Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.

2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

TINJAUAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS CEDERA


DAN PENYEBAB LUAR CEDERA (EXTERNAL CAUSES)
PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT ISLAM
“SITI HAJAR” MATARAM

Ikhwan1, Syamsuriansyah2, Muhammad Makmur Purna Irawan3


1, 2, 3.
Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Medica Farma Husada Mataram
Email: sam_bptk@yahoo.com

Abstract
The research objective was to determine the accuracy of the diagnosis code and cause injury beyond the injury
inpatients based on ICD-10. This type of research is descriptive with the approach of retrospective study was

with non-random techniques sampling.Pengumpulan data by observation. Data were analyzed descriptively. Hasill
research shows that 3 code inaccurate and accurate code 47 and 41 external cause code is not written and 9 injuries

and exit summary form patients consisted of error election Block, Sub-digit blocks and errors on the 4th and 5th.

Keywords: accuracy code, Injury, external causes

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ketepatan kode diagnosis cedera dan penyebab luar cedera pasien rawat
inap berdasarkan ICD-10.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan dengan pendekatan retrospektifPenelitian
dilakukan di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram pada Juni 2014. Besar sampel 50 berkas rekam medis
yang diambil dengan teknik non random sampling.Pengumpulan data dengan cara observasi. Data dianalisis
secara deskriptif.Hasill penelitian menunjukkan bahwa 3 kode tidak akurat dan 47 kode akurat Dan 41 kode
penyebab luar cedera tidak ditulis dan 9 diagnosis cedera pada berkas rekam medis tidak ditulis penyebab
luarnya. Ketidaktepatan kode diagnosis cedera pada formulir ringkasan masuk dan keluar pasien terdiri dari
kesalahan pemilihan Blok, Sub blok dan kesalahan pada digit ke-4 dan ke-5.

Kata Kunci: ketepatan kode, Cedera, penyebab luar

PENDAHULUAN Petugas koding harus mampu menentukan kode


ICD-10 (
Tujuan rekam medis adalah untuk menunjang
Diseases Related Health Problems Tenth Revision)
tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya
diagnosis utama pasien dan kode penyebab luar
peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
(external causes) yang tercatat dalam dokumen
Tanpa dukungan suatu sistem pengelolaan rekam
rekam medis pasien secara tepat.Diagnosis utama
medis yang baik dan benar, maka tertib administrasi
adalah jenis penyakit utama yang diderita pasien
di Rumah Sakit tidak akan berhasil sebagaimana yang
setelah dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam.
diharapkan (Rustiyanto, 2011)
Diagnosis utama dilihat pada formulir ringkasan
Agar tercapainya tertib administrasi dibutuhkan masuk dan keluar, sedangkan penyebab luar (external
tenaga medis yang mampu memberikan informasi causes) dapat dilihat dilembar anamnase atau
secara tepat dan lengakap mengenai diagnosa utama diformulir khusus pasien gawat darurat (emergency)
serta penyebab luar penyakit pasien (exsternal cause) (Budi, 2011).
yang ditulis secara jelas didalam berkas rekam medis
Hasil koding selanjutnya akan digunakan sebagai
(Riyadina dan Subik, 2007).
acuan petugas rekam medis untuk mengelompokkan

52 52
Ikhwan, Syamsuriansyah Muhammad Makmur, dan Purna Irawan. Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis ....

