Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

PENGARUH PENGAWASAN TERHADAP EFISIENSI KERJA PEGAWAI


( Studi Pada Kantor Dinas Kehutanan UPT Tahura R. Soerjo Malang)

Mata Kuliah : Metode Penelitian Kuantitatif Administrasi Negara

Oleh:
YUBLINA JERA WAUNJANG
2015210079

PRODI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI

MALANG

2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Salah satu elemen yang penting dalam tata pemerintahan yang baik adalah adanya
akuntabilitas publik, selain transparansi, tegaknya hukum, dan peraturan. Karena itu,
pengawasan yang merupakan unsur penting dalam proses manajemen pemerintahan,
memiliki peran yang sangat strategis untuk terwujudnya akuntabilitas publik dalam
pemerintahan dan pembangunan. Melalui suatu kebijakan pengawasan yang komprehensif
dan membina, maka diharapkan kemampuan administrasi publik yang saat ini dianggap
lemah, terutama di bidang kontrol pengawasan, dapat ditingkatkan kapasitasnya dalam
rangka membangun infrastruktur birokrasi yang lebih kompetitif.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada saat ini sedang giat-
giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang untuk menuju Indonesia baru yang
pada hakekatnya tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat
adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mencapai tujuan daripada organisasi itu secara
optimal, maka diperlukannya aspek manajemen suatu organisasi tersebut agar dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Selain itu pula pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen
yang harus dilakukan untuk menjaga agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan. Melalui pengawasan dapat diperoleh
informasi mengenai kehematan, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan kegiatan
Dalam prakteknya pengawasan dalam setiap bidang pekerjaan atau kegiatan dituntut
satu tata cara, metode, teknik pengawasan dengan efektif dan efisien. Upaya dalam
mewujudkan hal itu, maka dapat menciptakan kondisi dan iklim kerja yang mendukung serta
menciptakan pengawasan sebagai suatu proses yang wajar dalam suatu organisasi pemerintah
di lingkungan pendidikan dilakukannya pengawasan secara maksimal Sumber Daya Manusia
menempati posisi strategis dalam pembangunan daerah dan pembangunan Sumber Daya
Manusia merupakan kunci keberhasilan bagi segenap bidang pembangunan yang
diselenggarakan di daerah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat
disimpulkan yang menjadi permasalahan yaitu :
1. Bagaimana pengawasan di Kantor Dinas Kehutanan UPT Tahura R.Soerjo Malang?
2. berapa besar pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai Kantor Dinas
Kehutanan UPT R.Soerjo Malang ?

1.3 Tujuan
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penelitian ini memiliki tujuan
sebagai berikut:
Mengetahui pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja pegawai Kantor Dinas
Kehutanan UPT R.Soerjo Malang?

