Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH IRIGASI DAN BANGUNAN AIR

PERENCANAAN BENDUNG
Dosen Pengampu : Puji Utomo, S.T., M.Eng.

Disusun oleh:
Muhammad Firdaus Willy Pratama 5160811219
Ridwan Abadi Akbar 5160811332

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memperdalam pengetahuan tentang bangunan
air khususnya bendung dan sekaligus sebagai tugas yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa dalam mata kuliah Irigasi dan Bangunan Air. Penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak pihak-pihak yang
membantu, karena itulah ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada :
1. Muhammad Yani Bhayusukma, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Teknik
Sipil, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi Yogyakarta.
2. Danny Setiawan, S.T., M.Eng., selaku Dosen Wali.
3. Puji Utomo, S.T., M.Eng., selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Irigasi dan
Bangunan Air.
4. Teman-teman Program Studi Teknik Sipil dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini yang tidak disebutkan satu per satu.
Di dalam menyusun makalah ini, penyusun menyadari bahwa masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca atau rekan-rekan. Demikian dan atas perhatiannya,
diucapkan terima kasih.

Yogyakarta, November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
2.1 Pengertian Bendung ................................................................................. 4
2.2 Jenis – Jenis Bendung............................................................................... 4
2.3 Dasar Pemilihan Jenis Bendung ............................................................... 6
2.4 Dasar Peletakan Lokasi Bendung ............................................................. 6
2.5 Tahapan Prosedur Perencanaan Bendung ................................................ 9
2.6 Analisis dalam Perencanaan Bendung ................................................... 10
2.7 Permasalahan yang Terjadi pada Bendung ............................................ 11
2.8 Inovasi dalam Perencanaan Bendung ..................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 12
3.2 Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat banyak sungai besar
maupun kecil yang menguasai hampir 80% hajat hidup masyarakat Indonesia,
terutama petani sebagai basis dasar negara Agraris. Kebutuhan akan
ketersediaan air pada suatu daerah sangatlah perlu diperhatikan dikarenakan
air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa dipisahkan
dari kehidupannya. Indonesia merupakan daerah yang memiliki dua musim
yakni musim kemarau dan musim penghujan. Sehingga perlu dikembangkan
potensi - potensi sungai tersebut guna meningkatkan hasil produksi pertanian,
salah satunya dengan membangun bendung.
Kebutuhan akan ketersediaan air pada suatu daerah sangatlah perlu
diperhatikan dikarenakan air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupannya. Sehingga perlu dikembangkan
potensi - potensi sungai guna meningkatkan hasil produksi pertanian, salah
satunya dengan membangun bendung. Bendung sebagai salah satu contoh
bangunan air mencakup hampir keseluruhan aspek bidang ketekniksipilan,
yaitu struktur, air, tanah, geoteknik, dan manajemen konstruksi didalam
perencanaan teknis strukturnya. Untuk mendapatkan struktur bendung yang
tepat perlu dilakukan analisis dan perhitungan yang detail dan menyeluruh, hal
ini dikarenakan adanya hubungan saling ketergantungan dari banyak aspek
dalam pelaksanaannya.
Bendung adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan batu kali,
bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang tentu
saja bangunan ini dapat digunakan pula untuk kepentingan lain selain irigasi,
seperti untuk keperluan air minum, pembangkit listrik atau untuk
penggelontoran suatu kota. Menurut macamnya bendung dibagi dua, yaitu
bendung tetap dan bendung sementara, bendung tetap adalah bangunan yang
sebagian besar konstruksi terdiri dari pintu yang dapat digerakkan untuk
mengatur ketinggian muka air sungai sedangkan bendung tidak tetap adalah