diagnosis pasien tersebut dalam kartu indeks 3 Patah tulang 22 0 22 17 - -


penyakit. Kartu indeks penyakit inilah yang akan (Fracture)
digunakan untuk menghitung berbagai angka statistik 4 Terpisah dari 8 2 6 5 - -
Lokasinya
Rumah Sakit atau menelusuri data dan informasi (Dislokasi)
tentang diagnosis tertentu untuk berbagai keperluan. 5 Cedera Organ 15 0 15 15 - -
Apabila dalam mengode diagnosis tidak tepat maka Bagian
Dalam
dalam pembuatan laporan morbiditas, mortalitas (Internal
serta penghitungan berbagai angka statistik Rumah Injury)
Sakit akan salah atau tidak tepat. Tujuan penelitian Jumlah 50 3 47 41 - -
adalah untuk mengetahui ketepatan kode dan faktor Keterangan:
T: Tepat TT: Tidak Tepat
pada diagnosis cedera dan penyebab luar cedera
(external cause) pada pasien rawat inap.
Kode diagnosis cedera permukaan (Superficial
Injury)tidak adayang tepat, kesalahan ada pada
kategori Blok dan diagnosis sekunder tidak di kode
METODE
sebanyak 1 kasus dan 1 kode digit ke-4 (Tabel 2).
Rancangan penelitian adalah deskriptif dengan
1. Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis Cedera
pendekatan retrospektif (Dharma, 2011: 72), di
a. Tipe Cedera Permukaan (Superficial
Rumah Islam “Siti Hajar” Mataram.Rumah Sakit
Injury)
Islam “Siti Hajar” Mataram pada Juni 2014.Teknik
non random sampling yang digunakan adalah Tabel 2. Ketepatan Kode Diagnosis Cedera
purposive sampling dengan sampel berjumlah 50 Kode Diagnosis Ktptn
berkas rekam medis.Pengumpulan data dengan Diagnosis Ko Kete-
No
metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Cedera RM&K Sesuai T TT rangan
ICD
Pengolahan dan analisa data dengan Pengumpulan
1 Hematoma 1 T14 T14.0 - 1 Kesalahan
(Collecting ), Tabulasi pada digit
(Tabulating) dan narasi, serta dianalisis secara ke-4
deskriptif. 2 Combustion 1 T30 T00.8 - 1 Kategori
tingkat II T23.2 kesalahan
tangan atas T21.2 pada
9% badan Blok dan
HASIL 18% + dada diagnosis
sekunder
Jumlah kode diagnosis cedera yang tepat 3 kode tidak di
kode
dan yang tidak tepat 47 kode dari 50 kode diagnosis
Jumlah 2 - 2
cedera sedangkan jumlah penyebab luar cedera dari Keterangan:
50 diagnosis cedera adalah 41, artinya tidak semua T: Tepat TT: Tidak Tepat
diagnosis cedera ditulis atau dilengkapi dengan
informasi penyebab luar cedera (external cause).Dari Kode diagnosis cedera luka terbuka (open
41 jumlah penyebab luar ini tidak dikode sehingga wound) yang tepat 1 kode sedangkan yang
tidak tepat 2 kode yaitu kesalahan ada pada
kategori blok sebanyak 2 kode dan tidak
Tabel 1. Ketepatan Kode Diagnosis Cedera dan memberi kode diagnosis sekunder (Tabel 3).
Penyebab Luar Cedera Secara Umum
b. Tipe Cedera Open Wound (luka terbuka)
Kode Diagno- Kode Penyebab
sis Cedera Luar
Tabel 3. Ketepatan Kode Diagnosis
No No Diagnosis Kode Diagnosis K t p t n K e t e -
Tipe Cedera T TT T TT
bab Luar Cedera Ko rangan
1 Cedera 2 - 2 1 - - K RM&S Sesuai T TT
permukaan ICD
1 Luka robek pada 1 S32.8 S01.9 - 1 Kategori
injury) kepala, vulnus kesalahan
2 Luka Terbuka 3 1 2 3 - - laceration pada
(Open Blok
Wound)

53
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

Lanjutan tabel 3 11 1 S42.3 1


2 L u k a b a c o k 1 T14.6 S61.9 - 1 Kategori S42.3.0
pada telapak S41.0 kesalahan
tan gan, luk a pada
tusuk pada bahu Blok dan
diagnosis
sekunder sekunder
3 L u k a r o b e k 1 S91.1 S91.1 1 - Sesuai 12 2 S02.70 2
pada jari kaki aturan
ICD-10
Jumlah 3 1 2
13 1 S02.80 1
Keterangan:
T: Tepat TT: Tidak Tepat

Dari 22 jumlah kasus cedera patah tulang sekunder


14 1 1
(fracture)tidak adayang tepat, kesalahan
ada pada kategori blok sebanyak 3 kode,
Kesalahan pada digit ke-4 dan digit ke-5 1 1
sebanyak 4 kode dan kesalahan digit ke-5
kelima 15 kode serta diagnosis sekunder tidak kiri
dikode (Tabel 4).
16 1 S92.9 S92.90 1

c. Tipe Cedera Patah Tulang (Fracture)


