah Program Gizi Puskesmas Kecamatan Johar Baru Januari-April 2018
No. Daftar Masalah Magnitude Severity Vulnerability Community Affordability Final
and Score
Political
Concern

21. Presentase Remaja Putri mendapat TTD di Kecamatan 4 6 5 20 2 4800


Johar Baru Januari-April 2018 sebesar 3,76% kurang dari
target sebesar 25 %
22. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah 4 4 3 18 1 864
(TTD) minimal 90 tab selama kehamilan di Kelurahan
Johar 1 Januari - April 2018 sebesar 76% kurang dari
target sebesar 95%.
23. Presentase ibu hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah 3 3 5 18 1 810
(TTD) minimal 90 tab selama kehamilan di Kelurahan
Kampung Rawa Januari - April 2018 sebesar 80% kurang
dari target sebesar 95%.

84
Berdasarkan perhitungan dengan metode PAHO, dari total 23 masalah,
ditetapkan dua prioritas masalah yang akan dibahas, yaitu :
1. Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D)
Kelurahan Johar 1 Januari-April Tahun 2018 sebesar 17% kurang dari
target 74% dengan final score sebesar 30400
2. Cakupan Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan Galur Baru
Januari-April 2018 sebesar 1,9% kurang dari target sebesar 25 %
dengan final score sebesar 21600
2.2 Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah yang ada, selanjutnya
ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan
penyelesaian masalah yang ada terlebih dahulu. Pada tahapan dilakukan
mecari akar permasalahan dari tiap tiap masalah yang dijadikan
prioritas. Pada tahapan ini digunakan diagram sebab akibat yaitu
diagram tulang ikan. Dengan memanfaatkan pengetahuan serta data –
data yang telah didapatkan maka dapat disusun berbagai penyebab
masalah secara teoritis.
Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses.
Input merupakan sumber daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber
daya sistem adalah
a. Man
Jumlah staf/petugas, keterampilan, pengetahuan dan motivasi kerja
b. Money
Jumlah dana yang tersedia
c. Material
Jumlah peralatan medis dan jenis obat
d. Mekanisme cara yang digunakan

99
Proses adalah suatu kegiatan dari sistem. Melalui proses maka suatu
input akan diubah menjadi output. Proses tersebut terdiri dari:
a. Planning
Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan
organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk
mencapainya
b. Organizing
Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua
sumber daya yang dimiliki organisasi dan memanfaatkan secara
efisien untuk mencapai tujuan organisasi
c. Actuating
Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu berkerja
secara optimal melakukan tugas pokoknya sesuai dengan
keterampilan yang dimiliki dengan dukungan sumber daya yang
tersedia
d. Controlling
Proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan
melakukan koreksi apabila didapatkan adanya penyimpangan.
Masalah prioritas untuk program gizi pada puskesmas di wilayah
Kecamatan Senen yang akan ditetapkan akar penyebab
masalahnya melalui diagram fishbone sebagai berikut

100
Bagan 2.1 Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Johar 1 Januari-April Tahun 2018

METODE MATERIAL MONEY MAN

Petugas kesehatan tidak Kurangnya dana untuk


dapat menjalani promosi menjalankan program
kesehatan dengan baik peningkatan berat badan Kinerja petugas kesehatan
Kurangnya ketersediaan balita dalam melaksanakan
Petugas tidak memahami media informasi seperti, program tidak maksimal
pedoman untuk melakukan poster, leaflet dan media Kurangnya dana untuk
promosi kesehatan launnya menjalankan program
puskesmas

Kurangnya kemampuan
Tidak ada pedoman pasti persuasi dan edukasi Presentase
Kurang berfungsinya alat Keterbatasan dana yang
untuk melakukan promosi petugas tentang cara Balita Ditimbang
kesehatan di puskesmas promosi diperoleh dari pemerintah
menaikkan bb balita Yang Naik Berat
Johar Baru Badannya (N/D)
Kelurahan Johar 1
Kurangnya rasa ingin tahu Kurangnya koordinasi Kurangnya pemerataan Kurangnya Januari - April Tahun
Petugas kurang 2018 sebesar 17%
masyarakat tentang dalam mengawasi porsi pembagian kerja komunikasi antar merenanakan
manfaat kenaikan bb pada jalannya program antar petugas petugas pelaksana kurang dari target
program dengan 74%.
balita rinci
Rendahnya partisipasi yang Kurangnya Kurang optimalnya Pembagian job desk
mengikuti penyuluhan pemahaman mengenai petugas pelaksana pada pemegang Kurangnya strategi
tentang manfaat kenaikan bb metode pengawasan dalam bekerja program tidak jelas dalam perencanaan
pada balitta program