1
bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka air di sungai, sampai
pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan
petak tersier.
Menurut standar tata cara perencanaan umum bendung, yang diartikan
dengan bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang di
bangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan
taraf muka air atau untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air sungai dapat
disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat tertentu yang
membutuhkannya dan atau untuk mengendalikan dasar sungai, debit dan
angkutan sedimen (SK SNI T-02-1990-F).
Bendung sebagai salah satu contoh bangunan air mencakup hampir
keseluruhan aspek bidang ketekniksipilan, yaitu struktur, air, tanah, geoteknik,
dan manajemen konstruksi di dalam perencanaan teknis strukturnya. Untuk
mendapatkan struktur bendung yang tepat perlu dilakukan analisis dan
perhitungan yang detail dan menyeluruh, hal ini dikarenakan adanya
hubungan saling ketergantungan dari banyak aspek dalam pelaksanaannya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang diangkat pada makalah ini yaitu :
1. Definisi Bendung
2. Jenis - Jenis Bendung
3. Dasar Pemilihan Jenis Bendung
4. Dasar Peletakan Lokasi Bendung
5. Tahapan Prosedur Perencanaan Bendung (dalam bentuk flowchart)
6. Analisis apa saja yang dilakukan dalam perencanaan bendung?
7. Permasalahan apa yang sering terjadi pada Bendung?
8. Inovasi apa yang bisa Anda sarankan dalam perencanaan Bendung?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Memberi gambaran tentang bendung serta bagian-bagiannya dan
fungsinya di lapangan.

2
2. Dapat mengetahui jenis – jenis bendung.
3. Menentukan dasar pemilihan jenis bendung.
4. Menentukan dasar peletakan lokasi bendung.
5. Mengetahui tahapan – tahapan prosedur dalam perencanaan bendung.
6. Menganalisis tahapan dalam perencanaan bendung.
7. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi pada bendung di
lapangan.
8. Memberikan inovasi terhadap perencanaan bendung di lapangan.

1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan
akademik (teoritis) untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
bendung secara kompleks seperti jenis-jenis bendung, dasar pemilihan jenis
bendung, dasar peletakannya, tahapan prosedurnya seperti data apa saja yang
diperlukan untuk membuat bendung, analisis apa saja yang diperlukan,
permasalahan apa yang biasanya muncul dalam bendung serta solusinya
dalam memecahkannya, dan inovasi yang diberikan terhadap perencanaan
bendung di lapangan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bendung


Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk
meninggikan muka air sungai agar bisa disadap. Bendung merupakan salah
satu bagian dari bangunan utama. Bangunan Utama adalah bangunan air
(hydraulic structure) yang terdiri dari bagian-bagian: bendung (weir
structure), bangunan pengelak (diversion structure), bangunan pengambilan
(intake structure), bangunan pembilas (flushing structure) dan bangunan
kantong lumpur (sediment trap structure). Fungsi utama dari bangunan
utama/bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air dari sungai yang
dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan
pengambilan (intake structure).
Bendung biasanya dibuat dari pasangan batu kali, bronjong, atau
beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang tentu saja bangunan
ini dapat digunakan pula untuk kepentingan lain selain irigasi, seperti untuk
keperluan air minum, pembangkit listrik atau untuk penggelontoran suatu
kota. Dari segi bendung dibagi dua, yaitu bendung tetap dan bendung
sementara. Bendung tetap adalah bangunan yang sebagian besar konstruksi
terdiri dari pintu yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggian muka air
sungai, sedangkan bendung sementara adalah bangunan yang dipergunakan
untuk meninggikan muka air di sungai sampai pada ketinggian yang
diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier.

2.2 Jenis – Jenis Bendung


Menurut konstruksi dari sebuah bendungan, bendungan dibagi
menjadi 2 macam, yaitu :
a. Bendung tetap (fixed weir, uncontrolled weir)
Bendung tetap adalah jenis bendung yang tinggi
pembendungannya tidak dapat diubah, sehingga muka air di hulu bendung
tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki.

4
Pada bendung tetap, elevasi muka air di hulu bendung berubah
sesuai dengan debit sungai yang sedang melimpas (muka air tidak bisa
diatur naik ataupun turun). Bendung tetap biasanya dibangun pada daerah
hulu sungai. Pada daerah hulu sungai kebanyakan tebing-tebing sungai
relative lebih curam dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir,
maka elevasi muka air di bendung tetap (fixed weir) yang dibangun di
daerah hulu tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang
luas) karena terkurung oleh tebing-tebingya yang curam.

Gambar 1. Bendung Tetap


b. Bendung gerak/bendung berpintu (gated weir, barrage)
Bendung gerak adalah jenis bendung yang tinggi
pembendungannya dapat diubah sesuai dengan yang dikehendaki.
Pada bendung gerak, elevasi muka air di hulu bendung dapat
dikendalikan naik atau turun sesuai yang dikehendaki dengan membuka
atau menutup pintu air (gate). Bendung gerak biasanya dibangun pada
daerah hilir sungai atau muara. Pada daerah hilir sungai atau muara sungai
kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih landai atau datar dari pada
di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air sisi hulu
bendung gerak yang dibangun di daerah hilir bisa diturunkan dengan
membuka pintu-pintu air (gate) sehingga air tidak meluber kemana-mana
(tidak membanjiri daerah yang luas) karena air akan mengalir lewat pintu
yang telah terbuka ke arah hilir (downstream).

5
Gambar 2. Bendung Gerak

2.3 Dasar Pemilihan Jenis Bendung


Pemilihan tipe bendung (bendung tetap ataupun bendung gerak)
didasarkan pada pengaruh air balik akibat pembendungan (back water). Jika
pengaruh air balik akibat pembendungan tersebut berdampak pada daerah
yang luas maka bendung gerak (bendung berpintu) merupakan pilihan yang
tepat.
Jika pengaruh air balik akibat pembendungan tersebut berdampak
pada daerah yang tidak terlalu luas (misal di daerah hulu) maka bendung tetap
merupakan pilihan yang tepat.
Jika sungai mengangkut batu-batuan bongkahan pada saat banjir,
maka peredam energi yang sesuai adalah tipe bak tenggelam. Bagian hulu
muka pelimpah direncanakan mempunyai kemiringan untuk mengantisipasi
agar batu-batu bongkah dapat terangkut lewat di atas pelimpah. Jika sungai
tidak mengangkut batu-batuan bongkahan pada saat banjir, maka peredam
energi yang sesuai adalah tipe kolam olakan (stilling basin).

2.4 Dasar Peletakan Lokasi Bendung


Dalam pemilihan lokasi bendung hendaknya dipilih lokasi yang paling
menguntungkan dari beberapa segi. Misalnya dilihat dari segi perencanaan,
pengamanan bendung, pelaksanaan, pengoperasian, dampak pembangunan,
dan sebagainya. Dari beberapa pengalaman dalam memilih lokasi bendung,
tidak semua persyaratan yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Sehingga lokasi
bendung ditetapkan pada persyaratan yang dominan. Pemilihan lokasi
bendung didasarkan pada beberapa faktor, yaitu :

6
a. Keadaan Topografi
• Dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga
harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diairi;
• Bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka
elevasi mercu bendung dapat ditetapkan;
• Dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi
dapat diseleksi.
b. Keadaan Hidrologi
• Dalam pembuatan bendung, yang patut diperhitungkan juga adalah
faktor – faktor hidrologinya, karena menentukan lebar dan panjang
bendung serta tinggi bendung tergantung pada debit rencana. Faktor –
faktor yang diperhitungkan, yaitu masalah banjir rencana, perhitungan
debit rencana, curah hujan efektif, distribusi curah hujan, unit
hidrograf, dan banjir di site atau bendung.
c. Kondisi Topografi
Dilihat dari lokasi, bendung harus memperhatikan beberapa aspek, yaitu :
• Ketinggian bendung tidak terlalu tinggi; bila bendung dibangun di
palung sungai, maka sebaiknya ketinggian bendung dari dasar sungai
tidak lebih dari tujuh meter, sehingga tidak menyulitkan
pelaksanaannya.
• Trase saluran induk terletak di tempat yang baik; misalnya
penggaliannya tidak terlalu dalam dan tanggul tidak terlalu tinggi –
untuk tidak menyulitkan pelaksanaan, penggalian saluran induk
dibatasi sampai dengan kedalaman delapan meter.
• Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidraulik dan
angkutan sedimen; sehingga aliran ke intake tidak mengalami
gangguan dan angkutan sedimen yang akan masuk ke intake juga
dapat dihindari.
d. Kondisi Hidraulik dan Morfologi
• Pola aliran sungai meliputi kecepatan dan arahnya pada waktu debit
banjir, sedang dan kecil;

7
• Kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir, sedang dan
kecil;
• Tinggi muka air pada debit banjir rencana;
• Potensi dan distribusi angkutan sedimen.
e. Kondisi Tanah Pondasi
• Bendung harus ditempatkan di lokasi dimana tanah fondasinya cukup
baik sehingga bangunan akan stabil. Faktor lain yang harus
dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan dan potensi gerusan
karena arus dan sebagainya.
f. Biaya Pelaksanaan
• Biaya pelaksanaan pembangunan bendung juga menjadi salah satu
faktor penentu pemilihan lokasi pembangunan bendung. Dari
beberapa alternatif lokasi ditinjau pula dari segi biaya yang paling
murah dan pelaksanaan yang tidak terlalu sulit.

8
2.5 Tahapan Prosedur Perencanaan Bendung

Analisis Dan Perencanaan Bendung

Studi Lapang mencakup : Studi Literatur mencakup :

- Pengukuran Debit Sungai - KP-02 Kriteria Perencanaan

- Pengukuran Elevasi Muka Air Bagian Bangunan Utama

- Pengukuran Profil Sungai - KP-06 Kriteria Perencanaan

- Pengambilan Sampel Tanah Bagian Parameter Bangunan

Pengolahan Data

Analisis Debit Rembesan

Analisis Gaya Angkat

Penyusunan Laporan

9
2.6 Analisis dalam Perencanaan Bendung
Analisis yang dilakukan rumit dan banyak data yang haru skita hitung dan
dapatkan sehingg baru bisa membuat bending yang ideal. Data yang
diperlukan antara lain :
Data curah hujan
Penyinaran matahari
Kontur
Data kelembaban udara
Data kecepatan angin
Setelah itu kita menghitung debitnya dan juga saluran yang baik dan ideal
agar pengairan atau proses irigasinya baik setelah itu baru kita bisa
menemukan dimensi bendungan yang ideal untuk dibangun.
Analisis terhadap resiko jika bendungan rusak juga diperlukan, analisis
yang saya tahu analisis SIDCOM yaitu:
STUDY
INVESTIGASI
DESIGN
CONSTRUCTION
OPERATION
MAINTENANCE
➢ Survei dan Investigasi adalah kegiatan pencarian, penyelidikan,
pengukuran, pengumpulan data. Contohnya adalah
1. Survei Topografi : peta topografi
2. Survei Geologi
3. Survei tanah : mekanika tanah
4. Survei hidrologi : curah hujan, debit aliran sungai, temperatur,
penguapan dsb.
5. Survei morfologi sungai
6. Survei Ekologi : kependudukan, ekonomi, industri, flora fauna dll.
7. Rencana peninjauan lapangan & Perencanaan pendahuluan
Setelah itu akan dihasilkan Masterplan tentang bahan apa yang
akan digumakan untuk pembangunan bendungan, agar bendungan
awet,stabil,kuat,dan tidak ada rembesan.
➢ Desain
Perhitungan konstruksi secara detil, lay out, gambar detil,
perhitungan volume pekerjaan, metode pelaksanaan, peralatan, jadwal
pelaksanaan, biaya proyek, dokumen lelang dsb.Pelelangan pemenang
lelang& surat perjanjian pemborongan ditandatangani oleh pemberi tugas
dan kontraktor pelaksana.
➢ Construction
Tahap pelaksanaan konstruksi.contohnya Pekerjaan yang sudah
selesai diserahkan untuk terakhir kali kepada pemberi tugas bersamaan
dengan selesainya masa pemeliharaan.