Tabel 4. Ketepatan Kode Diagnosis 17 1 S32.8 S32.80 1

Diagnosis
No 18 1 S62.3 S62.60 1
Cedera RM&S T TT rangan
ICD
1 3 S82.2 S82.20 3
19 1 T02.9 T02.90 1

2 1 S82.2 S42.00 1
22 22
Keterangan:
3 1 S12.9 S42.00 1 T: Tepat TT: Tidak Tepat

4 1 S72.9 S72.90 1 Kode diagnosis cedera kasus dislokasi yang


tepat 2 kode sedangkan yang tidak tepat 5 kode
1
kesalahan ada pada kategori blok sebanyak lima
/ 1 S72.9 S72.90 1
kode, 1 kode kesalahan pada digit ke-4 dan
kesalahan pada Sub blok 1 kode (Tabel 5).
6 1 S72.4 S72.40 1
d. Tipe Cedera Dislokasi
7 1 S42.2 S42.20 1 Tabel 5. Ketepatan Kode Diagnosis
Ktptan
K KodeDiagnosis
Diagnosis Ko
8 1 S42.3 S42.30 1 No Keterangan
Cedera RM&S Sesuai T TT
ICD
1 D is lo k a si 1 S82.2 S73.0 - 1 Kategori
9 1 S42.3 S42.30 1 panggul kesalahan
pada Blok
2 D is lo k a si 1 T14.3 S73.0 - 1 Kategori
10 1 S42 S42.20 1 panggul kesalahan
pada Blok
3 D is lo k a si 1 T14.3 T14.3 1 - Sesuai aturan
joint ICD-10
4 D is lo k a si 1 S53.4 S53.1 - 1 Kesalahan pa-
elbow da digit ke-4

54
Ikhwan, Syamsuriansyah Muhammad Makmur, dan Purna Irawan. Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis ....

Lanjutan Tabel 5 tidak dikode dan 9 diagnosis cedera yang tidak


5 D is lo k a si 1 T14 S53.1 - 1 Kategori ditulis penyebab luarnya sehingga peneliti
elbow kesalahan
pada Blok
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
6 D is lo k a si 1 S43.0 S53.1 - 1 Kategori
e lb o w, kesalahan petugas rekam medis bahwa kasus cedera
k a p u t pada Blok tidak ditulis penyebab luarnya pada lembar
humerus
nyeri pada
anamnesa ataupun lembar instalasi gawat
sendi darurat karena faktor individu tenaga medis,
7 D is lo k a si 1 S92.1 S93.0 - 1 Kesalahan sedangkan tidak diberi kode pada penyebab luar
t a l u s , pada Sub blok karena pengetahuan petugas terbatas di dalam
dislokasi
ankle
8 D is lo k a si 1 S73.0 S73.0 1 - Sesuai aturan Jumlah petugas rekam medis hanya dibebankan
femur ICD-10
Jumlah 8 2 6
kepada dua orang yang seharusnya dikerjakan
oleh empat orang dan sebelumnya tidak ada
Keterangan:
T: Tepat TT: Tidak Tepat SIR on line sehingga petugas koding lalai
dan tidak memprioritaskan kode penyebab
Kode diagnosis cedera organ bagian dalam luar tapi sekarang dengan adanya SIR on line,
(internal injury)tidak adayang tepat, kesalahan petugas merasa dituntut atau diingatkan betapa
ada pada digit ke-4 dan ke-5 sebanyak 8 kode.
kesalahan ada padaSub blok dengan diagnosis tepat sebagai laporan morbiditas dan mortalitas
sekunder tidak dikode 1 kasus, Digit ke-4 dan ke-5
serta penghitungan berbagai angka statistik
dengan diagnosis sekunder tidak dikode 1 kasus
Rumah Sakit.
dan 5 kode kesalahan ada pada Sub kategori digit
ke-5 (Tabel 6).
PEMBAHASAN
e. Tipe Cedera Internal Injury
1. Tinjauan Ketepatan Kode ICD-10 Diagnosis
Tabel 6. Ketepatan Kode Diagnosis Cedera Pasien
Ktptn
Kode Diagnosis
Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kode
Diagnosis Ko diagnosis cedera yang tepat sebanyak 3 kode,
No Keterangan
Cedera RM &S Sesuai T TT
ICD
sedangkan kode diagnosis cedera yang tidak
1 C K R 5 S06.0 S06.00 - 5 Kesalahan
tepat sebanyak47 kode dari 50 kode diagnosis
(Cedera tidak menam- cedera yang terdapat pada formulirringkasan
K e p a l a bahkan digit
Ringan) ke-5
dari yang terbanyak sampai yang terkecil dari
2 CKR 8 S06 S06.00 - 8 Kesalahan
pada digit ke-4 50 kode diagnosis cedera dapat diurutkan yaitu;
dan ke-5 kesalahan pemilihan Blok sebanyak 16 kasus,
3 CKS + fr. 1 S06 S06.20 - 1 Kesalahan digit ke-4 dan ke-5 terdapat 15 kasus, digit
Femur S72.90 pada d igit
ke-4 dan ke-5 ke-5 ada 15 kasus dan kesalahan penetapan
+ d i a g n o sis pemilihan Sub blok 2 kasus.
sekunder tidak
di kode a. Patah Tulang (Fracture)
4 CKR + fr. 1 S02.4 S06.00 - 1 S alah pada Dari 22 jumlah kasus cedera patah tulang
Orbita S02.90 S u b b lo k + (fracture) tidak ada yang tepat.
diagnosis
sekunder tidak
1) Kesalahan dalam penetapan kode Blok
dikode sebanyak 3 kode
Jumlah 15 0 15 a) Diagnosis utama pada ringkasan
Keterangan: masuk dan keluar : fr. Clavicula
T: Tepat TT: Tidak Tepat dengan kode S12.9
b) Kode sesuai aturan ICD-10 :fr.
2. Kode tidak tepat Penyebab Luar Cedera Clavicula ada pada Blok dan
Dari 50 sampel dokumen rekam medis pasien
rawat inap terdapat 41 penyebab luar cedera

