Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

REAKSI KUALITATIF ANORGANIK

Oleh

Kelompok 3

1. Fitri Indah Haryati (06101381621042)


2. R.A Nurul Asyiqin (06101381621031)
3. Bara Laurentza (06101381621039)
4. Gabri Ela Monica (06101381621050)
5. Ni Luh Putu Ayu Anggraini (06101381621043)

Dosen Pengampu : 1. Drs. M. Hadeli L, M.Si.

2. Maefa Eka Haryani, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PEBDIDIKAN KIMIA

PROGRAM STUDI KIMIA PALEMBANG

2019
Percobaan ke-2

I. Judul Percobaan : Reaksi Kualitatif Anorganik


II. Tanggal Percobaan : 29 Januari 2019
III. Tujuan Percobaan : Mempelajari reaksi antara ion logam dengan ion
hidroksida dan larutan amoniak.

IV. Dasar Teori :

Pada dasarnya konsep dasar analisis kimia dapat dibagi atas dua bagian,
yaitu:
1. Analisis kualitatif, yaitu analisis yang berhubungan dengan identifikasi suatu
zat atau campuran yang tidak diketahui.
2. Analisis kuantitatif, yaitu analisis kimia yang menyangkut penetuan jumlah
zat tertentu yang ada di dalam suatu sample (contoh).
Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan
idenitifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan, kesamaan pembentukan
senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat peguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini
sebgai sifvat periodic menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan klorida,
sulfide, hidroksida, karbonat sulfat, dan garam-garam lainnya dari logam.
Walaupun analisis kualitatif sudah banyak ditinggalkan, namun analisis
kualitatif ini merupakan alikasi prinsip-prinsip umum dan konsep-kosep dasar
yang telah dipelajari dalam kimia dasar. Setelah melakukan analisis kualitatif,
diketahui komponen apa atau pengotor apa yang ada dalam sample tertentu,
seringkali diperlukan informasi tambahan mengenai berapa banyak masing-
masing komponen atau pegotor tersebut. Beberapa teknik analisis kuantitatif
diklasifikasikan atas dasar:
a. Pengukuran banyaknya pereaksi yang diplerlukan untuk menyempurnakan
suatu reaksi atau banyaknya hasil reaksmi yang terbentuk.
b. Pengukuran besarnya sifat listrik (misalnya potensiometri)
c. Pengukura sifat optis (pengukuran adsorban)
d. Kombinasi dari 1 dan 2 atau 1 dan 3.
Analisis kualitatif umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu uji
pendahuluan, pemeriksaan kation dan pemeriksaan anion. Zat yang dianalisis
dapat berupa zat padat non-logam. Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa
kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia
dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif
kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi
spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu
larutan.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling
umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan amonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Sedangkan
metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema
yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih
dari satu golongan.
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya:
1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn.
3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn.
4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III.
Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan
ini adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan
regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang
terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+.
Kation-kation logam mempunyai karakteristik reaksi dengan basa dalam
hal wujud maupun sifat kelarutan produk yang bersangkutan khususnya dalam air.
Pemberian basa (kuat) berlebih sering pula membawa efek lebih lanjut oleh
karena karakteristik kation yang bersangkutan yang dikaitkan dengan sifat
amfoterik. Di samping itu banyak kation-kation transisi sering membentuk
senyawa kompleks dengan amin. Oleh karena itu identifikasi kation-kation
dengan basa kuat NaOH dan basa lemah NH3 merupakan kegiatan yang menarik
untuk dipahami dalam reaksi anorganik kualitatif.