10
➢ Operation
Yaitu berupa pengperasian bandungan tersebut nantinya
bagaimana,termasuk pengaturan jadwal dan cara pengopersianya harus
tepat guna dan efektif.
➢ Maintenance
Yaitu tahap dalam perawatan dan upaya agar bendungan tetap awet
sehingga bisa digunakan secara berkesinambungan oleh masyarakat
sekitar dan memperhitungkan tingkat resiko yang akan dialami apabila
kemungkinan buruk terjadi,

2.7 Permasalahan yang Terjadi pada Perencanaan Bendung


Permasalahan yang paling umum yaitu Masalah pembebasan lahan
ataupun lahan yang kurang dan pelaksanaan terkadang berbeda dengan
perencanaan dan kita juga tahu bahwa bendungan ini harus dikerjakan secara
teliti dan hati hati karena jika bocor sedikit bisa terjadi masalah pada seluruh
bagian bendungan. Data curah hujan juga sangat sulit didapatkan dan
memerlukan data yang akurat, agar akurat harus ada survey hujan secara
berkala dan data yang diperoleh tidak hanya data hujan satu tahun jika ingin
akurat dalam pengoperasianya nanti.

2.8 Inovasi dalam Perencanaan Bendung

Alat inovatif
DAMSAFE yang terdiri atas integrasi berbagai teknologi, yang telah
dikembangkan dan terbukti di luar negeri.alat ini yang nantinya
memberikan informasi berkualitas tinggi dan andal kepada pengguna atau
operator bendung. Alat yang inovatif ini akan membantu dalam
meramalkan aliran masuk dan keluarnya bendungan, sehingga
meningkatkan kinerja bendungan dan pelepasan air yang lebih terkontrol
di lingkungan. Yang nantinya memungkinkan penilaian terhadap kondisi
bendungan yang menghasilkan optimalisasi Operasi dan Pemeliharaan (O
& M), sementara penilaian yang cepat dan tanggap,akan menurunkan
tingkat risiko,dan meperbaiki keamanan bendungan, dengan adanya alat
DAMSFE ini akan memberikan informasi untuk tanggapan darurat dan
pengurangan risiko bendungan yang lebih baik.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk
meninggikan muka air sungai agar bisa disadap. Bendung merupakan salah
satu bagian dari bangunan utama. Fungsi utama dari bangunan utama/bendung
adalah untuk meninggikan elevasi muka air dari sungai yang dibendung
sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan
pengambilan (intake structure). Bendung terdiri atas dua jenis yaitu, bendung
tetap dan bendung gerak. Bagian – bagian bendung yaitu tubuh bendung, pintu
air, pintu pengambilan, pintu penguras, kolam peredam energi, kantong
lumpur, dan bangunan pelengkap. Dalam penentuan suatu bendung perlu
dilihat pemilihan lokasi bendung yang tepat dan perhitungan yang rinci,agar
rinci dan baik maka harus melakukan analisis SIDCOM.

3.2 Saran
Dalam perencanaan suatu bangunan air seperti bendung, perlu
memperhatikan pemilihan lokasi yang tepat berdasarkan faktor-faktor, seperti
keadaan topografi, keadaan hidrologi, kondisi topografi, kondisi hidraulik dan
morfologi, kondisi tanah serta biaya perencanaan. Selain itu, pemilihan tipe
bendung yang tepat dan perlu memperhatikan stabilitas bendung
tersebut.Untuk masalah lahan kami harap pemerintah bisa menanganinya
karena fungsi bendungan sendiri sangat krusial bagi pengairan masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Erman Mawardi, Drs. Dipl. AIT. dan Moch. Memed, Ir. Dipl. HE. APU. 2010.
Desain Hidraulik Bendung Tetap. Bandung: CV. Alfabeta.
Gupta, 1989. Hydrology and Hydraulic Systems, Prentice Hall, New Jersey.
Soedibyo, 1993. Teknik Bendungan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Sri Harto Br., 1993. Analisis Hidrologi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Dirwan, S.U., 2004, Bangunan Air I, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

13

Anda mungkin juga menyukai