55
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

a) Diagnosis utama pada ringkasan


atau patah tulang bagian leher sedan- masuk dan keluar : fr. Froksimal
gkan diagnosis kasus ini dikelompok- humerus dextra dengan kodeS42
b) Kode sesuai aturan ICD-10 untuk
fraktur atau patah tulang pada bahu fr. Froksimal humerus dextra :
dan lengan atas, dengan kode Sub blok S42.00
atau Subdivisi S42.0 dan jenis fraktur
yaitu tertutup sehingga kode akhir ‘.0’ Digit ke-4 untuk Sub blok S42 yaitu
adalah S42.00 ‘.0’- ‘.9’ kecuali ‘.5,.6’ fungsinya un-
2) Kesalahan ada pada digit ke-5 seban- tuk mendapatkan kode fraktur yang
yak 15 kode salah satunya yaitu:
a) Diagnosis utama pada ringkasan lengan atas (fracture pf shoulder
masuk dan keluar : fr. Distal and upper arm). Sedangkan digit
femur dengan kode S72.0 ke-5 fungsinya untuk mendapatkan
b) Kode sesuai aturan ICD-10 untuk penjelasan tentang jenis fraktur tertu-
fr. Distal femur adalah S72.00 tup atau terbuka.(lihat catatan kasus
Digit ke-5 atau karakter tambahan a2).
pada kode diagnosis fraktur untuk 4) Kesalahan karena diagnosis sekunder
menjelaskan jenis fraktur tertutup atau tidak dikode sebanyak 2 kasus, salah
terbuka apabila kasus fraktur tidak satunya yaitu:
dijelaskan tertutup atau terbuka maka a) Diagnosis utama pada ringkasan
Masuk & keluar : fr.alveolus + fr.
Word Health Organization Geneva Colles dengan kode S92.5
volume I, (2004 :867)menyatakan b) Kode sesuai aturan ICD-10 untuk
“the following subdivisions are pro- fr.alveolus + fr. Colles adalah
vided for optional use in a supple- S02.80 + S52.50
mentary character position where it
is not possible or not desired to use Word Health Organization volume II,
multiple coding to identify fracture (2004:129)menyatakan yang artinya
and open wound; afracture not indi- “Kalau terdapat cedera ganda atau
multipel dan tidak ada yang di pilih
sebagai “kondisi utama”(KU), maka
as close”.
kodelah mereka pada kategori yang
0 closed
tersedia untuk cedera ganda yang:
1 open 1. Sejenis, di derah tubuh yang
Artinya “Subdivisi berikut (‘.0’ untuk sama: biasa karakter keempat ’.7’
fraktur tertutup dan ‘.1’ untuk fraktur pada S0-S99
terbuka) disediakan untuk karakter 2. Tidak sejenis, tapi di daerah tubuh
tambahan, kalau penggunaan kode yang sama: biasanya karakter
ganda fraktur dan luka terbuka tidak keempat ‘.7’ pada katagri terakhir
diinginkan.Fraktur yang tidak jelas setiap blok, seperti S09, S19, S29
- dan seterusnya
kasi sebagai tertutup”.
3. Sejenis, pada daerah tubuh yang
Berdasarkan catatan Sub blok ini maka berbeda: pada T00-T05
untuk kode diagnosis fraktur ini dit-
a. Unt uk c e de ra in te rna l
ambahkan .’0’ pada digit ke-5 sehigga
dengan cedera permukaan
kode yang tepat adalah S72.00.
dan/ atau luka terbuka saja,
3) Kesalahan didigit ke-4 dan ke-5 se- pilih cedera internal sebagai
banyak 4 kode salah satunya ‘KU’.
b. Unuk fraktur tengkorak dan
tulang muka dengan cedera
intrakranium, kode cedera
intrakranium sebagai ‘KU’.

