Anda di halaman 1dari 21

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Bp. M


A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : Sudirman
2. Usia KK : 67 th
3. Alamat dan No Telp : Jl. Bougenvile no 23 padang Barat
4. Pekerjaan KK : Tukang becak
5. Pendidikan KK : SD
6. Komposisi Keluarga : Suami - Istri
Hub. Status Imunisasi Ket
No Nama JK Umur Pddk Kerja
dg KK BCG Polio DPT Hepatitis Cmpk
1 Ny. R P Istri 66 th SD Dagang - - - - -

Genogram :
Ket:

Perempuan meninggal dunia


Pasien Laki-laki
Tinggal dalam satu rumah
laki-laki meninggal dunia

7. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Bp. S yaitu keluarga usila yang terdiri dari suami dan istri yang
sudah usia lanjut, sedangkan anak mereka satu-satunya sudah menikah dan
memisahkan diri. Ny. R mengatakan mempunyai masalah dengan tipe keluarga
seperti ini. Yaitu merasa sepi karna hanya tinggal berdua saja.
8. Suku Bangsa
Bp.S dan Ny.R bersuku minang (melayu dan caniago) yaitu berasal dari solok.
Keluarga Bp.S suka menkonsumsi masakan Minang yang bersantan, pedas dan
berminyak. Keluarga Bp.S jarang mengkonsumsi sayur.
9. Agama
Keluarga Bp.S beragama Islam. Dalam hal beribadah tidak setiap anggota
keluarga melaksanakan ibadah secara rutin. Ny.R rutin melaksanakan sholat,
meskipun hanya shalat sendirian di rumah. Menurut Ny.R , Bp.S sangat jarang
melaksanakan sholat. Ny.R sudah mengingatkan Bp.S namun tetap saja
meninggalkan shalatnya. Meskipun tidak semua anggota keluarga taat beribadah,
namun Ny.R mengatakan bahwa tata cara dan norma-norma Islam dalam kehidupan
sehari-hari masih dipegang teguh oleh keluarga tersebut. Keluarga masih mengikuti
aturan, tata cara dan norma-norma Islam seperti dalam mendidik anak-anak, cara
pergaulan, dll.

10.Status sosial ekonomi


Sumber penghasilan keluarga berasal dari penghasilan Bp.S narik becak (sekitar
Rp.20.000,-per hari. Tapi dilakukan hanya 3 x seminggu) dan hasil warung kecil-
kecilan Ny.R yang dibuka di depan rumah (sekitar Rp.25.000,- per hari). Di samping
itu anak dari Bp.S yang bekerja di suatu showroom juga ikut membantu keuangan
orang tuanya. Penghasilan keluarga tidak tetap setiap bulan, kira-kira sekitar Rp.
800.000 – Rp. 1.000.000,- per bulan ditambah kiriman dari anaknya sekitar Rp.
300.000,-. Kebutuhan yang dikeluarkan keluarga antara lain: biaya makan, biaya
bayar air, listrik. Rata-rata pengeluaran perbulan Rp.900.000,-. Keluarga memiliki
tabungan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan status sosial ekonomi keluarga Bp.S
termasuk golongan menengah.

11. Aktivitas rekreasi keluarga


Ny.R menyatakan sangat jarang pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat
rekreasi tertentu, namun dengan menonton TV dan mendengar radio bisa sedikit
mengusir kesepian. Tapi itu sering dilakukan sendiri, karna Bp.S sering
menghabiskan waktunya di pasar.

II. TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Bp. S tinggal hanya berdua saja dengan Ny.R, sedangkan anak mereka satu-
satunya berusia 46 th dan sudah memisahkan diri. Maka dengan demikian keluarga
Bp.M berada pada tahap perkembangan keluarga usia lanjut.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
a. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
Ny.R mengatakan bahwa suaminya mulai bekerja mulai saat subuh Pkl.06.00
WIB pagi dan pulang pkl. 21.00 WIB. Kondisi ini membuat Bp.S lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk bekerja dari pada dirumah dan memperhatikan
keluarga. Sehingga mereka jarang bersama. Lagi pula Ny.R beranggapan kalau sudah
tua tidak perlu berdua-dua an lagi.