V. Alat dan Bahan:


A. Alat
1) Tabung reaksi semimikro 3) Pipet pencet
2) Botol tetes 4) Sentrifuge

B. Bahan
1) Larutan nitrat 0,1 M, Al3+, Ni2+, Ag+, Zn2+
2) Larutan NaOH 2 M
3) Larutan NH3 2 M
4) Larutan NaOH 0,5 M
5) Larutan NH3 2 M / NH4Cl

V. Prosedur Percobaan

1) Tempatkan masing-masing 5 mL larutan kation nitrat yang telah


disebutkan di atas, larutan NaOH (0,5 M), larutan NH3 (2 M) dan larutan
NaOH (2 M) ke dalam botol tetes yang telah di beri label. Larutan-larutan
tersebut akan digunakan sebagai stok larutan untuk percobaan yang akan
dilakukan.
2) Ke dalam 0,5 mL larutan Al(NO3)3 (0,1 M) tambahkan tetes demi tetes
(kira-kira lima tetes) larutan NaOH (0,5 M). Volume NaOH (0,5 M) yang
digunakan tidak boleh lebih dari 1 mL).
3) Apabila endapan mulai terbentuk, larutan tersebut dibagi menjadi 2 bagian
dan masing-masing ditempatkan dalam tabung semimikro. Kedua tabung
tersebut diletakkan dalam sentrifuge dan diputar selama 1 menit.
Pindahkan supernatant dengan pipet penjet.
a. Pada tabung pertama, tambahkan larutan NaOH (2 M) ke dalam
endapan yang terbentuk (volume total jangan lebih dari 1 mL).
b. Pada tabung kedua, tambahkan larutan NH3 (2 M) ke dalam endapan
yang terbentuk (volume total jangan lebih dari 1 mL).
4) Ulangi langkah 2 dan seterusnya untuk larutan 0,1 M dari kation-kation :
Ni2+, Ag+, Zn2+. Catat hasil pengamatan anda pada tabel yang terdapat
pada lembar kerja.
5) Catat kation-kation apa saja yang membentuk endapan pada penambahan
NaOH.
6) Catat kation-kation apa saja yang membentuk endapan pada penambahan
NaOH tetapi (a) larut pada penambahan larutan NaOH berlebihan, (b) larut
pada penambahan larutan ammonia berlebihan.
7)
a. Tambahkan larutan Al(NO3)3 (0,1 M) secara perlahan-lahan ke dalam 1
mL larutan NaOH (2 M) catat hasil pengamatan anda.
b. Tambahkan larutan AgNO3 (0,1 M) secara perlahan-lahan ke dalam 1
mL larutan NaOH (2 M) catat hasil pengamatan anda.
c. Ulangi kegiatan (a) dan (b) tetapi urutan penambahan antar reaktan
dibalik. Catat hasil pengamatan anda dan beri alasan mengapa
demikian.
VII. Hasil Pengamatan

Ion Logam Pengamatan


Al3+ Al(NO3)3 0,1 M + NaOH 0,5 M → terbentuk
endapan putih, setelah dipusingkan + NaOH 2 M →
endapan larut

Al(NO3)3 0,1 M + NaOH 0,5 M → terbentuk


endapan putih,
setelah dipusingkan +NH3 →endapan sedikit larut

Ni2+ Ni(NO3)2 0,1 M + NaOH 0,5 M → terjadi endapan


berwarna hijau, setelah dipusingkan + NaOH 2 M
→ endapan larut
Ni(NO3)2 0,1 M + NaOH 0,5 M → terjadi endapan
berwarna hijau, setelah dipusingkan + NH3 2 M →
endapan larut
Ag+ AgNO3 0,1 M + NaOH 0,5 M → terjadi endapan
berwarna coklat, setelah dipusingkan + NaOH 2 M
→ endapan tidak larut.
AgNO3 0,1 M + NH3 0,5 M → terjadi endapan
berwarna coklat, setelah dipusingkan + NaOH 2 M
→ endapan larut.
Al(NO3)3 0,1 M + 1 Terbentuk endapan putih yang lama kelamaan larut
mL NaOH 2 M

NaOH 2 M +
Al(NO3)3 0,1 M Terbentuk endapan putih

AgNO3 0,1 M + 1 mL Terbentuk endapan cokelat yang sedikit larut


NaOH 2 M

1 mL NaOH 2 M + Terbentuk endapan cokelat yang lebih banyak.