56
Ikhwan, Syamsuriansyah Muhammad Makmur, dan Purna Irawan. Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis ....

c. Untuk perdarahan tingkat II tangan atas 9 % badan


intrakranium dengan 18 % + dada dengan T30
cedera lain dikepala, kode b) Kode sesuai aturan ICD-10
perdarahan intrakranium Combustion tingkat II tangan
sebagai ‘KU’. atas 9 % badan 18 % + dada ada di
d. Untuk fraktur dengan luka Sub blok T00.8 sedangkan kode
terbuka hanya dilokasi yang sekundernya T23.2 Combustion
sama, kode fraktur sebagai tingkat II tangan atas (burn
‘KU’. of second degree of wrist and
Jika digunakan kategori cedera ganda hand) T21.2 Combustion tingkat
atau multipel, kode masing-masing II badan 18 % + dada (burn of
cedera bisa dipakai untuk kode tamba- second degree of trunk)
han. Pada kasus pengecualian di atas, -
di samping kode KU, cedera terkait kasi luka bakar dan korosi bagian

tambahan atau dengan angka yang


disediakan untuk tujuan ini spesifik maka kode yang sesuai
aturan ICD-10 adalah harus dikode
Berdasarkan catatan tersebut karena
berdasarkan situs atau luka bakar
kasus ini jenis cederanya sama yaitu
bagian tubuh masing-masing sebagai
sama-sama fraktur akan tetapi diba-
kode sekunder sedangkan untuk
gian anggota tubuh yang berbeda
kondisi utamanya memakai kode
maka harus dikode masing-masing.
multipel yaitu: T00.8. (lihat catatan
5) Kesalahan pada digit ke-4 dan digit kasus a4)
ke-5
2) Kesalahan ada pada digit ke-4 karena
a) Diagnosis utama pada ringkasan tidak ditulis
Masuk & keluar : fr. Dento
a) Diagnosis utama pada ringkasan
alveolus, rahang atas dengan
masuk dan keluar :hematoma.
kode S02.5
dengan kode T14
b) Kode sesuai aturan ICD-10 untuk
b) Kode sesuai aturan ICD-10
fr. alveolus danrahang atasadalah
untuk hematoma.adalah T14.0
S09.70 sebagai kode diagnosis
utama sedangkan kode diagnosis
sekunder atau tambahannya
adalah kedua kode diagnosis -
fraktur yaitu: kan. Sedangkan diagnosis hematoma
-
1. fr. Alveolus dengan kode
mukaan Maka
ICD;10 S02.80 dan
kode digit ke-4 dari T14 ini adalah
2. fr, rahang atas dengan kode ‘.0’ yang dipilih dari digit Ke-4 yang
ICD-10 S02.40. tersedia (‘.0’- ‘.9’sehingga kode
Jadi kalau terdapat cedera ahirnya adalah T14.0 (WHO, 2004).
sejenis, di daerah tubuh
yang sa ma ma ka kode
diagnosisnya dijadikan satu, c. Luka terbuka (open wound)
biasa karakter keempat ’.7’ Kode diagnosis cedera luka terbuka (open
pada S0-S99 (WHO, 2004). wound) yang tepat satu kode sedangkan
b. Cedera permukaan yang tidak tepat dua kode.
Kode diagnosis cedera permukaan
tidak adayang tepat 1) Kesalahan dalam penetapan Blok
1) Kesalahan pada kode blok yaitu kode a) Diagnosis utama pada ringkasan
T30 masuk dan keluar : luka robek
a) Diagnosis utama pada ringkasan pada kepala, vulnus laceration
Masuk & keluar: Combustion dengan kode S32.8