14. Riwayat keluarga inti


Bp. S dan Ny.R menikah karena di jodohkan. Mereka menikah 49 th yang lalu.
Ny.R mengatakan bahwa ia merasa bahagia dan tidak pernah merasa menyesal
dengan perkawinannya.
Ny.R mengatakan bahwa ia mempunyai penyakit riwayat penyakit keturunan ,
yaitu hipertensi. Dan pada saat pengkajian didapat tekanan darah Ny.R 185/100
mmHg. Ny.R juga mengeluhkan sering kesemutan dan mengalami reumatik. Ny R
mengatakan pernah melakukan operasi katarak. Pada saat ini Bp.S mengatakan
bahwa ia tidak merasakan keluhan apapun. Bp.S mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit turunan.
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. R menyatakan kedua orang tuanya telah meninggal. Menurut Ny. R
keluarganya memiliki penyakit turunan yaitu penyakit hipertensi. Ayah Ny.R
meninggal karena penyakit hipertensi. Kedua orang tua Bp.S juga telah meninggal,
tidak ada anggota keluarga dan kerabat Bp.S yang menderita penyakit turunan.

III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah .
Rumah milik pribadi. Rumah terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur
sekaligus ruang makan, 1 kamar mandi, dan 1 ruangan sebagai warung. Lantai rumah
terbuat dari semen, tidak licin. Di ruang tamu terdapat 1 set kursi dan meja tamu,
lemari, dan Tv. Ventilasi hanya ada di ruang tamu dan kamar mandi. Jendela yang ada
dikamar jarang dibuka.
Sumber air keluarga berasal dari PDAM. Rumah terletak digang kecil. Limbah
rumah tangga di alirkan ke got di depan rumah. Di dalam Got banyak terdapat
endapan tanah, lumpur dan sampah-sampah, sehingga ketika hujan sering terjadi
banjir. Pekarangan rumahtidak terurus, sampah berserakan.
Saat pengkajian terlihat lantai rumah masih belum disapu. Baju-baju
bertumpuk di atas kasur yang berada di kamar, ada juga yang digantung di dinding.
Lantai kamar mandi licin. Menurut Ny. R, kamar mandi kapan perlu saja. Tingkat
keamanan dalam penggunaan fasilitas yang ada di rumah cukup baik, misalnya tidak
pernah terjadi kebakaran, tidak pernah juga terjadi konsleting listrik.

Teras
Ruang Tamu
Kamar Tidur
Dapur/Ruang makan
Warung
Kamar Mandi

Jendela
Denah Rumah:

17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Penduduk di lingkungan setempat umumnya bersuku Minang. Penduduk
sekitar rata-rata tinggal menetap, sebagian besar di antara mereka bekerja sebagai
wiraswasta, dan pedagang. Jalan yang terdapat di depan rumah adalah jalan kecil.
Kebiasaan masyarakat setempat antara lain; masih sering duduk bersama sambil
ngerumpi dan mencari kutu bersama. Rumah penduduk rata-rata sederhana dan
berukuran kecil. Tingkat kepadatan penduduk sedang, dan tingkat kejahatan minim
sehingga kehidupan penduduk cukup stabil. Di lingkungan tempat tinggal keluarga
terdapat pelayanan kesehatan seperti Puskesmas yang berjarak sekitar 2 km dari
rumah,bidan dan praktek dokter sekitar 1 km dari rumah.

18. Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga hidup menetap dan tidak pernah pindah rumah. Keluarga Bp. S
tinggal di rumah tersebut sejak menikah dengan Ny. R selama 49 tahun, sehingga
sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

19. Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat


Bp. S menyatakan sangat jarang berkumpul dengan masyarakat di sekitar
tempat tinggalnya. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya dipasar. Sedangkan
Ny.R masih sering berkumpul dengan sanak keluarga dan tetangganya. Hubungan
dengan masyarakat setempat cukup baik.
20. Sistim Pendukung keluarga
Keluarga ini hanya terdiri dari Bp.S dan Ny.R saja. Kesehatan Bp.S cukup baik,
walau sesekali terkena demam dan flu ringan. Hanya Ny. M yang mempunyai
masalah kesehatan dengan penyakit DM. Ny.R tidak pernah kontrol kesehatan ke
dokter. Hal ini dilakukan Ny. M karena menurutnya kondisinya saat ini tidak ada
masalah,ia beranggapan ini hal yang wajar dialami oleh lansia seperti dirinya.
Jika salah satu anggota sakit, Ny.R akan membawanya ke Puskesmas. Dukungan dari
masyarakat setempat cukup baik, terlihat dari kesadaran masyarakat untuk
mengunjungi anggota masyarakat lain yang sakit.
Hubungan antara Bp.S dan Ny.R dengan keluarga lain cukup harmonis. Jika
ada anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga lain akan datang mengunjungi.
Keluarga mempunyai Askeskin, namun jarang digunakan.

IV. Struktur keluarga


21. Pola komunikasi keluarga
Ny. R menyatakan komunikasi antara Bp.S dan Ny. R berjalan kadang baik
kadang tidak. Keluarga hanya berkumpul pada jam-jam tertentu saja misalnya pada
saat makan malam. Tapi komunikasi antara Ny.R dan Bp.S cukup terbuka. Jika Ny.R
tidak suka terhadap tindakan Bp.S, maka ia akan langsung mengatakannya atau
menegurnya.
Sehari-harinya, Bp.M dan Ny. M tidur sekamar. Terkadang sebelum tidur
mereka berbincang-bincang dan bercerita.

22. Struktur Kekuatan Keluarga :


a. Dari Segi Finansial:
Ny. R mengatakan bahwa ia membuat anggaran dana untuk kebutuhan keluarga
dan dapat mengatur keuangan keluarga dengan baik. Bp.S mempunyai tabungan
dirumah, dan dipergunakan apabila ada hal-hal mendesak.
b. Dari segi keputusan :
Keputusan dalam keluarga diambil oleh KK.

23. Struktur Peran


Bp.S berperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah untuk keluarga.
Ny. R berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus kebutuhan keluarga
termasuk kebutuhan rumah tangga. Namun ia juga membantu Bp.S mencari nafkah,
yaitu dengan membuka warung kecil-kecilan didepan rumahnya.

24. Nilai dan Norma Keluarga :


Keluarga juga mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan
tempat tinggal, sehingga keluarga mempunyai hubungan yang baik dengan anggota
masyarakat yang lain.

V. Fungsi Keluarga
25. Fungsi afektif
Ny.R mengatakan ia bahagia dengan keadaannya sekarang karena meskipun
hanya berdagang, ia dan suami masih mampu memenuhi kebutuhan mereka. Bahkan
juga bisa menguliahkan anak mereka.Namun Keluarga memiliki gambaran diri yang
kurang baik,terlihat dari hubungan keluarga yang kurang akrab, karna Bp.S sibuk dan
banyak menghabiskan waktunya dipasar.