AgNO3 0,1 M

5. Kation-kation yang membentuk endapan pada penambahan NaOH yaitu


Al3+, Ni2+, dan Ag+.
6. Kation-kation yang membentuk endapan pada penambahan NaOH tetapi
larut dalam NaOH berlebih yaitu Al3+ dan Ni2+
7. Kation-kation yang membentuk endapan pada penambahan NaOH tetapi
larut dalam NH3 berlebih yaitu Al3+ dan Ni2+ .

VIII. Persamaan Reaksi

1. Larutan Al(NO3)3 0,1 M + NaOH 0,5 M + NaOH 2 M + NH3 2M


 Al(NO3)3 aq) + 3 NaOH-(aq) → Al(OH)3(s) + NaNO3(aq)
 Al3+(aq) + 3 OH-(aq) → Al(OH)3(s) ↓
 Al(OH)3 (s) ↓ + OH- → [Al(OH)4]-(aq)
 Al3+(aq) + 3 NH3(aq) + H2O(aq) → Al(OH)3(s) ↓ + 3 NH4+(aq)
2. Larutan Ni(NO3)2 0,1 M + NaOH 0,5 M + NaOH 2 M + NH3 2 M
 Ni(NO3)2(aq) + 2 NaOH(aq) → Ni(OH)2(s) + 2 NaNO3(aq)
 Ni2+(aq) + 2 OH-(aq) → Ni(OH)2(s) ↓
 Ni2+(aq) + 2 NH3(aq) + 2 H2O(aq) → Ni(OH)2(s) ↓ + 2 NH4+(aq)
3. Larutan AgNO3 0,1 M + NaOH 0,5 M + NaOH 2 M + NH3 2M
 2 AgNO3 (aq) + 2 NaOH(aq) → Ag2O(s) + 2 NaNO3(aq0 + H2O(l)
 2 Ag+(aq) + 2 OH-(aq) → Ag2O(s) ↓ + H2O
 Ag2O(s) ↓ + 4 NH3(aq) + H2O(aq) → 2 [Ag(NH3)2]+ + 2 OH-(aq)
4. Larutan Al(NO3)3 0,1 M + NaOH 2 M
 Al(NO3)3(aq) + NaOH(aq) → Al(OH)3 (aq) + NaNO3(aq)
5. Larutan NaOH 2 M + Al(NO3)3 0,1 M
 NaOH(aq) + Al(NO3)3(aq) → Al(OH)3 (s) + NaNO3(aq)
6. Larutan AgNO3 0,1 M + NaOH 2 M
 AgNO3(aq) + NaOH(aq) → AgOH (s) + NaNO3(aq)
7. Larutan NaOH 2 M + AgNO3 0,1 M
NaOH(aq) + AgNO3(aq) → AgOH (aq) + NaNO3(aq)