Perencanaan program
Kurangnya penjelasan Kurangnya kerja
Banyaknya warga yang tidak Kurangnya tidak sesuai dengan
teknis pelaksanaan sama antar pemegang
memahami edukasi dari monitoring program peningkatan target dari
program pada petugas program dan kader
kader tahun sebelumnya
pelaksana

ENVIRONME CONTROLIN
ACTUATING ORGANIZING PLANNING 101
NT G
Bagan 2.2 Cakupan Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan Galur Baru Januari-April 2018

METODE MATERIAL MONEY MAN

Tidak adanya persiapan Kurangnya dana untuk


untuk melakukan menjalankan program
penyuluhan pemberian TTD pada Kinerja petugas kesehatan
Kurangnya ketersediaan Remaja Putrii dalam melaksanakan
media informasi seperti, program tidak maksimal
Tidak ada jadwal pasti poster, leaflet dan media Kurangnya dana untuk
untuk mengadakan launnya menjalankan program
penyuluhan puskesmas
Kurangnya kemampuan
persuasi dan edukasi
Tidak ada pedoman pasti petugas tentang Presentase
untuk melakukan promosi Kurang berfungsinya alat Keterbatasan dana yang pemberian TTD pada Remaja Putri
kesehatan di puskesmas promosi diperoleh dari pemerintah remaja putri mendapat TTD di
Johar Baru Kelurahan Galur Baru
Januari-April 2018
Kurangnya koordinasi Kurangnya Kurangnya Petugas kurang sebesar 1,9% kurang
Kurangnya rasa ingin dari target sebesar 25 %
tahu masyarakat tentang dalam mengawasi pemerataan porsi komunikasi antar merenanakan
manfaat pemberian TTD jalannya program pembagian kerja antar petugas pelaksana program dengan dengan final score
pada remaja putri petugas rinci sebesar
21600
Kurangnya Kurang optimalnya Pembagian job
pemahaman petugas pelaksana desk pada
Rendahnya partisipasi yang Kurangnya strategi
mengenai metode dalam bekerja pemegang program
mengikuti penyuluhan dalam perencanaan
pengawasan program tidak jelas
tentang manfaat pemberian
TTD pada remaja putri
Kurangnya penjelasan Kurangnya kerja Perencanaan program
Banyaknya warga yang Kurangnya teknis pelaksanaan sama antar pemegang tidak sesuai dengan
tidak memahami edukasi monitoring program program pada petugas program dan kader peningkatan target dari
dari kader pelaksana tahun sebelumnya

ENVIRONME CONTROLIN ORGANIZIN 102


ACTUATING PLANNING
NT G G
2.3 Menentukan Penyebab Masalah yang Paling Dominan
Pada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang dominan. Dari
dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa
atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah
dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat
pada lingkaran). Dari akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar
penyebab masalah yang paling dominan. Penyebab masalah yang paling
dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan maka secara
otomatis sebagian besar masalah – masalah yang lain dapat dipecahkan.
Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan dengan cara diskusi,
argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup.

Dibawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program gizi
pada Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Januari - Maret 2018.