1.4 Manfaat
1. manfaat praktis
penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan dalam memberikan acuan, informasi dan
rangsangan kepada pihak lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
2. manfaat praktis
penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah khususnya
pegawai Kantor Dinas Kehutanan UPT R.Soerjo Malang dalam rangka memberikan
pengawasan agar terwujudnya good governance.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan
variabel pokok, sub variabel, atau pokok masalah yang ada dalam penelitian ( Arikunto, 2002
: 92).
Sebagai landasan berfikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada,
perlu adanya pedoman teoritis yang membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian.
Kerangka teori diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam
memahami masalah yang diteliti.
2.2 Teori Pengawasan
Berbagai fungsi manajemen dilaksanakan oleh para pimpinan dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Fungsi-fungsi yang ada didalam manajemen diantaranya adalah fungsi
perencanaan (Planning), fungsi pengorganisasian(Organizing), fungsi pelaksanaan
(Actuating) dan fungsi pengawasan (Controlling) menurut Griffin (2004: 44). Keempat
fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan oleh seorang manajer secara
berkesinambungan, sehingga dapat merealisasikan tujuan organisasi. Pengawasan merupakan
bagian dari fungsi manajemen yang berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat
tercapai dengan efektif dan efisien.
Menurut Harahap (2001: 14), Pengawasan adalah keseluruhan sistem, teknik, cara
yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin agar segala aktivitas
yang dilakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar menerapkan prinsip efisiensi dan
mengarah pada upaya mencapai keseluruhan tujuan organisasi. Sedangkan menurut Maringan
(2004: 61), pengawasan adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui hasil pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang
telah ditentukan.
Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengawasan merupakan suatu tindakan pemantauan atau pemeriksaan kegiatan perusahaan
untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya dan
melakukan tindakan korektif yang diperlukan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
ada sebelumnya. Pengawasan yang efektif membantu usaha dalam mengatur pekerjaan agar
dapat terlaksana dengan baik. Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi aktivitas
perusahaan agar target perusahaan tercapai.
A. Sistem Pengawasan
Sistem pengawasan yang efektif harus memenuhi beberapa prinsip pengawasan yaitu
adanya rencana tertentu dan adanya pemberian instruksi serta wewenang-wewenang kepada
bawahan. Rencana merupakan standar atau alat pengukur pekerjaan yang dilaksanakan oleh
bawahan. Rencana tersebut menjadi petunjuk apakah sesuatu pelaksanaan pekerjaan berhasil
atau tidak. Pemberian instruksi dan wewenang dilakukan agar sistem pengawasan itu
memang benar-benar dilaksanakan secara efektif.
Sistem pengawasan akan efektif bilamana sistem pengawasan itu memenuhi prinsip
fleksibilitas. Ini berarti bahwa sistem pengawasan itu tetap dapat dipergunakan, meskipun
terjadi perubahan terhadap rencana yang diluar dugaan. Menurut Duncan dalam Harahap
(2001: 246) mengemukakan bahwa beberapa sifat pengawasan yang efektif sebagai berikut :
 Pengawasan harus dipahami sifat dan kegunaannya.
 Pengawasan harus mengikuti pola yang dianut organisasi.
 Pengawasan harus dapat mengidentifikasi masalah organisasi.
 Pengawasan harus fleksibel.
 Pengawasan harus ekonomis.
B.Tujuan Pengawasan
Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan memerlukan
pengawasan agar perencanaan yang telah disusun dapat terlaksana dengan baik. Pengawasan
dikatakan sangat penting karena pada dasarnya manusia sebagai objek pengawasan
mempunyai sifat salah dan khilaf. Menurut Husnaini (2001: 400), tujuan pengawasan adalah
sebagai berikut :
 Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,
pemborosan, dan hambatan.
 Mencegah terulang kembalinya kesalahan, penyimpangan, pemborosan, dan
hambatan.
 Meningkatkan kelancaran operasi perusahaan.
C. Jenis-Jenis Pengawasan
Menurut Maringan (2004: 62), Pengawasan terbagi 4 yaitu:
 Pengawasan dari dalam perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh atasan untuk
mengumpul data atau informasi yang diperlukan oleh perusahaan untuk menilai
kemajuan dan kemunduran perusahaan.
 Pengawasan dari luar perusahaan.Pengawasan yang dilakukan oleh unit diluar
perusahaan . Ini untuk kepentingan tertentu.
 Pengawasan Preventif Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksakaan.
Dengan tujuan untuk mengacah terjadinya kesalahan/kekeliruan dalam pelaksanaan
kerja.
 Pengawasan Represif Pengawasan Yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan
pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan yang direncanakan.
D. Proses Pengawasan
Sistem pengawasan organisasi memiliki 4 (empat) langkah fundamental dalam setiap
prosesnya (Griffin, 2004: 167) :
1. Menetapkan Standar.
Control Standard adalah target yang menjadi acuan perbandingan untuk kinerja
dikemudian hari. Standar yang ditetapkan untuk tujuan pengawasan harus diekspresikan
dalam acuan yang dapat diukur. Strategi pengawasan harus konsisten dengan tujuan
organisasi.
2. Mengukur Kinerja
Pengukuran kinerja adalah aktivitas konstan dan kontinu bagi sebagian besar organisasi.
Agar pengawasan berlangsung efektif, ukuran-ukuran kinerja harus valid. Kinerja karyawan
biasanya diukur berbasis kuantitas dan kualitas output, tetapi bagi banyak pekerjaan,
pengukuran kinerja harus lebih mendetail.
3. Membandingkan Kinerja dengan Standar
Tahap ini dimaksudkan dengan membandingkan hasil pekerjaan karyawan (actual
result) dengan standar yang telah ditentukan.
4. Menentukan Kebutuhan Tindakan Korektif
Berbagai keputusan menyangkut tindakan korektif sangat bergantung pada keahlian-
keahlian analitis dan diagnotis manajer.
E. Fungsi Pengawasan
Menurut Ernie dan Saefulah (2005: 12), fungsi pengawasan adalah :
 Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai dengan indikator
yang di tetapkan.
 Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan.
 Melakukan berbagai alternatife solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan perusahaan.