IX. Pembahasan

Percobaan kali ini mengenai reaksi kualitatif anorganik. Tujuan dari


percobaan ini adalah mempelajari reaksi antara ion logam dengan ion hidroksida
dan larutan amoniak. Percobaan yang dilakukan yakni menambahkan tetes demi
tetes larutan ion hidroksida dengan konsentrasi encer yakni 0,5 M ke dalam
larutan kation nitrat yang telah diketahui konsentrasinya (0,1 M). Setelah larutan
kation nitrat ditetesi larutan ion hidroksida akan terbentuk endapan, pada larutan
Al(NO3)3 terbentuk endapan Al(OH)3 yang berwarna putih. Sedangkan pada
larutan AgNO3 terbentuk endapan Ag2O yang berwarna coklat dan larutan
Ni(NO3)2 terbentuk endapan Ni(OH)2 yang berwarna hijau .
Setelah endapan terbentuk larutan tersebut dibagi menjadi 2 bagian dan
ditempatkan dalam tabung semimikro. Kedua tabung tersebut kemudian
diletakkan dalam sentrifuge dan diputar selama 1 menit. Hal ini dilakukan guna
memisahkan endapan dan filtrat pada larutan tersebut. Setelah itu supernatant
dipindahkan dari tabung semimikro tersebut hingga hanya tersisa endapan pada
tabung semimikro. Pada tabung pertama ditambahkan larutan NaOH 2 M dan
tabung kedua ditambahkan larutan NH3 2 M.
Penambahan larutan NaOH 2 M pada endapan Al(OH)3 menyebabkan
endapan melarut, hal ini terjadi karena terbentuk ion tetrahidroksidasoaluminat
[Al(OH)4]- yang dapat melarut dalam air. Sedangkan penambahan larutan NH3 2
M pada endapan Al(OH)3menyebabkan endapan hanya sedikit melarut. Hal ini
terjadi karena penambahan amonia tidak menyebabkan terbentuknya ion
kompleks yang dapat melarut dalam air sehingga walaupun sedikit melarut tetap
tidak akan melarut dalam NH3 berlebih.
Penambahan larutan NaOH 2 M pada endapan Ag2O menyebabkan
endapan tidak larut karena larutan NaOH berlebihan menyebabkan ion
Ag+ membentuk endapan Ag2O sehingga endapan yang terbentuk tetap atau
dengan kata lain tidak melarut. Sedangkan penambahan larutan NH3 berlebih pada
endapan Ag2O menyebabkan endapan melarut, hal ini terjadi karena terbentuknya
ion kompleks diaminaargentat [Ag(NH3)2] yang dapat melarut dalam air.
Penambahan larutan NaOH 2 M pada endapan Ni(OH)2 menyebabkan
endapan larut karena terbentuknya ion kompleks diaminaargentat [Ni(NH3)2] yang
dapat melarut dalam air. Sedangkan penambahan larutan NH3 berlebih pada
endapan Ag2O menyebabkan endapan melarut, hal ini terjadi karena terbentuknya
ion kompleks diaminanikelat [Ag(NH3)2] yang dapat melarut dalam air.
Pada percobaan terakhir dilakukan pengubahan urutan penambahan
reaktan (dibalik) secara umum pengubahan urutan penambahan reaktan tidak
begitu mempengaruhi hasil reaksi karena zat yang terbentuk sama walaupun
urutan penambahan reaktan dibalik. Perbedaan yang terjadi yakni perbedaan
banyaknya endapan namun hal ini dipengaruhi oleh banyak tetesan, sehingga
endapan yang dihasilkan AgNO3 + NaOH dan Al(NO3)3 + NaOH lebih sedikit
daripada endapan dari NaOH + AgNO3 dan NaOH + Al(NO3)3 .

X. Kesimpulan

1. Aluminium nitrat, nikel nitrat dan perak nitrat bereaksi dengan larutan NaOH
membentuk endapan aluminium hidroksida, nikel hidroksida dan perak
oksida.

2. Endapan aluminium hidroksida larut dalam larutan NaOH berlebih karena


terbentuknya ion tetrahidroksidasoaluminat namun tidak dapat larut dalam
larutan amonia berlebih.

3. Endapan perak oksida tidak dapat larut dalam larutan NaOH berlebih namun
dapat larut dalam larutan amonia berlebih karena terbentuknya ion
diaminaargentat yang dapat larut dalam air.

4. Endapan nikel oksida dapat larut dalam larutan NaOH berlebih dan larutan
amonia berlebih karena terbentuknya ion diaminanikelaat yang dapat larut
dalam air

5. Pengubahan urutan penambahan reaktan tidak mempengaruhi hasil reaksi


karena zat yang terbentuk sama, namun mempengaruhi banyaknya endapan
yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA

Ariningsih, I. 2012. Laporan Kimia Anorganik Reaksi Kualitatif


Anorganik. (Online). http://ismiariningsih.blogspot.com/2012/1/laporan-
kimia-anorganik-reaksi-kualitatif-anorganik.html. (Diakses tanggal 5
Februuari 2019).
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas
Indonesia.

Effendy. 2007. Perspektif Baru Kimia Koordinasi Jilid I. Malang:Bayumedia


Publishing.

Gulo, F dan Desi. 2016. Panduan Praktikum Kimia Anorganik 2. Indralaya:


Universitas Sriwijaya.
Kristian H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai