Anda di halaman 1dari 4

ASEPTIK DAN ANTISEPTIK

Aseptik adl mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan bahan dan alat steril
Antiseptik adl mencegah terjadinya infeksi dgn menghambat atau menghancurkan tumbuhnya
organisme patogen dalam luka
Larutan desinfektan
Tujuan : menyediakan larutan desinfektan yg dapat digunakan scr tepat guna dan aman serta dalam
keadaan siap pakai.
Jenis desinfektan :
Sabun : asepso
Lysol
Kreolin
Savlon
Sublimat
Pk (permanganas kalsikus)
Bethadine
DEKONTAMINASI ALAT
Merupakan langkah pertama yg penting dalam menagani peralatan, perlengkapan, sarung tanagn dan
benda2 lain yg terkontaminasi.
Dekontaminasi membuat benda2 lebih aman untuk ditangani petugas pada saat dilakukan pembersihan.
Lanjutan…..
Cara dekontaminasi dgn cara merendam seluruh bagian benda2 yg terkontaminasi dalam larutan klorin
0,5 % selama 10 menit.
Daya kerja larutan klorin akan cepat menurun shg harus diganti setiap 24 jam atau lebih cepat jika
terlihat telah kotor/keruh
Rumus

Jumlah bagian (JB) air = % konsentrat


% keenceran - 1

Langkah 1 : hitung JB air = 5,0%


0,5% - 1 = 10 – 1 = 9

Langkah 2 : ambil 1 bagian konsentrat dan tambahkan 9 bagian air


PENCUCIAN ALAT
Pencucian yg benar dgn menggunakan sabun dan air juga dapat menghilangkan bahna organik spt
darah dan cairan tubuh.
Gunakan sabun cair, karena sabun ini dapat dengan mudah bercampur dgn air daripada sabun bubuk.
Sesudah dicuci, alat2 hrus dikeringkan, terutama bila akan disterilkan DTT dgn desinfektan kimiawi.
Teknik mencuci alat
Gunakan sarung tangan saat membersihkan instrumen dan peralatan
Gunakan pelindung mata, celemek plastik
Instrumen harus dibersihkan dgn sikat yg lembut
Bilas dgn air bersih hingga sabun atau detergen bersih
Keringkan dgn diangin2kan atau dgn lap bersih
Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada
permukaan kulit dan membran mukosa.[1][2]Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan
disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh,
dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.[2] Hal ini
disebabkan antiseptik lebih aman diaplikasikan pada jaringan hidup, daripada disinfektan.[3]
Penggunaan disinfektan lebih ditujukan pada benda mati, contohnya wastafel atau meja.[3]
Namun, antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat
dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah fenol yang dapat digunakan baik
sebagai antiseptik maupun disinfektan.[4] [3] Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan
ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat penyebaran penyakit.[5]

Larutan antiseptik iodin yang dioleskan ke luka.

Daftar isi

 1 Efektivitas
 2 Jenis-jenis
o 2.1 Hidrogen peroksida
o 2.2 Garam merkuri
o 2.3 Asam Borat
o 2.4 Triclosan
 3 Lihat Pula
 4 Referensi

Efektivitas

Efektivitas antiseptik dalam membunuh mikroorganisme bergantung pada beberapa faktor,


misalnya konsentrasi dan lama paparan.[6] Konsentrasi memengaruhi adsorpsi atau
penyerapan komponen antiseptik.[7] Pada konsentrasi rendah, beberapa antiseptik
menghambat fungsi biokimia membran bakteri, namun tidak akan membunuh bakteri
tersebut.[7] Ketika konsentrasi antiseptik tersebut tinggi, komponen antiseptik akan
berpenetrasi ke dalam sel dan mengganggu fungsi normal seluler secara luas, termasuk
menghambat biosintesis(pembuatan) makromolekul dan persipitasi protein intraseluler dan
asam nukleat (DNA atau RNA}.[7] Lama paparan antiseptik dengan banyaknya kerusakan
pada sel mikroorganisme berbanding lurus.[7]

Jenis-jenis

Mekanisme kerja antiseptik terhadap mikroorganisme berbeda-beda, misalnya saja dengan


mendehidrasi (mengeringkan) bakteri, mengoksidasi sel bakteri, mengkoagulasi
(menggumpalkan) cairan di sekitar bakteri, atau meracuni sel bakteri.[4] Beberapa contoh
antiseptik diantaranya adalah hydrogen peroksida, garam merkuri, boric acid, dan
triclosan.[3][4][7]

Hidrogen peroksida

Hidrogen peroksida (H2O2) adalah agen oksidasi, merupakan antiseptik kuat namun tidak
mengiritasi jaringan hidup.[3][4] Senyawa ini dapat diaplikasikan sebagai antiseptik pada
membrane mukosa.[4] Kelemahan dari zat ini adalah harus selalu dijaga kondisinya karena zat
ini mudah mengalami kerusakan ketika kehilangan oksigen.[4]

Garam merkuri

Senyawa ini adalah antiseptik yang paling kuat. Merkuri klorida (HgCl) dapat digunakan
untuk mencuci tangan dengan perbandingan dalam air 1:1000.[4]. Senyawa ini dapat
membunuh hampir semua jenis bakteri dalam beberapa menit.[4]. Kelemahan dari senyawa ini
adalah berkemungkinan besar mengiritasi jaringan karena daya kerja antimikrobanya yang
sangat kuat.[4].

Asam Borat

Asam Borat merupakan antiseptik lemah, tidak mengiritasi jaringan.[4] Zat ini dapat
digunakan secara optimum saat dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1:20.[4]

Triclosan

struktur kimia triclosan

Triclosan adalah antiseptik yang efektif dan populer, bisa ditemui dalam sabun, obat kumur,
deodoran, dan lain-lain.[7] Triclosan mempunyai daya antimikroba dengan spektrum luas
(dapat melawan berbagai macam bakteri) dan mempunyai sifat toksisitas minim.[7]
Mekanisme kerja triclosan adalah dengan menghambat biosintesis lipid sehingga membran
mikroba kehilangan kekuatan dan fungsinya.

Anda mungkin juga menyukai