f. Teknik-Teknik Pengawasan
Menurut Siagian (2003:112) Proses pengawasan pada dasarnya dilakukan dengan
mempergunakan dua macam teknik yaitu:
a. Pengawasan Langsung
Yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan. Dalam hal ini pimpinan
langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan.
Pengawasan langsung dapat berbentuk:
 Inspeksi langsung
 On-the-Spot observatiton
 On-the-spot report
b. Pengawasan tidak langsung
Pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan dilakukan melalui laporan yang disampaikan
oleh para bawahan. Baik itu tertulis maupaun lisan.
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengawasan.
Menurut Mulyadi (2007: 770), mengemukakan beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi pengawasan adalah:
 Perubahan yang selalu terjadi baik dari luar maupun dari dalam organisasi
 Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya
desentralisasi kekuasaan.
 Kesalahan/Penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan
pengawasan.
2.3 Efisiensi Kerja
A. Pengertian Efisiensi Kerja
Menurut Sedarmayanti (2001: 112), efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu
pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan
yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupun hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang
optimal dan kualitas cara kerja yang maksimal.
Perbandingan dilihat dari :
a. Segi hasil
Suatu pekerjaan disebut lebih efisien bila dengan usaha tersebut memberikan hasil
yang maksimal mengenai hasil pekerjaan tersebut.
b. Segi usaha
Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien bila suatu hasil tertentu tercapai dengan usaha
minimal. Usaha tersebut terdiri dari lima unsur yaitu : pikiran, tenaga, waktu, ruang, dan
benda (termasuk biaya).
B. Sumber-Sumber Efisiensi Kerja
Menurut Sedarmayanti (2001:118) sumber utama efisiensi kerja adalah manusia.
Karena akal, pikiran, dan pengetahuan yang ada, manusia mampu menciptakan cara kerja
yang efisien. Unsur efisensi yang melekat pada manusia adalah :
a. Kesadaran
Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi keberhasilannya. Dalam
hal efisiensi ini, kesadaran akan arti dan makna efisiensi akan banyak membantu usaha
pencapaian efisiensi itu sendiri.
b. Keahlian
Sesuatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang ahli dibidangnya hasilnya akan
lebih baik dan cendenrung lebih cepat daripada dikerjakan oleh yang bukan ahlinya.
c. Disiplin
Kesadaran dan keahlian seperti yang telah diuraikan sebelumnya tidak akan menjamin
hasil kerja yang baik dan efisien jika tidak disertai dengan unsur disiplin. Oleh karena itu
dalam efisiensi diperlukan standar yang akan menjadi penunjuk arah sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Sehingga keseluruhan sumber daya berada dalam satu aturan yang jelas,
tidak menyimpang dari apa yang diharapkan.
C. Syarat Dicapainya Efisiensi Kerja
Menurut Sedarmayanti (2001: 122), syarat-syarat agar tercapainya efisiensi kerja
adalah sebagai berikut :
 Berhasil guna atau efektif.
 Ekonomis.
 Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggung jawabkan.
 Pembagian kerja yang nyata.
2.3 Hubungan Pengawasan Dan Efisiensi Kerja
Banyak cara yang dapat dilakukan dan harus ditempuh untuk meningkatkan efisiensi
kerja dalam suatu perusahaan. Efisiensi dapat ditingkatkan dengan baik jika pengawasan
yang di lakukan oleh perusahaan itu maksimal. Efisiensi dapat tercapai apabila hasil kerja
yang dilakukan oleh karyawan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Efisiensi juga dapat
dicapai melalui sistem pergerakan yang dapat merangsang para bawahan bekerja dengan
ikhlas, jujur, loyal. Menurut Siagian (2003: 113), salah satu sasaran pokok manajemen dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi ialah efisiensi yang semaksimal-
maksimalnya.
2.4 Hipotesis
Menurut Sumarsono (2004: 30), hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan
antara dua variabel atau lebih dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian berdasarkan teori yang ada. Dari kerangka teori tersebut
di atas, peneliti merumuskan hipotesis “adanya pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja
pegawai di Kantor Kecamatan Balige”
2.5 kerangka berfikir
efisiensi kerja diukur dari dua segi, yang pertama segi hasil kerja yang dicapai dan yang
kedua adalah segi usaha yang dilakukan.
BAB 111
METODE PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya
suatu proses menemukan pengetahuan yang mengunakan data berupa angka sebagai alat
menganaliis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui(McMillan & Schumacher, 2003).
Penelitian kualitatif juga bisa dimaksudkan sebagai jenis penelitian mengikuti prosedur yang
yang telah direncanakan( Strauss & Corbin, 2003). Sekalipun demikian, data yang
dikumpulkan dari penelitian kualitatif memungkinkan untuk dianalisis melalui suatu
penghitungan.
2.2 Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pegawai di kantor Dinas Kehutanan
UPT Tahura R. Soerjo Malang .
2.3 Sample Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Dinas Kehutanan Soerjo
Malang dan informan utama adalah semua pegawai kantor Dinas Kehutanan UPT Tahura
R.Soerjo Malang.
2.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik kuesoner dan observasi untuk
mengumpulkan data.
a. Kuesoner
Yaitu dibuat kalimat berupa kalimat pertanyaan ada 2 macam bentuk
pertanyaan secara terbuka dan tertutup, secara terbuka adalah tidak disediakan
jawaban sedangakan tertutup sudah disediakan jawaban.
b. Observasi
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan sengaja, sistematis mengenai
fenomena sosial dan gejala-gejala pisis untuk kemudian dilakukan pencatatan
c. Dokomentasi
Di samping itu, peneliti juga melakukan studi dokumentasi, yaitu
mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan data pengawasan yang
diterima informan, seperti daftar pekerjaan pegawai.
 Data primer adalah data yang kita peroleh langsung dari hasil wawancara
 Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada.
DAFTAR PUSTAKA

Singarimbun. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES


Moleong, lexi. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT.Remaja.
Rosdakarya
Idris, Muhammad.2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Yogyakarta : PT. Gelora Aksara Pratama

Anda mungkin juga menyukai