26. Fungsi sosialisasi


Orang tua membesarkan anaknya didasarkan pada nilai-nilai agama dan
budaya yang berasal dari Ny.R dan Bp.S. Dalam memberikan pola pengasuhan
terhadap anak, Ny. R memberikan nasehat kepada anaknya agar selalu menjalani
kehidupan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Itu merupakan bekal dalam
mengarungi kehidupan yang selalu ia tanamkan kepada anaknya.
27. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Bp.S, sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan
seluruh aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, flu, dan
sakit kepala. Sedangkan sakit adalah suatu keadaan di mana seluruh kegiatan tidak
dapat dilaksanakan atau seluruh aktivitas sehari-hari tidak dapat dilakukan dengan
baik.
Ditinjau dari tugas kesehatan keluarga :
Masalah DM
Ny. R mengatakan ia belum pernah periksa kadar gula darah ke rumah sakit
secara langsung,jadi ia belum tau secara pasti mengenai penyakit DM tersebut dari
petugas kesehatan. Ny.R merasakan gejala seperti sulit berjalan, kesemutan, sering
sakit kepala, penglihatan kabur, jantung sering berdebar. Namun itu disikapi sebagai
hal yang wajar dialami oleh lansia, jadi hanya diobati sebisanya saja seperti dengan
pengobatan tradisional. Keluarga jarang melakukan kunjungan ke pelayanan
kesehatan karna proses nya sangat rumit dan pernah mengalami hal yang tidak
mengenakkan di rumah sakit, yaitu diabaikan. Jadi mereka malas berobat.

28. Fungsi Reproduksi


Keluarga Bp. S mempunyai 3 orang anak, mereka mendapatkan anak
pertamanya setelah 1 tahun menikah. Namun anak pertama meninggal dunia pada
usia 1 minggu, 1 tahun kemudian lahir anak kedua, juga meninggal dunia. 1
kemudian lahir anak ke-3. Setelah anak ke-3 klien menggunakan alat kontrasepsi
implant.

29. Fungsi Ekonomi


Keluarga mampu memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, walaupun
pekerjaan Bp. S hanya sebagai tukang becak. Pendapatan keluarga jarang sekali
dibelikan ke perabotan rumah dan barang-barang rumah tangga lainnya. Karna
mereka berusaha keras untuk menmbiayai kuliah anak satu-satunya yg mereka punya.
Jika penghasilan perbulan berlebih dari pengeluaran, biasanya Ny.R menabungkan
uang tersebut.

VI. Stres dan Koping Keluarga


30. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor jangka pendek yang dialami keluarga adalah masalah lingkungan,
letak selokan/got yang berada didepan rumah sering menimbulkan bau yang tidak
sedap. Sementara stressor jangka panjang adalah keluhan penyakit yang dialami
akibat gejala penyakit DM pada Ny. R. Ditambah dengan rasa kesepian akibat
menjalani usia senja hanya berdua saja

31. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stressor


Stressor jangka pendek: Keluarga Bp. S hanya dapat berusaha untuk menjaga
kebersihan lingkungan
Stressor jangka panjang: Keluarga berusaha mengupayakan pengobatan untuk Ny.
R dengan pengobatan tradisional. Keluarga berusaha mengunjungi anak nya setiap
bulan, terkadang anak mereka yg diajak mengunjunginya.

32. Strategi koping yang digunakan


Dalam menghadapi masalah adalah keluarga bersikap terbuka dengan
langsung melontarkan perasaan yang dialami oleh masing-masing anggota keluarga.
Dalam menyelesaikan masalah selalu didiskusikan meskipun akhirnya kepala
kelaurga yang mengambil keputusan akhir.

33. Strategi adaptasi Disfungsional


Jika dalam keluarga terjadi pertengkaran, maka masing-masing akan
introspeksi diri, meskipun sebelumnya antar anggota keluarga terjadi perang mulut,
namun tidak pernah menyakiti secara fisik. Selain itu keluarga tidak pernah
mengalami berduka disfungsional, jika salah satu anggota keluarga atau kerabat ada
yang meninggal, keluarga tabah menerimanya

VII. Harapan Keluarga


Ny. R menyatakan ia berharap anaknya bisa mencapai status ekonomi yang lebih
baik daripada kedua orang tuanya. Dan mau sering mengunjungi mereka.
Ny. R berharap keluhan-keluhan penyakit yang di rasakannya juga bisa segera
sembuh, berharap mendapatkan pengobatan gratis yang tidak harus melalui
prosedur panjang.