57
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

b) Kode sesuai aturan ICD-10 Word Health Organization Geneva,


luka robek pada kepala, vulnus 2004 volume 1 hal .870 :menyatakan
laceration (Open wound of head, “the following subdivisions are pro-
) ada pada kode vided for optional use in a supplemen-
Blok S01.9 tary character position where it is not
possible or not desired to use multiple
yaitu patah tulang (fracture) dibagian coding to identify intracranial injury
spinal lumbar dan pelvis sedangkan and opend wound:
0 without open intracranial wound
robek pada kepala (laceration) yang 1 with open intracranial wound
tidak jelas sehingga kode Blok dan
Artinya “subdivisi berikut disediakan
digit ke-4 yang sesuai dengan ICD-10
untuk karakter tambahan kalau peng-
adalah S01.9.
gunaan kode ganda tidak diinginkan
2) Kesalahan tidak menulis kode diagno- untuk identifikasi cedera dan luka
sis sekunder terbuka intrakranium” Maksud dari
a) Diagnosis utama pada ringkasan catatan sub blok ini adalah koder
masuk dan keluar : luka tusuk disarankan untuk mengikutsertakan
pada bahu dan luka bacok pada karakter tambahan (supplementary
telapak tangan dengan kode T14.6 character) yaitu angka ‘.0’ tanpa luka
b) Kode sesuai aturan ICD-10 luka terbuka intrakranium dan angka ‘.1’
tusuk pada bahu dan luka bacok dengan luka terbuka intrakranium.
pada telapak tangan (open wound Maka kode yang sesuai dengan aturan
of wrist and hand + open wound ICD -10 adalah S06.00.
of shoulder) dengan kode S61.9 + 2) kesalahan didigit ke-4 dan ke-5 seban-
S41.0 yak tujuh kode
injury of mus- a) Diagnosis utama pada ringkasan
cles and tendon yang tidak ditentukan masuk dan keluar : CKR (Cedera
Kepala Ringan) dengan kode
bagian tubuh sudah ditentukan.Kode S06
S61.9 bagian luka terbuka pergelangan b) Kode sesuai aturan ICD-10
tangan dan tangan yang tidak dijelas- Cedera Kepala Ringan/CKR
kan dan kode S41.0 bagian luka terbuka (concussion, commotion cerebri)
bahu. adalah S06.00
Digit ke-4 untuk Sub blok S06. yaitu
Pada kasus ini terdapat dua diagnosis
‘.0’- ‘.9’ fungsinya untuk mendapat-
cedera di bagian tubuh yang berbeda
kan kode jenis cedera yang lebih
dengan jenis cedera yang sama yaitu
spesifik pada bagian dalam kepala
luka tusuk, maka masing-masing di-
(berdasarkan tingkat keparahan).
agnosis harus dikode (WHO, 2004).
Sedangkan digit ke-5 yaitu fungsinya
untuk mendapatkan penjelasan ten-
d. tang jenis cedera bagian dalam kepala
Kode diagnosis cedera organ bagian dalam luka terbuka atau tidak.
(internal injury)tidak adayang tepat 3) Kesalahan milihan sub blok dan diag-
nosis sekunder tidak dikode
1) Kesalahan di Sub kategori digit ke-5 a) Diagnosis utama pada ringkasan
yaitu; masuk dan keluar: CKR (Cedera
a) Diagnosis utama pada ringkasan Kepala Ringan) + fracture orbita
masuk dan keluar : CKR (Cedera dengan kode S02.4
Kepala Ringan) dengan kode b) Kode sesuai aturan ICD-10
S06.0 CKR/Cedera Kepala Ringan
b) Kode sesuai aturan ICD-10 Cedera (concussion, commotion cerebri)
Kepala Ringan/CKR (concussion, + fracture orbita adalah S09.7
commotion cerebri)adalah S06.00