2.3.1 Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan
Johar 1 Januari-April Tahun 2018 sebesar 17% kurang dari target
74%
Berdasarkan uraian fishbone, didapat beberapa akar penyebab
masalah. Pada tahap input, akar penyebab masalah yang ditemukan
diuraikan sebagai berikut :
1. Kurangnya kemampuan persuasi dan edukasi petugas tentang cara
menaikkan berat badan balita (Man)
2. Keterbatasan dana yang diperoleh dari pemerintah (Money)
3. Kurang berfungsinya alat promosi (Material)
4. Tidak ada pedoman pasti untuk melakukan promosi kesehatan di
puskesmas Johar Baru (Metode)

103
Pada tahap proses, akar penyebab masalah yang ditemukan diuraikan sebagai
berikut :

1. Kurangnya koordinasi dalam mengawasi jalannya program


(Controlling)
2. Kurangnya pemerataan porsi pembagian kerja antar petugas
(Actuating)
3. Kurangnya komunikasi antar petugas pelaksana (Organizing)
4. Petugas kurang merenanakan program dengan rinci (Planning)

Pada tahap lingkungan, akar penyebab masalah yang ditemukan diuraikan


sebagai berikut :
1. Kurangnya rasa ingin tahu masyarakat tentang manfaat kenaikan berat
badan pada balita (Environment)

Dari sembilan akar penyebab masalah yang diuraikan di atas, maka ditetapkan
dua akar penyebab masalah yang paling dominan berdasarkan data, informasi,
observasi, dan pemahaman terhadap masalah di lapangan. Tiga akar
permasalahan yang paling dominan antara lain sebagai berikut:

1. Kurangnya kemampuan persuasi dan edukasi petugas tentang cara


menaikkan berat badan balita (Man)
2. Kurangnya komunikasi antar petugas pelaksana (Organizing)
3. Kurangnya koordinasi dalam mengawasi jalannya program
(Controlling)

2.3.2 Cakupan Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan Galur Baru


Januari-April 2018 sebesar 1,9% kurang dari target sebesar 25 %
Berdasarkan uraian fishbone, didapat beberapa akar penyebab masalah. Pada
tahap input, akar penyebab masalah yang ditemukan diuraikan sebagai

104
berikut :

1. Kurangnya kemampuan persuasi dan edukasi petugas tentang


pemberian TTD pada remaja putri (Man)
2. Keterbatasan dana yang diperoleh dari pemerintah (Money)
3. Kurang berfungsinya alat promosi (Material)
4. Tidak ada pedoman pasti untuk melakukan promosi kesehatan di
puskesmas Johar Baru (Metode)

Pada tahap proses, akar penyebab masalah yang ditemukan diuraikan sebagai
berikut :

1. Kurangnya koordinasi dalam mengawasi jalannya program


(Controlling)
2. Kurangnya pemerataan porsi pembagian kerja antar petugas
(Actuating)
3. Kurangnya komunikasi antar petugas pelaksana (Organizing)
4. Petugas kurang merenanakan program dengan rinci (Planning)

Pada tahap lingkungan, akar penyebab masalah yang ditemukan diuraikan


sebagai berikut :
1. Kurangnya rasa ingin tahu masyarakat tentang manfaat pemberian
TTD pada remaja putri (Environment)

Dari sembilan akar penyebab masalah yang diuraikan di atas, maka ditetapkan
dua akar penyebab masalah yang paling dominan berdasarkan data, informasi,
observasi, dan pemahaman terhadap masalah di lapangan. Tiga akar
permasalahan yang paling dominan antara lain sebagai berikut:
1. Kurangnya kemampuan persuasi dan edukasi petugas tentang
pemberian TTD pada remaja putri (Man)

105
2. Tidak ada pedoman pasti untuk melakukan promosi kesehatan di
puskesmas Johar Baru (Metode)
3. Kurangnya koordinasi dalam mengawasi jalannya program
(Controlling)

106
BAB III
MENETAPKAN ALTERNATIF CARA PEMECAHAN MASALAH

3.1 Menetapkan Alternatif Cara Pemecahan Masalah dan Menentukan Cara


Pemecahan Masalah yang Paling Fleksibel.
Setelah menentukan akar penyebab masalah yang paling dominan,
untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang
paling dominan tersebut maka ditentukan beberapaalternatif pemecahan
masalah. Penetapan alternative pemecahan masalah dengan menggunakan
metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment), yaitu dengan
memberikan scoring pada bobot berdasarkan hasil diskusi, argumentasi, dan
justifikasi kelompok. Parameter diletakkan pada baris, sedangkan alternative
diletakkan pada kolom. Selanjutnya kepada setiap masalah diberikan nilai
dari kolom kiri kekanan sehingga hasil yang didapatkan merupakan perkalian
antara bobot kriteriadengan skor dari setiap alternative masalah dan
dijumlahkan tiap baris menurut setiap criteria berdasarkan masing – masing
alternative masalah tersebut.
Kriteriadalam penetapan alternative masalah yang terbaik adalah :
1. Mudah dilaksanakan
Diberi nilai tertinggi pada masalah yang paling mungkin
diselesaikan dengan sempurna dan diberi nilai terendah pada
masalah yang paling sulitdiselesaikan.
2. Murah biayanya
Diberi nilai tertinggi pada masalah yang paling murah biaya
pelaksanaannya dan diberi nilai terendah pada masalah yang paling
mahal biaya pelaksanaannya.
3. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna
Diberi nilai tertinggi pada masalah yang paling mungkin
diselesaikan

107
4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama
Diberi nilai tertinggi pada masalah yang paling dapat diselesaikan
dengan cepat dan diberi nilai terendah pada masalah yang
memerlukan waktu paling lama dalam penyelesaiannya.

3.1.1 Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan
Johar 1 Januari-April Tahun 2018 sebesar 17% kurang dari target
74%
Dari sembilan akar penyebab masalah yang diuraikan di atas, maka
ditetapkan dua akar penyebab masalah yang paling dominan dan ditetapkan
alternatif pemecahan masalahnya, sebagai berikut.
5. Kurangnya kemampuan persuasi dan edukasi petugas tentang cara
menaikkan berat badan balita (Man)
Alternatif : Memberikan pelatihan pada petugas untuk meningkatkan
kemampuan persuasi dan edukasi
2. Kurangnya komunikasi antar petugas pelaksana (Organizing)
Alternatif : Meningkatkan komunikasi antar petugas pelaksana dengan
mengadakan rapat rutin
3. Kurangnya koordinasi dalam mengawasi jalannya program
(Controlling)
Alternatif : Kepala program lebih meningkatkan koordinasi dengan
petugas pelaksana

108
Tabel 3.1.1 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Balita Ditimbang
yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Johar 1 Januari-April
Tahun 2018
AL-1 AL-2 AL-3
No. Parameter Bobot
N BN N BN N BN
1. Mudah dilaksanakan 4 2 8 3 12 3 12
2. Murah biayanya 3 3 9 2 6 2 6
Waktu penerapannya sampai
3. masalah terpecahkan tidak 2 3 6 3 6 2 4
terlalu lama
Dapat memecahkan masalah
4. 1 2 2 3 3 2 2
dengan sempurna

Jumlah - 25 27 24

Keterangan:
AL – 1 : Memberikan pelatihan pada petugas mengenai manfaat kenaikan berat
badan
AL – 2 : Meningkatkan komunikasi antar petugas pelaksana dengan mengadakan
rapat rutin
AL – 3 : Kepala program lebih meningkatkan koordinasi dengan petugas
pelaksana
Dari hasil penetapan alternative pemecahan masalah dengan menggunakan
metode MCUA, berdasarkan pada jumlah BN tertinggi didapatkan hasil berupa
peringkat sebagai berikut:
1. Memberikan pelatihan pada petugas mengenai manfaat kenaikan berat badan
2. Memberikan pelatihan pada petugas mengenai manfaat ASI Eksklusif
3. Kepala program lebih meningkatkan koordinasi dengan petugas pelaksana

109
3.2 Cakupan Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan Galur Baru
Januari-April 2018 sebesar 1,9% kurang dari target sebesar 25 %
Dari sembilan akar penyebab masalah yang diuraikan di atas, maka ditetapkan
dua akar penyebab masalah yang paling dominan dan ditetapkan alternatif
pemecahan masalahnya, sebagai berikut :
4. Kurangnya kemampuan persuasi dan edukasi petugas tentang
pemberian TTD pada remaja putri (Man)
Alternatif : Memberikan pelatihan pada petugas untuk meningkatkan
kemampuan persuasi dan edukasi
5. Tidak ada pedoman pasti untuk melakukan promosi kesehatan di
puskesmas Johar Baru (Metode)
Alternatif : Memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai metode
pencatatan dan pengolahan data minimal satu bulan sekali.
6. Kurangnya koordinasi dalam mengawasi jalannya program
(Controlling)
Alternatif : Kepala program lebih meningkatkan koordinasi dengan
petugas pelaksana.
Tabel 3.1.2 MCUA Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Remaja Putri
mendapat TTD di Kelurahan Galur Baru Januari-April 2018 sebesar
1,9% kurang dari target sebesar 25 %

AL-1 AL-2 AL-3


No. Parameter Bobot
N BN N BN N BN
1. Mudah dilaksanakan 4 2 8 3 12 3 12
2. Murah biayanya 3 2 6 3 9 2 6
3. Waktu penerapannya sampai masalah
2 3 6 1 2 2 4
terpecahkan tidak terlalu lama

110
4. Dapat memecahkan masalah dengan
1 2 2 3 3 2 2
sempurna
Jumlah - 22 26 24

Keterangan:
AL – 1 : Memberikan pelatihan pada petugas mengenai manfaat pemberian TTD
pada remaja putri
AL – 2 : Memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai metode pencatatan
dan pengolahan data minimal satu bulan sekali.
AL – 3 : Kepala program lebih meningkatkan koordinasi dengan petugas pelaksana.
Dari hasil penetapan alternative pemecahan masalah dengan menggunakan
metode MCUA, berdasarkan pada jumlah BN tertinggi didapatkan hasil
berupa peringkat sebagai berikut:
1. Memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai metode pencatatan dan
pengolahan data minimal satu bulan sekali
2. Memberikan pelatihan pada petugas mengenai manfaat pemberian TTD pada
remaja putri
3. Kepala program lebih meningkatkan koordinasi dengan petugas pelaksana.

111
BAB IV

RENCANA USULAN DAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


PEMECAHAN MASALAH

4.1 MENYUSUN RENCANA PEMECAHAN MASALAH


Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka dilakukan tahap
penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat
mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar masalah yang dianggap
paling dominan. Perencanaannya adalah dengan upaya menyusun berbagai keputusan
yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut
urutannya berguna untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah
tabel yang menjelaskan rencana memecahkan masalah.

112
4.1.1 Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) di Kelurahan Johar
Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah kenaikan berat badan pada cakupan balita yang ditimbang di
keluharan johar yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Penemuan Cakupan Balita Ditimbang dengan kenaikan berat badan
di kelurahan johar periode 1 Januari-April Tahun 2018
VOLUME
No. KEPUTUSAN RENCANA KEGIATAN TARGET BIAYA KETERANGAN
KEGIATAN
Biaya operasional
Rp 50.000/orang.
Memberikan pelatihan pada Meningkatkan Dilakukan 1 kali setiap
Memberikan Biaya Konsumsi bulan guna
pelatihan pada setiap petugas pelaksana kemampuan sesuai dengan meningkatkan
1. petugas mengenai program di puskesmas edukasi dan 1x/bulan jumlah tenaga kemampuan petugas.
manfaat kenaikan mengenai pentingnya gizi persuasi tentang kesehatan yang
berat badan bayi. gizi bayi . mengikuti
pelatihan.

Biaya operasional
Meningkatkan 20.000/orang,
komunikasi antar Mengadakan rapat rutin 1x/ bulan. konsumsi Dilakukan 1 kali setiap
Meningkatkan
petugas pelaksana dengan semua petugas sesuai dengan bulan guna
komunikasi pada
2. dengan jumlah tenaga meningkatkan
pelaksana program semua petugas di
mengadakan rapat kesehatan yang komunikasi antar
puskesmas.
rutin. hadir petugas di puskesmas.

113
Tabel 4.1 (Lanjutan) Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Penemuan Cakupan Balita Ditimbang dengan kenaikan
berat badan di kelurahan johar periode 1 Januari-April Tahun 2018

VOLUME
No. KEPUTUSAN RENCANA KEGIATAN TARGET BIAYA KETERANGAN
KEGIATAN

Biaya operasional
Rp. 20.000/orang
Tercapainya Dilakukan 1 kali tiap
petugas,
Kepala program Mengadakan rapat evaluasi koordinasi yang bulan untuk
lebih meningkatkan kepada semua petugas baik antara Biaya konsumsi memastikan semua
3. 1x/ bulan sesuai dengan
koordinasi dengan pelaksana program petugas program berjalan
petugas pelaksana pelaksana jumlah peserta dan bersamaan dengan
program. tenaga kesehatan baik.
yang hadir

4.1.1 Cakupan Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan Galur Baru


Agar dapat melaksanakan Alternatif Pemecahan Masalah Angka cakupan remaja putri mendapat TTD di kelurahan Galur
Baru yang didapatkan dalam BAB III, maka dibuat rencana usulan kegiatan sebagai berikut:

114
Tabel 4.2 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka cakupan remaja putri mendapat TTD di kelurahan Galur Baru
Periode 1 Januari – April 2018
RENCANA VOLUME
No. KEPUTUSAN TARGET BIAYA KETERANGAN
KEGIATAN KEGIATAN
Memberikan Biaya
pelatihan pada Petugas puskesmas operasional Rp
petugas Pelatihan kepada dapat memahami 200.000/orang. Dilakukan 1 kali
mengenai petugas puskesmas dan mengetahui dalam kurun waktu 1
manfaat Biaya Konsumsi
1. mengenai manfaat tentang manfaat 1x / Tahun sesuai dengan tahun.
pemberian TTD
pemberian TTD dan kegunaan tablet jumlah tenaga
pada remaja
putri pada remaja putri. TTD pada remaja kesehatan yang
. putri mengikuti
pelatihan.

Biaya
Memberikan Mengadakan operasional Dilakukan setiap 1 kali
penyuluhan dan pertemuan dengan Semua tenaga kerja 50.000/orang, setiap 1 bulan guna
pelatihan 1x/ 1 Bulan. untuk meningkatkan
kepala Puskesmas Kesehatan sesuai konsumsi
mengenai kualitas dalam
dan semua pihak sesuai dengan
2. metode bidang dan
pencatatan dan
yang berkaitan jumlah tenaga promosi kesehatan
keahliannya yang
pengolahan data untuk mengevaluasi kesehatan yang pada petugas
jalannya program. berkaitan.
minimal satu hadir puskesmas
bula sekali.

115
RENCANA VOLUME
No. KEPUTUSAN TARGET BIAYA KETERANGAN
KEGIATAN KEGIATAN

Biaya
Dilakukan 1 kali tiap
operasional Rp.
Kepala program bulan untuk
20.000/orang,
lebih Mengadakan rapat Adanya koordinasi memastikan semua
meningkatkan evaluasi dengan yang baik dalam Biaya konsumsi program berjalan
3. 1x/ bulan sesuai dengan
koordinasi semua petugas menjalankan bersamaan dengan
dengan petugas pelaksana program semua program. jumlah tenaga koordinasi yang baik
pelaksana . kesehatan yang pada semua petugas
hadir pelaksana.

116
4.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah

Setelah menyusun pemecahan masalah, maka akan dilakukan rencana pelaksanaan pemecahan masalah yang
disusun berdasarkan rencana usulan kegiatan. Perencanaan pelaksanaan pemecahan masalah disajikan dalam bentuk
tabel gant chart berikut ini:

Tabel 4.3 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Untuk Angka Penemuan Konversi (CVR) TB di Puskesmas
Kecamatan Senen Periode Maret – Juni 2018
No Kegiatan Juli Agustus September Oktober November Desember
1234 1 23 4 1234 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 34
x x x x x x
1 Memberikan pelatihan pada setiap petugas
pelaksana program di puskesmas
mengenai pentingnya gizi bayi.

x x x x x x
2
Mengadakan rapat rutin dengan semua
petugas pelaksana program

3 Mengadakan rapat evaluasi kepada semua x x x x x x


petugas pelaksana program

117
Tabel 4.4 Rencana Pemecahan Masalah Untuk Angka Penemuan Pneumonia Balita di Puskesmas Kecamatan Senen
Periode Januari – Juni 2018
No Kegiatan Juli Agustus September Oktober November Desember
1234 1 23 4 1234 1 2 3 44 1 2 3 4 1 2 34
x
1 Pelatihan kepada petugas puskesmas
mengenai manfaat pemberian TTD pada
remaja putri.