VIII. Pemeriksaan Fisik


Aspek yang dinilai Nama klien
Bp S (67) Ny R (66)
Keadaaan umum Kondisi badan cukup bersihKondisi badan kurang bersih,
dan rapi, bergerakkesulitan bergerak, tanda distress
tanpakesulitan,tanda-tanda seperti meringis (+),
meringis tidak ada BB: 80 kg,
BB: 60 kg, TB: 160cm TB: 157cm
Tanda-tanda vital TD : 130/100 mmHg, NadiTD: 185/100 mmHg, Nadi 60
72 x/mnt, x/mnt,
suhu 36,7ºC, suhu 36,9ºC, Pernafasan 24x/mnt
Pernafasan 22x/mnt Warna kulit gelap kulit, ada
Kulit Warna kulit gelap, tidak adabercak-bercak, kulit kering dan
bercak-bercak, kulit keringhangat, turgor kulit buruk,
hangat, lesi(-),lesi (+), edema(+)
edeme(-),agak keriput Distribusi merata, beruban,
Rambut Distribusi merata, teksturtekstur agak kasar dan kering,
halus,kering, beruban, kulitkulit kepala tidak ada yang
kepala tidak ada yangmengelupas, ketombe(+)
mengelupas, ada bagian
yang berketombe Tekstur halus, warna dasar kuku
Kuku Tekstur halus, warnadasarmerah jambu, lesi (+),path jari
kuku merah jambu,tengah kanan dengan p:3 mm
sianosis(-), pucat(-), kapilersudah terbentuk jaringan sikatrik,
refill < 3 dtk, lesi disekitarkap.refill <3 dtk, sianosis (-),
kuku (-), kuku tidak terawatpucat (-), kuku kurang terawat
dengan baik dengan baik

Analisis data
No DATA MASALAH DIAGNOSA
1. DO: Resiko infeksi pada Ny. R keluargaResiko infeksi pada
1. TD: 185/100 mmHg, Bp. S Ny. R keluarga Bp. S
2. Nadi 60 x/mnt, b.d kurangnya
3. suhu 36,9ºC, pengetahuan keluarga
4. Pernafasan 24x/mnt merawat anggota
5. BB: 80 kg, keluarga dengan
6. TB: 157cm masalah diabetes
7. Kondisi badan militus/ penyakit gula
kurang bersih,
8. kesulitan bergerak,
9. Terlihat borok di
kaki Ny.R
10. Kaki terlihat sembab
(udem)

