Oleh
Kelompok 3
2019
Percobaan ke-2
Pada dasarnya konsep dasar analisis kimia dapat dibagi atas dua bagian,
yaitu:
1. Analisis kualitatif, yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu
zat atau campuran yang tidak diketahui.
2. Analisis kuantitatif, yaitu analisis kimia yang menyangkut penetuan jumlah
zat tertentu yang ada di dalam suatu sample (contoh).
Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
idenitifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, kesamaan pembentukan
senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat peguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini
sebgai sifvat periodic menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan klorida,
sulfide, hidroksida, karbonat sulfat, dan garam-garam lainnya dari logam.
Walaupun analisis kualitatif sudah banyak ditinggalkan, namun analisis
kualitatif ini merupakan alikasi prinsip-prinsip umum dan konsep-kosep dasar
yang telah dipelajari dalam kimia dasar. Setelah melakukan analisis kualitatif,
diketahui komponen apa atau pengotor apa yang ada dalam sample tertentu,
seringkali diperlukan informasi tambahan mengenai berapa banyak masing-
masing komponen atau pegotor tersebut. Beberapa teknik analisis kuantitatif
diklasifikasikan atas dasar:
a. Pengukuran banyaknya pereaksi yang diplerlukan untuk menyempurnakan
suatu reaksi atau banyaknya hasil reaksmi yang terbentuk.
b. Pengukuran besarnya sifat listrik (misalnya potensiometri)
c. Pengukura sifat optis (pengukuran adsorban)
d. Kombinasi dari 1 dan 2 atau 1 dan 3.
Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji
pendahuluan, pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis
dapat berupa zat padat non-logam. Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa
kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia
dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif
kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi
spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu
larutan.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema
yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih
dari satu golongan.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya:
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III.
Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan
ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang
terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
Kation-kation logam mempunyai karakteristik reaksi dengan basa dalam
hal wujud maupun sifat kelarutan produk yang bersangkutan khususnya dalam air.
Pemberian basa (kuat) berlebih sering pula membawa efek lebih lanjut oleh
karena karakteristik kation yang bersangkutan yang dikaitkan dengan sifat
amfoterik. Di samping itu banyak kation-kation transisi sering membentuk
senyawa kompleks dengan amin. Oleh karena itu identifikasi kation-kation
dengan basa kuat NaOH dan basa lemah NH3 merupakan kegiatan yang menarik
untuk dipahami dalam reaksi anorganik kualitatif.
B. Bahan
1) Larutan nitrat 0,1 M, Al3+, Ni2+, Ag+, Zn2+
2) Larutan NaOH 2 M
3) Larutan NH3 2 M
4) Larutan NaOH 0,5 M
5) Larutan NH3 2 M / NH4Cl
V. Prosedur Percobaan
NaOH 2 M +
Al(NO3)3 0,1 M Terbentuk endapan putih
IX. Pembahasan
X. Kesimpulan
1. Aluminium nitrat, nikel nitrat dan perak nitrat bereaksi dengan larutan NaOH
membentuk endapan aluminium hidroksida, nikel hidroksida dan perak
oksida.
3. Endapan perak oksida tidak dapat larut dalam larutan NaOH berlebih namun
dapat larut dalam larutan amonia berlebih karena terbentuknya ion
diaminaargentat yang dapat larut dalam air.
4. Endapan nikel oksida dapat larut dalam larutan NaOH berlebih dan larutan
amonia berlebih karena terbentuknya ion diaminanikelaat yang dapat larut
dalam air