Mengadakan pertemuan dengan kepala


2 x x x x x x
Puskesmas dan semua pihak yang berkaitan
untuk mengevaluasi jalannya program.

x x x x x x
Mengadakan rapat evaluasi dengan semua
3
petugas pelaksana program

118
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, didapatkan program


kesehatan dasar di Puskesmas Kecamatan Johar Baru adalah Program Gizi.
Berdasarkan perhitungan dengan metode PAHO, dari total 23 masalah, ditetapkan
dua prioritas masalah yang akan dibahas, yaitu :

1. Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat Badannya (N/D) Kelurahan Johar 1
Januari-April Tahun 2018 sebesar 17% kurang dari target 74% dengan final
score sebesar 30400
2. Cakupan Remaja Putri mendapat TTD di Kelurahan Galur Baru Januari-April
2018 sebesar 1,9% kurang dari target sebesar 25 % dengan final score sebesar
21600

Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Kedua
masalah tersebut diatas kemudian dicari kemungkinan penyebabnya
menggunakan diagram fishbone. Setelah ditemukan akar-akar masalah setiap
program, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan serta alternatif
pemecahan masalah.

5.1.1 Hasil Penyebab Masalah Cakupan Balita Ditimbang yang Naik Berat
Badannya (N/D) Kelurahan Johar 1 Januari – April Tahun 2018 sebesar
17% kurang dari target
Akar penyebab masalah yang paling dominan, yaitu:
1. Kurangnya kemampuan persuasi dan edukasi petugas tentang cara
menaikkan berat badan balita (Man)
2. Kurangnya komunikasi antar petugas pelaksana (Organizing)
3. Kurangnya koordinasi dalam mengawasi jalannya program
(Controlling)
5.1.2 Hasil Penyebab Masalah Cakupan Remaja Putri mendapat TTD di
Kelurahan Galur Baru Januari-April 2018 sebesar 1,9% kurang dari
target

119
Akar penyebab masalah yang paling dominan, yaitu:
1. Kurangnya kemampuan persuasi dan edukasi petugas tentang
pemberian TTD pada remaja putri (Man)
2. Tidak ada pedoman pasti untuk melakukan promosi kesehatan di
puskesmas Johar Baru (Metode)
3. Kurangnya koordinasi dalam mengawasi jalannya program
(Controlling)

5.2 SARAN

Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan


kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Sawah Besar sebagai berikut :
5.2.1 Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Balita Ditimbang yang Naik
Berat Badannya (N/D) Kelurahan Johar 1 Januari – April Tahun 2018
Beberapa tindakan yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasi masalah diatas,
yaitu:
1. Memberikan pelatihan kepada petugas lapangan yang bertugas
mengedukasi atau memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai
berat badan ideal balita dan cara meningkatkannya.
2. Meningkatkan koordinasi dengan para petugas dengan melakukan
meeting morning atau evaluasi setelah kegiatan di hari yang sama.
5.2.2 Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Remaja Putri mendapat TTD
di Kelurahan Galur Baru Januari-April 2018
Beberapa tindakan yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasi masalah
diatas, yaitu:
1. Memberikan pelatihan kepada petugas pemberi penyuluhan di
Puskesmas Kecamatan Johar Baru, khususnya di Kelurahan Galur
Baru mengenai pentingnya TTD dan promosi program agar lebih
persuasif.
2. Membuat SOP program promosi kesehatan, misalnya dengan
membuat booklet atau brosur tentang TTD yang mudah dimengerti
baik oleh petugas maupun sasaran.

120
3. Meningkatkan koordinasi antar petugas supervisi atau pemantau
kegiatan dengan melampirkan foto kegiatan dan laporan tiap hasil
kegiatan di hari yang sama.

121

Anda mungkin juga menyukai