58
Ikhwan, Syamsuriansyah Muhammad Makmur, dan Purna Irawan. Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis ....

sebagai kondisi utama dan kode e. Dislokasi


diagnosis sekunder: S06.00 + Kode diagnosis cedera kasus dislokasi yang
S02.80 tepat 2 kode sedangkan yang tidak tepat 6
Kode Sub blok S02.4 klasifikasi kode, pemberian kode tidaktepat ada pada:
fraktur tulang-tulang rahang bawah
(fracture of malar and maxillary 1) Kesalahan kode blok sebanyak lima
bones) sedangkan diagnosis CKR kode
adalah cedera intrakranial berada di a) Diagnosis utama pada ringkasan
Sub blok S06 dan fr. Orbit berada di masuk dan keluar : dislokasi
dengan kode S63
karena terdapat cedera yang berbeda b) Kode sesuai aturan ICD-10
tapi berada dilokasi yang sama maka dislokasi ada di Blok T14.3
maka digit ke-4 atau karakter keem-
Kode Sub blok S63 dislokasi, terkilir
patnnya .7 pada ahir kategori blok:
sendi dan ligament pada pergelangan
S09, S19, S09 dan seterusnya maka
kode ahirnya adalah S09.7 dan yang tangan dan tangan sedangkan kasus ini
menjadi kondisi utamanya adalah dislokasi yang tidak dijelaskan maka
berada di Sub blok T14 sehingga kode
cedera intrakranial bukan fraktur.(lihat
yang tepat sesuai ICD-10 adalah T14.3
catatan kasus a4)
4) Kesalahan didigit ke-4 dan ke-5 den- 2) Kesalahan didigit ke-4
gan diagnosis sekunder tidak dikode a) Diagnosis utama pada ringkasan
dapat diuraikan sebagai berikut; masuk dan keluar : dislokasi
a) Diagnosis utama pada ringkasan elbow dengan kode S53.4
masuk dan keluar : CKS (Cedera b) Kode sesuai aturan ICD-10
Kepala sedang) + fr. Femur dislokasi elbow adalah S53.1
dengan kode S06 Kode S53.4 sprain and strain of elbow
b) Kode sesuai aturan ICD-10 CKS artinya siku terkilir sedangkan dislo-
+ fr. Femur adalah S06.20 + kasi elbow kodenya S53.1.
S72.90 3) Kesalahan pada Sub blok yaitu kode
Kode S06 cedera intrakranial yang S92.1
beum jelas karena digit ke-4 dan ke-5 a) Diagnosis utama pada ringkasan
belum terisi sedangkan diagnosis CKS masuk dan keluar : dislokasi
(Cedera Kepala sedang) berada di Sub talus,dislokasi ankle dengan kode
blok dan spesifikasinya S06.20 dan fr. S92.1
Femur ataupatah tulang pada pinggul b) Kode sesuai aturan ICD-10
dikelompokkan pada Sub blok S72 bagian dislokasi talus,dislokasi ankle
fraktur femur tidak ditentukan dan jenis ada pada Su blok S93.0
frakturnya tidak disebutkan tertutup atau Kode S92.1 klasifikasi patah tu-
terbuka sehingga kode ahir adalah S72.90 lang (fracture) pada talus sedangkan
sedangkan yang menjadi kondisi utamnya pada kasus dislokasi ada diSub blok
adalah kode CKS S06.20. (lihat catatan S93khususnya dislokasi talus, dislo-
kasus a4) kasi ankle maka digit ke-4 adalah ‘.0’
sehingga kode akhir adalah S93.0.
Pada kasus cedera ini salah karena digit pada kasus ini terdapat dua jenis
Ke-4 tidak ditulis dengan kode yang cedera yang sama dan di anggota ba-
sediakan yaitu ‘.0’ - 9.Fungsi digit ke-4 gian tubuh yang sama maka kode satu
pada kasus cedera ini untuk mengetahui saja yang mewakili keduanya (WHO,
jenis cedera (tingkat keparahan) bagian 2004).

digit ke-5 fungsinya untuk mengetahui


bagian dalam kepala disertai luka terbuka
atau tidak (WHO, 2004).