DS :
Bp.S mengatakan tidak
pernah memeriksakan kadar
gula darah Ny.R ke
pelayanan kesehatan, jadi
tidak tau pasti tentang DM
Ny.R mengatakan bahwa
mengalami luka Lama
Sembuh
Ny R menyatakan sering
cepat lelah jika beraktivitas
lama
Ny.R mengatakan tidak
pernah melakukan olahraga
khusus, dan juga mengatur
pola makan untuk lansia
dengan DM.
FORMAT CATATAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Hari/tgl dan
Implementasi Evaluasi
Ke.... waktu
1. Rabu / 081. Mengkaji pengetahuan keluargaS: Bp.S menyebutkan
juni 2011 tentang pengertian diabetes pengertian,
militus/ penyakit gula penyebap,tanda dan
2. Memberi reinforcement positif gejala, serta akibat
atas jawaban keluarga lanjut atau komplikasi
3. Mendiskusikan pengertian diabetes militus/
diabetes militus / penyakit gula penyakit gula dengan
dengan keluarga bahasanya sendiri
4. Memberi kesempatan keluarga O: Bp.S terlihat antusias
bertanya seputar DM menjawab dan bertanya
5. Menjawab pertanyaan keluarga seputar pengertian,
6. Mengkaji pengetahuan keluarga penyebap,tanda dan
ttg penyebab diabetes militus/ gejala, serta akibat
penyakit gula pada lansia lanjut atau komplikasi
7. Memberi reionforcement positif DM yang dialami
atas jawaban keluarga Ny.R
8. Mendiskusikan penyebabA: intervensi kunjungan
diabetes militus/ penyakit gula pertama pada keluarga
pada lansia Bp.S berhasil.
9. Memberi kesempatan keluarga P: Lanjut pada intervensi
bertanya tentang DM pada berikutnya,Yaitu
lansia Mengkaji pengetahuan
10. Menjawab pertanyaan keluarga keluarga,serta
11. Mendiskusikan tanda dan gejala mendiskusikan tentang
diabetes militus/ penyakit gula diet dan olah raga bagi
pada lansia dengan keluarga diabetes militus/
12. Memberi kesempatan keluarga penyakit gula
Jum’at / 10 untuk bertanya
juni 2011 13. Menjawab pertanyaan keluarga S: Bp.S menyebutkan 5
1. Memotivasi keluarga untuk jenis makanan, 3
mengulang kembali prinsip olahraga dan
2. Memberi reinforcement positif manfaat olahraga yang
atas usaha keluarga dianjurkan bagi
3. Mengkaji pengetahuan keluarga penderita DM/penyakit
tentang akibat lanjut diabetes gula dengan bahasa
militus/ penyakit gula sendiri.dan ia
4. Memberi reinforcement positif mengatakan akan
atas jawaban keluarga menerapkan hal
5. Mendiskusikan akibat lanjut tersebut untuk Ny.R
diabetes militus/ penyakit gulaO: Bp.S terlihat senang
dengan keluarga dengan informasi yang
6. Memberi kesempatan keluarga diberikan,
bertanya A: intervensi pada
7. Menjawab pertanyaan keluarga kunjungan ke-2
8. Meminta keluarga berhasil, walau ada
menyebutkan kembali beberapa penjelasan
9. Memberi reinforcement positif yang belum dikuasai
atas jawaban keluarga sepenuh nya.
10. Mengkaji pengetahuanP: jelaskan kembali hal-
keluarga tentang diet bagi hal yang belum
diabetes militus/ penyakit gula dimengerti dan lanjut
11. Memberi reinforcement positif pada intervensi
atas jawaban keluarga berikutnya.
1. Mendiskusikan tentang diet
penderita diabetes militus/
penyakit gula dengan keluarga
2. Memberi kesempatan keluarga
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
keluarga
4. Memotivasi keluarga
mengulang lagi
5. Memberi reinforcement positif
Minggu / 12 atas usaha keluarga
juni 2011 6. Mengevaluasi pada kunjungan
yang tidak direncanakan.
S: Bp.S menyebutkan
1. Mengkaji pengetahuan kembali cara
keluarga tentang prinsip memodifikasi
olahraga bagi diabetes militus/ lingkungan bagi
penyakit gula penderita diebetes
2. Memberi reinforcement positif militus, dan ia
atas jawaban keluarga mengatakan akan
3. Mendiskusikan tentang prinsip menerapkan hal
olahraga penderita diabetes tersebut.Bp S juga
militus/ penyakit gula dengan mengatakan akan
keluarga membawa Ny R ke
4. Memberi kesempatan keluarga pelayanan kesehatan
bertanya untuk mendapat
5. Menjawab pertanyaan pengobatan lebih
keluarga lanjut.
6. Memotivasi keluargaO: keluarga terlihat
mengulang lagi senang dengan
7. Memberi reinforcement positif penjelasan yang
atas usaha keluarga diberikan
8. Mengkaji pengetahuanA: intervensi pada
keluarga tentang manfaat kunjungan ke-3
olahraga bagi diabetes militus/ berhasil
penyakit gula.
9. Memberi reinforcement positif P: Pada kunjungan yg
atas jawaban keluarga tidak direncanakan
10. Mendiskusikan tentang keluarga telah
manfaat olahraga penderita melakukan 3 dari 4 cara
diabetes militus/ penyakit gula memodifikasi
dengan keluarga lingkungan serta
11. Memberi kesempatan keluarga keluarga mampu
bertanya menunjukkan kartu
12. Menjawab pertanyaan berobat atau obat-
keluarga. obatan yang yang
13. Memotivasi keluarga diresepkan dari fasilitas
mengulang lagi kesehatan
14. Memberi reinforcement positif
atas usaha keluarga
15. Menjelaskan kepada keluarga
tentang cara memodifikasi
lingkungan bagi penderita
diabetes militus/ penyakit gula
16. Memberikan kesempatan
keluarga untuk
mengekspresikan perasaannya
dan memberikan pertanyaan
17. Menjawab pertanyaan
keluarga
18. Memotivasi keluarga untuk
mengulang
19. Memberi reinforcement positif
atas usaha keluarga
20. Memotivasi keluarga untuk
menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari
21. Mengkaji pengetahuan
keluarga tentang fasilitas
pelayanan kesehatan yang bisa
digunakan
22. Memberi reinforcement positif
atas kemampuan keluarga
23. Memberikan informasi tentang
fasilitas yankes apa saja yang
bisa digunakan keluarga
24. Memberitahukan manfaat yang
bisa didapatkan keluarga dari
fasilitas yankes tersebut
25. Memotivasi keluarga untuk
mengulang
26. Memberikan reinforcement
atas usaha keluarga
27. Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya
28. Menjawab pertanyaan
keluarga
29. Mendorong keluarga
untukmengunjungi fasilitas
yankes
BAB IV