59
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol. 4 No.2 Oktober 2016
ISSN: 2337-6007 (online); 2337-585X (Printed)

2. Kode Tidak Tepat Berdasarkan ICD-10 pada SIMPULAN


Penyebab Luar Cedera Pasien
Pengisian kode pada diagnosis cedera dan penyebab
Kode penyebab luar cedera dapat
luar cedera (external causes) berdasarkan ICD-
10 pada pasien masih terdapat kesalahan dalam
tidak tepat.Kode tepat adalah penetapan kode
penulisan kode. Faktor penyebab tidak tepat proses
penyebab luar yang sesuai ICD-10 berdasarkan
diagnosis diformulirringkasan masuk dan
minim kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
keluar.Sedangkan kode tidak tepat adalah
dengan bidang keilmuan adalah rekam medis dan
penetapan kode diagnosis tidak sesuai dengan
informasi kesehatan.
aturan pengodean ICD-10.
Word Health Organization volume 1 (2004)
menyatakan yang artinya “Kode dari Bab ini DAFTAR PUSTAKA
digunakan untuk tambahan pada kode dari bab
lain yang menunjukan bentuk kondisi, yang Budi, S.C. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam
Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergi Media.
keracunan dan konsekuensi tertentu tertentu lain
penyebab luar S00 – T98). Penyebab kematian Keputusan Menteri Kesehatan RI. 2007. Buku
sebaiknya dikode menurut Bab XIX dan XX, Panduan Pene ntuan Kode Penye bab
Kematianm Menurut ICD-10. Jakarta:
tapi kalau hanya satu kode yang ditabulasikan
Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan
maka kode dari Bab XX yang diutamakan.
Kesehatan.
Kondisi lain yang dapat dinyatakan sebagai
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 377/
I – XVIII. Untuk kondisi ini, kode dari Bab XX Menkes/III/2007.Tentang Standar Profesi
hanya digunakan untuk informasi tambahan Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan.
pada analisis kondisi ganda” (WHO, 2004). Jakarta: Menkes.
Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kode Peraturan Menteri Kesehatan RI. 2008. Nomor.269/
penyebab luar cedera pasien rawat inap dari Menkes/Per/III/2008. Tentang Rekam Medis.
50 sampel dokumen rekam medis terdapat Jakarta: Menkes.
41 penyebab luar cedera tidak dikode
dan 9 diagnosis cedera yang tidak ditulis Riyadina, W. dan Subik, I.P. 2007.
penyebab luarnya sehingga peneliti tidak dapat Cedera Pada Korban Kecelakaan Sepeda
Motor Di Instalasi Gawat darurat RSUP
Fatmawati 2007. Jurnal Universa Medicina,
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
26(2): 64-72.
petugas rekam medis bahwa kasus cedera tidak
ditulis penyebab luarnya pada lembar anamnesa Rustiyanto,E. 2011.Etika Profesi Perekam Medis
ataupun lembar instalasi gawat darurat karena dan Informasi Kesehatan. Yogyakarta: Graha
faktor individu tenaga medis.Sedangkan tidak Ilmu.
diberi kode pada penyebab luar cedera karena;
petugas yang melakukan kodefikasi bukan Silaen, S. dan Widiyono.2013. Metodelogi Penelitian
Sosial Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis.
lulusan perekam medis, jumlah petugas rekam
Jakarta: IN MEDIA.
medis hanya dibebankan kepada 2 orang
yang seharusnya dikerjakan oleh 4 orang dan World Health Organization. 2004. International
sebelumnya tidak ada (Sistem Informasi Rumah
Sakit) SIR on line sehingga petugas koding Health Problems Tenth Revision, Violume I,II
lalai dan tidak memprioritaskan kode penyebab dan III. Geneva: WHO.
luar tapi sekarang dengan adanya SIR on line,
petugas merasa dituntut atau diingatkan betapa

tepat sebagai laporan morbiditas dan mortalitas


serta penghitungan berbagai angka statistik
Rumah Sakit.

60

Anda mungkin juga menyukai