Analisa perbedaan dan persamaan askep lansia di komunitas dengan askep


KMB

1.Perbedaan
Askep lansia di komunitas dengan askep KMB
a.Komponen-komponen yang ada pada askep lansia di komunitas
1. Tipe keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
3. Fungsi keluarga
4. Struktur kekuatan keluarga
5. Harapan keluarg
6. Kebutuhan rekreasi keluarga
7. Komposisi keluarga
8. Intervensi keperawatan pada askep lansia di komunitas lebih banyak
memberikan penyuluhan baik pada pasien dan keluarganya sedangkan
pada askep KMB lebih berfokus pada penangan individu.

2.Persamaan
1.Sama-sama memiliki genogram
2.Sama-sama memiliki komponen Pengkajian,Diagnosa
keperawatan,Intervensi Keperawatan,Implementasi Keperawatan.dan Evaluasi
Keperawatan.
3. Sama-sama memiliki pola fungsional
4.Sama-sama memiliki Analisa data
5.Sama-sama memiliki pemeriksaan fisik
6.Sama-sama memiliki pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa.
DAFTAR PUSTAKA
As’adi, Muhammad, 2007, Serba serbi gagal ginjal. Jakarta : PT Gramedia
Depkes RI. 2007. Data Prevalensi Penyakit CKD.
Dinkes Jateng. 2008. Data Prevalensi Penyakit CKD.
Huda, Amin & kusuma Hardi 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc, Yogyakarta,
Mediacton Jogja
Ledak, Adrianus. 2015. Gagal Ginjal Kronik. (online).
(https://www.academia.edu/6150034/Gagal_Ginjal_Kronik). Diakses
tanggal 30 juni 2016.
Mubarak & Chayaning, 2008, Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia,
Jakarta :EGC
Wilkinson M, Judith, dan Ahern R, Nancy. 2009. Buku saku diagnosa
keperawatan. (Edisi 9). Jakarta : EGC.
http://www.infokedokteran.com/info-obat/diagnosis-dan-penatalaksanaan-
padagagal-ginjal-kronik.html dilihat tanggal 22 januari 2016

Anda mungkin juga menyukai